Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN

“EFEKTIVITAS ORGANISASI”

FAJARUDIN
NIM: S1A1 19 079

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberi nikmat kemudahan bagi saya untuk menyelesaikan
makalah pada mata kuliah organisasi dan manajemen dengan judul "efektivitas organisasi".

Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya hingga menemukan jalan yang terang dan diridhoi Allah, yaitu jalan Islam.

Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen pembimbing kami matakuliah organisasi dan
manajemen dan kepada segenap pihak yang telah mendukung dan membantu saya dalam penyusunan
makalah ini.

Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah yang saya susun ini. Oleh sebab
itu, saya menghimpun segenap kritik dan saran yang dapat menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, saya berharap agar makalah ini dapat memenuhi tugas saya dan dpt digunakan sebaik-
baiknya dan bermanfaat bagi para pembaca dan saya khususnya.

Kendari,.... april 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.Latar Belakang ...................................................................................................................

2.Rumusan Masalah ..............................................................................................................

3.Tujuan ................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1.1. Pengertian efektivitas organisasi.

2.1. Pendekatan penetapan kriteria efektivitas organisasi.

3.1. Pengukuran efektivitas organisasi.

4.1. Model model efektivitas organisasi.

5.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi.

6.1. Fungsi kepemimpinan dalam kaitannya dengan efektivitas organisasi.

BAB III PENUTUP111

A. Kesimpulan ........................................................................................................................

B. Saran ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mendirikan suatu organisasi tidak lain adalah untuk mencapai beberapa sasaran yang ditetapkan melalui
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dengan melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki.

Pada awal abad ke-20, industrialisas Prancis yang bernama Henri Fayol menulis bahwa semua manajer
menjalankan lima fungsi manajemen yaitu : merencanakan, mengorganisasikan, memerintahkan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan. Dewasa ini ke lima fungsi tersebut dipadatkan menjadi 4 fungsi
yaitu : perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian (Robbins, 2007:4).

Tugas manajer memegang peranan penting dalam organisasi. Tugas manajer adalah membuat
keputusan, mengalokasikan sumber daya, mengarahkan kegiatan anak buahnya untuk mencapai sasaran
organisasi. Dengan demikian sukses tidaknya mencapai dan mempertahankan kinerja suatu organisasi
terletak pada manajer yang memahami dan terampil dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen.

Organisasi adalah unit sosial yang dengan sengaja dikelola, yang melibatkan dua orang atau lebih, yang
berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai satu atau beberapa sasaran.Fungsi perencanaan
meliputi penentuan sasaran organisasi, penetapan strategi keseluruhan untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan, dan pengembangan hirarki rencana menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan.

Pengorgansasian merupakan tugas manajer dalam merancang struktur organisasi yang meliputi
penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana tugas-tugas
itu dikelompokkan, siapa yang melapor kepada siapa, dan di mana keputusan harus diambil.

Fungsi Kepemimpinan merupakan tugas manajer untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan orang-
orang yang ada dalam organisasi. Dalam hal ini manajer memotivasi, mengarahkan kegiatan bagi anak
buahnya, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, atau menyelesaikan konflik antar anggotanya.

Fungsi terakhir dari manajer adalah pengendalian. Untuk menjamin agar kegiatan perusahaan dapat
berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu dilakukan pengawasan dari semua aktivitas dan
memantau kinerja organisasi. Jika terjadi penyimpangan signifikan, maka sudah menjadi tugas seorang
manajemen untuk mengembalikan organisasi ke jalurnya. Pemantauan, pembandingan, dan
kemungkinan mengoreksi merupakan fungsi pengendalian.

Tingkatan efektivitas dalam suatu organisasi dimulai dari tingkatan yang paling dasar yaitu efektivitas
individu yang menekankan hasil karya karyawan sesuai dengan pekerjaan atau posisinya dalam
organisassi. Biasanya prestasi individu dinilai secara rutin melalui proses evaluasi hasil karya sebagai
dasar dari kenaikan gaji, promosi, dan imbalan lain yang tersedia dalam organisasi.
Dalam suatu organisasi jarang terjadi individu bekerja sendirian atau terpisah dengan orang lain. Dalam
kenyataannya individu melakukan kerja sama dalam kelompok kerja. Dengan demikian pandangan
berikutnya adalah efektivitas kelompok, yang merupakan jumlah kontribusi kumulatif dari tiap-tiap
individu yang saling berhubungan. Hal ini didorong oleh adanya rasa kebersamaan diantara individu
untuk menyelesaikan pekerjaan yang merupakan tugas dan tangung jawab bersama dalam suatu
kelompok kerja.

Dalam organisasi terdapat beberapa kelompok-kelompok kerja yang diatur dalam setiap bagian atau sub
bagian dalam suatu organisasi. Selain adanya kerja sama antara individu dalam suatu kelompok dan
biasanya antar bagian atau kelompok kerja melakukan kerja sama. Oleh karena itu pandangan ke tiga
adalah efektivitas organisasi dan hal ini dimungkinkan jika pekerjaan yang dihadapi semakin kompleks.

