Materi Ibd Daring 2020
Materi Ibd Daring 2020
i
KAJIAN KE-1 : MANUSIA DAN KEPRIBADIAN
Tipologi adalah ilmu menggolongkan manusia atas unsur-unsur yang mirip
A. PENDAPAT AHLI
1. Hiprokrates dan Galenus (filsuf yunani multidisiplin) mencoba mentipe berdasarkan
cairan untuk menentukan kepribadian (namun sayang, kita tidak bisa pastikan kepemilikan
orang).
Empedu kuning (kolore) : jika dia dominan ini, disebut kolerkus
Empedu hitam (melankole) : jika dia dominan ini, disebut melankolerkus
Lendir : jika dia dominan ini, disebut plagmatikus
Darah : jika dia dominan ini, disebut sanguinus
b. Melankolerkus
Kebalikan kolerkus, daya juang kecil, mudah putus asa, gampang menyerah, banyak
alasan, mudah sebagai kambing hitam, banyak karakter negatif, egois, orientasi
kepentingan diri sendiri.
Orang Indonesia banyak bertipe ini.
c. Plagmatikus
Orangnya kalem, tenang menghadapi masalah, ga panik (naik darah, dsb.), sabar,
bertanggung jawab, sangat setia, dan taat aturan.
1
d. Sanguinus
Manusia yang mirip betipe kolerkus, namun pembedanya tidak bertanggung jawab
(walaupun ekspansif) dan kurang harga diri.
2. Kretschmer (ilmu ahi jiwa kebangsaan jerman) dengan timnya membuat rumah sakit di
Jerman. Setiap pasien yang keluar-masuk dia lihat tipe-tipe orangnya. Unsur yang dipakai : fisik
dan psikis
2
Desplatis : ukuran super (mini/ large)
tambahan dari sumber lain (• Perawakan → tinggi besar sekali atau kecil sekali dan
pendek).
Dari penemuan Kretschmer, mereka yang bertipe Piknis cenderung berwatak Cyelothym,
sementara mereka yang bertipe Athenis, Athletis dan Desplatis cenderung berwatak Schizothym.
Hasil riset Kretschmer dilanjutkan oleh Seldon dan Spranger, penemuan mereka hampir mirip.
Namun, ciri-ciri kepribadian akan terjadi jika suatu keluarga tidak ada faktor X atau
berjalan wajar (suatu keluarga berjalan selayaknya suatu keluarga biasa: hanya dididik oleh ortu)
contoh : sebuah keluarga tiap tahun lahir anak dan yang ke-9 adalah bungsu. Kebetulan
tantenya 10 tahun tidak memiliki momongan, maka mengadopsi anak dari keluarga tersebut yaitu
si bungsu dengan artian: si bungsu tidak lagi didik oleh ortu asli. Sehingga akan terjadi
perubahan kepribadian.
3
KAJIAN KE-2 : MANUSIA DAN PENDERITAAN
Manusia tidak bisa lepas dari penderitaan (fisik dan psikis). Penderitaan tergantung mentalitas
fisik orang yang mendapat penderitaan tersebut.
Orang yang bermental tinggi : penderitaan besar adalah hal yang kecil.
Orang yang bermental kecil : tidak terlalu lapang dada. Penderitaan kecil adalah hal
yang besar.
