SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PAKET PEKERJAAN :
SPESIFIKASI UMUM
I. UMUM
I-1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI.............................................................................ST I – 1
I-1.1 Lingkup Pekerjaan ........................................................................................ST I – 1
I-1.2 Pengukuran dan Pembayaran.......................................................................ST I – 1
I-2. DEWATERING/PENGALIHAN LAHAN ......................................................................ST I – 2
I-2.1 Lingkup Pekerjaan .........................................................................................ST I – 2
I-2.2 Pengukuran dan Pembayaran.......................................................................ST I – 2
I-3. FASILITAS UNTUK PENYEDIA JASA ..........................................................................ST I – 2
I-3.1 Lingkup Pekerjaan .........................................................................................ST I – 2
I-3.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................................ST I – 2
I-4. PENGUJIAN LABORATORIUM .................................................................................ST I – 3
I-4.1 Lingkup Pekerjaan .........................................................................................ST I – 3
I-4.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................................ST I – 4
I-5. FASILITAS KESEHATAN DAN P3K ............................................................................ST I – 4
I-5.1 Lingkup Pekerjaan .........................................................................................ST I – 4
I.5.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................................ST I – 5
I-6. STAKE OUT DAN INVESTIGASI LAPANGAN .............................................................ST I – 5
I-6.1 Lingkup Pekerjaan .........................................................................................ST I – 5
I-6.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................................ST I – 6
I-7. JALAN KERJA SEMENTARA ......................................................................................ST I – 6
I-7.1 Lingkup Pekerjaan .........................................................................................ST I – 6
I-7.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................................ST I – 6
I-8. PEKERJAAN PENUNJANG/SEMENTARA UNTUK PEMBANGUNAN
SALURAN DAN BANGUNAN ....................................................................................ST I – 7
I-8.1. Relokasi Sementara Jalan Raya .....................................................................ST I – 7
I-8-2. Sosialisasi dan Konsultansi ...........................................................................ST I – 7
I-9 PEKERJAAN PENYELIDIKAN GEOTEKNIK .................................................................ST I – 8
I-9.1 Lingkup Pekerjaan .........................................................................................ST I – 8
I-9.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................................ST I – 9
V. PEKERJAAN LAIN-LAIN
V-1. PEKERJAAN DRAIN HOLE ........................................................................................ST V – 1
V-1.1 Lingkup Pekerjaan ....................................................................................ST V – 1
V-1.2 Pengukuran dan pembayaran ..................................................................ST V – 1
V-2. PEKERJAAN BESI SANDARAN ..................................................................................ST V – 1
V-2.1 Lingkup Pekerjaan ....................................................................................ST V – 1
V-2.2 Pengukuran dan pembayaran ..................................................................ST V – 2
V-3. PEKERJAAN PEMANCANGAN KAYU/BAMBU CERUCUK .........................................ST V – 2
V-3.1 Lingkup Pekerjaan ....................................................................................ST V – 2
V-3.2 Pengukuran dan pembayaran ..................................................................ST V – 2
V-4. PEKERJAAN PENGECATAN ......................................................................................ST V – 3
V-3.1 Lingkup Pekerjaan ....................................................................................ST V – 3
V-3.2 Pengukuran dan pembayaran ..................................................................ST V – 3
V-5. PEKERJAAN PINTU ..................................................................................................ST V – 3
V-4.1 Lingkup Pekerjaan ....................................................................................ST V – 3
V-4.2 Pengukuran dan pembayaran ..................................................................ST V – 4
SPESIFIKASI UMUM
1. PENDAHULUAN
a. Penyedia jasa harus melindungi pejabat pembuat komitmen dari tuntutan atas paten,
lisensi, serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau
yang disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan
oleh penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada direksi
pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum direksi pekerjaan
mentetapkan setuju atau tidak.
c. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan penyedia jasa
tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan,
maka penyedia jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam
dokumen lelang.
d. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para
calon penyedia jasa untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif,
sesuai dengan kebutuhan pejabat pembuat komitmen tanpa catatan atau persyaratan
lain dalam penawaran mereka.
e. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua
barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum
dipergunakan, dari type/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan termasuk
semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.
f. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII, SKSNI,
dsb.) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir,
atau standar Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb) padanannya
(equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang
disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan, dan
pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional
atau standar negara asing.
g. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS (metre, kilogram,
second), sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang
hal tersebut tidak dapat dielakkan.
h. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
1). Lingkup pekerjaan.
2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.
3). Spesifikasi umum:
a) Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya:
- UU tentang Lingkungan;
- UU tentang Keselamatan Kerja;
- UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
- UU/PP tentang Galian “C“;
- Perda terkait; dsb
b) Dokumen acuan (berupa standar-standar);
c) Alignment dan survey;
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
d) Hari kerja dan jam kerja;
e) Gangguan dan keadaan darurat;
f) Penyingkiran material berlebih.
4). Spesifikasi Khusus:
a) Lapangan;
b) Bangunan/desain/pengerjaan spesifik;
c) Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik;
d) Perancah;
e) Pengaturan lalu-lintas;
f) Pengendalian lingkungan.
2. LATAR BELAKANG
Belum tersedianya area persawahan yang beririgasi teknis di Kabupaten Aceh Barat maka
berdampak pada pendapatan petani yang belum layak dikarenakan petani masih menggarap
sawah secara tradisonal dengan pola tanam yang masih berpedoman pada musim
penghujan. Daerah Irigasi Lhok Guci yang terletak di Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh
merupakan areal persawahan yang layak untuk dikembangkan. Areal persawahan pada
umumnya berada disebelah kanan aliran sungai Meurebo dengan luas areal 17.542 Ha dan
disebelah kiri aliran sungai Kr. Meurebo dengan luas areal 1.000 Ha.
Areal Persawahan Daerah Irigasi Lhok Guci sebagian besar merupakan persawahan tadah
hujan, pada arel-areal tertentu sudah dibuat irigasi desa dari swadaya masyarakat untuk
mengari areal persawahan yang ada. Dengan kondisi tersebut, kebutuhan akan air masih
sangat bergantung pada musin penghujan. Dari kondisi diatas, maka perlu dibangun Jaringan
Irigasi pada Daerah Irigasi Lhok Guci untuk dapat memenuhi kebutuhan air secara optimal
dan tidak bergantung lagi pada musim penghujan sehingga akan diperoleh hasil pertanian
yang memuaskan. Intensitas tanam sebelumnya adalah 100% yaitu padi-palawija, sesudah
pembangunan diharapkan menjadi padi–padi–palawija dengan intensitas tanam 200%.
Berdasarkan laporan analisa ekonomi (BC/EIRR) yang sudah dilakukan diperoleh indeks BC =
2,611 dan EIRR = 14,84 %.
a. Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang – Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
b. Undang - Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
c. Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan;
e. Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan
Kelima atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
g. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 33)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
h. Peraturan Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Analisa Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun
2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
j. Peraturan Menteri PUPR Nomor 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi;
k. Peraturan Menteri PUPR Nomor 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi;
l. Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Status Daerah Irigasi;
m. Peraturan Menteri PUPR Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
n. Peraturan Menteri PUPR Nomor 8/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi;
o. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Melalui Penyedia;
p. Keputusan Menteri Nomor 293/KPTS/M/2014 Penetapan Status Daerah Irigasi
yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
q. Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 19/SE/M/2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Tertib Evaluasi Kewajaran Harga Pada Tender Pekerjaan Konstruksi Di Kementerian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat; dan
r. Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 18/SE/M/2021 tentang Pedoman Operasional
Tertib Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan Untuk Pengadaan Jasa Konstruksi Di
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
Lokasi Pekerjaan ini berada di Desa Alue Lhok, Sawang Teubee dan Pasi Kumbang,
Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, Koordinat (LU : 4.317736, BT :
96.189617 s.d LU : 4.299861, BT : 96.205154), dengan jarak ± 300 km dari Banda Aceh,
dapat ditempuh dalam waktu 5-6 jam.
Penerima Manfaat dari kegiatan ini adalah masyarakat petani di Kabupaten Aceh Barat
dimana dengan dilaksanakannya Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542
Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III maka akan terjadi penambahan areal layanan
jaringan irigasi seluas 205,5 Ha
Jalan keluar masuk menuju lokasi kerja adalah menggunakan jalan-jalan setempat
yang ada, dimana penyedia jasa bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat
penggunaan jalan tersebut. Penyedia jasa harus memperbaiki jalan tersebut dan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
apabila penyedia jasa hendak membuat jalan masuk tambahan dapat menggunakan
tanah yang telah dibebaskan. Apabila penyedia jasa membutuhkan jalan lain yang
tidak ditentukan oleh direksi pekerjaan, jalan tersebut dikerjakan oleh penyedia jasa
atas biaya sendiri, dan harga semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga
kontrak.
