Disusun Oleh:
Ahmad Subyantoro
0054
KATA PENGANTAR
i
Assalamualaikum wr wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Organisasi Hubungannya
dengan Perilaku Organisasi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi UAS dari dosen
(Nailin N Maulidiyah M.M.) mata kuliah Perilaku Islami Organisasi Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Pengertian Unsur Pokok Organisasi............................................................................5
2.2 Pengertian dan Hubungan Visi, Misi, Tujuan Organisasi dengan
Perilaku Organisasi......................................................................................................6
2.3 Pengertian dan Hubungan Struktur Organisasi dengan Perilaku Organisasi..............6
2.4 Pengertian dan Hubungan Pembagian Tugas dengan Perilaku Organisasi.................8
2.5 Pengertian dan Hubungan Budaya Organisasi Dengan perilaku Organisasi...............9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pengertian dan Hubungan Visi, Misi, Tujuan Organisasi dengan Perilaku
Organisasi
Hubungan visi, misi, tujuan organisasi dengan perilaku organisasi.
Organisasi dewasa ini perlu merumuskan visi yang jelas, misi yang mendukung
pencapaian misi, tujuan yang mudah untuk dicapai dan strategi organisasi yang mempu
mewujudkan. Antara Visi, Misi, dan Perencenaan Strategis memiliki hubungan yang sangat
erat dan saling mebutuhkan. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan, Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi, sedangkan Perencanaan Strategis merupakan
proses memutuskan program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan
jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program jangka panjang selama
beberapa tahun ke depan.
Dengan demikian perencanaan strategis digunakan untuk menentukan / mewujutkan
visi dan misi organisasi dan membagi-bagi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya.
Jadi dapat dikatakan suatu organisasi pada mulanya memiliki cita-cita atau tujuan akhir yang
ingin dicapai dalam jagka panjang yang disebut visi, selanjutnya untuk mencapai /
mewujutkan visi organisasi yang telah ditentukan tersebut, organisasi merumuskan upaya-
upaya umum yang hendak dilakukan yang disebut misi, kemudian untuk mewujutkan misi,
organisasi membuat / merumuskan upaya-upaya khusus yang dirasa paling efektif dan efisien
untuk mencapai cita-cita organisasi yang disebut perencanaan strategis.
Lebih jelasnya visi merupakan pernyataan tentang gambaran keadaan dan
karakteristik yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Misi
merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya
mewujudkan visi, dan hubungannya dengan rencana strategis adalah memberikan arah yang
akan membawa lembaga dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan visi dan misi yang telah
dirumuskan.
2
mempengaruhi kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan program- program
kerja yang sudah ditetakpan. Jadi dapat simpulkan bahwa Struktur organisasi adalah
bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
B. Elemen Struktur Organisasi
Ada enam element kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain
struktur, antara lain:
1. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke
dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
2. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan
pelanggan.
3. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada
siapa.
4. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi.
Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
6. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
3
memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk.
Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.
Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan
tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini
memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah
produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan
tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan
konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan -
manajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai
komando ganda.
Desain Struktur Oraganisasi Modern
a) Struktur Tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa
struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan
keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi
generalis sekaligus spesialis
b) Organisasi Virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi
utama bisnis
c) Organisasi Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai
komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang
diberdayakan.
2.4 Pengertian dan Hubungan Pembagian Tugas dengan Perilaku Organisasi
Pembagian kerja mutlak diperlukan, sebab tanpa adanya pembagian kerja mereka
akan bekerja menurut kemauan sendiri-sendiri tanpa menghiraukan tujuan organisasi atau
organisasi secara keseluruhan yang berakibat tidak tercapainya tujuan organisasi atau paling
tidak tujuan organisasi akan terhambat pencapainnya. Oleh karena itu di dalam suatu
organisasi perlu sekali adanya pembagian kerja yang baik yang dapat memberikan penjelasan
bagi para pegawai untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan beban kerja yang
menjadi tanggung jawab, sehingga proses organisasi dapat berjalan dengan lancar.
Pembagian kerja yang efektif harus diikuti dengan penempatan pegawai pada tempat yang
tepat. Selain penempatan pegawai pada tempat yang tepat juga perlu diperhatikan tentang
penyesuaian beban kerja.
Pengertian pembagian kerja Menurut Hasibuan Pembagian kerja yaitu informasi
tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan,
dan aspek- aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.
4
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan seseorang pegawai, karena
mungkin saja seorang pegawai sanggup diberi tugas yang banyak, namun bagaimana dengan
penyelesaiannya. Pembagian kerja dilakukan dengan asumsi bahwa semakin kecil tugas yang
dibebankan maka akan semakin cepat penyelesaiannya dari waktu, semakin ringan dari segi
tenaga yang digunakan, semakin mudah dalam penggunaan pikiran, semakin hemat pula
biaya yang digunakan.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebuah organisasi yang baik tentu memiliki komponen- komponen atau variable- variable
organisasi. Adapun variable yang maksud adalah seperti perilaku, struktur, perubahan, dan
budaya organisasi. Keempat variable tersebut sangat berpengaruh terhadap peroses
perjalanan, eksistensi, efektivitas, dan efesiensi sebuah organisasi. Tanpa struktur yang jelas,
organisasi tentu tidak mempunyai garis komando atau garis koordinasi yang jelas.
Begitupun dengan perilaku organisasi yang terdiri dari perilaku individu dan kelompok
dalam sebuah organisasi juga ikut berpengaru terhadap peroseskerjasama antar pengurus
untuk mencapai tujuan organisasi. Terus tidak kalah pentingnya juga dengan budaya
organisasi yang merupakan sistem nilai yang dianut pada sebuah organisasi yang juga ikut
berperan penting dalam mengatur pola tingka laku dalam menciptakan kinerja organisasi
yang baik. Kemudian perubahan organisasi yang merupakan bentuk kerbukaan menerima
perkembangan zaman, yang juga merupakan strategi inovasi untuk meningkatkan organisasi.
6
DAFTAR PUSTAKA
Davis, D. D. “Form, FunctionandStrategy in BoundarylessOrganization,” The
ChangingNatureofWork, San Fransisco: JosseyBass, 1995, hal. 112-138.
Kaeter, M. “The Age oftheSpecializedGeneralist,” Training, desember 1993, hal. 48-53.
Knight, K. “Matrix Organization: A Review,” JournalofManagementStudies, Mei 1976,
hal. 111-130.
Mohrman, S. A. Designing Team-BasedOrganizations, San Fransisco: JosseyBass, 1995,
hal. 36-49.
Pennings, J. M. Research in OrganizationalBehavior, vol. 14, Greenwich, CT: JAI Press,
1992, hal. 267-309.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat. Hal. 214-224
Torang, Syamsir. 2009. Metode Penelitian Organisasi. Makassar: KretakupaPrint
________ Perilaku Organisasi.http://id.wikipedia.org/wiki/
________ Struktur Organisasi. http://id.wikipedia.org/wiki/