Konsep efektivitas dapat dijelaskan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan pertama
dari segi tujuan, dan pendekatan kedua dari segi teori sistem. Pendekatan dari segi tujuan organisasi
dipandang bahwa organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini menekankan pada tujuan
menentukan dan mengevaluasi efektivitas pencapaian tujuan yang telah disepakati atas usaha bersama
dalam organisasi dan dilakukan evaluasi terhadap individu, kelompok, dan organisasi dari segi
pencapaian tujuan. Pendekatan kedua yaitu dari teori sistem dimana organisasi dipandang dari dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Secara internal melihat bagaimana dan mengapa orang
dalam organisasi melaksanakan tugasnya secara individu dan secara kolektif. Secara eksternal kita dapat
menghubungkan transakasi organisasi dengan organisasi dan lembaga lainnya.

Suatu prinsip dasar bahwa semua organisasi mendapatkan sumber dari lingkungan yang lebih luas di
mana organisasi merupakan bagian dari padanya, dan sebaliknya organisasi menyediakan barang dan
jasa yang minta atau dibutuhkan oleh lingkungan tersebut. Dalam hubungannya dengan teori sistem,
organisasi dipandang sebagai suatu sistem di mana terdapat sejumlah unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya yang saling berhubungan satu dan saling tergantung satu sama lainnya.

Ukuran keberhasilan suatu organisasi dapat dipandang dari aspek produktivitasnya. Suatu organisasi
dikatakan produktif jika organisasi tersebut mentransfer input ke output dengan biaya terendah. Oleh
karena itu produktivitas mencerminkan pada unsur efisiensi dan efektivitas. Dikatakan efektif jika
organisasi berhasil memenuhi kebutuhan para kliennya atau target penjualan yang disebut prestasi dari
sasaran (Achievement of goals), sedangkan dikatakan efisien jika organisasi tersebut melakukan
aktivitasnya tersebut dengan menggunakan biaya yang rendah atau dinyatakan dalam rasio daya guna
efektif masukan yang diperlukan untuk mencapai keluaran (The ratio of effective output the input
required to achieve it). Topik yang akan dibahas dalam makalah perilaku organisasi ini adalah efektivitas
organisasi.

B. Rumusan masalah

Adapun permasalahan yg diangkat dalam makalah ini yaitu :

1. Jelaskan pengertian efektivitas organisasi ?


2. Jelaskan pendekatan penetapan kriteria efektivitas organisasi ?

3. Jelaskan pengukuran efektivitas organisasi ?

4. Jelaskan model model efektivitas organisasi ?

5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi ?

6. Jelaskan fungsi kepemimpinan dalam kaitannya dengan efektivitas organisasi ?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian efektivitas organisasi.

2. Mengetahui pendekatan penetapan kriteria efektivitas organisasi.

3. Mengetahui pengukuran efektivitas organisasi.

4. Mengetahui model efektifitas organisasi.

5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi.

6. Mengetahui fungsi kepemimpinan dalam kaitannya dengan efektivitas organisasi.

BAB II PEMBAHASAN

1.1. Pengertian efektivitas organisasi

Ahli ekonomi mengartikan efektifitas sebagai kemampuan organisasi menghasilkan laba sebesar-
besarnya, ahli politik mengartikan sebagai kemampuan organisasi memperoleh posisi yang lebih kuat
diantara organisasi-organisasi lain, Sedangkan karyawan mengartikan sebagai kemampuan organisasi
memberikan tingkat kesejahteraan setinggi-tingginya kepada anggota dan lain-lain. Menurut Etzioni,
efektifitas sebagai kemampuan organisasi dalam mencari sumber dan memanfaatkannya secara efisien
dalam mencapai tujuan tertentu.
Berikut beberapa pendapat para ahli :

a. Emitai Etzioni (1982:

mengemukakan bahwa “efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi
dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.

b. The Liang Gie (2000:24)

juga mengemukakan “efektivitas adalah keadaan atau kemampuan suatu kerja yang dilaksanakan oleh
manusia untuk memberikan guna yang diharapkan.”

c. Gibson (1984:28)

mengemukakan bahwa “efektivitas adalah konteks perilaku organisasi merupakan hubungan antar
produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.”

d. Soekarno K. (1986:42)

efektif adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga,
waktu, biaya, fikiran alat dan lain-alat yang telah dikeluarkan/ digunakan. Hal ini berarti bahwa
pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Jadi
pengertian efektivitas kinerja organisasi adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dilakukan dikerjakan
oleh setiap individu secara bersama-sama.