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada paket Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok
Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III sebagai berikut:
b. Indikator kinerja
1) Terbangunnya Saluran Sekunder; dan
2) Terbangunnya Bangunan Irigasi
c. Indikator kinerja
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembangunan, maka pelaksanaannya
mengikuti desain konsultan perencana.
a. Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan dilaksanakan secara Kontrak Tahun Tunggal, yaitu dengan
cara kontrak harga satuan untuk tahun anggaran (TA 2023) dengan rincian
tahapan pelaksanaan sebagai berikut :
1) Pekerjaan Persiapan;
2) Pekerjaan SMKK;
3) Pekerjaan Pembangunan Saluran; dan
4) Pekerjaan Bangunan.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
b. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh
Barat Tahap - III dilaksanakan selama 300 hari kalender.
No Item
6 Pasangan Batu 1 : 4
7 Beton K 175
9 Wiremesh M8
10 Jalan Inspeksi
11 Beton K 225
No Item
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
No Item
3 Beton K 175
4 Wiremesh M8
5 Jalan Inspeksi
7 Pasangan Batu 1 : 4
8 Beton K 225
JABATAN DALAM
SERTIFIKAT
PEKERJAAN YANG PENGALAMAN
PENDIDIKAN KOMPETENSI
NO. AKAN KERJA
KERJA
DILAKSANAKAN (TAHUN)
Ahli Muda
S.1 Teknik
1 Manajer Proyek 4 Manajemen
Sipil
Proyek
Ahli Muda
S.1 Teknik
2 Manajer Teknik 3 Sumber Daya
Sipil
Air
S.1
3 Manajer Keuangan 2 -
Ekonomi
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
f. Peralatan yang Dibutuhkan
Peralatan minimal yang harus disediakan pada saat pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh
Barat Tahap – III :
Jumlah
No. Jenis Peralatan
Unit
1 Excavator 130 HP 3
2 Motor Grader ≥ 120 HP 1
3 Bulldozer 110 HP 2
4 Single Drum Roller ≥ 8 Ton 2
5 Dump Truck 4 m3 6
6 Water Tanker 3.000 – 4.500 Ltr 1
7 Pompa air diesel 15 KW; Q = 100 L/s 2
8 Concrete mixer 0,3 - 0,6 m3 5
9 Total Station 1
10 Water pass 3
11 Concrete Vibrator 5
Kapasitas Jumlah
No. Jenis Peralatan
Minimal Unit
1 Excavator 130 Hp 3
2 Bulldozer 110 Hp 2
3 Single Drum Roller 8 Ton 2
4 Water Tanker 4.000 liter 1
5 Dump Truck 4 m3 3
6 Motor Grader 120 Hp 1
h. TINGKAT RESIKO
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
INDETIFIKASI JENIS TINGKAT
NO PEKERJAAN BERISIKO
BAHAYA & RESIKO K3 RISIKO
2 Kupasan t = 20 cm (ALB) Terkena alat berat 4
1.Terkena alat berat
3 Galian Tanah (ALB) 4
2.Jatuh dalam area galian
Timbunan Tanah dari
Galian tanpa jarak angkut 1.Terkena alat berat
4 4
(Penghamparan 0 - 50 m) 2.Tertimbun tanah
dipadatkan (ALB)
Timbunan Tanah dari
Galian dengan jarak
1.Terkena alat berat
5 angkut 50 - 1000 m, 4
2.Tertimbun tanah
Diratakan/dipadatkan
(ALB)
Timbunan Tanah
1.Terkena alat berat
6 Didatangkan, diratakan 4
2.Tertimbun tanah
dan dipadatkan (ALB)
1.Terkena alat berat
7 Finishing tanggul saluran 4
2.Jatuh dalam area galian
Pembuangan tanah hasil
1.Terkena alat berat
8 galian dengan jarak angkut 4
2.Tertimbun tanah
50 m - 1000 m
Pembuangan tanah hasil
1.Terkena alat berat
9 galian dengan jarak angkut 4
2.Tertimbun tanah
1000 m - 2000 m
Pembuangan tanah hasil
1.Terkena alat berat
10 galian dengan jarak angkut 4
2.Tertimbun tanah
2.000 m - 3.000 m
1.Terkena alat berat
11 Jalan Inspeksi 4
2.Tertimbun material
Pintu Sorong Baja/steel
1.Terkena alat kerja
slide gate 1 (satu) draat
12 2.Tertusuk/tertimpa 4
stang non gear dan 1
material
(satu) set roda gigi
1.Terkena alat kerja
2.Terkena serpihan
13 Bongkaran pasangan lama material 3
3.Tertimpa material
bongkaran
1.Tertimpa material
Beton untuk lantai
14 2.Terkena alat kerja 3
kerja/bedding
3.Terhirup butiran material
1.Tertimpa material
15 Pasangan Batu 1 : 4 2.Terkena alat kerja 3
3.Terhirup butiran material
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
INDETIFIKASI JENIS TINGKAT
NO PEKERJAAN BERISIKO
BAHAYA & RESIKO K3 RISIKO
1.Tertimpa material
16 Beton K 175 2.Terkena alat kerja 3
3.Terhirup butiran material
1.Terkena alat kerja
17 Pemadatan beton 2.Tertusuk besi saat 3
pemadatan
1.Terkena alat kerja
18 Wiremesh M8 - 15 2.Tertusuk/tertimpa 3
material
1.Terkena alat kerja
19 Pembesian (besi polos) 2.Tertusuk/tertimpa 3
material
1.Tertimpa material
Beton Sikloop 60% beton :
20 2.Terkena alat kerja 3
40% Batu (semi mekanis)
3.Terhirup butiran material
1.Tertimpa material
21 Beton K 225 2.Terkena alat kerja 3
3.Terhirup butiran material
1.Tertimpa material
22 Plasteran 1:2 ; t = 15 mm 2.Terkena alat kerja 3
3.Terhirup butiran material
1.Terkena alat kerja
Pembesian (besi ulir)
23 2.Tertusuk/tertimpa 3
(upah + bahan)
material
1.Terkena alat kerja
24 Besi sandaran Ø 3" 2.Tertusuk/tertimpa 3
material
Pengoperasian per-jam
25 pompa air diesel daya 15 Terjepit alat 2
KW (Dewatering)
Stake out trase
1.Tertusuk ranting
26 saluran/infrastruktur 2
2.Terjebak di rawa
(baru) di lapangan
1.Tertusuk ranting
27 Penyelidikan Geoteknik 2
2.Tertimbun di rawa
Pengadaan dan
1.Tertusuk alat kerja
28 Pemasangan Geotextile- 2
2.Tertimpa material
Geogrid komposit
1.Terkena alat kerja
29 Plastik cor 2
2.Tertimpa material
1.Terkena alat kerja
30 Bekisting 2
2.Tertimpa material
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
INDETIFIKASI JENIS TINGKAT
NO PEKERJAAN BERISIKO
BAHAYA & RESIKO K3 RISIKO
1.Terkena alat kerja
31 Drain Hole PVC Ø 2" 2
2.Tertimpa material
Pemasangan Water Stop 1.Terkena alat kerja
32 2
PVC L = 200 mm 2.Tertimpa material
1.Tertimpa material
33 Pengecatan Tembok Baru 2
2.Terkena alat kerja
1.Terkena alat kerja
34 Pintu Tarik/Angkat 2.Tertusuk/tertimpa 2
material
Berdasarkan uraian diatas maka PPK menetapkan Tingkat Resiko Pekerjaan Kecil
dan memilih item pekerjaan Galian Tanah (ALB) dengan identifikasi bahaya
Terkena alat berat kedalam dokumen tender.
Gambar kerja yang dimaksud terdiri dari gambar desain, gambar pelaksanaan dan
untuk pekerjaan tertentu gambar pabrikasi untuk bangunan permanen, baik untuk
pekerjaan yang akan dibangun atau disuplai oleh Penyedia maupun oleh Sub
Penyedia.
Gambar kerja harus disiapkan berdasarkan gambar kontrak, syarat-syarat dan
spesifikasi dalam kontrak dan memuat / menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Data topografi dan elevasi muka tanah hasil pengukuran lapangan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan atau atas perintah Pengawas.
b. Rencana setiap bagian pekerjaan termasuk ukuran/ dimensinya.
c. Situasi, denah, potongan, detail bangunan dan semua perhitungan yang
diperlukan.
Dalam waktu 7 ( tujuh ) hari paling lambat sesudah diterbitkan SPMK, Penyedia
wajib melakukan pengukuran dan membuat gambar kerja (Shop Drawing), serta
jadwal pelaksanaan.