1. DEFINISI PENDERITAAN
Penderitaan atau rasa sakit dalam arti luas, dapat menjadi pengalaman ketidaknyamanan dan
kebencian terkait dengan persepsi bahaya atau ancaman bahaya di suatu individu (Wikipedia)
2. MACAM PENDERITAAN
Fisik dan psikis
Penderitaan besar dan penderitaan kecil
4
5. KEMUNGKINAN PENDERITAAN
Sebagai balasan/ hukuman; dicantumkan Allah dalam :
Q.S. An-Nisa ayat 79
َ ِِيد اا ِ َّ ِلوً ۚ َو ََف ََٰٰ ب
َ لَّلل ِ َّس ْل َٰنَكَ لِلن
اس َرس ا َ سيِئ َ ٍة فَمِن نَّ ْفسِكَ ۚ َوأ َ ْر َ َ ٱَّلل ۖ َو َما ٓ أ
َ صابَكَ مِن َ َ َّما ٓ أ
َ صابَكَ م ِْن َح
ِ َّ َسنَ ٍة فَمِن
Terjemah Arti : Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja
bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu
menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
Terjemahan Arti : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
(apakah manusia mengira dibiarkan begitu saja, mentang2 telah beriman) - 4 darimana
datangnya penderitaan ini (perang badar) dari dirimu.
Terjemahan Arti : Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa
mereka akan luput (dari azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.
5
Terjemah Arti : Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami
mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami
menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
Terjemah Arti: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu).
Terjemah Arti: Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud),
padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada
peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah:
"Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
6
Contoh: jika ujian selalu menyontek dan tetap lulus, mungkin akan bermusibah saat
kedepannya (seperti gagal wawancara, dsb). Maka atas kesalahan diri, anda mendapat
penderitaan dalam rangka rencana Tuhan adalah yang terbaik (menghindari kemungkinan
buruk di masa depan).
Terjemah Arti : Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin
Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Kesimpulan :
Musibah menimpamu tidak bukan seizin Allah (bukan kemauan Tuhan, dalam rangka
sepengetahuan. bukan kehendak).
Contoh; anda mendapakan ide pribadi, lalu mengikuti alur perizinan diri kepada pihak
seniman, maka (kini) anda bisa merealisasikan dengan konsekuensi ditanggung sendiri
(jika anda tidak mendapat benefit dipertengahan jalan).
Muncul korona bukan kehendak, tapi Tuhan memberi izin atas akibat perlakuan
hambanya.
Jika seseorang seandainya tidak ada kesalahan pada dirinya, maka cobaan itu
menjadikannya mati sebagai syuhada.
7
KAJIAN KE-3 : MANUSIA DAN KEINDAHAN
Manusia tidak lepas dari keindahan. Sebagai makhluk berakal dan rasa, nurani tahu akan
hakikatnya.berbagai istilah digambarkan untuk keindahan.
1. DEFINISI KEINDAHAN
IBD mengartikan, keindahan itu terdapatnya keseimbangan pada sesuatu.
Contoh; suatu masakan yang enak. Saat dikatakan “enak” sama saja dengan “indah”.
Karena seluruh bumbu berpadu dalam keseimbangan. (tidak terlalu pedas, pahit, manis,
dsb. karena pas dan tidak terlalu spesfiik adanya dominansi).
Manusia ketika melihat suatu keindahan yang hakikatnya keseimbangan, cara lihatnya
juga berbeda (belum tentu indah bagi yang lain).
Contoh; suara Krisdayanti indah, tapi belum pasti yang lain menyetujui.
2. SIFAT KEINDAHAN
relatif , tapi ada alat ukur.
Subjektif : indah menurut pribadi yang bersangkutan.
Contoh; apakah istri orang tersebut cantik? bagi suaminya iya. belum tentu pribadi lain
menyetujui.
Objektif : indah menurut umum
Ketika anda menyatakan indah, itu bukan segalanya. Karena harus melalui objektif
Jika kita menyetujui objektif umum, maka anda tidak terjebak keegoisan diri.
3. MACAM-MACAM KEINDAHAN
Alami : tidak hasil buatan manuisa. Belum ada sentuhan.
Contoh; banyak keajaiban alam yang indah atas ciptaan Tuhan tanpa adanya campur
tangan manusia. (jauh lebih bertahan kerelatifannya cantiknya).
Dipugar : sudah ditata atau dikelola
Hal ini adalah urusan selera seseorang kadang butuh perawatan berkala karena tidak
bertahan lama.
