Anda di halaman 1dari 139

ISI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Kepala BMKG Nomor 03 Tahun 2016 tentang


Organisasi dan Tata Kerja BMKG, Kedeputian Bidang Klimatologi memiliki
dua unit kerja setingkat eselon II, yaitu Pusat Informasi Perubahan Iklim
(PUSPIPER) dan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan (PUSYANKLIM).
Tugas utama PUSYANKLIM adalah mewujudkan layanan informasi iklim
terapan dan kualitas udara yang bermanfaat untuk mendukung pembangunan
nasional di bidang ketahanan pangan, ketahanan air, potensi energi terbarukan,
kesehatan dan pengelolaan bencana sampai ke tingkat kecamatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka PUSYANKLIM telah menetapkan
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015 – 2019 yang berisi rencana capaian
program selama lima tahun dan dituangkan dalam bentuk kegiatan strategis
serta rencana alokasi anggarannya. Sasaran strategis yang telah ditetapkan
tersebut kemudian diukur dan dievaluasi dalam suatu bentuk Laporan Kinerja
tahunan.

Laporan Kinerja tahunan disusun sebagai salah satu bentuk


pertanggungjawaban PUSYANKLIM dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
sepanjang satu tahun anggaran sekaligus sebagai alat kendali pacu
peningkatan kinerja organisasi setiap tahunnya. Selain itu, Laporan Kinerja juga
disusun untuk memenuhi prinsip-prinsip akuntabilitas yang merupakan amanat
dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Kepala BMKG Nomor 8 tahun
2015 tentang Pedoman dan Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah di lingkungan BMKG.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 1


ISI

Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 ini memiliki maksud sebagai


bentuk pertanggungjawaban Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan kepada Deputi Bidang Klimatologi atas pelaksanaan
program/kegiatan tahun 2019 dan pengelolaan anggaran dalam rangka
mencapai sasaran/target yang akan dicapai. Sedangkan tujuan
dilaksanakannya penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 ini adalah untuk
melakukan penilaian dan evaluasi terhadap seluruh capaian sasaran
kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2019. Hasil evaluasi kemudian
dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menarik kesimpulan untuk
penetapan arah kebijakan strategis pada periode tahun anggaran
berikutnya.

1.3. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI

Mengacu pada Renstra Kedeputian Bidang Klimatologi tahun 2015-2019,


Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan informasi dan jasa konsultasi, koordinasi kegiatan fungsional
dan kerjasama di bidang layanan informasi iklim terapan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan pengelolaan informasi dan jasa konsultasi,
koordinasi kegiataan fungsional dan kerjasama di bidang informasi
iklim terapan;
b. Penyiapan pengelolaan informasi dan jasa konsultasi,
koordinasi kegiatan fungsional dan kerjasama di bidang informasi
kualitas udara; dan
c. Penyiapan pengelolaan informasi dan jasa konsultasi,
koordinasi kegiatan fungsional dan kerjasama di bidang diseminasi
informasi iklim dan kualitas udara.

Adapun susunan lengkap struktur organisasi di lingkungan Pusat Layanan


Informasi Iklim Terapan terdiri dari tiga bidang, enam sub bidang dan
kelompok jabatan fungsional, yaitu :

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 2


ISI

a. Bidang Informasi Iklim Terapan


- Sub Bidang Informasi Iklim Lingkungan
- Sub Bidang Informasi Iklim Infrastruktur
b. Bidang Informasi Kualitas Udara
- Sub Bidang Informasi Gas Rumah Kaca
- Sub Bidang Informasi Pencemaran Udara
c. Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara
- Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara
- Sub Bidang Sistem Informasi Iklim dan Kualitas Udara
d. Kelompok Jabatan Fungsional

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 3


ISI

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Layanan Infromasi Iklim Terapan

1.4. KERAGAMAN SUMBER DAYA MANUSIA

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Pusat Layanan Informasi Iklim


Terapan didukung oleh tiga unit kerja setingkat eselon III (Bidang) dan
enam unit kerja setingkat eselon IV (Sub Bidang). Berdasarkan data
rekapitulasi komposisi pegawai per 31 Desember 2019, Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 54
orang pegawai yang terdiri dari 30 pegawai laki–laki dan 24 pegawai
perempuan. Jika dilihat dari aspek gender, pegawai di lingkungan Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan lebih didominasi oleh pegawai laki-laki

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 4


ISI
(Gambar 2).

Gambar 2. Komposisi pegawai Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019
berdasarkan jenis kelamin

Untuk tingkat pendidikan terakhir, pegawai dengan tingkat pendidikan S2


ada 20 orang, D4/S1 sebanyak 31 orang, D3 sebanyak 2 orang dan SLTA
sebanyak satu orang sebagaimana terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Komposisi pegawai Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019
berdasarkan tingkat pendidikan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 5


ISI

Gambar 4. Komposisi pegawai Pusat Layanan Infromasi Iklim Terapan tahun 2019
berdasarkan golongan

Gambar 4 menunjukkan bahwa komposisi sumber daya manusia


berdasarkan tingkat golongan lebih banyak terdistribusi pada tingkat
golongan III dengan jumlah terbanyak pada golongan III-d dan III-a.

Gambar 5. Komposisi pegawai Pusat Layanan Infromasi Iklim Terapan tahun 2019
berdasarkan jabatan

Berdasarkan pembagian tingkat jabatan, sumber daya manusia di


lingkungan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan lebih didominasi oleh
tenaga fungsional dengan kelompok jabatan Fungsional PMG (Pengamat
Meteorologi dan Geofisika) sebanyak 36 orang sebagaimana terlihat pada
Gambar 5.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 6


ISI

Perubahan komposisi sumber daya manusia pada tahun 2019 tergolong


dinamis dimana pada tahun ini Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
menerima pegawai baru sebanyak satu orang melalui jalur penerimaan
CPNS. Selain itu terdapat 8 orang pegawai mutasi keluar dan masuk, dua
orang memasuki masa purna tugas dan 4 orang menjalani Tugas Belajar
setara S2 dan S3 (Gambar 6).

Gambar 6. Perubahan komposisi pegawai


Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019

1.5. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Potensi Dan Modalitas

1.5.1 Modalitas dan Potensi Strategis

a. Rencana Strategis BMKG, Kedeputian Klimatologi dan Pusat


Layanan Informasi Iklim Terapan merupakan dasar yang kuat untuk
melakukan program kegiatan yang ditargetkan pada periode 2015 –
2019.
b. Tersedianya anggaran dalam DIPA Kedeputian Klimatologi dengan
asas performance based budgeting (anggaran berbasis kinerja) yang
akan menjadi dasar penyelenggaraan program/kegiatan Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 7


ISI

1.5.2 Modalitas Sarana dan Prasarana

a. Jaringan pengamatan kualitas udara yang terus ditingkatkan


sehingga tersedianya asset data kualitas udara yang menjadi dasar
untuk pengolahan dan analisis serta pembuatan layanan informasi
iklim terapan dan kualitas udara.
b. Peningkatan Sistem Peringatan Dini Iklim melalui CEWS Versi
2.0 (Climatology Early Warning System) yang lebih modern dan
terintegrasi dengan semua sistem yang ada di Kedeputian Bidang
Klimatologi.

1.5.3 Potensi Kerjasama

Terjalinnya kerjasama di bidang iklim baik di tingkat nasional, regional,


dan internasional. Beberapa diantaranya adalah :
a. Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang merupakan kegiatan kerjasama
antara BMKG dengan Kementerian Pertanian dan Pemerintah
Daerah untuk meningkatkan kemampuan petani dalam beradaptasi
terhadap perubahan iklim.
b. Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi dan Hidrogeologi (SIH3)
yang menggabungkan informasi Hidrometeorologi dari BMKG dengan
informasi Hidrologi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) dan informasi Hidrogeologi dari
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Portal
informasi dan clearinghouse ini bertujuan untuk menyatukan
informasi tentang air hujan yang dikelola oleh BMKG, informasi air
permukaan (sungai) yang dikelola oleh PUPR dan informasi air tanah
yang dikelola oleh ESDM. Portal ini dapat memudahkan masyarakat
dalam mengakses informasi tentang Hidrometeorologi, Hidrologi dan
Hidrogeologi (H3). Website : http//sih3.bmkg.go.id.
c. Kerjasama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dan
Kementerian PUPR dalam penyusunan peta potensi rawan banjir.
d. Kerjasama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 8


ISI
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam
penyusunan peta potensi energi matahari dan angin.
e. Kerjasama awal implementasi energi surya dengan PLN (Perusahaan
Listrik Negara) dan implementasi informasi peringatan dini untuk
penyakit OPT komoditas hortikultura berbasis iklim dengan Direktorat
Hortikultura Kementerian Pertanian.
f. Kerjasama dalam kerangka JCP-3 (Joint Cooperation Program)
dalam membangun sistem informasi kekeringan.
g. Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan
penjajakan dengan Pemerintah Provinsi Bali dalam pemanfaatan
informasi peringatan dini kejadian demam berdarah (DBD) berbasis
kelembaban udara.
h. Kerjasama peningkatan kualitas data GRK dengan NOAA (National
Oceanic and Atmospheric Administration) dalam analisis dan quality
control data sampling GRK.
i. Kerjasama peningkatan kapasitas dan kualitas observasi GAW
(Global Atmosphere Watch) dengan EMPA (Switzerland) dalam audit
peralatan dan pengukuran GRK dan Kualitas Udara di GAW.
j. Kerjasama dalam pertukaran data GRK dengan WDCGG (The World
Data Centre for Greenhouse Gases).
k. Kerjasama peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui
international workshop on GAW Activities dengan asistensi WMO
(World Meteorological Organization).
l. Kerjasama dalam peningkatan jaringan pengamatan GRK dengan
NIES (National Institute for Environmental Studies)
m. Kerjasama BMKG dengan KLHK dalam hal data sharing partikel
pencemaran udara. Website : http://iku.menlhk.go.id
n. Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait
penyusunan desain induk monitoring kualitas udara di DKI Jakarta.
o. SSEA-AIR (South and Southeast Asia-Air Improvements in the
Region) 2019 ini diselenggarakan atas kerjasama antara
Environmental Protection Adminitrastion Excecutive Yuan of Taiwan
dengan U.S EPA (U.S Environmental Protection Agency).
p. Kerjasama BMKG-NASA terkait pengamatan aerosol serta

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 9


ISI
peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bentuk
NASA Aeronet: Science and Applications Training dan pemasangan
sun photometer pada tahun 2019 di Kupang dan BMKG Pusat.
q. Kerjasama dengan U.S Department of State dalam bentuk Air Quality
Fellow Capacity Building Program (AQFELLOWS) Funded.
r. Kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DKI
Jakarta terkait penyelenggaraan kegiatan Literasi Iklim untukn
Generasi Muda dalam bentuk Jambore Iklim 2019 se-Jabodetabek
dan Climate Road Show for Teenagers.
s. Global Framework for Climate Services (GFCS)
GFCS merupakan kerangka kerja global untuk layanan iklim yang
dilahirkan WMO (World Meteorological Organization). Misi dari GFCS
adalah agar layanan informasi iklim dapat lebih memberikan manfaat
dalam pengambilan keputusan strategis di beberapa sektor yang
sensitif terhadap iklim dengan fokus area ketahanan pangan,
kesehatan, air dan penanggulangan resiko bencana.

1.5.4 Modalitas Sumber Daya Manusia

Gambar 7 memperlihatkan data ketersediaan pegawai Pusat Layanan


Informasi Iklim Terapan berdasarkan kelas jabatan fungsional.
Rekapitulasi data tersebut disusun pada tanggal 31 Desember 2019. Jika
jumlah ketersediaan pegawai berdasarkan kelas jabatan fungsional
dibandingkan dengan jumlah kebutuhan berdasarkan data analisis beban
kerja, maka terlihat ada kekurangan sekaligus kelebihan formasi pegawai
pada kelas jabatan tertentu. Kekurangan pegawai dijumpai pada kelas
jabatan PMG Pelaksana, PMG Penyelia, PMG Pertama, PMG Muda dan
Peneliti Pertama. Sedangkan kelebihan pegawai dapat dilihat pada kelas
jabatan PMG Pelaksana Lanjutan dan PMG Madya.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 10


ISI

Gambar 7. Ketersediaan Sumber Daya Manusia berdasarkan


Kelas Jabatan Fungsional di Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
(Data 31 Desember 2019)

Untuk mengatasi kelebihan/kekurangan pegawai pada kelas jabatan


fungsional tertentu, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan perlu menata
ulang distribusi tugas dan beban kerja yang diberikan agar pegawai bisa
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kelas jabatan dan
kompetensinya. Pegawai yang masih berstatus SPT PMG diupayakan
mengajukan jabatan fungsional melalui jalur pendidikan dan pelatihan
(diklat) atau jalur inpassing. Selain itu, untuk mengisi kekosongan
formasi sebagai akibat dari adanya pegawai yang pindah atau pensiun,
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan juga menerima pegawai baru
melalui jalur penerimaan CPNS dari sekolah ikatan dinas (STMKG) dan
umum.

Permasalahan

a. Jumlah peralatan monitoring kualitas udara belum ideal secara keruangan


dan belum sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh WMO.
b. Kegiatan operasional yang menggunakan peralatan teknis memerlukan
biaya pemeliharaan dan penggantian suku cadang atau penggantian
alat baru ketika mengalami gangguan/kerusakan.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 11


ISI
c. Teknik penyajian informasi iklim terapan dan kualitas udara memerlukan
inovasi dan kreativitas tinggi agar pesan yang hendak disampaikan semakin
diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu diperlukan
sarana dan prasarana dalam memproduksi kemasan layanan informasi
yang menarik dan up to date namun saat ini kebutuhan tersebut belum
terpenuhi di Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan.

BAB II
PERENCANAAN KINERJA

2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Rencana Strategis (Renstra) merupakan panduan dari suatu proses


perencanaan kerja yang sistematis dan berkelanjutan, disusun berdasarkan
arah strategis organisasi dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya sumber

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 12


ISI
daya dan memperhatikan masukan dari pengguna jasa dan layanan serta
melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri PAN-
RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja,
pelaporan kinerja dan tata cara review atas laporan kinerja instansi pemerintah,
penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan akan dibuat sesuai petunjuk teknis tersebut. Di dalam Instruksi
Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) disebutkan bahwa ”perencanaan strategis merupakan proses yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima
tahun dengan memanfaatkan potensi, peluang, hambatan dan tantangan yang
ada atau yang mungkin akan timbul di lingkungan organisasi yang
bersangkutan”. Perencanaan strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran
dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran) yang meliputi kebijakan,
program dan kegiatan yang realistik dengan mengantisipasi perkembangan
masa depan. Rencana Strategis disusun menjadi program dan kegiatan yang
diselaraskan dengan tugas dan fungsi Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan.

2.1.1 Visi

Visi Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan dirumuskan sebagai berikut:

Terwujudnya Layanan Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara di


Tingkat Nasional dan Internasional dalam Mendukung Ketahanan Pangan,
Ketahanan Energi, Ketahanan Air, dan Pengurangan Risiko Bencana,
untuk mewujudkan visi Kedeputian Bidang Klimatologi menjadi pusat
layanan informasi iklim dan kualitas udara di tingkat nasional dan regional
dalam mendukung ketahanan pangan, ketahanan energi dan pengurangan
risiko bencana.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 13


ISI

Visi PUSYANKLIM diatas bermakna sebagai berikut :


a. Layanan Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara dimaksudkan
sebagai penyedia informasi kondisi iklim dan kualitas udara termasuk
konsentrasi gas rumah kaca.
b. Nasional dan Internasional dimaksudkan informasi iklim dan kualitas
udara dimanfaatkan dan menjadi rujukan oleh berbagai sektor di
wilayah Indonesia dan dunia.
c. Mendukung Ketahanan Pangan, Ketahanan Energi, Ketahanan Air, dan
Pengurangan Risiko Bencana dimaksudkan bahwa informasi yang
diberikan oleh Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan harus dapat
mendukung usaha peningkatan produktivitas pangan, pengembangan
potensi energi terbarukan dan perencanaan wilayah, serta
meminimalkan risiko dan kerugian akibat bencana alam.

2.1.2 Misi

Sejalan dengan visi dan misi Kedeputian Bidang Klimatologi, maka misi
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyediakan dan mendiseminasikan informasi iklim dan kualitas udara
yang akurat, handal dan terpercaya.
b. Memberikan layanan jasa informasi iklim terapan dan kualitas udara
yang handal dan terpercaya.
c. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang iklim dan
kualitas udara.
d. Berpartisipasi aktif di tingkat nasional dan internasional dalam bidang
iklim dan kualitas udara.

2.1.3 Tujuan Strategis

Dalam rangka mencapai visi dan misi diatas, maka visi dan misi tersebut
dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa
perumusan sasaran strategis (strategic goals) organisasi. Tujuan strategis
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 14


ISI
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima
tahun. Perumusan sasaran strategis akan memungkinkan untuk mengukur
sejauh mana visi dan misi organisasi telah dicapai. Agar dapat diukur
keberhasilan di dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan,
maka setiap tujuan strategis tersebut harus memiliki indikator kinerja yang
terukur. Sejalan dengan tujuan strategis Kedeputian Bidang Klimatologi
periode 2015-2019, maka tujuan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
dirumuskan sebagai berikut:

“Menjamin tersedianya dan terdiseminasinya informasi iklim terapan


dan kualitas udara yang cepat, tepat, akurat dan mudah dipahami
sampai pada pengguna akhir (end users)”.

Matrik keterkaitan visi, misi dan tujuan Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan 2015-2019 secara detail dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Keterkaitan Visi, Misi dan Tujuan PUSYANKLIM 2015-2019


VISI

MISI
1. Menyediakan dan
mendiseminasikan informasi

Terwujudnya Layanan iklim dan kualitas udara yang

Informasi Iklim Terapan cepat, akurat, handal dan

dan Kualitas Udara di terpercaya.

Tingkat Nasional dan 2. Memberikan layanan jasa

Internasional dalam informasi iklim terapan dan

Mendukung Ketahanan kualitas udara yang handal dan

Pangan, Ketahanan terpercaya.

Energi, Ketahanan Air, dan 3. Mengkoordinasikan dan

Pengurangan Risiko memfasilitasi kegiatan di bidang

Bencana. iklim dan kualitas udara.


4. Berpartisipasi aktif di tingkat

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 15


ISI
nasional dan internasional dalam
bidang iklim dan kualitas udara.

TUJUAN Menjamin ketersediaan dan terdiseminasikan informasi iklim


terapan dan kualitas udara yang cepat, tepat, akurat dan mudah
dipahami sampai pada pengguna akhir (end users).

2.1.4 Sasaran Strategis

Dalam menjabarkan visi dan misinya kedalam bentuk sasaran strategis,


Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan menggunakan pendekatan
Balanced Score Card yang dibagi kedalam tiga perspektif, yakni
Stakeholder Perspective, Customer Perspective, dan Internal Process
Perspective, seperti yang terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Balanced Score Card (BSC) Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan

Dalam upaya perbaikan pengukuran kinerja secara berjenjang dari masing-


masing unit kerja, maka Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
merumuskan bentuk jenjang pengukuran kinerja (Gambar 9).

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 16


ISI

Gambar 9. Pohon Kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan

Pohon kinerja menggambarkan alur kontribusi kinerja dari masing-masing


unit kerja terkecil dalam mendukung capaian sasaran di unit kerja
diatasnya. Sasaran aktivitas unit kerja eselon IV memberikan kontribusi
kepada capaian sasaran proses yang ingin dicapai oleh unit kerja eselon
III. Selanjutnya capaian proses unit kerja eselon III akan menjawab sasaran
kegiatan yang ditetapkan oleh Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan.
Pohon kinerja dapat memberikan informasi yang jelas tentang distribusi
tanggung jawab dari seluruh unit organisasi dalam mencapai tujuan besar
yang telah ditetapkan oleh eselon II setiap tahunnya melalui dokumen
Perjanjian Kinerja (PK).

2.2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 17


ISI

2.2.1 Perjanjian Kinerja Eselon II

Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan telah membuat Perjanjian Kinerja (PK)
sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi struktur yang ada dan telah
disusun berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2019. Perjanjian Kinerja ini
merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2019.
Perjanjian Kinerja Pusat juga disusun berdasarkan pada DIPA tahun 2019.
Perjanjian Kinerja tahun 2019 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rencana Kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019
Kode TARGET
No. SASARAN STRATEGIS No. INDIKATOR KINERJA
SS 2019
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
Indeks Kepuasan Layanan
Terwujudnya Layanan Informasi 4,6 Skala
1 SS-1 1 Informasi Iklim Terapan
Iklim Terapan yang Prima Likert
dan Kualitas Udara
CUSTOMER PERSPECTIVE
Rata-rata Indeks
Kepuasan Pengguna Layanan
Kepuasan Layanan 4,6 Skala
2 SS-2 Informasi Iklim dan Kualitas 2
Informasi Iklim Terapan Likert
Udara
dan Kualitas Udara
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3 SS-3 Pengelolaan Layanan Informasi Jumlah Peserta yang
1.650
Iklim Terapan 3 Mengikuti Sekolah Lapang
peserta
Iklim di 33 Provinsi
Jumlah Provinsi yang
4 Menerima Layanan 23 provinsi
Informasi Hidrometeorologi
Jumlah Provinsi yang
Menerima Layanan
5 9 provinsi
Informasi Energi
Terbarukan
Jumlah Provinsi yang
Pengelolaan Layanan Informasi
4 SS-4 6 Menerima Layanan 11 provinsi
Kualitas Udara
Informasi Kualitas Udara
Jumlah Kabupaten yang
Diseminasi Informasi Iklim Menerima Layanan 8
5 SS-5 7
Terapan dan Kualitas Udara Informasi Kualitas Udara kabupaten
dalam Waktu < 3 jam
Pengelolaan Diseminasi Jumlah Provinsi yang
6 SS-6 Informasi Iklim dan Kualitas 8 Menerima Layanan 18 provinsi
Udara yang Handal Informasi Iklim Terapan
Jumlah Kecamatan yang
Pemantauan dan Evaluasi Menerima Diseminasi 3.500
7 SS-7 9
Kinerja Informasi Iklim dalam kecamatan
Waktu < 15 hari

2.2.2 Perjanjian Kinerja Eselon III dan IV

PK unit kerja Eselon II tahun 2019 di Pusat Layanan Informasi Iklim

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 18


ISI
Terapan selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam pengarahan rencana
kegiatan yang menjadi tanggung jawab kinerja unit kerja dibawahnya. Secara
singkat, alur distribusi tanggung jawab kinerja dari masing-masing unit
kerja di lingkungan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan ditunjukkan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Penanggung Jawab Indikator Kinerja
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019

PENANGGUNG PENANGGUNG
Kod SASARAN INDIKATOR
No. JAWAB JAWAB
e SS STRATEGIS KINERJA
ESELON III ESELON IV
Terwujudnya Indeks Kepuasan
Layanan Informasi Layanan Informasi Iklim
SS-1 1 KBDI KSPII
Iklim Terapan Terapan dan Kualitas
yang Prima Udara
Kepuasan
Rata-rata Indeks
Pengguna
Kepuasan Layanan
SS-2 Layanan Informasi 2 KBDI KSPII
Informasi Iklim Terapan
Iklim dan Kualitas
dan Kualitas Udara
Udara
SS-3 Pengelolaan Jumlah Peserta yang
Layanan Informasi Mengikuti Sekolah
3 KBIT KSIKL
Iklim Terapan Lapang Iklim di 33
Provinsi
Jumlah Provinsi yang
Menerima Layanan
4 KBDI KSSII
Informasi
Hidrometeorologi
Jumlah Provinsi yang
Menerima Layanan
5 KBIT KSIKI
Informasi Energi
Terbarukan
Jumlah Provinsi yang
Pengelolaan
Menerima Layanan
SS-4 Layanan Informasi 6 KBIK KSIRK & KSIPU
Informasi Kualitas
Kualitas Udara
Udara
Jumlah Kabupaten
Diseminasi
yang Menerima
Informasi Iklim
SS-5 7 Layanan Informasi KBIK KSIPU
Terapan dan
Kualitas Udara dalam
Kualitas Udara
Waktu < 3 jam
Pengelolaan
Diseminasi Jumlah Provinsi yang
SS-6 Informasi Iklim dan 8 Menerima Layanan KBIT KSIKL & KSIKI
Kualitas Udara Informasi Iklim Terapan
yang Handal
Jumlah Kecamatan
yang Menerima
Pemantauan dan
SS-7 9 Diseminasi Informasi KBDI KSPII & KSSII
Evaluasi Kinerja
Iklim dalam Waktu < 15
hari
Target capaian kinerja unit kerja Eselon II tahun 2019 di Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan merupakan kontribusi dari realisasi kinerja yang
dihasilkan oleh unit kerja organisasi dibawahnya, kemudian diturunkan menjadi
dokumen PK untuk unit kerja Eselon III dan IV (Lampiran 5).

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 19


ISI
Penyusunan PK sampai tingkat Eselon III dan IV ini dimaksudkan untuk
memberikan informasi yang jelas tentang distribusi tanggung jawab dari
seluruh unit organisasi atau alur kontribusi kinerja dari masing-masing unit
kerja terkecil dalam mendukung capaian sasaran di unit kerja diatasnya. Ini
menunjukkan bahwa pengukuran kinerja secara berjenjang telah dilakukan
dengan baik di lingkungan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan. Selanjutnya,
dalam proses penyusunan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja tahun 2019,
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan menyusun Standard Operational
Procedure (SOP) dan menunjuk satu orang pegawai sebagai penanggung
jawab pengumpulan data dukung capaian kinerja yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan.

2.2.3 Perencanaan Kinerja Triwulan

Dalam upaya mencapai target kinerja yang maksimal, maka Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan menetapkan target dan rencana aksi setiap indikator
kinerja secara periodik setiap triwulan melalui sistem aplikasi e-kinerja BMKG
(http://ekinerja.bmkg.go.id). Adapun target kinerja triwulan dapat dilihat pada
Tabel 4.

Tabel 4. Target Kinerja Triwulan dan Rencana Aksi E-Kinerja


Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019

SASARAN Kinerja
Kode
STRATEGIS/ Rencana Aksi
SS
Indikator Kinerja Triwulan Target
SS1 Terwujudnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
Indeks Kepuasan ke-1 0 Perumusan dan penyusunan kuesioner
Layanan
Informasi Iklim
ke-2 0 Percepatan penyebaran kuesioner kepuasan layanan iklim
Terapan dan
kepada masyarakat dan stakeholder terkait dengan cara
Kualitas Udara
mengintegrasikannya dengan kegiatan-kegiatan di unit kerja

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 20


ISI
pusat dan daerah
ke-3 0 Pengumpulan dan pengolahan data hasil kuesioner dari
setiap unit kerja pusat dan daerah
ke-4 4.6 Melakukan evaluasi menyeluruh hasil akhir kuesioner dan
penyusunan laporan akhir tingkat kepuasan layanan
informasi iklim
SS2 Kepuasan Pengguna Layanan Informasi Iklim dan Kualitas Udara
Rata-rata Indeks ke-1 0 Melakukan perumusan dan penyusunan kuesioner serta
Kepuasan pemetaan sampel target responden
Layanan ke-2 0 Percepatan penyebaran kuesioner survei kepuasan layanan
Informasi Iklim iklim kepada masyarakat dan stakeholder terkait dengan cara
Terapan dan mengintegrasikannya dengan kegiatan-kegiatan di unit kerja
Kualitas Udara pusat dan daerah
ke-3 0 Pengumpulan dan pengolahan data hasil kuesioner dari
setiap unit kerja pusat dan daerah
ke-4 4.6 Melakukan evaluasi menyeluruh hasil akhir kuesioner dan
penyusunan Laporan akhir tingkat kepuasan layanan
informasi iklim
SS3 Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan
Jumlah Peserta ke-1 400 Melakukan koordinasi awal antara tim SLI pusat dan UPT
yang Mengikuti terkait penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan dan
Sekolah Lapang mempercepat pelaksanaan SLI di beberapa provinsi
Iklim di 33 ke-2 925 Meningkatkan jumlah peserta SLI dengan cara percepatan
Provinsi pelaksanaan SLI di beberapa provinsi
ke-3 1550 Melakukan monitoring dan evaluasi sementara pada lokasi
yang telah melaksanakan SLI dan mempercepat pelaksanaan
SLI di beberapa provinsi
ke-4 1650 Melakukan evaluasi menyeluruh pelaksanaan kegiatan SLI
diseluruh provinsi dan mengkompilasi laporan hasil kegiatan
SLI di seluruh provinsi
Jumlah Provinsi ke-1 23 Melakukan koordinasi dengan Tim ULP terkait progres review
yang menerima yang sudah dilakukan dan kapan lelang akan dilakukan
layanan
ke-2 23 Pada Triwulan ketiga, penyedia akan mulai melaksanakan
informasi
pekerjaan pemeliharaan berupa sistem back up
hidrometeorologi
ke-3 23 Pada Triwulan Ketiga pemeliharaan sudah dilaksanakan,
dilanjutkan dengan monitoring sistem berjalan dan bila ada
kerusakan akan dilaksanakan pemeliharaan korektif
ke-4 23 Triwulan Keempat akan dilaksanakan rekapitulasi
permasalahan dan monitoring dari penggunaan sistem,
pembuatan dokumentasi pemeliharaan sebagai acuan untuk
meningkatkan kapasitas sistem pemeliharaan selanjutnya,
juga akan digunakan sebagai acuan untuk memperkuat
sistem yang telah berjalan
Jumlah provinsi ke-1 0 Pengumpulan data dukung meteorologi, pengumpulan data
yang menerima dukung peta dasar, data pengolahan data pemetaan potensi
layanan energi energi matahari dan angin, serta koordinasi persiapan
terbarukan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) untuk sektor
energi terbarukan
ke-2 0 Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan
stakeholder terkait khususnya bidang energi terbarukan,
serta percepatan pengumpulan dan pengolahan data
parameter meteorologi
ke-3 9 Melakukan pemetaan potensi energi matahari dan angin
untuk Pulau Jawa yakni Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur
ke-4 9 Melakukan pemetaan potensi energi matahari dan angin dan
penyusunan Atlas Peta Potensi Energi Matahari dan Angin
untuk Pulau Kalimantan yakni Provinsi Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur
dan Kalimantan Utara serta penyusunan laporan kegiatan
SS4 Pengelolaan Layanan Informasi Kualitas Udara

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 21


ISI
Jumlah provinsi ke-1 10 Monitoring kualitas layanan di provinsi yang menerima
yang menerima layanan informasi kualitas udara serta melakukan
layanan pemeliharaan sistem operasional peralatan melalui kegiatan
informasi kunjungan preventif
kualitas udara ke-2 10 Melakukan pemeliharaan sistem operasional peralatan
Kualitas Udara melalui kegiatan kunjungan preventif dan
korektif
ke-3 10 Melakukan pemeliharaan sistem operasional peralatan
Kualitas Udara melalui kegiatan kunjungan preventif dan
korektif pendampingan teknisi di UPT daerah
ke-4 10 Melakukan pemeliharaan sistem operasional peralatan
Kualitas Udara melalui kegiatan penggantian suku cadang
bagi peralatan yang rusak
SS5 Diseminasi Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara
Jumlah ke-1 38 Monitoring kualitas layanan di kabupaten yang menerima
kabupaten yang layanan informasi kualitas udara di tingkat kabupaten serta
menerima melakukan perawatan sensor peralatan PM 10 dan PM 2,5
layanan ke-2 38 Monitoring kualitas layanan di kabupaten yang menerima
informasi layanan informasi kualitas udara di tingkat kabupaten serta
kualitas udara melakukan perawatan sensor peralatan PM 10 dan PM 2,5
dengan ke-3 38 Monitoring kualitas layanan di kabupaten yang menerima
kecepatan < 3 layanan informasi kualitas udara di tingkat kabupaten serta
jam melakukan perawatan sensor peralatan PM 10 dan PM 2,5
ke-4 38 Monitoring kualitas layanan di kabupaten yang menerima
layanan informasi kualitas udara di tingkat kabupaten serta
melakukan perawatan sensor peralatan PM 10 dan PM 2,5
SS6 Melaksanakan Pelayanan Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara yang Handal
Jumlah Provinsi ke-1 18 Persiapan bahan untuk menyusun informasi iklim terapan
yang menerima basis sektor dengan diskusi antar instansi, melakukan
layanan penyusunan bentuk buletin konsep baru (terbit per-triwulan)
informasi iklim dan pengumpulan bahan materi buletin
terapan ke-2 18 Menyusun informasi iklim terapan basis sectoral dengan
diskusi antar instansi dan melakukan pengumpulan bahan
materi buletin dan memperbaharui informasi yang dibuat
ke-3 18 Melakukan evaluasi produk informasi iklim berbasis sectoral
dengan diskusi antar instansi dan melakukan pengumpulan
bahan materi buletin dan memperbaharui informasi yang
dibuat
ke-4 18 Menyusun laporan hasil akhir diskusi dan rencana lanjutan
kegiatan informasi iklim berbasis sektoral dengan diskusi
antar instansi dan melakukan pengumpulan bahan materi
buletin dan memperbaharui informasi yang dibuat
SS7 Pemantauan dan ke-1 3500 Mempertahankan jangkauan informasi iklim dan kualitas
Evaluasi Kinerja udara dengan melakukan pemeliharaan sistem diseminasi
dan peningkatan produksi informasi baik melaui media digital
mapun cetak
ke-2 3500 Mempertahankan dan menjaga kontinyuitas diseminasi
layanan informasi iklim

ke-3 3500 Meningkatkan jangkuan diseminasi informasi iklim dan


kualitas udara melalui berbagai ragam media (media sosial,
media televisi, media cetak, dll)
ke-4 3500 Mempertahankan jangkuan diseminasi informasi iklim dan
kualitas udara melalui berbagai ragam media (media sosial,
media televisi, media cetak, dll)

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 22


ISI

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2019

Capaian kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019 dievaluasi
dengan cara membandingkan antara rencana target kinerja yang diinginkan
dengan realisasinya. Realisasi kinerja yang dibandingkan adalah realisasi
kinerja sampai dengan tahun ini pada Perjanjian Kinerja dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi
(lima tahun terakhir). Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan untuk menilai
berhasil tidaknya suatu pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran dan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 23


ISI
program yang telah ditetapkan. Penyebab terjadinya perbedaan (deviasi)
kinerja selanjutnya dianalisis dan dilakukan tindakan perbaikan yang diperlukan
di masa mendatang. Indikator kinerja utama Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis diatas disusun dalam
bentuk matrik keterkaitan antara sasaran strategis dan indikator kinerja yang
akan dicapai (Tabel 5).

Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019

No SASARAN
No. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
. STRATEGIS
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1 Terwujudnya Layanan 1 Indeks kepuasan 4,6 4,28 93,04%
Informasi Iklim layanan informasi iklim
Terapan yang Prima terapan dan kualitas
udara
CUSTOMERS PERSPECTIVE
2 Kepuasan Pengguna 1 Rata-rata indeks 4,6 4,28 93,04%
Layanan Informasi kepuasan layanan
Iklim dan Kualitas informasi iklim terapan
Udara dan kualitas udara
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3 Pengelolaan Layanan 1 Jumlah peserta yang 1650 2297 139,2%
Informasi Iklim mengikuti Sekolah
Terapan Lapang Iklim di 33
Provinsi
2 Jumlah Provinsi yang 23 19 82,61 %
menerima layanan
informasi
Hidrometeorologi
3 Jumlah provinsi yang 9 11 122%
menerima layanan
informasi energi
terbarukan
4 Pengelolaan Layanan 4 Jumlah provinsi yang 11  11 120% 
Informasi Kualitas menerima layanan
Udara informasi kualitas udara
5 Diseminasi Informasi 5 Jumlah kabupaten yang 38  38  100%
Iklim Terapan dan menerima layanan
Kualitas Udara informasi kualitas udara
dalam waktu < 3 jam
6 Melaksanakan 6 Jumlah provinsi yang 18  18 100% 
Pelayanan Informasi menerima layanan
Iklim Terapan dan informasi iklim terapan
Kualitas Udara yang
Handal
7 Pemantauan dan 7 Jumlah kecamatan yang 3500  3500 100% 
Evaluasi Kinerja menerima diseminasi
informasi iklim dalam
waktu < 15 hari

Dalam upaya mencapai target kinerja yang maksimal, maka Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan telah menetapkan target indikator kinerja secara rutin
setiap triwulan melalui sistem aplikasi e-kinerja BMKG

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 24


ISI
(http://ekinerja.bmkg.go.id). Berikut capaian target kinerja Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan per triwulan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Capaian Target Kinerja Triwulan Aplikasi E-Kinerja


Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019

Kinerja
Kode SASARAN STRATEGIS/
Triwulan Capaian
SS INDIKATOR KINERJA Target Realisasi
(%)
Terwujudnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
ke-1 0 0 0

SS1 Indeks kepuasan layanan informasi ke-2 0 0 0


iklim terapan dan kualitas udara
ke-3 0 0 0

ke-4 4,6 4,3 93,48

Kepuasan Pengguna Layanan Informasi Iklim dan Kualitas Udara


ke-1 0 0 0
SS2 Rata-rata indeks kepuasan layanan ke-2 0 0 0
informasi iklim terapan dan kualitas
udara ke-3 0 0 0
ke-4 4,6 4,3 93,48
Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan
ke-1 400 704 176

Jumlah peserta yang mengikuti ke-2 925 1134 122,59


Sekolah Lapang Iklim di 33 Provinsi ke-3 1550 1898 122,45
ke-4 1650 2297 139,21
ke-1 23 17 73,91
SS3 Jumlah Provinsi yang menerima ke-2 23 17 7,91
layanan informasi hidrometeorologi ke-3 23 17 73,91
ke-4 23 19 82,61
ke-1 0 0 0

Jumlah provinsi yang menerima ke-2 0 0 0


layanan energi terbarukan ke-3 9 11 122,22
ke-4 9 11 122,22
Pengelolaan Layanan Informasi Kualitas Udara
ke-1 11 4 36,36
SS4 Jumlah provinsi yang menerima ke-2 11 6 54,54
layanan informasi kualitas udara ke-3 11 11 100
ke-4 11 11 100
Diseminasi Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara
ke-1 38
SS5 Jumlah kabupaten yang menerima ke-2 38 38 100
layanan informasi kualitas udara
dengan kecepatan < 3 jam ke-3 38 38 100
ke-4 38 38 100

Melaksanakan Pelayanan Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara yang Handal
SS6
Jumlah provinsi yang menerima ke-1 18 18 100

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 25


ISI
ke-2 18 18 100
layanan informasi iklim terapan ke-3 18 18 100
ke-4 18 18 100
SS7 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
ke-1 3500 3500 100
Jumlah kecamatan yang menerima ke-2 3500 3500 100
  diseminasi informasi iklim dalam waktu
< 15 hari ke-3 3500 3500 100
ke-4 3500 3500 100

Keterangan :
Persentas
Warna Keterangan
e
  n/a Belum ada
Tidak
  < 100%
Tercapai
  = 100% Tercapai
Melebihi
  > 100%
Target
Analisis akuntabilitas kinerja dilakukan untuk mengetahui gambaran atau
hubungan keterkaitan antara pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan
kebijakan dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan di dalam rencana strategis. Evaluasi kinerja dapat dilakukan dengan
menggunakan formulir pengukuran kinerja. Formulir pengukuran kinerja
menunjukkan nilai capaian target dari tiap indikator sasaran yang tertuang
didalam Perjanjian Kinerja (PK) Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun
2019. Pengukuran capaian kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
dilakukan secara berurutan mulai dari Stakeholder Perspective, Costumer
Perspective dan Internal Proses Perspective.

CAPAIAN STAKEHOLDER PERSPECTIVE

A. Sasaran Strategis Pertama (SS.1):

"Terwujudnya Layanan Informasi Iklim Terapan Yang Prima”

Sasaran strategis menjabarkan misi “menyediakan dan mendiseminasikan


informasi iklim dan kualitas udara yang akurat, handal dan terpercaya”.
Pencapaian sasaran strategis ini diukur dengan menggunakan satu Indikator
Kinerja, yaitu Indeks Kepuasan Layanan Informasi Iklim Terapan dan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 26


ISI
Kualitas Udara.

Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.1 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya disusun pada Tabel 7.

Tabel 7. Capaian Sasaran Strategis Terjaminnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
SS.1 Terjaminnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
Tahu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
n
2016 4,00 3,90 97,5%
Indeks Kepuasan Layanan Informasi Iklim 2017 4,20 4,29 101,91%
Terapan dan Kualitas Udara 2018 4,40 4,27 97,04%
2019 4,60 4,28 93,04%

CAPAIAN CUSTOMER PERSPECTIVE

B. Sasaran Strategis Kedua (SS-2):

"Kepuasan Pengguna Layanan Informasi Iklim Terapan dan Kualitas


Udara"

Sasaran strategis ini menjabarkan tentang “tingkat kepuasan pengguna layanan


informasi iklim terapan dan kualitas udara yang dapat diterima oleh pengguna
informasi dalam waktu singkat dan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi”.
Pencapaian sasaran strategis ini diukur dengan menggunakan satu Indikator
Kinerja, yaitu rata-rata Indeks Kepuasan Layanan Informasi Iklim Terapan
dan Kualitas Udara.

Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.2 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 10.

Tabel 8. Capaian Sasaran Strategis Terjaminnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
SS.2 Kepuasan Pengguna Layanan Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara
Tahu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
n
2016 4,00 3,90 97,5%
Rata-rata Indeks Kepuasan Layanan Informasi 2017 4,20 4,29 101,91%
Iklim Terapan dan Kualitas Udara 2018 4,40 4,27 97,04%
2019 4,60 4,28 93,04%

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 27


ISI

Gambar 10. Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) layanan informasi


iklim terapan dan kualitas udara periode 2016 – 2019
Indeks kepuasan dan rata-rata indeks kepuasan layanan informasi iklim terapan
dan kualitas udara diperoleh dari kegiatan survei kepuasan pelanggan yang
nilai targetnya mengacu pada RENSTRA BMKG 2015 – 2019. Dalam kurun
waktu empat tahun terakhir nilai target untuk kedua indikator kinerja ini selalu
meningkat sebanyak 0,2 poin per tahun. Namun pada upaya realisasinya di
lapangan, hanya capaian tahun 2017 yang berhasil melampaui target.
Selebihnya berada di bawah target. Hal ini menunjukkan masih cukup tingginya
target yang ditetapkan dalam memperoleh penilaian kepuasan dari masyarakat.
Untuk bisa mencapai target yang tinggi tersebut diperlukan usaha yang lebih
tinggi lagi dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan oleh Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan.

Formulasi dan Metode Penghitungan Capaian SS.1 dan SS.2:

Penghitungan capaian kinerja, baik untuk indikator kinerja Sasaran Strategis 1


(SS.1) dan Sasaran Strategis 2 (SS.2), dilakukan dengan cara mengolah data
hasil survei kepuasan pelanggan layanan informasi iklim terapan dan kualitas
udara. Pengolahan data disini menggunakan pengukuran skala 1 – 4 yang
diukur dengan menggunakan Skala Likert. Hasil akhir berupa Indeks Kepuasan
Pelanggan terhadap layanan informasi iklim terapan dan kualitas udara
selanjutnya dikonversi menjadi skala 1 – 5 sesuai target yang tercantum di
dalam Renstra 2015 – 2019.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 28


ISI
Sebelum memasuki tahap pengolahan data, pengumpulan data dilakukan
terlebih dahulu dengan cara menyebarkan kuesioner berbentuk cetak dan
online (pada alamat www.surveibmkg.com) di seluruh wilayah provinsi di
Indonesia. Penyebaran kuesioner dilakukan di 27 Stasiun Klimatologi, 5 Kantor
Balai Besar Wilayah MKG, 3 Stasiun GAW dan 10 Stasiun
Meteorologi/Meteorologi Maritim. Selain itu penyebaran kuesioner juga
dilakukan oleh tim BMKG Pusat melalui berbagai kegiatan seperti Sekolah
Lapang Iklim (SLI), pameran dan expo, kegiatan kunjungan ke ruang
CEWS, climate roadshow dan broadcast melalui media sosial Whatsapp.
Kuesioner yang disebarkan memuat materi survei yang dapat digunakan untuk
mengukur indeks kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan informasi
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara, Geofisika, Instrumentasi-Kalibarasi-
Rekayasa-Jaringan Komunikasi (INSKALREKJARKOM) dan kegiatan-kegiatan
kehumasan sekaligus. Pengambilan data yang sesuai dengan survei kepuasan
pelanggan layanan informasi iklim terapan dan kualitas udara dilakukan
berdasarkan jenis layanan informasi yang dipilih oleh responden yang mengisi
kuesioner tersebut.

Komponen penilaian survei terdiri dari komponen Kualitas Pelayanan dan


komponen Harapan Konsumen. Komponen Kualitas Pelayanan terdiri dari 20
unsur pertanyaan/pernyataan yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam 12
kelompok. Sedangkan komponen Harapan Konsumen terdiri dari 18 unsur
pertanyaan/pernyataan yang dikelompokkan ke dalam 11 kelompok.

Tabel 9. Susunan Kelompok Pertanyaan/Pernyataan pada Kuesioner


Survei Kepuasan Pelanggan

KELOMPOK KUALITAS HARAPAN


No
PERTANYAAN/PERNYATAAN PELAYANAN KONSUMEN
Persyaratan pelayanan, adalah syarat
yang harus dipenuhi dalam pengurusan
1 √ √
suatu jenis pelayanan, baik persyaratan
teknis maupun administratif.
Informasi yang diperoleh, adalah
2 informasi atas pelayanan publik yang √ √
tersedia.
Prosedur pelayanan adalah tata cara
3 pelayanan yang dibakukan bagi penerima √ -
pelayanan.
4 Waktu pelayanan adalah jangka waktu √ √

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 29


ISI
yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh proses pelayanan.
Biaya atau tariff, adalah tarif yang
dikenakan kepada penerima layanan
5 √ √
dalam mengurus dan/atau memperoleh
pelayanan .
Produk spesifikasi jenis layanan,
6 adalah hasil pelayanan yang diberikan √ √
dan diterima sesuai dengan ketentuan.
Penanganan pengaduan, saran, dan
masukan, adalah mekanisme
7 √ √
penanganan dan tindak lanjut terhadap
pengaduan saran dan masukan.
Kriteria petugas/pelaksana layanan,
8 adalah keberadaan dan kepastian √ √
petugas yang memberikan pelayanan.
Kompetensi pelaksana, adalah
kemampuan yang harus dimiliki oleh
9 √ √
pelaksana meliputi pengetahuan,
keahlian, keterampilan dan pengalaman.
Perilaku pelaksana, adalah sikap
10 √ √
petugas dalam memberikan pelayanan.
Keamanan dan kenyamanan sarana
prasaran pelayanan, yaitu terjaminnya
11 √ √
tingkat keamanan dan kenyamanan
sarana dan prasarana pelayanan.
Komitmen penyelenggara layanan
12 √ √
dalam pelayanan publik.

Pada tahun 2019 telah dilakukan penyeragaman kuesioner sehingga dapat


digunakan bersama-sama oleh unit kerja yang berbeda di lingkungan BMKG.
Adapun format kuesioner yang digunakan untuk melakukan survei kepuasan
pelanggan terdiri dari komponen identitas responden (usia, jenis kelamin,
pendidikan terakhir dan profesi), jenis pelayanan (Meteorologi, Klimatologi,
Geofisika, INSKALREKJARKOM dan Kehumasan), komponen aspek
pelayanan (kualitas pelayanan dan harapan konsumen) dan kolom saran dan
masukan. Dalam pengolahan datanya, komponen usia tidak disertakan dalam
analisis.

Setiap responden diminta mengisi kuesioner tersebut secara obyektif dan


sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Setiap pilihan jawaban yang
diberikan atas pertanyaan/pernyataan diberi skor sebagai berikut :
1. Sangat Setuju/Sangat Penting diberi skor 4.
2. Setuju/Penting diberi skor 3.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 30


ISI
3. Kurang Setuju/Kurang Penting diberi skor 2.
4. Tidak Setuju/Tidak Penting diberi skor 1.

Terdapat pengecualian untuk pertanyaan/pernyataan pada kategori “Prosedur


Pelayanan” yang menyatakan “sistem dan prosedur pelayanan masih
berpeluang menimbulkan KKN”. Pada poin ini sistem pemberian nilai dibalik
menjadi :
1. Sangat Setuju/Sangat Penting diberi skor 1.
2. Setuju/Penting diberi skor 2.
3. Kurang Setuju/Kurang Penting diberi skor 3.
4. Tidak Setuju/Tidak Penting diberi skor 4.

Data yang terkumpul dari hasil pengisian kuesioner selanjutnya di digitasi oleh
petugas survei. Digitasi dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat
sederhana seperti program Excel. Hasilnya di rekap berdasarkan wilayah
provinsi dan dikompilasi menjadi satu data nasional.

Proses quality control data dilakukan sebelum masuk ke tahap pengolahan.


Data yang telah terkumpul selanjutnya dipilah berdasarkan jenis layanan
informasi yang dipilih responden, persentase data kosong dan penghapusan
duplikasi data.
Toleransi persentase data kosong yang digunakan adalah apabila data yang
kosong tidak melebihi 50% maka data tersebut akan diolah lebih lanjut, masing
– masing berlaku untuk komponen kualitas pelayanan dan harapan konsumen.
Jika terjadi sebaliknya maka data akan dihapus atau tidak diolah lebih lanjut.
Data yang dimaksud disini adalah data isian responden atas
pertanyaan/pernyataan yang tercantum di dalam kuesioner.

Pengolahan data hasil survei menggunakan pengukuran Skala Likert dapat


dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah berikut :
1. Unsur pelayanan yang disurvei dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan/pernyataan, terdiri dari 20 (dua puluh) unsur, yaitu : U1, U2, U3,
dan seterusnya hingga U20.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 31


ISI
2. Pilihan jawaban responden dinyatakan dalam angka skor 1 (terendah), 2,3,4
dan 4 (tertinggi).
3. Unsur-unsur pertanyaan/pernyataan dikelompokkan menjadi 12 kelompok
untuk komponen Kualitas Pelayanan (A 1, A2, …, A12) dan 11 kelompok untuk
komponen Harapan Konsumen (tidak ada kelompok A 3 pada komponen ini).
Penghitungan nilai skor per kelompok dilakukan dengan cara menghitung
nilai rata-rata skor dari satu atau lebih pertanyaan/pernyataan yang berada
dalam kelompok yang sama.
4. Dihitung jumlah nilai per kelompok.
Jumlah Nilai Per Kelompok=∑ Skor Rata−rata Kelompok

5. Dihitung nilai rata-rata per kelompok (Jumlah nilai per kelompok dibagi
dengan jumlah kuesioner yang terisi).
Jumlah Nilai Per Kelompok
NRR ( Nilai Rata−rata ) Per Kelompok=
Jumlah Data Terisi

6. Dihitung bobot nilai rata-rata tertimbang (jumlah bobot dibagi dengan jumlah
kelompok).
 Untuk komponen Kualitas Pelayanan :
Jumlah Bobot 1
Bobot nilai rata−rata tertimbang= = =0,083
Jumlah Kelompok 12

 Untuk komponen Harapan Konsumen


Jumlah Bobot 1
Bobot nilai rata−rata tertimbang= = =0,091
Jumlah Kelompok 11

7. Dihitung nilai rata-rata skor tertimbang per kelompok (nilai rata-rata per
kelompok dikali dengan bobot nilai rata-rata tertimbang).
NRR Skor Tertimbang=¿
( Nilai Rata−rata Per Kelompok )¿)

8. Dihitung nilai rata-rata tertimbang (menjumlahkan nilai rata-rata skor


tertimbang dari kelompok A1 sampai A12).
Jumlah Nilai Rata−rataTertimbang=∑ Nilai Rata−rata Skor Tertimbang

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 32


ISI
9. Dihitung nilai batas bawah bobot penilaian (bobot maksimal dibagi dengan
banyaknya poin penilaian tiap unsur). Untuk 4 Skala Likert dihitung sebagai
berikut :
Bobot Maksimal 100
Nilai Batas Bawah Bobot Penilaian= = =25
Banyaknya poin penilaian tiap unsur 4

10. Dihitung nilai Indeks Kepuasan Pelanggan (jumlah nilai rata-rata skor
tertimbang seluruh kelompok dikali dengan nilai batas bawah bobot
penilaian).
Nilai IKP=(Jumlah Nilai Rata−rata Skor Tertimbang) ( Nilai Batas Bawah Bobot )

11. Kriteria IKP dibagi menjadi 4 (empat) kelas, yang menunjukkan tingkat Mutu
Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan (Tabel 10).

Tabel 10. Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan
dan Kinerja Unit Pelayanan

Mutu Kinerja Unit


Nilai Nilai Interval Nilai Interval
Pelayanan Pelayanan
Persepsi (N) Konversi (NIK)
(x) (y)
1 1.00 – 1.75 25,00 – 43,75 D Tidak Baik
2 1.76 – 2.50 43,76 – 62,50 C Kurang Baik
3 2.51 – 3.25 62,51 – 81,25 B Baik
4 3.26 – 4.00 81,26 – 100,00 A Sangat Baik

Hasil pengolahan data survei kepuasan pelanggan layanan informasi iklim


terapan dan kualitas udara tahun 2019 dijelaskan sebagai berikut :

Survei dilakukan di seluruh wilayah provinsi di Indonesia selama kurang lebih


dua bulan (September – Desember 2019) dan berhasil mengumpulkan data
dari 3.080 responden. Setelah melalui proses quality control, berhasil
disisihkan data sebanyak 1.578 responden dari 31 provinsi yang dinilai cukup
mewakili survei terhadap layanan informasi iklim terapan dan kualitas udara.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 33


ISI

Gambar 11. Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin

Dari 1.578 responden, mayoritas berjenis kelamin laki-laki (57%) sedangkan


responden perempuan sebesar 40%. Sementara masih ada 3% responden
yang tidak memberikan jawaban.

Gambar 12. Komposisi responden berdasarkan kelompok usia

Kelompok usia tertinggi responden adalah 20 – 30 tahun sedangkan yang


terendah yaitu kelompok usia lebih dari 60 tahun. Sedangkan sebanyak 9,2%
responden tidak memberikan jawaban.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 34


ISI

Gambar 13. Komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi didominasi


kelompok D4/S2 sebesar 45,4% dan terendah berada di kelompok SD kebawah
sebesar 0,3%. Sedangkan sebanyak 2,7% responden tidak memberikan
jawaban.

Gambar 14. Komposisi responden berdasarkan profesi

Komposisi responden berdasarkan profesi didominasi oleh kelompok


pelajar/mahasiswa sebesar 33,2% dan terendah sebesar 3,3% dari kelompok
peneliti/dosen. Sedangkan sebanyak 2,7% responden tidak memberikan
jawaban.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 35


ISI

Gambar 15. Peringkat jenis layanan informasi iklim terapan dan kualitas udara
berdasarkan pilihan responden

Berdasarkan Gambar 15 terlihat layanan informasi kualitas udara paling banyak


dipilih responden (623 suara), selisih sangat tipis dengan layanan informasi
iklim khusus (622 suara), sedangkan layanan informasi iklim terapan
menempati urutan terakhir.

Tabel 11. Penghitungan Nilai IKP untuk Komponen KUALITAS PELAYANAN

A10

A11

A12
A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

Kategori Kelompok A9

NRR Per Kelompok =


3,46

3,39

2,92

3,33

3,33

3,36

3,36

3,42

3,46

3,49

3,42

3,38
Jumlah nilai per
kelompok / jumlah data
yang terisi
NRR Skor Tertimbang
0,29

0,28

0,24

0,28

0,28

0,28

0,28

0,28

0,29

0,29

0,28

0,28
= NRR Per Kelompok
x 0.083
Nilai Kepuasan
7,21

7,08

6,09

6,94

6,94

7,01

6,99

7,11

7,20

7,28

7,12

7,05

Pelanggan per
Kelompok
Nilai IKP
3,36
(4 Skala Likert)
Nilai IKP
4,20
(5 Skala Likert)
IKP Unit Pelayanan 84,03
Mutu Pelayanan Sangat Baik

Untuk komponen Kualitas Pelayanan diperoleh indeks kepuasan sebesar 3,36


pada skala 4 dan sebesar 4,20 pada skala 5 dengan kriteria penilaian kategori
A (Sangat Baik).

Tabel 12. Perhitungan Nilai IKP untuk Komponen HARAPAN KONSUMEN

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 36


ISI

A10

A11

A12
A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

A9
Kategori Kelompok

NRR Per Kelompok =

3,51

3,50

3,44

3,42

3,44

3,46

3,49

3,52

3,54

3,49

3,48
Jumlah nilai per
kelompok / jumlah data
yang terisi Tertimbang
NRR Skor

0,32

0,32

0,31

0,31

0,31

0,31

0,32

0,32

0,32

0,32

0,32
= NRR Per Kelompok x
0.091
Nilai Kepuasan

87,81

87,59

86,13

85,48

85,89

86,43

87,26

88,01

88,54

87,23

87
Pelanggan per
Kelompok
Nilai IKP
3,48
(4 Skala Likert)
Nilai IKP
4,35
(5 Skala Likert)
IKP Unit Pelayanan 87,03
Mutu Pelayanan Sangat Baik

Tabel 11 dan Tabel 12 memperlihatkan penghitungan Indeks Kepuasan


Pelanggan (IKP) Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019 yang
ditampilkan dalam bentuk tabulasi.

Untuk komponen Harapan Konsumen diperoleh indeks kepuasan sebesar 3,48


pada skala 4 dan sebesar 4,35 pada skala 5 dengan kriteria penilaian kategori
A (Sangat Baik).

Selanjutnya nilai indeks dari kedua komponen tersebut dihitung rata-ratanya


untuk memperoleh indeks kepuasan pelanggan layanan informasi iklim terapan
dan kualitas udara (Tabel 13).

Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Survei Kepuasan Pelanggan


Layanan Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara Tahun 2019

INDEKS KEPUASAN
Kategori
No Komponen Penilaian 4 Skala 5 Skala
Penilaian
Likert Likert
1 Kualitas Pelayanan 3,36 4,20 A (Sangat Baik)
2 Harapan Konsumen 3,48 4,35 A (Sangat Baik)
3 Kepuasan Pelanggan PUSYANKLIM 3,42 4,28 A (Sangat Baik)

Dari Tabel 13 terlihat nilai rata-rata antara indeks kepuasan pelanggan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 37


ISI
terhadap kualitas pelayanan dan indeks kepuasan pelanggan terhadap harapan
konsumen menghasilkan indeks kepuasan pelanggan layanan informasi iklim
terapan dan kualitas udara sebesar 3,42 pada skala 4 dan 4,28 pada skala 5
dengan kriteria penilaian kategori A (Sangat Baik).

Perbandingan IKP tahun 2016 hingga 2019 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Survei Kepuasan Pelanggan Periode 2017 – 2019*)

Unsur Unsur
Jumlah Jumlah Target Capaian
No Tahun Nama Pusat Penilaian Penilaian
Responden Provinsi IKP IKP
Tertinggi Terendah
Penanganan
saran,
Keramahan
pengaduan
1 2017 PUSYANKLIM 662 21 4,20 4,30 petugas
dan
(4,46)
masukan
(4,13)
Penanganan
Sikap saran,
petugas pengaduan
2 2018 PUSYANKLIM 1317 31 4,40 4,27
BMKG dan
(4,48) masukan
(4,13)
Kualitas
Pelayanan: Kualitas
Perilaku Pelayanan:
pelaksana Prosedur
pelayanan pelayanan
(3,49) (2,92)
3 2019 PUSYANKLIM 1578 31 4,60 4,28
Harapan Harapan
Konsumen: Konsumen:
Perilaku Biaya/tarif
pelaksana pelayanan
pelayanan (3,42)
(3,54)

*) Survei tahun 2017 – 2018 menggunakan 5 skala Likert, survei tahun 2019 menggunakan 4 skala Likert yang
dikonversi menjadi 5 skala Likert

Secara keseluruhan Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) layanan informasi iklim


terapan dan kualitas udara tahun 2019 ini berada dibawah target dimana IKP
yang diperoleh sebesar 4,28 dari target 4,6 untuk skala 5.

Hal ini disebabkan tingginya target yang dicantumkan dalam Renstra BMKG
2015 – 2019 sedangkan pengguna layanan informasi yang berperan sebagai
responden masih lebih dominan memberikan kategori penilaian “Setuju”
dibanding “Sangat Setuju”. Disamping itu juga masih terdapat satu unsur
pertanyaan pada kuesioner yang memerlukan skala penilaian berkebalikan
dengan unsur pertanyaan yang lain sehingga rawan menimbulkan salah
persepsi oleh responden atau salah input data skor oleh petugas entry data

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 38


ISI
di lapangan (kelompok Prosedur Pelayanan).

Gambar 16. Peringkat nilai rata-rata kualitas pelayanan


informasi iklim terapan dan kualitas udara tahun 2019

Gambar 16 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi diperoleh dari kelompok


unsur PERILAKU PELAKSANA PELAYANAN, yaitu sikap petugas dalam
memberikan pelayanan (baik dan bertanggung jawab). Sedangkan nilai rata-
rata terendah diperoleh dari kelompok unsur PROSEDUR PELAYANAN, yaitu
tata cara pelayanan yang dibakukan bagi penerima pelayanan.

Tingginya nilai rata-rata untuk komponen kualitas pelayanan pada kelompok


perilaku pelaksana pelayanan menunjukkan kompetensi Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan yang baik dalam perannya sebagai pelaksana
pelayanan. Organisasi ini berhasil memberikan pelayanan dengan cara yang
mudah diterima oleh masyarakat. Perilaku baik, ramah, komunikatif dan
bertanggung jawab sangat membantu memudahkan masyarakat yang
membutuhkan layanan informasi dari BMKG, khususnya Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan. Teknik membangun komunikasi dua arah antara
pelaksana pelayanan dengan masyarakat melalui kegiatan – kegiatan
sosialisasi maupun literasi berbasis komunitas (community based) dan
penyebaran informasi melalui media sosial turut berperan dalam menaikkan
nilai kepercayaan masyarakat dalam bentuk tingginya penilaian yang diberikan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 39


ISI
(3,49 pada skala 4,00).

Perhatian dan penanganan lebih lanjut perlu ditekankan untuk kelompok


prosedur pelayanan yang menempati urutan terendah dengan nilai rata-rata
2,92 pada skala 4,00. Kelompok ini terdiri dari dua unsur pertanyaan yang
sistem pemberian skor nya saling berlawanan antara unsur pertanyaan pertama
dengan unsur pertanyaan kedua sehingga rawan menimbulkan salah persepsi
di kalangan responden dan salah input data skor di kalangan petugas data
entry. Unsur pertanyaan pada kelompok tersebut berbunyi :
1. Alur pelayanan jelas dan sederhana.
2. Sistem dan prosedur pelayanan masih berpeluang menimbulkan KKN.

Namun demikian, kedua unsur pertanyaan tersebut tetap perlu dievaluasi dan
ditindaklanjuti. Kejelasan prosedur memperoleh pelayanan informasi dan
penyederhanaan alurnya perlu ditingkatkan dengan cara menertibkan
wewenang dan menerapkan pembagian tugas yang jelas antara unit kerja yang
bertugas menyiapkan bahan informasi yang dibutuhkan pelanggan dengan unit
kerja yang bertugas menyampaikan informasi tersebut agar tidak saling
tumpang tindih atau saling mengabaikan wewenang sehingga menyulitkan
pelanggan/masyarakat.

Selain itu, implementasi peraturan dalam memberikan pelayanan informasi juga


perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas sosialisasi
peraturan di lingkungan internal. Dengan dipahaminya berbagai aturan dan
batasan dalam memberikan pelayanan informasi diharapkan tidak terjadi
kebocoran atau kesalahan, artinya informasi yang disampaikan benar-benar
sesuai peraturan dan atas sepengetahuan pejabat yang berwenang sehingga
pelanggan/publik tidak merasa dirugikan baik dari segi materi maupun psikis.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 40


ISI

Gambar 17. Peringkat nilai rata-rata harapan konsumen layanan informasi iklim terapan
dan kualitas udara tahun 2019

Gambar 17 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi diperoleh dari kelompok


unsur PERILAKU PELAKSANA PELAYANAN, yaitu sikap petugas dalam
memberikan pelayanan (baik dan bertanggung jawab). Sedangkan nilai rata-
rata terendah diperoleh dari kelompok unsur BIAYA/TARIF PELAYANAN, yaitu
tarif yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus dan/atau
memperoleh pelayanan.

Dari Gambar 17 terlihat harapan konsumen terhadap perilaku pelaksana


pelayanan ternyata tetap berada di urutan tertinggi, sama seperti penilaian
masyarakat terhadap kualitas pelayanan pada kelompok tersebut. Hal ini
menunjukkan ekspektasi tertinggi terletak pada performance petugas
pelayanan sebagai bagian yang berhubungan langsung dengan
pelanggan/publik. Informasi akan lebih cepat sampai, lebih mudah dipahami
dan lebih mudah diterima oleh masyarakat apabila disampaikan dengan cara
yang baik dan dilatarbelakangi oleh jiwa melayani yang tinggi.

Sedangkan harapan terhadap kelompok biaya/tarif yang dikenakan untuk


memperoleh layanan informasi menduduki urutan terendah dengan nilai rata-
rata 3,42 pada skala 4,00. Sebagai bahan evaluasi untuk tindak lanjut

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 41


ISI
berikutnya, sosialisasi terkait biaya/tarif layanan perlu diperjelas dan
ditingkatkan. Tidak semua jenis pelayanan informasi dikenakan tarif, ada jenis
layanan tertentu yang sifatnya tak berbayar dengan mengikuti syarat dan
ketentuan yang dikenakan. Informasi ini perlu disampaikan dengan jelas
kepada publik agar tidak menimbulkan salah interpretasi sehingga
memunculkan anggapan bahwa semua layanan informasi bisa diperoleh
dengan cara membayar. Penertiban unit kerja yang bertugas di bagian
pelayanan juga perlu dilakukan agar tidak terjadi praktek pungutan liar yang
tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Outcome Sasaran Strategis 2 :

Pencapaian sasaran strategis Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan dalam


upaya memberikan kepuasan bagi pengguna layanan informasi iklim terapan
(SS.2) melalui berbagai media (media cetak, media digital dan kegiatan
diseminasi informasi berbasis komunitas) menghasilkan outcome sebagai
berikut:

1. Meningkatnya kepedulian dan antusiasme masyarakat dalam mengakses


informasi iklim terapan dan kualitas udara yang disebarkan melalui media
sosial. Hal ini terlihat dari banyaknya respon positif dari pengguna layanan
informasi tersebut, baik dalam bentuk pemberian tanda “suka/likes” (hingga
lebih dari seribu likes/views/comments pada setiap postingan konten
tentang informasi iklim dan kualitas udara) dan jumlah pengikut (followers)
yang mencapai lebih dari sejuta followers pada akun resmi di media sosial.
Selain itu layanan informasi yang disajikan dalam bentuk wawancara
dengan media televisi dan media berita online maupun surat kabar juga
turut meningkatkan respon positif masyarakat, terutama ketika muncul
kejadian khusus seperti kejadian kekeringan akibat kemarau panjang atau
banjir akibat curah hujan tinggi, yang sifat informasinya dibutuhkan segera
oleh publik.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 42


ISI

Gambar 18. Layanan informasi iklim dan kualitas udara


melalui media sosial Instagram dan televisi

2. Meningkatnya kualitas pengelolaan informasi dan peringatan dini iklim


berbasis sistem informasi mempercepat dan mempermudah penyebaran
informasi iklim dan kualitas udara sehingga menjadi informasi yang cepat,
mudah diakses dan mudah dipahami oleh masyarakat/pengguna.
Pengembangan fitur-fitur pada Climate Early Warning System (CEWS) Versi
2.0 yang dilakukan di tahun 2019 mampu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penyebaran informasi iklim dan kualitas udara yang diproduksi oleh
Pusat Informasi Perubahan Iklim dan Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan.

Gambar 19. Jumlah kunjungan kerja lintas lembaga ke ruang operasional CEWS
tahun 2019

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 43


ISI
3. Pengarusutamaan bencana iklim dan perubahan iklim dalam wacana
kehidupan nasional baik secara politik, budaya, dan sosial telah berhasil
dilakukan pada tingkatan tertentu dengan indikator termanfaatkannya data
dan informasi dari BMKG menjadi referensi untuk pengambilan kebijakan
lembaga/instansi pemerintah pada manajemen kebencanaan baik sebelum,
ketika, dan sesudah kejadian bencana.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung tercapainya target capaian


indikator kinerja SS-1 dan SS-2 antara lain :

Literasi Iklim untuk Generasi Muda

Pada tahun 2018, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan menyelenggarakan


kegiatan pengenalan pengetahuan dasar di bidang informasi iklim dan kualitas
udara dalam bentuk climate roadshow for elementary. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di lima Sekolah Dasar yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Total ada 252 siswa yang
mengikuti kegiatan tersebut.

Sebagai program yang berkelanjutan, pada tahun berikutnya kegiatan climate


roadshow for elementary dikembangkan lagi dalam bentuk JAMBORE IKLIM
2019 : LITERASI IKLIM UNTUK GENERASI MUDA. Jika pada tahun
sebelumnya dikemas dalam bentuk education roadshow, maka pada tahun
2019 kegiatan dipusatkan di Jakarta dalam bentuk Jambore Iklim. Peserta yang
telah mengikuti kegiatan roadshow kembali dilibatkan dengan mengundang
mereka untuk memperoleh materi edukasi lanjutan yang dilengkapi dengan
kegiatan kunjungan ke Kantor Pusat BMKG dan Deklarasi Anak Peduli Iklim
Tanggap Bencana.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 44


ISI

Gambar 20. Deklarasi Anak Peduli Iklim Tangguh Bencana

Deklarasi Anak Peduli Iklim Tanggap Bencana dimaksudkan untuk menguatkan


komitmen seluruh peserta Jambore Iklim 2019 untuk bersama–sama menjaga
kelestarian lingkungan dan melakukan aksi nyata mengurangi resiko terjadinya
bencana Hidrometeorologi dengan cara mengoptimalkan manfaat dari layanan
informasi iklim yang disediakan oleh BMKG.

Tabel 15. Komposisi Peserta Jambore Iklim 2019 : Literasi Iklim untuk Generasi Muda
Jakarta, 30 April 2019

Jumlah Jumlah
Jumlah Guru
No Daerah Asal Peserta Sekolah Siswa
Pendamping
Peserta Peserta
1 Jakarta Barat 7 44 7
2 Bogor 4 50 4
3 Depok 1 25 2
4 Tangerang Selatan 15 50 15
5 Tambun 5 45 5
JUMLAH 32 214 33

Berlokasi di Lapangan Terbuka Monas dan Kantor Pusat BMKG, kegiatan


Jambore Iklim 2019 dilaksanakan pada tanggal 30 April 2019 dan diikuti oleh
214 siswa peserta ditambah 33 guru pendamping dari 32 Sekolah Dasar.
Peserta yang merupakan angkatan pertama ini memperoleh materi edukasi
lanjutan tentang bencana Hidrometeorologi, perubahan iklim dan dampaknya,
peran generasi pelajar yang sadar dan peduli perubahan iklim, bencana gempa
bumi dan langkah–langkah antisipatif yang perlu dilakukan ketika
menghadapinya.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 45


ISI

(a) (b)
Gambar 21. Pemberian materi edukasi (a) oleh Kepala BMKG, (b) oleh Dosen Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNJ

Tabel 16. Susunan Materi Edukasi


pada Kegiatan Jambore Iklim 2019 : Literasi Iklim untuk Generasi Muda

No Tema Materi Narasumber


Perubahan Iklim dan Gerakan Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D
1
Mengurangi Sampah Plastik (Kepala BMKG)
Yustia Suntari, S.Pd, M.Pd
Mewujudkan Generasi Pelajar yang
(Pemerhati Anak dan Lingkungan, Dosen
2 Memiliki Kesadaran dan Kepedulian
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
terhadap Perubahan Iklim
Dasar – Universitas Negeri Jakarta)
Siswanto, M.Sc
3 Pengenalan Bencana Hidrometeorologi (Kepala Sub Bidang Produksi Informasi
Iklim dan Kualitas Udara, BMKG)
Suci Dewi Anugrah, S.Si, M.Si
Siap Selamat Menghadapi Bencana
4 (Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi,
Gempa Bumi
BMKG)

Selain diikuti oleh siswa peserta, guru pendamping dan narasumber, kegiatan
ini juga dihadiri oleh sejumlah tamu undangan. Beberapa tamu undangan yang
hadir antara lain dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah -
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dinas
Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, komunitas Siaga Bencana, Science
Communication Working Group U-Inspire dan sejumlah wartawan media massa
(Metro TV, detik.com, AntaraNews, Suara Karya, narasipos.com). Jajaran
eselon di lingkungan Kedeputian Bidang Klimatologi juga turut hadir
mendampingi Kepala BMKG ketika membawakan materi yang berisi ajakan
kepada siswa untuk selalu menjaga lingkungan agar terbebas dari sampah
berbahaya seperti sampah plastik dan menjaga keberlangsungan kehidupan di
bumi dengan ikut serta mencegah terjadinya pemanasan global yang bisa
memicu perubahan iklim.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 46


ISI

(a) (b)

Gambar 22. Wawancara (a) Kepala BMKG, (b) Deputi Bidang Klimatologi,
dengan media massa

Pemberian materi edukasi lanjutan pada kegiatan Jambore Iklim 2019 ini
dilengkapi dengan agenda kunjungan peserta ke Kantor Pusat BMKG. Siswa
diajak melihat langsung dari dekat tentang bagaimana selama ini BMKG
bekerja memberikan layanan informasi cuaca, iklim dan gempa bumi kepada
masyarakat. Mereka mengunjungi ruang operasional Meteorology Early
Warning System (MEWS), Climate Early Warning System (CEWS), Indonesia
Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) dan taman alat.

Selama kegiatan berlangsung, seluruh peserta terlihat antusias dan


bersemangat. Begitu pula ketika diajak melakukan simulasi langkah–langkah
antisipatif ketika terjadi gempa bumi. Berbagai pertanyaan dan pernyataan
banyak dilontarkan oleh peserta yang rata–rata masih berusia belia ini. Respon
positif tersebut memperlihatkan pentingnya program–program serupa
dilaksanakan secara berkelanjutan dengan jangkauan wilayah yang lebih luas,
komposisi peserta yang lebih bervariasi dan format kegiatan yang lebih inovatif.

(a) (b)

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 47


ISI

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 23. Keseruan peserta Jambore Iklim 2019

Setelah sukses menyelenggarakan climate roadshow for elementary pada


tahun 2018 dan Jambore Iklim pada tahun 2019, pada triwulan keempat
kembali Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan menggelar kegiatan serupa
untuk peserta dengan level usia lebih tinggi. Kegiatan climate roadshow for
teenagers digelar di SMPIT Ummul Quro, Bogor pada tanggal 25 Oktober 2019.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Iklim untuk Generasi Muda
yang menyasar siswa SMP dan SMA.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 48


ISI

Gambar 24. Climate roadshow for teenagers di SMPIT Ummul Quro, Bogor

Sebanyak 26 siswa SMP dan 24 siswa SMA memperoleh materi edukasi yang
dibawakan oleh tim BMKG dengan menggunakan metode pembelajaran
interaktif dan memanfaatkan teknologi digital serta fun education concept.
Selain itu, siswa juga dibimbing untuk membuat contoh sederhana menyusun
Rencana Aksi Peduli Iklim dan Tangguh Menghadapi Bencana sebagai upaya
menumbuhkembangkan perilaku sadar dan peduli iklim sejak dini untuk
menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik di masa depan.

Gambar 25. Pengenalan pengetahuan iklim dan menumbuhkembangkan perilaku sadar dan
peduli iklim sejak dini

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 49


ISI

CAPAIAN INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

Sasaran strategis pada perspektif ini merupakan proses-proses utama kegiatan


internal yang harus dilakukan oleh Pusat Layan Informasi Iklim Terapan, yakni
dalam rangka upaya memberikan layanan jasa informasi iklim terapan dan
kualitas udara yang handal dan terpercaya.

C. Sasaran Strategis Ketiga (SS.3) :

“Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan”

Pencapaian sasaran strategis ini diukur dengan menggunakan tiga indikator


kinerja yaitu :
1. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di 33
provinsi.
2. Jumlah provinsi yang menerima layanan informasi Hidrometeorologi.
3. Jumlah provinsi yang menerima layanan informasi energi terbarukan.
Formulasi dan Metode Penghitungan Capaian Kinerja SS.3 Indikator (1) :

Penghitungan capaian kinerja SS.3 untuk indikator (1) diukur dengan


menggunakan formulasi perbandingan realisasi jumlah peserta yang mengikuti
SLI terhadap target tahunan. Penghitungan indikator kinerja jumlah peserta
yang mengikuti SLI menggunakan rumus berikut :

Peserta SLI =∑ ( peserta Sosialisasi Agroklimat + peserta SLI Tahap 2+ peserta SLI tahap 3 )

Jumlah peserta SLI didefinisikan sebagai total keseluruhan peserta yang


mengikuti kegiatan Sosialisasi Agroklimat, SLI tahap 2 dan SLI tahap 3 dalam
satu tahun anggaran yang dilaksanakan di 33 wilayah provinsi. Perbandingan
hasil capaian kinerja SS.3 untuk indikator (1) tahun 2019 dibandingkan dengan
capaian pada tahun-tahun sebelumnya dapat diilihat pada Tabel 17 dan
Gambar 26.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 50


ISI
Tabel 17. Capaian Sasaran Strategis Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan
untuk Indikator Kinerja (1)
SS.3 Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan
Tahu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
n
2016 1.650 1.650 100,0%
(1) Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan 2017 1.650 987 59,8%
Sekolah Lapang Iklim (SLI) di 33 provinsi 2018 1.650 1.435 86,9%
2019 1.650 2.297 139,2%

Gambar 26. Jumlah peserta Sekolah Lapang Iklim (SLI) tahun 2016 - 2019

Selama empat tahun terakhir, target peserta SLI tidak mengalami perubahan
(1.650 peserta per tahun), namun angka capaiannya cukup fluktuatif dan
sempat mengalami penurunan capaian pada tahun 2017 dan 2018. Hal ini
disebabkan terjadinya pengurangan anggaran pada periode tersebut sehingga
berpengaruh pada menurunnya jumlah lokasi dan jumlah peserta yang
mengikuti kegiatan SLI.

Pada tahun 2019, pelaksanaan SLI ditargetkan sebanyak 80 kegiatan di 33


UPT pelaksana SLI di seluruh Indonesia dengan target peserta sebanyak 1.650
orang (sesuai dengan target Renstra Kedeputian Bidang Klimatologi tahun
2019). Pada pelaksanaannya, seluruh kegiatan SLI berhasil direalisasikan di 33
UPT penyelenggara SLI (Gambar 27) dan berhasil melampaui target yang
ditetapkan dengan capaian jumlah peserta sebanyak 2.297 orang dari target
1.650 orang. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2019 meraih angka
139,2% dari target yang ditetapkan. Keberhasilan ini didukung oleh peningkatan
kualitas koordinasi antara pusat dan daerah serta sarana prasarana pendukung
lainnya.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 51


ISI

Gambar 27. Sebaran lokasi kegiatan SLI tahun 2019

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya target SS.3 untuk


indikator kinerja (1) adalah :

Sekolah Lapang Iklim (SLI) Pertanian Tahun 2019

Dalam upaya mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat, Pusat


Layanan Informasi Iklim Terapan telah menetapkan sasaran strategis, salah
satunya adalah layanan informasi iklim terapan untuk mendukung ketahanan
pangan nasional melalui kegiatan literasi iklim bagi stakeholder di sektor
pertanian. Sasaran strategis tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan kegiatan
Sekolah Lapang Iklim (SLI) Pertanian. SLI merupakan suatu kegiatan interaktif
yang dititikberatkan kepada upaya mengenalkan pentingnya informasi iklim
dalam mendukung kegiatan pertanian di Indonesia. Kegiatan ini sekaligus
merupakan respon BMKG terhadap 7 (tujuh) agenda pembangunan nasional
tentang “Kedaulatan Pangan” dan program “Nawacita” tentang kemandirian
ekonomi.

Kegiatan SLI dimaksudkan sebagai mekanisme yang menjembatani informasi

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 52


ISI
iklim dari BMKG untuk diterjemahkan ke dalam bahasa yang lebih mudah
dipahami oleh petani sebagai end-user. Kegiatan ini sepenuhnya melibatkan
para penyuluh pertanian sebagai mediator/interface antara BMKG sebagai
penyedia informasi iklim dan petani sebagai pelaku aktivitas pertanian di
lapangan.

Dalam pelaksanaannya, peserta SLI dilatih agar mamiliki kemampuan


memahami informasi iklim dan fenomena iklim melalui metode learning by
doing (belajar sekaligus praktek).

Gambar 28. Pelaksanaan kegiatan SLI 2019

Kegiatan SLI tahun 2019 meliputi SLI Tahap 3 sebanyak 3 kegiatan, SLI Tahap
2 sebanyak 3 kegiatan dan Sosialisasi Agroklimat sebanyak 74 kegiatan.
Teknis pelaksanaan SLI 2019 dimulai pada minggu II bulan Januari 2019
(Sosialisasi Agroklimat di Provinsi Jawa Timur) dan diakhiri pada minggu II
bulan Desember 2019 (Sosialisasi Agroklimat di Provinsi DKI Jakarta).

Gambar 29. Jumlah peserta SLI Tahap 2, SLI Tahap 3 dan Sosialisasi Agroklimat tahun 2019

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 53


ISI

Peserta SLI terdiri dari petugas PPL/POPT dan instansi terkait dimana kegiatan
Sosialisasi Agroklimat diikuti oleh 2.147 peserta, SLI Tahap 2 dan SLI Tahap 3
masing-masing diikuti oleh 75 peserta yang tersebar di 33 lokasi kegiatan.

Gambar 30. Komposisi peserta SLI 2019 berdasarkan profesi

SLI sendiri juga merupakan bentuk kerjasama antara BMKG dengan Dinas
Pertanian di daerah yang mampu menjembatani antara informasi iklim dari
BMKG sebagai penyedia dengan petani sebagai end-user. Kegiatan ini secara
penuh melibatkan para pelaku di sektor pertanian, diantaranya adalah penyuluh
pertanian sebagai mediator antara informasi iklim dan petani. Pada akhirnya,
kegiatan ini diharapakan dapat membantu para pemangku kepentingan di
sektor pertanian dalam menerjemahkan informasi iklim sehingga dapat
mendukung kegiatan usaha tani terutama ketika menghadapi fenomena iklim
ekstrim.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 54


ISI
Gambar 31. Kegiatan panen raya di SLI Tahap 3 tahun 2019
Outcome Sasaran Strategis 3, Indikator (1) :

Pada kegiatan SLI Tahap 3 dilakukan penghitungan hasil produktivitas panen


tanaman pangan di tiga lokasi kegiatan dibandingkan dengan rata – rata
produktivitas 3 – 5 tahun. Hasil penghitungan memperlihatkan adanya
peningkatan panen antara 12% hingga 31% dari rata-rata produktivitasnya
(Gambar 32).

Gambar 32. Perbandingan produktivitas tanaman pangan di lokasi kegiatan SLI Tahap 3
terhadap produktivitas rata – rata (sumber data: Badan Pusat Statistik)

Kegiatan SLI yang telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini telah
memberikan dampak terhadap peningkatan produktivitas tanaman pangan,
khususnya padi dan jagung (Gambar 32).

Gambar 32 memperlihatkan adanya peningkatan produktivitas tanaman pangan


di tiga lokasi SLI Tahap 3 jika dibandingkan dengan produktivitas rata – rata
selama 3 hingga 5 tahun. Tanaman pangan yang dimaksud adalah tanaman
padi di Padang Pariaman (Sumatera Barat) dan Temanggung (Jawa Tengah),
dan tanaman jagung di Kupang (NTT). Peningkatan produktivitas yang dihitung
dalam satuan ton/Ha ini berkisar antara 12% hingga 31%. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa program SLI Tahap 3 yang diaplikasikan di sektor
pertanian padi dan jagung memberikan dampak positif yang menggambarkan
adanya peningkatan pemahaman terhadap informasi iklim di kalangan penyuluh
dan petani sehingga mampu meningkatkan kualitas aktivitas pertanian dan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 55


ISI
produktivitas hasil panennya.

Peningkatan pemahaman informasi iklim di kalangan penyuluh dan petani


mampu meningkatkan kompetensi keduanya dalam mengenali pola dan awal
masa tanam yang tepat berdasarkan kondisi iklim di wilayahnya. Selain itu,
penyuluh juga dapat merekomendasikan varietas tanaman yang sesuai.
Dengan memperhatikan analisis hasil produktivitas dan rantai alur distribusi
informasi iklim kepada pengguna maka kegiatan SLI secara tidak langsung
memiliki dampak positif terhadap peningkatan produktivitas tanaman. Hal ini
menggambarkan peran nyata BMKG dalam mendukung program pemerintah
terkait peningkatan produksi tanaman pangan menuju upaya penguatan
ketahanan pangan nasional.

Formulasi dan Metode Penghitungan Capaian SS.3 untuk Indikator (2) :

Penghitungan capaian kinerja SS.3 untuk indikator kinerja (2) diukur dengan
menggunakan formulasi perbandingan antara realisasi jumlah provinsi yang
menerima layanan informasi Hidrometeorologi dengan target tahunan.
Penghitungan indikator kinerja jumlah provinsi yang menerima layanan
informasi Hidrometeorologi dihitung berdasarkan rumus berikut :

Jumlah provinsi penerima informasi Hidrometeorologi=Informasi portal SIH 3 provinsi ( a ) + Informasi p

Perbandingan hasil capaian SS.3 untuk indikator kinerja (2) tahun 2019 dengan
capaian tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 18 dan Gambar 33.

Tabel 18. Capaian Sasaran Strategis Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan
untuk Indikator Kinerja (2)

SS.3 Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan


Tahu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
n
(2) Jumlah provinsi yang menerima layanan 2016 8 8 100,0%
informasi Hidrometeorologi 2017 13 8 61,5%
2018 18 13 72,2%

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 56


ISI
2019 23 19 82,6%

Gambar 33. Jumlah provinsi penerima layanan informasi Hidrometeorologi


tahun 2016 – 2019

Untuk indikator kinerja jumlah provinsi yang menerima layanan informasi


Hidrometeorologi, selama empat tahun terakhir mengalami peningkatan target
dan capaian dari tahun ke tahun. Namun apabila dibandingkan dengan target
tahunannya, maka capaian kinerja pada indikator ini berada di bawah target
untuk tiga tahun terakhir. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa kendala yang
dihadapi, diantaranya adalah keterbatasan sarana prasarana operasional di
UPT daerah yang mengoperasikan SIH3 dan kurang intensifnya pelatihan
teknis bagi operator SIH3 di UPT daerah.

Dalam mengukur indikator kinerja jumlah provinsi yang menerima layanan


informasi Hidrometeorologi tahun 2019, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
didukung oleh Sistem Informasi Hidrometeorologi yang dikenal dengan portal
SIH3. Portal SIH3 merupakan portal informasi pengelolaan Hidrologi,
Hidrometeorologi, dan Hidrogeologi di Indonesia yang tersedia di beberapa
wilayah provinsi di Indonesia. Portal ini merupakan hasil kerjasama antara
BMKG dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya.

Operasionalisasi portal SIH3 pada tahun 2019 ditingkatkan melalui kegiatan


pemeliharaan guna mengoptimalkan fungsi sistem ini sebagai integrator
informasi antara BMKG Pusat dan UPT BMKG di daerah. Hasil dari rekapitulasi

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 57


ISI
identifikasi kondisi operasional SIH3 di daerah diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Total UPT yang masuk dalam jaringan operasional SIH3 nasional : 32 UPT.
2. Jumlah UPT yang masih aktif mengoperasionalkan SIH3 : 18 UPT.
3. UPT yang telah memiliki PKS pengelolaan SIH3 dengan Pemerintah Daerah
setempat : 8 UPT.

Daftar wilayah provinsi dengan portal SIH3 yang aktif menyediakan informasi
Hidrometeorologi pada tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Daftar Provinsi yang Aktif dan Tidak Aktif Melakukan Updating SIH3

Provinsi Aktif Updating


N Provinsi Tidak Aktif
Portal SIH3 No
o Updating Portal SIH3
(last update < 1 semester)
1 Aceh 1 Riau
2 Sumatera Utara 2 Kepulauan Riau
3 Sumatera Barat 3 Lampung
4 Sumatera Selatan 4 NTT
5 Jambi 5 NTB
6 Bangka Belitung 6 Kalimantan Utara
7 Banten dan DKI Jakarta 7 Kalimantan Tengah
8 Jawa Barat 8 Kalimantan Timur
9 Jawa Tengah 9 Sulawesi Utara
10 Yogyakarta 10 Sulawesi Barat
11 Jawa Timur 11 Sulawesi Tenggara
12 Bali 12 Maluku
13 Kalimantan Barat 13 Papua
14 Kalimantan Selatan 14 Papua Barat
15 Gorontalo
16 Sulawesi Tengah
17 Sulawesi Selatan
18 Maluku Utara

Dalam mengoperasionalkan Portal SIH3 ini, Pusat Layanan Informasi Iklim


Terapan menghadapi beberapa hambatan operasional sehingga target capaian
indikator tidak tercapai, diantaranya;
 Tidak semua UPT memiliki payung hukum baik Peraturan Gubernur maupun
Perjanjian Kerja Sama (PKS).
 Instansi terkait menginginkan pertukaran data bukan pertukaran Informasi.
 Tidak adanya dana yang tersedia untuk UPT untuk mendukung kegiatan
SIH3 di UPT dengan instansi terkait.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 58


ISI
 Belum semua UPT melakukan updating secara berkala pada Clearing
House SIH3.
 Terdapat beberapa UPT Klimatologi yang baru berdiri, yang saat ini masih
belum memiliki sarana PC pengolahan untuk operasional SIH3 di UPT.
 Kurangnya pelatihan operasional clearing house SIH3 untuk UPT di
lingkungan Kedeputian Bidang Klimatologi guna mendukung proses
updating.
 Jumlah sumber daya manusia yang berperan sebagai operator SIH3 di UPT
masih terbatas dan belum memadai.

Untuk kendala yang terjadi di tahun 2018 terkait permintaan dari instansi yang
bergerak di bidang Sumber Daya Air (SDA) agar informasi potensi banjir dapat
dimasukkan ke dalam sistem Clearing House SIH3, telah ditindaklanjuti dengan
diakomodirnya permintaan dari TKPSDA provinsi Jawa Tengah.

Selanjutnya, untuk mengatasi target layanan informasi hidrometeorologi yang


tidak tercapai pada tahun anggaran 2019, maka Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan melalui Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara akan
berusaha mengagendakan program – program pelatihan Clearing House SIH3
yang berkelanjutan bagi SDM di UPT didaerah guna mendukung proses
updating.

Outcome Sasaran Strategis 3, Indikator (2) :

BMKG sebagai salah satu simpul dari SIH3 (Sistem Informasi Hidrologi,
Hidrometeorologi dan Hidrogeologi) menyediakan layanan data dan informasi
Hidrometeorologi dalam bentuk Clearing House (CH) Hidrometeorologi.
Aplikasi CH Hidromet telah dibangun sejak tahun anggaran 2013 dan telah
disesuaikan pada tahun anggaran 2014 dan 2015. Aplikasi CH Hidromet BMKG
dapat diakses pada alamat URL: http://hidromet.sih3.bmkg.go.id.

Sistem ini merupakan wadah layanan informasi Hidrologi yang bukan hanya
untuk informasi BMKG tetapi juga merupakan wadah untuk informasi Badan
Informasi Geospasial (BIG) dan Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 59


ISI
Rakyat (Kemen PUPR). Sistem ini dapat menyatukan informasi dari ketiga
instansi tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan monitoring dan
pengambilan keputusan.

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung tercapainya target capaian SS.3


untuk indikator kinerja (2) adalah :

1. Pemeliharaan Sistem Hidrometeorologi

Selain CH Hidromet di BMKG Pusat, BMKG juga membangun CH Hidromet


untuk wilayah provinsi di seluruh Indonesia. Selaras dengan pembangunan
yang dilakukan di pusat, pembangunan setiap di provinsi melibatkan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) BMKG di daerah dan Kemen PUPR.

Pada saat ini aplikasi simpul tersebut sudah berjalan dengan baik, tetapi
pada waktu berjalan diperlukan sarana pemeliharaan. Meningkatnya ragam
jenis informasi dan semakin kompleksnya pengolahan data yang dilakukan
membutuhkan kemampuan dan kapasitas yang tinggi. Diharapkan
pemeliharaan yang dilakukan ini selain dapat menjaga kinerja sistem yang
telah ada, dapat juga meningkatkan kemampuan dan kapasitas sistem.

Kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk sistem Clearing House (CH)


Hidrometeorologi yang berada di kantor pusat BMKG dan pemeliharaan
sistem-sistem pendukung di daerah.

Kegiatan Pemeliharaan Sistem Hidrometeorologi dimaksudkan untuk


mengoptimalkan aplikasi CH Hidromet yang telah ada dengan cara
memperbaiki dan memelihara modul pengolahan data curah hujan secara
otomatis untuk menghasilkan informasi analisis curah hujan spasial. Selain
itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk melakukan updating sistem operasi
pada server aplikasi CH Hidromet. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan
ini adalah untuk mengoptimalkan sistem server dan aplikasi CH Hidromet
baik di pusat maupun daerah.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 60


ISI
Hasil dari pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan Sistem Hidrometeorologi ini
antara lain :

a) Updating OS Server Sistem Hidromet


Perubahan software untuk server CH Hidromet pusat yang baru dan
server CH Hidromet pusat yang lama dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 20. Perubahan Software pada Server CH Hidromet


N SOFTWARE VERSI LAMA VERSI BARU
O
1 OS Linux Red Hat 5 Linux Fedora 7.6
2 Sistem Database Postgresql 9.3.5 Postgresql 11.5
3 PHP PHP version 5.4 PHP version 5.6
4 Java Java 1.7 Java 1.8
5 Geoserver Geoserver 2.6.0 Geoserver 2.15.2

b) Patching Aplikasi Clearing House (CH) Hidromet


Hasil dari pekerjaan ini meliputi:
i) Tersedia dan berfungsinya modul otomatisasi SLD (style) untuk
pembuatan peta Hari Tanpa Hujan (HTH), Hari Hujan (HH), Analisis
Curah Hujan Bulanan dan Prakiraan Curah Hujan Bulanan pada
sistem CH Hidromet.
ii) Termutakhirkannya fungsi pencarian layer berdasarkan data terbaru
pada sistem CH Hidromet.
iii) Termutakhirkannya fungsi list layer pada halaman jelajah, yaitu
mengikuti data terbaru.
iv) Tersedia dan berfungsinya fasilitas untuk produk informasi potensi
banjir dan lainnya.

c) Otomatisasi SLD/Style
Otomastisasi SLD untuk data Hidromet dibagi menjadi dua format,
yaitu format vektor dan raster. Otomatisasi untuk data Hari Hujan (HH)
dan Hari Tanpa Hujan (HTH) masuk kedalam kategori format vektor
(shp). Dengan adanya otomatisasi ini maka pengguna tidak perlu
membuat style lagi melainkan cukup file shp saja yang diunggah.
Sedangkan untuk data dalam format raster, style yang sudah tersedia

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 61


ISI
untuk dapat dijalankan secara otomatis adalah data Analisis Curah
Hujan (ACH) dan Prakiraan Musim.

Gambar 34. Hasil otomatisasi SLD

d) Pemutakhiran Daftar Pencarian Layer Terbaru


Pada sistem sebelumnya fungsi ini dapat berjalan dengan baik, hanya
saja daftar layer yang tersedia ditampilkan secara acak, tidak
berdasarkan kriteria tertentu. Pada pengembangan saat ini dilakukan
perbaikan dengan tampilan layer berdasarkan waktu uploading data.
Dengan metode ini maka layer terbaru akan muncul di bagian paling
awal.
e) Pemutakhiran Daftar Layar Jelajah
Hasil dari pekerjaan ini adalah dilakukannya optimalisasi dalam hal
tampilan daftar layer berdasarkan data terbaru. Data terbaru yang
diunggah akan muncul di atas layer yang lainnya sehingga pengguna
dapat lebih mudah memilih layer yang diinginkan.

f) Patching Modul Analisis Curah Hujan


Tahapan kegiatan patching modul analisis curah hujan menghasilkan
tersedia dan berfungsinya modul sistem analisis curah hujan yang
dapat melakukan penghitungan secara otomatis untuk menghasilkan
informasi curah hujan bulanan dengan menggunakan data campuran
GSMap, data observasi CMSS, dan data CH dari stasiun kerjasama
(data input oleh UPT) dengan regrid 0.05 degree yang terintegrasi
dengan sistem CH Hidromet.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 62


ISI

Gambar 35. Hasil interpolasi analisis curah hujan yang sudah diunggah
ke sistem Hidromet

2. Pengelolaan Sistem Diseminasi Klimatologi

Pengelolaan sistem diseminasi klimatologi meliputi pengelolaan CEWS


(Climate Early Warning System) dan SIH3 (Sistem Informasi Hidrologi,
Hidrometeorologi dan Hidrogeologi). CEWS BMKG telah dimulai sejak tahun
2012 sedangkan SIH3 dimulai sejak tahun 2015. Tetapi dalam
perkembangannya, kebutuhan akan informasi terkait early warning
mengalami peningkatan, terutama early warning yang berhubungan dengan
kebencanaan dan pelaksanakan kebijakan-kebijakan nasional yang
membutuhkan dukungan informasi iklim di Indonesia.

Kegiatan Pengelolaan Sistem Diseminasi Klimatologi bertujuan untuk


melengkapi, menyempurnakan dan mendukung pelaksanaan operasional
pengelolaan sistem informasi yang dimiliki oleh Kedeputian Klimatologi.

Kegiatan ini menghasilkan buku Dokumentasi Sistem Aplikasi dan Updating


Informasi dan Dokumentasi Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi
dan Hidrogeologi (SIH3).

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 63


ISI

(a) (b)
Gambar 36. Dokumentasi (a) Sistem Aplikasi dan Updating Informasi dan
(b) Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi dan Hidrogeologi (SIH3)

Buku Dokumentasi Sistem Aplikasi dan Updating Informasi berisi


dokumentasi sistem repository CEWS dan sistem kekeringan serta panduan
pemutakhiran informasi-informasi iklim dan kualitas udara pada media
diseminasi website dan media lainnya. Panduan-panduan yang terdapat
pada buku tersebut meliputi updating : informasi portal CEWS, informasi
website BMKG, informasi SIH3, informasi kualitas udara (KAH, SO2, NO2,
SPM), informasi gas rumah kaca, informasi dinamika atmosfer, informasi
potensi banjir, informasi prakiran hujan dasarian, informasi analisis curah
hujan dan sifat hujan bulanan, informasi Standard Precipitation Index (SPI),
informasi ATI, informasi prakiraan hujan bulanan, informasi indeks El- Nino
dan IOD (Dipole Mode Index) dasarian dan konten CEWS monitoring
dahsboard.

Sedangkan buku “Dokumentasi Sistem Informasi Hidrologi,


Hidrometeorologi dan Hidrogeologi (SIH3)” berisi seluruh informasi terkait
definisi, operasional sistem, pengaturan-pengaturan, manajemen member
and client, fitur-fitur serta menu-menu yang ada pada halaman publik.

Selain pembuatan dokumentasi seperti tersebut diatas, kegiatan


Pengelolaan Sistem Diseminasi Klimatologi juga dilengkapi dengan kegiatan
pengelolaan dan pembinaan operasional sistem Hidrometeorologi. Kegiatan
ini merupakan kegiatan pendukung operasional SIH3 baik di BMKG Pusat
maupun di UPT pelaksana operasional SIH3 di 33 wilayah provinsi.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 64


ISI

Kegiatan pengelolaan dan pembinaan operasional dilaksanakan di Stasiun


Klimatologi Maros (Sulawesi Selatan), Stasiun Klimatologi Koba (Bangka
Belitung), Stasiun Klimatologi Seram Bagian Barat (Maluku Utara), Stasiun
Klimatologi Bone Bolango (Gorontalo) dan Stasiun GAW Lore Lindu Bariri
Palu (Sulawesi Tengah). Selain itu pembinaan juga dilaksanakan secara
online.

Gambar 37. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan pembinaan operasional sistem


Hidrometeorologi di UPT Daerah

Kegiatan pembinaan operasional sistem Hidrometeorologi antara lain


menghasilkan beberapa penyelesaian atas permasalahan yang berhasil
diidentifikasi di lapangan, antara lain:
a) Secara umum kendala operasional pemutakhiran informasi pada portal
clearing house SIH3 sudah dapat terselesaikan, admin portal provinsi
sudah berhasil melakukan pemutakhiran informasi pada portal hingga
dasarian terakhir.
b) Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan mengalami kendala
pada operasional yang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah IV
BMKG (untuk provinsi Sulawesi Selatan) dan Stasiun Meteorologi Sis
Al Jufri Palu (untuk propinsi Sulawesi Tengah). Melalui kegiatan
pembinaan ini, pelaksanaan operasional telah diserahkan kembali
kepada Stasiun Klimatologi Maros untuk provinsi Sulawesi Selatan dan
Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bariri, Palu (untuk provinsi
Sulawesi Tengah).

Penguatan operasional Climate Early Warning System (CEWS) dalam

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 65


ISI
rangka upaya melakukan pemantauan parameter klimatologi dan
memberikan layanan peringatan dini iklim ekstrim pada tahun anggaran
2019 difokuskan pada pembangunan Decision Support System (DSS) untuk
peringatan dini kekeringan meteorologis, peringatan dini hujan tinggi dan
peringatan dini El-Nino/ La-Nina. Selain itu, untuk mendukung tercapainya
target jangkauan diseminasi informasi iklim dan kualitas udara, khususnya
dari sisi peningkatan pemahaman terhadap informasi klimatologi, maka
dibuat juga aplikasi literasi klimatologi berbasis android. Rencana kerja
terkait upaya penguatan tersebut didiskusikan melalui forum Focus Group
Discussion (FGD) yang dilaksanakan di Subang pada tanggal 30 Oktober –
1 November 2019. Hasil pelaksanaan FGD yang mengangkat tema tentang
pengembangan sistem informasi klimatologi ini menghasilkan beberapa
usulan rekomendasi terkait sistem diseminasi/informasi klimatologi, antara
lain :
a) Pengembangan Decision Support System untuk peringatan dini iklim
sektoral.
b) Pengembangan/penambahan konten informasi iklim pada aplikasi
mobile.
c) Pengembangan web portal CEWS.
d) Pengembangan sistem layanan informasi iklim dan kualitas udara
berbasis dampak.
e) Pengembangan fitur warning pada aplikasi mobile.
f) Pembuatan konten/aplikasi mobile untuk Sekolah Lapang Iklim.