Penyedia wajib menyerahkan 3 (tiga) set gambar cetak ukuran A3 dan 1 (satu) soft
copy kepada PPK untuk diperiksa dan ditandatangani oleh Konsultan Supervisi untuk
mendapatkan persetujuan dari PPK.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
Gambar kerja yang telah mendapat persetujuan harus diserahkan 1 (satu) set
kepada PPK, 1 (satu) set kepada Konsultan Supervisi dan 1 (satu) set kepada Direksi
Lapangan.
Penyedia harus menugaskan seorang staf yang bertanggung jawab melakukan
koordinasi dengan pihak yang terkait dalam mempersiapkan gambar kerja. Penyedia
harus memberitahukan kepada PPK ataupun wakilnya tentang staf/ penanggung
jawab urusan penyiapan gambar kerja. Dan bila ada pergantian penanggung jawab
gambar, Penyedia harus melaporkan hal tersebut dalam waktu 2 (dua) hari sebelum
staf yang lain diganti.
Proses penyiapan, penyerahan, pemeriksaan dan persetujuan gambar kerja
tersebut tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia untuk terlambat dari
jadwal pelaksanaan sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen kontrak dan
rencana kerja (pre-construction meeting).
Semua biaya yang diperlukan untuk penyiapan gambar kerja ini menjadi tanggung
jawab Penyedia dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang
terkait dan disajikan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Persiapan.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
3.4. Perhitungan Awal Kuantitas Pekerjaan (Mutual Check)
Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran irigasi, dan saluran drainase
harus dilaksanakan dengan jarak / interval paling jauh setiap 25 m untuk bagian
lurus dan 10-15 m untuk bagian tikungan atau sesuai instruksi Pengawas, khususnya
pada tikungan saluran, jarak tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai dari
titik awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan baik untuk
garis sumbu saluran.
Metode dan cara pengukuran serta toleransi / ketelitian hasil pengukuran harus
mengikuti spesifikasi yang ditetapkan dalam Buku Standar Perencanaan Irigasi di
Indonesia atau KP 2013 yang diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Irigasi dan atau sesuai dengan
instruksi Pengawas.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia bertanggung jawab atas keamanan dan
kondisi patok bench-mark, patok tambahan dan patok pembantu lainnya sebagai
basis pekerjaan pengukuran.
Ketelitian data pengukuran sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab Penyedia
meskipun dalam pelaksanaannya telah melewati proses pemeriksaan dan
persetujuan PPK. Data pengukuran yang telah memperoleh persetujuan PPK, dapat
digunakan sebagai dasar perhitungan kuantitas / prestasi kerja Penyedia.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
4. PERUBAHAN DESAIN DAN GAMBAR
5. PENGERINGAN
Penyedia bertanggung jawab untuk pengadaan agregat beton dan batu yang diperlukan
untuk konstruksi beton, pasangan batu dan perkerasan jalan, baik kuantitas maupun
kualitas. Sebelum bahan bangunan tersebut digunakan, Penyedia wajib mengusulkan
lokasi sumber bahan bangunan/ agregat beton dengan dilampiri hasil uji/tes laboratorium
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik serta izin galian kepada PPK guna
dipelajari dan disetujui, bila ternyata hasil uji laboratorium tersebut tidak sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi Teknik maka penyedia wajib untuk mengusulkan lokasi
sumber bahan bangunan/ agregat beton yang sesuai dengan spesifikasi teknik dan
memiliki izin galian.
Pengambilan contoh (sample) agregat beton dan juga contoh beton yang diambil oleh
Penyedia pada saat proses pengecoran beton sedang berlangsung, harus disaksikan oleh
Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan. Jenis dan jumlah contoh benda uji harus sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik dan atau perintah Direksi Pekerjaan.
Tanggapan, penilaian dan persetujuan PPK terhadap hasil uji laboratorium untuk beton
dan agregatnya, tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia bebas dari tanggung
jawabnya terhadap kualitas, daya-guna dan hasil kerja pekerjaan beton yang
dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan beton, termasuk biaya ijin
penambangan galian Tipe C, iuran galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji
laboratorium dan kegiatan untuk menjamin mutu beton agar sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi Teknik bila tidak disediakan secara tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton yang ditawarkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
7. TANAH BAHAN TIMBUN
Penyedia bertanggung jawab terhadap tanah bahan timbun berikut penyediaan borrow-
area dari mana tanah tersebut diambil, baik kuantitas maupun kualitas. Lokasi borrow-
area harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan PPK sebelum dipakai oleh Penyedia
sebagai sumber tanah bahan timbun. Lokasi borrow-area diusulkan oleh Penyedia dengan
dilampiri hasi uji laboratorium kepada PPK guna memperoleh persetujuan yang akan
diberikan bila soil-properties tanah di borrow-area terbukti sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi Teknik.
Pengambilan contoh tanah (sample) baik di borrow-pit maupun pengambilan benda uji
kepadatan dilokasi pekerjaan penimbunan tanah dilakukan oleh Penyedia dan disaksikan
PPK. Jumlah dan lokasi pengambilan benda uji harus sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik dan perintah PPK. Penilaian dan persetujuan PPK terhadap hasil uji
laboratorium tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia bebas dari tanggung
jawabnya terhadap kualitas dan kinerja pekerjaan timbunan tanah yang dilaksanakannya.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah termasuk
biaya ijin penambangan galian Tipe C, iuran galian Tipe C, fee dan royalti (kalau ada), uji
laboratorium dan kegiatan untuk menjamin mutu kepadatan timbunan tanah agar sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik, bila tidak disediakan secara tersendiri dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
timbunan tanah yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia. Penyedia wajib menyerahkan foto copy ijin galian dari
pemda kepada PPK untuk mendapat persetujuan borrow area.
Semua bahan dan peralatan yang akan dipergunakan oleh Penyedia untuk melaksanakan
/ menyelesaikan pekerjaan, harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu oleh Penyedia
kepada Drireksi Pekerjaan sebelum bahan dan peralatan tersebut didatangkan ke lokasi
pekerjaan dan dalam kondisi siap pakai.
Biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pengadaan, pengangkutan, penyimpanan,
penanganan dan pemeliharaan kecuali bila sudah disediakan secara tersendiri dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, harus sudah termasuk / diperhitungkan dalam harga satuan
pekerjaan yang membutuhkan bahan dan peralatan tersebut.
Pekerjaan penunjang adalah fasilitas kerja yang dibangun oleh Penyedia untuk keperluan
sementara dengan tujuan guna menjamin kelancaran dan kemudahan bagi Penyedia
melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan penunjang/sementara dapat berupa: jalan,
jembatan, gorong-gorong saluran, bangunan pengaman, bangunan pengelak/ pengendali,
tanggul dan lain-lain.
Penyedia harus menyerahkan rencana/ desain dilengkapi dengan nota perhitungan
desain kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dikerjakan. Penilaian, dan
persetujuan PPK terhadap rencana/ desain pekerjaan penunjang/ pekerjaan sementara
tidak dapat dipakai sebagai alasan bagi Penyedia bebas dari tanggung jawab terhadap
keberadaan, keamanan dan semua dampak/ akibat yang mungkin ditimbulkannya.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk pekerjaan penunjang/ pekerjaan
sementara kecuali bila sudah disediakan tersendiri dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya
Penyedia termasuk biaya untuk pembongkaran dan pembersihannya dari lokasi
pekerjaan.
10.1. Umum
Penyedia harus menyampaikan secara tertulis dan rinci kepada PPK tentang jadwal
pengujian dan pemeriksaan di pabrik yang akan dilakukan termasuk pengujian
terhadap item tertentu dari peralatan atau barang guna memastikan kualitasnya
memenuhi Spesifikasi Teknik. Hasil pengujian dan pemeriksaan ini harus dicatat
dengan tertib oleh Penyedia dan disampaikan kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia
bertanggung jawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan
pemeriksaan di pabrik.
Paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dilakukan pengujian dan verifikasi untuk
pekerjaan selesai, Penyedia wajib menyerahkan kepada PPK rincian jadwal dan tata
cara pengujian untuk memperoleh persetujuan.
Sesudah dilaksanakannya Pengujian Pekerjaan Selesai, Penyedia harus menyiapkan
dan menyerahkan Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pengujian beserta
dokumentasinya kepada Direksi Pekerjaan.
Pengoperasian seluruh pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan ijin PPK atau yang
mewakilinya. Pemberitahuan secara lengkap dan tertulis kepada PPK atau wakilnya
harus disampaikan dengan tenggang waktu yang cukup sebelum dilakukan
pengoperasian untuk memberikan kesempatan baginya melakukan pengaturan
yang diperlukan.
Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia, kecuali bila sudah disediakan secara
tersendiri sebagai jenis pekerjaan penunjang dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
dianggap sudah termasuk/ diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan yang
membutuhkan pengujian dan pemeriksanaan tersebut.
Potensi hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
a. kegiatan Penyedia lainnya yang sedang melaksanakan paket pekerjaan yang
berbeda;
b. pemberian dan pembagian air irigasi yang harus tetap berlangsung selama
pelaksanaan pekerjaan.
c. Lokasi pekerjaan yang berada pada daerah rawa yang akan berpengaruh
terhadap stabilitas bangunan serta mobilitas peralatan.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
Foto Kondisi Lapangan (Daerah Rawa)
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
Foto Kondisi Lapangan (Daerah Rawa)
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
Foto Kondisi Lapangan (Daerah Rawa)
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
Sebagai salah satu upaya mengurangi dampak dari potensi hambatan tersebut dan
hambatan lainnya yang mungkin timbul, Penyedia dalam penawarannya harus
menyediakan kelonggaran waktu, teknis dan biaya. Koordinasi dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan antara Penyedia untuk paket yang berbeda harus
dilaksanakan dengan baik sejak awal bersama PPK pada saat dilakukan pre-
construction meeting.
Sebagai upaya mengurangi potensi hambatan dalam pelaksanaan dan untuk
menghindari konflik dengan masyarakat khususnya petani setempat, Penyedia
harus melaksanakan sosialisasi dan konsultasi kepada pemerintah daerah dan
masyarakat/ petani.
Sebagai upaya mengurangi potensi akibat pekerjaan pada pekerjaan rawa maka
penyedia harus melakukan penelitian tanah secara lengkap dan detail serta memilih
alternatif konstruksi yang sesuai untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya
penurunan bangunan yang berdampak pada perubahan elevasi saluran. Bila hal
tersebut terjadi penyedia wajib mengembalikan konstruksi bangunan sesuai
dengan elevasi rencana dan dianggap sudah termasuk dalam biaya penawaran.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
a. Personil Ahli K3 yang dimiliki oleh penyedia harus mengindentifikasi bahaya dari setiap
jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan konstruksi, dan menetapkan spesifikasi
proses/kegiatan yang harus dilakukaan oleh penyedia.
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan
risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja yang lebih aman dan selamat.
c. Setiap jenis proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengamanan, dan rambu-rambu
peringatan, dan kewajiban pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai
dengan potensi bahaya pada proses tersebut.
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan yang berbeda,
harus terlebih dahulu dilakukan analisis bahaya dan risikonya (Job Safety Analysis) dan
harus dilakukan tindakan pengendaliannya.
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja terlebih dahulu
dari penanggung jawab proses dan Ahli K3.
f. Setiap proses dan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator
yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
Penyedia jasa harus melaksanakan program dan jadual pelaksanaan sesuai dengan
syarat-syarat dokumen lelang dengan menggunakan bar chart dan kurva S.
Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap.
Setiap bulannya kontraktor harus membuat dua kali laporan yaitu pada pertengahan
bulan dan akhir bulan, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:
a. Prosentase kemajuan pekerjaan bedasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya;
b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana pekerjaan harus sesuai dengan yang dicapai pada laporan;
c. Rencana kegiatan untuk bulan berikutnya.
Penyedia harus membuat laporan harian dan Mingguan atas setiap kegiatan yang
dilaksanakan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
Penyedia jasa harus menyerahkan photo kemajuan pekerjaan kepada direksi
pekerjaan mengenai kemajuan pekerjaan pada lokasi pekerjaan selama masa kontrak.
Foto diambil pada waktu:
a. Sebelum pekerjaan dimulai;
b. Kemajuan pekerjaan mencapai 50 % (sedang dilaksanakan);
c. Kemajuan pelaksanaan 100 %;
d. Selesai masa pemeliharaan
Pada jalan-jalan umum, air untuk kepentingan umum dan tiang-tiang listrik dan telepon
yang memotong atau berhubungan dengan tempat pekerjaan, penyedia jasa harus
mendapat persetujuan secara tertulis dari yang berwenang, terhadap usulan pekerjaan
sementara atau pekerjaan tetap yang akan mempengaruhi pekerjaan untuk kepentingan
umum tersebut.
Bangunan kepentingan umum tersebut, baik terlihat atau tidak terlihat di dalam gambar,
tetapi penyedia jasa harus bertanggung jawab demi keamanan dan kelangsungan fungsi dari
jalan dan tiang listrik dan telepon diatas selama pelaksanaan pekerjaan.
a. Penyedia jasa wajib membuat dan memasang papan nama proyek dan ditempatkan
pada lokasi-lokasi dan ditentukan Direksi, selambat-lambatanya 30 (tiga puluh) hari
setelah terbitnya Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
b. Papan nama proyek tersebut dengan ketentuan :
• Ukuran papan nama proyek 150 x 100 cm² ,terbuat dari papan kayu klas II dilapisi
seng BJLS 18;
• Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu klas I ukuran 5 x 7 cm²;
• Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan terletak
setinggi 2 m dari permukaan tanah, bagian bawah tiang penyangga dan penyokong
kemudian dicor beton tumbuk campuran 1 PC : 3 PS : 5 Kr, sedalam 40 cm didalam
tanah dan 10 cm diatas tanah.
• Tulisan-Tulisan dan ketentuan lain yang belum jelas harus dilaksanakan sesuai
petunjuk Direksi.
c. Penyedia jasa wajib memelihara dan merawat papan nama serta menjaga agar tetap
dalam keadaan baik sampai pada masa menyerahkan perkerjaan terakhir kepada
Direksi.
d. Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah larut dalam harga satuan
pekerjaan lainnya.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
b. Fasilitas untuk penyedia tersebut berupa :
• Mess sebanyak 1 unit;
• Kantor sebanyak 1 unit;
• Base Camp sebanyak 1 unit;
• Bengkel sebanyak 1 unit;
• Gudang sebanyak 1 unit; dan
• Kelengkapan Meubeler.
c. Penyedia jasa wajib memelihara dan merawat semua fasilitas tersebut serta menjaga
agar tetap dalam keadaan baik sampai pada masa serah terima pekerjaan.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III
SPESIFIKASI TEKNIK
I. UMUM
Jumlah
No. Jenis Peralatan
Unit
1 Excavator 130 HP 3
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST I - 1
I - 2. DEWATERING/PENGALIHAN ALIRAN
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam
biaya lump-sum untuk sewa, penggunaan/operasi kantor sementara,
pemeliharaan dan pembongkarannya yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga. Bila item tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk kegiatan tersebut yang
diperlukan untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
kontrak, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya Penyedia.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST I - 2
1) Kantor Kontraktor
Penyedia harus menyewa 1 (satu) unit Kantor sementara sebagai ruang kerja
kontraktor dengan bahan sesuai persetujuan direksi pada lokasi proyek.
Kantor harus dilengkapi dengan fasilitas meubeler dan sambungan listrik
sebagai penerangan. Termasuk juga didalamnya fasilitas air bersih dan
kamar mandi yang dilengkapi dengan closet.
2) Bengkel
3) Gudang
4) Barak Pekerja
Penyedia harus menyewa 1 (satu) tempat tinggal staf kantor dengan luas
sesuai persetujuan direksi, termasuk didalamnya adalah fasilitas air bersih
dan kamar mandi yang dilengkapi dengan closet.
I - 4. PENGUJIAN LABORATORIUM
Penyedia harus melakukan pengujian meliputi uji slump beton , uji tekan
beton, sand cone, hammer test dan mix design pada laboratorium universitas
negeri serta wajib menyediakan concrete curing tank sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga atau sesuai
arahan direksi. Semua hasil pegujian disampaikan kepada PPK setelah
mendapat persetujuan direksi pekejaan. Persyaratan uji laboratorium minimal
yang disyaratkan sebagai berikut :
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST I - 3
No Uraian Satuan Kuantitas
1 Uji slump beton Pengujian 320
2 Uji tekan beton Pengujian 320
3 filed density test (Sand cone) Pengujian 300
4 concrete curing tank Unit 1
5 Uji hammer test Pengujian 50
6 Mix design set 3
I - 5. FASILITAS SMKK
Penyedia wajib menyediakan tenaga kerja, peralatan berupa water pass dan
total station serta keperluan lainnya yang dibutuhkan untuk membantu PPK
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST I - 5
dalam jumlah yang cukup guna memudahkan pelaksanaan investigasi lapangan
dan Stake Out Survey seperti yang terdapat pada daftar kuantitas dan harga.