e. Komaruddin (1994:294)

mengungkapkan “efektifitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan
manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”

f. Miller (1977: 292)

mengemukakan bahwa “Efektivitas diartikan sebagai sejauh mana suatu sistem sosial mencapai
tujuannya. Efektivitas harus dibedakan dari efisiensi. Efisiensi terutama terkait dengan pencapaian
tujuan. " (Efektivitas yang dimaksud sebagai tingkat apa pun yang ada pada suatu sistem yang relevan.
Efektivitas ini harus dibedakan dengan efisiensi. Efisiensi terutama mengandaung perbandingan
perbandingan antara biaya dan hasil, yang memiliki hak secara langsung dengan suatu tujuan.

g. Georgopualos dan Tannebaum (dalam Etzioni, 1969: 82)


mengemukakan “efektivitas organisasi adalah sejauh mana suatu organisasi sebagai suatu sistem sosial,
dengan sumber daya dan sarana tertentu, sejauh tujuannya tanpa melumpuhkan sarana dan sumber
daya dan tanpa membebani anggotanya.” Pandangan tersebut dapat diartikan bahwa efektivitas
organisasi adalah tingkat sejauhmana suatu organisasi yang merupakan sistem sosial dengan segala
sumber daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-pengertian tanpa pemborosan dan
menghindari yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya).Jadi secara umum ada pandangan bahwa
hak milik atau dapat didefinisikan dalam batas-batas dari tingkat yang tidak memiliki organisasi.

h. Hall (1974: 96)

mengartikan bahwa sejauhmana suatu organisasi merealisasikan anggapan. Semua konsep tersebut
hanya menunjukkan pada dasar organisasi, sedang bagaimana cara mencapainya tidak dibahas. Yang
membahas bagaimana mencapai tingkat efektivitas adalah Argris (dalam Siliss, 1968: 312) yang
mengatakan “Efektivitas organisasi kemudian adalah keseimbangan organisasi yang optimal dengan
penekanan pada pencapaian kompetensi pemecahan objek dan pemanfaatan energi manusia.”
Efektivitas organisasi adalah keseimbangan atau pendekatan secara optimal pada manajemen tujuan,
kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia.

2.1. pendekatan penetapan kriteria efektivitas organisasi.

a. Pendekatan pertama adalah pendekatan pencapaian tujuan.

Menurut pendekatan ini, sebuah organisasi dibuat untuk mencapai tujuan yang sebelumnya telah
ditetapkan. Selain itu, pendekatan ini juga menjelaskan bahwa efektifitas organisasi harus dinilai
berdasarkan pencapaian tujuan organisasi, bukan berdasarkan caranya.

Dengan kata lain, hasil yang telah dicapai oleh organisasilah yang dilihat pada pendekatan ini. Poin lain
dalam pendekatan pertama ini adalah organisasi dibuat dengan sengaja dan rasional dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Poin berikutnya dari pendekatan ini adalah asumsi-asumsi yang dipakai agar tujuan menjadi ukuran.
Asumsi-asumsi tersebut adalah (1) organisasi berupaya dalam mencapai tujuan akhir, (2) tujuan yang
hendak dicapai dapat diidentifikasi dengan baik, (3) tujuan yang ada jumlahnya sedikit dan fokus agar
tidak susah dikelola, dan (4) terdapat konsensus atau kesepakatan di antara seluruh anggota terhadap
tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

b. Pendekatan kedua adalah pendekatan sistem.


Pendekatan ini menyatakan bahwa sebuah organisasi harus dinilai berdasarkan kemampuannya dalam
mendapatkan masukan, mengolah masukan, menyalurkan output yang telah dihasilkan, dan
mempertahankan keseimbangan dan stabilitas.

Asumsi yang mendasari efektifitas organisasi sebagai sistem adalah bahwa organisasi terdiri dari sub-sub
bagian yang saling berkaitan.

Pendekatan ini juga menyebutkan bahwa efektifitas memerlukan kesadaran dan interaksi yang sukses
dengan konstituensi lingkungan. Selain itu, pendekatan sistem fokus pada cara-cara yang dibutuhkan
untuk memastikan kelangsungan hidup organisasi yang berkelanjutan.

c. Pendekatan ketiga adalah pendekatan konstituensi strategis.

Pendekatan ini menjelaskan bahwa organisasi akan efektif apabila dapat memenuhi permintaan dari
bagian penting yang terdapat dalam lingkungan organisasi tersebut.

Bagian-bagian penting dari sebuah organisasi adalah pemilik, pegawai, pelanggan, pemasok, kreditur,
serikat buruh, pejabat masyarakat, dan lembaga pemerintah. Mari mengambil salah satu contoh. Dari
sudut pandang pegawai, kriteria efektifitas organisasi yang khas adalah kompensasi tunjangan
tambahan dan kepuasan pada kondisi kerja.

Pendekatan ini menjelaskan juga bahwa organisasi diartikan sebagai arena politik tempat golongan-
golongan yang berkepentingan bersaing dalam hal mengendalikan sumber daya.

d. Pendekatan keempat adalah pendekatan nilai-nilai bersaing.

