Anda di halaman 1dari 16

Lampiran 2

Deskripsi Diri *)

INSTRUMEN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

DESKRIPSI DIRI

PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PEKERJA SOSIAL DAN PENYULUH SOSIAL


BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
2019
DESKRIPSI DIRI
TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

PETUNJUK UMUM
 Deskripsi diri dibuat berdasarkan kepada praktik nyata yang anda sedang atau telah
lakukan.
 Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan merupakan kasus/situasi/permasalahan
nyata dan bukaan hasil rekaan.
 Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan pada bagian A, B, dan C harus berbeda.
 Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. PENERAPAN PENGETAHUAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus yang Anda sedang atau telah tangani mengikuti pola 5W + 1H
(memperhatikan aspek-aspek: apa kasusnya, kapan dan dimana kasus itu terjadi,
siapa pihak-pihak yang terkait dengan kasus tersebut, mengapa kasus tersebut
terjadi, dan bagaimana memecahkan masalah tersebut).

Deskripsi Kasus 1
Pada pendampingan yang saya lakukan di program PKH, berbagai masalah
dalam keluarga KPM akan bermunculan dan kita sebagai pendamping harus dapat
membantu menemukan solusi yang tepat pada permasalahan tersebut.
Kasus yang telah saya tangani yaitu kasus anak KPM yang malas pergi ke
sekolah, di SMP............. Desa ...... Kecamatan Kabupaten Cianjur. Pihak-pihak yang
terkait dengan permasalahan tersebut abtara lain anak KPM berinisial “DA”,
keluarganya (KPM PKH) , guru dan teman-teman sepermainannya . “DA” malas pergi
kesekolah dikarenakan sering menjadi korban bully bahwa “DA” miskin oleh teman-
temannya disekolah. untuk mengatasi masalah tersebut pertama-tama saya akan
mengidentifikasi masalah dengan cara mewawancarai anak tersebut, kemudian
mewawancarai juga orang tuanya, guru dan teman-temannya. Setelah mengetahui
dasar permasalahannya bersumber darimana, barulah saya melakukan diskusi kasus
bersama keluarga, guru dan anak tersebut untuk mendapat benang merah/ solusi
dari masalah yang dihadapi.
Berdasarkan kasus 1, jelaskan:

a. Penerapan teori/konsep-konsep yang relevan dan terkait dengan kasus 1 yang ditangani.

1. Sebutkan dan jelaskan setidaknya 3 (tiga) teori/konsep-konsep yang relevan dengan kasus
1 (minimal 150 kata).

Deskripsi isi teori-teori dan Konsep-konsep :


1. Teori yang saya gunakan atau terapkan dalam kasu ini adalah teori
belajar behavioristik dimana teori ini berfokus pada studi tentang perilaku
yang dapat diamati dan perilaku sebagai respon yang dapat dipelajari
kemudian teori ini menjelaskan bahwa belajar merupakan akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Teori ini juga menilai apabila
individu dianggap telah belajar sesuatu jika dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting
adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon
dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin
kuat
2. Teori Sistem , Konsep teori tersebut meliputi pengaruh interaksi dan
relasi antara berbagai sistem menyangkut individu-individu, keluarga-
keluarga, kelompok-kelompok atau komunitas-komunitas
Sistem tersebut yang dimaksud meliputi keluarga, teman, pekerjaan,
pelayanan sosial, pemerintah, pekerja/pegawai, sistem keagamaan,
sistem pendidikan serta barang dan jasa. Teori sistem menggambarkan
keterlibatan secara dinamis antara orang dengan masing-masing sistem
tersebut. Teori ini mengarahkan pada upaya meningkatkan interaksi
antara klien dengan sistem tersebut.
3. Konsep keberfungsian sosial mengacu pada berbagai fokus yang cukup
luas yang meliputi :
a. kemampuan menghadapi atau memecahkan masalah yang dihadapinya
sesuai dengan situasi dan kondisi, serta lingkungannya.
b. Kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan
sosialnya, baik dalam pendidikannya, pekerjaan, keluarga, kelompok,
masyarakat dasn sebagainya secara konstuktir.
c. Pelaksanaan tugas-tugas serta peran-peran dalam kehidupannya sesuai
dengan usianya, status, serta tanggung jawab yang disandangnya.
d. Berperilaku secara memadai dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
e. Keberfungsian sosial menunjukkan suatu kondisi pertukaran yang
seimbang, dalam kebaikan, serta adaptasi timbale balik, antara
manusia sebagai individu dengan lingkungannya.
f. Dengan demikian, keberfungsian sosial merupakan hasil sistematik
dari sebuah pertukaran yang saling mengisi antara kebutuhan, sumber
daya yang tersedia, harapan/motivasi dengan kemampuan seseorang
untuk memenuhinya, antara tuntutan, harapan serta kesempatan
dengan kemampuan lingkungan untuk memenuhinya.

2. Uraikan penggunaan teori/ konsep-konsep tersebut dalam pemberian pelayanan pada kasus 1
yang telah atau sedang Anda lakukan (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan teori-teori dan Konsep-konsep :

Menurut teori behavior kasus “DA” yang malas pergi kesekolah karena di bully
teman-temannya perlu adanya perubahan perilaku, baik dari “DA” sendiri
maupun dari teman-temannya sebagai pelaku pembully. Dalam teori ini terdapat
beberapa teknik untuk menghentikan bahkan menghilangkan perilaku buruk
dan teknik meningkatkan perilaku baik diantaranya adalah dengan cara
menerapkan reinforcment positif dan reinforcement negatif atau adanya sanksi
dan adanya reward bagi perubahan perilaku. Sedangkan menurut teori sistem
pada kasus ini di jelaskan bahwa setiap pihak yang terlibat harus memperbaiki
hubungannya dengan sistem dilingkungannya, seperti “DA” dikasus ini harus
dapat memperbaiki hubungannya dengan keluarga dan teman-temannya. Dilihat
baik dari teori sistem maupun teori behavior atau pengubahan perilaku kasus ini
berhubungan erat dengan berjalannya keberfungsian sosial anak atau “DA”
untuk dapat belajar, berteman dan bermain dengan teman-temannya. Serta
dapat memecahkan masalahnya sendiri sehingga dapat terpenuhi
kebutuhannya dan hak-haknya sebagai seorang anak usia sekolah tanpa
adanya permasalahan yang dapat menurunkan kepercayaan diri “DA” untuk
menjalankan perannya sebagai seorang anak usia sekolah.
3. Sebutkan dasar pertimbangan Anda dalam penggunaan teori/konsep untuk kasus 1 (minimal
150 kata)

Deskripsi dasar pertimbangan:

Dasar pertimbangan saya memilih menerapkan teori behaviosristik dan teori


sistem karena ditinjau dari kasus yang saya tangani berhubungan dengan
adanya capaian perubahan perilaku ke arah postif dari “DA” dan berhubungan
juga dengan teori sistem yang mencakup sistem mikro dan mezo yaitu lingkup
keluarga “DA” dan lingkungan sekolah serta teman sepermainan dalam
penyelesaian kasus “DA” ini. Teori-teori tersebut dapat diaplikasikan pada
metode penyelesaian case work yaitu penyelesaian masalah individu dengan
individu lainnya atau dapat juga penyelesaian masalah individu dengan
lingkungannya seperti keluarga dan lainnya. Dalam metode case work ini fous
kita adalah menangani secara individu seperti dalam kasus “DA” , maka dari itu
saya memilih metode case work dengan teori-teori yang relevannya, selain itu
penanganan ini berkaitan juga dengan keberfungsian sosial “DA” sebagai target
perubahan perilakunya. Dimana capainnya adalah “DA” dapat menyelesaikan
masalahnya sendiri, dapat mengatasi ketidakpercayaan dirinya akibat bully dari
teman-temannya, dan teman-teman “DA” juga perlu lakukan perubahan pada
perilakunya dengan target capainnya tidak membully “DA” lagi.

b. Implikasi penggunaan teori/konsep terhadap capaian praktik Anda sebagai TKS dalam
penanganan kasus 1

1. Uraikan implikasi penggunaan pengetahuan dalam praktik pelayanan yang telah atau sedang
Anda lakukan terhadap capain penanganan kasus 1 (minimal 150 kata)
Deskripsi implikasi pengetahuan:

Praktik pelayanan sosial yang dilandasi dengan pengetahuan yang relevan saya
rasakan lebih tepat memberikan bantuan mencari solusi dalam penanganan masalah
kasus yang dialami oleh “DA”. Tanpa pengetahuan yang relevan maka penyelesaian
permasalahan tidak akan sesuai dengan solusi yang dibutuhkan dan tidak dapat
membantu permasalahan yanga terjadi bahkan memungkinkan dapat memunculkan
permasalahan baru karena penaganan masalahnya tidak tepat.
Sebagai contoh pada penanganan kasus “DA” yang saya lakukan, dimana “DA”
malas pergi ke sekolah karena selalu di bully oleh teman-temannya karena miskin.
Dengan adanya pengetahuan yang saya ketahui mengenai teori-teori dalam metode
case work, maka saya dapat dengan mudah untuk mengaplikasikan proses
pertolongan pada “DA” dimulai dari tahap awal hingga intervensinya sesuai kaidah
dari teori-teori yang relevan dan cocok untuk mengatasi permasalahan “DA”. Setelah
menggunakan teori pengubahan perilaku dan teori sistem, saya dapat merubah
perilaku “DA” sedikit demi sedikit. Perubahan dimulai dengan menumbuhkan kembali
rasa kepercayaan diri “DA”, dengan cara memberikan sosialisasi disekolah mengenai
“buruknya perilaku bully dan diskriminasi” . sehingga teman-teman “DA” dapat
mengerti bahwa perilaku bully adalah perilaku yang buruk.
.
2. Uraikan implikasi jika tidak menggunakan pengetahuan dalam praktik pelayanan yang telah
atau sedang Anda lakukan terhadap capaian penanganan kasus 1 (minimal 150 kata)
Deskripsi implikasi tanpa pengetahuan:

Tanpa pengetahuan mengenai teori dan konsep permasalahan seperti


memahami keberfungsian sosial, kemudian mengenai perkembangan anak karena
penanganan masalah akan berbeda di berbagai tahap uisa anak, teori perubahan
perilaku beserta teknik-teknik yang digunakan dalam pengaplikasiannya seperti reward
dan punishment atau reinforcment positif dan reinforcment negatif , kemudian teori
sistem dalam lingkup mikro, mezo dan makro, pengetahuan tentang teknik-teknik
dalam wawancara, observasi atau penggalian masalah, tanpa pengetahuan semua itu
maka permasalahan tersebut tidak akan dapat selesai dengan solusi yang tepat dan
tidak tercapai perubahan perilaku yang signifikan, bahkan bisa saja dampaknya apabila
penanganan masalah tanpa tanpa solusi yang tepat memungkinkan timbulnya
permasalahan yang baru lagi. Seperti pada kasus “DA” apabila tidak diberikan
penanganan atau diberikan solusi yang tepat, dikhawatirkan “DA” akan merasa
kepercayaan dirinya hilang dan tidak mau bergaul dengan lingkungan sekitar bahkan
tidak mau lagi melanjutkan sekolahnya sehingga dampak jangka panjang yang
ditimbulkan adalah rusaknya masa depan karena penanganagan yang tidak tepat sedari
dini.

B. PENERAPAN KETERAMPILAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus yang Anda sedang atau telah tangani mengikuti pola 5W + 1H
(memperhatikan aspek-aspek: apa kasusnya, kapan dan dimana kasus itu terjadi, siapa
pihak-pihak yang terkait dengan kasus tersebut, mengapa kasus tersebut terjadi, dan
bagaimana memecahkan masalah tersebut).
Deskripsi Kasus 2:

Kasus selanjutnya yang telah saya tangani yaitu Keluarga Berumah Tidak

Layak Huni di Desa ..... Kecamatan ....... Kabupaten Cianjur dan masih

termasuk KPM PKH pada tahun 2017. Pihak-pihak yang saya libatkan dalam

penaganan kasus ini antara lain, saya sendiri sebagai pendamping PKH,

Kepala Desa setempat, TKSK, Camat , pemdamping Desa, ketua Rt dan Rw.

Keluarga ini kondisi perumahan dan lingkungannya tidak memenuhi

persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan

maupun social, sumber air tidak sehat, akses memperoleh air bersih terbatas,

tidak mempunyai akses MCK, bahan bangunan tidak permanen atau terbuat

dari bambu, tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara yang

mencukupi, lantai dari tanah dan rumah lembab atau pengap dan rumah

dengan kondisi rusak. Sementara Kondisi keluarga kebanyakan keluarga

miskin usia 14-60 tahun, penghasilan masih kurang mencukupi ditambah

bantuan dari PKH selama 3 bulan sekali hal tersebut dikarenakan kepala

keluarga sebagai pencari nafkah tidak memiliki keterampilan lebih untuk

bekerja disebabkan pendidikan yang rendah bahkan tidak lulus SD, sehingga

kepala keluarga hanya bekerja serabutan sebagai buruh tani, begitupun

istriya yang hanya menjadi ibu rumah tangga saja tanpa ada usaha

sampingan lainnya. Untuk penyelesaiannya saya memanfaatkan sistem

sumber yang terdapat pada masyarakat, bekerjasama engan stakeholder

untuk menghubungkan penerima layanan kepada sistem sumber yang

tersedia sehingga rumahnya dapat direnovasi dengan menggunakan dana

desa dan dengan keterampilan sebagai pendamping sosial PKH saya juga
memberikan keterampilan kepada kepala keluarga untuk dapat beternak

hewan dan memberikan edukasi kepada ibu rumah tangga untuk dapat

mengembangkan bantuan PKH sebagai modal usaha.

2. Berdasarkan kasus 2, jelaskan:

a. Penerapan metode/teknik pada tahap awal yang relevan dengan kasus 2 yang ditangani.

1. Sebut dan jelaskan metode/teknik yang relevan dengan kasus 2 (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan metode/teknik pada tahap awal:

Metode yang saya terapkan pada kasus ini adalah community Organization/
Community Development, dimana metode merupakan pengorganisasian dan
pengembangan yang cakupannya atau fokusnya adalah perubahan secara besar di
masyarakat. Seperti perorganisasian masyarakat yang kegiatan-kegiatannya
melibatkan praktisi dalam negosiasi dan tawar menawar dalam berbagai macam
kelompok, mendukung terciptanya partisipasi dalam pembuatan keputusan,
menciptakan dan melaksanakan kesepakatan antara lembaga, melakukan asesmen
kebutuhan dan melakukan advokasi untuk kebutuhan-kebutuhan penerima
layanan dalam berbagai sistem masyarakat. Saya terapkan pada kasus KPM PKH
dengan Rutilahu ini, saya mulai mengorganisasikan ssistem sumber yang terdpat
dimasyarakat yang dapat membantu KPM PKH dengan Rulitahu tersebut. Setelah
terorganisasi maka saya melakukan pendekatan perencanaan dengan Model
intervensi dalam metode CO/CD ini adalah dengan menggunakan Community
development: model intervensi ini saya gunakan untuk bekerjasama dengan
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat yang sebelumnya sudah saya
organisasikan agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dalam memecahkan
masalahnya yang ada di lingkungan masyarakatnya sendiri ( self help group)
dengan menggali dan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di masyarakat itu
sendiri.
2. Uraikan dampak penerapan metode/teknik tersebut terhadap proses penanganan kasus
selanjutnya (minimal 150 kata)
Dengan menggunakan metode CO/CD yang saya gunakan dalam penanganan
kasus KPM PKH dengan rumah tidak layak huni menjadikan proses pertolongan
bagi penerima layanan lebih mudah mendapatkan infomrasi mengenai sistem
sumber yang dapat kita akses karena sebelumnya saya sudah melakukan
pengorganisasian masyarakat. Selain itu dengan pendekatan model intervensi
menggunakan Community development penyelesaian masalah dapat menjadi
lebih mudah sebab model intervensi ini saya gunakan untuk bekerjasama dengan
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat yang sebelumnya sudah saya
organisasikan agar mereka dapat membantu memenuhi kebutuhan dalam
memecahkan masalah penerima layanan yang ada di lingkungan masyarakatnya
sendiri ( self help group) dengan menggali dan memanfaatkan sumber-sumber
yang ada di masyarakat itu sendiri. Pada kasus yang saya tangani, saya
menghubungkan penerima layanan dengan pihak desa dan kecamatan, dimana
saya berperan sebagai katalisator serta broker bagi penerima layanan untuk
mendapatkan sistem sumber yang dapat membantunya mmengatasi masalah.
Sebelum saya mengintervensi, saya melakukan identifikasi masalah dnegan
melakukan wawancara, observasi, dokumentasi sehingga pada saat intervensi
dilakukan saya sudah memiliki bukti valid bahwa KPM PKH dengan rumah tidak
layak huni tersebut memang benar-benar perlu dibantu.

3. Penerapan metode/teknik pada tahap identifikasi masalah, serta identifikasi sumber dan
potensi yang Anda gunakan dalam upaya mengatasi kasus 2.

1. Jelaskan metode/teknik yang Anda gunakan pada proses identifikasi masalah yang ada
pada kasus 2 (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan metode/teknik identifikasi masalah:

Pada tahap identifikasi masalah atau penggalian masalah saya menggunakan


beberapa teknik identifikasi masalah diantaraya adalah teknik wawancara,
komunikasi yang baik, teknik mendengarkan, menganalisis inti masalah,
observasi, dokumentasi dan klarifikasi. Pada tahap ini saya kemudian
mewawancarai semua anggota keluarga KPM PKH dengan rumah tidak layak
huni tersebut dengan berulang-ulang tujuannya agar data atau informasi yang
saya dapatkan merupakan data yang sudah valid dan teruji kebenarannya.
Begitu juga saya melakukan wawancara pada pihak-pihak lain yang terkait
seperti Rt, Rw. Kepala Desa dan Camat. Pada saat melakukan observasi,
saya mencocokan kriteria rumah tidak layak huni dalam Permensos no 8 tahun
2012 Tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data PMKS dan PSKS
dengan kondisi yang terlihat dari kasus KPM PKH dengan rumah tidak layak
huni tersebut. Kemudian saya mendokumentasikan dalam bentuk foto, video
dan laporan kondisi rumah tidak layak huni tersebut, untuk selanjutnya dapat
saya gunakan atau saya perlihatkan kepada sistem sumber yang akan
membantu.
2. Jelaskan metode/teknik yang Anda gunakan pada proses identifikasi sumber dan potensi yang
terkait dengan pemecahan kasus 2 (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan metode/teknik identifikasi potensi dan sistem sumber

metode dan teknik yang saya gunakan untuk mengidentifikasi sistem sumber
dan potensi sumber yang terkait dengan pemecahan masalah adalah metode
dan teknik yang sama dengan metode dan teknik yang saya gunakan dalam
menggali masalah ditahap sebelumnya, untuk mengetahui kebutuhan KPM PKH
dengan rumah tidak layak huni tersebut, saya menyimpulkannya dari hasil
wawancara identifikasi masalah. Dari hasil identifikasi masalah tersebut juga
secara otomatis akan menyimpulkan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang
mereka butuhkan. Sehingga saya dapat dengan mudah menghubungkan
keluarga penerima manfaat (KPM) PKH dengan rumah tidak layak huni dengan
sistem sumber atau potensi sitem sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah bersama. Untuk
mengidentifikasi sistem sumber dan potensi sistem sumber ini sangatlah mudah
karena di tahap awal saya sudah terlebih dahulu mengorganisasikan atau
mengelompokan mana sja yang termasuk sistem sumber (infomral, formal dan
kemasyarakatan) dan mana yang termasuk potensi sumber. Sehingga hal
tersebut akan mempermudah kita pada langkah selanjutnya. Selain itu saya juga
menggunakan teknik Metode Partisipasi Asessmen (MPA) kepada pihak-pihak
terkait untuk mengetahui potensi dan sistem sumber yang ada dan dapat
dimanfaatkan oleh KPM PKH dengan rumah tidak layak huni tersebut
(RUTILAHU)

C. Penerapan metode/teknik perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang sedang atau telah
Anda lakukan dalam penanganan kasus 2.

1. Jelaskan metode/teknik yang Anda gunakan pada proses penyusunann rencana intervensi
dalam upaya penanganan kasus 2 (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan teknik dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi :

.Dalam perencanaan intervensi, saya melakukan Teknology of Partisipatpry


(TOP) dimana dalam teknik ini, saya mengumpulkan semua pihak terkait untuk
memberikan partisipasinya dalam merencanakan ntervensi seperti apa yang
akan dilakukan pada penerima layanan ini selain dari perbaikan atau renovasi
rumahnya, selain dari teknik TOP ini , saya juga menerapkan teknik focus group
discussion (FGD), FGD ini dilakukan terpisah antara penerima layanan dengan
sistem sumber yang akan membantu memberikan pertolongan pemeecahan
masalah penerima manfaat ini, tujuan dari FGD ini dilakukan adalah untuk
mengetahui rencana keinginan dari masing-masing pihak dalam menyelesaikan
permasalahan ini, kemudian di akhir saya mencatat semua hasil FGD saya
dengan penerima manfaatn maupun dengan satake holder dan sistem sumber
yang ada untuk dapat saya simpulkan titik tengah atau kesamaan yang sama
antara beberapa pihak dalam FGD ini. Selain membuat perencanaan satu saya
juga membuat rencana-rencana alternatif lainnya, hal tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk mengantisipasi apabila terdapat halangan atau hambatan pada
rencana ke 1 maka kita dapat melaksanakan rencana ke 2 atau ke 3.
2. Jelaskan metode dan teknik yang Anda gunakan pada pelaksanaan intervensi ada kasus 2
(minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan teknik intervensi :

Pada tahap intervensi teknik yang saya terapkan antara lain yaitu teknik
koordinasi, dalam pelaksanaan pemecahan masalah KPM PKH dengan RTLH
maka kami setuju untuk memperbaiki rumahnya dengan menggunakan dana
desa. Hal tersebut adalah hasil dari koordinasi kami dengan beberapa yang
menjadi sistem sumber yabf dapat membantu penerima layanan memecahkan
masalahnya. Selain dari teknik koordinasi saya juga menerapkan teknik
pendampingan yang saya miliki, sesuai dengan peran saya sebagai pendaping
sosial, saya terus mendampingi proses intervensi hingga terminasi atau
pengakhiran, sehingga saya dapat memantau apakah penerima layanan
tersebut menerima pelayanan berupa perbaikan rumah hingga rampung atau
selesai atau tidak, dalam intervensinya KPM PKH dengan RTLH ini rumahnya
direnovasi dan dibangunkan toilet untuk mencuci, mandi dll dari dana desa
setempat. kemudian saya juga memberikan motvasi dan dukungan dengan
menerapkan teknik suport kepada KPM PKH dengan RTLH terebut untuk tidak
terus bergantung pada bantuan pemerintah, dengan adanya pertemuan
kelompok PKH saya dapat memberikan pemahaman kepada KPM PKH tersebut
untuk mengembangkan bantuan PKH untuk modal usaha sehingga hasil dari
usaha tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

C. PENERAPAN NILAI DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus yang Anda sedang atau telah tangani mengikuti pola 5W + 1H
(memperhatikan aspek-aspek: apa kasusnya, kapan dan dimana kasus itu terjadi, siapa
pihak-pihak yang terkait dengan kasus tersebut, mengapa kasus tersebut terjadi, dan
bagaimana memecahkan masalah tersebut).

Deskripsi Kasus 3 :

Kasus selanjutnya yang tengah saat ini saya tangani adalah masalah keluarga
miskin dan sangat miskin atau masuk kedalam kategori Fakir miskin yang
termasuk penerima bantuan PKH atau keluarga penerima manfaat (KPM) PKH
sebanyak .......... orang di Desa ....... sejak tahun 2015 hingga saat ini, pihak
pihak yang terlibat dalam penanganan kfakir miskin ini aalah saya sendiri
sebagai pendmping PKH, SDM PKH lainnya, kemudian pemerintah setempat
dan tentu saja Kementrian sosial RI. Cianjur termasuk wilayah dengan tingkat
kemiskinan yang tinggi, salah satunya di Kecamatan ada sekitar 4000 keluarga
penerima PKH. Tujuan pemerintah membuat program ini adalah untuk menekan
atau menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Cara saya dalam membantu
KPM PKH ini agar dapat maju dan berkembang, mandiri tanpa tergantung pada
bantuan orang lain, pertama saya melakukan penguatan kapasitas keluarga
KPM PKH dengan memberikan ilmu-ilmu P2K2 yang terdapat 5 Modul
pegetahuan yang dapat mendukung pengubahan perilaku KPM PKH menjadi
lebih baik dan dapat memberikan pengetahuan baru bagaimana cara
mensejahterakan keluarga mulai dari pemenuhan gizi seimbang bagi anak,
kesehatan keluarga, hak-hak anak, perlindungan anak, cara menjadi orang tua
yang lebih baik, cara mendukung anak sukses disekolah, mengatasi kenakalan
remaja, perawatan lansia dan disabilitas,dan cara mengembangkan usaha
dengan mengatur pendapatan serta pengeluaran uang dalam keluarga KPM
PKH.

1. Berdasarkan kasus 3, jelaskan:

a. Penerapan nilai umum terkait dengan :


Uraikan nilai - nilai apa yang Anda terapkan ketika bekerja dengan (minimal 150 kata)

Nilai yang diterapkan ketika bekerja dengan penerima layanan dalam kasus
saya yang ini adalah keluarga fakir miskin atau KPM PKH, Nilai yang saya
terapkan pada KPM PKH sebagai penerima layanan yaitu saya harus menjaga
hak-hak KPM PKH tetap diterima dengan penuh dan tanpa hambatan, termasuk
saya melakukan advokasi apabila bantuan bagi KPM PKH ini mengalami
hambatan dalam proses pencairannya. kemudian saya sebagai pendamping
PKH memberi tahu hak dan kewajiban KPM PKH, menginformasikan juga
mengenai saknsi-sanki komitmen yang harus dipenuhi oleh KPM PKH seperti
mendatangi posyandu bagi KPM yang memiliki ibu hamil, menyusui dan balita,
kemudian memastikan anak-anaknya sekolah dengan baik , terpenuhi gizi
seimbang bagi anak-anaknya, menghadiri pertemuan kelompok atau P2K2
setiap minggunya. Dalam pelayanan yang saya berikan saya tidak
membenarkan adanya sikap diskriminasi, saya selalu berusaha memvalidasi
penerima manfaat PKH sehingga dapat diterima oleh keluarga yang tepat
sasaran. Saya sebagai pendamping sosial PKH juga tetap menjaga kerahasiaan
data penerima PKH agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.

b. Penerapan nilai terkait dengan teman sejawat:


Uraikan nilai - nilai apa yang Anda terapkan ketika bekerja dengan teman sejawat (minimal
150 kata)
Nilai yang diterapkan ketika bekerja dengan teman sejawat :

Saya juga selalu menciptakan dan memelihara kondisi-kondisi yang kondusif


sehingga mempermudah teman sejawat dalam melaksanakan tugasnya. Saya
menerapkan nilai kerjasama dan koordinasi dengan teman sejawat sesama
pendamping sosial PKH baik dalam penanganan kasus maupun pendampingan
PKH dan kegiatan yang berkaitan dengan dukungan bagi KPM PKH serta harus
saling mendukung antara teman sesama pendamping sosial PKH lainnya untuk
meningkatkan kemampuan dan kepentingan -kepentingan penyelesaian masalah
yang di hadapi dilapangan. Kemudian saya juga selalu menjaga kerahasiaan yang
dikemukakan oleh teman sesama pendamping sosial PKH perihal permasalahan
PKH. Saya dan sesama teman sejawat pendamping sosial PKH sepakat tidak
boleh mengambil alih masalah masing-masing tanpa persetujuan dan harus
mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan teman sejawat lainnya. Saya dan
teman sejawat pendamping sosial PKH lainnya tidak boleh menghina atau
mengdiskriminasi teman sejawat lainnya secara penampilan pribadi maupun
pekerjaan dilapangan. Sesama teman sejawat haruslah saling memberikan
motivasi dan saling mengajari berbagi ilmu seputar lingkup pelayanan yang kita
jalankan.
c. Penerapan nilai terkait dengan lembaga tempat bekerja:
Uraikan nilai - nilai apa yang Anda terapkan ketika bekerja dengan lembaga tempat bekerja
(minimal 150 kata)

Nilai yang diterapkan ketika bekerja dengan lembaga tempat bekerja :

Saya selalu berupaya meningkatkan kualitas kebijakan dan prosedur


pelayanan dimana dia bekerja, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan yang saya berikan. Saya sebagai pendamping PKH tidak boleh
semena-mena mengambil atau menangani kasus diluar PKH karena terdapat jalur
pleayanan dan profesi lain yang sudah ditugaskan untuk menangani
permasalahan tersebut seperti TKSK, Pihak desa, Pendamping desa dll. Saya
sebagai pendampin PKH harus menjaga nama baik diri sendiri dan lembaga
dimana saya bekerja demi tercapainya tujuan program PKH ini.. Kemudian saya
juga harus memelihara dan mengembangkan nilai-nilai etika, dan pengetahuan
saya sebagai pendamping sosial PKH dan dapat diandalkan oleh lembaga dalam
pekerjaan saya. Saya juga berkewajiban melindungi dan meningkatkan martabat
dan integritas serta harus bertanggungjawab menggalakkan diskusi-diskusi
tentang kinerja profesi yang saya jalani sebagai pendamping PKH. Selain
itu saya harus menggunakan saluran-saluran yang tepat dalam bertindak
menghadapai perilaku tidak etis yang dilakukan oleh anggota lain. Saya juga
harus dapat mencegah perilaku atau mal praktek yang dilakukan dalam pelayanan
PKH.

Anda mungkin juga menyukai