BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 2. Komposisi pegawai Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019
berdasarkan jenis kelamin
Gambar 3. Komposisi pegawai Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019
berdasarkan tingkat pendidikan
Gambar 4. Komposisi pegawai Pusat Layanan Infromasi Iklim Terapan tahun 2019
berdasarkan golongan
Gambar 5. Komposisi pegawai Pusat Layanan Infromasi Iklim Terapan tahun 2019
berdasarkan jabatan
Permasalahan
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1.1 Visi
2.1.2 Misi
Sejalan dengan visi dan misi Kedeputian Bidang Klimatologi, maka misi
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyediakan dan mendiseminasikan informasi iklim dan kualitas udara
yang akurat, handal dan terpercaya.
b. Memberikan layanan jasa informasi iklim terapan dan kualitas udara
yang handal dan terpercaya.
c. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang iklim dan
kualitas udara.
d. Berpartisipasi aktif di tingkat nasional dan internasional dalam bidang
iklim dan kualitas udara.
Dalam rangka mencapai visi dan misi diatas, maka visi dan misi tersebut
dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa
perumusan sasaran strategis (strategic goals) organisasi. Tujuan strategis
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan
Matrik keterkaitan visi, misi dan tujuan Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan 2015-2019 secara detail dapat dilihat dalam Tabel 1.
MISI
1. Menyediakan dan
mendiseminasikan informasi
Gambar 8. Balanced Score Card (BSC) Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan telah membuat Perjanjian Kinerja (PK)
sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi struktur yang ada dan telah
disusun berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2019. Perjanjian Kinerja ini
merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2019.
Perjanjian Kinerja Pusat juga disusun berdasarkan pada DIPA tahun 2019.
Perjanjian Kinerja tahun 2019 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rencana Kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019
Kode TARGET
No. SASARAN STRATEGIS No. INDIKATOR KINERJA
SS 2019
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
Indeks Kepuasan Layanan
Terwujudnya Layanan Informasi 4,6 Skala
1 SS-1 1 Informasi Iklim Terapan
Iklim Terapan yang Prima Likert
dan Kualitas Udara
CUSTOMER PERSPECTIVE
Rata-rata Indeks
Kepuasan Pengguna Layanan
Kepuasan Layanan 4,6 Skala
2 SS-2 Informasi Iklim dan Kualitas 2
Informasi Iklim Terapan Likert
Udara
dan Kualitas Udara
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3 SS-3 Pengelolaan Layanan Informasi Jumlah Peserta yang
1.650
Iklim Terapan 3 Mengikuti Sekolah Lapang
peserta
Iklim di 33 Provinsi
Jumlah Provinsi yang
4 Menerima Layanan 23 provinsi
Informasi Hidrometeorologi
Jumlah Provinsi yang
Menerima Layanan
5 9 provinsi
Informasi Energi
Terbarukan
Jumlah Provinsi yang
Pengelolaan Layanan Informasi
4 SS-4 6 Menerima Layanan 11 provinsi
Kualitas Udara
Informasi Kualitas Udara
Jumlah Kabupaten yang
Diseminasi Informasi Iklim Menerima Layanan 8
5 SS-5 7
Terapan dan Kualitas Udara Informasi Kualitas Udara kabupaten
dalam Waktu < 3 jam
Pengelolaan Diseminasi Jumlah Provinsi yang
6 SS-6 Informasi Iklim dan Kualitas 8 Menerima Layanan 18 provinsi
Udara yang Handal Informasi Iklim Terapan
Jumlah Kecamatan yang
Pemantauan dan Evaluasi Menerima Diseminasi 3.500
7 SS-7 9
Kinerja Informasi Iklim dalam kecamatan
Waktu < 15 hari
PENANGGUNG PENANGGUNG
Kod SASARAN INDIKATOR
No. JAWAB JAWAB
e SS STRATEGIS KINERJA
ESELON III ESELON IV
Terwujudnya Indeks Kepuasan
Layanan Informasi Layanan Informasi Iklim
SS-1 1 KBDI KSPII
Iklim Terapan Terapan dan Kualitas
yang Prima Udara
Kepuasan
Rata-rata Indeks
Pengguna
Kepuasan Layanan
SS-2 Layanan Informasi 2 KBDI KSPII
Informasi Iklim Terapan
Iklim dan Kualitas
dan Kualitas Udara
Udara
SS-3 Pengelolaan Jumlah Peserta yang
Layanan Informasi Mengikuti Sekolah
3 KBIT KSIKL
Iklim Terapan Lapang Iklim di 33
Provinsi
Jumlah Provinsi yang
Menerima Layanan
4 KBDI KSSII
Informasi
Hidrometeorologi
Jumlah Provinsi yang
Menerima Layanan
5 KBIT KSIKI
Informasi Energi
Terbarukan
Jumlah Provinsi yang
Pengelolaan
Menerima Layanan
SS-4 Layanan Informasi 6 KBIK KSIRK & KSIPU
Informasi Kualitas
Kualitas Udara
Udara
Jumlah Kabupaten
Diseminasi
yang Menerima
Informasi Iklim
SS-5 7 Layanan Informasi KBIK KSIPU
Terapan dan
Kualitas Udara dalam
Kualitas Udara
Waktu < 3 jam
Pengelolaan
Diseminasi Jumlah Provinsi yang
SS-6 Informasi Iklim dan 8 Menerima Layanan KBIT KSIKL & KSIKI
Kualitas Udara Informasi Iklim Terapan
yang Handal
Jumlah Kecamatan
yang Menerima
Pemantauan dan
SS-7 9 Diseminasi Informasi KBDI KSPII & KSSII
Evaluasi Kinerja
Iklim dalam Waktu < 15
hari
Target capaian kinerja unit kerja Eselon II tahun 2019 di Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan merupakan kontribusi dari realisasi kinerja yang
dihasilkan oleh unit kerja organisasi dibawahnya, kemudian diturunkan menjadi
dokumen PK untuk unit kerja Eselon III dan IV (Lampiran 5).
Dalam upaya mencapai target kinerja yang maksimal, maka Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan menetapkan target dan rencana aksi setiap indikator
kinerja secara periodik setiap triwulan melalui sistem aplikasi e-kinerja BMKG
(http://ekinerja.bmkg.go.id). Adapun target kinerja triwulan dapat dilihat pada
Tabel 4.
