KINERJA ORGANISASI
DOSEN PENGAMPU
KELOMPOK 04
Hidayatullah
Imam humaidi
Moh wasil
Kami ucapkan terimakasih buat semua teman-teman kelompok yang telah membantu
dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, khusus nya Dosen mata kuliah bahasa
Indonesia yang telah memberikan pembimbing kepada kami
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi
cover, atau tata letak disain, oleh karena itu kritik atau saran dari semua pihak dyang bersifat
membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................!
DAFTAR ISI...............................................................................................!!
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar belakang ..............................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................3
Kesimpulan..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kinerja organisasi merupakan alat ukur untuk nenilai dan mengevaluasi berhasil atau tidak
tujuan organisasi. 1Kinerja di definisikan sebagai suatu gambaran tentang tingkatan maupun
hasil pencapaian dari sebuah proses pelaksanaan baik kegatan, program maupun kebiljakan
dalam rangka mewujudkan hal hal yang telah tertuang dalam perumusan skema strategis
organisasi yaitu sasara, tujuan, visi dan misi untuk membangun organisasi yang baik.
2Tingkatan kinerja organisasi dapat di lihat sampai sejauh manaorganisasi mampu mencapai
sasaran, tujuan, visi dan misi yand sudah di tetapkan. Hal ini juga menyatakan difinisi kinerja
sebagai gambaran hasil atau tingkat pencapaian terhadap pelaksanaan suatu kegiatan,
program dan kebijakan dan memujudkkan serangkaian perencanaan yang tertuang stragic
planning suatu organisasi yaitu sara, tujuan, visi dan misi.
Dari pendapat yang di utarakan beberapa ahli atas dapat di katakan bahwa dalam
meningkatkan kinerjanya, setiap organisasi harus mempunyai strategi agar setiap tujuan ang
akan di capai bisa efesien.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara agar di dalam organisasi bisa efisien dan termenej dengan baik.?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana pengertian organisasi
2. Mengetahui kriteria kinerja organisasi
3. Mengetahui indikator dan pengukuran kinerja
4. Mengetahui model pengukuran kinerja
1
Bastian 2001
2
Mahsun 2006
BAB II
KINERJA ORGANISASI
Secara umum, difinisi kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang. dapat
di capai oleh perindividu stiap orang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya orang
yang berperan di dalam organisasi atau perusahaan tersebut sesuai dengan tanggung jawab
yang di bebankan atau di berikan kepadanya. Kinerja pada dasarnya dapat di lihat dari dua
segi, yaitu kinerja perindividu dan kinerrja organisasi.
Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang di capai suatu organisasi.
Istilah kinerja bersal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi yang sesungguhnya di capai oleh seseorang). Dalam kamus besar bahasa indonesia di
nyatakan bahwa kinerja berarti: 1) sesuatu yang di capai. 2)prestasi yang di perlihatkan. 3)
kemampuan kerja.
Pengertian kinerja ialah merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai
oleh seseorang individu dalam melaksanakan tugasnya sesuai denan tanggung jawab yang di
berikan keoadanya
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja" yang Konsep
kinerja (Performance) dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil. Kinerja bisa juga
dapat dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh
Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu dalam suatu organisasi. Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari
kegiatan kerjasama diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan
organisasi
Kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama untuk
organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam
suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi Kinerja organisasi adalah
hasil kerja yang didapatkan didalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2003:43). Menurut Steers pengertian kinerja organisasi adalah tingkat yang menunjukan
seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara aktual dan misi organisasi tercapai
(Steers, 2003:67). Sedangkan menurut Mahsun kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi
(Mahsun,2006:25).
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa kinerja organisasi adalah seberapa jauh tingkat
dengan kemampuan yang dimiliki dan program/ kebijakan/ visi dan misi yang telah
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para instansi sering tidak
memperhatikan kinerja instansi atau organisasi kecuali kinerja sudah amat buruk.
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (Mahsun, 2006:71). Sementara
menurut Lohman (2003) indikator kinerja adalah suatu variable yang digunakan untuk
mengekspresikan secara kuantitatif efektifitas dan efisiensi proses dengan pedoman pada
Berdasarkan beberapa definisi diatas, indikator kinerja adalah kriteria yang digunakan
untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-
ukuran tertentu. Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-indikator
atau kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas, tanpa indikator yang jelas tidak akan
ada arah yang dapat digunakan untuk menentukan mana yang relatif lebih efektif diantara
alternatif alokasi sumber daya yang berbeda, alternatif desain-desain organisasi yang berbeda,
Dalam organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai. Bila dikaji
dari tujuan dan misi utama dari suatu organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan
dan melindungi kepentingan publik. Ukuran kinerja organisasi publik terlihat sederhana,
namun tidaklah demikian kenyataannya, karena hingga kini belum ditemukan kesepakatan
Berkaitan dengan kesulitan yang terjadi dalam pengukuran kinerja organisasi publik ini
dikemukakan oleh Agus Dwiyanto ialah sebagai berikut: 33 “kesulitan dalam pengukuran
kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi
publik seringkali bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi
publik memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi
berbenturan satu dengan yang lainnya, akibatnya ukuran kinerja organisasi publik dimata
Berdasarkan pendapat diatas bahwa untuk mengukur kinerja organisasi publik cukuplah
a. Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas
pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan
output.
b. Kualitas Layanan
sering kali tersedia secara mudah dan murah yang dapat diperoleh dari media massa
c. Responsivitas
dimasukan sebagai salah satu indikator kinerja organisasi publik karena responsivitas
diperlukan dalam pelayanan publik karena hal tersebut merupakan bukti kemampuan
d. Responsibilitas
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan
e. Akuntabilitas
organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat, asumsinya
adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan
51).
a.Efisiensi
b.Efektivitas
Apakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut tercapai? Hal
tersebut erat kaitannya organisasi rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi
serta fungsi agen pembangunan. Salah satu faktor yang berkaitan dengan keberhasilan
sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada
sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai
c. Keadilan
d. Daya Tanggap
pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara atau pemerintah akan
kebutuhan vital masyarakat. Oleh sebab itu, kriteria organisasi tersebut secara
Pengertian indikator kinerja menurut para ahli yaitu sebuah ukuran kinerja karyawan
di sebuah organisasi atau perusahaan tertentu dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan harus merumuskan indikator tersebut agar tujuan perusahaan
bisa tercapai dengan baik.
