Drama - Tri Subekti Restu Utami XI TKRO 2
Drama - Tri Subekti Restu Utami XI TKRO 2
Nomor : 29
Kelas : XI TKRO 2
a. Prolog
Deni, Anis, dan Linda adalah sahabat dekat ketika SMA. Namun mereka memilih universitas dan jurusan
kuliah yang berbeda. Deni memilih kuliah kedokteran di Jakarta. Anis memilih kuliah jurusan psikologi di
Bandung. Sedangkan Linda memilih kuliah jurusan teknik di Yogyakarta. Karena sibuknya kehidupan
perkuliahan yang harus mereka jalani, akhirnya mereka tak lagi menjalin komunikasi.
Bertahun-tahun mereka tak berkomunikasi. Hingga suatu saat, Anis memutuskan untuk berlibur ke
Yogyakarta dan sekaligus menemui temannya Linda yang bertahun-tahun tak ada kabarnya. Mereka
menghabiskan waktu bercengkerama di sebuah cafe dan tanpa sengaja bertemu dengan Deni.
b. Dialog
Linda : Kita pesan makanan dulu ya di cafe ini. Tenang saja, makanan disini dijamin enak banget kok.
Anis : Iya, sekalian kita numpang istirahat sebentar. Kakiku udah pegal-pegal nih keliling Malioboro
seharian (sambil duduk dan memijat-mijat kakinya di kursi cafe).
Linda : (melambaikan tangan untuk memanggil pelayan cafe) Mas, tolong menunya ya!
Linda : Alhamdulillah lancar, kemarin sudah ujian proposal. Kalau kamu sendiri?
Anis : Aku masih sampai bab 3, habis ini mau ujian proposal kalau dosen sudah setuju.
Linda : (mengambil buku menu sambil menoleh ke arah pelayan) Ya Alloh! Deni? Kamu kerja disini?
(matanya terbelalak tak percaya).
Anis : (ikut menatap Deni dengan mata terbelalak) Ini benar Deni teman kita waktu SMA kan?
Deni : Linda? Anis? Ya Alloh akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan kalian (mengulurkan tangan untuk
bersalaman).
Deni : Ceritanya panjang Nis, awalnya sih aku percaya diri udah diterima kuliah kedokteran. Tapi pas
ditengah jalan, aku malah gak serius belajar dan takut sama darah. Akhirnya ya aku keluar aja dari
kampus.
Linda : Oh begitu, sabar ya Den. Siapa tahu nanti kamu justru jadi pengusaha.
c. Tokoh
Antagonis: -
Figuran : -
d. Epilog
Akhirnya mereka pun kembali akrab dan saling berbagai nomor kontak terbaru. Deni menyadari bahwa
selama ini ia kurang sungguh-sungguh dalam berjuang mengejar mimpinya menjadi dokter. Tapi, Anis
dan Linda sebagai sahabatnya tetap mendukung dan menyemangati apapun keputusan Deni. Masih
banyak jalan lain menuju kesuksesan di masa depan, asalkan kita mau bersungguh-sungguh.
Bersungguh-sungguhah dalam mengejar cita-cita dan terus kerjar mimpi agar kalak bisa sukses