SASARAN Kinerja
Kode
STRATEGIS/ Rencana Aksi
SS
Indikator Kinerja Triwulan Target
SS1 Terwujudnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
Indeks Kepuasan ke-1 0 Perumusan dan penyusunan kuesioner
Layanan
Informasi Iklim
ke-2 0 Percepatan penyebaran kuesioner kepuasan layanan iklim
Terapan dan
kepada masyarakat dan stakeholder terkait dengan cara
Kualitas Udara
mengintegrasikannya dengan kegiatan-kegiatan di unit kerja
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019 dievaluasi
dengan cara membandingkan antara rencana target kinerja yang diinginkan
dengan realisasinya. Realisasi kinerja yang dibandingkan adalah realisasi
kinerja sampai dengan tahun ini pada Perjanjian Kinerja dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi
(lima tahun terakhir). Pengukuran kinerja kegiatan dilakukan untuk menilai
berhasil tidaknya suatu pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran dan
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Tahun 2019
No SASARAN
No. INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
. STRATEGIS
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1 Terwujudnya Layanan 1 Indeks kepuasan 4,6 4,28 93,04%
Informasi Iklim layanan informasi iklim
Terapan yang Prima terapan dan kualitas
udara
CUSTOMERS PERSPECTIVE
2 Kepuasan Pengguna 1 Rata-rata indeks 4,6 4,28 93,04%
Layanan Informasi kepuasan layanan
Iklim dan Kualitas informasi iklim terapan
Udara dan kualitas udara
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3 Pengelolaan Layanan 1 Jumlah peserta yang 1650 2297 139,2%
Informasi Iklim mengikuti Sekolah
Terapan Lapang Iklim di 33
Provinsi
2 Jumlah Provinsi yang 23 19 82,61 %
menerima layanan
informasi
Hidrometeorologi
3 Jumlah provinsi yang 9 11 122%
menerima layanan
informasi energi
terbarukan
4 Pengelolaan Layanan 4 Jumlah provinsi yang 11 11 120%
Informasi Kualitas menerima layanan
Udara informasi kualitas udara
5 Diseminasi Informasi 5 Jumlah kabupaten yang 38 38 100%
Iklim Terapan dan menerima layanan
Kualitas Udara informasi kualitas udara
dalam waktu < 3 jam
6 Melaksanakan 6 Jumlah provinsi yang 18 18 100%
Pelayanan Informasi menerima layanan
Iklim Terapan dan informasi iklim terapan
Kualitas Udara yang
Handal
7 Pemantauan dan 7 Jumlah kecamatan yang 3500 3500 100%
Evaluasi Kinerja menerima diseminasi
informasi iklim dalam
waktu < 15 hari
Dalam upaya mencapai target kinerja yang maksimal, maka Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan telah menetapkan target indikator kinerja secara rutin
setiap triwulan melalui sistem aplikasi e-kinerja BMKG
Kinerja
Kode SASARAN STRATEGIS/
Triwulan Capaian
SS INDIKATOR KINERJA Target Realisasi
(%)
Terwujudnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
ke-1 0 0 0
Melaksanakan Pelayanan Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara yang Handal
SS6
Jumlah provinsi yang menerima ke-1 18 18 100
Keterangan :
Persentas
Warna Keterangan
e
n/a Belum ada
Tidak
< 100%
Tercapai
= 100% Tercapai
Melebihi
> 100%
Target
Analisis akuntabilitas kinerja dilakukan untuk mengetahui gambaran atau
hubungan keterkaitan antara pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan
kebijakan dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan di dalam rencana strategis. Evaluasi kinerja dapat dilakukan dengan
menggunakan formulir pengukuran kinerja. Formulir pengukuran kinerja
menunjukkan nilai capaian target dari tiap indikator sasaran yang tertuang
didalam Perjanjian Kinerja (PK) Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun
2019. Pengukuran capaian kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
dilakukan secara berurutan mulai dari Stakeholder Perspective, Costumer
Perspective dan Internal Proses Perspective.
Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.1 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya disusun pada Tabel 7.
Tabel 7. Capaian Sasaran Strategis Terjaminnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
SS.1 Terjaminnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
Tahu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
n
2016 4,00 3,90 97,5%
Indeks Kepuasan Layanan Informasi Iklim 2017 4,20 4,29 101,91%
Terapan dan Kualitas Udara 2018 4,40 4,27 97,04%
2019 4,60 4,28 93,04%
Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.2 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 10.
Tabel 8. Capaian Sasaran Strategis Terjaminnya Layanan Informasi Iklim Terapan yang Prima
SS.2 Kepuasan Pengguna Layanan Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara
Tahu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
n
2016 4,00 3,90 97,5%
Rata-rata Indeks Kepuasan Layanan Informasi 2017 4,20 4,29 101,91%
Iklim Terapan dan Kualitas Udara 2018 4,40 4,27 97,04%
2019 4,60 4,28 93,04%
Data yang terkumpul dari hasil pengisian kuesioner selanjutnya di digitasi oleh
petugas survei. Digitasi dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat
sederhana seperti program Excel. Hasilnya di rekap berdasarkan wilayah
provinsi dan dikompilasi menjadi satu data nasional.
5. Dihitung nilai rata-rata per kelompok (Jumlah nilai per kelompok dibagi
dengan jumlah kuesioner yang terisi).
Jumlah Nilai Per Kelompok
NRR ( Nilai Rata−rata ) Per Kelompok=
Jumlah Data Terisi
6. Dihitung bobot nilai rata-rata tertimbang (jumlah bobot dibagi dengan jumlah
kelompok).
Untuk komponen Kualitas Pelayanan :
Jumlah Bobot 1
Bobot nilai rata−rata tertimbang= = =0,083
Jumlah Kelompok 12
7. Dihitung nilai rata-rata skor tertimbang per kelompok (nilai rata-rata per
kelompok dikali dengan bobot nilai rata-rata tertimbang).
NRR Skor Tertimbang=¿
( Nilai Rata−rata Per Kelompok )¿)
10. Dihitung nilai Indeks Kepuasan Pelanggan (jumlah nilai rata-rata skor
tertimbang seluruh kelompok dikali dengan nilai batas bawah bobot
penilaian).
Nilai IKP=(Jumlah Nilai Rata−rata Skor Tertimbang) ( Nilai Batas Bawah Bobot )
11. Kriteria IKP dibagi menjadi 4 (empat) kelas, yang menunjukkan tingkat Mutu
Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan (Tabel 10).