Pendekatan ini menawarkan kerangka kerja integratif dari seluruh variabel yang saling berkaitan.
Menurut pendekatan ini, tidak ada tujuan tunggal yang disepakati oleh semua orang.

Pendekatan ini menggunakan kombinasi dari tiga bagian utama, yakni (1) fleksibilitas-pengawasan, (2)
manusia-organisasi, dan (3) cara-tujuan. Kombinasi dari tiga bagian utama ini akan menghasilkan
delapan sel atau kumpulan kriteria efektifitas organisasi. Salah satunya adalah People, Flexibility &
Means (PFM).

Masing-masing dari delapan sel tersebut akan menempati satu dari empat model pendekatan nilai-nilai
bersaing. Empat model tersebut adalah (1) Open System Model, (2) Human Relation Model, (3) Internal
Process Model, dan (4) Rational Goal Model. *

3.1. Pengukuran efektivitas organisasi.


A. Kriteria efektifitas

Kriteria efektifitas dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:

a.Dari segi lingkup pengukurannya dikenal adanya efektifitas mikro dan makro.

* Kriteria makro ialah pengukuran efektifitas dari sudut yang luas, contohnya keutungan
organisasi atau pencapaian tujuan akhir organisasi.

* Kriteria mikro ialah pengukuran efektifitas dengan menitikberatkan pada salah satu aspek yang
sempit, contohnya penampilan anggota atau tingkat ketidak hadiran karyawan.

b. Dari segi jumlah variable yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektifitas modal variable
tunggal dan jamak.

* Pengukuran dengan criteria tunggal ialah cara melihat efektifitas organisasi dengan hanya
menggunakan satu variable saja. Banyak pilihan variable yang digunakan dalam teknik ini, contohnya
produktifitas diukur dengan data tentang output(produk akhir yang dihasilkan), kepuasan kerja diukur
dengan daftar pertanyaan yang diisi oleh para karyawan, keuntungan organisasi dapat dilihat dari data
berupa angka-angka yang diperoleh dari bagian pembukuan.

* Pengukuran dengan criteria jamak adalah cara melihat efektifitas organisasi dengan menggunakan
sebuah model yang mencakup beberapa variable, dimana hubungan antara berbagai variable ikut
diperhitungkan.

c. Dari segi waktu pengukurannya dikenal adanya efektifitas statis dan dinamis

* Pengukuran statis adalah melihat efektifitas dorganisasi dengan mendasarkan diri pada aktivitas yang
telah dilakukan.

* Dari karakteristik dinamika organisasi orang berusaha mengukur efektifitas organisasi di waktu yang
akan dating.

d. Dari segi tingkat generalisasinya dikenal adanya efektifitas terbatas dan umum.

* Teknik umum dimana efektifitas diukur dengan criteria yang dapat diterapkan pada semua jenis
organisasi.

Teknik kedua adalah pengukuran efektifitas yang menggunakan criteria lebih khusus sesuai dengan
karakteristik organisasi yang bersangkutan. Gibson dan kawan-kawan mengemukakan 5 aspek yang
dapat digunakan sebagai kritera, yaitu:

1). Produksi
Produksi ialah kemampuan organisasi menghasilkan produk (output) yang dibutuhkan oleh
lingkungan. Dalam hal ini mencakup jumlah(kuantitas) dan mutu (kualitas)

2). Efisiensi

Efisiensi menunjuk pada pengukuran yang berkenaan dengan penggunaan sumber yang langka
oleh organisasi. Efisiensi merupakan perbandingan anatara output dan input. Efisiensi dapat dilihat dari
besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk proses produksi per unit produk, besarnya biaya dan
waktu yang diperlukan seiap siswa sampai dengan lulus, dsb.

3). Kepuasan

Kepuasan menunjuk pada keberhasilan organisasi memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh para
anggota dan juga kepuasan bagi para pemakai barang dan jasa yang dihasilkan.Kepuasan dapat diukur
dari besar kecilnya tingkat kemangkiran, tingkat ketidakhadiran, tingkat keluar masuk organisasi, dan
semangat kerja yang ditunjukkan anggota.

4). Kemampuan adaptasi.

Kemampuan adaptasi adalah kesanggupan organisasi melakukan perubahan sesuai dengan


tuntutan keadaan.Semakin tinggi frekuensi tingkat ketidakpastian situasi yang menuntut tindakan
penyesuaian, semakin mudah melihat kemampuan organisasi dalam melakukan adaptasi.

5). Pengembangan organisasi.

Pengembangan organisasi adalah criteria efektifitas yang menunjuk kepada kemampuan


organisasi untuk memandang jauh kedepan dan melakuakan investasi dalam rangka mempertahankan
hidup dan mengembangkan usaha organisasi.Criteria pengembangan lebih menekankan pada upaya
organisasi dalam jangka panjang.

B. Berbagai pendekatan dalam melihat efektifitas organisasi

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam melihat efektifitas organisasi, yaitu:

a. Pendekatan tujuan
Pendekatan tujuan adalah pendekatan yang paling lazim digunakan unutuk menilai dan melihat
efektifitas sebuah organisasi.Hampir senua definisi tentang organisasi yang dapat dijumpai dalam
kepustakaan mengemukakan bahwa pembentukan organisasi adalah dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Meskipun pendekatan tujuan merupakan teknik yang sederhana, mudah, dan masuk akal
tetapi kenyataannya sering dihadapkan pada berbagai problem, diantaranya:

1). Tujuan sebuah organisasi tidak selamanya menghasilkan sesuatu yang tampak, sehingga mudah
diatur.

2). Sebuah organisasi kadang-kadang memiliki tujuan yang berdimensi ganda.

3). Menentukan tujuan khusus sebuah organisasi itu sendiri sering sulit dilakukan.

b. Pendekatan teori system

Teori system memandang organisasi dari dua sudut, yaitu intern dan ekstern.Secara intern organisasi
dipandang sebagai kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian.Bagian-bagian tersebut satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi dan bergantung. Sebagai kelompok kerjasama, mekanisme kerja
organisasi mengikuti siklus: input-proses-output. Sedangakan secara ekstern organisasi dipandanag
sebagai bagian darai lingkungan, inputnya diambil dari lingkungan, dan outputnya diserap oleh
lingkungan. Pendekatan teori system, memandang organisasi dengan dua penekanan, yaitu:

1). Bahwa organisasi mutlak perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan.

2). Bahwa secara intern organisasi harus memberikan perhatian cukup pada siklus: input-proses-
output.Dengan jalan pikiran seperti itu, maka sebuah organisasi dapat dikatakan efektif apabila
memenuhi dua criteria berikut:

• Mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan.

•. Mampu mengelola siklus input-proses-output dengan efisien.

C. Efektifitas organisasi dengan ukuran variable tunggal

Efektifitas organisasi yang paling banyak digunakan ialah dengan model variable tunggal.Efektifitas ini
dianggap palig relevan dengan tujuan pengukuran. Tetapi, efektifitas ini memilki tiga kelemahan, yaitu:

a. Sebuah variable tidak akan sanggupmenggambarkan keseluruhan aspek yang menunjukkan tingkat
efektifitas sebuah organisasi. Contohnya, variable produktivitas hanya mampu menunjukkan seberapa
besar volume produk yang dihasilkan oleh sebuah organisasi pada satu kesatuan waktu tertentu.
b. Beberapa variable yang dijadikan criteria untuk melihat efektifitas sebuah organanisasi sering
menggambarkan pertimbangan nilai yang bersifat normative dari pada kemampuan organisasi untuk
mencapai tujuan secara objektif.

c. Penggunaan satu variable saja sebagai criteria untuk menentukan efektifitas tidak memberikan
informasi tentang porsi yang sesungguhnya yang diberikan dalam menyumbang efektifitas organisasi.

D. Berbagai criteria Yang digunakan dalam Pengukuran Efektifitas Organisasi

~ Jenis Kriteria

1. Prestasi Umum

Sejauh mana organisasi melakukan seluruh tugas pokok atau mencapai seluruh sasarannya.

2. Kualitas

Kualitas produk yang dihasilkan organisasi

3. Produktifitas

Volume produk yang dihasilkan organisasi. Produk dapat diukur menurut tiga tingkatan: individual,
kelompok, organisasi

4. Kesiagaan

Kemampuan menyelesaikan suatu tugas khusus yang mungkin dihadapi organisasi

5. Efisiensi

Rasio antara input dan output atau biaya dan keuntungan

6. Laba atau Penghasilan

Keuntungan atas modal yang ditanamkan dalam organisasi dilihat dari pemiliknya atau jumlah
keuntungan yang masih tersisa setelah dikurangi semua biaya operasi

7. Pertumbuhan

Kemampuan organisasi mengembangkan diri. Perbandingan antara keadaan organisasi masa lalu dan
sekarang.

8. Pemanfaatan Lingkungan
Keberhasilan organisasi berinteraksi dengan lingkungan dan mendapatkan sumber daya yang langka
untuk kepentingan operasi organisasi, terutama untuk tujuan jangka panjang

9. Stabilitas

Kemampuan organisasi memelihara struktur, fungsi, dan berbagai sumber daya, khususnya pada saat-
saat yang sulit.

10. Tingkat Keluar-masuk Pekerja

Frekuensi keluar masuknya pekerja atas permintaan sendiri.

11. Kemangkiran

Frekuensi kasus kepergian pekerja meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya.

12. Kecelakaan

Frekuensi terjadinya peristiwa yang merugikan organisasi, baik menyangkut pekerja maupun factor
organisasi yang lain.

13. Semangat Kerja

Gairah yang dimiliki anggota untuk berusaha lebih keras dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

14. Motivasi

Dorongan yang ada pada anggota untuk melibatkan diri dalam kegiatan yang bertujuan mencapai
sasaran organisasi

15. Kepuasan

Tingat kesenangan yang diperoleh anggota dari keterlibatannya dalam organisasi.

16. Penerimaan Tujuan Organisasi

Kesediaan individu atau bagian organisasi menerima tujuan organisasi karena percaya bahwa tujuan
organisasi adalah benar dan layak dicapai.

17. Kekompakan

Variabel yang berkutub dua: konflik dan keterpaduan. Kutub keterpaduan diwarnai oleh adanya
hubungan yng harmonis antar anggota, komunikasi lancer dan terbuka, koordinasi mudah dan rapi.
Sedangkan konflik diwarnai oleh pertengkaran, komuniksi macet, dan koordinasi buruk.
18. Keluwesan

Kemampuan organisasi mengubah prosedur standard operasi untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang berubah.

19. Penilaian Pihak Luar

Reputasi yang diberikan public terhadap organisasi. Publik ialah pihak-pihak yang berkepentingan
dengan organisasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

4.1. Model efektivitas organisasi

1) Model Tujuan (Goal Model)

Suatu organisasi menurut definisnya diciptakan dan dirancang secara sengaja untuk mencapai satu atau
lebih tujuan yang ditentukan. Model tujuan merupakan model yang paling banyak digunakan sebagai
kriteria efektifitas. Model tujuan pada dasarnya menyatakan bahwa efektivitas organisasi harus dinilai
dalam bentuk pencapaian hasil akhir dan bukan cara atau prosesnya.

Kegunaannya terbatas karena ketergantungannya pada tujuan yang dapat diukur dan terikat pada batas
waktu. Karena tidak semua organisasi memiliki tujuan dengan karakteristik-karakteristik tersebut,
manager hendakya memilih model ini hanya bila hasih akhir yang menjadi sasaran jelas dan kapan harus
terjadi.

2) Model Sumber Daya Sistem (System Resource Model)

Model Sumber Daya Sistem menekankan pandangan tentang organisasi sebagai struktur sosial yang
dapat diidentifikasi dan saling ketergantungan antara organisasi dan lingkungannya. Saling
ketergantungan mengambil bentuk transaksi dimana sumber daya – sumber daya berharga dan langka
dipertaruhkan dalam kondisi persaingan.

Sukses organisasi dalam kompetisi ini selama suatu periode tertentu dipandang sebagai efektivitas
organisasi. Model Sumber daya sistem menekankan akuisisi sumber daya yang dibutuhkan sebagai
kriteria penilaian efektivitas.

3) Multiple Constituency models

Model-model multiple constituency mengembangkan kriteria penilaian efektivitas organisasi atas dasar
berbagai preferensi stakeholders yang berbeda terhadap kinerja organisasi. Ada 4 model distributif,
yaitu:
a. Model Relativistik, memandang efektivitas bukan sebagai pernyataan tunggal tentang kinerja
organisasi, tetapi sebagai seperangkat (atau barangkali banyak) pernyataan, masing-masing
mencerminkan kriteria penilaian setiap pihak yang terlibat dengan derajat yang berbeda-beda dalam
organisasi.

b. Perspektif Kekuasaan, mengajukan bahwa organisasi efektive adalah yang dapat memuaskan
permintaan para anggota koalisi dominan dan paling kuasa sebagai upaya untuk menjamin dukungan
mereka yang berkelanjutan agar kelangsungan organisasi terjamin.

c. Perspektif Keadilan, organisasi ini disebut efektive bila mampu meminumkan “kekecewaan”
anggota terhadap konsekuensi nyata yang mereka alami akibat partisipasi mereka dalam organisasi.

d. Evolutionary Perspective, memandang penilaian efektivitas organisasional sebagai suatu proses


seleksi dalam evolusi masyarakat. Kinerja efektif merupakan cerminan adaptasi organisasi dalam
menghadapi berbagai kendala lingkungan.

4) The Competing Values Model

Model ini didasarkan pada anggapan bahwa individu-individu menilai efektivitas organisasional dengan
membuat trade offs antar 3 dimensi nilai umum. Ke-3 dimensi nilai tersebut adalah: fokus organisasional
(tugas-orang), struktur organisasional (kendali-flexibilitas), dan hubungan prasarana dan hasil akhir
organisasional (proses-pengeluaran).

5) Model Proses Internal

Perspektif proses Internal mendasarkan diri pada kepercayaan bahwa para individu harus memiliki
kesempatan untuk mengaktualisasi diri, mempertahankan integritas dan keunikan mereka dalam
tatanan organisasional. Oleh karena itu, model didasarkan pada suatu rangkaian prinsip-prinsip normatif
yang mengarahkan organisasi seharusnya bergungsi untuk mendorong pertumbuhan dan
perkembangan manusia agar dapat mencapai potensi maksimal.

6) Model Legitimasi

Model legitimasi menyatakan bahwa kelangsungan hidup organisasi merupakan tujuan utama.
Perspektif ini beranggapan bahwa melakukan kerja yang benar (doing the right things) jauh lebih
penting dibanding melakukan kerja secara benar (doing thing right), model legitimasi cocok untuk
analisis efektivitas ditingkat makro, yaitu dalam penentuan organisasi mana yang “selamat” menurun
atau mati.

7) Model Ketidak-efektivan
Model ketidak-efektifan memusatkan pada faktor-faktor yang menghambat sukses kerja organisasi,
bukan faktor-faktor yang menyumbangka pada keberhasilan. Menurut pendekatan ini, efektifitas
dipandang sebagai suatu kontinum berkisar dari tidak efektif sampai tingkat efektifitas tinggi.

Model ketidak-efektifan paling cocok bila kriteria efektifitas tidak dapat diidentifikasi atau tidak dapat
disetujui bersama, dan bila ada kebutuhan untuk mengembangkan secara sistematik strategi-strategi
pengembangan organisasi.

5.1. Fakto yang mempengaruhi efektivitas organisasi.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas baik yang bersifat intern ataupun
ekstern. Faktor-faktor itu meliputi antara lain:

1. Karakteristik Organisasi

Yang dimaksud dengan karakteristik organisasi terutama berkenaan dengan struktur dan
teknologi yang digunakan didalamnya. Efektivitas ini dipengaruhi oleh tingkat kompleksitas dan
formalitas struktur serta sistem kewenangan dalam pengambilan keputusan (sentralisasi versus
desentralisasi).

Namun demikian, secara umum dapat dikemukakan bahwa kondisi yang memberikan peluang
lebih besar daripada tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi ialah apabila sebuah organisasi
menggunakan struktur yang memiliki tingkat kompleksitas rendah, formalitas rendah, dan sistem
desentralisasi.

2. Karakteristik Lingkungan

Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kemampuannya


berinteraksi dengan lingkungan. Dimensi-dimensi lingkungan yang mempengaruhi efektifitas sebuah
organisasi meliputi:

a. Tingkat keterpaduan keadaan lingkungan

b. Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan

c. Tingkat rasionalitas organisasi

Atas dasar ketepatan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan tersebut diperoleh tingkat efektivitas
tertentu bagi organisasi yang bersangkutan. Dengan kata lain, efektivitas sebuah organisasi dipengaruhi
oleh tingkat ketepatannya dalam menanggapi lingkungan. Oleh karena itu organisasi (dalam hal ini
pimpinan) dituntut untuk melakukan pemantauan terhadap perubahan lingkungan secara terus
menerus dan berusaha menanggapinya secara tepat dengan melakukan berbagai penyesuaian, baik
menyangkut struktur, teknologi, proses, maupun tingkah laku anggota.

3. Faktor Pekerja

Tingkah laku anggota dapat merupakan hubungan yang sangat berarti bagi pencapaian efektivitas
organisasi, tetapi dapat pula merupakan penghambat yang sanggup mengurangai bahkan menggagalkan
efektivitas. Masing-masing anggota memiliki karakteristik tertentu yang tidak selalu sama dengan
karakteristik anggota lain.

Secara langsung ataupun tidak, setiap anggota tentu berupaya mencapai tujuan pribadinya.
Konsekuensinya, tingkah laku yang mereka tunjukkan dapat berbeda-beda satu sama lain.

4. kebijakan manajemen

Kebijakan yang ditempuh seorang pimpinan dalam mengelola organisasi berpengaruh langsung
terhadap efektivitas organisasi. Secara garis besar segi-segi yang berkaitan dengan kebijakan pimpinan
mencangkup penentuan tujuan, pencarian dan pemanfatan sumber daya, penciptaan lingkungan yang
merangsang anggota untuk berprestasi, proses komunikasi, pengambilan keputusan, dan kebijakan yang
menyangkut kemampuan organisasi dalam merespon lingkungan.

6.1. fungsi kepemimpinan dalam kaitannya dengan efektivitas organisasi

1) Perencanaan

Fungsi perencanaan mencangkup perumusan tujuan yang hendak dicapai dan penentuan cara yang
tepat untuk mencapainya.

Tiga macam tujuan berdasarkan operasionalisasi perumusannya, yaitu :

a. tujuan tingkat pertama, yaitu tujuan yang perumusannya masih bersifat abstrak dan sering disebut
misi organisasi (mission)

b. tujuan tingkat kedua, yaitu tujuan yang perumusannya sudah lebih konkrit atau sering disebut goal

c. tujuan tingkat ketiga, yaitu tujuan yang dirumuskan secara operasional atau sering disebut
objective

Efektivitas organisasi yang berkaitan dengan fungsi perencanaan dapat dilihat dari tingkat kejelasan
perumusan masing-masing jenis tujuan, saling keterikatan dan konsistensinya satu sama lain serta
tingkat ketepatan cara yang dipilih untuk mencapainya.

2) Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian mencangkup keseluruhan aktivitas yang berkenaan dengan pengelolaan
struktur, proses, dan hubungan-hubungan di antara para anggota. Koontz berpendapat bahwa
rendahnya efektivitas disebabkan oleh :

a) kegagalan menyusun rencana dengan tepat

b) kegagalan dalam menjelaskan hubungan-hubungan di antara para anggota

c) kegagalan mendelegasikan kewenangan

d) kegagalan membuat keseimbangan dalam pendelegasian

e) keracunan antara jalur resmi dan informasi

f) kewenangan tanpa tanggung jawab

g) tanggung jawab tanpa kewenangan

h) kesembronoan dalam penggunaan tenaga staff

i) kesalahan dalam penggunaan kewenangan fungsional

j) Bawahan terlalu banyak

k) Kesalahan dalam penggunaan unit pelayanan

l) Ada kesan berlebihan pada berbagai aspek

Berikut ini beberapa yang perlu dilakukan pimpinan untuk mencapai tujuannya, yaitu :

a. Mengidentifikasi seluruh tugas yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

b. Mendeskripsikan isi dan sifat setiap tugas yang ada

c. Menentukan dasar-dasar untuk melakukan pengelompokan kepada seluruh anggota

d. Menyerahkan tugas-tugas yang telah dikelompokkan kepada seluruh anggota

e. Menentukan dasar-dasar pembentukan unit organisasi yang diperlukan

f. Mengelompokkan anggota ke dalam unit-unit yang sudah dibentuk

g. Mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada anggota sesuai dengan fungsi dan
peranannya masing-masing dalam organisasi

Efektivitas yang berkenaan dengan fungsi pengorganisasian ditentukan oleh tingkat ketepatan pemilihan
struktur, pengaturan hubungan antar anggota, dan pemilihan orang atau karyawan sesuai dengan
karakteristik serta jenis tugas yang ditangani.
3) Pengarahan

Pengarahan merupakan fungsi pimpinan yang berkaitan langsung dengan anggota.para aggota perlu
digerakkan dan didorong agar bersedia saling bekerjasama guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Setiap anggota memiliki sifat yang khusus dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan-
perbedaan itu menyebabkan perbedaan tingkahlaku yang mereka tunjukkan dalam organisasi.

Efektivitas organisasi yang berkaitan dengan fungsi pengarahan tampak pada tingkat kesungguhan
para anggota dalam melaksanakan tugas dan juga pada tingkat kerjasama yang mereka
tunjukkan.Semakin positif tingkahlaku anggota berarti semakin berhasil tindakan pengarahan yang
dilakukan oleh pimpinan.

4) Pengawasan

Fungsi pengawasan berkaitan dengan upaya penyusunan antara rencana yang telah disusun dengan
pelaksanaan atau hasil yang benar-benar dicapai.Untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai sesuai
dengan rencana yang telah disusun, diperlukan informasi tentang tingkat pencapaian hasil dan juga
patokan (standard) sebagai criteria pembanding.

Efektivitas organisasi yang berkaitan dengan fungsi pengawasan tampak pada tingkat kemampuan
pimpinan dalam mengenali terjadinya penyimpangan dan melakukan tindakan perbaikan. Semakin
sedikit penyimpangan yang terdeteksi , semakin efektif pelaksanaan fungsi pengawasan.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran
mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa
efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Efektivitas organisasi dapat dilakukan dengan memperhatikan kepuasan pelanggan, pencapaian visi
orgaisasi, pemenuhan aspirasi, menghasilkan keuntungan bagi organisasi, pengembangan sumber daya
manusia organisasi dan aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar
organisasi.

B. Saran

Sebagai mahasiswa, masyarakat yang berada di linkup lembaga pendidikan kita di sarankan agar dapat
menjalankan sebuah organisasi, yaitu organisasi terkecil yang pasti akan kita lalui yaitu menjadi kepala
keluarga, dan sebagai laki-laki kita akan dituntut untuk memimpin organisasi tersebut.

Sebagai masyarakat terpelajar, dan berintelektual tinggi, kita dapat memanfaatkan diri kita untuk
memasuki organisasi, baik organisasi internal ataupun eksternal, dengan begitu kita dapat berkolaborasi
dengan masing-masing individu yang berbeda, menciptakan kerjasama yang dapat menjadikan kita
mandiri dan lebih bergerak maju.

Daftat pustaka

http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/efektivitas-organisasi.html?m=1

https://sofianomicrakyat.blogspot.com/2014/02/efektivitas-organisasi.html?m=1

http://peppyku.blogspot.com/2012/05/efektivitas-organisasi.html?m=1

http://peppyku.blogspot.com/2012/05/efektivitas-organisasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai