Anda di halaman 1dari 8

PERAN PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN LEMBAGA DAKWAH

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rijal Al-Dakwah

Dosen Pengampu: Qomariyah, M.S.I

Disusun Oleh :

1. Nela Nawang Wulan (3620022)

2. Hesty Mausufah (3621031)

3. Muhammad Alwi Abdul Aziz (3621074)

KELAS B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H ABDURRAHMAN WAHID

PEKALONGAN

TAHUN 2023
PENDAHULUAN

Visi dan misi adalah sebuah elemen penting di lembaga yang merupakan pekerjaan yang di
tentukan oleh suatu kepentingan agar dapat mencapai hal yang di inginkan dan ingin di capai
sebagai manifestasi dari tujuan. Analisis dasarnya adalah pertama, mengembangkan sebuah visi
dan misi lembaga, pengawasan terhadap visi dan misi, dan melibatkan orang-orang yang
membuat visi dan misi tersebut. Kedua, visi dan misi lembaga juga mencakup banyak hal besar
seperti tujuan mencapai tujuan, rencanakan visi dan misi yang semenarik mungkin agar dapat
dibaca secara praktis. 1Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua kata yang saling berkaitan
antara satu sama lain. Pemimpin berhubungan dengan sebuah objek tentang sebuah kriteria
tentang batasan terhadap sebuah tampakan kemampuan atas kekuatan yang dimiliki oleh
individu seseorang yang bersangkutan. Kepemimpinan adalah orang yang dapat memengaruhi
orang lain atau suatu kelompok agar mencapai tujuan yang ingin di capai. Banyak sebuah
persoalan yang harus di pahami oleh pemimpin dalam mengambil keputusan yang efektif dan
kreatif. Pengambilan keputusan adalah proses memilih ide dari berbagai ide untuk mencapai
hasil yang ingin di capai. Dari setiap pemimpin dalam kepemimpinan pasti selalu dihadapi
sebuah persoalan tentang pengambilan keputusan. Dalam hal ini bahwasanya teknik
pengambilan keputusan di dalam kepemimpinan adalah salah satu persoalan yang perlu dipahami
oleh seorang pemimpin tentang sebuah dampak dan memilih konsekuensi tertentu agar dapat
menemukan hasil yang efektif dan optimal apa yang di harapkan yang ingin di capai. 2Peran
pemimpin dalam pengendalian kepemimpinan itu menjadi sebuah proses untuk dapat
membandingkan pelaksanaan di setiap kegiatan yang di jalankan agar dapat menganalisi
terhadap kemungkinan penyimpangan agar dapat menemukan sebuah penyebab agar dapat
mengevaluasinya dan mampu memperbaiki.3

PEMBAHASAN

1. Pengertian Visi dan Misi

Visi merupakan suatu rangkaian kata yang di dalamnya terdapat impian, cita-cita atau nilai
inti dari suatu lembaga atau organisasi. Dapat dikatakan juga bahwa visi ini bisa menjadi tujuan
mamsa depan suatu organisasi atau lembaga. Dengan terciptanya sebuah visi ini dipengaruhi
oleh suatu pandangan bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan sebuah organisasi atau lembaga
harus memiliki arah yang jelas. Ideologi inti dari visi adalah dimana menunjukan posisi dan

1
Ref 1

2
Ref 2

3
Ref 3
eksistensinya serta menunjukkan karakter abadi suatu organisasi atau lembaga, dalam
penyusunan visi tentunya memiliki komponen tertentu antara lain yaitu ada empat komponen
dalam menyusun visi sebagai berikut:

 Visi dibangun berdasarkan nilai inti


 Visi perlu mengelaborasi tujuan suatu organisasi atau lembaga
 Visi perlu memberikan gambaran singkat mengenai bagaimana cara sebuah organisasi
atau lembaga dalam mencapai tujuannya
 Visi juga mampu merumuskan sasaran umum

Jika visi adalah suatu tujuan atau arah utama maka Misi bisa dikatakan sebagai suatu proses atau
tahapan yang seharusnya dilalui oleh suatu lembaga, instansi atau suatu organisasi dengan tujuan
agar mampu mencapai visi tersebut. Bukan hanya sebagai suatu proses misi juga sering diartikan
maknanya sebagai penjabaran dari suatu visi dalam bentuk perumusan tugas, kewajiban dan
rencana tindakan yang akan dieksekusi sebagai instruksi. Ada beberapa manfaat dalam
penetapan suatu misi diantaranya yaitu:

 Membantu memfokuskan sumberdaya secara umum


 Membantu memastikan bahwa organisasi tidak terlibat dalam konflik kepentingan
 Berfungsi sebagai dasar suatu pemikiran umum untuk mengalokasikan sumberdaya
organisasi atau lembaga4
A. Membuat Visi dan Misi Organisasi atau Lembaga
Dalam suatu organisasi tentu membutuhkan yang namanya visi dan misi, jika suatu
organisasi tanpa adanya visi dan misi bagaikan rumah tanpa adanya pondasi. Jadi kedua hal ini
sangat berkaitan dan berpengaruh sekali bagi suatu lembaga atau organisasi karena visi sendiri
sebagai tujuan, fokus utama untuk masa depan organisasi atau lembaga, sedangkan misi sebagai
tahapan-tahapan atau proses agar organisasi atau lembaga ini bisa berjalan sesuai tujuan yang
mencapai pada visi organisasi atau lembaga tersebut. Dalam membuat visi dan misi tentu tidak
mudah dan instan karena banyak sekali hal yang perlu dipertimbangkan agar nantinya visi dan
misi yang telah dirancang bisa berjalan sesuai dengan plan agar mampu mencapai visi yang telah
dibuat. Dalam hal ini juga perlu diperhatikan cita-cita lembaga atau organisasi yang
bersangkutan, serta memerlukan langkah-langkah strategis agar terwujudnya cita-cita dan
4
Ref 1
keinginan suatu lembaga atau organisasi tersebut. Dalam proses pembuatan visi dan misi
tentunya banyak sekali yang perlu diperhatikan serta tentunya jika dalam pembuatan visi dan
misi suatu organisasi atau lembaga tentunya sangat beragam. Maka dari itu ada lima langkah
dalam tata cara membuat suatu visi dan misi organisasi atau lembaga diantaranya:
 Perlunya menentukan tujuan mengapa dibentuknya suatu organisasi atau lembaga
 Harus memiliki fokus untuk melihat pandangan masa depan bagaimana terutama dalam
menghadapi berbagai rintangan di masa depan
 Memiliki tujuan yang jelas serta orientasi masa depan yang jelas
 Perlu adanya pertimbangan dalam berbagai macam nilai yang ada di dalam sebuah
organisasi atau lembaga
 Membuat visi dan misi berdasarkan hasil musyawarah atau mufakat
B. Fungsi Visi dan Misi Organisai atau Lembaga
Tentunya dalam suatu organisai atau lembaga visi dan misi tentu memiliki peranan
penting, maka dari itu ada beberapa fungsi visi dan misi dalam suatu organisasi atau lembaga
sebagai berikut:
a. Fungsi Visi
 Sebagai media yang menjembatani kondisi suatu organisasi atau lembaga saat ini maupun
di masa depan
 Untuk meningkatkan standar kerja yang lebih baik
 Menumbuhkan rasa memiliki terhadap suatu organisasi
 Berfungsi untuk menumbuhkan serta meningkatkan tanggung jawab serta etos kerja
organisasi maupun lembaga
b. Fungsi Misi
 Berfungsi untuk menentukan tujuan dasar suatu organisasi
 Berfungsi untuk menciptakan kondisi organisasi atau lembaga yang baik
 Berfungsi untuk memacu organisasi atau lembaga untuk berinovasi dalam menghadapi
persaingan
 Berfungsi untuk membantu individu dalam organisasi atau lembaga dalam mengambil
keputusan yang sesuai dengan visi organisasi atau lembaga
 Membantu individu dalam mengidentifikasi tujuan suatu organisasi atau lembaga5

5
Ref 4
2. Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan

Setiap kali keputusan dibuat di organisasi mana pun, ada banyak tekanan dari setiap
individu, yang mengarah pada pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
seorang penguasa tidak dapat menjadi penguasa jika tidak mampu mengambil keputusan.
pengambilan keputusan dalam hal perilaku, mencerminkan karakter masyarakat seorang
pemimpin. Oleh karena itu, tidak perlu meninjau hasil untuk menentukan apakah keputusan yang
dinyatakan sah atau tidak. Sebagai gantinya, gunakan banyak interupsi saat proses sedang
berlangsung. Kegiatan yang paling penting adalah kegiatan pengambilan keputusan, menurut
pemangku kepentingan utama.Teori Keputusan adalah metode untuk membangun dan
menganalisis situasi yang tidak pasti atau berbahaya. Kegiatan pengambilan keputusan
merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:

 Proses mental dimana seorang manajer terlibat dalam pengambilan keputusan.


 memeriksa dan menggunakan data untuk menemukan informasi yang bersangkutan dan
melakukan analisis data.
 Proses mengevaluasi solusi potensial yang berbeda untuk suatu masalah dikenal sebagai
pengambilan keputusan.