Realisasi dari masing-masing usulan pengembangan sistem tersebut


diharapkan dapat dimulai pada tahun 2020 dan selesai pada tahun 2022.

Formulasi dan Metode Penghitungan Capaian SS.3 untuk Indikator (3):

Penghitungan capaian kinerja SS.3 untuk indikator kinerja (3) diukur dengan
menggunakan perbandingan antara realisasi jumlah provinsi yang menerima
layanan informasi potensi energi terbarukan terhadap target tahunan.
Penghitungan indikator kinerja jumlah provinsi yang menerima layanan
informasi potensi energi terbarukan menggunakan rumus berikut :

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 66


ISI

Jumlah provinsi penerima layanan informasi potensi energi terbarukan= peta potensi energi matahari da

Perbandingan hasil capaian SS.3 untuk indikator kinerja (3) tahun 2019 dengan
capaian pada tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 21 dan
Gambar 38.

Tabel 21. Capaian Sasaran Strategis Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan
untuk Indikator Kinerja (3)

SS.3 : Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan


Indikator Kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
2016 3 3 100,0%
(3) Jumlah provinsi yang menerima layanan 2017 13 16 123,1%
informasi energi terbarukan 2018 4 7 175,0%
2019 9 11 122,2%

Gambar 38. Jumlah provinsi penerima layanan informasi energi terbarukan


tahun 2016 - 2019

Untuk layanan informasi energi terbarukan, indikator kinerja ini memiliki target
dan capaian yang berbeda–beda selama empat tahun terakhir. Target dan
capaian tertinggi diperoleh pada tahun 2017 dimana pada saat itu dilakukan
penyusunan peta potensi energi angin dan matahari untuk wilayah Pulau
Sumatera dan Sulawesi dengan total jumlah provinsi sebanyak 16 provinsi
(target kinerja sebanyak 13 provinsi).

Upaya mewujudkan sasaran strategis pengelolaan layanan informasi iklim


terapan yang mendukung ketahanan di sektor energi diwujudkan melalui
kegiatan Pembuatan Peta Potensi Energi Matahari dan Angin. Pada tahun
2019, dari total target awal pembuatan peta untuk 9 provinsi, Pusat Layanan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 67


ISI
Informasi Iklim Terapan mampu menghasilkan peta potensi energi matahari dan
angin untuk 11 provinsi. Target tahun 2019 berhasil terlampaui dengan
tersedianya informasi Peta Potensi Energi Matahari dan Angin untuk Pulau
Jawa sebanyak 6 provinsi dan Pulau Kalimantan sebanyak 5 provinsi. Dengan
demikian, realisasi indikator kinerja (3) untuk SS.3 mencapai 122,2% untuk
tahun 2019.

Keberhasilan ini disebabkan oleh strategi penyelesaian dan perubahan rencana


aksi kegiatan yang semula berbasiskan batas administrasi provinsi berubah
menjadi berbasiskan batas kepulauan sehingga waktu dan sumber daya yang
diperlukan untuk melakukan pengolahan menjadi lebih cepat dan efisien. Selain
itu didukung pula dengan penyediaan data dukung berupa parameter-
parameter Meteorologi untuk wilayah Jawa dan Kalimantan dari Pusat
Database BMKG.

Selain itu, penyusunan informasi potensi energi terbarukan, dalam hal ini peta
potensi energi angin dan matahari, sekaligus memenuhi amanat dari Peraturan
Presiden yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016
tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta dengan Tingkat
Ketelitian Skala 1:50.000.

Outcome Sasaran Strategis 3, Indikator (3) :

Kegiatan Pembuatan Peta Potensi Energi Matahari dan Angin dapat memenuhi
salah satu kebutuhan di bidang layanan informasi energi terbarukan. Informasi
ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi para pemangku
kepentingan di sektor energi, baik pemerintah maupun swasta, dalam upaya
menyusun dan mengembangkan kebijakan–kebijakan terkait inovasi energi
dengan memanfaatkan sumber–sumber energi alternatif yang tersedia di
Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung tercapainya target SS.3 untuk


indikator kinerja (3) adalah sebagai berikut :

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 68


ISI
1. Pembuatan Peta Potensi Energi Matahari dan Angin

Ketersediaan energi termasuk energi listrik merupakan elemen yang sangat


penting dalam berbagai aspek aktivitas kehidupan manusia dan kebutuhan
mutlak dalam menunjang pembangunan nasional yang berkelanjutan. Hal ini
menjadi tantangan besar bagi Indonesia dimana penyediaannya masih
bergantung pada energi fosil dan pengembangan sumber–sumber energi
terbarukan masih sangat terbatas.

Adanya kebijakan pemerintah tentang Energi Baru Terbarukan (EBT)


menjadi energi alternatif yang diharapkan menjadi pengganti energi fosil
menunjukkan adanya upaya pengembangan energi baru terbarukan sebagai
prioritas pembangunan nasional.

BMKG sebagai instansi yang salah satu tugas pokok dan fungsinya
mengamati unsur cuaca (temperatur udara, lama penyinaran matahari,
radiasi matahari dan angin) perlu menyediakan informasi berupa Peta
Potensi Energi yang memperlihatkan daerah yang memiliki potensi besar
sebagai penyedia sumber energi matahari dan angin. Untuk mewujudkan
hal tersebut maka Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
menyelenggarakan kegiatan Pembuatan Peta Potensi Energi Matahari
dan Angin di Pulau Jawa dan Kalimantan.

Kegiatan ini menghasilkan dua jenis peta, yaitu Peta Potensi Energi
Matahari di Pulau Jawa dan Kalimantan dan Peta Potensi Energi Angin di
Pulau Jawa dan Kalimantan.

a) Peta Potensi Energi Matahari

Pembuatan peta potensi energi matahari di wilayah Jawa dan Kalimantan


memanfaatkan data hasil observasi dari UPT BMKG di daerah untuk
periode pengamatan tahun 2011 sampai tahun 2015. Data-data yang
digunakan antara lain lama penyinaran matahari (jam), suhu udara minimum
(OC), suhu udara maksimum (OC) dan kelembaban udara (%).

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 69


ISI

(a) (b)
Gambar 39. Peta Potensi Energi Matahari (a) Pulau Jawa dan (b) Pulau Kalimantan
b) Peta Potensi Energi Angin

Data yang digunakan dalam pembuatan peta potensi angin adalah data
kecepatan angin per jam (m/s) dari alat anemometer pada ketinggian 10
meter hasil pengamatan tahun 2011 sampai tahun 2015.

(a) (b)

Gambar 40. Peta Potensi Energi Angin (a) Pulau Jawa dan (b) Pulau Kalimantan

Kegiatan Pembuatan Peta Potensi Energi Matahari dan Angin tahun 2019
didukung pula dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang
energi terbarukan yang dilaksanakan pada tanggal 2 - 3 Mei 2019 di Hotel
Aston Braga, Bandung. Kegiatan FGD ini dihadiri oleh para stakeholder dan
narasumber dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN), Balai Besar Teknologi Konversi
Energi (B2TKE)-BPPT, Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Pusat
Database BMKG, Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(STMKG), Lembaga Bumi Nusantara (LBN) dan Masyarakat Energi

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 70


ISI
Terbarukan Indonesia (METI).

Gambar 41. Kegiatan FGD Penyusunan Informasi Potensi Energi Terbarukan

2. Pengadaan Peralatan Pemantau UV dan Infrared

Pemantauan radiasi matahari berupa durasi lama penyinaran diperlukan


untuk menunjukkan waktu kumulatif di suatu daerah mendapatkan pancaran
sinar matahari dimana pancaran sinar matahari tersebut didalamnya
terdapat ultraviolet A dan ultraviolet B serta inframerah.

Peralatan pemantau UV dan inframerah dipasang di stasiun GAW Bukit


Kototabang, Sumatera Barat. Perangkat peralatan yang diperlukan dalam
mengukur radiasi matahari ultraviolet (UV) dan infrared ada berbagai
macam dan metode. Sebelum mengukur radiasi UV, perangkat peralatan
yang dibutuhkan oleh Stasiun GAW Bukit Kototabang adalah peralatan sun
tracker, yaitu peralatan untuk menunjuk arah matahari secara langsung
(melalui sensor matahari dan perhitungan matematis dibantu GPS). Dengan
perangkat yang digunakan dalam sun tracker tersebut terdapat
microcomputer yang akan menghitung arah matahari spesifik di tempat
pemasangan sun tracker dengan menggunakan data GPS sebagai

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 71


ISI
dasarnya. Data ini akan dibandingkan dengan hasil sun sensor yang
terpasang pada lengan tracker. Hal ini akan membuat sun tracker akurat
menghadap matahari tanpa terpengaruh faktor kalkulasi lainnya.

Peralatan ini berfungsi sebagai alat untuk menentukan arah posisi matahari
secara langsung melalui perhitungan secara astronomis dan bantuan GPS.
Mengarahkan sudut pandang peralatan Pyrheliometer dan Pyranometer
Diffuse secara otomatis kearah posisi matahari untuk mengukur nilai DNI
(Direct Normal Irradiance) dan DHI (Diffuse Horizontal Irradiance).

Gambar 42. Kegiatan pemasangan dan training pengoperasian


peralatan pemantau radiasi matahari

D. Sasaran Strategis Keempat (SS.4):

“Pengelolaan Layanan Informasi Kualitas Udara”

Pencapaian sasaran strategis ini diukur dengan menggunakan satu


indikator kinerja yaitu “Jumlah Provinsi yang Menerima Layanan
Informasi Kualitas Udara”.

Formulasi dan Metode Penghitungan Capaian SS.4 :

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 72


ISI
Penghitungan capaian kinerja untuk indikator kinerja SS.4 di ukur dengan
menggunakan formulasi perbandingan jumlah provinsi yang menerima layanan
informasi kualitas udara dengan target tahunannya. Penghitungan indikator
kinerja layanan informasi kualitas udara berdasarkan pada rumus berikut :

Jumlah provinsi penerima layanan informasi kualitas udara=informasi GRK dan pencemaran udara ( a ) +

Dalam mengukur indikator kinerja jumlah provinsi yang menerima layanan


informasi kualitas udara, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan didukung oleh
layanan informasi kualitas udara yang terdiri dari informasi pencemara udara
dan informasi Gas Rumah Kaca (GRK).

Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.4 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 22 dan Gambar 43.

Tabel 22. Capaian Sasaran Strategis Pengelolaan Layanan Informasi Kualitas Udara
SS.4 Pengelolaan Layanan Informasi Kualitas Udara
Indikator Kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
2016 9 9 100%
Jumlah provinsi yang menerima layanan 2017 9 9 100%
informasi Kualitas Udara 2018 10 12 120%
2019 11 11 100%

Gambar 43. Jumlah provinsi penerima layanan informasi Kualitas Udara


tahun 2016 – 2019

Untuk indikator kinerja jumlah provinsi yang menerima layanan informasi


kualitas udara, selama empat tahun terakhir tidak banyak mengalami fluktuasi
baik target maupun capaiannya. Capaian tertinggi diperoleh pada tahun 2018,

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 73


ISI
selebihnya cenderung stabil. Hal ini memperlihatkan konsistensi Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan dalam membangun dan mengembangkan layanan
informasi kualitas udara. Langkah–langkah yang telah ditempuh selama ini
lebih difokuskan pada peningkatan kualitas dan kuantitas peralatan
pengamatan berikut pemeliharaannya, peningkatan jumlah lokasi pengamatan,
peningkatan akurasi melalui kegiatan validasi, pengembangan program –
program kerjasama nasional dan internasional yang berkelanjutan serta
peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan
workshop dan bimbingan teknis.

Realisasi indikator kinerja tahun 2019 pada SS.4 dari target 11 provinsi,
tercapai 11 provinsi yang menerima layanan informasi kualitas udara secara
online. Sehingga persentase capaian tahun 2019 menjadi 100% di tahun 2019.
Jika dibandingkan dengan tahun 2018, capaian tahun ini sedikit lebih kecil atau
menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa peralatan pemantau kualitas udara
tidak dapat beroperasi 100% sebagai dampak dari beberapa bagian sensor
peralatan yang berusia cukup lama sehingga perlu diganti dengan suku cadang
yang baru.

Secara umum capaian kinerja layanan informasi kualitas udara tahun ini cukup
baik, sesuai dengan target yang ditetapkan dalam perencanaan. Hal ini
disebabkan adanya kegiatan pendampingan teknisi pusat terhadap teknisi di
UPT daerah dalam melakukan pemeliharaan/perbaikan peralatan, terutama
untuk peralatan yang mengalami kerusakan atau gangguan teknis.

Saat ini BMKG memiliki peralatan pemantau kualitas udara yang tersebar di 11
(sebelas) provinsi, yaitu provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat,
Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimanta Timur dan DKI Jakarta.

Sampai akhir tahun 2019, layanan informasi kualitas udara didukung sebanyak
21 peralatan pemantau otomatis jenis Thermo 5014i dengan rincian peralatan
pemantau PM10 sebanyak 14 unit, PM2.5 sebanyak 5 unit dan TSP sebanyak 2

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 74


ISI
unit yang dipasang di 8 wilayah provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan
(karhutla) di Sumatera dan Kalimantan.

Tabel 23. Daftar Distribusi Peralatan Pemantau Kualitas Udara BMKG di Indonesia
KABUPATEN/ TAHUN
No STASIUN ALAT MERK
KOTA PENGADAAN
Provinsi Aceh
Kabupaten
1 Staklim Indrapuri PM10 Analyzer Thermo 2015
Aceh Besar
Provinsi Sumatera Utara
Staklim Kelas I Deli
2 Kota Medan PM10 Analyzer Thermo 2013
Serdang
Provinsi Sumatera Barat
Stasiun GAW Bukit Kabupaten
3 PM10 Analyzer MetOne 2001
Kototabang Agam
Provinsi Riau
Stamet Kelas I Sultan
Kota
4 Syarif Kasim II, PM10 Analyzer Thermo 2013
Pekanbaru
Pekanbaru
Provinsi Jambi
Staklim Kelas IV Muaro Kabupaten
5 PM10 Analyzer Thermo 2013
Jambi Batanghari
Provinsi Sumatera Selatan
Staklim Kelas I Kota
6 PM10 Analyzer Thermo 2013
Palembang Palembang
Provinsi DKI Jakarta
Kota Jakarta
7 Stamet 745 Kemayoran PM10 Analyzer MetOne 2014
Pusat
Provinsi Kalimantan Barat
Staklim Kelas II Kabupaten
8 PM10 Analyzer Thermo 2013
Mempawah Mempawah
Provinsi Kalimantan Tengah
Stamet Kelas I Tjilik Kota
9 PM10 Analyzer Thermo 2013
Riwut, Palangka Raya Palangkaraya
Kabupaten
10 Stamet H. Asan Sampit Kotawaringin PM10 Analyzer Thermo 2016
Timur
Kabupaten
11 Stamet Pangkalanbun Kotawaringin PM10 Analyzer Thermo 2016
Barat
Kabupaten
12 Stamet Sanggu Buntok PM10 Analyzer Thermo 2016
Barito Selatan
Stamet Beringin, Kabupaten
13 PM10 Analyzer Thermo 2016
Muarateweh Barito Utara
Provinsi Kalimantan Selatan
Kota
14 Staklim Banjar Baru PM10 Analyzer Thermo 2013
Banjarbaru
Provinsi Kalimantan Timur
Stamet Temindung, Kota
15 PM10 Analyzer Thermo 2013
Samarinda Samarinda

Selain melakukan pemantauan parameter partikulat, sejak tahun 2004, BMKG


juga telah melakukan pengukuran Gas Rumah Kaca (GRK) di stasiun Global
Atmosphere Watch (GAW) yang berlokasi di Bukit Kototabang, Sumatra Barat.
Pengukuran konsentrasi GRK menggunakan "Air Kit Flask Sampling" (metode
manual). Hasil pengukuran dikirim ke laboratorium NOAA - USA untuk

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 75


ISI
dianalisis lebih lanjut. Data hasil analisis dari NOAA selanjutnya dikirim kembali
ke BMKG setiap dua bulan dan dapat diunduh setiap tanggal 28 pada bulan
berjalan.

Data hasil analisis dari flask sampling kemudian ditampilkan dalam bentuk
grafik tren konsentrasi GRK di ambien udara (Gambar 43).

Gambar 44. Grafik konsentrasi GRK tahun 2019


hasil kerjasama BMKG dengan NOAA

Selain menggunakan Air Kit Flask Sampling, pengamatan konsentrasi GRK di


Indonesia juga dilakukan dengan menggunakan teknik otomatis di beberapa
lokasi pengamatan, yaitu di Kemayoran (DKI Jakarta), Cibereum (Jawa Barat),
Semarang (Jawa Tengah), Palu (Sulawesi Tengah), Sorong (Papua) dan Bukit
Kototabang (Sumatera Barat).

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 76


ISI

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 77


ISI

Gambar 45. Contoh hasil pengukuran konsentrasi GRK tahun 2019


menggunakan metode otomatis

Outcome Sasaran Strategis 4 :

Pemantauan kondisi kualitas udara yang dilakukan secara online sangat


bermanfaat bagi para pemangku kepentingan, terutama di sektor lingkungan
dan kesehatan, serta bagi masyarakat umum sebagai informasi awal yang
menjelaskan kondisi kualitas udara guna mengantisipasi dampak kesehatan
yang mungkin di timbulkan.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 78


ISI
Sesuai dengan Undang-Undang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Nomor
31 Tahun 2009, salah satu tugas dan fungsi BMKG adalah melakukan
pengamatan dan pelayanan kualitas udara, diantaranya adalah pengamatan
polutan partikulat (Particulate Matter/PM10 dan PM2.5). Partikulat bersumber dari
debu atau tanah yang terbawa angin, letusan gunung berapi, uap air laut,
aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk transportasi
kendaraan bermotor, industri, pembersihan lahan dan sebagainya. Konsentrasi
partikulat ini diamati dengan menggunakan berbagai peralatan otomatis
realtime/instantaneous seperti PM10 Analyzer (pengukur konsentrasi partikulat
dengan ukuran ≤ 10 mikron), PM2.5 Analyzer (pengukur konsentrasi partikulat
dengan ukuran ≤ 2.5 mikron), dan Total Suspended Particle (TSP) Analyzer
(pengukur konsentrasi partikulat dengan ukuran ≤ 100 mikron).

Gambar 46. Layanan informasi konsentrasi debu polutan di wilayah terdampak karhutla
dalam bentuk infografis

Tingginya konsentrasi partikulat dapat berdampak pada kesehatan manusia,


menurunkan kualitas udara wilayah setempat dan menurunkan jarak pandang
(visibilitas). PM2.5 bersifat respirable sehingga ketika masuk ke paru-paru dapat
mengganggu pernafasan sehingga dapat menyebabkan sakit paru-paru. Pada
tahun 2019, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat masif terjadi dan
mengakibatkan menurunnya kualitas udara di wilayah provinsi rawan karhutla.
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan menyediakan layanan informasi PM10
dan informasi sebaran titik panas (hotspot) dalam upaya mendukung
penanganan karhutla 2019.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 79


ISI

Gambar 47. Layanan informasi PM10 dan sebaran hotspot


dalam mendukung upaya penanganan bencana karhutla tahun 2019
Selain itu, data konsentrasi GRK yang diperoleh dari pengukuran menggunakan
metode flask sampling juga dapat digunakan untuk memperkuat komitmen dari
pemerintah Indonesia dalam upaya menurunkan emisi GRK sebesar 23%.
Informasi terkait tren serta variabilitas ozone permukaan dan GRK yang diamati
di beberapa lokasi pengamatan dapat dijadikan sebagai baseline bagi sektor –
sektor terkait.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung tercapainya target capaian


indikator kinerja SS.4 antara lain:

1. Pengadaan Peralatan Pemantau Gas Rumah Kaca Otomatis

Kegiatan pengadaan peralatan pemantau Gas Rumah Kaca (GRK) otomatis


dimaksudkan untuk melakukan penambahan peralatan di Stasiun GAW Lore
Rindu Bariri, Palu. Peralatan yang dimaksud adalah peralatan digital yang
menghasilkan data real time dari lokasi pengamatan yang menggunakan
sistem remote dan wilayah perkotaan. Peralatan pemantau GRK online di
Stasiun GAW Lore Rindu Bariri, Palu termasuk parameter yang harus
dipantau oleh Stasiun Pengamat Atmosfer Global. Selain itu, kegiatan ini
juga dimaksudkan untuk menambah aktivitas pemantauan kualitas udara di
Stasiun GAW Lore Lindu sebagai stasiun pemantau atmosfer global kelas I.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 80


ISI

Gambar 48. Kelengkapan peralatan pemantau GRK otomatis

Peralatan pemantau Gas Rumah Kaca (GRK) otomatis telah dipasang di


Stasiun GAW Lore Rindu Bariri, Palu menggunakan peralatan dengan
metode CRDS (Cavity Ring-Down Spectroscopy). Analyzer dengan metode
CRDS ini memungkinkan peralatan pemantau GRK otomatis mengukur
parameter CO2, CH4, CO dan H2O secara simultan dan secara langsung di
udara ambien dengan sensitifitas yang baik untuk pengukuran di remote
area. Teknologi CRDS menggunakan spektrum gas yang menyerap sinar
laser. Metode ini direkomendasikan oleh WMO, EMPA dan National
Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk mengukur GRK
karena sensitifitas, konsistensi dan ketahanannya yang jauh lebih baik jika
dibandingkan dengan peralatan sejenis. Pemasangan peralatan pemantau
GRK ini dilengkapi dengan peralatan pendukung seperti yang dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 24. Daftar Peralatan Pemantau GRK Otomatis Hasil Pengadaan Tahun 2019

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 81


ISI
No Nama Peralatan Volume

1 Peralatan pemantau GRK otomatis 1 set

2 Gas standar (NOAA) sebagai acuan 3 set

3 Proteksi petir dan gangguan listrik 1 set

4 Perangkat komunikasi 1 set

5 Perangkat kamera perekam 1 set

6 Peralatan sampling kit 1 set

7 Shelter 1 set

8 Perangkat pengolah data 2 unit

Selain itu, peralatan pemantau GRK juga dilengkapi dengan perangkat gas
standar yang digunakan sebagai acuan untuk verifikasi dan juga kalibrasi
yang dilakukan secara berkala. Kalibrasi dapat menggunakan gas standar
baik standar primer (NOAA) atau standar sekunder/internal standar.

Gambar 49. Kegiatan commissioning test menyangkut instalasi, analisis dan


trouble shooting peralatan di Stasiun GAW Lore Lindu, Bariri, Palu

Dengan adanya penambahan peralatan pemantau GRK otomatis


diharapkan data GRK yang dihasilkan dapat menjadi kontributor bagi pusat
data global WMO, seperti WDCGG (World Data Centre for Greenhouse
Gasses) di Jepang. Selain itu dapat digunakan juga untuk mendukung
penyampaian laporan updating data GRK ke COP (Conference of The
Parties). Updating data GRK disini merupakan hasil kerja sama antar
instansi/kementerian terkait penghitungan inventarisasi GRK di Indonesia.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 82


ISI

Gambar 50. Tampilan pengaturan pada display data GRK

2. Pengadaan Peralatan Pengamatan Ozone Analyzer

Tujuan dilaksanakannya kegiatan pengadaan peralatan pengamatan Ozone


Analyzer adalah untuk meningkatkan kualitas pemantauan pengukuran
ozone permukaan otomatis dan menjaga keberlangsungan pemantauan
ozone permukaan otomatis di Indonesia. Selain itu juga bertujuan
menyediakan layanan informasi kualitas udara terkait ozone permukaan.

Hasil audit EMPA yang dilakukan di awal tahun 2019 merekomendasikan


untuk memperbarui peralatan pemantau ozone permukaan otomatis yang
sudah beroperasi lebih dari 20 tahun. Peralatan pemantau ozone yang
diadakan tahun ini adalah peralatan Thermo Scientific 49iQ yang
merupakan seri terbaru dari Thermo Scientific 49C yang dimiliki oleh Stasiun
GAW Bukit Kototabang. Begitu juga dengan peralatan pendukung Thermo
Scientific 49iQ PS (sebagai peralatan penghasil standar ozone) dan Thermo
116 sebagai penghasil udara bersih. Peralatan pengkondisi sampel berupa
satu set inlet diletakkan berdampingan dengan inlet pengkondisi sampel
yang sebelumnya. Peralatan pemantau Thermo Scientific 49iQ dan Thermo
Scientific 49C diletakkan berdampingan dengan tujuan untuk melihat selisih
pembacaan yang dipantau oleh alat yang lama dan baru.

Pendampingan ini akan dilakukan untuk beberapa saat hingga pembacaan


stabil dan bisa diperoleh korelasi untuk pembacaan dengan peralatan yang
lama dan yang baru.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 83


ISI

Gambar 51. Pemasangan peralatan pengamatan Ozone Analyzer permukaan otomatis

3. Pengadaan Aerosol dan Passive Gas

Kegiatan pengadaan peralatan aerosol dan passive gas dilakukan di Stasiun


GAW Lore Rindu, Bariri, Palu, dan Stasiun GAW Vihara Klademak, Sorong.

Gambar 52. Pemasangan Passive Gas

Gambar 53. Pemasangan Aerosol

Data yang diperoleh dari pengadaan aerosol dan passive gas berupa
informasi kualitas udara dan reactive gas yang menjadi salah satu
mandatory dari stasiun GAW.

4. Pemeliharaan Peralatan Sistem Operasional Informasi GRK

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 84


ISI

Untuk menjaga agar data pengamatan Gas Rumah Kaca (GRK) tetap
kontinyu, benar dan dapat dipertanggungjawabkan perlu dilakukan
pemeliharaan peralatan penunjang. Pemeliharaan harus menjadi prioritas,
khususnya peralatan otomatis karena data yang dihasilkan adalah data
yang dapat dipantau secara cepat dan real time.