8
4. TUJUAN MEMPELAJARI KEINDAHAN
Anda tidak menjadi manusia egois. Entah itu keindahan objektif/ subjektif.
Menjadikan anda memiliki tutur yang baik.
Contoh; anda datang kerumah dosen karena ingin negosiasi ujian susulan. Sebagai
pembuka kata, tentu harus dengan kalimat indah dan menyentuh. Terdapat dua opsi :
Berapa orang anak bapak? Atau berapa orang adik-adik saya, pak?
Opsi kedua adalah kalimat yang menyentuh.
Mencoba menjatuhkan diri dengan keluarga dosen, bisa sebagai membuka peluang untuk
membuka diri sang dosen terhadap ujia susulan anda.
Acara TV membuat orang lain terbahak tapi anda tidak merasakan sebuah kelucuan
(karena orang tersebuh paham kelucuan/ keindahan acara itu).
6. KESIMPULAN
Maka dalam Islam, penghayatan keindahan adalah hal penting. Sulit bagi seseorang
memiliki perkataan indah dan sikap indah jika tidak memiliki penghayatan keindahan.
9
KAJIAN KE-4 : MANUSIA DAN KEADILAN
Keadilan adalah perbincangan yang sering disebut dalam berbagai fakultas, terutama fakultas
Hukum. Keadilan adalah hal yang penting. Bahkan, sejak dini pun seseorang bisa mengetahui
jika tidak diperlakukan secara adil.
1. DEFINSI KEADILAN
No Sumber Ket.
1 Secara umum Naluri yang dibutuhkan manusia.
2 Aristoteles [filsuf Yunani] Kelayakan dalam tidakan manusia. Sesuatu akan disebut
layak, wajar dan sepatutnya jika sudah mencapai keadilan.
3 Konghucu Disebut adil apabila seorang bapak bertindak sebagai bapak, anak
bertindak sebagai anak, dan raja bertindak sebagai raja. Tiap orang
bekerja dan mengerti pada posisinya. Jika ini terjadi maka akan tercipta
keadilan.
4 Ahli Hukum Terdapat keseimbangan hak dan kewajiban. Jika kewajiban banyak
maka akan mendapat hak yang banyak, begitu sebaliknya.
10
3. JENIS-JENIS KEADILAN
• Keadilan Distributif : keadilan yang mana hak sesuai dengan jasa atau hal yang
dikerjakan.
Contoh; saat lebaran, seorang bapak memiliki anak-anak dengan perbedaan jarak umur
antar anak yang cukup jauh. Maka, antara anak pertama dan terakhir mendapatkan porsi
uang yang berbeda untuk membeli baju (karena semakin dewasa, kebutuhan semakin
banyak) .
• Keadilan Komutatif : pemberian sama rata, tanpa melihat jasa dan kebutuhan.
Contoh; banyak orang yang tidak bisa mencari nafkah. pemerintah pun memberi paket
sembako dengan tidak peduli berapa tanggung jawab perkepala dan isinya sama rata
untuk semua masyarakat.
4. PROBLEMA KEADILAN
• Keadilan cenderung kadang disalahgunakan, demi negara ataupun demi kepentingan
agama yang nyatanya untuk kepentingan lainnya.
• Sering keadilan sebagai tameng dan topeng untuk kepentingan pribadi.
11
6. LEMBAGA PENEGAK KEADILAN
Berikut Lembaga Formal Peradilan
No Jenis Ket. Tingkat 2 (kab/kot) Tingkat 1 (prov)
1 Peradilan Lingkungan peradilan di bawah Pengadilan Negeri Pengadilan
Umum Mahkamah Agung yang Tinggi (hampir
menjalankan kekuasaan tiap prov ada)
kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya.
2 Peradilan Khusus mneyidang orang islam Pengadilan Agama. Pengadilan
Agama dibidang tertentu perceraian Tinggi Agama.
(sengketa syariah), ekonomi (hampir tiap
syariah sengketa wakaf, diluar prov ada)
itu : peradilan umum.
3 Peradilan Hanya khusus tindak pidana yang Pengadilan Militer Pengadilan
Militer dilakukan militer. seperti tindak Tinggi Militer
kejahatan oleh militer. Diluar itu,
diluar militer maka peradilan
umum.
4 Peradilan Peradilan yang khusus terkait Pengadilan Tata Pengadilan
Tata konflik keputusan suatu institusi. Usaha Negara (tidak Tinggi Tata
Usaha Contoh: ikut demo di Unand, semua memiliki Usaha Negara
Negara retor marah dan men-DO karena tidak terlalu
mahasiswa tersebut. mahasiswa terfasilitasi)
itu tidak terima surat pemecatan,
maka bisa ditindak di PTUN.
• Tiap propinsi punya Pengadilan Tinggi-nya (namun terkadang keterbataasan hakim, maka
ada yang tak ada Pengadilan Tinggi).
• Masing-masing pengadilan berpuncak pada Mahkamah Agung. Mahkamah Konsitusi
mengatur tentang pelanggaran Undang-Undang dan Konstitusi Negara. Komisi Yudisial
yang mengusulkan pengangkatan hakim agung. Kemudian ada pula pengadilan khusus
yang mengadilan tindak pidana korupsi, tindak pidana anak, tindak pidana HAM, dll.
12
7. APARAT PENEGAK KEADILAN
Aparat penegak keadilan dilihat dari jenis sidang yang terdiri dari dua;
• Perdata : ga ada dipidana (contoh : sawah dikudeta tetangga karena alasan tertentu)
tidak melibatkan polisi dan jaksa. Hanya urusan hakim dalam masukkan
perkara ke pengadilan.
• Pidana : berbau kejahatan atau pelanggaran (hina, bunuh, maling, kriminal)
melibatkan polisi, jaksa, dan hakim.
• Gabungan : jika ada dua sekaligus, maka pidana yang disidang dulu (sidang dulu ttg
penghinaan, dll) baru perdata.
Keterangan :
• Polisi yang langsung meyelidiki sampai tuntas dan membuat laporan.
• Dilajutkan ke jaksa, selepas membaca laporan. Diajukan tuntutan ke hakim oleh jaksa
(dengan hukuman sekian).
• Final hukuman oleh hakim saat sidang dengan membetulkan kevalidasian laporan.
• Ketentuan sanksi bisa lebih parah hukumannya (dari yang diajukan jaksa), lebih ringan
hukumannya, atau sesuai yang dituntut.
Tujuan mempelajari Manusia dan Keadilan agar anda mengerti hal umum dan pokok
mengenai hukum itu sendiri.
13
KAJIAN KE-5 : MANUSIA DAN PANDANGAN
HIDUP
Padangan hidup bagaikan rel kereta api yang menuntun kemana harus berjalan. Jika tak ada rel,
sulit untuk berjalan dan menentukan arah.
14
qana’ah/tidak pernah puas dengan pemberian Allah Ta’ala), yang ini akan melahirkan
(sifat selalu) berkeluh kesah dan takut (hidup miskin), dan ini akan menimbulkan (sifat)
tidak ridha dengan ketentuan takdir Allah dan menolak pembagian (rezki dari Allah
Ta’ala) Yang maha menguasai langit dan bumi.
• Keturunan
Sebagai umat muslim, kita harus mempelajari isi Al-Qur’an dengan bertadarus (darsun:
pelajaran) atau diartikan sebagai mempelajari pelajaran.
Terjemah Arti : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
15
c. Menghayati
Ini berarti pemahaman yang di otak dimasukkan ke hati. Pemahaman yang dimasukkan
ke hati akan jauh lebih menyentuh dibanding hanya sekedar paham dengan otak.