Dengan demikian, fokus argumentasinya adalah pada kemampuan menganalisis suatu situasi
dengan menggunakan informasi yang akurat, sehingga mampu mengidentifikasi masalah.6

a. Jenis-jenis keputusan dan masalahnya

Jenis keputusan dan masalah terkait Keputusan tersebut merupakan karya yang tercipta
dari alternatif-alternatif yang ada. Dan pengambilan keputusan adalah proses untuk menganalisis
masalah. Ada dua Jenis Keputusan:

 Keputusan Terprogram Merupakan keputusan yang diajukan untuk mengatasi suatu


keadaan yang terus terjadi agar ketentuan dalam penyampaian keputusan dapat
dilaksanakan dibangun dan diangkut.
 Keputusan Tidak Terprogram adalah keputusan yang dibuat untuk mengatasi situasi yang
tidak teratur, sulit dipahami, dan memiliki konsekuensi serius bagi organisasi.

Dilihat dari tingkatan manajemennya, keputusan terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu:

 Keputusan Strategis yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu
organisasi.
 Keputusan Taktis yaitu keputusan yang diambil oleh manajemen menengah.
 Keputusan Operasional yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.

Teknik Pengambilan Keputusan

6
Ref 2
Teknik-teknik pengambilan keputusan yang paling umum digunakan dalam
pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut (Siagian, 1988)

1) Brainstorming
Teknik in sudah digunakan sejak waktu yang lama, mungkin merupakan teknik yang
paling tua. Teknik ini cukup alternatif dalam membentuk persepsi tentang masalah yang
dihadapi. Untuk permasalahan-permasalahan yang sederhana, yang tidak terlalu memerlukan
penelaahan mendalam, teknik ini banyak disukai. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat
kompilasi pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda.
2) Teknik Delphy
Biasanya dilakukan tanpa menggunakan orang-orang di dalam organisasi sebagai
pengambil keputusan, selain orang luar (mis.) anggota kelompok. Teknik ini dikembangkan pada
awal 1950-an dan menghasilkan pendapat ahli. Tujuan dari metode ini adalah untuk
mendapatkan konteks yang paling mudah dijelaskan oleh sekelompok ahli. Penerapan teknologi
ini mencakup berbagai bidang, antara lain teknologi peramalan, riset opini publik, inovasi
pendidikan, keberlanjutan program dan bidang lainnya. Ketika ada kelangkaan data yang tersedia
atau ketika sistem masih dikembangkan, Delphi digunakan sebagai alat pemecahan masalah.
Menurut metode ini, kelompok yang terdiri dari 13 peserta akan diberikan pertanyaan yang akan
dijawab secara relevan secara kontekstual oleh panel yang telah dibentuk. Dalam lingkungan
yang disimulasikan, panel dapat terdiri dari satu manajer dan pengguna sistem yang
memodifikasi sistem, dan muncul pertanyaan apakah bagian bawah sistem beroperasi secara
normal atau tidak.
3) Teknik Nominal
Orang yang kesulitan mengungkapkan kebutuhannya dengan cara yang bijaksana
menggunakan teknik ini, yang mirip dengan teknik Delphy. Dibandingkan dengan teknologi
brainstorming, teknologi kelompok nominal adalah satu-satunya teknik presentasi keputusan dan
peran yang paling efektif. Teknik ini direkomendasikan sebagai sarana untuk mengumpulkan
pengamatan dan pendapat dari individu untuk berdiskusi secara mendalam tentang suatu masalah
tertentu dan dilanjutkan dengan mencari solusi terbaik. Teknik kelompok khusus ini memerlukan
suatu proses yang mengharuskan setiap anggota kelompok untuk menyampaikan
gagasan/gagasan secara pribadi sebelum dipresentasikan kepada seluruh kelompok.7
3. Pengendalian Kepemimpinan
Dalam pengendalian itu merupakan sebuah proses untuk membandingkan anatara
pelaksanaan kegiatan dan standar dalam mengidentifikasi analisis terhadap kemungkinan
penyimpangan dan menemukan penyebabnya kemudian dapat membetulkannya. Di dalam
organisasi dakwah pengendalian itu dimaksud sebagai kegiatan dalam tolak ukur penyimpangan
dari prestasi yang direncanakan dalam menggerakan tindakan korektif. Pengendalian di dalam
manajemen dakwah itu bersifat komprehensif yang dapat mengarahkan dalam upaya yang
dilakukan manajemen agar tujuan organisasi dapat tercapai.8