Pemeliharaan operasional peralatan pemantau GRK dibagi atas:


a) Peralatan
i) Pembelian bahan habis pakai seperti filter inlet, penggantian bahan
penyerap air sebelum masuk peralatan,
ii) Kalibrasi peralatan baik internal maupun eksternal,
iii) Inspeksi preventif dan inspeksi korektif ke stasiun pemantau GRK di
lokasi pemantauan,
b) Sistem operasional
i) Software,
ii) Data Logger,
iii) Sistem online ke database kualitas udara,
c) Daya Listrik
i) Solar Panel,
ii) Grounding,
iii) Penangkal Petir,

Pemeliharaan sistem operasional GRK dilakukan di tiga lokasi yaitu Stasiun


GAW Bukit Kototabang, Semarang dan Jakarta yang meliputi kegiatan:
a) Inventarisasi kebutuhan pemeliharaan operasional pemantau GRK.
b) Inspeksi preventif dan korektif.
c) Kalibrasi peralatan.

Kegiatan pemeliharan rutin ini meliputi pemeliharaan peralatan pemantauan


GRK otomatis (Picarro) yang masih dalam masa garansi dari penyedia,
kegiatan pendampingan yang dilakukan untuk memastikan bahwa semua
pekerjaan pemeliharaan rutin sudah dilakukan dan sesuai dengan SOP, dan
kegiatan verifikasi gas standar yang akan digunakan sebagai gas standar

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 85


ISI
kerja untuk peralatan pemantau GRK otomatis yang ada di Jakarta dan
Semarang. Gas standar yang diverifikasi dengan konsentrasi gas CO 2 500
ppm dan konsentrasi CH4 3 ppm masing-masing sebanyak dua tabung.
Setelah selesai maka gas standar ini akan dikirim kembali ke Jakarta dan
Semarang sesuai dengan peruntukannya. Selanjutnya gas ini digunakan
untuk melakukan validasi peralatan pemantau GRK otomatis merk Thermo
(di Jakarta) dan LGR (di Semarang).

Rekomendasi yang diperoleh dari kegiatan pemeliharaan operasional


peralatan pemantau GRK adalah sebagai berikut :
a) Stasiun Pemantau GRK Kemayoran masih memerlukan perbaikan untuk
parameter Methane (Thermo Scientific 55i analyzer) dan perbaikan di
hydrogen system generator. Pemantauan suhu di shelter masih harus
terus dilakukan untuk mengetahui apakah sistem pengatur suhu masih
berkerja dengan baik.
b) Stasiun Pemantau GRK Semarang berjalan dengan baik, sudah memiliki
gas standar yang tertelusur dan sudah tervalidasi.
c) Stasiun Pemantau GRK di GAW Bukit Kototabang berjalan dengan baik,
memiliki gas standar CRM dan sudah tervalidasi dari audit EMPA
(Januari 2019).
d) Peralatan pemantau Picarro G2401 di Stasiun Pemantau GRK di Stasiun
GAW Lore Lindu, Bariri, Palu sudah siap untuk beroperasi akhir 2019.
e) Stasiun Pemantau GRK di Stasiun GAW Sorong berjalan belum optimal,
kondisi peralatan belum tervalidasi dan butuh peremajaan.

5. Validasi Gas Rumah Kaca Tahap II

Validasi berkaitan erat dengan tujuan pengukuran. Validasi menunjukkan


sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur parameter yang akan diukur.
Dalam hal ini bukan hanya instrumen yang digunakan dalam memantau
konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) sudah sesuai dengan kebutuhan
analisis, namun apakah instrumen tersebut dapat menghasilkan kualitas
data yang baik. Data yang dihasilkan akan memliliki tahapan quality control
data sehingga data yang dihasilkan selain valid juga handal.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 86


ISI

Kegiatan validasi GRK tahap II adalah tindak lanjut dari kegiatan validasi
tahap I yang dilaksanakan tahun 2017. Kegiatan validasi dilaksanakan untuk
memperpanjang sertifikasi validasi yang akan habis masa berlakunya pada
bulan Januari 2020. Tujuan dari kegiatan ini antara lain :
a) Meningkatkan kualitas data yang dihasilkan oleh peralatan pemantau
gas rumah kaca. Data yang dihasilkan dari peralatan adalah data yang
terpercaya dan terverifikasi oleh badan yang bersertifikasi.
b) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia terkait pengamatan,
penelitian, pengelolaan data, quality control data dan pelayanan
informasi kualitas udara khususnya informasi gas rumah kaca.

Kegiatan validasi data dilakukan untuk melihat performa peralatan


pemantau merk Los Gatos Research (LGR) yang telah beroperasi sejak
tahun 2016. Kegiatan validasi menggunakan jasa konsultan dari TUV Nord
yang merupakan perusahaan sertifikasi dengan ruang lingkup pemantauan
udara dan sertifikat jaminan mutu, termasuk data dari peralatan analyzer
otomatis seperti pemantau GRK.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 87


ISI

Gambar 54. Kegiatan validasi gas rumah kaca

Metode validasi yang digunakan adalah dengan membandingkan


pembacaan gas standar kerja yang digunakan dengan Certified Reference
Material yang dimiliki oleh BMKG yaitu standar gas NOAA dengan
konsentrasi yang sudah tervalidasi oleh NOAA dan EMPA dengan peralatan
Picarro G2401 yang berada di Stasiun GAW Bukit Kototabang. Setelah
diperoleh hasil perbandingan konsentrasi dari pengukuran dan diperoleh
angka dari sertifikat yang digunakan sebagai acuan penghitungan, baik
dalam pengukuran atau bahkan untuk faktor koreksi. Langkah berikutnya
adalah penggunaan standar kerja tersebut untuk mestandarkan peralatan
pemantau GRK (LGR) dengan asumsi gas standar kerja yang digunakan
sudah terstandarkan oleh pabrik dengan sertifikat bawaan, dibandingkan
dengan CRM dan juga peralatan yang memiliki sensitifitas yang lebih baik.
Selanjutnya membandingkan pembacaan standar kerja tersebut dengan
peralatan yang dimiliki oleh TUV Nord di laboratorium dengan gas
chromatography.

Langkah yang dilakukan untuk pengecekan gas standar kerja dengan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 88


ISI
menggunakan LGR analyzer adalah menghubungkan gas standar dan
melakukan pembacaan setiap 5 menit untuk setiap parameter gas standar.
Pencatatan setiap pembacaan untuk gas standar dan sampel dari inlet
dilakukan secara bergantian.

Pelaksanaan kegiatan validasi dilakukan setelah melalui kegiatan


pemeliharaan analyzer dengan pembersihan cavity, setting cavity dan
setting PC logger.

Gambar 55. Hasil pengukuran gas standar CO2 dan CH4

6. Bimtek Nasional Kualitas Udara (Workshop)

Kegiatan Bimbingan Teknis Nasional Kualitas Udara dilaksanakan dengan


mengangkat tema “Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia dalam
Pemeliharaan, Pengoperasian Alat dan Pengolahan Data Kualitas Udara”.
Kegiatan ini meliputi upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
mulai dari pemeliharaan alat, cara pengoperasian alat, hingga pengolahan
data hasil alat otomatis kualitas udara. Bimbingan Teknis Nasional Kualitas
Udara (Bimtek Nasional KU) merupakan tindak lanjut dari rekomendasi
pertemuan rapat kerja teknis yang dilaksanakan pada tahun 2018 di Stasiun
GAW Bukit Kototabang, Sumatera Barat. Rekomedasi ini muncul dari
banyaknya masalah kerusakan alat yang terjadi di lapangan sehingga
mengganggu performa alat dalam menyediakan data yang kontinu. Untuk
itu, diharapkan para teknisi di UPT BMKG daerah dapat melakukan
pemeliharaan dan pengoperasian alat dengan baik (seperti melakukan
perbaikan alat ringan) dan melakukan pengolahan data terhadap output dari
alat-alat pengamatan kualitas udara otomatis (seperti melakukan quality

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 89


ISI
control data sederhana).

Tabel 25. Silabus Materi Bimtek Nasional Kualitas Udara 2019


No MATERI BIMTEK SILABUS
Sistem proteksi terpadu di shelter
1 Kelistrikan dan instrumentasinya, grounding
yang baik.
Jaringan global ground-based remote
sensing aerosol yang didirikan oleh
NASA dimana di Indonesia telah
terpasang 6 alat Sun Photometer
2 AERONET AERONET dan hasil
pengamatan/pengukurannya dapat
digunakan sebagai bahan penelitian
di bidang perubahan iklim dan
kualitas udara.
Ukuran/satuan pengamatan
atmosfer, akurasi dan presisi, analisis
data eksplorasi (statistik deskriptif
3 Pengolahan Data dan statistik analitik) dan teknik
menyajikan grafis dari data yang
tersedia (plot acak, matriks plot acak,
histogram dan boxplot).
Sistem informasi yang memudahkan
dalam memantau dan menganalisis
4 Sistem Informasi Kualitas Udara kondisi terkini di daerah pemantauan
kualitas udara melalui data base
kualitas udara (DBKU).
Teknik mengenali penyebab dan
Praktek Peralatan BAM 1020, Thermo, LGR,
5 penanganan masalah peralatan yang
dan Picarro
sering terjadi di stasiun.
Pengenalan gambaran informasi apa
saja yang dihasilkan oleh Kedeputian
6 Kunjungan Ke CEWS BMKG
Bidang Klimatologi yang disebarkan
ke masyarakat.

Peserta yang mengikuti Bimtek Nasional KU berasal dari UPT BMKG yang
memiliki peralatan pemantau Partikulat (PM 10/PM2.5) dan pemantau gas
rumah kaca (GRK). Kegiatan ini diikuti oleh 21 peserta dari UPT BMKG
yang memiliki peralatan pemantau partikulat dan GRK dan dua peserta dari
Balai Lingkungan Hidup Daerah.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 90


ISI

Gambar 56. Pelaksanaan Bimtek Nasional KU

Bimtek Nasional KU dilaksanakan pada tanggal 16 – 18 Juli 2019 di Hotel


Orchardz Kemayoran yang dekat dengan Kantor Pusat BMKG sehingga
memudahkan untuk melakukan peninjauan langsung ke lokasi pemantauan
dan kunjungan ke ruang CEWS di BMKG Pusat. Kegiatan ini diisi dengan
diskusi di dalam kelas dan praktek peralatan yang disampaikan oleh para
narasumber.

Gambar 57. Pemberian materi Bimtek

E. Sasaran Strategis Kelima (SS.5) :

“Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara”

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 91


ISI

Pencapaian sasaran strategis SS.5 diukur dengan menggunakan satu


indikator kinerja yaitu “Jumlah Kabupaten yang Menerima Layanan
Informasi Kualitas Udara dalam Waktu < 3 jam”.

Formulasi dan metode perhitungan capaian SS.5:

Penghitungan capaian kinerja untuk indikator kinerja SS.5 diukur dengan


menggunakan formulasi perbandingan antara realisasi jumlah kabupaten yang
menerima layanan informasi kualitas udara < 3 jam terhadap target tahunan.
Penghitungan indikator kinerja “jumlah kabupaten yang menerima layanan
informasi kualitas udara < 3 jam” berdasarkan pada rumus berikut :

Jumlah kabupaten penerima layanan informasi kualitas udara<3 jam=informasi konsentrasi PM 10 kabu

Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.5 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 26 dan Gambar 58.

Tabel 26. Capaian Sasaran Strategis Diseminasi Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara
SS.5 Diseminasi Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara
Indikator Kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
2016 8 5 62,5%
Jumlah kabupaten yang menerima layanan 2017 22 11 50,0%
informasi kualitas udara dalam waktu < 3 jam 2018 30 24 80,0%
2019 8 8 100,0%

Gambar 58. Jumlah kabupaten penerima informasi kualitas udara < 3 jam

Jika dibandingkan dengan capaian pada periode empat tahun terakhir, target

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 92


ISI
dan capaian untuk jumlah kabupaten yang menerima layanan informasi kualitas
udara < 3 jam tergolong fluktuatif dan baru mencapai realisasi 100% dari target
pada tahun 2019. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya upaya peningkatan
otomatisasi layanan mulai dari proses pengukuran parameter kualitas udara di
lapangan, pengiriman, penyimpanan, pengaksesan hingga penyajian data hasil
pengukuran. Semua dilakukan secara otomatis sehingga dapat disajikan dalam
waktu yang relatif singkat.

Realisasi indikator kinerja tahun 2019 pada SS.5 dari target 8 kabupaten,
terealisasi 8 kabupaten yang menerima layanan informasi kualitas udara secara
online. Sehingga persentase capaian tahun 2019 mengalami kenaikan
dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 80% di tahun 2018 menjadi 100% di
tahun 2019. Peningkatan capaian ini dikarenakan pada tahun 2019 terdapat
kegiatan pendampingan teknisi yang dilakukan BMKG Pusat ketika melakukan
perbaikan peralatan pemantau kualitas udara di 8 lokasi.

Pada umumnya pengoperasian peralatan kualitas udara sering mendapat


masalah teknis berupa sambaran petir dan masalah kelistrikan yang
menyebabkan gangguan/kerusakan pada peralatan. Namun, sejak tahun 2018
telah dilakukan pemasangan isolated transformer untuk memastikan tegangan
ground-to-neutral listrik menjadi tolerable sehingga peralatan pemantau kualitas
udara dapat terus beroperasi. Kegiatan tersebut berlanjut hingga tahun 2019.

Tabel 27. Daftar Pemantau PM10 dengan Status ON


pada Aplikasi Android InfoBMKG Tahun 2019

MERK/JENIS
No KABUPATEN/KOTA PARAMETER STATUS
ALAT
1 Medan PM10 THERMO 5014i ON
2 Pontianak PM10 THERMO 5014i ON
3 Pangkalan Bun PM10 THERMO 5014i ON
Jambi (Simpang
4 PM10 THERMO 5014i ON
Sungai Duren)
5 Indrapuri PM10 THERMO 5014i ON
BAM METONE
6 Kemayoran PM10 ON
1020
BAM METONE
7 Banjarbaru PM10 ON
1020

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 93


ISI
8 Pekanbaru PM10 AQS ON

Selanjutnya untuk meningkatkan capaian indikator kinerja layanan informasi


kualitas udara di kabupaten pada tahun 2019, maka Pusat Layanan Informasi
Iklim Terapan menetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan kunjungan preventif dan kunjungan korektif untuk pemeliharan
sistem operasional informasi konsentrasi partikulat.
2. Melakukan pendampingan teknisi peralatan pemantau PM 10 di UPT
daerah.
3. Pengadaan peralatan Air Quality System (AQS) di dua lokasi.
4. Pengadaan suku cadang peralatan PM10.

Gambar 59. Display layanan informasi kualitas udara berbasis Android

Informasi kualitas udara khususnya informasi partikulat ditampilkan secara


realtime melalui website resmi BMKG https://www.bmkg.go.id, aplikasi Android
InfoBMKG dan website KLHK http://iku.menlhk.go.id.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 94


ISI

Gambar 60. Tampilan informasi partikulat di website BMKG dan aplikasi Android InfoBMKG

Outcome Sasaran Strategis 5 :

Pada tahun anggaran 2019, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan


mengalokasikan anggaran untuk pengadaan peralatan Air Quality System
(AQS) di Jakarta dan Surabaya. Pemasangan dan pengoperasian alat ini akan
menghasilkan informasi partikulat yang berguna untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan dampak terjadinya penurunan kualitas udara yang sebarannya
dipengaruhi oleh kondisi cuaca, dimana penurunan kualitas udara bisa
mengakibatkan terganggunya sistem pernafasan manusia.

Selain itu, pemantauan kondisi kualitas udara yang dilakukan secara online
terhadap dampak asap karhutla sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan
masyarakat guna mengantisipasi dampak terburuknya bagi kesehatan
masyarakat.

Data dan informasi yang dihasilkan dari pengukuran konsentrasi partikulat di


udara dan ditampilkan secara realtime dapat dimanfaatkan oleh berbagai

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 95


ISI
lembaga maupun masyarakat yang membutuhkan. Salah satu lembaga
pemerintah yang telah rutin menggunakan jenis layanan ini adalah Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Gambar 61. Pemanfaatan data partikulat hasil pengukuran BMKG pada situs KLHK
http://iku.menlhk.go.id/aqms/
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung tercapainya target capaian
indikator kinerja SS.5 antara lain :

1. Pengadaan Peralatan Air Quality System

Kebutuhan pengadaan alat Air Quality System (AQS) yang dilaksanakan di


tahun anggaran 2019 dilakukan di dua lokasi untuk memantau kondisi
kualitas udara di kota besar (urban air pollution). AQS ini mampu memantau
konsentrasi partikulat yang mempengaruhi kualitas udara secara online dan
real time. AQS merekam konsentrasi partikulat dan gas pencemar udara
dalam media rekaman yang dilengkapi dengan alat komunikasi untuk
mengirimkan data secara terus-menerus selama 24 jam dari lokasi alat ke
sistem.

Dalam rangka memperluas jangkauan jaringan pengamatan kualitas udara


di perkotaan, dua peralatan monitoring kualitas udara dengan sistem online
(AQS) telah dipasang, masing-masing di kantor Gubernur Riau dan kantor
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kegiatan ini

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 96


ISI
dilaksanakan selama 365 hari dengan ruang lingkup pekerjaan pengadaan
barang terdiri atas:
a) 2 (dua) set peralatan Air Quality Station
b) 2 (dua) set peralatan Weather Station
c) Central System :
i) 2 (dua) set Network Management System
ii) 2 (dua) set Data Viewer
iii) 2 (dua) set High End Server
iv) 2 (dua) set Work Station
v) 2 (dua) set Wall Display
vi) Konfigurasi, instalasi dan integrasi central system

Selain mampu melakukan pengukuran unsur-unsur pencemaran udara


partikulat PM2.5 dan PM10 serta gas pencemar udara seperti Sulfur Dioksida
(SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Ozone (O3) dan Karbon Monoksida (CO),
peralatan ini dilengkapi pula dengan sensor unsur cuaca untuk mengukur
arah angin, kecepatan angin, curah hujan, suhu udara, kelembapan udara
dan tekanan udara.

Gambar 62. Pemasangan tower AQS di halaman Kantor Gubernur Riau

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 97


ISI

Gambar 63. Display AQS di ruang kantor Gubernur Riau

Gambar 64. Display unsur gas pencemar di AQS Sidoarjo

Tujuan dilakukannya pemasangan alat ini adalah untuk memperluas


jangkauan jaringan pengamatan kualitas udara di perkotaan yang sangat
berguna untuk mengetahui tingkat pencemaran udara di suatu tempat dan
berkaitan erat dengan upaya mitigasi perubahan iklim di bidang kesehatan.

2. Pemeliharaan Peralatan Sistem Operasional Informasi Konsentrasi


Partikulat Thermo dan MetOne

Saat ini terdapat 21 peralatan pemantau otomatis Thermo 5014i dengan


rincian PM10 sebanyak 14 unit, PM2.5 sebanyak 5 unit dan TSP sebanyak 2
unit yang dipasang di 8 wilayah provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan
(karhutla) di Sumatera dan Kalimantan.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 98


ISI
Sedangkan pemeliharaan peralatan pemantau partikulat jenis MetOne yang
dilaksanakan pada tahun anggaran 2019 dilakukan di tiga lokasi. Lokasi
tersebut adalah BMKG Pusat Jakarta, Pos Polusi Udara Cibeureum dan
Stasiun GAW Kototabang. Peralatan tersebut merupakan peralatan digital
yang menghasilkan data secara real time dan online.

Maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan Pemeliharaan Peralatan


Sistem Operasional Informasi Konsentrasi Partikulat Thermo dan MetOne
ini adalah untuk menjaga keberlangsungan operasional alat pemantau
debu partikulat agar tetap beroperasi sesuai dengan standar sehingga
mampu menjamin ketersediaan data dan informasi secara cepat, tepat,
akurat, luas dan mudah dipahami. Ketersediaan data disajikan baik melalui
media website resmi BMKG maupun aplikasi mobile berbasis Android/IOs.

Metode yang digunakan pada kegiatan pemeliharaan ini antara lain :

a) Kunjungan preventif
Pemeriksaan peralatan pemantau debu partikulat ke masing-masing
lokasi dilakukan secara rutin sebanyak satu kali kunjungan untuk tiga
lokasi, yaitu BMKG Pusat Jakarta, Pos Polusi Udara Cibeureum dan
Stasiun GAW Kototabang pada periode tahun pemeliharaan. Adapun
kegiatan yang dilakukan saat inspeksi adalah :
i) Melakukan pemeriksaan fisik dan memastikan fungsi peralatan
berjalan dengan baik pada komponen panel, AC panel, analyzer dan
pompa.
ii) Melakukan pemeriksaan fisik dan memastikan fungsi peralatan
komunikasi berjalan dengan baik, meliputi koneksi peralatan ke PC,
PC ke internet dan atau VSAT-IP, serta integrasi peralatan dengan
sistem diseminasi informasi kualitas udara.
iii) Melakukan pembersihan panel, sample manifold, inlet, AC panel.

b) Kunjungan korektif
Perbaikan/penggantian suku cadang peralatan pemantau debu partikulat
ke masing-masing lokasi dilakukan secara insidentil (sewaktu-waktu).

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 99


ISI
Selain itu dilakukan juga penggantian suku cadang yang diperlukan serta
barang habis pakai secara berkala seperti penggantian filter tape.
Sedangkan layanan kunjungan pemeriksaan peralatan akuisisi data dan
server dilakukan minimal satu kali dalam masa kontrak.

c) Pendampingan kunjungan preventif


i) Kompilasi raw data dari peralatan dan data meteorologi.
ii) Sosialisasi metode validasi dan analisa lanjutan data partikulat.
iii) Penguatan teknis penanganan troubleshooting informasi partikulat.

Kunjungan korektif dan preventif telah dilakukan sebanyak empat kali yaitu
ke Pos Polusi Udara Cibeureum (dua kali) dan ke Stasiun GAW Bukit
Kototabang (dua kali). Untuk kunjungan ke BMKG Pusat masih menunggu
alat Flow Calibrator yang masih berada di Kototabang.

3. Pemeliharaan Sistem Monitoring Partikulat

Pengelolaan informasi partikulat dijalankan dengan sebuah sistem


monitoring yang terintegrasi mulai dari site hingga output data untuk
diseminasi. Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan memiliki beberapa
peralatan server yang berjalan tanpa henti guna memproses data yang
masuk dari seluruh peralatan otomatis pemantau kualitas udara.
Pemrosesan data di server dilakukan secara kontinyu dan cepat mulai dari
membaca data, memilah data, memasukkan data ke sistem database
hingga mendiseminasikan hasil olah data ke server terkait.

Salah satu output dari hasil produksi server yang baik adalah tersajinya
informasi di lingkungan internal sebagai sistem internal monitoring (lebih
dikenal dengan sebutan internal dashboard).
Tujuan dilaksanakannya kegiatan pemeliharaan sistem monitoring partikulat
adalah melakukan peningkatan dan pemeliharaan sistem monitoring
partikulat hingga ke keamanan dan kestabilan sistem database. Dengan
adanya server replika maka sistem aplikasi monitoring kualitas udara dapat
tetap terjaga.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 100


ISI

Server utama yang digunakan untuk monitoring partikulat meliputi server


DataPool-PM, server proses dan server DataCenter-KU. Server DataPool-
PM berfungsi menampung data mentah hasil monitoring peralatan otomatis
dari seluruh lokasi pemantauan. Kemudian server DataPool-PM
tersinkronisasi dengan server proses untuk pengolahan data ke server
DataCenter-KU.

Pada kegiatan ini dibangun Virtual Machine (VM) untuk sistem operasi dan
server. Selain itu, juga dilakukan konfigurasi terhadap VM sehingga
mempermudah untuk melakukan backup dan recovery ketika terjadi
gangguan pada server. Teknologi yang digunakan untuk virtualisasi ini
adalah Hyper-V. Hyper-V merupakan sebuah role yang ada di Microsoft
Windows Server yang bisa digunakan untuk membuat server virtualisasi.
Hyper-V adalah teknologi virtualisasi berbasis hypervisor.

Gambar 65. Konsep sistem monitoring partikulat

F. Sasaran Strategis Keenam (SS.6) :

“Pengelolaan Diseminasi Informasi Iklim dan


Kualitas Udara yang Handal”

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 101


ISI
Pencapaian sasaran strategis ini diukur dengan menggunakan satu
indikator kinerja yaitu “Jumlah Provinsi yang Menerima Layanan
Informasi Iklim Terapan”.

Formulasi dan Metode Penghitungan Capaian SS.6 :

Penghitungan capaian kinerja untuk indikator kinerja SS.6 diukur dengan


menggunakan formulasi perbandingan antara realisasi jumlah provinsi yang
menerima layanan informasi iklim terapan dengan target tahunan.

Penghitungan indikator kinerja layanan informasi iklim terapan berdasarkan


rumus berikut :

Jumlah provinsi penerima layanan informasi iklimterapan=penerima buletin informasi iklimlingkun

Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.6 tahun 2019 dengan


capaian tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 28 dam Gambar
66.

Tabel 28. Capaian Sasaran Strategis Pengelolaan Diseminasi


Informasi Iklim dan Kualitas Udara yang Handal

SS.6 Pengelolaan Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara yang Handal
Tahu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
n
2016 18 18 100%
Jumlah provinsi yang menerima layanan 2017 18 18 100%
informasi iklim terapan 2018 18 18 100%
2019 18 18 100%

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 102


ISI

Gambar 66. Jumlah provinsi penerima layanan informasi iklim terapan


tahun 2016 – 2019

Capaian indikator kinerja untuk SS.6 pada tahun 2019 adalah sebesar 18
provinsi dari target 18 provinsi. Dengan demikian capaian kinerja yang
terealisasi sebesar 100%. Capaian ini sama dengan capaian kinerja tiga tahun
sebelumnya yakni tahun 2016 hingga 2018, masing-masing sebesar 100%.
Konsistensi capaian yang baik ini menunjukkan komitmen Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan dalam mewujudkan pelayanan informasi iklim terapan
yang handal.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung tercapainya target


indikator kinerja pada SS.6 antara lain :

Penguatan Produk Operasional Iklim Terapan untuk Sektoral

Kebutuhan informasi iklim untuk sektoral seperti sektor pertanian, kesehatan,


sumber daya air, energi, transportasi dan infrastruktur semakin mengalami
peningkatan. Informasi iklim untuk sektoral dibutuhkan secara langsung
maupun tidak oleh kementerian terkait, pemerintah daerah dan stakeholder
terkait lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, BMKG sebagai lembaga
penyedia informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika harus mampu
memberikan layanan informasi iklim untuk sektoral yang tepat waktu dan
akurat. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan kemampuan Sumber
Daya Manusia (SDM) melalui pembangunan kapasitas dalam rangka
percepatan penyediaan informasi iklim untuk sektoral. Upaya ini perlu

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 103


ISI
dilaksanakan guna menghasilkan produk–produk informasi iklim sektoral yang
berjalan secara operasional dan otomatis. Dengan demikian produk informasi
tersebut akan mampu dihasilkan secara tepat waktu dan akurat dalam rangka
memenuhi kebutuhan masing-masing sektor.

Informasi berbasis sektoral ini dapat diwujudkan melalui kegiatan penyusunan


informasi agroklimat yang diawali dengan kegiatan pertemuan, diskusi dan
kajian bersama dengan kementerian terkait, pemerintah daerah, lembaga
penelitian, universitas dan stakeholder terkait lainnya.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan Penguatan Produk Operasional Iklim Terapan


untuk Sektoral ini adalah mengembangkan produk informasi iklim berbasis
sektoral (pertanian, hortikultura dan kesehatan), penguatan kerjasama antar
instansi dan pengembangan kapasitas SDM dalam menghasilkan produk
operasional informasi iklim terapan, serta menyediakan informasi/analisis yang
berhubungan dengan agroklimat dan lingkungan (berupa buku buletin).

Adapun hasil dari kegiatan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengembangan Informasi Iklim untuk Penyakit Demam Berdarah


Dengue (DBD) di Indonesia

Melihat antusiasme dan kebutuhan stakeholder terkait pengembangan


sistem peringatan dini penyakit DBD berbasis iklim yang telah sukses
dilaksanakan untuk provinsi DKI Jakarta (http://dbd.bmkg.go.id), BMKG
didukung oleh Puslitbang BMKG dan Institut Teknologi Bandung (ITB)
bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia akan
mengembangkan sistem peringatan dini DBD berbasis iklim yang mencakup
seluruh wilayah Indonesia. Rangkuman kegiatan dapat dilihat pada Tabel 29
dan rangkaian kegiatan disajikan pada Gambar 67.

Tabel 29. Kegiatan Pengembangan Informasi Iklim Untuk Penyakit DBD di Indonesia

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 104


ISI
Narasumber/
No. Kegiatan Rekomendasi
Peserta
1 FGD Pengembangan Pusyanklim, 1. Assessment ketersediaan data iklim
Informasi Iklim untuk Puslitbang dan data DBD untuk ditindaklanjuti.
Penyakit Demam BMKG, Dinkes 2. Sosialisasi dan advokasi pemegang
Berdarah Dengue (DBD) DKI Jakarta, kebijakan terhadap rencana
di Provinsi Bali ITB, Dinkes pengembangan sistem peringatan dini
(Hotel Golden Tulip, Bali, Staklim DBD berbasis iklim di Bali.
Denpasar, 29 Juli 2019) Jembrana, 3. Mekanisme kerja sama penyusunan
BBMKG informasi iklim untuk DBD di Provinsi
Wilayah III Bali.
Denpasar
2 FGD Pengembangan Kementerian 1. Kerjasama Kemenkes – BMKG
Informasi Iklim Untuk Kesehatan RI, mengintegrasikan sistem informasi
Penyakit Demam Dinkes Bali, dengan modalitas data dari masing-
Berdarah Dengue (DBD) Dinkes DKI masing instansi ke dalam satu
di Indonesia Jakarta, dashboard.
(Hotel Santika Hayam Puslitbang, 2. Assesment ketersediaan data iklim dan
Wuruk, Jakarta, 16 – 17 Biro Hukum data DBD untuk ditindaklanjuti.
Oktober 2019) dan Organisasi 3. Bentuk pengembangan (rapid
BMKG, dan assessment) informasi/produk
Puspiper. peringatan dini penyakit DBD berbasis
iklim (berupa indeks) yang bertujuan
sebagai alert system yang dapat
menjadi pertimbangan dalam
pengambilan tindakan intervensi dan
preventif penyakit DBD skala Nasional.
4. Pembahasan intensif tim teknis lebih
lanjut.
3 Sosialisasi dan Soft Dinkes Bali, 1. Uji coba operasionalisasi Sistem
Launching Sistem Dinkes DKI Peringatan Dini DBD Bali.
Peringatan Dini DBD Bali Jakarta, ITB, 2. Penandatanganan MoU/rencana kerja
(Dinkes Bali, Denpasar, Puslitbang, dan (Januari 2020) dan product launching
25 November 2019) Pusyanklim (Maret 2020).

Gambar 67. Rangkaian kegiatan Pengembangan Informasi Iklim


untuk Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

2. Pengembangan Layanan Informasi Iklim untuk Agroklimat dan


Hortikultura

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 105


ISI
Dalam rangka pengembangan produk informasi iklim untuk sektor pertanian,
BMKG berupaya meningkatkan layanan informasi iklim dengan
mengembangkan produk informasi iklim untuk tanaman pangan dan/atau
hortikultura. Melalui pengembangan produk informasi iklim ini akan
diperoleh produk atau model iklim yang dapat memberikan informasi secara
langsung terhadap bidang agroklimat/hortiklutura. Rangkuman kegiatan
dapat dilihat pada Tabel 30 dan rangkaian kegiatan disajikan pada Gambar
68.

Tabel 30. Kegiatan Pengembangan Layanan Informasi Iklim untuk Agroklimat dan Hortikultura
Narasumber/
No Kegiatan Rekomendasi
Peserta
1 FGD Pengembangan Direktorat Pengembangan metode (science-
Layanan Informasi Iklim Perlindungan based) yang akan digunakan untuk
untuk Agroklimat dan Hortikultura, Balai membangun informasi iklim berbasis
Hortikultura Penelitian dampak pada tanaman hortikultura
(Hotel Grand Savero, Agroklimat dan melalui diskusi dan komunikasi intensif
Bogor, 4 - 5 April 2019) Hidrologi, LIPI, antar pihak.
IPB, Dinas
Pertanian Jabar
2 Rapat Tindak Lanjut FGD Direktorat 1. Pengembangan produk bersama :
Pengembangan Layanan Perlindungan Sistem Peringatan OPT dan Produk
Informasi Iklim untuk Hortikultura, IPB, Ketersediaan Air bagi Tanaman
Agroklimat dan Hortikultura Puslitbang, Cabe dan Bawang.
(BMKG Jakarta, 5 Puspiper 2. Kolaborasi SLI dengan PPHT untuk
November 2019) tahun 2020.

Gambar 68. Rangkaian kegiatan Pengembangan Layanan Informasi Iklim


untuk Agroklimat dan Hortikultura

3. Pengembangan Sistem Drought Early Warning System (DEWS)

Pada kegiatan Joint Cooperation Program (JCP)-III, Pusat Layanan


Informasi Iklim Terapan berperan pada bagian WP9 (Operational Water

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 106


ISI
Management for Drought). Beberapa kegiatan JCP-III yang telah
dilaksanakan antara lain pembahasan kemajuan kegiatan melalui rapat
bersama, otomatisasi produk ke dalam Delft-FEWS platform dan penyiapan
DEWS server yang akan digunakan untuk operasionalisasi secara otomatis.

Gambar 69. On the job training dan pertemuan/diskusi kegiatan JCP III

Produk informasi yang dikembangkan antara lain peta ketersediaan air bagi
tanaman, evapotranspirasi potensial dan surplus defisit neraca air lahan.
Pengembangan otomatisasi produk informasi tersebut dilakukan dalam
DEWS platform. Gambar 70 menunjukkan tampilan aplikasi sistem, hasil
output dan website DEWS yang dapat diakses melalui
http://cews.bmkg.go.id/dews.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 107


ISI

Gambar 70. Contoh tampilan aplikasi sistem, hasil output dan website DEWS

4. Pembuatan Buletin Informasi Iklim dan Lingkungan

Buku Buletin Informasi Iklim dan Lingkungan untuk Ketahanan Pangan


berisi analisis atau informasi yang berhubungan dengan informasi iklim
untuk sektor pertanian dan lingkungan di Indonesia, diulas dalam bentuk
narasi, peta spasial dan grafik. Buletin ini terdiri atas 24 halaman/edisi. Isi
buletin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 31. Konten Buku Buletin Informasi Iklim dan Lingkungan untuk Ketahanan Pangan

Bagian Utama Konten Buletin


Sampul, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar,
Halaman muka
Glossarium
Suhu Udara Maksimum Absolut, Suhu Udara Minimum Absolut,
Analisis Iklim
Kelembaban Udara Rata-Rata Harian, Jumlah Penguapan, Penguapan
Mikro
Rata-Rata Harian, Lama Penyinaran Rata-Rata Harian
Jumlah Evapotranspirasi Potensial (ETP), Tingkat Ketersediaan Air bagi
Analisis Tanaman (ATi), Surplus Defisit (SD) Neraca Air Lahan, Prakiraan Tingkat
Ketersediaan Air Ketersediaan Air bagi Tanaman, Tingkat Ketersediaan Air bagi Tanaman
bagi Tanaman dan Curah Hujan di 3 Lokasi, Hasil Verifikasi Prakiraan dan Observasi
Tingkat Ketersediaan Air bagi Tanaman 3 Bulan
Kumpulan tulisan, berita dan kegiatan yang berkaitan dengan program
Berita Iklim dan
ketahanan pangan seperti kegiatan SLI, pengembangan produk/informasi
Lingkungan
iklim berbasis sektoral, dan lain – lain

Sedangkan buku Buletin Informasi Iklim dan Lingkungan untuk Ketahanan


Pangan tahun 2019 diterbitkan tiap triwulan sekali (total 4 kali terbit) dan
dicetak sebanyak 300 eksemplar/bulan atau dengan total 1200 eksemplar
per tahun (Gambar 71). Buku buletin ini didistribusikan melalui jasa
pengiriman Pos Indonesia ke pengguna jasa informasi iklim dan agroklimat
(pemerintah pusat dan pemda, lembaga/dinas teknis terkait, universitas,
pihak swasta dan di lingkungan BMKG Pusat).

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 108


ISI

Gambar 71. Buku buletin Informasi Iklim dan Lingkungan


Untuk Ketahanan Pangan

Outcome Sasaran Strategis 6:

Melalui kegiatan Penguatan Produk Operasional Iklim Terapan untuk


Sektoral, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan terus berupaya
mengembangkan layanan informasi iklim berbasis impact-based forecast
dalam bentuk penyediaan informasi peringatan dini penyakit DBD.
Informasi tersebut dapat membantu pemerintah daerah dan sektor terkait
yang bertanggung jawab dalam penentuan langkah–langkah strategis
terkait upaya pengendalian serta pencegahan kasus demam berdarah agar
jumlah kejadian luar biasa akibat penyakit DBD dapat diminimalisir.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 109


ISI

Gambar 72. Contoh layanan informasi Peringatan Dini Penyakit DBD


dan langkah - langkah antisipasinya

Dalam pelaksanaan operasionalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


melalui Dinas Kesehatan telah memanfaatkan layanan informasi prediksi
kejadian DBD berbasis iklim dari BMKG pada awal bulan Januari 2019.
Upaya tersebut dilakukan dalam rangka menentukan langkah – langkah
kesiapsiagaan terhadap peningkatan kasus DBD di kalangan stakeholder
kesehatan di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan layanan
informasi tersebut, Dinas Kesehatan dapat segera melakukan langkah-
langkah antisipatif yang efektif dalam mengendalikan penyebaran penyakit
DBD dengan cara menggerakkan seluruh Puskesmas di lingkungan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa informasi
yang dihasilkan oleh BMKG telah dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan atau kebijakan lintas sektor (Gambar 73).

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 110


ISI

Gambar 73. Surat


Edaran Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta tentang
Kesiapsiagaan terhadap
Peningkatan Kasus
Demam Berdarah
Dengue (DBD)
tertanggal 21 Januari
2019

G. Sasaran Strategis Ketujuh (SS.7) :

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 111


ISI

“Pemantauan dan Evaluasi Kinerja”

Pencapaian sasaran strategis ini diukur dengan menggunakan satu


indikator kinerja yaitu “Jumlah Kecamatan yang Menerima Diseminasi
Informasi Iklim dalam Waktu <15 Hari”.

Formulasi dan Metode Penghitungan Capaian SS.7 :

Penghitungan capaian kinerja untuk indikator kinerja SS.7 diukur dengan


menggunakan formulasi perbandingan antara realisasi jumlah kecamatan yang
menerima diseminasi informasi iklim dalam waktu <15 hari terhadap target
tahunan. Penghitungan indikator kinerja jumlah kecamatan yang menerima
diseminasi informasi iklim dalam waktu <15 hari berdasarkan pada rumus
berikut :

Jumlah kecamatan yang menerima diseminasi informasi iklim dalam waktu<15 hari=buletin iklim yang d

Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.7 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 32 dan Gambar 74.

Tabel 32. Capaian Sasaran Strategis Pemantauan dan Evaluasi Kinerja


SS.7 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
Tahu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
n
2016 2.500 2.500 100%
Jumlah kecamatan yang menerima diseminasi 2017 2.750 2.750 100%
informasi iklim dalam waktu < 15 hari 2018 3.000 3.248 108%
2019 3.500 3.500 100%

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 112


ISI

Gambar 74. Jumlah kecamatan penerima diseminasi informasi iklim <15 hari
tahun 2016 – 2019

Baik indikator kinerja jumlah provinsi penerima layanan informasi iklim terapan
(SS.6) maupun indikator kinerja jumlah kecamatan yang menerima diseminasi
informasi iklim dalam waktu < 15 hari (SS.7), kedua indikator kinerja ini tidak
banyak mengalami fluktuasi baik target maupun capaiannya selama empat
tahun terakhir. Salah satu kendala yang dihadapi dalam mengukur kedua
indikator kinerja ini adalah perumusan formulasi penghitungan capaiannya
dimana telah terjadi pergeseran penggunaan teknologi yang digunakan dalam
menyebarkan informasi iklim terapan dan kualitas udara. Jika sebelumnya lebih
banyak menggunakan teknologi konvensional dalam bentuk pengiriman buku
buletin ke daerah–daerah, maka dengan adanya perkembangan teknologi
khususnya teknologi digital, penyebaran informasi mulai dikembangkan dalam
bentuk pemanfaatan media sosial dan media elektronik lainnya
(televisi/email/website) dengan potensi peningkatan jumlah dan lokasi
pengakses informasi yang semakin besar. Hal ini berimbas pada perlunya
dilakukan perubahan pada formulasi penghitungan capaian kinerja atau
perubahan pada rumusan indikator kinerjanya untuk periode–periode
berikutnya.

Pada tahun 2019, realisasi indikator kinerja Jumlah Kecamatan yang Menerima
Diseminasi Informasi Iklim dalam Waktu < 15 Hari mencapai 3.500 kecamatan
sehingga capaiannya sebesar 100%. Hal Ini mengindikasikan bahwa sebaran
informasi pada tahun 2019 tergolong masif. Pencapaian ini didukung oleh
semakin banyaknya platform media sosial yang dapat dimanfaatkan seperti

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 113


ISI
Instagram, Twitter, Facebook dan Youtube sehingga penyebaran informasi iklim
kepada masyarakat bisa dilakukan dengan lebih cepat dan menjangkau wilayah
yang lebih luas.

Selain itu, teknik diseminasi informasi konvensional lainnya seperti pembuatan


dan pendistribusian buletin juga terus ditingkatkan dengan mengembangkan
metode penyebarannya dalam bentuk softcopy melalui surat elektronik (email)
sehingga mampu menghemat biaya pencetakan namun tetap bisa menjangkau
wilayah yang luas.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung tercapainya target


indikator kinerja SS.7 antara lain :

1. Pembuatan Buku Informasi Partikulat

Selama ini BMKG menyediakan buku-buku publikasi Klimatologi seperti


Buku Data Iklim di Indonesia yang pada awalnya diterbitkan setiap tahun
dan buletin yang berisikan tentang informasi karya tulis atau karya ilmiah
yang berhubungan dengan iklim agroklimat. Namun, hingga saat ini buku
tentang informasi partikulat yang berisi hasil pengukuran dari peralatan
pemantauan partikulat (PM10, PM2.5, dan TSP otomatis) belum pernah
diterbitkan sebelumnya. Selama ini, penyajian data/informasi partikulat dari
peralatan otomatis hanya melalui media elektronik seperti website dan
aplikasi mobile. Tersedianya layanan informasi partikulat dalam bentuk buku
yang berisi rangkaian data (time series) yang tervalidasi dan diolah dengan
metode tertentu sangat ditunggu-tunggu.

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka disusun dan
diterbitkanlah buku informasi partikulat. Buku ini berisi data-data partikulat
yang telah divalidasi, informasi yang berasal dari pengolahan data dengan
menggunakan aplikasi R-Software dan informasi lainnya. Buku ini
menyajikan informasi tentang layanan kualitas udara yang dioperasionalkan
oleh BMKG untuk memenuhi kebutuhan informasi di kalangan stakeholder
dan publik.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 114


ISI

Pada tahun 2019 berhasil diterbitkan empat edisi buku Informasi Partikulat
yang didistribusikan ke UPT BMKG di daerah dan para stakeholder yang
berkepentingan.

Tabel 33. Daftar Konten Buku Informasi Partikulat 2019


No EDISI BUKU ISI BUKU
a) Sejarah pengamatan partikulat di Indonesia,
b) Lokasi pemantauan partikulat milik BMKG,
1 Edisi I c) Sistem informasi kualitas udara BMKG,
d) Analisis partikulat di beberapa wilayah Indonesia,
e) Analisis kejadian karhutla di Provinsi Riau,
a) Profil konsentrasi PM10 di wilayah rawan karhutla,
b) Profil konsentrasi PM10 di perkotaan dan perdesaan,
c) Pola sebaran titik panas (hotspot) di lokasi pemantauan
2 Edisi II
PM10,
d) Presentasi level konsentrasi PM10 aktual periode tahun
2013 – 2019,
a) Kondisi penurunan kualitas udara di DKI Jakarta pada
periode musim kemarau 2019 berdasarkan parameter
PM10, PM2.5 dan curah hujan,
3 Edisi III b) Pernyataan resmi BMKG dalam menanggapi kondisi
kualitas udara di Jakarta dan kebijakan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi masalah kualitas
udara,
4 Edisi IV Kumpulan karya tulis ilmiah terkait analisis kualitas udara.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 115


ISI

Gambar 75. Empat edisi Buku Informasi Partikulat

2. Pembuatan Bahan Diseminasi dan Penyebaran Informasi Iklim dan


Kualitas Udara melalui Media Sosial dan Website

Sejak tahun 2018 Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan mulai gencar
membuat dan menyebarkan informasi iklim dan kualitas udara melalui
media sosial resmi BMKG. Informasi yang disebarkan disajikan dalam
bentuk infografis dan videografis yang menarik dan dilengkapi dengan
narasi yang mudah dipahami oleh publik.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 116


ISI

Gambar 76. Contoh ragam produk informasi iklim dan kualitas udara
yang disebarkan melalui media sosial

Penyajian layanan informasi iklim dan kualitas udara melalui media sosial
tergolong sangat efektif dan efisien. Dengan durasi pembuatan hingga
penyebaran yang relatif singkat dan memanfaatkan jaringan internet,
layanan informasi melalui media ini dapat langsung diakses oleh
masyarakat dari berbagai pelosok wilayah bahkan hanya dalam hitungan
menit.
Selain itu, media ini juga efektif dalam membuka komunikasi dengan publik
melalui kolom komentar yang tersedia sehingga penyedia informasi dapat
langsung memperoleh feedback dari publik terkait layanan informasi yang
diberikan. Feedback tersebut sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi
untuk perbaikan kualitas layanan berikutnya.

(a) (b)

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 117


ISI

(c)

Gambar 77. Akun media sosial (a) Info Iklim BMKG di Facebook,
(b) info_iklim_bmkg di Instagram, (c) @iklimbmkg di Twitter

3. Pembuatan Majalah Ilmiah Populer KLIMA dan Leaflet

Selain memanfaatkan teknologi digital dalam bentuk pembuatan dan


penyebaran informasi iklim dan kualitas udara melalui media sosial,
diseminasi informasi iklim dan kualitas udara juga dilakukan secara
konvensional melalui pembuatan majalah dan leaflet.

Pada tahun 2019 Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan menerbitkan


majalah ilmiah populer KLIMA Volume II Edisi Tahun 2019. Penerbitan
perdana majalah ini dilakukan pada tahun 2018. Majalah KLIMA Volume II
Tahun 2019 mengangkat tema tentang “layanan multisektor BMKG sebagai
bagian pencapaian SDG’s 13 aksi iklim”.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 118


ISI

Gambar 78. Majalah KLIMA dan leaflet tentang informasi iklim

Selain pembuatan dan penerbitan majalah, penyajian informasi iklim dan


kualitas udara dalam bentuk leaflet/flyer juga banyak dilakukan pada tahun
2019. Pembuatan dan pencetakan leaflet/flyer dimaksudkan untuk
mengganti leaflet/flyer yang sudah out of date sekaligus memperbanyak
ragam konten informasi yang disajikan. Teknik penyebaran leaflet/flyer
masih tergolong efektif dan diminati, terutama jika penyebarannya dilakukan
pada saat ada pagelaran event skala nasional hingga internasional (rapat
nasional, international scientific meeting, seminar nasional dan lain – lain).

4. Pembangunan Integrasi Sistem dan Konten pada Climate Early


Warning System/NCIC

Untuk mendukung pelaksanaan aktivitas operasional, CEWS memerlukan


peralatan dan sarana pendukung untuk observasi, tools pengolahan, analisa
dan peralatan untuk sistem diseminasi informasi CEWS.

Pengadaan sarana dan prasarana tahap I sudah dilaksanakan pada tahun


anggaran 2018 berupa pembangunan kembali infrastruktur sistem CEWS
monitoring room yang dilengkapi dengan sistem video wall display,
perangkat pendukung operasional PC clients dan sistem dashboard
monitoring. Pada tahun anggaran 2019 ini dilakukan pengembangan berupa

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 119


ISI
pembangunan integrasi dan konten pada Climate Early Warning
System/NCIC dalam rangka menuju National Climate Information Center
yang berperan sebagai pusat layanan produk dan informasi dari Kedeputian
Bidang Klimatologi. Fasilitas ini diharapkan mampu memberikan informasi
peringatan dini iklim dan kualitas udara kepada masyarakat.

Pekerjaan Pembangunan Integrasi Sistem dan Konten pada Climate Early


Warning System/NCIC ini bertujuan untuk menyempurnakan/melengkapi
infrastruktur CEWS yang belum tertampung di tahun anggaran 2018 agar
pelaksanaan operasional CEWS dapat berjalan dengan lebih optimal dan
efektif.

Hasil dari pelaksanaan kegiatannya antara lain :

a) Pengembangan sistem Dashboard CEWS V2.1

Fitur pada sistem dashboard hasil dari kegiatan ini yaitu sebagai berikut :
i) Decision Support System untuk informasi peringatan dini kekeringan
meteorologis
ii) Decision Support System untuk informasi peringatan dini curah hujan
tinggi
iii) Penambahan konten monitoring informasi interaktif sebanyak 10
(sepuluh) konten yaitu peta peringatan dini kekeringan meteorologis,
peta peringatan dini curah hujan tinggi, peta prakiraan curah hujan
dasarian, peta analisis curah hujan, peta potensi energi matahari, peta
potensi energi angin, peta prakiraan daerah potensi banjir bulanan,
Southern Oscillation Index monitoring dan monitoring indeks El-Nino/ La-
Nina.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 120


ISI

Gambar 79. Portal CEWS ver 2.0

b) Portal CEWS V2.0

Berupa portal dengan konsep dan desain baru yang menampilkan informasi
peringatan dini iklim secara interaktif hasi keluaran dari sistem monitoring
CEWS. Keunggulan dari portal CEWS V.2.0 yaitu sudah terintegrasi dengan
sistem dashboard CEWS, memiliki fitur broadcast approval, tampilan peta
interaktif dan memiliki moda diseminasi broadcast informasi peringatan dini
iklim melalui mailing list.

Gambar 80. Perbandingan dashboard CEWS Ver 1.0 dengan CEWS Ver 2.0 v2.0

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 121


ISI

c) Aplikasi Mobile "Literasi Iklim"

Berupa aplikasi mobile berbasis android yang berisi materi literasi iklim dan
kualitas udara serta menampilkan beberapa gambar peta produk informasi
dari Kedeputian Bidang Klimatologi.

Gambar 81. Aplikasi mobile "Literasi Iklim"

d) Peralatan Pendukung Produksi Bahan Diseminasi

Peralatan Pendukung Produksi Bahan Diseminasi informasi berupa


peralatan studio mini dan peralatan penunjang infastruktur operasional
CEWS berupa UPS video wall display system, UPS PC client, Video card
extention dan san storage.

3.2. KINERJA LAIN-LAIN TAHUN 2019

3.2.1 Sinkronisasi Kegiatan Layanan Informasi Iklim KU dan Layanan


Hidrometeorologi

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 122


ISI

Sinkronisasi kegiatan layanan informasi iklim dan kualitas udara serta


layanan Hidrometeorologi merupakan wadah untuk menyatukan kebijakan-
kebijakan terkait pelaksanaan kegiatan operasional di Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan, baik dalam bentuk evaluasi maupun perencanaan.

