SURAT BERHARGA
DITERBITKAN
Oleh
Kelompok 2
01 02 03
Surat berharga Selisi nilai
Surat yang diterima tunai
berharga akan bank dari dengan nilai
diterbitkan nasabah/ nominal
dicatat pada masyarakat/ban dicatat
saat k lain akan sebagai
penerbitan, menjadi sumber diskonto
penjualan dan dana bank bila SPBU yang
pelunasan. dijual dipasar belum
uang diamortisasi
Contoh :
Misalnya awal September 2016 seorang nasabah Bank Mitra Niaga Semarang
mempunyai pinjaman kepada bank sebesar Rp100.000.000. Pinjama tersebut
telah diangsur sampai Februari 2017 sebesar Rp15.700.000 dengan perincian
angsuran pokok Rp12.000.000 dan angsuran bunga Rp3.700.000. Serelah
angsuran itu ternyata nasabah tersebut tidak lancar dalam melunasi kreditnya
sehingga nasabah tersebut dengan itikad baik membuat surat sanggup untuk
melunasi sisa krditnya beserta tunggakan bunga yang telah mencapai
Rp4.800.000. Bunga promes 18% per tahun dan berjangka waktu 90 hari.
Penerbitan surat berharga ini terhitung tanggal 1 Mei 2017. Bunga promes 18%
per tahun dan berjangka waktu 90 hari. Penerbitan surat berharga ini
terhitung tanggal 1 Mei 2017. Pada 31 Mei 2017 Bank Mitra Niaga menjualnya
ke Bank Indonesia dengan diskonto 16% per tahun
Bungan SPBU yang diterima di muka harus diamortisasi setiap akhir bulan,
dengan demikian pencatatan amortisasi dilakukan:
Surat berharga promes yang telah dikuasai bank ini, selanjutnya dijual 31 Mei 2017 oleh
Bank Mitra Niaga ke Bank Indonesia dengan diskonto 16%. Untuk mencatat penjualan surat
berharga ini perlu menentukan harga tunainya dan besarnya diskonto SPBU dalam rupiah
sebagai berikut:
Diskonto sebesar Rp2.518.857adalah untuk 60 hari atau dua bulan. Denagn demikian bank
melakukan amortisasi pada akhir bulan kedua dan ketiga.