Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Program
Pangan dan Gizi
oleh
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga proposal penelitan ini dapat diselesaikan, Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli 2020 ini ialah “Tingkat
Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight pada Dewasa di Bandung”. Terima
kasih penyusun ucapkan kepada Bapak Dr. Judiono, MPS selaku dosen mata
kuliah yang bersangkutan, yang telah membimbing penyusun dalam pembuatan
proposal penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga kami sampaikan kepada ayah,
ibu, serta seluruh keluarga, atas segala do’a dan kasih sayangnya. Semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan gaya hidup di zaman modern ini sangat dipengaruhi oleh
teknologi, karena kegiatan sehari – hari sangat dimudahkan dengan adanya
teknologi. Salah satu yang dipengaruhi adalah aktivitas fisik, pada zaman ini
segala sesuatu bisa dilakukan dengan bermodal gadget tanpa harus
mengeluarkan tenaga untuk mendapatkan sesuatu, kegiatan sehari – hari pun
lebih banyak duduk dan melihat layar gadget atau laptop hal ini sering disebut
sedentary life style (tubuh kurang bergerak). Akibatnya aktivitas fisik sehari –
hari sangat rendah, ditambah lagi dengan sangat populernya makanan serba
instan saat ini yang ramai dikonsumsi. Hal – hal tersebut dapat menjadi faktor
resiko terjadinya overweight dan Obesitas (Proverawati dalam Putra, 2017).
Kejadian overweight dapat berlanjut menjadi obesitas jika tidak ditangani.
Prevalensi obesitas pada laki – laki umur > 18 tahun di tingkat nasional
pada tahun 2007, 2010 dan 2013 berturut – turut adalah sebanyak 13,9 %,
14,9% dan 19,7%. Prevalensi obesitas pada perempuan umur > 18 tahun di
tingkat nasional pada tahun 2007, 2010 dan 2013 berturut – turut adalah
sebanyak 14,8%, 29% dan 32,9% (Riskesdas, 2013). Sedangkan prevalensi
BB lebih berdasarkan IMT pada dewasa (< 18 tahun) di tingkat nasional pada
tahun 2018 sebanyak 13,6% dan prevalensi BB lebih berdasarkan kelompok
umur 20 – 24 tahun adalah 8,4%. Prevalensi BB lebih berdasarkan jenis
kelamin laki – laki dewasa adalah 12,1% dan berdasarkan kelompok umur 20
– 24 tahun adalah 7,4%. Sedangkan prevalensi BB lebih pada perempuan
dewasa adala 15,1% dan berdasarkan kelompok umur 20- 24 tahun adalah
9,6% (Riskesdas,2018). Dari data tersebut dapat dilihat masih cukup tingginya
prevalensi overweight dan obesitas di Indonesia, terutama pada kelompok
perempuan dewasa yang memiliki prevalensi overweight dan obesitas lebih
besar dari laki – laki dewasa.
Overweight (Kegemukan) terjadi karena tidak seimbangnya asupan energi
dengan energi yang dikeluarkan, yang berlangsung dalam jangka waktu yang
lama dan kelebihan lemak akan disimpan dalam tubuh. Overweight
disebabkan oleh kelebihan asupan energi dan kurangnya aktivitas fisik
(Ermona dalam Agustin, 2018). Overweight dan obesitas sangat berhubungan
dengan penyakit kronis seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung,
hipertensi dan penyakit kronis lain dan dapat menyebabkan gangguan mental
dan gangguan makan (Suandana, dalam Agustin, 2018). Di tingkat provinsi
Jawa barat pada tahun 2018 prevalensi BB lebih pada usia dewasa adalah
15,9% sedangakan berdasarkan kelompok laki – laki dewasa adalah 11,5%
dan pada perempuan adalah 15,9%. Berdasarkan uraian di atas penyusun
tertarik untuk membahas “Tingkat Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Overweight pada Dewasa di Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight pada
Dewasa di Bandung?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Overweight pada Dewasa di Bandung
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran aktivitas fisik pada Dewasa di Bandung
b. Mengetahui kejadian Overweight pada Dewasa di Bandung
c. Mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian Overweight
pada Dewasa di Bandung
D. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi
serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai
Tingkat Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight pada dewasa.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Peneliti
Peneliti dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan dalam
penerapan ilmu pengetahuan, juga menambah pengetahuan terkait
hubungan tingkat aktivitas fisik dengan kejadian Overweight pada
Dewasa.
b. Manfaat Bagi Responden
Dapat memberikan informasi mengenai overweight dan pentingnya
aktivitas fisik untuk mencegah dan mengatasi overweight, agar
responden termotivasi untuk memiliki status gizi yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian teori
1. Definisi Overweight
Overweight atau kelebihan berat badan meupakan suatu keadaan
dimana berat badan melebihi normal, dengan status Indeks Masa
Tubuh (IMT) > 25 kg/m2 pada dewasa. (soegih dan wiramiharja,
2009)
2. Faktor Overweight
a. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya overweight. Apabila ibu atau ayah
mempunyai kelebihan berat badan maka akan dipastikan anak
tersebut akan mengalami overweight terutama pada lingkungan
dimana makanan tinggi kalori selalu tersedia dan tidak ada
aktivitas fisik (Nirwana, 2012)
b. Faktor Hormonal
Overweight juga bisa disebabkan oleh faktor hormonal
seperti menurunnya fungsi kelenjar tiroid dalam tubuh
menyebabkan metabolisme dalam tubuh menjadi lambat, energi
yang dikeluarkan tubuh berkurang sehingga terjadi penimbunan
lemak dalam tubuh dan berat badan menjadi bertambah.