Proses bisnis yang dilakukan pada sinkronisasi ini diharapkan menjadi


media dalam menghasilkan jumlah ragam atau penguatan produk informasi
iklim dan kualitas udara yang lebih baik.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah menyatukan visi-misi dan tujuan


organisasi dalam Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan dan BMKG pada
perspektif umumnya. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menghasilkan
dokumen perencanaan strategis dan kertas kerja anggaran yang
terdistribusi dengan baik pada setiap elemen di Pusat Layanan Informasi
Iklim Terapan.

Kegiatan sinkronisasi dilaksanakan dalam bentuk Focus Group Discussion


(FGD) pada tanggal 28-30 November 2019 di Bogor dihadiri oleh seluruh
pegawai Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan serta Deputi Bidang
Klimatologi. Rekomendasi yang berhasil disepakati pada pertemuan
tersebut antara lain:
a) Kegiatan serupa akan dilaksanakan di setiap unit kerja setingkat Eselon
III di Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan.
b) Perlunya menerapkan FGD yang berkelanjutan untuk semua kegiatan di
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan.
c) Kebijakan penggunaan anggaran hendaknya mengarah pada skala
prioritas.
d) Pemeliharaan peralatan aloptama di Kedeputian Bidang Klimatologi
menjadi titik utama.
e) Pemeliharaan peralatan aloptama akan disesuaikan dengan
penambahan suku cadang pada aloptama tersebut.
f) Evaluasi dan perencanaan kegiatan dilaksanakan secara bertahap
dengan pembahasan yang terstruktur.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 123


ISI
g) Melaksanakan kegiatan yang konsisten pada tujuan organisasi Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan.

Gambar 82. Pelaksanaan kegiatan FGD Sinkronisasi Kegiatan Layanan Informasi Iklim Kualitas
Udara dan Layanan Hidrometeorologi

3.2.2 Pertemuan COP25 UNFCCC Madrid Talk

Pertemuan COP25 UNFCCC Madrid Talk ditujukan untuk memberikan input


dan informasi mengenai status iklim dunia pada proses agenda RSO yang akan
dilaporkan pada SBSTA. Dalam pertemuan ini, highlight utamanya adalah
laporan WMO dan IPCC. WMO melaporkan provisional Global Climate
Statement 2019 mengenai indikator untuk status iklim global yang berbasis
sains.

Beberapa highlight laporan WMO adalah:


a) Konsentrasi Gas Rumah Kaca mencapai rekor tertinggi (tahun 2018): CO 2
mencapai 407,8 ± 0,1 ppm, CH4 mencapai 1869 ± 2 ppb dan N 2O mencapai
331,1 ± 0,1 ppb. Terhadap periode pre-industrial, nilai – nilai tersebut
masing – masing sebesar 147%, 259% dan 123%.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 124


ISI
b) Saat ini temperatur bumi berkisar 1,1 ± 0,1 derajat diatas pre-industrial
period (1850-1900). Dengan data hingga akhir Oktober 2019, tahun 2019
diperkirakan akan menjadi tahun urutan ke-2 atau ke-3 terpanas sepanjang
sejarah pengukuran.
c) Periode 2015 – 2019 merupakan periode 5 tahunan terpanas sepanjang
sejarah. Sedangkan periode 2010 – 2019 merupakan periode dekade
terpanas sepanjang sejarah.

Berdasarkan data sejak 1980, setiap dekade lebih panas dari dekade
sebelumnya yang menandakan pemanasan bumi terjadi secara terus menerus.

Pada pertemuan skala internasional ini Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG


juga turut serta berpartisipasi dengan mengirimkan anggota delegasi dari Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan dan Pusat Informasi Perubahan Iklim,
bersama dengan wakil dari Puslitbang BMKG. Perwakilan dari BMKG ini
selanjutnya menjadi bagian dari tim Delegasi Republik Indonesia (DELRI).

Dalam beberapa pertemuan, beberapa hal yang disampaikan DELRI adalah


kebutuhan terkait innovative financing yang mendukung sustainability
observation yang akan mendukung upaya adaptasi dan mitigasi, karena benefit
yang didapat akan sebanding dengan investasi yang ditanamkan untuk
observasi.

Pada persidangan tampak suara dari beberapa negara (Arab Saudi, Mesir, US,
dan Russia) yang secara konsisten mencoba mengecilkan laporan ilmiah WMO
dan IPCC, dengan memasukan kalimat dengan dua kata kunci:
a) Bahwa masih terdapat gap dalam climate science, yang berarti
kekurangan/ketidaksempurnaan sehingga gap ini perlu diangkat dan
dibahas dalam sesi SBSTA berikutnya.
b) Bahwa climate modeling mengandung uncertainty, dengan menonjolkan
aspek tersebut dibandingkan pemahaman dan progress yang diberikan oleh
kemajuan climate science.

Indonesia dalam intervensinya mengusulkan kompromi jalan tengah dengan

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 125


ISI
membalikkan bunyi negatif “reducing uncertainty” menjadi bunyi yang positif
yaitu “improving uncertainty estimate”.

Indonesia berkontribusi mendukung proses analisis atribusi loss and damage


dari kejadian hidrometeorologi ekstrem, dengan menampilkan poster
systematic cataloging hazardous and extreme events, pada poster session
“Earth Information Day”.

Dalam kesempatan tersebut Amerika Serikat mengusulkan untuk


mengembalikan kembali isu ini pada Head of Delegation seperti pada tahun
2018. Sedangkan India menyatakan isi laporan yang disiapkan dan diskusi
tahun ini nyaris tidak ada yang baru, dan menyatakan bahwa untuk ini perlu
lebih kreatif dan lebih penting mengedepankan real climate actions termasuk di
negara maju yang sudah mendukung scientific finding WMO dan IPCC.

Gambar 83. Keikutsertaan pada pertemuan internasional di Madrid, Spanyol.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 126


ISI
3.3.3 Pemeliharaan Sistem Komputasi Klimatologi

Dalam mewujudkan layanan infomasi iklim yang akurat dan berkualitas


diperlukan adanya sistem komputasi data modern yang dapat mendukung
proses pengolahan data iklim serta unsur pendukung lainnya dengan tepat.
Demikian pula ketika terjadi fenomena iklim ekstrim, diperlukan adanya
dukungan data yang terkomputasi dengan record yang cukup panjang dan
lengkap sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan untuk menjelaskan
fenomena iklim yang melatarbelakangi kejadian iklim ekstrim tersebut. Oleh
karena itu pada tahun 2019 dilaksanakan kegiatan pemeliharaan sistem
pengolahan (komputasi) data iklim dengan kemampuan tinggi yang mampu
menampung perekaman data dalam jumlah yang besar dan dapat diakses
dengan mudah dan cepat tanpa ada gangguan yang berarti.

Kegiatan Pemeliharaan Sistem Komputasi Klimatologi dimaksudkan untuk


mempertahankan keberlangsungan operasional sistem komputasi Klimatologi
yang meliputi praprocessing, interprocessing dan postprocessing pada sistem
komputasi sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas layanan informasi Klimatologi.

Sistem-sistem komputasi yang saat ini dipakai telah digunakan selama 3


sampai 8 tahun. Kegiatan pemeliharaan dilakukan terhadap sistem-sistem
pengolahan yang berada di kantor pusat BMKG. Sistem tersebut mencakup 4
bagian sistem komputasi yang terdiri dari sistem High Performance Computer
(HPC) dan berbagai server yang menjadi satu kesatuan dalam
penyelenggaraan sistem komputasi di Kedeputian Bidang Klimatologi.

Pemeliharaan juga dilakukan terhadap kinerja storage dan server yang sering
digunakan untuk kegiatan operasional rutin dan perangkat-perangkat yang
sudah ada agar dapat dioperasikan dengan baik. Pekerjaan yang harus
dilakukan pada kegiatan pemeliharaan ini antara lain instalasi ulang operating
system, troubleshooting, repairing dan maintenance. Sedangkan penambahan
perangkat meliputi penambahan PC, UPS, License dan Hard Disk.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 127


ISI
Pemeliharaan sistem komputasi klimatologi terdiri atas pemeliharaan 4 sistem
komputasi sebagai berikut:
a) Sistem komputasi pengolahan proyeksi perubahan iklim
b) Sistem komputasi pengolahan prakiraan iklim
c) Sistem pengumpulan dan pengolahan CEWS
d) Sistem diseminasi CEWS
Dengan cakupan :
a) Pemeliharaan UPS server
b) Pemeliharaan UPS walldisplay di lantai 1 Gedung B
c) Pemeliharaan dan konfigurasi ulang storage server
d) Pemeliharaan server dan HPC
e) Konfigurasi ulang sistem HPC dan server
f) Perpanjangan lisensi dan upgrading OS Layer

Hasil yang diperoleh dari kegiatan pemeliharaan ini antara lain :

a) Pemeliharaan perangkat server (hardware) dan sarana


penunjangnya. Pemeliharaan bertujuan untuk mengembalikan fungsi
server beserta aplikasi/sarana penunjangnya sehingga dapat berjalan
dengan baik.

b) Perpanjangan software support untuk lisensi perangkat lunak OS


layer.
Tahapan ini mencakup pekerjaan updating dan upgrading sistem operasi
berbasis windows dan sistem operasi berbasis open source. Open
source operating system akan digunakan pada seluruh server yang ada
pada kegiatan pemeliharaan ini.

c) Membuat topologi.
Topologi yang dibuat adalah topologi awal sebelum pemeliharaan dan
applications server layer serta setiap perubahan yang terjadi pada
aplikasi layanan yang tersentralisasi berbasis Service Architecture
Oriented (SOA).

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 128


ISI
d) Pengadaan suku cadang.
Pengadaan suku cadang untuk kebutuhan pemeliharaan sistem
komputasi Klimatologi dimaksudkan untuk menggantikan suku cadang
lama yang rusak.

Gambar 84. Topologi perangkat komputasi

Gambar 85. Network Diagram salah satu HPC yang dipelihara

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 129


ISI

3.3. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2019

Realisasi penyerapan anggaran Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan


tahun 2019 sebesar Rp 22.583.979.925,- atau sebesar 96,11% dari total pagu
anggaran sejumlah Rp 23.498.753.000,- sebagaimana terlihat pada grafik
dibawah ini.

Gambar 86. Realisasi anggaran di Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan


tahun anggaran 2019

Sedangkan untuk rincian realisasi per jenis belanja pada tahun 2019 dapat
dilihat pada tabel berikut.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 130


ISI
Tabel 34. Realisasi Anggaran Per Jenis Belanja Tahun 2019
PAGU ANGGARAN REALISASI
NO JENIS BELANJA %
(Rp) (Rp)
1 Belanja Barang 8.275.894.000 8.028.599.725 97,01
2 Pemeliharaan 1.205.461.000 1.158.933.200 96,14
3 Belanja Modal 13.920.000.000 13.396.420.000 96,24

Hasil realisasi penggunaan anggaran di Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan


berdasarkan jenis belanja seperti yang terlihat pada Tabel 34. Jenis belanja
barang mencapai angka serapan yang tertinggi yaitu 97,01%. Sedangkan
realisasi aggaran untuk jenis belanja modal adalah sebesar 96,24% dan
realisasi anggaran untuk jenis pemeliharaan sebesar 96,14%.

Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan berkomitmen untuk terus menjaga agar
serapan anggaran setiap tahunnya meningkat seiring dengan peningkatan
kinerja organisasi. Dalam upaya mewujudkan sasaran-sasaran strategis, Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan mengalokasikan anggaran yang terbagi
menjadi dua, yaitu pagu anggaran kegiatan pusat dan pagu kegiatan
penugasan daerah. Detail realisasi anggaran per kegiatan baik pusat dan
penugasan daerah dapat dilihat pada Tabel 35.

Tabel 35. Realisasi Anggaran Per Kegiatan di Lingkungan Unit Kerja


Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019

SASARAN INDIKATOR REALISASI CAPAIAN CAPAIAN


No KEGIATAN PAGU (Rp)
STRATEGIS KINERJA (Rp) (%) FISIK (%)
Terwujudnya
Indeks kepuasan Laporan Tahunan
layanan
layanan informasi dan Survei
1 informasi 1 157.000.000 155.443.400 99 100
iklim terapan dan Kepuasan
iklim terapan
kualitas udara Pelanggan
yang prima
Kepuasan Laporan Tahunan
pengguna Rata-rata indeks dan Survei
157.000.000 155.443.400 99 100
layanan kepuasan Kepuasan
2 informasi 2 layanan informasi Pelanggan
iklim dan iklim terapan dan Literasi Iklim
kualitas kualitas udara untuk Generasi 200.000.000 199.999.000 100 100
udara Muda
3 Pengelolaan Jumlah peserta
layanan yang mengikuti Sekolah Lapang
informasi 3 Sekolah Lapang Iklim Pertanian 8.500.000.000 8.237.771.836 96,9 100
iklim terapan Iklim di 33 2019
Provinsi
Pemeliharaan
Sistem 496.000.000 488.050.000 98,4 100
Jumlah provinsi
Hidrometeorologi
yang menerima
4 Pengelolaan
layanan informasi
Sistem
Hidrometeorologi 270.438.000 269.419.551 99,6 100
Diseminasi
Klimatologi
5 Jumlah provinsi Pembuatan Peta 288.500.000 287.333.613 99,6 100

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 131


ISI
Potensi Energi
Matahari dan
yang menerima Angin
layanan informasi Pengadaan
energi terbarukan Peralatan
500.000.000 477.971.000 95,6 100
Pemantau UV
dan Infrared
Pengadaan
Peralatan Gas
7.000.000.000 6.869.962.000 98,1 100
Rumah Kaca
Otomatis
Pengadaan
Peralatan
2.320.000.000 2.128.500.000 91,7 100
Pengamatan
Ozone Analyzer
Pengadaan
Aerosol dan 100.000.000 99.200.000 99,2 100
Passive Gas
Pemeliharaan
Pengelolaan
Jumlah provinsi Peralatan Sistem
layanan
yang menerima Operasional 1.900.000.000 1.779.800.000 93,7 100
4 informasi 6
layanan informasi Informasi Gas
kualitas
kualitas udara Rumah Kaca
udara
Validasi Gas
Rumah Kaca 92.932.000 89.004.621 95,8 100
Tahap II
Pengiriman
Sampel GRK dari
GAW BKT ke
NOAA-USA, 144.020.000 140.340.432 97,4 100
GAW Palu dan
Sorong ke NIES
Jepang
Bimtek Nasional
279.937.000 279.115.478 99,7 100
Kualitas Udara
Pengadaan
Peralatan Air 2.500.000.000 2.370.787.000 94,8 100
Quality System
Pemeliharaan
Peralatan Sistem
Operasional
2.730.000.000 2.576.640.000 94,4 100
Informasi
Jumlah
Konsentrasi
Diseminasi kabupaten yang
Partikulat Thermo
informasi menerima
Pemeliharaan
5 iklim terapan 7 layanan informasi
Peralatan Sistem
dan kualitas kualitas udara
Operasional
udara dalam waktu < 3
Informasi 390.000.000 376.959.700 96,7 100
jam
Konsentrasi
Partikulat
MetOne
Pemeliharaan
Sistem
200.000.000 194.700.000 97,4 100
Monitoring
Partikulat
Pengelolaan
diseminasi Penguatan
Jumlah provinsi
informasi Produk
yang menerima
6 iklim dan 8 Operasional Iklim 338.939.000 336.724.035 99,3 100
layanan informasi
kualitas Terapan untuk
iklim terapan
udara yang Sektoral
handal
7 Pemantauan 9 Jumlah Pembuatan Buku
dan evaluasi kecamatan yang Informasi 110.549.000 105.807.550 95,7 100
kinerja menerima Partikulat
diseminasi Pembangunan 1.500.000.000 1.450.000.000 96,7 100
informasi iklim Integrasi Sistem
dalam waktu < 15 dan Konten pada
hari Climate Early
Warning

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 132


ISI
System/NCIC
Sinkronisasi
Kegiatan Layanan
Informasi Iklim 370.438.000 366.551.245 99 100
KU dan Layanan
8 Kinerja Lain-lain
Hidrometeorologi
Pemeliharaan
Sistem Komputasi 1.400.000.000 1.364.245.000 97,4 100
Klimatologi

Secara umum, rata-rata realisasi serapan anggaran tahun 2019 di lingkungan Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan untuk pusat maupun penugasan daerah sebesar
97,2%.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 133


ISI

BAB IV
PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun


2019 merupakan pertanggungjawaban kinerja sebagai upaya pencapaian visi
dan misi Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan dengan mengacu pada
Rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2015-2019. Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja ini berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.

Capaian kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019 secara
umum menunjukkan kinerja yang baik. Dari total 9 target indikator kinerja,
terdapat 4 indikator kinerja yang mencapai 100% dari target dan 2 indikator
kinerja yang melampaui target dengan capaian lebih dari 100%. Selain itu,
terdapat 3 indikator kinerja yang persentase capaiannya kurang dari 100%. Hal
ini disebabkan tingginya target yang tercantum dalam Renstra BMKG 2015 –
2019 terkait indeks kepuasan pelanggan/masyarakat terhadap layanan
informasi iklim terapan dan kualitas udara. Data hasil survei kepuasan
pelanggan tahun 2019 memperlihatkan kecenderungan pengguna layanan
informasi yang berperan sebagai responden lebih dominan memberikan
kategori penilaian “Setuju” dibanding “Sangat Setuju”. Kendala lain terkait
capaian target kinerja yang kurang dari 100% adalah adanya keterbatasan
media pelatihan teknis bagi operator portal SIH3 di BMKG Pusat dan UPT
Daerah serta kekurangan sarana prasarana komputasi dan tenaga operator di

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 134


ISI
UPT Daerah sehingga masih ada beberapa UPT Daerah yang mewakili wilayah
provinsi tertentu tidak dapat melakukan updating portal SIH3 secara berkala.

Dalam mengatasi setiap kendala yang terjadi, Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan terus berupaya untuk melakukan perbaikan. Langkah awal yang perlu
dilakukan oleh Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan dalam upaya
mempertahankan kinerjanya yang sudah baik dan mendorong peningkatannya
adalah menyusun rencana aksi seperti berikut:

1. Dalam upaya meningkatkan kinerja Sekolah Lapang Iklim (SLI) maka pada
tahun 2020 akan diusulkan sumber pendanaan dari non APBN, diantaranya
:
a. Membuka kerjasama dengan perwakilan asosiasi perdagangan
Taiwan untuk mendukung jangkauan peserta SLI di wilayah terluar
Indonesia melalui SLI berbasis Android (e-SLI),
b. Menyiapkan sistem penyelenggaraan SLI secara online dengan
menyiapkan modul-modul elektronik,
c. Operasionalisasi SLI dengan cara menyederhanakan format kegiatan
SLI berbasis kerjasama pada tingkat nasional dengan memanfaatkan
cost-sharing dengan pemerintah daerah dan lembaga penelitian,
2. Peningkatan dan pengembangan layanan informasi iklim sektoral melalui
kegiatan pengembangan model layanan informasi iklim terapan,
pengembangan model iklim untuk peringatan dini penyakit DBD
bekerjasama dengan Puslitbang BMKG dan ITB serta pembuatan validasi
peta potensi energi terbarukan untuk beberapa titik lokasi.
3. Peningkatan kualitas jasa layanan informasi iklim dan kualitas udara melalui
kegiatan percepatan pembuatan informasi iklim terapan berbasis dampak
untuk mendukung kegiatan sektoral (otomatisasi sistem). Selain itu,
dilakukan juga perbaikan kinerja peralatan pemantauan kualitas udara di 24
lokasi dan Gas Rumah Kaca (GRK) di 5 lokasi.
4. Penguatan sistem operasional, termasuk peralatan observasi dan analisis
iklim maupun kualitas udara melalui kegiatan pengadaan peralatan
pemantauan GRK dan penguatan sistem infrastruktur CEWS.
5. Perluasan jangkauan layanan informasi iklim melalui penyebaran Buletin

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 135


ISI
Informasi Iklim dan Lingkungan ke berbagai instansi pemerintah di pusat
dan daerah. Sedangkan untuk memperluas jangkauan layanan informasi
kualitas udara, dilakukan kegiatan peningkatan jaringan monitoring kualitas
udara hingga ke tingkat kabupaten.
6. Upaya meningkatkan indeks kepuasan masyarakat melalui kegiatan –
kegiatan literasi iklim berbasis komunitas secara bertahap dan
berkelanjutan yang dinilai efektif dalam mengenalkan pengetahuan iklim
dan kualitas udara sejak dini.
7. Pengawalan pelaksanaan rencana aksi pencapaian target setiap indikator
kinerja yang diukur setiap triwulan melalui sistem informasi e-kinerja Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan.

4.1. CATATAN TINDAK LANJUT HASIL LAPORAN EVALUASI LAKIP


PUSAT LAYANAN INFORMASI IKLIM TERAPAN OLEH INSPEKTORAT
TAHUN 2018

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri PAN-
RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi
SAKIP, maka Inspektorat BMKG telah melakukan evaluasi atas implementasi
SAKIP di lingkungan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan pada tahun 2018.
Evaluasi tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi implementasi SAKIP,
menilai tingkat implementasi, memberikan saran perbaikan untuk peningkatan
implementasi serta memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode
sebelumnya.

Merujuk dokumen hasil evaluasi atas implementasi SAKIP pada tahun 2018 di
lingkungan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, terdapat satu rekomendasi
dari Inspektorat BMKG yang harus dilakukan, yaitu:

”Melengkapi data dukung terkait mekanisme penyusunan Laporan Kinerja yaitu


berupa Surat Keputusan (SK) mengenai penanggung jawab pengumpulan data
dan informasi kinerja.”

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 136


ISI
Atas keinginan dan upaya serius dalam meningkatkan implementasi SAKIP di
lingkungan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, maka pada penyusunan
dokumen LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2018 telah
disesuaikan dengan mengacu rekomendasi Inspektorat BMKG, yaitu dokumen
Surat Keputusan Pembentukan Tim Penanggung Jawab Pengumpul Data
Dukung LAKIP Tahun 2018 Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan yang
dicantumkan pada Lampiran 4.

4.2. CATATAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI CATATAN HASIL REVIU


(CHR) LAKIP

Pada tanggal 20 – 21 Januari 2020, BMKG melalui unit kerja Inspektorat telah
melakukan reviu terhadap dokumen draft LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan tahun 2019 yang dilaksanakan di Swiss Bell Hotel, Kemayoran.
Kegiatan tersebut telah menghasilkan dokumen Catatan Hasil Reviu (CHR)
yang ditujukan kepada Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan yang perlu
ditindaklanjuti demi perbaikan dokumen LAKIP tahun 2019. Berdasarkan
dokumen CHR tersebut, terdapat beberapa rekomendasi yang harus dilengkapi
yaitu :

1. Daftar Tabel perlu diperbaiki.


► telah ditindaklanjuti pada halaman Daftar Tabel.

2. Nomor lampiran pada halaman 20 agar diisi, demikian juga nomor gambar
dan nomor tabel pada halaman lainnya.
► telah ditindaklanjuti dengan mencantumkan Lampiran 5 pada halaman
dimaksud,
► semua nomor gambar dan nomor tabel telah diperbaiki.

3. Pewarnaan pada Tabel Capaian Target Kinerja Triwulan Aplikasi E-Kinerja


Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019 belum sesuai dengan
keterangan pada legendanya.
► telah ditindaklanjuti pada halaman 26 sampai dengan halaman 27.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 137


ISI
4. Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin pada survei kepuasan
pelanggan tidak perlu ditampilkan.
► telah ditindaklanjuti pada halaman 32.

5. Kalimat “Secara umum, rata-rata realisasi serapan anggaran tahun 2019


di lingkungan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan untuk pusat maupun
penugasan daerah tergolong baik, yaitu sebesar 97,2%. Nilai realisasi
serapan anggaran yang baik ini ikut berimplikasi pada realisasi capaian.
Dari total 9 capaian indikator kinerja jika dirata-rata maka capaian Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019 mencapai nilai 109%.” pada
halaman 137 diubah menjadi : “Secara umum, rata-rata realisasi serapan
anggaran tahun 2019 di lingkungan Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan untuk pusat maupun penugasan daerah sebesar 97,2%.”
► telah ditindaklanjuti pada halaman 140.

6. Pada huruf A tentang Capaian Kinerja Tahun 2019 belum mengacu sesuai
ketentuan yang berlaku, yaitu belum dijabarkan penjelasan sebagai berikut
:
”Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini pada
Perjanjian Kinerja dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi (5 tahun terakhir)”.
► telah ditindaklanjuti pada halaman 25.

7. Kelengkapan bahan lampiran yang belum tersedia : (a) mekanisme/SOP


penyampaian data dan informasi kinerja dari unit kerja ke unit kerja
penyusunan Laporan Kinerja, (b) Surat Keputusan (SK) mengenai
penanggung jawab pengumpulan data dan informasi kinerja, (c) Surat
Keputusan (SK) mengenai Penanggung Jawab Penyusun Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, (d) Resi penerimaan data dari unit eselon di
bawahnya, (e) Dokumen Perjanjian Kinerja, (f) Dokumen Renstra, (g)
Dokumen penetapan IKU.
► telah ditindaklanjuti pada halaman Lampiran.

8. Direkomendasikan untuk membuat/melampirkan seluruh dokumen yang

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 138


ISI
disebutkan pada Bab III.
► telah ditindaklanjuti pada Lampiran 2.

9. Petugas yang ditunjuk cukup kompeten dan penyusunan telah melibatkan


unit kerja/pegawai/pejabat terkait.

Dalam upaya menindaklanjuti daftar rekomendasi tersebut, maka seluruh


rekomendasi telah dilaksanakan dan hasil pelaksanaannya dapat dilihat pada
naskah LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019.

LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan 2019 139

Anda mungkin juga menyukai