Prestasi kerja untuk pekerjaan Stake Out Survey diukur dalam satuan meter luas
(m2) yang dihitung dari luasan pengukuran yang dilakukan sesuai dengan
rencana kerja yang telah disepakati sedangkan untuk kegiatan investigasi
lapangan dibayarkan secara lump-sum sesuai Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan
Penyedia. Bila item pekerjaan di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, semua biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang
diperlukan untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
kontrak, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya Penyedia.
Jalan kerja menuju ke lokasi pekerjaan berupa jalan kabupaten, jalan inspeksi,
jalan desa dan jalan kecil untuk transportasi hasil bumi yang wujud fisiknya
berupa jalan aspal, macadam atau jalan tanah. Pemanfaatan jalan tersebut di
atas oleh Penyedia sebagai jalan kerja menuju lokasi pekerjaan harus
disampaikan oleh Penyedia selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan kepada PPK guna mendapat persetujuan dengan
dilampiri rencana penggunaan jalan, peralatan dan bahan bangunan yang akan
lewat serta rencana pemeliharaan dan perbaikannya.
Pemeliharaan dan perbaikan jalan kerja harus dilakukan oleh Penyedia selama
pelaksanaan pekerjaan dengan metoda dan material sesuai kondisi jalan
bersangkutan: aspal, macadam atau jalan tanah. Bila Penyedia bermaksud
meningkatkan jalan transportasi hasil bumi berupa jalan tanah maka
penimbunan dan pemadatan tanah untuk pelebaran jalan harus mengikuti
Spesifikasi Teknik Timbunan tanah.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk kegiatan jalan kerja
sementara harus dibebankan pada item pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dan pembayaran dilakukan secara lump-sum. Bila item tersebut tidak
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST I - 6
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak, dianggap sudah termasuk
dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia.
1. Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup Pekerjaan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST I - 7
2. Pengukuran dan Pembayaran
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST I - 9
SPESIFIKASI TEKNIK
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan meter luas (m2) yang
dihitung dari luasan areal yang dilakukan kupasan sesuai dengan gambar kerja
yang telah disepakati. Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian
atas ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam
Daftar Kuantitas dan Harga kecuali dilokasi borrow-pit pengupasan tanah
lapisan atas tidak dibayar.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 1
II-2. GALIAN
II-2.1 Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan lumpur, tanah
biasa dan galian napal, cadas dan batu termasuk pekerjaan lainnya yang
berkaitan yang diperlukan serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi
yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan
sementara (stock-piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut. Penyedia wajib
menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, untuk dijadikan
bahan timbunan metode kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang
digunakan, pengangkutan ke lokasi pembuangan akhir atau penampungan
sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan timbun.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar
kerja (gambar hasil pengukuran pra-konstruksi), Penyedia dengan biayanya
sendiri harus menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun yang
disetujui Konsultan Supervisi ataupun Pengawas Lapangan.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 2
1) Galian Tanah
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 3
2) Galian Borrow Pit
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 4
II-2.4 Pengukuran dan Pembayaran
Bila item pekerjaan galian (alb) maupun galian manual tidak diperhitungkan
dalam daftar kuantitas dan harga, maka segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia untuk kegiatan tersebut dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggungjawab Penyedia sepenuhnya.
1. Jenis Timbunan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 6
II-3.2 Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan
Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih metode kerja untuk
pekerjaan timbunan yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang
dipergunakan, tebal lapisan yang dipadatkan, jumlah lintasan alat
pemadat serta tingkat kepadatan yang dicapai yang harus memenuhi
Spesifikasi Teknik ini.
Metode kerja yang disetujui oleh Direksi Lapangan tidak dapat dipakai
alasan bagi Penyedia untuk lepas tanggung jawab terhadap tingkat
kepadatan dan kinerja pekerjaan timbunan. Apabila karena suatu sebab
perlu dilakukan perubahan metode kerja atau tanah bahan timbunan
dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia wajib melakukan uji coba
timbunan ulang.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 7
2. Pelaksanaan Timbunan
Galian tanah biasa yang tidak bisa dipakai sebagai bahan timbunan maupun
hasil pengupasan lapisan tanah (striping) harus dibuang ke lokasi yang
disediakan Penyedia, atau ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Lapangan. Jarak yang lebih dari yang ditentukan dalam BOQ dan
menimbulkan penambahan harga tidak akan ada penambahan harga.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 8
1. Jarak Tanah Dibuang
a. Pembuangan tanah hasil galian dengan jarak angkut 50 m – 1.000 m
diratakan
Pekerjaan Pembuangan tanah hasil galian dengan jarak angkut 50 m -
1000 m adalah pembuangan tanah yang berasal dari pekerjaan galian,
yang tanahnya tidak bisa dijadikan untuk bahan timbunan atas
persetujuan direksi dan konsultan supervisi dengan jarak dari lokasi
galian ke tempat buangan (disposal) maksimal 1.000m. Alat yang
digunakan berupa Dumptruck kapasitas minimal 4 m3 untuk
mengangkut tanah hasil galian ke lokasi disposal dan bulldozer
kapasitas minimal 110 Hp untuk menggusur dan meratakan tanah di
lokasi disposal serta tidak memperhitungkan tenaga kerja selain
operator dan pembantu operator dalam analisa biaya alat. Jika
diperlukan tambahan tenaga kerja dalam pelaksanaan lapangan maka
biaya tersebut dianggap sudah masuk dalam biaya sewa alat.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 9
Segala biaya yang dikeluarkan oleh penyedia untuk melaksanakan kegiatan
diatas dalam pembuangan hasil galian dan pengupasan permukaan tanah,
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia, metode baku untuk uji
laboratorium yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk
bahan bangunan selama pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus
secara rinci mengikuti tabel berikut ini :
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 10
Nilai yang Frekuensi Uji
Uji Laboratorium Metode Baku
disyaratkan Laboratorium
ASTM C127 1. Sebelum tanah
ASTM C 128 bahan timbunan
Specific Gravity 2.7
ASTM D 854 digunakan
2. Sesudah
- kejadian:
JIS 1203 or (i) perubahan
Natural Moisture
ASTM ZD lokasi
Content
2216-51 borrow-pit
(ii) setiap ada
Liquid Limit ASTM D423 - perubahan
tanah bahan
timbunan
> sekitar
Plasticity Index -
15%
Moisture/Density
ASTM D2216 -
Relationship
Unconfined
JIS 1216 -
Compression Test
Sesuai petunjuk
Permeability Test
Engineer
ASTM D1556/ Pada setiap dasar
Field Density Test SNI 03-1742- > 95% MDD galian untuk
1989 bangunan
OMC + 3%, * setiap 250 m³
Field Moisture Test ASTM D2216
-5% pekerjaan
rehabilitasi
saluran, atau
* sesuai perintah
PPK
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 11
untuk kegiatan tersebut dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan
menjadi tanggungjawab Penyedia sepenuhnya.
II-4.1 Umum
Geogrid
Polypropylene
Raw Material - -
atau sejenis
Mass per unit area EN ISO 9864 g/m2 240
Max. Tensile
EN ISO 10319 kN/m ≥ 40 / ≥ 40
strength, md/cmd**
Elongation at
nominal strength EN ISO 10319 % ≤8/≤8
md/cmd**
Tensile strength at 1
% elongation, EN ISO 10319 kN/m 8/8
md/cmd**
Tensile strength at 2
% elongation, EN ISO 10319 kN/m 16 / 16
md/cmd**
Tensile strength at 5
% elongation, EN ISO 10319 kN/m 32 / 32
md/cmd**
Aperture size, md x mm x
- Approx. 31 x 31
cmd** mm
Production spesific
- % 0
elongation
Geotextile
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 12
Property Tes Method* Unit Spesifikasi
Polypropylene
Raw Material - -
atau sejenis
Mass per unit area EN ISO 9864 g/m2 ≥ 150
Max. Tensile
EN ISO 10319 kN/m 7.5 / 11.0
strength, md/cmd**
Elongation at max.
EN ISO 10319 % 40 / 30
strength md/cmd**
Puncture force EN ISO 12236 N 1,670
Displacement at
static puncture EN ISO 12236 mm 30
stregth
Detector tested - - yes
Roll dimensions,
- mxm 4.75 x 100
width x length
*based on, **md = machine direction, cmd = cross machine direction
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST II - 14
SPESIFIKASI TEKNIK
III-1. UMUM
Pekerjaan batu yang dimaksud adalah pekerjaan dengan menggunakan pasir, kerikil
dan batu atau batu pecah sebagai bahan bangunan utama selain bahan yang lain,
jenis pekerjaan batu dalam spesifikasi ini adalah :
(1) Pasangan batu
(2) Perkerasan jalan.
Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan wajib menyerahkan hasil uji laboratorium
material yang akan dipakai, gambar kerja dan metoda kerja kepada Direksi untuk
diperiksa dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
III-2.1 Umum
Batu yang dimaksud adalah batu yang berasal dari sungai/gunung atau quarry
dengan sifat : bagus, keras, awet/bertahan lama, padat, tidak berlapis-lapis,
tahan terhadap air dan udara dan cocok/sesuai untuk pekerjaan yang
dimaksud, dengan specific gravity tidak kurang dari 2,5. Ukuran batu untuk
pasangan batu tidak boleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) tebal lining atau
bangunan, dan kurang dari 40 (empat puluh) cm atau sesuai arahan direksi.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST III - 1
pekerjaan beton. Bila dipandang perlu oleh Direksi, kualitas air yang akan
digunakan harus dipastikan dengan uji laboratorium.
1) Umum
Semen, air dan pasir yang dipakai harus memenuhi syarat yang
ditetapkan dalam Spesifikasi Bagian Pekerjaan Beton ini. Tidak diijinkan
pencampuran mortar dengan cara manual (dengan tangan), Penyedia
harus menyediakan mixer bermesin untuk mencampur bahan-bahan
mortar secara mekanis dengan perbandingan berdasarkan volume atau
sesuai kuantitas pada analisa harga satuan. Pencampuran mortar
dilakukan hanya terbatas untuk kebutuhan sesaat sehingga tidak ada sisa
mortar yang tidak dipakai dalam waktu cukup lama, mortar yang tidak
digunakan selama 45 menit setelah dicampur air harus dibuang dari lokasi
pekerjaan.
Pasangan batu Tipe-A dipakai pada bagian bangunan dibawah muka air
untuk menahan abrasi dan benturan dengan batu yang dibawa aliran air.
Pasangan batu Tipe-B untuk pekerjaan pasangan batu lainnya.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST III - 2
III-2.4 Pemasangan
Penyedia harus menuang mortar dengan tebal tidak kurang dari 3 cm pada
permukaan tanah pondasi yang telah disiapkan sebelumnya dan tidak ada
genangan air. Bila ternyata pondasi tergenang air, Penyedia dengan biayanya
sendiri harus mengeringkannya dengan pompa. Permukaan tanah pondasi
harus bersih dari lumpur dan cacat/rusak akibat penempatan batu, bila
pasangan batu dikerjakan dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat, maka
pasangan batu tersebut harus dibongkar dan dipasang kembali dengan yang
baru setelah pondasi dipersiapkan dengan baik, biaya akibat dari kejadian ini
menjadi tanggung jawab Penyedia.
Permukaan pasangan batu harus rata dengan toleransi tidak lebih dari 2 (dua)
cm. Seluruh pekerjaan pasangan batu termasuk siar dan plester harus dirawat
dalam keadaan lembab sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi. Pekerjaan
urugan kembali dikerjakan dengan memperhatikan ketentuan dalam
Spesifikasi ini setelah pasangan batu selesai dilaksanakan dan diterima
dengan baik oleh Direksi.
III-2.5 Plester
Permukaan atas dari tembok, pilar, tembok penahan tanah dan lain-lain atau
permukaan pasangan batu yang diperlihatkan dalam gambar atau atas
perintah Direksi, harus diplester dengan mortar campuran 1 PC : 2 pasir sesuai
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST III - 3
dengan DKH dalam kontrak, dengan lebih dahulu membuang mortar di antara
batu sedalam 3 cm membersihkannya dengan sikat baja.
1) Pasangan batu
2) Plester
Ukuran Saringan
% Berat Lolos
(mm)
40 100
25 80 ~ 100
20 70 ~ 90
4,75 35 ~ 60
0,425 10 ~ 24
0,075 4 ~ 16
Bila diperlukan tambahan filler untuk tujuan agar memenuhi gradasi yang
disyaratkan atau memperbaiki kekompakan material granular, lokasi
pengambilan filler harus dengan persetujuan Direksi dengan ketentuan
tidak boleh lebih dari 15% tertinggal di atas saringan 4,75 mm sesuai
dengan standar ASTM.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST III - 5
3) Metode Kerja
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST III - 7
SPESIFIKASI TEKNIK
Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus
terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia. Untuk agregat harus dilampiri hasil uji
laboratorium guna diperiksa oleh Konsultan Supervisi untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan sebelum dipergunakan. Semen dan agregat harus
disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara kualitasnya, dan meskipun
sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan Direksi
Lapangan.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi
Teknik ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan
lagi untuk campuran beton.
IV-1.1 Semen
Semen harus disimpan di gudang yang kering, tidak bocor waktu hujan,
beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk mencegah
kerusakan semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah
menunjukkan tanda-tanda kerusakan, mulai menggumpal dan mengeras
harus segera dibuang dari lokasi dan tidak boleh dipakai.
Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan dalam
musim hujan dan lebih dari 3 (tiga) bulan dalam musim kemarau harus
segera dikeluarkan dari gudang dan tidak boleh dipakai. Penyimpanan
dan pemakaian semen dari gudang harus disesuaikan dengan rencana
pemakaian.
Agregat beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari
segala kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak
lainnya. Bila perlu Direksi Lapangan akan memerintahkan pencucian supaya
bersih dan menolak agregat yang tidak memenuhi Spesifikasi ini.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 1
1) Agregat Kasar
Agregat kasar untuk campuran beton harus berasal dari kerikil dari sungai
yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi ketentuan-ketentuan
dalam Spesifikasi ini. Agregat kasar harus berukuran nominal maksimum
40 mm, tetapi untuk beton pra-cetak dan beton dengan besi tulangan
yang rapat atau sesuai dengan perintah Direksi Lapangan, maksimum 20
mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan
seperti dibawah ini :
2) Agregat Halus
Agregat halus untuk campuran beton harus berupa pasir sungai, pasir
galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet, bersih dari segala jenis
kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh buruk
pada beton. Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi
ketentuan dibawah ini.
Bila modulus halus butir agregat halus bervariasi lebih dari 0,2
dibandingkan dengan material beton, maka perbandingan material beton
harus dimodifikasi. Untuk setiap tambahan variasi ± 0,1 kandungan pasir
dalam material beton harus disesuaikan dengan ± 0,5 % berat.
Kandungan partikel yang berpengaruh buruk pada beton tidak boleh
lebih dari :
3) Penyimpanan Agregat
IV-1.3 Air
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 3
pelaksanaan pekerjaan beton. Bila dipandang perlu oleh Direksi Lapangan,
kualitas air yang akan digunakan harus dipastikan dengan uji laboratorium.
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton
disetujui Direksi Lapangan, Penyedia wajib membuat dan melakukan uji-coba
campuran beton (Job Mix Design) untuk semua tipe beton di laboratorium
yang akan ditentukan oleh Direksi Lapangan. Penyedia wajib menyerahkan
data hasil uji coba campuran termasuk komposisi campuran dan kuat tekan
beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada Direksi Lapangan.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 4
Kuat tekan
umur 28 hari Ukuran Perkiraan Kisaran
Rasio
Tipe (kg/cm2) maksimu kandunga nilai
maksimum
beton Kubik Silinder m agregat n semen slump
air/semen
15 15x30 (mm) (kg/cm3) (cm)
cm cm
Tipe -A 5 ~ 15
260 225 40 (20 mm) 0,50 330
(K225) (2 ~ 8)
Tipe-B
200 175 40 (20 mm) 0,50 300 5 ~ 12
(K175)
Tipe-C
115 100 20 0,55 200 7,5~10
(K100)
Ukuran maksimum agregat kasar adalah sepertiga (1/3) diameter pipa pompa
bagian dalam. Sebaiknya ukuran maksimum agregat dibatasi dua perlima
(2/5) diameter pipa bagian dalam atau sesuai dengan instruksi Direksi
Lapangan.
Jika tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan Direksi Lapangan, tipe
beton dan penggunaannya dilokasi pekerjaan adalah sebagai berikut :
Mixer dengan drum pencampuran dan pengaduk beton baik yang dapat
berputar horizontal maupun miring harus selalu dalam keadaan bersih
dengan kondisi yang baik setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Drum
tersebut harus dapat berputar dengan kecepatan yang sesuai dan disetujui
Direksi Lapangan. Pengadukan yang terus-menerus tidak diijinkan.
Sebelum semen dan agregat dimasukkan ke dalam drum, terlebih dahulu air
untuk campuran beton dimasukkan ke dalam drum sebanyak kurang lebih
10% jumlah air yang diperlukan untuk campuran beton, selanjutnya sisa air
ditambahkan berangsur-angsur selama pengadukan sehingga seluruh air
untuk campuran beton sudah dimasukkan kedalam drum sebelum
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 5
seperempat waktu yang diperlukan untuk pengadukan berakhir. Pengadukan
beton dilanjutkan sampai warna dan kekentalan campuran beton terlihat
merata. Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan campuran beton
dilanjutkan tidak kurang dari 1,5 menit setelah seluruh volume air
dimasukkan. Untuk setiap kenaikan kapasitas mixer sebanyak 500 liter, waktu
pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit 15 detik.
Volume campuran beton yang akan diaduk tidak boleh melebihi kapasitas
mixer yang dipergunakan. Sebelum campuran beton yang baru akan
dimasukkan ke dalam drum, semua campuran beton lama harus dikeluarkan,
sehingga tiada sisa yang tertinggal dalam drum. Bila karena suatu sebab
pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama lebih dari 20 menit, mixer
beserta perlengkapannya harus dicuci dengan air bersih. Sisa beton lama yang
mungkin masih tertinggal harus dibersihkan dengan memutar drum yang
berisi agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk pengadukan campuran
beton yang baru. Penyedia wajib memeriksa mixer setiap hari dan
memperbaiki kerusakan yang ada sehingga mixer selalu dalam keadaan baik,
bersih dan siap untuk operasi.
IV-3.1 Umum
Bila kualitas beton dinilai oleh Direksi Lapangan tidak memenuhi ketentuan
Spesifikasi ini karena Penyedia mengabaikan ketentuan diatas, atau karena
ketidakhati-hatiannya atau karena sebab-sebab lain, maka beton tersebut
harus dibongkar dan dibuang serta dicor ulang dengan mengikuti ketentuan
dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan Direksi Lapangan dengan beban
biaya Penyedia.
Bila dalam gambar kerja ditunjukkan adanya beton untuk lantai kerja,
maka beton lantai kerja harus dituang/dicor lebih dahulu dengan
persetujuan Direksi Lapangan sebagai pekerjaan persiapan pelaksanaan
penuangan adukan beton konstruksi/bangunan selanjutnya. Bila adukan
beton akan dituang di atas pondasi batu, maka permukaan batu tersebut
harus terlebih dahulu dikasarkan (chipping), dicuci dan dibersihkan
dengan tujuan agar terbentuk ikatan yang kuat dengan menuangkan
mortar sebelum pengecoran adukan beton. Komposisi pasir/semen
untuk mortar harus sama dengan komposisi pasir/semen termasuk
bahan tambah untuk adukan beton per meter kubik. Penuangan adukan
beton pada beton lantai kerja tidak perlu didahului dengan mortar.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 7
Bila adukan beton dituang di atas beton lama atau pasangan batu, maka
permukaan beton lama atau pasangan batu harus lebih dahulu
dikasarkan (chipping), disikat dengan sikat baja atau sesuai dengan
perintah Direksi Lapangan, dan harus dibersihkan dari segala kotoran dan
benda-benda lepas: oli, cat dan material sejenisnya, lumpur, gumpalan
tanah, puing-puing dan genangan air. Sebelum adukan beton segar dicor,
permukaan beton lama atau pasangan batu harus terlebih dahulu disiram
air agar lembab dan dituang mortar atau bahan lain yang disetujui Direksi
Lapangan.
a) Umum
b) Plastik
Adukan beton untuk lining saluran harus dipadatkan untuk mencapai kuat
desak dan kepadatan (density) tidak kurang 98% dari nilai yang dicapai pada
uji coba campuran beton dengan tipe yang sama. Beton harus bebas dari
”sarang tawon”, perhatian khusus pada tepi luar lining harus dilakukan untuk
menjamin beton telah dipadatkan dengan baik.
Pemadatan beton untuk lining saluran dapat dilaksanakan dengan alat getar
cetakan (external vibrator) mekanik atau manual. Metode pemadatan dan
alat yang dipergunakan harus diusulkan oleh Penyedia kepada Direksi
Lapangan untuk dipelajari dan disetujui sebelum digunakan. Tidak
diperbolehkan menggunakan alat getar intern (internal vibrator) untuk
pemadatan beton lining saluran.
IV-5.1 Umum
Perawatan beton yang baru dituang harus dipahami sebagai bagian yang
integral dari seluruh proses penuangan beton. Beton segar harus dirawat
dalam keadaan selalu lembab/basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) hari
terus-menerus sejak beton tersebut dituang. Perawatan beton harus
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 9
menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/ diperintahkan lain
oleh Direksi Lapangan. Perawatan beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan
ketentuan, dianggap sebagai pelanggaran/cacat yang dapat berakibat seluruh
pelaksanaan pekerjaan beton dihentikan oleh Direksi Lapangan sampai
Penyedia memperbaikinya.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 10
IV-6. FINISHING PERMUKAAN BETON
Pekerjaan finishing pada permukaan beton harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini atau sesuai dengan ketentuan dalam Gambar atau atas perintah
Direksi Lapangan.
Permukaan beton harus bagus, utuh dan bebas dari sarang tawon,
tonjolan/benjolan, serta cacat-cacat lainnya. Semua sudut permukaan beton
(exposed arises) harus bersudut tumpul atau bulat. Bila berdasarkan hasil
pemeriksaan segera sesudah pembongkaran cetakan perlu segera dilakukan
perbaikan terhadap permukaan beton maka segala upaya perbaikan
permukaan beton tersebut (finished surface concrete) harus dengan
persetujuan Direksi Lapangan.
Bila gambar dan Spesifikasi ini tidak menyebutkan tentang toleransi, maka toleransi
yang ditentukan dalam pasal ini dapat dipergunakan. Pekerjaan beton yang
melampaui toleransi yang diijinkan dalam Pasal ini, harus diperbaiki atau dibongkar
dan diganti dengan biaya ditanggung oleh Penyedia. Penyedia bertanggung jawab
terhadap penempatan/pemasangan serta pengawasan/ penjagaan posisi cetakan
beton, besi tulangan, dan barang/peralatan yang akan terpasang dalam beton dalam
batas-batas toleransi yang ditetapkan.
Penyedia wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya sendiri, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan. Uji mutu beton tersebut adalah uji kuat desak
contoh benda uji berbentuk silinder/kubus yang diambil selama pelaksanaan
pengecoran beton.
Untuk setiap pengecoran lebih dari 5 m3 beton harus diambil 1 (satu) sample. Benda
uji harus berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga
puluh) cm atau kubus dengan panjang 15 (lima belas) cm , lebar 15 (lima belas) cm
dan tinggi 15 (lima belas) cm yang akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7
(tujuh) hari, 14 (empat belas) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 11
IV-8.1 Pemeriksaan Pekerjaan Selesai
Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton harus dilakukan dalam
meter kubik (m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensinya
yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang
ditempati besi beton.
Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah
diperhitungkan termasuk biaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan
beton, pemadatan, dan perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik
bersifat kimia (admixture) maupun mineral (additive), pekerjaan
penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen untuk akses dan
pendukung.
Pembayaran pekerjaan pemadatan beton dilakukan dalam satuan meter kubik (m3)
beton yang dipadatkan setelah mendapat persetujuan direksi. Bila item pekerjaan
pemadatan, pencampuran, pengangkutan/penuangan, perawatan, finishing beton,
bahan tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun mineral (additive) jika
diperlukan dan semua pekerjaan non-permanen untuk akses dan pendukung tidak
diperhitung dalam daftar kuantitas dan harga, maka segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia untuk kegiatan tersebut di atas guna kemudahan dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggungjawab Penyedia sepenuhnya
IV-10.1 Umum
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 12
akan dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan cetakan. Bekisting yang dipakai
menggunakan analisa 3 (tiga) kali pakai sesuai dengan DKH dalam kontrak.
Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari kayu atau besi dengan desainnya
harus menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat,
penyekat, penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi
deformasi yang besar karena menahan adukan beton yang masih plastis atau
karena metode kerja penuangan dan pemadatan beton atau karena
timbulnya beban tambahan yang semula tidak diperhitungkan.
Apabila Cetakan dibuat dari papan harus dilapisi dengan plywood dengan
ketebalan 5 mm (lima) mm yang baru atau metal dengan persetujuan Direksi
Lapangan, sehingga akan diperoleh permukaan beton yang halus dengan
texture, warna dan penampilan yang seragam. Metal pelapis cetakan tidak
boleh berkarat yang dikhawatirkan akan menempel pada permukaan beton
dan dengan sambungan yang baik sehingga tidak meninggalkan bekas atau
cacat pada permukaan beton. Sebelum pemasangan bekisting, penyedia jasa
harus melabusi permukaan bekisting yang bersentuhan dengan beton
menggunakan minyak bekisting (oli) agar bekisting tidak merekat dengan
beton.
Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak
dibayar dan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton
tersebut. Apabila bekisting yang sudah dipakai rusak atau tidak dapat
dipasang sesuai dengan ukuran, maka penyedia jasa harus menumpuk atau
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 14
menyusun bekisting tersebut ditempat yang tidak mengganggu pekerjaan dan
tidak boleh dibakar.
IV-11. PEMBESIAN
IV-11.1 Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos atau
besi ulir yang memenuhi ketentuan standar SNI. Penyedia harus mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi, Pengawas Lapangan untuk pemakaian besi
tulangan yang akan dipergunakan, bila diperlukan penyedia, konsultan dan
pengawas mengukur terlebih dahulu besi yang akan digunakan dengan jangka
sorong (Sitmat) Penyedia dengan biaya sendiri harus melakukan uji material
bila diminta, dengan prosedur baku uji yang disetujui Direksi Lapangan.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain
sebagai suatu rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah
bentuk dan diikat dengan kuat dengan posisi yang tepat dan tidak mudah
bergeser selama proses penuangan dan pemadatan beton. Semua ujung-
ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton.
Beton tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak
dengan kuat desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, beton tahu
diikat kuat pada tulangan besi dengan kawat dan menempel pada permukaan
bekisting. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan
harus dibersihkan dari material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton
hasil pengecoran sebelumnya yang menempel/mengeras dan bahan lainnya
yang dapat melemahkan ikatan dengan beton.
Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti
pada gambar kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Konsultan
Supervisi atau Pengawas Lapangan sebagai wakil PPK. Kecuali yang sudah
ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi atau Pengawas
Lapangan sebagai wakil PPK. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap
sepanjang mungkin.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai
dengan gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus
tidak kurang dari 40 (empat puluh) kali diameter besi tulangan. Untuk
penyambungan dengan cara overlap, besi tulangan harus dipasang dan diikat
dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap memenuhi
ketentuan.
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai
dengan ketentuan dalam gambar, atau atas perintah Konsultan Supervisi dan
Pengawas Lapangan sebagai wakil PPK.
Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat kg
untuk setiap jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan
berat yang dihitung untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang
yang ditunjukkan dalam daftar dan gambar pembesian/penulangan yang
disetujui Konsultan Supervisi atau Pengawas Lapangan sebagai wakil PPK.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar
pembayaran, ketentuan berat dalam SNI.
Besi Bulat-Ulir
Diameter D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
(mm)
Berat 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
(kg/m)
Besi Bulat-Polos
Diameter 8 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 16
Besi Bulat-Polos
Berat 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
(kg/m)
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas,
Direksi Lapangan akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di
lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Besi tulangan yang
diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan keperluan
lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran kecuali besi tulangan untuk overlap sambungan yang
dinyatakan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Lapangan
akan diperhitungkan dalam pembayaran.
IV-13. SAMBUNGAN
Sebelum adukan beton yang baru akan dituangkan pada beton lama yang
sudah dituang sebelumnya di lokasi sambungan konstruksi, beton lama harus
sudah berumur tidak kurang dari 24 jam. Permukaan beton lama harus
dibersihkan dari pasta semen, selaput semen-pasir dan cacat-cacat, dengan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 17
disemprot air bertekanan, sand blasting, chipping, atau sikat baja, sehingga
terlihat agregat beton lama yang bersih dan terikat kuat.
1) Water Stop
Water Stop adalah bahan fleksibel dengan bentuk persegi yang terbuat
dari polymer modified rubber (bahan karet yang dimodifikasi dengan
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 18
bahan polimer khusus). Water stop karet atau polyvinil cloride akan
ditempatkan pada sambungan konstruksi seperti yang akan ditunjukkan
pada gambar-gambar. Penyedia akan melengkapi semua water stop,
termasuk sumbat-sumbat karet perekat, semen karet baut-baut, mur-
mur, ring baut dan bahan-bahan sambungan lainnya. Penyedia harus
menyiapkan semua percabangan, sambungan, bengkok pada
ekspansion joint. Semua sambungan, percabangan, bengkokan
persilangan harus dibuat sesuai dengan instruksi tertulis dari pabrik
tentang penggunaan bahan-bahan yang disetujui oleh pabrik.
Water stop dipasang pada sambungan beton yang sebelumnya harus
dibersihkan terlebih dahulu, kering sempurna dan keras. Kemudian
harus dibersihkan dari debu dan minyak. Pada permukaan water stop
tidak boleh ada air atau lembab.
IV-14. WIREMESS
IV-14.1 Umum
Wiremesh adalah suatu bahan penulangan dari Baja berbentuk PREFAB untuk
digunakan pada pekerjaan beton bertulang. Tersedia dalam berbagai ukurun,
sebagai lembaran atau gulungan. Wiremesh terbuat dari kawat baja bulat
atau ulir dan keras. Kawat-kawat itu dilas bersama-sama dengan mesin las
otomatis, yang menjamin jarak antara kawat seragam dan luas penampang
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 19
lintang yang konsisten. Dengan proses yang dilakukan, kekuatan kawat tidak
menyusut selama dilas dan semua kawat tetap pada kedudukan masing-
masing yang tepat.
Wiremess harus baru dan dari tingkatan dan ukuran yang sesuai dengan
standar pabrikasi dan harus disetujui oleh Direksi. Penyedia dapat diminta
untuk menyediakan sertifikat pengetesan tulangan beton terhadap adukan
yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan Direksi. Ukuran Wiremess
adalah M8 dengan jarak wiremess adalah 15 x 15, ukuran lembar adalah 2,1
m x 5,4 m.
IV-14.3 Pemasangan
Berikut tabel dimensi dan berat sebagai dasar perhitungan berat wire mesh
untuk pembayaran.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 20
IV-15. BETON CYCLOPE
Semua bahan agregat beton cyclope harus bebas dari kotoran yang dapat
merusak beton. Pekerjaan beton cyclope menggunakan perbandingan
campuran 60% beton : 40% Batu. Adukan beton yang telah siap diaduk
langsung dituangkan kedalam cetakan/bekisting yang telah disiapkan dan
ditumbuk dengan kayu agar mutu beton cukup. Bersamaan pada saat
pengecoran, ditambahkan dengan material batu belah atau koral mangga
yang ditabur secara bertahap.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap - III ST IV - 21
SPESIFIKASI TEKNIK
Pekerjaan drain hole disini diperuntukkan sebagai buangan air tanah yang
tertahan oleh struktur. Untuk memberi jalan pengaliran untuk air tersebut,
maka dibuatkanlah pipa hole drain sebagai berikut :
a. Drain hole terbuat dari bahan pipa PVC berdiameter 2”, dengan panjang
30 cm dan terdiri dari bahan ijuk, kerikil.
b. Drain hole dipasang pada pekerjaan pasangan batu atau beton sesuai
posisi yang direncanakan.
c. Ujung pipa PVC bagian luar dipotong lancip sesuai kemiringan yang
diperlukan, sedangkan bagian dalam dipotong tegak lurus diberi ijuk
secukupnya dan diikat dengan kawat
d. Sewaktu pemasangan, bagian drain hole sebelah dalam (bagian yang
diberi ijuk) harus diberi kerikil secukupnya dan dipasang miring sesuai
kebutuhan agar drain hole dapat bekerja sesuai fungsinya.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap-III ST V - 1
V-2.2 Pengukuran dan pembayaran
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap-III ST V - 2
V-4. PEKERJAAN PENGECATAN
Penyediaan dan pemakaian cat dan material untuk pengecatan besi, kayu
dan dinding kecuali untuk pintu dengan kelengkapannya, harus dilaksanakan
oleh Penyedia sesuai dengan rekomendasi tentang pemakaian cat tersebut
di lokasi tertentu/ khusus yang dikeluarkan oleh produsen cat. Kualitas cat
dan material untuk pengecatan harus mendapat persetujuan Direksi.
Cat awal, undercoat harus dengan warna yang berbeda/ khusus sedang
warna pengecatan terakhir, finishing colour, harus disetujui Direksi sebelum
dikerjakan. Pengecatan harus dikerjakan pada permukaan yang benar-benar
bersih dan kering, dengan kondisi udara yang tidak lembab atau pada siang
hari, sehingga pada saat proses pengelasan sedang berlangsung tidak terjadi
pengembunan melainkan penguapan.
Pengecatan awal harus dikerjakan segera sesudah permukaan besi, kayu dan
beton dan lain-lain selesai dipersiapkan dan dibersihkan. Pengecatan tidak
dapat dilakukan bila permukaan yang akan dicat terlalu panas untuk jenis cat
yang dipakai. Permukaan yang baru selesai dicat harus dilindungi dari terik
matahari untuk mencegah retak dan lecet.
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lhok Guci (18.542 Ha) di Kabupaten Aceh Barat Tahap-III ST V - 4