Tabel 10. Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan
dan Kinerja Unit Pelayanan
Gambar 15. Peringkat jenis layanan informasi iklim terapan dan kualitas udara
berdasarkan pilihan responden
A10
A11
A12
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
Kategori Kelompok A9
3,39
2,92
3,33
3,33
3,36
3,36
3,42
3,46
3,49
3,42
3,38
Jumlah nilai per
kelompok / jumlah data
yang terisi
NRR Skor Tertimbang
0,29
0,28
0,24
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,29
0,29
0,28
0,28
= NRR Per Kelompok
x 0.083
Nilai Kepuasan
7,21
7,08
6,09
6,94
6,94
7,01
6,99
7,11
7,20
7,28
7,12
7,05
Pelanggan per
Kelompok
Nilai IKP
3,36
(4 Skala Likert)
Nilai IKP
4,20
(5 Skala Likert)
IKP Unit Pelayanan 84,03
Mutu Pelayanan Sangat Baik
A10
A11
A12
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
Kategori Kelompok
3,51
3,50
3,44
3,42
3,44
3,46
3,49
3,52
3,54
3,49
3,48
Jumlah nilai per
kelompok / jumlah data
yang terisi Tertimbang
NRR Skor
0,32
0,32
0,31
0,31
0,31
0,31
0,32
0,32
0,32
0,32
0,32
= NRR Per Kelompok x
0.091
Nilai Kepuasan
87,81
87,59
86,13
85,48
85,89
86,43
87,26
88,01
88,54
87,23
87
Pelanggan per
Kelompok
Nilai IKP
3,48
(4 Skala Likert)
Nilai IKP
4,35
(5 Skala Likert)
IKP Unit Pelayanan 87,03
Mutu Pelayanan Sangat Baik
INDEKS KEPUASAN
Kategori
No Komponen Penilaian 4 Skala 5 Skala
Penilaian
Likert Likert
1 Kualitas Pelayanan 3,36 4,20 A (Sangat Baik)
2 Harapan Konsumen 3,48 4,35 A (Sangat Baik)
3 Kepuasan Pelanggan PUSYANKLIM 3,42 4,28 A (Sangat Baik)
Perbandingan IKP tahun 2016 hingga 2019 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Survei Kepuasan Pelanggan Periode 2017 – 2019*)
Unsur Unsur
Jumlah Jumlah Target Capaian
No Tahun Nama Pusat Penilaian Penilaian
Responden Provinsi IKP IKP
Tertinggi Terendah
Penanganan
saran,
Keramahan
pengaduan
1 2017 PUSYANKLIM 662 21 4,20 4,30 petugas
dan
(4,46)
masukan
(4,13)
Penanganan
Sikap saran,
petugas pengaduan
2 2018 PUSYANKLIM 1317 31 4,40 4,27
BMKG dan
(4,48) masukan
(4,13)
Kualitas
Pelayanan: Kualitas
Perilaku Pelayanan:
pelaksana Prosedur
pelayanan pelayanan
(3,49) (2,92)
3 2019 PUSYANKLIM 1578 31 4,60 4,28
Harapan Harapan
Konsumen: Konsumen:
Perilaku Biaya/tarif
pelaksana pelayanan
pelayanan (3,42)
(3,54)
*) Survei tahun 2017 – 2018 menggunakan 5 skala Likert, survei tahun 2019 menggunakan 4 skala Likert yang
dikonversi menjadi 5 skala Likert
Hal ini disebabkan tingginya target yang dicantumkan dalam Renstra BMKG
2015 – 2019 sedangkan pengguna layanan informasi yang berperan sebagai
responden masih lebih dominan memberikan kategori penilaian “Setuju”
dibanding “Sangat Setuju”. Disamping itu juga masih terdapat satu unsur
pertanyaan pada kuesioner yang memerlukan skala penilaian berkebalikan
dengan unsur pertanyaan yang lain sehingga rawan menimbulkan salah
persepsi oleh responden atau salah input data skor oleh petugas entry data
Namun demikian, kedua unsur pertanyaan tersebut tetap perlu dievaluasi dan
ditindaklanjuti. Kejelasan prosedur memperoleh pelayanan informasi dan
penyederhanaan alurnya perlu ditingkatkan dengan cara menertibkan
wewenang dan menerapkan pembagian tugas yang jelas antara unit kerja yang
bertugas menyiapkan bahan informasi yang dibutuhkan pelanggan dengan unit
kerja yang bertugas menyampaikan informasi tersebut agar tidak saling
tumpang tindih atau saling mengabaikan wewenang sehingga menyulitkan
pelanggan/masyarakat.
Gambar 17. Peringkat nilai rata-rata harapan konsumen layanan informasi iklim terapan
dan kualitas udara tahun 2019
Gambar 19. Jumlah kunjungan kerja lintas lembaga ke ruang operasional CEWS
tahun 2019
Tabel 15. Komposisi Peserta Jambore Iklim 2019 : Literasi Iklim untuk Generasi Muda
Jakarta, 30 April 2019
Jumlah Jumlah
Jumlah Guru
No Daerah Asal Peserta Sekolah Siswa
Pendamping
Peserta Peserta
1 Jakarta Barat 7 44 7
2 Bogor 4 50 4
3 Depok 1 25 2
4 Tangerang Selatan 15 50 15
5 Tambun 5 45 5
JUMLAH 32 214 33
(a) (b)
Gambar 21. Pemberian materi edukasi (a) oleh Kepala BMKG, (b) oleh Dosen Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNJ
Selain diikuti oleh siswa peserta, guru pendamping dan narasumber, kegiatan
ini juga dihadiri oleh sejumlah tamu undangan. Beberapa tamu undangan yang
hadir antara lain dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah -
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dinas
Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, komunitas Siaga Bencana, Science
Communication Working Group U-Inspire dan sejumlah wartawan media massa
(Metro TV, detik.com, AntaraNews, Suara Karya, narasipos.com). Jajaran
eselon di lingkungan Kedeputian Bidang Klimatologi juga turut hadir
mendampingi Kepala BMKG ketika membawakan materi yang berisi ajakan
kepada siswa untuk selalu menjaga lingkungan agar terbebas dari sampah
berbahaya seperti sampah plastik dan menjaga keberlangsungan kehidupan di
bumi dengan ikut serta mencegah terjadinya pemanasan global yang bisa
memicu perubahan iklim.
(a) (b)
Gambar 22. Wawancara (a) Kepala BMKG, (b) Deputi Bidang Klimatologi,
dengan media massa
Pemberian materi edukasi lanjutan pada kegiatan Jambore Iklim 2019 ini
dilengkapi dengan agenda kunjungan peserta ke Kantor Pusat BMKG. Siswa
diajak melihat langsung dari dekat tentang bagaimana selama ini BMKG
bekerja memberikan layanan informasi cuaca, iklim dan gempa bumi kepada
masyarakat. Mereka mengunjungi ruang operasional Meteorology Early
Warning System (MEWS), Climate Early Warning System (CEWS), Indonesia
Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) dan taman alat.
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 24. Climate roadshow for teenagers di SMPIT Ummul Quro, Bogor
Sebanyak 26 siswa SMP dan 24 siswa SMA memperoleh materi edukasi yang
dibawakan oleh tim BMKG dengan menggunakan metode pembelajaran
interaktif dan memanfaatkan teknologi digital serta fun education concept.
Selain itu, siswa juga dibimbing untuk membuat contoh sederhana menyusun
Rencana Aksi Peduli Iklim dan Tangguh Menghadapi Bencana sebagai upaya
menumbuhkembangkan perilaku sadar dan peduli iklim sejak dini untuk
menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik di masa depan.
Gambar 25. Pengenalan pengetahuan iklim dan menumbuhkembangkan perilaku sadar dan
peduli iklim sejak dini
Peserta SLI =∑ ( peserta Sosialisasi Agroklimat + peserta SLI Tahap 2+ peserta SLI tahap 3 )
Gambar 26. Jumlah peserta Sekolah Lapang Iklim (SLI) tahun 2016 - 2019
Selama empat tahun terakhir, target peserta SLI tidak mengalami perubahan
(1.650 peserta per tahun), namun angka capaiannya cukup fluktuatif dan
sempat mengalami penurunan capaian pada tahun 2017 dan 2018. Hal ini
disebabkan terjadinya pengurangan anggaran pada periode tersebut sehingga
berpengaruh pada menurunnya jumlah lokasi dan jumlah peserta yang
mengikuti kegiatan SLI.
Kegiatan SLI tahun 2019 meliputi SLI Tahap 3 sebanyak 3 kegiatan, SLI Tahap
2 sebanyak 3 kegiatan dan Sosialisasi Agroklimat sebanyak 74 kegiatan.
Teknis pelaksanaan SLI 2019 dimulai pada minggu II bulan Januari 2019
(Sosialisasi Agroklimat di Provinsi Jawa Timur) dan diakhiri pada minggu II
bulan Desember 2019 (Sosialisasi Agroklimat di Provinsi DKI Jakarta).
Gambar 29. Jumlah peserta SLI Tahap 2, SLI Tahap 3 dan Sosialisasi Agroklimat tahun 2019
Peserta SLI terdiri dari petugas PPL/POPT dan instansi terkait dimana kegiatan
Sosialisasi Agroklimat diikuti oleh 2.147 peserta, SLI Tahap 2 dan SLI Tahap 3
masing-masing diikuti oleh 75 peserta yang tersebar di 33 lokasi kegiatan.
SLI sendiri juga merupakan bentuk kerjasama antara BMKG dengan Dinas
Pertanian di daerah yang mampu menjembatani antara informasi iklim dari
BMKG sebagai penyedia dengan petani sebagai end-user. Kegiatan ini secara
penuh melibatkan para pelaku di sektor pertanian, diantaranya adalah penyuluh
pertanian sebagai mediator antara informasi iklim dan petani. Pada akhirnya,
kegiatan ini diharapakan dapat membantu para pemangku kepentingan di
sektor pertanian dalam menerjemahkan informasi iklim sehingga dapat
mendukung kegiatan usaha tani terutama ketika menghadapi fenomena iklim
ekstrim.
Gambar 32. Perbandingan produktivitas tanaman pangan di lokasi kegiatan SLI Tahap 3
terhadap produktivitas rata – rata (sumber data: Badan Pusat Statistik)
Kegiatan SLI yang telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini telah
memberikan dampak terhadap peningkatan produktivitas tanaman pangan,
khususnya padi dan jagung (Gambar 32).
Penghitungan capaian kinerja SS.3 untuk indikator kinerja (2) diukur dengan
menggunakan formulasi perbandingan antara realisasi jumlah provinsi yang
menerima layanan informasi Hidrometeorologi dengan target tahunan.
Penghitungan indikator kinerja jumlah provinsi yang menerima layanan
informasi Hidrometeorologi dihitung berdasarkan rumus berikut :
Perbandingan hasil capaian SS.3 untuk indikator kinerja (2) tahun 2019 dengan
capaian tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 18 dan Gambar 33.
Tabel 18. Capaian Sasaran Strategis Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan
untuk Indikator Kinerja (2)
Daftar wilayah provinsi dengan portal SIH3 yang aktif menyediakan informasi
Hidrometeorologi pada tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Daftar Provinsi yang Aktif dan Tidak Aktif Melakukan Updating SIH3
Untuk kendala yang terjadi di tahun 2018 terkait permintaan dari instansi yang
bergerak di bidang Sumber Daya Air (SDA) agar informasi potensi banjir dapat
dimasukkan ke dalam sistem Clearing House SIH3, telah ditindaklanjuti dengan
diakomodirnya permintaan dari TKPSDA provinsi Jawa Tengah.
BMKG sebagai salah satu simpul dari SIH3 (Sistem Informasi Hidrologi,
Hidrometeorologi dan Hidrogeologi) menyediakan layanan data dan informasi
Hidrometeorologi dalam bentuk Clearing House (CH) Hidrometeorologi.
Aplikasi CH Hidromet telah dibangun sejak tahun anggaran 2013 dan telah
disesuaikan pada tahun anggaran 2014 dan 2015. Aplikasi CH Hidromet BMKG
dapat diakses pada alamat URL: http://hidromet.sih3.bmkg.go.id.
Sistem ini merupakan wadah layanan informasi Hidrologi yang bukan hanya
untuk informasi BMKG tetapi juga merupakan wadah untuk informasi Badan
Informasi Geospasial (BIG) dan Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan
Pada saat ini aplikasi simpul tersebut sudah berjalan dengan baik, tetapi
pada waktu berjalan diperlukan sarana pemeliharaan. Meningkatnya ragam
jenis informasi dan semakin kompleksnya pengolahan data yang dilakukan
membutuhkan kemampuan dan kapasitas yang tinggi. Diharapkan
pemeliharaan yang dilakukan ini selain dapat menjaga kinerja sistem yang
telah ada, dapat juga meningkatkan kemampuan dan kapasitas sistem.
c) Otomatisasi SLD/Style
Otomastisasi SLD untuk data Hidromet dibagi menjadi dua format,
yaitu format vektor dan raster. Otomatisasi untuk data Hari Hujan (HH)
dan Hari Tanpa Hujan (HTH) masuk kedalam kategori format vektor
(shp). Dengan adanya otomatisasi ini maka pengguna tidak perlu
membuat style lagi melainkan cukup file shp saja yang diunggah.
Sedangkan untuk data dalam format raster, style yang sudah tersedia
Gambar 35. Hasil interpolasi analisis curah hujan yang sudah diunggah
ke sistem Hidromet
(a) (b)
Gambar 36. Dokumentasi (a) Sistem Aplikasi dan Updating Informasi dan
(b) Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometeorologi dan Hidrogeologi (SIH3)
Penghitungan capaian kinerja SS.3 untuk indikator kinerja (3) diukur dengan
menggunakan perbandingan antara realisasi jumlah provinsi yang menerima
layanan informasi potensi energi terbarukan terhadap target tahunan.
Penghitungan indikator kinerja jumlah provinsi yang menerima layanan
informasi potensi energi terbarukan menggunakan rumus berikut :
Jumlah provinsi penerima layanan informasi potensi energi terbarukan= peta potensi energi matahari da
Perbandingan hasil capaian SS.3 untuk indikator kinerja (3) tahun 2019 dengan
capaian pada tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 21 dan
Gambar 38.
Tabel 21. Capaian Sasaran Strategis Pengelolaan Layanan Informasi Iklim Terapan
untuk Indikator Kinerja (3)
Untuk layanan informasi energi terbarukan, indikator kinerja ini memiliki target
dan capaian yang berbeda–beda selama empat tahun terakhir. Target dan
capaian tertinggi diperoleh pada tahun 2017 dimana pada saat itu dilakukan
penyusunan peta potensi energi angin dan matahari untuk wilayah Pulau
Sumatera dan Sulawesi dengan total jumlah provinsi sebanyak 16 provinsi
(target kinerja sebanyak 13 provinsi).
Selain itu, penyusunan informasi potensi energi terbarukan, dalam hal ini peta
potensi energi angin dan matahari, sekaligus memenuhi amanat dari Peraturan
Presiden yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016
tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta dengan Tingkat
Ketelitian Skala 1:50.000.
Kegiatan Pembuatan Peta Potensi Energi Matahari dan Angin dapat memenuhi
salah satu kebutuhan di bidang layanan informasi energi terbarukan. Informasi
ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi para pemangku
kepentingan di sektor energi, baik pemerintah maupun swasta, dalam upaya
menyusun dan mengembangkan kebijakan–kebijakan terkait inovasi energi
dengan memanfaatkan sumber–sumber energi alternatif yang tersedia di
Indonesia.
BMKG sebagai instansi yang salah satu tugas pokok dan fungsinya
mengamati unsur cuaca (temperatur udara, lama penyinaran matahari,
radiasi matahari dan angin) perlu menyediakan informasi berupa Peta
Potensi Energi yang memperlihatkan daerah yang memiliki potensi besar
sebagai penyedia sumber energi matahari dan angin. Untuk mewujudkan
hal tersebut maka Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan
menyelenggarakan kegiatan Pembuatan Peta Potensi Energi Matahari
dan Angin di Pulau Jawa dan Kalimantan.
Kegiatan ini menghasilkan dua jenis peta, yaitu Peta Potensi Energi
Matahari di Pulau Jawa dan Kalimantan dan Peta Potensi Energi Angin di
Pulau Jawa dan Kalimantan.
(a) (b)
Gambar 39. Peta Potensi Energi Matahari (a) Pulau Jawa dan (b) Pulau Kalimantan
b) Peta Potensi Energi Angin
Data yang digunakan dalam pembuatan peta potensi angin adalah data
kecepatan angin per jam (m/s) dari alat anemometer pada ketinggian 10
meter hasil pengamatan tahun 2011 sampai tahun 2015.
(a) (b)
Gambar 40. Peta Potensi Energi Angin (a) Pulau Jawa dan (b) Pulau Kalimantan
Kegiatan Pembuatan Peta Potensi Energi Matahari dan Angin tahun 2019
didukung pula dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang
energi terbarukan yang dilaksanakan pada tanggal 2 - 3 Mei 2019 di Hotel
Aston Braga, Bandung. Kegiatan FGD ini dihadiri oleh para stakeholder dan
narasumber dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN), Balai Besar Teknologi Konversi
Energi (B2TKE)-BPPT, Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Pusat
Database BMKG, Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(STMKG), Lembaga Bumi Nusantara (LBN) dan Masyarakat Energi
Peralatan ini berfungsi sebagai alat untuk menentukan arah posisi matahari
secara langsung melalui perhitungan secara astronomis dan bantuan GPS.
Mengarahkan sudut pandang peralatan Pyrheliometer dan Pyranometer
Diffuse secara otomatis kearah posisi matahari untuk mengukur nilai DNI
(Direct Normal Irradiance) dan DHI (Diffuse Horizontal Irradiance).
Jumlah provinsi penerima layanan informasi kualitas udara=informasi GRK dan pencemaran udara ( a ) +
Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.4 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 22 dan Gambar 43.
Tabel 22. Capaian Sasaran Strategis Pengelolaan Layanan Informasi Kualitas Udara
SS.4 Pengelolaan Layanan Informasi Kualitas Udara
Indikator Kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
2016 9 9 100%
Jumlah provinsi yang menerima layanan 2017 9 9 100%
informasi Kualitas Udara 2018 10 12 120%
2019 11 11 100%
Realisasi indikator kinerja tahun 2019 pada SS.4 dari target 11 provinsi,
tercapai 11 provinsi yang menerima layanan informasi kualitas udara secara
online. Sehingga persentase capaian tahun 2019 menjadi 100% di tahun 2019.
Jika dibandingkan dengan tahun 2018, capaian tahun ini sedikit lebih kecil atau
menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa peralatan pemantau kualitas udara
tidak dapat beroperasi 100% sebagai dampak dari beberapa bagian sensor
peralatan yang berusia cukup lama sehingga perlu diganti dengan suku cadang
yang baru.
Secara umum capaian kinerja layanan informasi kualitas udara tahun ini cukup
baik, sesuai dengan target yang ditetapkan dalam perencanaan. Hal ini
disebabkan adanya kegiatan pendampingan teknisi pusat terhadap teknisi di
UPT daerah dalam melakukan pemeliharaan/perbaikan peralatan, terutama
untuk peralatan yang mengalami kerusakan atau gangguan teknis.
Saat ini BMKG memiliki peralatan pemantau kualitas udara yang tersebar di 11
(sebelas) provinsi, yaitu provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat,
Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimanta Timur dan DKI Jakarta.
Sampai akhir tahun 2019, layanan informasi kualitas udara didukung sebanyak
21 peralatan pemantau otomatis jenis Thermo 5014i dengan rincian peralatan
pemantau PM10 sebanyak 14 unit, PM2.5 sebanyak 5 unit dan TSP sebanyak 2
Tabel 23. Daftar Distribusi Peralatan Pemantau Kualitas Udara BMKG di Indonesia
KABUPATEN/ TAHUN
No STASIUN ALAT MERK
KOTA PENGADAAN
Provinsi Aceh
Kabupaten
1 Staklim Indrapuri PM10 Analyzer Thermo 2015
Aceh Besar
Provinsi Sumatera Utara
Staklim Kelas I Deli
2 Kota Medan PM10 Analyzer Thermo 2013
Serdang
Provinsi Sumatera Barat
Stasiun GAW Bukit Kabupaten
3 PM10 Analyzer MetOne 2001
Kototabang Agam
Provinsi Riau
Stamet Kelas I Sultan
Kota
4 Syarif Kasim II, PM10 Analyzer Thermo 2013
Pekanbaru
Pekanbaru
Provinsi Jambi
Staklim Kelas IV Muaro Kabupaten
5 PM10 Analyzer Thermo 2013
Jambi Batanghari
Provinsi Sumatera Selatan
Staklim Kelas I Kota
6 PM10 Analyzer Thermo 2013
Palembang Palembang
Provinsi DKI Jakarta
Kota Jakarta
7 Stamet 745 Kemayoran PM10 Analyzer MetOne 2014
Pusat
Provinsi Kalimantan Barat
Staklim Kelas II Kabupaten
8 PM10 Analyzer Thermo 2013
Mempawah Mempawah
Provinsi Kalimantan Tengah
Stamet Kelas I Tjilik Kota
9 PM10 Analyzer Thermo 2013
Riwut, Palangka Raya Palangkaraya
Kabupaten
10 Stamet H. Asan Sampit Kotawaringin PM10 Analyzer Thermo 2016
Timur
Kabupaten
11 Stamet Pangkalanbun Kotawaringin PM10 Analyzer Thermo 2016
Barat
Kabupaten
12 Stamet Sanggu Buntok PM10 Analyzer Thermo 2016
Barito Selatan
Stamet Beringin, Kabupaten
13 PM10 Analyzer Thermo 2016
Muarateweh Barito Utara
Provinsi Kalimantan Selatan
Kota
14 Staklim Banjar Baru PM10 Analyzer Thermo 2013
Banjarbaru
Provinsi Kalimantan Timur
Stamet Temindung, Kota
15 PM10 Analyzer Thermo 2013
Samarinda Samarinda
Data hasil analisis dari flask sampling kemudian ditampilkan dalam bentuk
grafik tren konsentrasi GRK di ambien udara (Gambar 43).
Gambar 46. Layanan informasi konsentrasi debu polutan di wilayah terdampak karhutla
dalam bentuk infografis
Tabel 24. Daftar Peralatan Pemantau GRK Otomatis Hasil Pengadaan Tahun 2019
7 Shelter 1 set
Selain itu, peralatan pemantau GRK juga dilengkapi dengan perangkat gas
standar yang digunakan sebagai acuan untuk verifikasi dan juga kalibrasi
yang dilakukan secara berkala. Kalibrasi dapat menggunakan gas standar
baik standar primer (NOAA) atau standar sekunder/internal standar.
Data yang diperoleh dari pengadaan aerosol dan passive gas berupa
informasi kualitas udara dan reactive gas yang menjadi salah satu
mandatory dari stasiun GAW.
Untuk menjaga agar data pengamatan Gas Rumah Kaca (GRK) tetap
kontinyu, benar dan dapat dipertanggungjawabkan perlu dilakukan
pemeliharaan peralatan penunjang. Pemeliharaan harus menjadi prioritas,
khususnya peralatan otomatis karena data yang dihasilkan adalah data
yang dapat dipantau secara cepat dan real time.
