Contoh Deskripsi Diri SPV
Contoh Deskripsi Diri SPV
Deskripsi Diri *)
INSTRUMEN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL
DESKRIPSI DIRI
PETUNJUK UMUM
Deskripsi diri dibuat berdasarkan kepada praktik nyata yang anda sedang atau telah
lakukan.
Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan merupakan kasus/situasi/permasalahan
nyata dan bukaan hasil rekaan.
Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan pada bagian A, B, dan C harus berbeda.
Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.
Deskripsi Kasus 1
Pada pendampingan yang saya lakukan di program PKH, berbagai masalah
dalam keluarga KPM akan bermunculan dan kita sebagai pendamping harus dapat
membantu menemukan solusi yang tepat pada permasalahan tersebut.
Kasus yang telah saya tangani yaitu kasus anak KPM yang malas pergi ke
sekolah, di SMP............. Desa ...... Kecamatan Kabupaten Cianjur. Pihak-pihak yang
terkait dengan permasalahan tersebut abtara lain anak KPM berinisial “DA”,
keluarganya (KPM PKH) , guru dan teman-teman sepermainannya . “DA” malas pergi
kesekolah dikarenakan sering menjadi korban bully bahwa “DA” miskin oleh teman-
temannya disekolah. untuk mengatasi masalah tersebut pertama-tama saya akan
mengidentifikasi masalah dengan cara mewawancarai anak tersebut, kemudian
mewawancarai juga orang tuanya, guru dan teman-temannya. Setelah mengetahui
dasar permasalahannya bersumber darimana, barulah saya melakukan diskusi kasus
bersama keluarga, guru dan anak tersebut untuk mendapat benang merah/ solusi
dari masalah yang dihadapi.
Berdasarkan kasus 1, jelaskan:
a. Penerapan teori/konsep-konsep yang relevan dan terkait dengan kasus 1 yang ditangani.
1. Sebutkan dan jelaskan setidaknya 3 (tiga) teori/konsep-konsep yang relevan dengan kasus
1 (minimal 150 kata).
2. Uraikan penggunaan teori/ konsep-konsep tersebut dalam pemberian pelayanan pada kasus 1
yang telah atau sedang Anda lakukan (minimal 150 kata)
Menurut teori behavior kasus “DA” yang malas pergi kesekolah karena di bully
teman-temannya perlu adanya perubahan perilaku, baik dari “DA” sendiri
maupun dari teman-temannya sebagai pelaku pembully. Dalam teori ini terdapat
beberapa teknik untuk menghentikan bahkan menghilangkan perilaku buruk
dan teknik meningkatkan perilaku baik diantaranya adalah dengan cara
menerapkan reinforcment positif dan reinforcement negatif atau adanya sanksi
dan adanya reward bagi perubahan perilaku. Sedangkan menurut teori sistem
pada kasus ini di jelaskan bahwa setiap pihak yang terlibat harus memperbaiki
hubungannya dengan sistem dilingkungannya, seperti “DA” dikasus ini harus
dapat memperbaiki hubungannya dengan keluarga dan teman-temannya. Dilihat
baik dari teori sistem maupun teori behavior atau pengubahan perilaku kasus ini
berhubungan erat dengan berjalannya keberfungsian sosial anak atau “DA”
untuk dapat belajar, berteman dan bermain dengan teman-temannya. Serta
dapat memecahkan masalahnya sendiri sehingga dapat terpenuhi
kebutuhannya dan hak-haknya sebagai seorang anak usia sekolah tanpa
adanya permasalahan yang dapat menurunkan kepercayaan diri “DA” untuk
menjalankan perannya sebagai seorang anak usia sekolah.
3. Sebutkan dasar pertimbangan Anda dalam penggunaan teori/konsep untuk kasus 1 (minimal
150 kata)
b. Implikasi penggunaan teori/konsep terhadap capaian praktik Anda sebagai TKS dalam
penanganan kasus 1
1. Uraikan implikasi penggunaan pengetahuan dalam praktik pelayanan yang telah atau sedang
Anda lakukan terhadap capain penanganan kasus 1 (minimal 150 kata)
Deskripsi implikasi pengetahuan:
Praktik pelayanan sosial yang dilandasi dengan pengetahuan yang relevan saya
rasakan lebih tepat memberikan bantuan mencari solusi dalam penanganan masalah
kasus yang dialami oleh “DA”. Tanpa pengetahuan yang relevan maka penyelesaian
permasalahan tidak akan sesuai dengan solusi yang dibutuhkan dan tidak dapat
membantu permasalahan yanga terjadi bahkan memungkinkan dapat memunculkan
permasalahan baru karena penaganan masalahnya tidak tepat.