Terjemah Arti: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
d. Meyakini
Q.S. Al-Isra ayat 36
ٓ
َ َص َر َو ْٱلف َؤادَ َلُّ أ ۟و َٰلَئِكَ ََان
ًع ْنه َمسْـُٔلو ا َ َس ْم َع َو ْٱلب
َّ ْس لَكَ بِِۦه ع ِْل ٌم ۚ إِ َّن ٱل
َ َو ًَ ت َ ْقف َما لَي
Arab-Latin : Wa lā taqfu mā laisa laka bihī 'ilm, innas-sam'a wal-baṣara wal-fu`āda kullu
ulā`ika kāna 'an-hu mas`ụlā
Terjemah Arti : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya.
16
Maka, jangan anda ikuti yang tidak ada pada kamu ilmunya. kita harus berpengatahuan
dulu, baru ikutin hal tersebut/ menolak.
e. Mengamalkan
Setelah anda bisa mengenal, mengerti, menghayati dan meyakini pandangan hidup anda
tidak akan mengamalkannya dengan salah dan keliru.
f. Mengamankan
Dalam arti fisik ; jika lembaran alqur’an tercecer, tergerak untuk mengamankan
ungkapkan isi pikiran dengan sistematis agar membawa pada pemahaman yang tidak
menyimpang.
17
KAJIAN KE-6 : MANUSIA DAN TANGGUNG
JAWAB
Manusia selaku makhluk berakal dan nurani yang dapat dioptimalkan, akan diminta
pertanggungjawaban atas tindak laku. Jangankan manusia, hewanpun juga sama. Manusia pun
saling menuntut pihak lain agar bertanggung jawab.
Contoh :
A melakukan perjanjian jual-beli dengan B.
A membayar selaku pembeli.
B meyerahkan barang sesuai perjanjian (TV baru layar datar dan bermerek yang
diinginkan).
18
Jika perjual-belian dilakukan dengan tidak baik
Si B tidak menyerahkan barang yang sesuai (tidak menjalankan kewajiban/ menipu).
Si A menuntut, si B harus mengganti yang baru/ ganti dengan barang lain yang sama
nilainya/ uang bernominal sama sebagai bentuk tanggung jawab .
3. STATUS MANUSIA
a. Makhluk Tuhan : bertanggung jawab pada Tuhan.
Jika atheis, orang tersebut tidak cocok berada di Indonesia sebagai negara yang tidak
komunis, negara berketuhanan, dan hanya orang beragama yang diakui.
Contoh; mengamankan lingkungan dalam bentuk ronda, jika ada yang kesusahan dibantu,
berbagai penyakit ditindak dengan cepat (meghadapi corona) seperti patuh pada aturan
psbb yang tidak hanya mempelihara diri sendiri, tetapi untuk banyak orang.
19
• Jika si pemilik tanah tidak menyetujui untuk diperpanjang, bangunan dapat
dibongkar.
• Jika hak milik, rumah dan tanah yang dibeli bisa diwariskan kepada keluarga
sendiri.
2) Membahas Pasal 6 : semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial
• Walaupun rumah dan tanah yang dibeli/ dipakai/ disewa digunakan pribadi, tapi
tetap untuk kepentingan orang banyak (ditenggang).
20
Terjemah Arti : Siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia
membenarkan apa yang dikatakannya, maka sungguh ia telah kufur kepada apa
yang diturunkan kepada muhammad. (H.R. Ahmad dan Ashabus Sunan. Hadits ini
dishahihkan syikah al-albani dalam shahih al-targhib wa al-tarhib, no. 3047 dan al-
irwa').
Terjemah Arti : katakanlah: "tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”.
Terjemah Arti : Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
• Hanya mengiyakan pendapat orang lain, padahal kita harus tahu dasar ilmiahnya.
(Q.S. Al-Isra ayat 36) maka anda akan logis.
• Segera memutus individu yang membawa diri pada ketidakbaikan, terlalu fans,
atau kultus dari suatu agama adalah totalitas praktik dan ketaatan terhadap agama
(yang bersifat eksternal).
• Jaga logika pikir yang bersih dan sehat.
• Bertanggung jawab tau tidak nya seseorang baik ke makhluk atau Tuhan.
b. Kemauan, Tekat yang Kuat : Jika logika seseprang logis, maka dia akan
memperjuangkan sebuah tanggung jawab.
21
c. Harga Diri. : Semakin memiliki, semakin tanggung jawab, pemalu, dan merasa tercemar
harga diri jika tidak biasa bagi dia untuk tidak melakukan tanggung jawab.
Contoh; anda marah karena seseorang salah pada anda, terapi dia berbalik marah kepada
anda, “Kok kamu marahi aku?, Seperti tidak ada harga dirinya saja aku.” Anda bisa
membalas dengan, “Memang benar.” Karena dia berkata untuk dirinya sendiri dan dia
pun mengakui. Hanya butuh respon tepat dari anda.
ٰع َل َ ع ْن َر ِعيَّتِ ِه فَاْلَمِير الَّذِى َ ً َ ُّلك ْم َراعٍ َوَ ُّلك ْم َمسْئلو ٌل َ َ أ َ َّنه َقالَ « أ- س َّل َم
َ ع َل ْي ِه َو َّ ٰص َّل
َ ّللا َ - ِٰ ع ِن ال َّن ِبَ ع ِن اب ِْن ع َم َرَ
ت َب ْع ِل َِا َو َولَ ِد ِه َ ٌع ْنِ ْم َو ْال َم ْرأَة َرا ِع َية
ِ ع َلٰ َب ْي َ الرجل َراعٍ َعلَٰ أ َ ْه ِل َب ْيتِ ِه َوه َلو َمسْئلو ٌل َّ ع ْن َر ِعيَّتِ ِه َو
َ اس َراعٍ َوه َلو َمسْئلو ٌل ِ َّالن
ع ْن َر ِعيَّتِ ِه »( َر َواه م ْس ِل ٌم َ ع ْنه أًََ فَكلُّك ْم َراعٍ َوَلُّك ْم َمسْئلو ٌل َ سيِ ِد ِه َوه َلو َمسْئلو ٌل َ علَٰ َما ِل َ ٍع ْنِ ْم َو ْالعَبْد َراع َ ٌِٰ َمسْئلولَة
َ َوه
Terjemah Arti : Dari ibnu umar ra dari nabi saw sesunggguhnya bersabda: sesungguhnya
rasulullah saw bersabda: setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin
atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya.
Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal
keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-
anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga
adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung
jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas
pertanggungjawabannya (H.R. Muslim).
22
KAJIAN KE-7 : MANUSIA DAN HARAPAN
Manusia tidak bisa lepas dari harapan keinginan, cita-cita, dan asa.
2. MACAM-MACAM HARAPAN
Berdasarkan prioritas, harapan terbagi dari :
a. Harapan primer/ utama/ inti : paling diprioritaskan.
b. Subsider/ pengganti/ pelengkap : jika anda tidak punya ini dan harapan primer tidak
tercapai, maka akan hilang harapan dan pupus semua semangat juang (sebagai ban serap).
Contoh:
Seorang SKM ingin berkerja PNS di Kemenkes degan posisi apapun (primer).
Jika tak tercapai, ia berniat untuk melamar di BUMN (subside).
Tek Rosna berharap kepada Dajon karena berwatak gagah, baik, sopan (primer).
Namun ia juga terkagum kepada lainnya seperti Alex dan Ujang (primer). Karena
23
tidak ada yang menjamin, bahwa begitu tamat kerja, kemungkinan Dajon dilamar
pamannya untuk menikahi anaknya
4. FUNGSI HARAPAN
• Sebagai pendorong agar sampai ke tujuan.
Contoh: anda berharap banyak pada ijazah, dengan harapan bisa merubah hidup. Anda
terdorong untuk belajar. (menjadi kumlaude, dosen terpilih yang dilihat dari IP dan
kriteria) .
• Sebagai ajang untuk sabar, lapang dada, dan luas diri.
• Sebagai hal untuk mampu mengendalikan diri. Jika harapan itu sulit atau bahkan tidak
tercapai, tidak akan mudah panik oleh berbagai konsekuensi.
6. TEMPAT BERHARAP
Firman Allah ta'ala,
Q.S. Al-Insyirah ayat 8
24
KAJIAN KE-8 : MANUSIA DAN KASIH SAYANG
Pada dasarmnya manusia selaku makhluk berakal dan nurani yang dapat dioptimalkan. Maka,
manusialah yang lebih memaknai kasih secara basic humanity dan bisa mengimplementasi ke
orang lain. Walaupun banyak manusia yang menerapkan kasih sayang, namun tidak berbudaya.
Terjemah Arti : Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja
bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu
menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
25
Hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ً يؤْ مِن أ َ َحدَ ْم َحتَّٰ يحِ بَّ ْلَخِ ي ِه َما يحِ بُّ ِلنَ ْف ِس ِه
Terjemah Arti : Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna)
sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari
no. 13 dan Muslim no. 45).
26
Tidak selalu memanjakan; Orang tua selalu mengundur-undur dalam me-mandiri-kan
seorang anak. Walaupun dimanjakan, anda tidak merasakan adanya proses hidup dengan
baik, aia taganang biasonyo diabihan. Jika umur ortu pendek, kita tidak tahu cara
menghidupi diri.
27
KAJIAN KE-9 : MANUSIA DAN KEMATIAN
Semua makhluk atakn berakhir pada sebuah titik, kematian. Walaupun mati itu pasti, tapi kitta
selalu terlupa sehingga jarang terfikir bahwa kita akan mati kapan saja dan dimana saja.
1. DEFINISI KEMATIAN
Mati berarti tidak ada, gersang, tandus, kehilangan akal dan hati nurani,kosong, berhenti,
padam, buruk, lepasnya ruh, dan jasad (Q.S. 2:28, 2:164, 33:52, dan 6:95).
Q.S. Ali-Imran Ayat 145
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan
yang telah ditentukan waktunya”.
Kemusnahan dan kehilangan total roh dan jasad.
Terputusnya hubungan antara roh dan badan.
Terhentinya budi daya manusia secara total.
Terhentinya pernapasan dan denyut jantung.
2. PENYEBAB KEMATIAN
a. Uzur (Menimpa pada orang yang telah berumur atau menua) .
b. Mati karena penyakit (menimpa segala umur).
c. Kecelakaan: bunuh diri, dsb. (menimpa segala umur).
3. PENYIKAPAN KEMATIAN
a. Sadar akan kematian. Makan, pertanggungjawaban kepada Tuhan dipersiapkan.
(diharapkan semua orang berprinsip ini).
b. Takut mati, tapi tidak diiringi kesadaran.
c. Biasa saja, berprinsip mati adalah proses alami. Namun saat tiba waktunya, merasa panik
dan tidak siap.
28
4. AJARAN DIBALIK KEMATIAN (PAHAM)
a. Atheis : setelah mati, maka kehidupan anda sampai di sana saja. (contoh; setelah
dikubur, maka jasad hanyalah menjadi humus bagi tanah, tanpa adanya kehidupan
akhirat).
b. Hindu-Budha : reinkarnasi, manusia akan dilahirkan kembali. Jika hidup masa lampau
dengan amalan baik dan diterima dewa, akan terlahir kembali menjadi pribadi yang hebat.
Jika amalan buru dan arwah tidak diterima, akan terlahir kembali menjadi hantu-
binatang-makhluk mengerikan. Lahir kembali menurut reinkarnasi, kemungkinan terjadi
pada hari ke-7, dihari ke-40, hari ke-100, atau jika tidak pada tiga opsi tersebut, maka
akan dilahirkan kembali di hari ke-1000. Maka, pihak keluarga sering mendatangkan
biksu dengan kenduri. Berdoa sambil pesta, dengan motif agar mayat bereinkarnasi
menjadi hal baik.
c. Islam : adanya kehidupan akhirat selepas mati. Saat seseorang yang wafat
dimandikan, para warga perlu untuk membezuk (namun, jangan makan minum disana,
karena keluarga ditimpa duka), lalu dimakamkan.
Tiga hal yang membantu meringankan siksa kubur: 1) doa anak soleh karena nilai pahala
dapat disampaikan. 2) Ilmu yang bemanfaat. 3) Sedekah jariyah (jangka panjang).
Ada 2 kemunkinan selepas kematian: 1) Syurga dan 2) Neraka
5. HIMAH KEMATIAN
Diberikan pembalasan sesuai amalan saat hidup [Islam].
Terputusnya segala relasi.
29
Saat presiden Suharto masih hidup banyak orang yang terima kalpataru dan
mengabadikan foto kemudian dipajang. Seolah membuat orang awalnya merasa bangga,
tapi seiring waktu tokoh tersebuh telah wafat dan relasi yang dibanggakan pun tiada.
Kritik atas hidup. (contoh: Hal-hal pribadi yang dibanggakan, saat mati akan sirna).
Pelepas segala penderitaaan. (contoh: Penyakit komplitasi).
Awal kehidupan baru. (Untuk bisa masuk ke tempat terbaik-Nya, harus melalui proses
kehidupan).
Tidak cepat termakan segala sanjungan.
6. CONTOH KASUS
Mati suri, belum mati sesunggubnya tapi terlanjut memnovis mati.
Sebekum krisis moneter 1998 : harapan hidup rata-rata di indonesia (wanita 65 tahun
sedangkan pria 63 tahun). Dalam perjalanan hidup dengan fasilitas yang tidak baik
dengan permasalahan panjang, membuat harapan hidup rata-rata menjadi pendek.
Dalam sebuah rentang, Jika dua tahun kemudian seseorang meninggal dalam usia 61
tahun, belum tentu beliau meninggal duluan dibanding yang lain.
7. KESIMPULAN
Agar tidak terjebak menjadi pribadi kurang ajar, jadilah manusia baik.
Kenapa kelakuan seseorang bisa buruk? Pada dasarnya karena gak ingat mati untuk
memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ سلَّ َم
َٰعل َ َار ف
ِ ص َ فَ َجا َءه َرج ٌل مِنَ اْل َ ْن-صلٰ هللا عليه وسلم- ّللا ِ َّ َ ْنت َم َع َرسلو ِل:ع ِن اب ِْن ع َم َر رضي هللا عنِما أَنَّه قَا َل َ
ى ْالمؤْ ِمنِينَ أ َ َْ َيس ُّ َ سنِ ْم خلق اا» َقا َل فَأ َ ى ْالم ْؤ ِمنِينَ أ َ ْف
َ ْ «أَح:ضل قَا َل ُّ َ ّللا أ
ِ َّ َيا َرسلو َل: ث َّم قَا َل-صلٰ هللا عليه وسلم- ِٰ النَّ ِب
ِ «أ َ َْثَره ْم ل ِْل َم ْلو:»قَا َل
َ ت ِذ َْ ارا َوأ َ ْح
سنِ ْم ِل َما بَ ْعدَه ا ْستِعْدَاد اا أولَئِكَ اْل َ َْيَاس
Terjemah Arti : Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita: “Aku pernah
bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang lelaki dari kaum
Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu
bertanya: “Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?”, beliau
menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”, orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman
30
manakah yang paling berakal (cerdas)?”, beliau menjawab: “Yang paling banyak
mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang
berakal”. (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Ibnu Majah).
31
CATATAN
32