(Nirwana, 2012)
c. Pengetahuan Gizi
Kurangnya pengetahuan ibu terhadap maknan yang
seimbang sesuai dengan angka kecukupan gizi berdampak
terhadap perilaku ibu dalam memberi makanan terhadap
anaknya. Jika orang tua selalu memberi makanan kepada
anaknya berupa makanan dengan tinggi kalori seperti fast food,
biskuit dan lain sebagainya menyebabkan meningkatnya berat
badan pada anak. (Nirwana, 2012)
d. Aktifitas fisik
Kurangnya aktifitas fisik merupakan salah satu penyebab
terjadinya overweight. Bermain games, menonton televisi atau
bermain didepan komputer dengan durasi duduk yang cukup
lama menyebabkan kurangnya pergerakan pada tubuh sehingga
meyebabkan kelebihan berat badan. (Nirwana, 2012)
e. Pola makan
Dimasa modern ini, terdapat perubahan yang
mempengaruhi konsumsi makanan, juga terjadi perubahan pada
gaya hidup dan menentukan apa yang akan dikonsumsi
(Khomsan, 2004). Pola makan seimbang dilihat dari bagaimana
teraturnya jadwal makan seseorang dan makan makanan yang
dikonsumsi. (Soedioetomo, 2008). Pada masa ini juga orang -
orang lebih suka mengkonsusmi makanan siap saji yang
memiliki kadar kolesterol dan gula yang tinggi (Nirwana, 2012)
3. Dampak overweight
Overweight atau kelebihan berat badan pada remaja dewasa
memiliki faktor resiko terjadinya penyakit jantung, hiperkolestrolemia dan
juga hipertensi dibandingkan dengan yang memiliki berat badan normal
( Soegih dan Wiramiharja, 2009). Kegemukan juga meningkatkan angka
resiko kematian untuk semua penyebab kematian. Orang denganberat
badan lebih dari 40% dari berat rata - rata orang normal mempunyai dua
kali resiko lebihbesar terhadap kematian. (Hadi, 2005)
4. Pengukuran Overweight
Indeks Massa Tubuh merupakan alat untuk menentukan status gizi
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihanberat badan.
(suparisa, 2012)
Berat Badan(kg )
IMT =
Tinggi Badan ( m ) X Tinggi Badan(m)
B. Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut.
Overweight
Aktivitas Fisik :
Ringan Faktor
Sedang hormonal
Berat Pengetahuan
Gizi
Faktor
Genetik:
C. Hipotesis
Ha = Ada hubungan aktifitas fisik dengan kejadian overweight
pada dewasa di kota Bandung
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
B. Disain
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan des
ain cross sectional.
C. Variabel
“Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang memiliki atau yang didapatkan oleh satuan penelitian tentang
suatu konsep pengertian tertentu” (Notoatmodjo, 2014). Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari :
1. Variable independen (variabel bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu aktivitas fisik.
2. Variable dependen (variabel terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu overweight pada dewasa.
D. Definisi Operasional
Definisi Operasional penelitian adalah sebagai berikut.
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
2. Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara non
random, dengan teknik purposive sampling yang merupakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangna tertentu (Sugiyono, 2012 : 68).
Dari populasi penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. Kriteria inklusi
2) Bertempat tinggal di Kota/Kabupaten Bandung
3) Berumur 20-40 tahun
4) Bersedia mengisi kuesioner
5) Memiliki status gizi overweight dan normal
b. Kriteria eksklusi
Pengisian kuesioner tidak lengkap
Jawab :
n = Jumlah subjek dengan overweight
p = 50 % (0, 50)
Zα2 = 1, 96
d = 10% (0, 10)
1,96 2 0,5(1−0,5)
n=
0,12
3,8416∗0,5∗0,5
n=
0,01
0,9604
n=
0,01
n=96,04
n=96
F. Instrumen
1. Kuesioner
Kuesioner atau Angket merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Dalam
penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner online, dengan
perangkat pengisian google formulir.
J. Rencana Pelaksanaan
1. Tahap persiapan
a) Memilih lokasi penelitian yang tepat
b) Meminta surat pengantar izin penelitian dari dosen mata kuliah yang
bersangkutan
c) Menyusun formulir kuesioner, untuk menentukan pertanyaan dan
pernyataan yang akan diajukan pada responden terkait penelitian
yang dilakukan
d) Validasi formulir kuesioner penelitian kepada dosen yang
bersangkutan
2. Tahap pelaksanaan
a) Memilih sasaran sampel sesuai dengan kriteria penelitian
b) Meminta kebersediaan responden untuk mengisi kuesioner
c) Mengumpulkan data penelitian
d) Mengolah data penelitian
e) Menganalisis data penelitian
3. Tahap akhir
a) Menyusun laporan penelitian
DAFTAR PUSTAKA