Sebagai contoh pada penanganan kasus “DA” yang saya lakukan, dimana “DA”
malas pergi ke sekolah karena selalu di bully oleh teman-temannya karena miskin.
Dengan adanya pengetahuan yang saya ketahui mengenai teori-teori dalam metode
case work, maka saya dapat dengan mudah untuk mengaplikasikan proses
pertolongan pada “DA” dimulai dari tahap awal hingga intervensinya sesuai kaidah
dari teori-teori yang relevan dan cocok untuk mengatasi permasalahan “DA”. Setelah
menggunakan teori pengubahan perilaku dan teori sistem, saya dapat merubah
perilaku “DA” sedikit demi sedikit. Perubahan dimulai dengan menumbuhkan kembali
rasa kepercayaan diri “DA”, dengan cara memberikan sosialisasi disekolah mengenai
“buruknya perilaku bully dan diskriminasi” . sehingga teman-teman “DA” dapat
mengerti bahwa perilaku bully adalah perilaku yang buruk.
.
2. Uraikan implikasi jika tidak menggunakan pengetahuan dalam praktik pelayanan yang telah
atau sedang Anda lakukan terhadap capaian penanganan kasus 1 (minimal 150 kata)
Deskripsi implikasi tanpa pengetahuan:
Kasus selanjutnya yang telah saya tangani yaitu Keluarga Berumah Tidak
Layak Huni di Desa ..... Kecamatan ....... Kabupaten Cianjur dan masih
termasuk KPM PKH pada tahun 2017. Pihak-pihak yang saya libatkan dalam
penaganan kasus ini antara lain, saya sendiri sebagai pendamping PKH,
Kepala Desa setempat, TKSK, Camat , pemdamping Desa, ketua Rt dan Rw.
persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan
maupun social, sumber air tidak sehat, akses memperoleh air bersih terbatas,
tidak mempunyai akses MCK, bahan bangunan tidak permanen atau terbuat
dari bambu, tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara yang
mencukupi, lantai dari tanah dan rumah lembab atau pengap dan rumah
bantuan dari PKH selama 3 bulan sekali hal tersebut dikarenakan kepala
bekerja disebabkan pendidikan yang rendah bahkan tidak lulus SD, sehingga
istriya yang hanya menjadi ibu rumah tangga saja tanpa ada usaha
desa dan dengan keterampilan sebagai pendamping sosial PKH saya juga
memberikan keterampilan kepada kepala keluarga untuk dapat beternak
hewan dan memberikan edukasi kepada ibu rumah tangga untuk dapat
a. Penerapan metode/teknik pada tahap awal yang relevan dengan kasus 2 yang ditangani.
1. Sebut dan jelaskan metode/teknik yang relevan dengan kasus 2 (minimal 150 kata)
Metode yang saya terapkan pada kasus ini adalah community Organization/
Community Development, dimana metode merupakan pengorganisasian dan
pengembangan yang cakupannya atau fokusnya adalah perubahan secara besar di
masyarakat. Seperti perorganisasian masyarakat yang kegiatan-kegiatannya
melibatkan praktisi dalam negosiasi dan tawar menawar dalam berbagai macam
kelompok, mendukung terciptanya partisipasi dalam pembuatan keputusan,
menciptakan dan melaksanakan kesepakatan antara lembaga, melakukan asesmen
kebutuhan dan melakukan advokasi untuk kebutuhan-kebutuhan penerima
layanan dalam berbagai sistem masyarakat. Saya terapkan pada kasus KPM PKH
dengan Rutilahu ini, saya mulai mengorganisasikan ssistem sumber yang terdpat
dimasyarakat yang dapat membantu KPM PKH dengan Rulitahu tersebut. Setelah
terorganisasi maka saya melakukan pendekatan perencanaan dengan Model
intervensi dalam metode CO/CD ini adalah dengan menggunakan Community
development: model intervensi ini saya gunakan untuk bekerjasama dengan
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat yang sebelumnya sudah saya
organisasikan agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dalam memecahkan
masalahnya yang ada di lingkungan masyarakatnya sendiri ( self help group)
dengan menggali dan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di masyarakat itu
sendiri.