Selain untuk mencapai tujuan perusahaan, indikator kemampuan juga bermanfaat untuk
mengetahui kinerja dari karyawan.
Tidak hanya itu, indikator kemampuan tersebut juga bisa meningkatkan performa kerja dari
para karyawan di masa mendatang dalam mencapai tujuan perusahaan.
Indikator kinerja sangat berperan penting dalam sebuah perusahaan karena indikator tersebut
bisa menentukan kuantitas dan kualitas dari kinerja para karyawan.
Berdasarkan penjelasan dari Robbins (2006), ada 6 indikator kemampuan karyawan yang bisa
Anda gunakan untuk menilai kinerja karyawan tersebut.
1. Mutu
Indikator yang pertama yaitu mutu. Mutu kinerja dari pekerja bisa diukur dengan
kualitas tugas yang dikerjakan oleh karyawan.
Selain itu, indikator mutu juga sangat krusial keberadaannya karena berpengaruh
terhadap kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan.
2. Kuantitas
Indikator yang selanjutnya yaitu kuantitas. Kuantitas adalah jumlah pekerjaan yang
karyawan hasilkan.
Jumlah pekerjaan tersebut bisa dinilai dengan target saat perencanaan deskripsi
pekerjaan, jadi penilaian kuantitas kinerja menjadi lebih mudah.
3. Ketepatan Waktu
Indikator kinerja selanjutnya yaitu ketepatan waktu. Ketepatan waktu adalah hal yang
juga krusial dalam pekerjaan karena berkaitan dengan target pekerjaan.
Oleh karena itu, penggunaan sumber daya yang efektif bisa meningkatkan kinerja
karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.
5. Mandiri
Sikap mandiri juga salah satu indikator kemampuan karyawan yang krusial dalam
menilai kinerja karyawan.
6. Berkomitmen
Indikator kinerja yang selanjutnya adalah komitmen. Komitmen adalah indikator yang
juga penting karena bisa menentukan motivasi karyawan dalam bekerja.
Menurut Hansen dan Mowen (2004), pengukuran kinerja terbagi menjadi dua kelompok,
yaitu tradisional dan kontemporer. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan
membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai
dengan karakteristik pertanggungjawabannya. Pengukuran kinerja kontemporer
menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa
baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang
berkesinambungan.
Menurut Yuwono (2002), pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur
pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment)
melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses.
Sedangkan menurut Mahmudi (2010), pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian
kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk
informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa,
kualitas barang atau jasa, perbandingan hasil kerja dengan target dan efektivitas tindakan
dalam mencapai tujuan.
Sebuah sistem pengukuran kinerja yang baik adalah serangkaian ukuran kinerja, sebuah
proses pengambilan keputusan dan metode belajar timbal balik yang membantu untuk
mengelola, mengontrol, merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas yang dilakukan
di dalam perusahaan. Dalam merancang suatu sistem pengukuran kinerja dibutuhkan
model yang mampu memotret kinerja secara keseluruhan dalam sebuah organisasi.
Terdapat beberapa model sistem pengukuran kinerja yang telah dibuat oleh akademisi
maupun praktisi. Menurut Vanany (2003), model-model sistem pengukuran kinerja antara
lain adalah sebagai berikut:
1.blance scorecard (BSC) Sampai saat ini Balance Scorecard adalah model terpopuler
untuk Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) baru yang telah dikembangkan. Kerangka kerja
Balance Scorecard menggunakan empat perspektif (finansial, pelanggan, proses bisnis
internal, dan proses belajar & pertumbuhan) dengan titik awal strategi sebagai dasar
perancangan SPK.
3. Cambridge Model. Model Cambridge menggunakan product group sebagai dasar untuk
mengidentifikasi KPI dan dari pengelompokan produk tersebut dilakukan penentuan
tujuan bisnis untuk product group-nya.
A. Kesimpulan
Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara
anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi
Kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama untuk
mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen.
Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-indikator atau
kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas, tanpa indikator yang jelas tidak akan
ada arah yang dapat digunakan untuk menentukan mana yang relatif lebih efektif
diantara alternatif alokasi sumber daya yang berbeda, alternatif desain-desain
organisasi yang berbeda, dan diantara pilihan-pilihan pendistribusian tugas dan
wewenang yang berbeda.
Berkaitan dengan kesulitan yang terjadi dalam pengukuran kinerja organisasi publik
ini dikemukakan oleh Agus Dwiyanto ialah sebagai berikut: 33 “kesulitan dalam
pengukuran kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan
misi organisasi publik seringkali bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat
multidimensional.
DAFTAR PUSTAKA
Mutia, Nila. 2009. Tesis: Usulan Rancangan Indikator Pengukuran Kinerja Service
Scorecard untuk Kualitas Jasa pada Diklat Pelayaran. Jakarta: Universitas Indonesia.