Kegiatan validasi GRK tahap II adalah tindak lanjut dari kegiatan validasi
tahap I yang dilaksanakan tahun 2017. Kegiatan validasi dilaksanakan untuk
memperpanjang sertifikasi validasi yang akan habis masa berlakunya pada
bulan Januari 2020. Tujuan dari kegiatan ini antara lain :
a) Meningkatkan kualitas data yang dihasilkan oleh peralatan pemantau
gas rumah kaca. Data yang dihasilkan dari peralatan adalah data yang
terpercaya dan terverifikasi oleh badan yang bersertifikasi.
b) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia terkait pengamatan,
penelitian, pengelolaan data, quality control data dan pelayanan
informasi kualitas udara khususnya informasi gas rumah kaca.
Peserta yang mengikuti Bimtek Nasional KU berasal dari UPT BMKG yang
memiliki peralatan pemantau Partikulat (PM 10/PM2.5) dan pemantau gas
rumah kaca (GRK). Kegiatan ini diikuti oleh 21 peserta dari UPT BMKG
yang memiliki peralatan pemantau partikulat dan GRK dan dua peserta dari
Balai Lingkungan Hidup Daerah.
Jumlah kabupaten penerima layanan informasi kualitas udara<3 jam=informasi konsentrasi PM 10 kabu
Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.5 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 26 dan Gambar 58.
Tabel 26. Capaian Sasaran Strategis Diseminasi Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara
SS.5 Diseminasi Informasi Iklim Terapan dan Kualitas Udara
Indikator Kinerja Tahun Target Realisasi Capaian
2016 8 5 62,5%
Jumlah kabupaten yang menerima layanan 2017 22 11 50,0%
informasi kualitas udara dalam waktu < 3 jam 2018 30 24 80,0%
2019 8 8 100,0%
Gambar 58. Jumlah kabupaten penerima informasi kualitas udara < 3 jam
Jika dibandingkan dengan capaian pada periode empat tahun terakhir, target
Realisasi indikator kinerja tahun 2019 pada SS.5 dari target 8 kabupaten,
terealisasi 8 kabupaten yang menerima layanan informasi kualitas udara secara
online. Sehingga persentase capaian tahun 2019 mengalami kenaikan
dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 80% di tahun 2018 menjadi 100% di
tahun 2019. Peningkatan capaian ini dikarenakan pada tahun 2019 terdapat
kegiatan pendampingan teknisi yang dilakukan BMKG Pusat ketika melakukan
perbaikan peralatan pemantau kualitas udara di 8 lokasi.
MERK/JENIS
No KABUPATEN/KOTA PARAMETER STATUS
ALAT
1 Medan PM10 THERMO 5014i ON
2 Pontianak PM10 THERMO 5014i ON
3 Pangkalan Bun PM10 THERMO 5014i ON
Jambi (Simpang
4 PM10 THERMO 5014i ON
Sungai Duren)
5 Indrapuri PM10 THERMO 5014i ON
BAM METONE
6 Kemayoran PM10 ON
1020
BAM METONE
7 Banjarbaru PM10 ON
1020
Gambar 60. Tampilan informasi partikulat di website BMKG dan aplikasi Android InfoBMKG
Selain itu, pemantauan kondisi kualitas udara yang dilakukan secara online
terhadap dampak asap karhutla sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan
masyarakat guna mengantisipasi dampak terburuknya bagi kesehatan
masyarakat.
Gambar 61. Pemanfaatan data partikulat hasil pengukuran BMKG pada situs KLHK
http://iku.menlhk.go.id/aqms/
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung tercapainya target capaian
indikator kinerja SS.5 antara lain :
a) Kunjungan preventif
Pemeriksaan peralatan pemantau debu partikulat ke masing-masing
lokasi dilakukan secara rutin sebanyak satu kali kunjungan untuk tiga
lokasi, yaitu BMKG Pusat Jakarta, Pos Polusi Udara Cibeureum dan
Stasiun GAW Kototabang pada periode tahun pemeliharaan. Adapun
kegiatan yang dilakukan saat inspeksi adalah :
i) Melakukan pemeriksaan fisik dan memastikan fungsi peralatan
berjalan dengan baik pada komponen panel, AC panel, analyzer dan
pompa.
ii) Melakukan pemeriksaan fisik dan memastikan fungsi peralatan
komunikasi berjalan dengan baik, meliputi koneksi peralatan ke PC,
PC ke internet dan atau VSAT-IP, serta integrasi peralatan dengan
sistem diseminasi informasi kualitas udara.
iii) Melakukan pembersihan panel, sample manifold, inlet, AC panel.
b) Kunjungan korektif
Perbaikan/penggantian suku cadang peralatan pemantau debu partikulat
ke masing-masing lokasi dilakukan secara insidentil (sewaktu-waktu).
Kunjungan korektif dan preventif telah dilakukan sebanyak empat kali yaitu
ke Pos Polusi Udara Cibeureum (dua kali) dan ke Stasiun GAW Bukit
Kototabang (dua kali). Untuk kunjungan ke BMKG Pusat masih menunggu
alat Flow Calibrator yang masih berada di Kototabang.
Salah satu output dari hasil produksi server yang baik adalah tersajinya
informasi di lingkungan internal sebagai sistem internal monitoring (lebih
dikenal dengan sebutan internal dashboard).
Tujuan dilaksanakannya kegiatan pemeliharaan sistem monitoring partikulat
adalah melakukan peningkatan dan pemeliharaan sistem monitoring
partikulat hingga ke keamanan dan kestabilan sistem database. Dengan
adanya server replika maka sistem aplikasi monitoring kualitas udara dapat
tetap terjaga.
Pada kegiatan ini dibangun Virtual Machine (VM) untuk sistem operasi dan
server. Selain itu, juga dilakukan konfigurasi terhadap VM sehingga
mempermudah untuk melakukan backup dan recovery ketika terjadi
gangguan pada server. Teknologi yang digunakan untuk virtualisasi ini
adalah Hyper-V. Hyper-V merupakan sebuah role yang ada di Microsoft
Windows Server yang bisa digunakan untuk membuat server virtualisasi.
Hyper-V adalah teknologi virtualisasi berbasis hypervisor.
SS.6 Pengelolaan Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara yang Handal
Tahu
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
n
2016 18 18 100%
Jumlah provinsi yang menerima layanan 2017 18 18 100%
informasi iklim terapan 2018 18 18 100%
2019 18 18 100%
Capaian indikator kinerja untuk SS.6 pada tahun 2019 adalah sebesar 18
provinsi dari target 18 provinsi. Dengan demikian capaian kinerja yang
terealisasi sebesar 100%. Capaian ini sama dengan capaian kinerja tiga tahun
sebelumnya yakni tahun 2016 hingga 2018, masing-masing sebesar 100%.
Konsistensi capaian yang baik ini menunjukkan komitmen Pusat Layanan
Informasi Iklim Terapan dalam mewujudkan pelayanan informasi iklim terapan
yang handal.
Tabel 29. Kegiatan Pengembangan Informasi Iklim Untuk Penyakit DBD di Indonesia
Tabel 30. Kegiatan Pengembangan Layanan Informasi Iklim untuk Agroklimat dan Hortikultura
Narasumber/
No Kegiatan Rekomendasi
Peserta
1 FGD Pengembangan Direktorat Pengembangan metode (science-
Layanan Informasi Iklim Perlindungan based) yang akan digunakan untuk
untuk Agroklimat dan Hortikultura, Balai membangun informasi iklim berbasis
Hortikultura Penelitian dampak pada tanaman hortikultura
(Hotel Grand Savero, Agroklimat dan melalui diskusi dan komunikasi intensif
Bogor, 4 - 5 April 2019) Hidrologi, LIPI, antar pihak.
IPB, Dinas
Pertanian Jabar
2 Rapat Tindak Lanjut FGD Direktorat 1. Pengembangan produk bersama :
Pengembangan Layanan Perlindungan Sistem Peringatan OPT dan Produk
Informasi Iklim untuk Hortikultura, IPB, Ketersediaan Air bagi Tanaman
Agroklimat dan Hortikultura Puslitbang, Cabe dan Bawang.
(BMKG Jakarta, 5 Puspiper 2. Kolaborasi SLI dengan PPHT untuk
November 2019) tahun 2020.
Gambar 69. On the job training dan pertemuan/diskusi kegiatan JCP III
Produk informasi yang dikembangkan antara lain peta ketersediaan air bagi
tanaman, evapotranspirasi potensial dan surplus defisit neraca air lahan.
Pengembangan otomatisasi produk informasi tersebut dilakukan dalam
DEWS platform. Gambar 70 menunjukkan tampilan aplikasi sistem, hasil
output dan website DEWS yang dapat diakses melalui
http://cews.bmkg.go.id/dews.
Gambar 70. Contoh tampilan aplikasi sistem, hasil output dan website DEWS
Tabel 31. Konten Buku Buletin Informasi Iklim dan Lingkungan untuk Ketahanan Pangan
Jumlah kecamatan yang menerima diseminasi informasi iklim dalam waktu<15 hari=buletin iklim yang d
Perbandingan hasil capaian indikator kinerja SS.7 tahun 2019 dengan capaian
tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 32 dan Gambar 74.
Gambar 74. Jumlah kecamatan penerima diseminasi informasi iklim <15 hari
tahun 2016 – 2019
Baik indikator kinerja jumlah provinsi penerima layanan informasi iklim terapan
(SS.6) maupun indikator kinerja jumlah kecamatan yang menerima diseminasi
informasi iklim dalam waktu < 15 hari (SS.7), kedua indikator kinerja ini tidak
banyak mengalami fluktuasi baik target maupun capaiannya selama empat
tahun terakhir. Salah satu kendala yang dihadapi dalam mengukur kedua
indikator kinerja ini adalah perumusan formulasi penghitungan capaiannya
dimana telah terjadi pergeseran penggunaan teknologi yang digunakan dalam
menyebarkan informasi iklim terapan dan kualitas udara. Jika sebelumnya lebih
banyak menggunakan teknologi konvensional dalam bentuk pengiriman buku
buletin ke daerah–daerah, maka dengan adanya perkembangan teknologi
khususnya teknologi digital, penyebaran informasi mulai dikembangkan dalam
bentuk pemanfaatan media sosial dan media elektronik lainnya
(televisi/email/website) dengan potensi peningkatan jumlah dan lokasi
pengakses informasi yang semakin besar. Hal ini berimbas pada perlunya
dilakukan perubahan pada formulasi penghitungan capaian kinerja atau
perubahan pada rumusan indikator kinerjanya untuk periode–periode
berikutnya.
Pada tahun 2019, realisasi indikator kinerja Jumlah Kecamatan yang Menerima
Diseminasi Informasi Iklim dalam Waktu < 15 Hari mencapai 3.500 kecamatan
sehingga capaiannya sebesar 100%. Hal Ini mengindikasikan bahwa sebaran
informasi pada tahun 2019 tergolong masif. Pencapaian ini didukung oleh
semakin banyaknya platform media sosial yang dapat dimanfaatkan seperti
Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka disusun dan
diterbitkanlah buku informasi partikulat. Buku ini berisi data-data partikulat
yang telah divalidasi, informasi yang berasal dari pengolahan data dengan
menggunakan aplikasi R-Software dan informasi lainnya. Buku ini
menyajikan informasi tentang layanan kualitas udara yang dioperasionalkan
oleh BMKG untuk memenuhi kebutuhan informasi di kalangan stakeholder
dan publik.
Pada tahun 2019 berhasil diterbitkan empat edisi buku Informasi Partikulat
yang didistribusikan ke UPT BMKG di daerah dan para stakeholder yang
berkepentingan.
Sejak tahun 2018 Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan mulai gencar
membuat dan menyebarkan informasi iklim dan kualitas udara melalui
media sosial resmi BMKG. Informasi yang disebarkan disajikan dalam
bentuk infografis dan videografis yang menarik dan dilengkapi dengan
narasi yang mudah dipahami oleh publik.
Gambar 76. Contoh ragam produk informasi iklim dan kualitas udara
yang disebarkan melalui media sosial
Penyajian layanan informasi iklim dan kualitas udara melalui media sosial
tergolong sangat efektif dan efisien. Dengan durasi pembuatan hingga
penyebaran yang relatif singkat dan memanfaatkan jaringan internet,
layanan informasi melalui media ini dapat langsung diakses oleh
masyarakat dari berbagai pelosok wilayah bahkan hanya dalam hitungan
menit.
Selain itu, media ini juga efektif dalam membuka komunikasi dengan publik
melalui kolom komentar yang tersedia sehingga penyedia informasi dapat
langsung memperoleh feedback dari publik terkait layanan informasi yang
diberikan. Feedback tersebut sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi
untuk perbaikan kualitas layanan berikutnya.
(a) (b)
(c)
Gambar 77. Akun media sosial (a) Info Iklim BMKG di Facebook,
(b) info_iklim_bmkg di Instagram, (c) @iklimbmkg di Twitter
Fitur pada sistem dashboard hasil dari kegiatan ini yaitu sebagai berikut :
i) Decision Support System untuk informasi peringatan dini kekeringan
meteorologis
ii) Decision Support System untuk informasi peringatan dini curah hujan
tinggi
iii) Penambahan konten monitoring informasi interaktif sebanyak 10
(sepuluh) konten yaitu peta peringatan dini kekeringan meteorologis,
peta peringatan dini curah hujan tinggi, peta prakiraan curah hujan
dasarian, peta analisis curah hujan, peta potensi energi matahari, peta
potensi energi angin, peta prakiraan daerah potensi banjir bulanan,
Southern Oscillation Index monitoring dan monitoring indeks El-Nino/ La-
Nina.
Berupa portal dengan konsep dan desain baru yang menampilkan informasi
peringatan dini iklim secara interaktif hasi keluaran dari sistem monitoring
CEWS. Keunggulan dari portal CEWS V.2.0 yaitu sudah terintegrasi dengan
sistem dashboard CEWS, memiliki fitur broadcast approval, tampilan peta
interaktif dan memiliki moda diseminasi broadcast informasi peringatan dini
iklim melalui mailing list.
Gambar 80. Perbandingan dashboard CEWS Ver 1.0 dengan CEWS Ver 2.0 v2.0
Berupa aplikasi mobile berbasis android yang berisi materi literasi iklim dan
kualitas udara serta menampilkan beberapa gambar peta produk informasi
dari Kedeputian Bidang Klimatologi.
Gambar 82. Pelaksanaan kegiatan FGD Sinkronisasi Kegiatan Layanan Informasi Iklim Kualitas
Udara dan Layanan Hidrometeorologi
Berdasarkan data sejak 1980, setiap dekade lebih panas dari dekade
sebelumnya yang menandakan pemanasan bumi terjadi secara terus menerus.
Pada persidangan tampak suara dari beberapa negara (Arab Saudi, Mesir, US,
dan Russia) yang secara konsisten mencoba mengecilkan laporan ilmiah WMO
dan IPCC, dengan memasukan kalimat dengan dua kata kunci:
a) Bahwa masih terdapat gap dalam climate science, yang berarti
kekurangan/ketidaksempurnaan sehingga gap ini perlu diangkat dan
dibahas dalam sesi SBSTA berikutnya.
b) Bahwa climate modeling mengandung uncertainty, dengan menonjolkan
aspek tersebut dibandingkan pemahaman dan progress yang diberikan oleh
kemajuan climate science.
Pemeliharaan juga dilakukan terhadap kinerja storage dan server yang sering
digunakan untuk kegiatan operasional rutin dan perangkat-perangkat yang
sudah ada agar dapat dioperasikan dengan baik. Pekerjaan yang harus
dilakukan pada kegiatan pemeliharaan ini antara lain instalasi ulang operating
system, troubleshooting, repairing dan maintenance. Sedangkan penambahan
perangkat meliputi penambahan PC, UPS, License dan Hard Disk.
c) Membuat topologi.
Topologi yang dibuat adalah topologi awal sebelum pemeliharaan dan
applications server layer serta setiap perubahan yang terjadi pada
aplikasi layanan yang tersentralisasi berbasis Service Architecture
Oriented (SOA).
Sedangkan untuk rincian realisasi per jenis belanja pada tahun 2019 dapat
dilihat pada tabel berikut.
Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan berkomitmen untuk terus menjaga agar
serapan anggaran setiap tahunnya meningkat seiring dengan peningkatan
kinerja organisasi. Dalam upaya mewujudkan sasaran-sasaran strategis, Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan mengalokasikan anggaran yang terbagi
menjadi dua, yaitu pagu anggaran kegiatan pusat dan pagu kegiatan
penugasan daerah. Detail realisasi anggaran per kegiatan baik pusat dan
penugasan daerah dapat dilihat pada Tabel 35.
Secara umum, rata-rata realisasi serapan anggaran tahun 2019 di lingkungan Pusat
Layanan Informasi Iklim Terapan untuk pusat maupun penugasan daerah sebesar
97,2%.
BAB IV
PENUTUP
Capaian kinerja Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan tahun 2019 secara
umum menunjukkan kinerja yang baik. Dari total 9 target indikator kinerja,
terdapat 4 indikator kinerja yang mencapai 100% dari target dan 2 indikator
kinerja yang melampaui target dengan capaian lebih dari 100%. Selain itu,
terdapat 3 indikator kinerja yang persentase capaiannya kurang dari 100%. Hal
ini disebabkan tingginya target yang tercantum dalam Renstra BMKG 2015 –
2019 terkait indeks kepuasan pelanggan/masyarakat terhadap layanan
informasi iklim terapan dan kualitas udara. Data hasil survei kepuasan
pelanggan tahun 2019 memperlihatkan kecenderungan pengguna layanan
informasi yang berperan sebagai responden lebih dominan memberikan
kategori penilaian “Setuju” dibanding “Sangat Setuju”. Kendala lain terkait
capaian target kinerja yang kurang dari 100% adalah adanya keterbatasan
media pelatihan teknis bagi operator portal SIH3 di BMKG Pusat dan UPT
Daerah serta kekurangan sarana prasarana komputasi dan tenaga operator di
Dalam mengatasi setiap kendala yang terjadi, Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan terus berupaya untuk melakukan perbaikan. Langkah awal yang perlu
dilakukan oleh Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan dalam upaya
mempertahankan kinerjanya yang sudah baik dan mendorong peningkatannya
adalah menyusun rencana aksi seperti berikut:
1. Dalam upaya meningkatkan kinerja Sekolah Lapang Iklim (SLI) maka pada
tahun 2020 akan diusulkan sumber pendanaan dari non APBN, diantaranya
:
a. Membuka kerjasama dengan perwakilan asosiasi perdagangan
Taiwan untuk mendukung jangkauan peserta SLI di wilayah terluar
Indonesia melalui SLI berbasis Android (e-SLI),
b. Menyiapkan sistem penyelenggaraan SLI secara online dengan
menyiapkan modul-modul elektronik,
c. Operasionalisasi SLI dengan cara menyederhanakan format kegiatan
SLI berbasis kerjasama pada tingkat nasional dengan memanfaatkan
cost-sharing dengan pemerintah daerah dan lembaga penelitian,
2. Peningkatan dan pengembangan layanan informasi iklim sektoral melalui
kegiatan pengembangan model layanan informasi iklim terapan,
pengembangan model iklim untuk peringatan dini penyakit DBD
bekerjasama dengan Puslitbang BMKG dan ITB serta pembuatan validasi
peta potensi energi terbarukan untuk beberapa titik lokasi.
3. Peningkatan kualitas jasa layanan informasi iklim dan kualitas udara melalui
kegiatan percepatan pembuatan informasi iklim terapan berbasis dampak
untuk mendukung kegiatan sektoral (otomatisasi sistem). Selain itu,
dilakukan juga perbaikan kinerja peralatan pemantauan kualitas udara di 24
lokasi dan Gas Rumah Kaca (GRK) di 5 lokasi.
4. Penguatan sistem operasional, termasuk peralatan observasi dan analisis
iklim maupun kualitas udara melalui kegiatan pengadaan peralatan
pemantauan GRK dan penguatan sistem infrastruktur CEWS.
5. Perluasan jangkauan layanan informasi iklim melalui penyebaran Buletin
Merujuk dokumen hasil evaluasi atas implementasi SAKIP pada tahun 2018 di
lingkungan Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, terdapat satu rekomendasi
dari Inspektorat BMKG yang harus dilakukan, yaitu:
Pada tanggal 20 – 21 Januari 2020, BMKG melalui unit kerja Inspektorat telah
melakukan reviu terhadap dokumen draft LAKIP Pusat Layanan Informasi Iklim
Terapan tahun 2019 yang dilaksanakan di Swiss Bell Hotel, Kemayoran.
Kegiatan tersebut telah menghasilkan dokumen Catatan Hasil Reviu (CHR)
yang ditujukan kepada Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan yang perlu
ditindaklanjuti demi perbaikan dokumen LAKIP tahun 2019. Berdasarkan
dokumen CHR tersebut, terdapat beberapa rekomendasi yang harus dilengkapi
yaitu :
2. Nomor lampiran pada halaman 20 agar diisi, demikian juga nomor gambar
dan nomor tabel pada halaman lainnya.
► telah ditindaklanjuti dengan mencantumkan Lampiran 5 pada halaman
dimaksud,
► semua nomor gambar dan nomor tabel telah diperbaiki.
6. Pada huruf A tentang Capaian Kinerja Tahun 2019 belum mengacu sesuai
ketentuan yang berlaku, yaitu belum dijabarkan penjelasan sebagai berikut
:
”Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini pada
Perjanjian Kinerja dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi (5 tahun terakhir)”.
► telah ditindaklanjuti pada halaman 25.