2. Uraikan dampak penerapan metode/teknik tersebut terhadap proses penanganan kasus
selanjutnya (minimal 150 kata)
Dengan menggunakan metode CO/CD yang saya gunakan dalam penanganan
kasus KPM PKH dengan rumah tidak layak huni menjadikan proses pertolongan
bagi penerima layanan lebih mudah mendapatkan infomrasi mengenai sistem
sumber yang dapat kita akses karena sebelumnya saya sudah melakukan
pengorganisasian masyarakat. Selain itu dengan pendekatan model intervensi
menggunakan Community development penyelesaian masalah dapat menjadi
lebih mudah sebab model intervensi ini saya gunakan untuk bekerjasama dengan
kelompok-kelompok yang ada di masyarakat yang sebelumnya sudah saya
organisasikan agar mereka dapat membantu memenuhi kebutuhan dalam
memecahkan masalah penerima layanan yang ada di lingkungan masyarakatnya
sendiri ( self help group) dengan menggali dan memanfaatkan sumber-sumber
yang ada di masyarakat itu sendiri. Pada kasus yang saya tangani, saya
menghubungkan penerima layanan dengan pihak desa dan kecamatan, dimana
saya berperan sebagai katalisator serta broker bagi penerima layanan untuk
mendapatkan sistem sumber yang dapat membantunya mmengatasi masalah.
Sebelum saya mengintervensi, saya melakukan identifikasi masalah dnegan
melakukan wawancara, observasi, dokumentasi sehingga pada saat intervensi
dilakukan saya sudah memiliki bukti valid bahwa KPM PKH dengan rumah tidak
layak huni tersebut memang benar-benar perlu dibantu.
3. Penerapan metode/teknik pada tahap identifikasi masalah, serta identifikasi sumber dan
potensi yang Anda gunakan dalam upaya mengatasi kasus 2.
1. Jelaskan metode/teknik yang Anda gunakan pada proses identifikasi masalah yang ada
pada kasus 2 (minimal 150 kata)
metode dan teknik yang saya gunakan untuk mengidentifikasi sistem sumber
dan potensi sumber yang terkait dengan pemecahan masalah adalah metode
dan teknik yang sama dengan metode dan teknik yang saya gunakan dalam
menggali masalah ditahap sebelumnya, untuk mengetahui kebutuhan KPM PKH
dengan rumah tidak layak huni tersebut, saya menyimpulkannya dari hasil
wawancara identifikasi masalah. Dari hasil identifikasi masalah tersebut juga
secara otomatis akan menyimpulkan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang
mereka butuhkan. Sehingga saya dapat dengan mudah menghubungkan
keluarga penerima manfaat (KPM) PKH dengan rumah tidak layak huni dengan
sistem sumber atau potensi sitem sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah bersama. Untuk
mengidentifikasi sistem sumber dan potensi sistem sumber ini sangatlah mudah
karena di tahap awal saya sudah terlebih dahulu mengorganisasikan atau
mengelompokan mana sja yang termasuk sistem sumber (infomral, formal dan
kemasyarakatan) dan mana yang termasuk potensi sumber. Sehingga hal
tersebut akan mempermudah kita pada langkah selanjutnya. Selain itu saya juga
menggunakan teknik Metode Partisipasi Asessmen (MPA) kepada pihak-pihak
terkait untuk mengetahui potensi dan sistem sumber yang ada dan dapat
dimanfaatkan oleh KPM PKH dengan rumah tidak layak huni tersebut
(RUTILAHU)
C. Penerapan metode/teknik perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang sedang atau telah
Anda lakukan dalam penanganan kasus 2.
1. Jelaskan metode/teknik yang Anda gunakan pada proses penyusunann rencana intervensi
dalam upaya penanganan kasus 2 (minimal 150 kata)
Pada tahap intervensi teknik yang saya terapkan antara lain yaitu teknik
koordinasi, dalam pelaksanaan pemecahan masalah KPM PKH dengan RTLH
maka kami setuju untuk memperbaiki rumahnya dengan menggunakan dana
desa. Hal tersebut adalah hasil dari koordinasi kami dengan beberapa yang
menjadi sistem sumber yabf dapat membantu penerima layanan memecahkan
masalahnya. Selain dari teknik koordinasi saya juga menerapkan teknik
pendampingan yang saya miliki, sesuai dengan peran saya sebagai pendaping
sosial, saya terus mendampingi proses intervensi hingga terminasi atau
pengakhiran, sehingga saya dapat memantau apakah penerima layanan
tersebut menerima pelayanan berupa perbaikan rumah hingga rampung atau
selesai atau tidak, dalam intervensinya KPM PKH dengan RTLH ini rumahnya
direnovasi dan dibangunkan toilet untuk mencuci, mandi dll dari dana desa
setempat. kemudian saya juga memberikan motvasi dan dukungan dengan
menerapkan teknik suport kepada KPM PKH dengan RTLH terebut untuk tidak
terus bergantung pada bantuan pemerintah, dengan adanya pertemuan
kelompok PKH saya dapat memberikan pemahaman kepada KPM PKH tersebut
untuk mengembangkan bantuan PKH untuk modal usaha sehingga hasil dari
usaha tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Deskripsi Kasus 3 :
Kasus selanjutnya yang tengah saat ini saya tangani adalah masalah keluarga
miskin dan sangat miskin atau masuk kedalam kategori Fakir miskin yang
termasuk penerima bantuan PKH atau keluarga penerima manfaat (KPM) PKH
sebanyak .......... orang di Desa ....... sejak tahun 2015 hingga saat ini, pihak
pihak yang terlibat dalam penanganan kfakir miskin ini aalah saya sendiri
sebagai pendmping PKH, SDM PKH lainnya, kemudian pemerintah setempat
dan tentu saja Kementrian sosial RI. Cianjur termasuk wilayah dengan tingkat
kemiskinan yang tinggi, salah satunya di Kecamatan ada sekitar 4000 keluarga
penerima PKH. Tujuan pemerintah membuat program ini adalah untuk menekan
atau menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia. Cara saya dalam membantu
KPM PKH ini agar dapat maju dan berkembang, mandiri tanpa tergantung pada
bantuan orang lain, pertama saya melakukan penguatan kapasitas keluarga
KPM PKH dengan memberikan ilmu-ilmu P2K2 yang terdapat 5 Modul
pegetahuan yang dapat mendukung pengubahan perilaku KPM PKH menjadi
lebih baik dan dapat memberikan pengetahuan baru bagaimana cara
mensejahterakan keluarga mulai dari pemenuhan gizi seimbang bagi anak,
kesehatan keluarga, hak-hak anak, perlindungan anak, cara menjadi orang tua
yang lebih baik, cara mendukung anak sukses disekolah, mengatasi kenakalan
remaja, perawatan lansia dan disabilitas,dan cara mengembangkan usaha
dengan mengatur pendapatan serta pengeluaran uang dalam keluarga KPM
PKH.
Nilai yang diterapkan ketika bekerja dengan penerima layanan dalam kasus
saya yang ini adalah keluarga fakir miskin atau KPM PKH, Nilai yang saya
terapkan pada KPM PKH sebagai penerima layanan yaitu saya harus menjaga
hak-hak KPM PKH tetap diterima dengan penuh dan tanpa hambatan, termasuk
saya melakukan advokasi apabila bantuan bagi KPM PKH ini mengalami
hambatan dalam proses pencairannya. kemudian saya sebagai pendamping
PKH memberi tahu hak dan kewajiban KPM PKH, menginformasikan juga
mengenai saknsi-sanki komitmen yang harus dipenuhi oleh KPM PKH seperti
mendatangi posyandu bagi KPM yang memiliki ibu hamil, menyusui dan balita,
kemudian memastikan anak-anaknya sekolah dengan baik , terpenuhi gizi
seimbang bagi anak-anaknya, menghadiri pertemuan kelompok atau P2K2
setiap minggunya. Dalam pelayanan yang saya berikan saya tidak
membenarkan adanya sikap diskriminasi, saya selalu berusaha memvalidasi
penerima manfaat PKH sehingga dapat diterima oleh keluarga yang tepat
sasaran. Saya sebagai pendamping sosial PKH juga tetap menjaga kerahasiaan
data penerima PKH agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.