7
Ref 5
Unsur- unsur dalam pengendalian kepemimpinan:

 Detektor adalah mengukur apa yang terjadi pada proses pengendalian kepemimpinan.
 Selektor adalah menilai apa yang terjadi dan membandingkan apa yang terjadi pada
standar-standar yang ada.
 Efektor adalah mengubah perilaku jika di perlukan agar proses yang di perlukan sesuai
dengan yang ingin di harapkan.
 Komunikasi adalah alat menyebar luaskan informasi ke orang lain.
Dalam unsur-unsur tersebut sangat berkaitan satu sama lain yang dapat membentuk suatu hal
jalinan proses kerja. Dalam organisasi dakwah melakukan hal pengendalian itu perlu adanya
sebuah acuan yang normatif berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Surat Shad ayat 26:

ِ ‫يل ٱهَّلل‬ ِ ‫ق َواَل تَتَّبِ ِع ْٱلهَ َو ٰى فَي‬


ِ ِ‫ُضلَّكَ عَن َسب‬ ِّ ‫اس بِ ْٱل َح‬ َ َ‫ۚ ٰيَدَا ُوۥ ُد ِإنَّا َج َع ْل ٰن‬
ِ ْ‫ك َخلِيفَةً فِى ٱَأْلر‬
ِ َّ‫ض فَٱحْ ُكم بَ ْينَ ٱلن‬
Artinya “ Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi,
maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.”

Fungsi Pengendalian Dakwah

a. Menciptakan Kualitas Dakwah yang lebih baik


Pada pengendalian dakwah pasti menemukan sebuah proses yang salah bahkan bisa saja
menyimpang dan harus ada evaluasi dalam setiap dakwah. Da’i juga dapat diberikan
wewenang penuh dalam menemukan kesalahan dan memperbaiki tugasnya. Bahwasanya dari
sini sebuah perubahan kerja dapat memperbaiki aktivitas dakwah untuk lebih efektif dalam
menjalankan dakwahnya. Selain itu, fungsi dalam pengendalian ini juga bisa membantu
pemimpin dakwah agar dalam menganalisis tantangan, kesempatan, memperbaiki, dan
mendeteksi proses perubahan yang memengaruhi jalannya sebuah dakwah di dalam
organisasi.
b. Menciptakan Siklus lebih cepat
Permintaan atau keinginan dari mad’u untuk kemudian di desain dengan kreatif dan efisien
sehingga dapat tercapai dan di mengerti dengan baik.

c. Mempermudah Pendelegasi Da’i dan Kerja Tim

Tugas Dakwah merupakan kewajiban bersama dalam organisasi dakwah yang di perlukan
suatu kerjasama yang solid agar dapat mencapai tujuan bersama. Pada proses pengendalian
penilaian yang dimaksudkan agar mempermudah penempatan dai saat di lapangan dengan

8
Ref 3
dilakukan penilaian terhadap proses kerjanya. Selain itu tugas manajemen dakwah adalah
sebagai pemberi wewenang yang di teruskan kepada anggota dan selanjutnya bisa di
aplikasikan kepada seluruh proses perencanaan kerja yang di jadikan sebagai standar sebuah
dakwah.

Evaluasi Dakwah dapat dilaksanakan dengan sebuah tujuan memeberikan penilaian kepada
orang yang di nilai juga dengan kepemimpinan dakwah tentang sebuah informasi mengenai
keberhasilan di lokasi. Evaluasi perencanaan juga dapat dilakukan dalam sebuah rangka agar
dapat mengetahui program kerja yang sudah di rancang melalui visi misi serta tujuannya.

KESIMPULAN

Mengembangkan sebuah visi dan misi lembaga bukanlah sebuah tugas yang mudah untuk di
jalankan. Hal ini juga membutuhkan sebuah kajian menyeluruh dengan melibatkan semua yang
merancang visi dan misi agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan. Visi dan misi lembaga
perlu adanya sebuah rekayasa dalam perencanaan yang akan di laksanakan untuk mencapai
tujuan lembaga yang berkualitas.
Kepemimpinan adalah seni ilmu dalam mempengaruhi perindividu maupun kelompok agar
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini bahwasanya kepemimpinan merupakan inti dari
pengambilan keputusan yang dengan kesepakatan bersama namun tetap keputusan ada pada
pemimpin.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai