Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEARIFAN LOKAL LAMPUNG PESISIR DENGAN BUGIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. IRVAH ZUHRIAH (1713031034)


2. OKA SURYANI (1713031050)
3. KRISTIANI NATALI DALIMA (1713031006)
4. DINDA NOVITA SARI (1713031020)
5. YUNI SUPREHATIN (1713031044)
6. LISMERTA (1753031008)
7. ROFI RIAN SAPUTRA (1753031006)
8. IQBAL AKBAR (1753031010)

PRODI : PENDIDIKAN EKONOMI

MATA KULIAH : PENDIDIKAN ETIKA DAN


KEARIFAN LOKAL

DOSEN : Dr. Erlina Rufaidah S.E., M.Si

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah yang berjudul “ dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.                                                                                      

Bandar Lampung, 24 Oktober 2017

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan Makalah
1.4 Metode Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKU LAMPUNG


PESISIR
2.1.1 Kehidupan Masyarakat Lampung Pesisir
Masyarakat pesisir identik dengan profesi nelayan, akan tetapi tidak semua
masyarakat pesisir bekerja sebagai nelayan. Salah satunya masyarakat yang ada di
Teluk Betung Bandar Lampung, mereka tidak hanya menggeluti profesi nelayan
akan tetapi mereka juga menggeluti profesi lain untuk menyambung hidup,
diantaranya sebagai pembuat kapal untuk nelayan. Pembuatan untuk satu unit
kapal, dilakukan oleh empat orang pekerja, dan memakan waktu kurang lebih
selama dua bulan. Proses yang dilakukan sebenarnya begitu rumit dan sangat
menguras energi. Terkadang para pembuat kapal ini megeluh karena mereka tidak
memiliki keahlian untuk melaut, mereka sudah terbiasa membuat kapal sedari
kecil. Orang tua mereka telah mengajak mereka ikut terjun langsung dalam
pembuatan kapal yang akhirnya menjadi pekerjaan turun temurun.

Masyarakat pesisir masih memegang teguh budaya gotong royong, hal


tersebut terlihat ketika mereka saling bekerja sama dalam beberapa kegiatan,
seperti dalam hal proses penjemuran ikan teri. Para warga saling tolong menolong
dalam berbagai kegiatan yang menunjang kehidupan keluarga mereka. Sore hari
terlihat beberapa warga yang sedang bercengkrama menikmati indahnya petang.
Saat ini warga pesisir, dikit demi sedikit sudah mulai ada peningkatan taraf hidup
yang lebih baik. Dahulu warga untuk mendapatkan air bersih guna konsumsi
sangat sulit, tapi saat ini sudah mulai ada perhatian dari pemerintah, sehingga
warga sudah dapat menikmati air bersih dengan mudah.  Masyarakat pesisir di
Teluk Betung mengharapkan kontribusi para mahasiswa pada khususnya untuk
menerapkan ilmu yang telah didapatkan di Universitas agar dapat diaplikasikan
pada pemukiman warga pesisir. Warga sangat welcome apabila ada mahasiswa
yang ingin melakukan program kerja organisasi atau pun program kerja dari
kampus asalkan demi kebaikan warga pesisir.
2.2 KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKU BATAK

Batak adalah suku yang terdapat di Sumatra Utara, mereka memiliki


budaya yang sangat kuat dan mempunyai persatuan yang kokoh. Dimana orang
batak berada di seluruh Indonesia dia akan membentuk persatuan dan rasa
solidaritas mereka yang sangat tinggi. Mereka seperti itu karena dari para leluhur
dan nenek moyang mereka mengajarkan seperti itu dari dulu hingga sekarang.
Orang batak juga mempunyai harga diri yang sangat tinggi mereka tidak akan
pernah mau mengemis untuk meminta atau menginginkan sesuatu.

            Dalam artikel yang kami buat ini akan kami uraikan mengenai beberapa
kearifan yang ada di budaya lokal orang batak, terutama batak yang ada di
masyrakat batak toba, karena masyrakat batak asli adalah batak yang berasal dari
daerah danau toba di pulau samosir.

 Yang pertama kami akan menjelaskan tentang kearifan batak toba. Suku
batak toba menyusun system kekerabatan tidak hanya berdasarkan
hubungan darah saja, namun juga berdasar pada kasih kaming terhadap
sesame makhluk hidup dan lingkungan yang mereka tempatin dari dulu
sampai sekarang adat ini masi di budidayakan agar sampai sekarang untuk
terus menyambung tali silahturami sesama masyrakat. Makna dari
kekerabatan ini untuk memperkuat persatuan di dalam lingkungan suku
batak agar bisa saling bantu membantu  untuk membangun diri agar lebih
maju dalam hal per ekonomian maupun tradisi dan untuk mengharumkan
nama kampung mereka. Kearifan batak toba ini sudah sangat lama di
budidayakan oleh para leluhur mereka sampai saat ini orang batak sangat
solid dalam pertemanan dimana pun dia berada pasti mereka saling bantu
membantu

 Yang kedua kami akan menjelaskan tentang tradisi di dalam suku batak
yang kearifan nya masi  tersosialisasi sampai saat ini contoh nya yaitu :

Budaya hagabon artinya ungkapan yang berarti banyak keturunan dan panjang
umur. Ungkapan tradisional batak ini di kenal dan di ucapkan pada pengantin
dengan harapan mereka banyak di karunia anak ritual ini di lakukan sebelum
seorang pasangan mengucapkan janji di depan penghulu atau pendeta ritual ini di
lakukan dengan memtong satu hewan kerbau atau babi. Tapi kaming nya tradisi
ini sudah mulai hilang tidak sebanyak zaman dulu pada saat zaman purba atau
zaman nenek moyang mereka.

Selain itu ada lagi tradisi untuk menegakan hukum adat di kampung atau
daerah toba itu nama nya adalah Patik Dohot Ukum sampai sekarang masi di
sosialisasikan oleh orang batak dalam menegakan kebenaran yang berlaku dalam
adat batak itu sendiri, terutama hokum yang mengatur hak asasi manusia di daerah
sana masi menggunakan patik dohot ukum dan patik dohot ukum selalu di tanam
kan oleh keturunan keturunan masyrakat batak oleh karena itu banyak masyrakat
batak yang menjadi pengacara sukses.

Selain tradisi budaya hagabon ada juga tradisi Sari matua yaitu seseorang
yang meninggal dunia apakah suami atau istri yang sudah bercucu baik dari anak
laki-laki atau pun perempuan, tetapi masih ada di antara anak anak- anak nya yang
belum kawin. Dari defenisi berikut, seseorng tidak bias di alihkan status nya dari
sari martua k saur martua (orang yang sudah meninggal). Dalam contoh praktek
nya, ketika hasahuton “marpangidon (bermohon) kepada dongan sahuta, tulang,
hula dan semua yang hadir pada acara ria raja atau pangarapotan, agar yang
meninggal sari matua itu di tolopi atau di setujui menjadi saur matua. Jadi kepada
anak masyrakat di suku batak yang belum menikah tetapi dari segi usia sudah
sepantas nya menikah apa lagi anak di suku batak yang sudah bekerja  mereka lah
yang membelanjai orang tua kami yang tengah berbaring dirumah duka atau yang
sudah meninggal untuk acara adat pelepasan dari sari matua mnjadi saur martua
dan anak suku batak yang membiyai itu semua berharp dengan acara adat ini
mereka secepat nya menemukan jodoh yang dalam bahasa batak nya asa najonok.
Tapi pengertia sari martua di zamansekarang sudah di plesetkan di zaman dulu
pengertia adat sari martua adaah orang tua yang meninggal sebelum selesai tugas
nya menikahi anak anak mereka. Makna dari saur martua sendiri di kalangan suku
batak toba agar anak yang belum menikah tetap sudah di tinggal dunia oleh kedu
orang tua nya segera menikan untuk mempunya keturunan dari orang tua mereka
tersebut agar bias menurunkan nama marga di belakang nama mereka.

 Yang ketiga kami akan membahas tentang tarian tor tor yang termasuk
kearifan seni suku batak :

Sejarah tarian tortor adalah tarian yang jenis nya termasuk tarian purba yang
berasal dari mandailing, berasal di pulau sumtra utara yang meliputi tapanuli
utara, Humbang hasundutan, toba samosir, dan pulau samosir.Tarian ini juga
termasuk kearifan yang ada di masyrakat batak toba karena peninggalan dari para
leluhur di jaman dulu dan mempunyai makna yang sangat kental dalam kehidupan
masyrakat.Kata “tor-tor” berasal dari suara entekan kaki penari di atas papan
rumah adat batak dan penari bergerak dengan iringan gondang yang berirama
mengentak.Tarian tortor adalah tarian seremonial yang di sajikan dengan musik
gondang.Secara fisik tarian tortor termasuk tarian yang unik karena menggerakan
tangan keatas kebawah namun dari gerakan-gerakan nya tarian tortor menunjukan
tarian tortor tersebut adalah media komunikasi di zaman dulu untuk
menyampaikan pesan pesan kepada masyrakat dalam upacara upacara adat di
daerah batak toba, dimana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antara
partisipasi setiap pengikut upacara.

Tarian tortor juga di iramai dengan music gondang ibarat sebuah pasangan
yang tak dapat di pisahkan alat music gondang berasal dari kabupaten mandailing
Natal sejak ratusan tahun silam, sebelum agama masuk ke mandailing. Pada
zaman dulu music gondang hanya di pertunjukan kepada kalangan istana, setelah
kemerdekaan baru lah music gondang di padukan dengan tarian tortor dan di
pertunjukan ke masyrakat, musik gondang Sembilan dimainkan oleh Sembilan
orang. Alat musik yang di mainkan terdiri atas Sembilan gondang, seruling, tiga
eneng eneng dua gong sepasang sakaming, dan sebuah mong-mongan.Tujuan
tarian tor-tor itu sendiri untuk upacara kematian, panen di lading, dan
penyembuhan. Makna tarian ini adalah untuk membantu masyrakat dalam
membantu dengan hal yang sedikit magic karena tarian asli tor tor yang di toba
sana menurut ahli sejarah ada acara ritusl yang berhubngsn dengan roh. Dan
sekarang tarian tor tor sudah terkenal di asia dan menjadi tarian tradisional suku
batak di tanah karo pulau Sumatra Utara.

2.3 MASYARAKAT LAMPUNG PESISIR DAN


MASYARAKAT BATAK
Masyarakat suku Lampung dan Suku Batak yang berdiam di Provinsi
Lampung tidak pernah mengalami konflik antar suku ataupun perorangan, dengan
berpegang teguh pada kearifan lokal masing-masing suku dan saling menghargai
dalam kehidupan bermasyarakat maka keduanya dapat hidup dengan saling
berdampingan tanpa konflik,

2.3.1 Kaitan Antara Suku Lampung Dan Suku Batak


Meski mitologi masyarakat Lampung tidak menyebut Batak, justru
mitologi Batak menyebut salah satu garis keturunan mereka melakukan migrasi ke
Lampung. Isneini (Lampost, 23 Desember 2007) menulis bahwa masyarakat
Batak terdiri dari Raja Batak yang bernama Toba, dengan dua adik bernama
Lapung yang bermigrasi ke Lampung dan Sumatera Selatan dan Boni (Bone)
yang bermigrasi ke Sulawesi Selatan.
Dalam buku Sejarah Daerah Lampung (1977), disebutkan bahwa orang
Lampung adalah keturunan Ompu Silamponge (Silamponga) yang melakukan
migrasi dari Tanah Batak setelah terjadinya gunung meletus yang mengakibatkan
terbentuknya Danau Toba. Ompu Silamponge beserta rombongan berlayar dan
terdampar di Pantai Krui. Mereka kemudian mendaki Gunung Pesagi, sebagian
rombongan menuju Rejang Lebong dan Komering, sebagian lagi menetap di
Sekala Brak. Asal kata Lampung diduga berasal dari nama Ompu Silamponge.
Dugaan keterkaitan antara Batak dengan Lampung dapat dilacak dari beberapa
kesamaan bentuk Aksara Batak dengan Aksara Lampung serta kesamaan sejumlah
kata dalam Bahasa Batak dan Bahasa lampung. Meskipun kesamaan ini dapat
diartikan bukan saling memengaruhi, tapi karena sama-sama berasal dari sumber
aksara dan bahasa yang sama dan kemudian berkembang di wilayah masing-
masing.

2.3.2 Warga Batak Perkuat Kebhinekaan Lampung

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyatakan, masyarakat Batak yang


berdomisili di Lampung ikut memperkuat kebinekaan menjadi kekuatan.
Lampung merupakan Indonesia mini karena memiliki hampir seluruh kebudayaan
Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Ridho pada Pagelaran Seni Budaya Batak di


Gedung Olahraga (GOR) Saburai, Bandar Lampung, kemarin. “Hanya ada dua
pilihan, apakah kita akan tercerai berai, atau akan membawa kesatuan dalam
membangun bangsa dan membangun Provinsi Lampung,” kata dia dalam surat
elektronik yang diterima Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyatakan,
masyarakat Batak yang berdomisili di Lampung ikut memperkuat kebinekaan
menjadi kekuatan. Lampung merupakan Indonesia mini karena memiliki hampir
seluruh kebudayaan Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Ridho pada Pagelaran Seni Budaya Batak di


Gedung Olahraga (GOR) Saburai, Bandar Lampung, kemarin. “Hanya ada dua
pilihan, apakah kita akan tercerai berai, atau akan membawa kesatuan dalam
membangun bangsa dan membangun Provinsi Lampung,” kata dia dalam surat
elektronik yang diterima duajurai.co, malam tadi.

Pada acara yang digelar Kerukunan Masyarakat Batak (Kerabat) Lampung


itu, Ridho mendapat Ulos sebagai bentuk kekerabatan warga Batak dengan
gubernur. Ridho mengapresisasi pelestarian kebudayaan Indonesia, salah satunya
kepada Kerabat Lampung. “Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa yang
menonjol dalam mendukung pembangunan di Indonesia, termasuk Lampung,”
ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kerabat Lampung Donald Harris Sihotang


mengatakan, Ridho konsisten membina keberagaman dan kedamaian suku budaya
Indonesia di Provinsi Lampung, khususnya masyarakat Batak. “Hampir seluruh
suku budaya Indonesia mampu bertahan dan bersinergi dengan masyarakat
Lampung. Ini merupakan hasil konsisten gubernur Lampung dalam merawat dan
membina keberagaman suku budaya di Lampung,” kata dia.

Selain Ridho, acara tersebut juga dihadiri Sultan Skala Brak Edward Syah
Pernong, Forkopimda Provinsi Lampung, dan Bupati Pesawaran Dendi
Ramadhona. Kemudian, Wakil Bupati Tanggamus Samsul Hadi, dan Bupati
Lampung Timur Chusnunia Chalim.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai