Abstract.This study was conducted to prove whether the level of business risk and
financial risk from family firm significant lower than the average of the consumer
goods industry Listed in Indonesia Stock Exchange. This study uses secondary
data, financial reports companies listed on the Stock Exchange in the period
2010-2014. Data was collected using documentation method. The sampling
technique using purposive sampling method, the number of samples i this study
were 8 family companies . The result showed that there no significant difference
between DOL, DFL, DER, DAR, current ratio, quick ratio, cash ratio from family
companies and average of consumer goods industry that Listed in Indonesia Stock
Exchange in 2010-2014.
Keywords : Business Risk, Financial Risk, Family Firm
c. Jika nilai signifikansi > 0,05, b. Jika nilai signifikansi < 0,05,
maka data homogen maka Ha diterima
d. Jika nilai signifikansi < 0,05,
maka data tidak homogen Analisis Data Dan Pembahasan
Uji Beda Hasil Pengumpulan Data
Sampel Penelitian
Uji beda yang digunakan Obyek penelitian yang
dalam penelitian ini adalah digunakan dalam penelitian ini
Independent Sample t-test yang adalah perusahaan manufaktur sektor
bertujuan untuk mengetahui apakah barang konsumsi yang terdaftar
terdapat suatu perbedaan mean atau dalam Bursa Efek Indonesia. Jumlah
rata-rata yang bermakna antara 2 perusahaan yang tergolong dalam
kelompok bebas yang berskala data sektor barang konsumsi yang
interval/rasio nilai tertentu (Hidayat, terdaftar dari tahun 2010 hingga
2012). Penggunaan uji ini dapat 2014 sebanyak 32 perusahaan.
digunakan apabila data penelitian Penentuan sampel penelitian
terbukti terdistribusi normal menggunakan purposive sampling
melalui uji normalitas. Apabila dan menghasilkan 8 perusahaan yang
diketahui dari uji normalitas bahwa memenuhi kriteria dan dijadikan
data penelitian tidak terdistribusi sampel pada penelitian ini. Data yang
secara normal, maka digunakan uji digunakan dalam penelitian ini
nonparametrik Mann Whitney. diambil dari website resmi Bursa
Setelah terbukti data berdistribusi Efek Indonesia dan milik perusahaan
secara normal, maka dilakukan uji terkait. Berikut merupakan rincian
homogenitas yang digunakan untuk dari penentuan sampel penelitian.
melihat apakah data memiliki
varian yang sama atau tidak. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan
Dasar pengambilan dengan melihat tingkat signifikansi
keputusan: yang ada. Hasil uji normalitas data
a. Jika nilai signifikansi > 0,05, sebagai berikut:
maka Ha ditolak
Tabel 1
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Most Extreme Absolute .440 .433 .243 .285 .197 .154 .212
Uji Homogenitas
Tabel 2
Uji Homogenitas
Pengujian Hipotesis
Mann Whitney
Tabel 3
Uji Mann Whitney
Ranks
Total 175
DFL Keluarga 40 91.53 3661.00
Industri 135 86.96 11739.00
Total 175
DER Keluarga 40 92.91 3716.50
Industri 135 86.54 11683.50
Total 175
DAR Keluarga 40 87.26 3490.50
Industri 135 88.22 11909.50
Total 175
LDER Keluarga 40 96.60 3864.00
10
Total 175
Test Statisticsa
LANC CEPA
DOL DFL DER DAR LDER CDER AR T KAS
Mann-Whitney 2612.0 2559.00 2503.50 2670.5 2356.00 2622.00 2545.5 2372.0 2562.0
U 00 0 0 00 0 0 00 00 00
Wilcoxon W 3432.0 11739.0 11683.5 3490.5 11536.0 11802.0 3365.5 3192.0 3382.0
00 00 00 00 00 00 00 00 00
Z
-.313 -.501 -.698 -.105 -1.224 -.277 -.549 -1.166 -.491
Asymp. Sig.
.755 .616 .485 .916 .221 .782 .583 .244 .624
(2-tailed)
Abstract: Aim of this study is to test influence of risk management application (credit,
liquidity and operational) to banking financial performance listed in Indonesia Stock
Exchange (IDX). Population in this research is entire banks registered in BEI until 2011 and
observation period is 5 years (2007-2011). Thus, total population is 150 (30 banks x 5 years).
Analysis method used in this study is data panel regression and data processing using Eviews
program 6. Result of this research reveals that application of risk management (credit,
liquidity and operational) simultaneously affect banks financial performance in BEI.
Whereas, partially, it is only application of risk management liquidity has no effect on the
banking financial performance registered in BEI.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan manajemen risiko
(kredit, likuiditas dan operasional) terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perbankan yang
terdaftar di BEI sampai dengan tahun 2011 dengan periode pengamatan selama 5 tahun
(2007-2011). Dengan demikian total populasi adalah sebanyak 150 (30 perbankan x 5 tahun).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dan proses
pengolahan data menggunakan program Eviews 6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan manajemen risiko (kredit, likuiditas dan operasional) secara simultan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI. Sedangkan, secara parsial hanya
penerapan manajemen risiko likuiditas yang tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perbankan yang terdaftar di BEI.
Kata kunci: Penerapan manajemen risiko kredit, penerapan manajemen risiko likuiditas,
penerapan manajemen risiko operasional, kinerja keuangan
kembali penarikan yang dilakukan deposan dana masyarakat. Oleh karena itu, setiap bank
dengan mengandalkan kredit yang diberikan wajib memiliki manajemen risiko yang mampu
sebagai sumber likuiditas. LDR dirumuskan mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
dengan membandingkan jumlah kredit yang mengendalikan risiko, sehingga segala macam
disalurkan dengan dana pihak ketiga. risiko yang berpotensi untuk muncul dapat
Risiko operasional merupakan risiko diantisipasi dari sejak awal dan dicarikan cara
yang disebabkan oleh kurang berfungsinya penanggulangannya.
proses internal bank, human error, kegagalan
sistem teknologi, atau akibat permasalahan KAJIAN KEPUSTAKAAN
eksternal. Untuk risiko operasional indikator Kinerja Keuangan
yang digunakan adalah BOPO (Beban Kinerja keuangan merupakan prestasi
Operasional terhadap Pendapatan operasional). kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam
BOPO menunjukkan kemampuan manajemen suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan
bank dalam mengendalikan biaya operasional keuangan perusahaan yang bersangkutan. Daft
terhadap pendapatan operasional. (2002:15), mengemukakan bahwa kinerja
Dengan demikian, penelitian terhadap adalah kemampuan organisasi untuk meraih
faktor faktor yang mempengaruhi kinerja tujuannya melalui pemakaian sumber daya yang
perbankan yang diukur dengan NPL, LDR dan efisien dan efektif.
BOPO adalah sangat penting, NPL yang tinggi Menurut Bastian (2006:297), kinerja
akan mengganggu perputaran dana perbankan keuangan dapat diukur dengan menggunakan
sehingga menyebabkan bank mengalami rasio profitabilitas yang terdiri dari: ROA dan
kesulitan likuiditas. LDR yang tinggi ROE. ROA merupakan rasio yang digunakan
menunjukkan kesanggupan dan kesediaan bank untuk mengukur kemampuan manajemen bank
untuk mengatasi persoalan likuiditasnya, dalam memperoleh keuntungan dengan
sebaliknya rendahnya LDR menunjukkan bank memanfaatkan keseluruhan total aset yang
tidak mampu berperan sebagai lembaga dimiliki dan ROE digunakan untuk mengukur
intermediasi sehingga hilangnya kepercayaan kemampuan bank dalam memperoleh
masyarakat pada bank tersebut. BOPO yang keuntungan bersih dengan menggunakan modal
tinggi menunjukkan tidak efisiennya bank sendiri.
dalam menjalankan usahanya sehingga
menyebabkan kerugian bagi bank. Penerapan Manajemen Risiko Kredit
Sebagai upaya dalam meminimalkan Risiko kredit merupakan risiko yang
risiko-risiko yang terjadi, bank harus dihadapi bank karena menyalurkan dananya
menjalankan fungsinya dengan berpegang teguh dalam bentuk pinjaman kepada nasabah. Karena
pada prinsip kehati-hatian dalam mengelola berbagai hal, nasabah tidak mampu memenuhi
kewajibannya seperti pembayaran pokok dan Sebagai lembaga yang sumber dana terbesarnya
bunga pinjaman, sehingga bank mengalami berasal dari masyarakat, bank tidak akan
kerugian karena tetap mengeluarkan beban mampu bertahan beroperasi tanpa adanya
bunga untuk simpanan nasabah. Peningkatan kepercayaan tersebut.
kredit bermasalah tersebut menyebabkan Menurut Ali (2006:402) indikator yang
pendapatan dan laba menurun, ROA dan ROE digunakan untuk mengukur penerapan
juga mengalami penurunan (Purwanto, manajemen risiko likuiditas adalah LDR. LDR
2011:167). Oleh karena itu, perbankan perlu mencerminkan kemampuan bank dalam
meningkatkan pengelolaan terhadap terhadap membayar kembali penarikan dana yang
risiko kreditnya agar tingkat kredit bermasalah dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
atau NPLnya tidak melebihi dari ketentuan dari yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Bank Indonesia (BI). Syamsuddin (2007:44), mengemukakan
Bank Indonesia (PBI) No.13/3/2011, bahwa semakin tinggi rasio likuiditas maka
menetapkan bahwa rasio NPL maksimal 5% semakin baik suatu perusahaan, karena semakin
dari total kredit. Apabila rasio NPL berada tinggi rasio ini berarti jumlah kredit yang
dibawah ketentuan BI menunjukkan bahwa diberikan meningkat sehingga menyebabkan
bank dapat mengelola risiko kreditnya dengan pendapatan bunga dan laba yang diterima
baik karena mampu meminimalkan kredit meningkat, akhirnya ROA dan ROE pun ikut
macetnya. Sebaliknya, kenaikan NPL diatas 5% meningkat. Selanjutnya, Muljono (2002:127)
mengindikasikan bank kurang berhasil dalam mengungkapkan bahwa LDR yang rendah akan
mengelola kredit bermasalahnya. mengakibatkan bank dalam keadaan likuid
sehingga menyebabkan idle fund akibatnya
Penerapan Manajemen Risiko likuiditas profitabilitas (ROA dan ROE) rendah.
Risiko likuiditas adalah risiko yang Peraturan Bank Indonesia (PBI)
disebabkan ketidakmampuan bank No.12/19/2010, menetapkan LDR bank umum
menyediakan dana untuk memenuhi penarikan berada pada kisaran 78-100%. Apabila LDR
simpanan dan permintaan kredit serta berada dibawah ketentuan BI menunjukkan
kewajiban lainnya yang telah jatuh tempo. kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan
Risiko likuiditas merupakan masalah yang kredit sehingga hilangnya kesempatan untuk
sangat penting bagi bank untuk menjaga memperoleh keuntungan. Sedangkan, LDR
kontinuitas usahanya. Ketidakmampuan yang berada diatas 100% menunjukkan kredit
memperoleh pendanaan untuk memenuhi yang disalurkan melebihi dari dana yang
kewajiban yang jatuh tempo akan dihimpun sehingga bank akan mengalami
mempengaruhi kredibilitas bank karena kekurangan dana untuk mencukupi
menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat. kewajibannya.
efektivitas perusahaan didalam menghasilkan risiko likuiditas adalah LDR. LDR adalah rasio
yang dimilikinya. ROA dihitung berdasarkan simpanan yang dihimpun dapat mendukung
aset bank.
Penerapan Manajemen Risiko operasional
(Diproksi dengan BOPO)
maka diperlukan adanya pengawasan aktif peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
dewan komisaris dan direksi dalam hal tidak diimbangi dengan peningkatan kredit
pemisahan tugas antara fungsi penganalisa mengakibatkan bank harus menanggung beban
permohonan kredit, pemberi persetujuan kredit bunga yang melebihi dari pendapatan bunga
dan yang me-review kredit. Dalam menyalurkan yang diterimanya, sehingga kerugian tersebut
kreditnya bank juga harus melakukan analisis akan mempengaruhi jumlah ekuitas dan
terhadap kemampuan debitur dalam memenuhi penurunan ROE. Selanjutnya, ketidaksignifikan
kewajiban. Bank harus melakukan peninjauan, penerapan manajemen risiko likuiditas terhadap
penilaian, dan pengikatan terhadap agunan kinerja keuangan baik yang diukur dengan
untuk memperkecil risiko kredit atau gagal ROA maupun ROE karena rendahnya kredit
bayar debitur. yang disalurkan bank, yang menyebabkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dana menjadi idle fund (dana yang
perbankan telah berhasil menerapkan menganggur yang tidak menghasilkan bunga)
manajemen risiko kreditnya dengan baik, sehingga hilangnya kesempatan bank untuk
dimana mampu meminimalkan kredit macetnya memperoleh keuntungan yang maksimal.
(NPL) yaitu rata-rata sebesar 3,13%. Nilai Pengelolaan likuiditas sangat penting bagi
tersebut masih dibawah batas maksimum NPL kelangsungan usaha perbankan. Likuiditas akan
yang disyaratkan oleh BI yaitu sebesar 5%, mempengaruhi tingkat kepercayaan nasabah
sehingga dalam menjalankan kegiatan dan pemegang saham di bank tersebut. Apabila
operasionalnya bank mampu menghasilkan posisi likuiditas yang ditunjukkan LDR terlalu
kinerja yang baik. rendah maka investor akan menganggap bank
tidak memiliki prospek yang menguntungkan di
Pengaruh penerapan manajemen risiko
masa depan sehingga hilangnya kepercayaan
likuiditas terhadap kinerja keuangan
untuk menanamkan modalnya. Sebaliknya, jika
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
LDR terlalu tinggi sehingga berada diatas
bahwa penerapan manajemen risiko likuditas
ketentuan maksimum yang telah ditetapkan
(yang diproksi dengan LDR) berpengaruh
maka bank akan mengalami kesulitan dalam
positif terhadap kinerja keuangan bank yang
memenuhi kewajibannya.
diukur dengan ROA. Pengaruh positif yang
Dari hasil penelitian menunjukkan ada
ditunjukkan oleh LDR mengindikasikan bahwa
15 bank yang kurang optimal dalam
bank memperoleh keuntungan dari kredit yang
disalurkan sehingga laba meningkat ROA juga
menyalurkan kreditnya, dimana LDRnya
ikut meningkat. Sedangkan penerapan kurang dari 78% dan terdapat 1 bank yang
manajemen risiko likuditas berpengaruh negatif menyalurkan kreditnya diatas 100%.
terhadap kinerja keuangan bank yang diukur Sehingga, diharapkan bagi pihak
dengan ROE. Hal ini disebabkan karena
Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 18
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
manajemen bank dapat menjaga besarnya karena dalam menjalankan kegiatannya mampu
LDR sesuai dengan batas ketentuan BI melakukan efisiensi terhadap biaya.
yaitu sebesar 78%-100%. LDR yang kurang Berdasarkan SEBI No. 6/23/DPNP/2004
tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank
dari 78% menunjukkan kurang efektifnya
umum, BOPO bernilai antara 94%-96%. Nilai
bank dalam menyalurkan kredit sehingga
BOPO yang kurang dari 94% menunjukkan
hilangnya kesempatan bank untuk
bank efisien dalam menjalankan operasionalnya.
memperoleh laba, Sedangkan LDR yang
Walaupun dari hasil penelitian menunjukkan
lebih dari 100% menunjukkan bahwa rata-rata perbankan yang terdaftar di BEI
kredit yang diberikan melebihi dari dana memiliki tingkat efisiensi yang baik, namun
yang dihimpun. Akibatnya bank akan bank harus terus melakukan pengawasan
mengalami kekurangan dana, karena dana terhadap risiko operasional dengan cara
yang tersedia untuk memenuhi menerapkan sistem pengendalian intern.
kewajibannya sudah digunakan. Kedua
KESIMPULAN DAN SARAN
keadaan ini diharapkan tidak dialami oleh
Kesimpulan
perbankan karena akan mengganggu kinerja
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
keuangannya
maka dapat disimpulkan bahwa:
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ali, M., 2006. Manajemen Risiko: Strategi
Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi
Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Bastian, I., & Suhardjono, 2006. Akuntansi
Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.
Daft, R.L., 2002. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Darmawi, H., 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Purwanto, W.H., 2011. Risiko Manajemen
Perbankan. Jakarta: CMB PRESS.
Republik Indonesia, Surat Edaran Nomor
6/23/DPNP/2004, Tentang Sistem Penilaian
Kesehatan Bank Umum.
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia
Nomor 13/3/PBI/2011, Tentang Penetapan
Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank.
Republik Indonesia, Peraturan Bank Indonesia
Abstract
This research aimed to found whether credit risk could be the earning connection
determinant by return within BUMN Banking. The dependent variable of this
study is cumulative abnormal return (CAR) whereas independent variable are
standardized unexpected earning (SUE), credit risk and interest risk. The sample
of this study are BUMN Banking in Indonesia. Data used in this study is
secondary one from Annual Report from 2014 to 2017. In order to analized
connection between standardized unexpected earning (SUE) to cumulative
abnormal return (CAR) and financial risk as connection determinant of both
earning by return used double regression analysis. Research result showed that
variable of standardized unexpected earning (SUE) have relation to cumulative
abnormal return (CAR) and credit risk could be determinant of both earning and
return connection.While for interest risk not become determinant of both earning
and return connection.
PENDAHULUAN
Lembaga keuangan selain sebagai penghimpun dana dari masyarakat, juga
merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan (Adriansah dan Simatupang,
1993). Lembaga keuangan memiliki fungsi sebagai penyalur dana, dengan
menghimpun dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana dan
menyalurkannya kembali ke pihak yang membutuhkan dana (Edward, 2008).
Fungsi sebagai penyedia dana ini menyebabkan pengaruh dominan lembaga
keuangan terhadap perekonomian dalam hubungannya dengan pendanaan
organisasi bisnis atau perusahaan. Namun, penyaluran dana tersebut tidak dikelola
dengan baik, bank dapat mengalami kegagalan bahkan pada akhirnya mengalami
kebangkrutan. Risiko di dalam konteks bisnis (bank dan lembaga keuangan) tidak
selalu mewakili sesuatu hal yang buruk. Risiko dapat menjadi peluang bagi
mereka yang mampu mengelolanya dengan baik. Selanjutnya, Morgan dalam
Avartara (2007) mengartikan risiko sebagai suatu ketidakpastian dari Net Return
yang terjadi, atau secara komprehensif risiko merupakan suatu potensi terjadinya
peristiwa (event) yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap nilai suatu
fortofolio aset. Hal ini megindikasikan risiko hari ini merupakan potensi kerugian
esok hari. Risiko tidak dapat diukur seperti menghitung pendapatan dan biaya
yang harus dikeluarkan bank karena risiko bersifat tidak berwujud. (Adisetiawan
dan Atikah, 2018)
Pesatnya perkembangan perbankan di Indonesia mengakibatkan sangat
diperlukan suatu pengawasan terhadap kinerja bank tersebut (Sari, 2018). Bank
Indonesia sebagai bank sentral memiliki suatu kontrol terhadap bank-bank untuk
183
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
184
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
sampai dengan 2017, serta variabel yang digunakan pada faktor risiko keuangan
adalah risiko kredit dan risiko tingkat suku bunga saja.
Pada penelitian ini, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan
mengambil sampel pada Bank BUMN, karena perusahaan tersebut memiliki
fundamental yang kuat, risiko yang lebih kecil, manajemen yang baik, modal yang
cukup, nasabah yang banyak dan setia, serta memiliki earning dan return yang
cukup besar dibandingkan Bank Non-BUMN.
Tabel 1
Data Cumulative Abnormal Return (CAR), Standardized Unexpected Earning
(SUE), Risiko Kredit dan Risiko Tingkat suku bunga
Nama Bank Tahun Penelitian CAR SUE RK (%) RB (%)
BBNI 2014 14.65 0.196 1.31 114.21
2015 15.42 0.156 2.25 115.03
2016 14.80 0.248 2.00 113.49
2017 14.23 0.207 1.61 119.71
BBRI 2014 12.18 0.135 1.12 121.86
2015 12.88 0.049 1.53 115.13
2016 14.63 0.032 2.08 113.73
2017 14.86 0.107 2.33 113.84
BMRI 2014 12.26 0.097 1.13 118.91
2015 13.13 0.024 2.07 112.50
2016 14.77 0.307 4.04 115.35
2017 15.12 0.464 2.31 111.74
BBTN 2014 8.47 0.267 0.67 94.14
2015 8.07 0.616 0.66 94.54
2016 8.93 0.415 0.44 100.81
2017 8.29 0.156 0.49 98.77
Sumber : Data diolah, 2018
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah faktor rasio keuangan, yaitu risiko kredit dan risiko tingkat suku bunga
dapat menjadi penjelas hubungan earning dengan return saham.
Tinjauan Pustaka
Return saham adalah yang dinikmati investor atas investasi saham yang
dilakukannya (Jogiyanto, 2000). Return tersebut memiliki dua komponen yaitu
current income dan capital gain. Bentuk current income berupa keuntungan yang
diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil
kinerja fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang
diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital
gain suatu saham akan positif, apabila harga jual dari saham yang dimiliki lebih
tinggi dari harga belinya. Perubahan harga saham dapat diukur dengan adanya
perubahan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan
abnormal return (Norpratiwi, 2003).
Abnormal return adalah Selisih antara tingkat keuntungan yang
sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Abnormal return sering
digunakan sebagai dasar pengujian efisiensi pasar. Pasar dikatakan efisien jika
185
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
tidak satu pun pelaku pasar yang menikmati abnormal return dalam jangka waktu
yang cukup lama. Akan tetapi, abnormal return dapat digunakan untuk
melakukan penilaian kinerja surat berharga. Pada dasarnya ada beberapa model
untuk menghitung abnormal return, di antaranya market model/single index
model dan capital asset pricing model. Kedua model tersebut sulit dilakukan
karena harus melakukan estimasi untuk beta, tingkat suku bunga bebas risiko dan
return pasar. (Adisetiawan dan Surono, 2016)
Kegiatan di bidang keuangan biasanya dapat diklasifikasikan sebagai
kejadian atau informasi harga yang belum atau sesudahnya ada di pasar keuangan.
Abnormal return kumulatif, atau Cumulative Abnormal Return (CAR), merupakan
jumlah dari semua pengembalian yang abnormal. Norpratiwi (2003) menyatakan
bahwa Cumulative Abnormal Return (CAR) merupakan akumulasi abnormal
return selama periode peristiwa untuk masing-masing saham. CAR lebih sering
digunakan untuk menyelidiki peristiwa yang berpengaruh terhadap harga saham
(Suaryana, 2005). CAR merupakan proksi dari harga saham atau reaksi pasar.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data closing price untuk
saham dengan periode selama pelaporan. CAR adalah akumulasi return
sesungguhnya dikurang return ekspektasi.
Informasi laba menjadi penting karena merupakan salah satu informasi
bagi pihak investor untuk mengambil keputusan. Penggunaan informasi laba dapat
mengurangi ketidakpastiaan kinerja keuangan perusahaan dimasa depan, sehingga
kualitas pengambilan keputusan akan semakin meningkat (Sansaloni dan Monika,
2003). Penelitian ini menggunakan Standardized Unexpected Earning (SUE)
sebagai pengukuran informasi laba. Standardized Unexpected Earning merupakan
suatu teknik yang digunakan untuk mengukur pendapatan laba tahunan tak
terduga, yang akan berpengaruh pada harga dari suatu saham (Gunawan dan
Prasetya, 2007). SUE merupakan laba tahun berjalan setelah pajak dikurang laba
tahun lalu setelah pajak, dibagi laba tahun lalu setelah pajak.
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul akibat ketidakmampuan
debitur untuk membayar kembali, atau kemungkinan kerugian yang timbul akibat
kegagalan debitur untuk memenuhi kewajibannya terhadap bank (Prisetiyadi,
2007). Risiko kredit merupakan provision for bad and doubtful debts dibagi loans.
Risiko tingkat suku bunga merupakan risiko yang muncul akibat perubahan
tingkat suku bunga. Risiko tingkat suku bunga merupakan variabilitas pendapatan
saham yang disebabkan karena adanya perubahan tingkat suku bunga (Siswanto,
2008). Selanjutnya, risiko ini tidak dapat didiversifikasi karena tingkat suku bunga
cenderung naik turun secara bersamaan yang berpengaruh terhadap nilai aktiva
secara umum, dan harga saham akan berlawanan dengan perubahan suku bunga
tersebut. Risiko tingkat suku bunga merupakan deposits dibagi loans.
Penelitian Terahulu
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cheng dan Arif (2007),
menggunakan faktor risiko keuangan, yaitu risiko kredit, risiko tingkat suku
bunga, risiko likuiditas, risiko solvensi sebagai penjelas hubungan earning dan
return perbankan di Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit
secara signifikan dapat menjadi faktor penjelas hubungan earning dengan return.
Penelitian lain dilakukan oleh Ni, et al. (2009), menunjukkan hasil yang berbeda
dari penelitian Cheng dan Arif, penelitian Ni, et al. menemukan salah satu faktor
186
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
risiko keuangan, yaitu risiko tingkat suku bunga secara signifikan dapat menjadi
faktor penjelas hubungan earning dengan return pada perbankan Thailand. Hasil
penelitiannya menemukan bahwa variabel Standardized Unexpected Earning
(SUE) mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap Cumulative
Abnormal Return (CAR).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saputra (2010) menunjukkan
hasil yang berbeda dari penelitian Cheng dan Arif dan sejalan dengan penelitian
Ni, et al. yaitu menunjukkan bahwa SUE dan risiko tingkat suku bunga secara
signifikan dapat menjadi faktor penjelas hubungan earning dengan return.
Gambar 1.
Kerangka Konseptual
METODE
Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan data sekunder. Data
kuantitatif merupakan jenis data yang dipergunakan pada penelitian ini yang
bersumber dari Annual Report perusahaan yang dipublikasikan melalui masing-
masing website perusahaan, sehingga pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode observasi nonpartisipan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus (case study).
Sampel pada penelitian ini terdiri dari 4 (empat) Bank BUMN yang memiliki data
keuangan lengkap dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017.
Tabel 2
Sampel Penelitian
No Kode Nama Emiten
1 BBNI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
3 BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
4 BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Sumber : Data diolah, 2018
Metode Analisis Data, adapun alat uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan aplikasi SPSS v.20. Karena data yang
digunakan data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu
dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi.
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model
tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik
statistik, baik itu multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedatisitas.
187
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
Operasional Variabel
Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu standardized
unexpected earning (SUE) dan risiko keuangan, yakni risiko kredit dan risiko
tingkat suku bunga.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cumulative abnormal return
(CAR).
HASIL
Uji Asumsi Klasik Statistik
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel
dependen dan independen atau keduanya memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Pada Tabel 3, jika nilai probabilitas (sig) Kolmogorov-Smirnov
lebih besar dari (>) α = 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi
secara normal, maka model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas.
Hal ini menunjukkan bahwa uji normalitas telah terpenuhi.
Tabel 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 16
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .02995542
Absolute .107
Most Extreme Differences Positive .107
Negative -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .428
Asymp. Sig. (2-tailed) .993
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
188
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
Tabel 4
Uji Multikolinearitas
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -1.452 1.003
SUE 1.228 .500 .422 .234 4.267
1
RK .224 .056 .591 .317 3.158
RB .008 .074 .022 .148 6.769
Tabel 5
Uji Aukokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
a
1 .958 .917 .896 .0334912 2.164
a. Predictors: (Constant), RB, RK, SUE
b. Dependent Variable: CAR
189
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
Gambar 2
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 6
Hasil Estimasi Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -1.452 1.003
SUE 1.228 .500 .422
1
RK .224 .056 .591
RB .008 .074 .022
Dependent Variable: CAR
190
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
oleh perubahan variabel lain di luar model penelitian. Nilai koefisien korelasi (R
Squere) diperoleh sebesar 0,917 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel
independen terhadap variabel dependen adalah signifikan (kuat) yaitu sebesar
91,7%.
Tabel 7
Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .958a .917 .896 .0334912
Tabel 8
Hasil Uji F-test
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .149 3 .050 44.192 .000b
1 Residual .013 12 .001
Total .162 15
a. Dependent Variable: CAR
b. Predictors: (Constant), RB, RK, SUE
Hasil perhitungan diperoleh nilai F.hitung > F.tabel (44,192 > 3,41)
dengan tingkat signifikan sebesar 0.000. Hal ini berarti nilai signifikan lebih kecil
dari tingkat kepercayaan 5% yang menunjukkan hasil uji anova ini dapat
disimpulkan bahwa variabel SUE, RK dan RB secara bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap CAR dan dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini
layak untuk diteliti (goodness of fit).
191
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
Berdasarkan hasil uji parsial pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa secara
parsial, Standardized Unexpected Earning (SUE) dan risiko kredit berpengaruh
terhadap Cumulative Abnormal Return (CAR) pada Bank BUMN periode 2014
sampai 2017, sedangkan variabel risiko tingkat suku bunga tidak berpengaruh
signifikan. Hasil uji secara parsial (uji-t) untuk Standardized Unexpected Earning
(SUE) menunjukkan nilai t.hitung>t.tabel (2,457>1,771) dan nilai signifikansi di
bawah 0,05 (0,030<0,05) yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara SUE
terhadap variabel CAR. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Ni, et al. dan
Saputra yang menyatakan bahwa SUE berpengaruh terhadap CAR dan menolak
penelitian Cheng dan Arif. Hasil uji secara parsial (uji-t) untuk Risiko Kredit
menunjukkan nilai t.hitung>t.tabel (4,000>1,771) dan nilai signifikansi di bawah
0,05 (0,002<0,05) yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara Risiko Kredit
terhadap variabel CAR. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Cheng dan Arif
yang menyatakan bahwa Risiko Kredit berpengaruh terhadap CAR dan menolak
penelitian Ni, et al. dan Saputra. Hasil uji secara parsial (uji-t) untuk Risiko
Tingkat Suku Bunga menunjukkan nilai t.hitung<t.tabel (0,101<1,771) dan nilai
signifikansi di atas 0,05 (0,921>0,05) yang berarti tidak terdapat pengaruh
signifikan antara Risiko Tingkat Suku Bunga terhadap variabel CAR. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Ni, et al. dan Saputra yang menyatakan
bahwa Risiko Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap CAR dan menolak
penelitian Cheng dan Arif.
SIMPULAN
Hasil pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa secara simultan,
Standardized Unexpected Earning (SUE), Risiko Kredit dan Risiko Tingkat Suku
Bunga secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Cumulative
Abnormal Return (CAR). Secara parsial, hanya Risiko Tingkat Suku Bunga yang
tidak berpengaruh terhadap CAR, sedangkan SUE dan Risiko Kredit berpengaruh
terhadap CAR. Hal ini membuktikan bahwa Risiko Keuangan, yakni Risiko
Kredit dapat menjadi penjelas hubungan earning dan return saham. Secara
teoritis, hasil penelitian ini berimplikasi pada pengembangan akuntansi keuangan
yang berkaitan dengan teori efisiensi pasar pada perbankan di Indonesia, karena
dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan return saham dengan
Unexpected Earning, dan risiko tingkat suku bunga mempunyai informasi bagi
investor untuk pengambilan keputusan. Penelitian ini berimplikasi pada sektor
perbankan mengenai pengaruh risiko keuangan yang dapat menjadi penjelas
hubungan earning dengan return, sehingga dapat membantu perbankan
menerapkan strategi dalam menganalisis risiko keuangan yang dapat
meningkatkan pendapatan serta kinerja perbankan secara keseluruhan. Selain itu
bagi investor, dapat memberikan masukan tambahan tentang sejauh mana
pengaruh faktor-faktor risiko keuangan dapat menjadi penjelas hubungan earning
dengan return yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisetiawan, R., dan Atikah, 2018, Does Stock Split Influence to Liquidity and
Stock Return?, (Empirical Evidence in The Indonesian Capital Market),
Asian Economic and Financial Review, 8(5): 682-690
192
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
Ekonomis : Journal of Economics and Business
Vol.2 No.2 September 2018
193
Risiko Keuangan Sebagai Determinan Hubungan antara Earning dengan Return
pada Bank BUMN
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/326560883
CITATION READS
1 4,768
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by M. Shabri Abd. Majid on 23 July 2018.
Abstract: This research was aimed to examine the influence of business risk and financial risk
against profit rate of food and beverage company in Indonesia. Profit rate is measured by
return on investment (ROI) and return on equity (ROE). Observation period in the research
from 2008 to 2011 financial statements have been audited food and beverage company listed
on the Indonesia Stock Exchange, and the company reports its financial statements during
period of research a total of 17 companies, and a the amount of observations were 68. Data
analysis techniques used multiple linear regression. The results showed that the business risk
and financial risk are jointly or partial effect on the rate of profit, both the rate of profit is
measured by ROI and ROE in the food and beverage company in Indonesia.
Keywords: Rate of return, return on investment, return on equity, business risk and financial
risk.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko bisnis dan risiko keuangan
terhadap tingkat keuntungan perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Tingkat
keuntungan diukur dengan return on investment (ROI) dan return on equity (ROE). Periode
pengamatan dalam penelitian ini mulai tahun 2008 sampai dengan 2011 atas laporan keungaan
yan telah di audit perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,
dan perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya selama periode penelitian sebanyak 17
perusahaan, dan jumlah pengamatan sebanyak 68. Teknik sanalisis data dipergunakan regresi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkaan bahwa risiko bisnis dan risiko keuangan secara
bersama-sama maupun parsial berpengaruh terhadap tingkat keuntungan, baik tingkat
keuntungan diukur dengan ROI maupun ROE pada perusahaan makanan dana minuman di
Indonesia.
Kata Kunci: Tingkat keuntungan, return on investment, return on equity, risikobisnis, dan
risiko keuangan.
waktu yang telah disepakati/jatuh tempo, dan kesalahan manusia, dan risiko ekonomi berupa
utang baik jangka pendek maupun jangka inflasi, fluktuasi lokal, kestabilan perusahaan
panjang akan menimbulkan beban tetap (beban (Darmawi, 2010:30). Risiko-risiko tersebut
bunga pinjaman) yang harus ditanggung akhirnya akan muncul risiko bisnis dan risiko
perusahaan. keuangan yang akan dihadapi perusahaan.
Penggunaan utang dalam pendanaan Penelitian ini mengangkat fenomena
bisnis perusahaan bisa berdampak positif dalam tentang bagaimana sebenarnya pengaruh risiko
pendanaan, Brigham dan Houston (2010:140) bisnis dan risiko keuangan dalam rangka
bahwa pendanaan melalui utang akan memperoleh tingkat keuntungan baik ROI
memberikan tiga dampak penting, yaitu (1) maupun ROE pada perusahaan makanan dan
menghimpun dana melalui utang, maka minuman.
pemegang saham dapat mengendalikan
perusahaan dengan jumlah investasi yang KAJIAN KEPUSTAKAAN
terbatas, (2) kreditor melihat ekuitas sebagai Laporan Keuangan
batas pengaman, makin tinggi proporsi total Laporan keuangan adalah hasil dari
modal makin kecil risiko yang dihadapi proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
kreditor, dan (3) jika hasil yang diperoleh dari alat untuk mengkomunikasikan data keuangan
aset perusahaan lebih tinggi dari tingkat bunga atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak
yang dibayarkan, maka penggunaan utang akan yang berkepentingan (Hery, 2009:6). Laporan
mengungkit/memperbesar pengembalian atas keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan
ekuitas. ringkasan data keuangan perusahaan (Jumingan,
Besar atau kecilnya risiko yang akan 2009:4). Unsur utama dalam laporan keuangan
dihadapi perusahaan merupakan seberapa besar adalah neraca, laporan rugi-laba, laporan arus
harapan atau keinginan keuntungan yang kas, catatan atas laporan keuangan, dan opini
diperoleh. Hubungan antara risiko (risiko auditor (Stice, Stice, & Skousen, 2009:9).
bisinis dan risiko keuangan) dan return atau
keuntungan bersifat searah, dimana semakin Analisis Rasio Keuangan
besar keinginan untuk memperoleh keuntungan Analisis rasio keuangan adalah metode
akan diikuti oleh risiko yang besar pula. analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-
Tingkat risiko yang dihadapi perusahaan pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba
makanan dan minuman yang relatif besar mulai secara individu atau kombinasi dari keduanya
dari risiko sosial, risiko fisik dan risiko (Munawir, 2007:37). Jumingan (2009:242)
ekonomi. Risiko sosial adalah bersumber dari menyatakan bahwa analisis rasio keuangan
masyarakat atau konsumen, risiko fisik adalah merupakan analisis membandingkan satu pos
yang bersumber dari fenomena alam dan dengan pos laporan keuangan lainya baik secara
ditambahkan pada cost of capital (biaya yang risiko keuangan disebabkan oleh bunga atas
dikeluarkan untuk investasi) lebih besar utang, dan dividen saham preferen (Ahmad,
dibandingkan dengan usaha bersiko rendah 2009:78). Semakin tinggi rasio debt-to-total-
(Mulyadi, 2001:350). Semakin besar risiko asset maka semakin besar pula risiko keuangan,
yang harus ditanggung, maka semakin besar dan semakin rendah rasio debt-to-total-asset
return yang harus dikomposisikan (Jogiyanto, maka akan semakin kecil risiko keuangan
2000:124). (Horne dan Wachowicz, 2005:210).
Perusahaan yang
memenuhi kriteria yang
Risiko Keuangan dijadikan objek penelitian.
Syamsuddin (2007:119) menyatakan Jumlah pengamatan 4 x 17 = 68
bahwa financial risk adalah suatu keadaan Variabel dalam penelitian ini adalahsebagai
dimana perusahaan tidak mampu menutup berikut :
biaya-biaya finansialnya. Tingginya tingkat
Y = α + 𝛽1 𝑿𝟏 + 𝛽2 𝑿𝟐 + ε
Keterangan :
Keterangan:
SD = Standar Deviasi (tingkat risiko)
Y = Tingkat keuntungan
x = Laba α = Konstanta
µ = Rata – rata laba 𝑋1 = Risiko Bisnis
𝑋2 = Risiko Keuangan
n = Jumlah 𝛽1 , 𝛽2 = Koefisien 𝑋1 , 𝑋2
ε = Error term
HASIL PEMBAHASAN
2. Risiko keuangan (𝑋2 ) adalah kemungkinan
Diskripsi Statistik Variabel Penelitian
(ketidakpastian) perusahaan tidak mampu Untuk memberikan gambaran data variabel
memenuhi kewajibanya pada waktu jatuh penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
tempo. Risiko ini dapat diukur dengan
Tabel 2. Diskripsi Variabel Penelitian
persamaan berikut ini: MinimumMaximum Mean Std. Deviation
- 41, 10,
ROI 8,51
8,22 56 14
- 32 27,
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 ROE
29,30 3,59 69
42,32
Risiko Keuangan = .... (2)
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 Risiko Bisnis
3,7 6,6 5,1
0,75
3 5 7
Risiko 0,2 15, 1,6
2,14
Keuangan 0 28 3
3. Tingkat keuntungan (Y) adalah tingkat
Sumber: Data Sekunder, diolah (2013)
kemampuan menghasilkan laba setelah
pajak atau seberapa besar keuntungan yang Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa tingkat
dengan ROI maupun ROE. Tingkat perusahaan sebesar nilai -8,22 berarti bahwa
keuntungan ROI dan ROE dapat diukur kerugian yang terjadi sebesar 8,22 persen dari
dengan persamaan berikut ini: total asset dan tingkat keuntungan (ROE)
minimum sebesar nilai -29,30 berarti bahwa
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
ROI = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
…….... (3) kerugian yang terjadi sebesar 29,3 persen dari
sebesar 0,20 kali dari ekuitasnya. Nilai linier berganda sebagai berikut:
dimana tingkat keuntungan diukur dengan Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai R
ROE dapat dihat pada Tabel 4. sebesar 0,203 menunjukkan bahwa korelasi
antara variabel dependen (ROI) dengan variabel
Tabel 4. Hasil Regresi Pengaruh Risiko Bisnis dan
Risiko KeuanganTerhadap Tingkat independent adalah lemah. Nilai 𝑅 2 ) sebesar
Keuntungan
0,041 dapat diartikan bahwa 4,1 persen
Coefficientsa
Model 1 UnstandardizedStandar t Sig. variabilitas ROI dapat dijelaskan oleh variabel
Coefficients dized
Coeffici independent, sisanya sebesar 95,9 persen
ents
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
B Std. Beta
Error dimasukkan dalam model penelitian ini.
-
(Constant) 29,885 -1,054 0,296 Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai R
31,502
Risiko
Bisnis
7,949 5,690 0,141 1,397 0,167 sebesar 0,579 berarti bahwa korelasi antara
Risiko
11,076 1,995 0,561 5,551 0,000 variabel dependent (ROE) dengan variabel
Keuangan
independent adalah sedang. Nilai 𝑅 2 ) sebesar
Tabel 4 dapat dibuat regresi linier 0,336 dapat diartikan bahwa 33,6 persen
berganda sebagai berikut: perubahan ROE dapat dijelaskan oleh variabel
independent, sisanya sebesar 66,4 persen
Y = -31,502 + 7,949 𝑿𝟏 + 11,076 𝑿𝟐 + ε
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Untuk mengetahui besarnya perubahan dimasukan dalam model penelitian ini.
variabel dependent ( ROI) yang dijelaskan oleh
variabel independentdapat dilihat pada Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Bersama-
dan besarnya perubahan variabel dependent sama, yaitu: (1) Uji secara bersama-sama
(ROE) yang dijelaskan oleh variabel terhadap Tingkat Keuntungan yang diukur
independent dapat dilihat pada Tabel 6. dengan ROI, bahwa hipotesis alternatif ( 𝐻𝑎 )
Abstract: The Effect of Financial Risk and Sales Growth to Profitability and Value of The Firm.
This research is conducted as a mean to determine the effect of financial risk and sales growth to
profitability and value of the firm. The study population is a property company that is listed on the
Indonesia Stock Exchange 2010-2012. The sample is based on the census in accordance with the definition
of the variables used in this research, 26 companies as samples. Variables financial risk is measured by
delta EPS divided by delta EBIT, sales growth is measured by the proportion of delta sales each year,
profitability with ROA ( return on assets), value of the firm with PBV ( price to book value ). Analysis
of the data using path analysis method , in which the financial risk and sales growth as an exogenous
variable, value of the firm as an endogenous variable and profitability as an intervening variable. The
research found that the risk of finance and sales growth have positive effect on pofitability, profitability
has positive effect on the value of the firm but financial risk value and growth sales have negative effect
on the value of the firm.
Abstrak: Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan pada Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan Property. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh risiko keuangan dan
pertumbuhan penjualan pada profitabilitas dan nilai perusahaan. Populasi penelitian adalah perusahaan
property yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Pengambilan sample berdasarkan
sensus sesuai dengan definisi variabel-variabel penelitian, maka diperoleh 26 perusahaan sebagai sampel
penelitian, dimana risiko keuangan diukur dengan delta EPS dibagi delta EBIT, pertumbuhan penjualan
diukur dengan proporsi delta penjualan tiap tahun, profitabilitas dengan ROA(return on Assets), nilai
perusahaan dengan PBV (price to book value). Analisis data menggunakan metode path analysis, dimana
risiko keuangan dan pertumbuhan penjualan sebagai sebagai variabel eksogen, nilai perusahaan sebagai
variabel endogen dan profitabilitas sebagai variabel intervening. Hasil analisis menemukan bahwa risiko
keuangan dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif pada profitabilitas, profitabilitas berpengaruh
positif pada nilai perusahaan namun risiko keuangan dan pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif
pada nilai perusahaan.
saham bisa diperoleh dari pembiayaan permanen harga saham sehingga nilai perusahaan meningkat.
yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham Penelitian Cheng et al (2010)menemukan bahwa
preferen dan modal pemegang saham(Weston dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif pada
Copeland,1997). Menurut Brigham dan Houston nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Safrida, Eli
(2001), perusahaan dengan tingkat penjualan relatif (2008), menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan
stabil memperoleh lebih banyak pinjaman dan berpengaruh negatif tidak pada nilai perusahaan.
menanggung beban tetap yang lebih tinggi. Weston Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
dan Brigham(1993) mengatakan perusahaan dengan memperoleh keuntungan dengan modal yang
tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak digunakan (Wiagustini,2010). Perusahaan yang
menggunakan modal ekster nal dengan dapat menciptakan profit atau laba yang besar berarti
mempertimbangkan floating cost yang ditanggung. mampu menciptakan pendanaan internal yang dapat
Menurut Kaaro(2003), pertumbuhan total aktiva digunakan sebagai laba ditahan atau dividen.
cenderung berdampak positif pada leverage, dengan Penelitian oleh Ulupui (2007), Carlson dan Bathala
2 argumentasi : Pertama, pertumbuhan penjualan (1997) dalam Suranta dan Pratana (2004), Kabajeh
dari setiap upaya (termasuk biaya) yang dilakukan et al(2012), Hatta et al (2012), Nirmala et al(2011),
secara langsung berimplikasi pada penerimaan, dan Aras and Yilmaz (2008) ditemukan bahwa ROA
pertumbuhan aktiva perusahaan lebih mencerminkan berpengaruh positif pada nilai perusahaan.
horizon waktu lebih panjang dari pertumbuhan Penelitian-penelitian lain menunjukkan hasil yang
penjualan, kedua, investasi pada aktiva berbeda, seperti Machfiro dan Eko Ganis (2012),
membutuhkan waktu sebelum siap dioperasikan, Menaje (2012) menemukan bahwa profitabilitas
sehingga aktivitas yang dilakukan tidak langsung berpengaruh negatif pada harga saham. Sedangkan
terkait dengan penerimaan.Booth et al (2001) Atif Ali (2012) menemukan pr ofitabilitas
meneliti kaitan risiko keuangan dengan kinerja berpengaruh positif tidak pada nilai perusahaan.
keuangan, ditemukan bahwa risiko keuangan
berpengaruh negative pada profitabilitas. Temuan METODE PENELITIAN
yang sama juga ditemukan oleh Chen(2003) dan
Chandra (2007). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
pertumbuhan aset yang dimiliki perusahaan. Aset Data sekunder berasal dari www,idx.co.id dan
menunjukkan aktiva yang digunakan dalam aktivitas Indonesian Capital Market Directory(ICMD).
operasional perusahaan, semakin besar aset Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan
diharapkan semakin besar hasil operasional dari property yang mempublikasikan laporan keuangannya
perusahaan tersebut. Indikator pertumbuhan secara lengkap sesuai definisi variabel-variabel
perusahaan dapat dilihat dari kenaikan penjualan penelitian periode 2010–2012, jumlahnya sebanyak
dari tahun ke tahun. Perusahaan yang mempunyai 26 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan
laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, didukung secara sensus yaitu mengambil seluruh populasi
oleh modal yang cukup untuk pembelanjaan pengeluaran yang ada untuk diteliti.
perusahaan. Sugihen (2003) dan Chandra (2007) Definisi operasional variabel dalam penelitian
meneliti pengaruh pertumbuhan penjualan pada ini sebagai berikut :
kinerja keuangan, ditemukan bahwa pertumbunan Variabel eksogen
penjualan berpengaruh positif pada profitabilitas. 1) Risiko Keuangan ( X1 )
Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan Risiko Keuangan diproksikan dengan perubahan
oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan EPS dibagi dengan perubahan pada EBIT dari
karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi laporan keuangan tahun 2010 – 2012. Variabel
perkembangan perusahaan. Bagi investor, pertumbuhan ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh
suatu perusahaan sebagai tanda dari perusahaan Prasad et al(1997) dan Sudarma (2004). Risiko
tersebut memiliki aspek yang menguntungkan, Keuangan dirumuskan sebagai berikut:
berharap memperoleh rate of return yang lebih baik
atas investasinya (Kusumajaya, 2011). Penelitian X1 = =
Sriwardany (2006) menemukan bahwa pertumbuhan
perusahaan berpengaruh positif pada peningkatan dalam satuan rasio ……………………….(1)
160 Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 20 No. 2, Agustus 2015
Risiko e2
Keuangan b3
(X1)
b1 Nilai
Profitabilitas Perusahaan
e1 b5
(X3) (Y)
b2
Pertumbuhan
Penjualan b4
(X2)
Gambar 1
Kerangka Konseptual Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbuhan Penjualan pada
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Property di BEI
I Dewa Ketut Alit Dramawan, Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbuhan... 161
Berdasarkan model penelitian diatas dapat Nilai Perusahaan (Y) sebagai variabel endogen,
dirumuskan persamaan model struktural sebagai Profitabilitas (X3) sebagai variabel intervening yang
berikut : .Pertumbuhan Penjualan (X2) dan Risiko Keuangan
X3= b1X1+b2X2 +e1 dan Y= b3X1+b4X2+b5 X3+e2. (X1) sebagai variabel eksogen. Statistik deskriptif
variabel ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1
Statistik Deskriptif Variabel Risiko Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan
Nilai Perusahaan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
RISIKO 52 -.003286 .001888 .00028469 .000687254
PERTUMBUHAN 52 -.604230 1.230156 .20611330 .419215283
PROFITABILITAS 52 -9.690000 16.870000 5.17442308 5.491026695
NILAI 52 .220000 3.840000 1.49365385 1.003441194
Valid N (listwise) 52
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa a) Pengujian asumsi linearitas hubungan antar
selama periode 2010 sd 2012 sebagai berikut : risiko variabel metode Curve Fit
keuangan memiliki mean sebesar 0,00028 per tahun b) Model bersifat rekursif yaitu sistem aliran
dan standar deviasi 0.00069, pertumbuhan penjualan causal ke satu arah.
memiliki mean sebesar 0,20611 per tahun dan c) Variabel-variabel endogen, eksogen maupun
standar deviasi 0,41922, profitabilitas memiliki intervening dalam data rasio.
mean sebesar 5,17442 per tahun dan standar deviasi d) Instrument pengukuran valid dan reliable,
5,49103 dan nilai perusahaan memiliki mean sebesar data dariwww.idx.co.iddan Indonesian
1.49365 per tahun dan standar deviasi 1.00344 Capital Market Directory (ICMD) tahun
2010 – 2012.
Pemeriksaan Asumsi Linearitas pada Path e) Model telah dianalisis berdasarkan teori dan
analysis konsep yang relevan
Pemeriksaan Asumsi Linearitas pada Path Hasil Pengujian Asumsi Linearitas dapat dilihat
analysis dilakukan sebagai berikut: pada Tabel 2.
Tabel 2
Hasil Pengujian Asumsi Linearitas
Keterangan
Variabel Bebas Variabel Terikat Hasil uji
( <0,05)
Risiko Keuangan(X1) Profitabilitas(X3) .002 Model linier
Pertumbuhan
Profitabilitas(X3) .010 Model linier
Penjualan(X2)
Nilai
Risiko Keuangan(X1 ) .943 Model linier tidak
Perusahaan(Y)
Pertumbuhan Nilai
.315 Model linier tidak
Penjualan(X2) Perusahaan(Y)
Nilai
Profitabilitas (X3) .001 Model linier
Perusahaan(Y)
Sumber: Data diolah
Tabel 3
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengaruh Tidak
Pengaruh Pengaruh Langsung Pengaruh
Variabel Langsung Sig (Melalui Total Keterangan
Profitabilitas)
X1X3 0,469 0,000 - 0,469
e1 0,8106
RISIKO
KEUANGAN (X1)
-0,250(ns)
0,469(s)
e1=0,8106
PROFITABILITAS 0,591(s) NILAI
(X3) PERUSAHAAN (Y)
0,409(s)
e2=0,866
-0,097(ns)
PERTUMBUHAN
PENJUALAN (X2
)
Gambar 2
Diagram Jalur Pengaruh Langsung
I Dewa Ketut Alit Dramawan, Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbuhan... 163
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh
statistik pada Tabel 3 dan Gambar 2, maka model diukur :
didapatkan sebagai berikut : R2m = 1-P2e1P2 …P2
1) Risiko keuangan (X1) berpengaruh positif pada dimana
Profitabilitas (X3 ). Hasil analisis diperoleh Pe1 = e1 0,8106 danPe2 = e 2 0,866
koefisien jalur sebesar 0,469 dengan p= 0,000, R2m = 1- =
sehingga dikatakan bahwa semakin 1 - 0,49275 = 0,50725 = 51%
bertambahRisiko keuangan (X 1 ) maka
Profitabilitas (X3) semakin meningkat. Berdasarkan koefisien determinasi total,
2) Pertumbuhan penjualan (X2) berpengaruh diperoleh bahwa model dapat menjelaskan informasi
positif pada Profitabilitas (X3). Hasil analisis yang terkandung di dalam data sebesar 51 %.,
diperoleh koefisien jalur sebesar 0,409 dengan sedangkan 49 % dijelaskan oleh variabel lain (yang
p= 0,001 sehingga diartikan bahwa semakin belum terdapat di dalam model ) dan error.
bertambahpertumbuhan penjualan (X2) maka
Profitabilitas (X3) semakin meningkat. Pengujian Kesesuaian Model (Goodness of Fit
3) Profitabilitas (X3) berpengaruh positif pada Model)
Nilai Perusahaan (Y). Hasil analisis diperoleh Uji kesesuaian model (goodness of fit test) untuk
koefisien jalur sebesar 0,591 dengan p= 0,000 menguji apakah model yang diusulkan memiliki
sehingga diartikan bahwa semakin tingggi kesesuaian (fit) dengan data Shumacker dan Lomax
Profitabilitas (X3) maka Nilai Perusahaan (Y) (1996) serta Riduwan dan Engkos (2008)
semakin tinggi. menyatakan bahwa dalam analisis jalur suatu model
4) Risiko keuangan (X1) berpengaruh negatif tidak yang diiusulkan dikatakan fit dengan data apabila
pada Nilai Perusahaan (Y). Hasil analisis matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dengan
diperoleh koefisien jalur sebesar -0,250 dengan matriks korelasi estimasi (reproduced correlation
p= 0,091 sehingga diartikan bahwa semakin matrix). Uji statistik kesesuaian model koefisien
tingggi risiko keuangan (X1) maka semakin 1 R 2m
rendah nilai perusahaan(Y), atau semakin Q
rendah risiko keuangan (X1) maka semakin 1- M
tinggi nilai perusahaan (Y). Tetapi karena Keterangan :
tingkat si (p) > 0,05 maka perubahan risiko R2m= 1 –(1-R21)(1-R22), dan M = R2m setelah
keuangan (X1) tidak akan berpengaruh dilakukan triming.
langsung secara menjadikan nilai perusahaan Apabila Q=1 mengindikasikan model fit
(Y) semakin rendah atau semakin tinggi. sempurna. Jika Q < 1, untuk menentukan fit tidaknya
5) Pertumbuhan penjualan(X 2 ) berpengaruh model dengan statistik W hitung = -(N-d)Ln Q.
negatif tidak pada Nilai Perusahaan (Y). Hasil Keterangan:N = ukuran sampel, d = banyaknya jalur
analisis diperoleh koefisien jalur sebesar -0,097 yang tak (df)
dengan p= 0,495 sehingga diartikan bahwa Koefisien determinasi multiple untuk diagram
semakin tingggi Pertumbuhan penjualan jalur tersebut sebagai berikut:
(X2)maka nilai perusahaan (Y) semakin rendah R21 = 0,343, R22 = 0,250,
atau sebaliknya semakin rendah pertumbuhan maka
penjualan (X2) semakin tinggi nilai R2 m = 1 – ( 1 – )
perusahaan(Y). Tetapi karena tingkat si sangat =0,50725
jauh dari batas validitas yaitu (p=0,495) >> p R21 = 0,343, R22triming = 0,203,
sig =0,05), maka perubahan pertumbuhan maka
penjualan (X2) tidak akan berpengaruh M = 1 – ( 1 – 0,343 ) = 0,476371
langsung secara menjadikan nilai perusahaan Berdasarkan data diatas, besarnya nilai Q adalah
(Y) semakin rendah atau semakin tinggi. : 1R2m 10,50725 0,49275
Q atau
0,941028 Q1
1-M 10,4763710,523629
Pemeriksaan Validitas Model
Pemeriksaan model penelitian mempergunakan Untuk nilai Q < 1, menentukan fit model
Koefisien Determinasi Total, yang menunjukkan dengan statistik W dan Chi square:
164 Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 20 No. 2, Agustus 2015
a) Hipotesis nol (H 0 ) menyatakan tidak ada Bursa Efek Indonesia mampu meningkatkan
perbedaan matriks korelasi sampel dengan pendapatan perusahaan sehingga meningkatkan laba
matriks korelasi estimasi. (Whitung< Chi Square ) dan akan meningkatkan profitabilitas.
b) Hipotesis satu (H1) menyatakan ada perbedaan Hasil penelitian ini mendukung penelitian
matriks korelasi sampel dengan matriks korelasi sebelumnyaoleh Sugihen (2003) dan Chandra(2007)
estimasi. (H0 ditolak karena Whitung> Chi Square) yang secara general meneliti untuk semua perusahaan
Whitung = -(N-d)Ln Q= -(52-2)Ln Q =-(50Ln go public dengan temuan pertumbuhan penjualan
0,941028) = 3,039 kemudian dari tabelChi square berpengaruh positif pada kinerja keuangan
=5,991 (ada 2 jalur tidak maka dk =2, =0,05),.
Karena Nilai Whitung(=3,0391)<Chi square (=5,991) Pengaruh Risiko Keuangan pada Nilai Perusahaan
maka Ho diterima. Penelitian ini menemukan risiko keuangan
Berdasarkan pengujian kesuaian model dalam berpengaruh negatif tidak pada nilai perusahaan,
analisis jalur untuk model yang diiusulkan dikatakan hal ini berarti meningkatnya risiko keuangan tidak
fit dengan data karena matriks korelasi sampel tidak mampu secara nyata menurunkan nilai perusahan
jauh berbeda dengan matriks korelasi estimasi property. Temuan ini menunjukkan bahwa
(reproduced correlation matrix). investoryang ingin berinvestasi di saham perusahaan
property menghindari risiko keuangan. Kondisi ini
Pembahasan Penelitian juga menunjukkan bahwa investor pada umumnya
Pengaruh Risiko Keuangan pada Profitabilitas memiliki risk over ( menghindari risiko ) berarti
Penelitian ini menemukan bahwa risiko investor dalam melakukanan investasi menginginkan
keuangan berpengaruh positif pada pofitabilitas return yang lebih besar dari risiko keuangan yang
sehingga dengan bertambahnya risiko keuangan harus ditanggung.
pada perusahaan property maka profitabiltas Temuan penelitian ini sesuai dengan penelitian
perusahaan juga akan meningkat. Makin besar risiko Rayan Kuben (2008), Sudarma (2004) dan Chandra
keuangan yang dihadapi dalam menjalankan bisnis (2007), ditemukan bahwa risiko keuangan
propertymaka peluang mendapatkan keuntungan berpengaruh negatif pada nilai perusahaan, karena
bagi perusahaan tersebut juga semakin tinggi (high pertimbangan cost of debt dari pemakaian hutang
risk high return ). Semakin baik manajemen oleh perusahaan sehingga menurunkan profitabilitas
perusahaan menangani risiko keuangan sebagai yang akan menurunkan nilai perusahaan
akibat dilakukannya operasi perusahaan, baik itu Pengaruh Pertumbuhan Penjualan pada Nilai
risiko bisnis maupun risiko hutang yang harus Perusahaan
digunakan oleh perusahaan, maka akan semakin Penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan
produktif dalam melakukan pengelolaan financial penjualan memiliki pengaruh langsung negatif tidak
untuk meningkatkan laba sehingga meningkatkan pada nilai perusahaan.Berarti meningkatkannya
profitabilitas yang merupakan indikator keberhasilan penjualan tidak mampu meningkatkan nilai
operasi perusahaan. perusahaan tetapi sebaliknya menurunkan nilai
Hal ini berlawanan dengan penelitian sebelumnya perusahaan,hal ini menunjukkan bahwa investor
oleh Booth et al (2000) dan juga penelitian oleh tidak melihat pertumbuhan penjualan dalam
Chen (2003). Dimana pada hipotesanya menyatakan berinvestasi saham dalam perusahaan property di
risiko keuangan berpengaruh negatif pada Bursa Efek Indonesia, karena pertumbuhan
profitabilitas perusahaan, dengan argumentasi bahwa penjualan belum final merupakan pendapatan bersih
perusahaan yang memiliki risiko keuangan meningkat perusahaan karena pertumbuhan masih dikurangi
akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan dana biaya operasi sehingga investor tidak tertarik dengan
eksternal, sehingga menurunkan profitabilitas. melihat pertumbuhan penjualan. Temuan penelitian
ini tidak mendukung temuanpenelitian oleh
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan pada Sriwardany(2006) dan Cheng et al (2010),ditemukan
Profitabilitas bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai
Penelitian ini menemukan bahwa pertumbuhan pengaruh positif pada nilai perusahaan.
penjualan berpengaruh positif pada profitabilitas. Temuanl penelitian ini mendukung penelitian
Hal ini berarti bahwa meningkatnya pertumbuhan yang dilakukan oleh Safrida, Eli (2008), ditemukan
penjualan perusahaan property yang terdaftar di
I Dewa Ketut Alit Dramawan, Pengaruh Risiko Keuangan dan Pertumbuhan... 165
RISIKO
KEUANGAN (X1)
NS
PROFITABILITAS S NILAI
(X3) PERUSAHAAN (Y)
NS
PERTUMBUHAN
PENJUALAN (X2 )
Gambar 3
Implikasi Hasil Penelitian
Listed Firms in the Philippines. American Syed. Atif Ali, Amir. Razi. 2012. Impact of
International Journal of Contemporary Companies Internal Variables on Stock Prices:
Research Vol. 2 No. 9; September 2012 A Case Study of Major Industries of Pakistan.
Ramezani, Cyrus A;Soenen, Luc;Jung, Alan. 2002. International Conference on Education, Applied
Growth, corporate profitability, and value Sciences and Management (ICEASM’2012)
creation, Financial Analysts Journal; Nov/Dec December 26-27, 2012 Dubai (UAE)
2002; 58, 6; ProQuest Teddy Chandra. 2007. Pengaruh Environment Risk,
Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Corporate Strategy dan Struktur Modal pada
Pertumbuhan Perusahaan pada Nilai Produktivitas Aktiva, Kinerja Keuangan dan
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Nilai Perusahaan pada perusahaan Go Public
Tesis.www.google.com di Bursa Efek Jakarta, Disertasi, Fakultas
Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori ekonomi Universitas Brawijaya Malang.
dan Aplikasi . Edisi 4. Yogyakarta. BPFE-UGM Tien Pao, Hsiao, Bohdan Pikas, & Tenpao Lee. 2003,
Solimun. 2002, Structural Equation Modeling, Lisrel The Determinants of Capital Structure Choice
dan Amos, Makalah Diklat, Program using Linier Models : High Technology
Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang Vs.Traditional Corporations, Journal of
Sonia Machfiro and Eko Ganis Sukoharsono. 2012. Academy of Business and Economics, January
The Effect Of Financial Variables On The 2003
Company’s Value (Study on Food and Beverage
Companies that are listed on Indonesia Stock Ulupui, I.G.K.A.2007. Analisis Pengaruh Rasio
Exchange Period 2008-2011).http:// Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan
jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/ Profitabilitas pada Return Saham pada
download/177/140 Perusahaan Makanan dan Minuman kategori
Sriwardany,2006, Pengaruh Pertumbuhan Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Perusahaan pada Kebijaksanaan Struktur Akuntansi dan Bisnis. Vol 2. No.1, Januari . 88
Modal dan Dampaknya pada Perubahan Harga - 102
Saham pada Perusahaan Manufaktur, Tesis. Weston, J.F dan T. Copeland. 1997. Manajemen
www.google.com Keuangan. Jilid 2 Edisi 9. Binarupa Aksara
Sudarma, Made. 2004, Pengaruh Struktur Wiagustini.2010. Dasar-dasar Manajemen
Kepemilikan Saham, Faktor Intern dan Faktor Keuangan. Cetakan Pertama. Denpasar.
Ekstern Pada Struktur Modal dan Nilai Udayana University Press.
Perusahaan (Studi pada Industri yang Go-Public Wiksuana, Wiagustini, Panji I.B.. 2001. Buku Ajar
di Bursa Efek Jakarta), Disertasi Program Manajemen Keuangan. Denpasar. UPT Penerbit
Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang Universitas Udayana
Sugihen, Syafruddin Ginting. 2003, Pengaruh William C. House, Michael E. Benefield, University
Struktur Modal Pada Produktivitas Aktiva dan of Arkansas.1995. The Impact of Sales and
Kinerja Keuangan serta Nilai Perusahaan Income Growth on Profitability and Market
Industri Manufaktur Terbuka di Indonesia, Value Measures in Actual and Simulated
Disertasi Program Pascasarjana Universitas Industries, Developments In Business
Airlangga, Surabaya. Simulation & Experiential Exercises, Volume
Suranta, Eddy dan Pratana Puspita Merdistusi. 2004, 22,56
Tobin’s Q, Agency Problems dan Kinerja Yuniningsih. 2002. Interdepedensi antara Kebijakan
Perusahaan, Makalah Simposium Nasional Deviden Payout Ratio, Financial Leverage dan
Akutansi VII, Bali , 2-3 Desember Investasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 9(2).
164-182
Syamsul Riyadi, [Vol 5, No 2, 2018] E-ISSN 2598-398X || P-ISSN 2337- 8743
ABSTRAK
Memaksimalkan nilai perusahaan setiap perusahaan berkepentingan dengan pengukuran kiner-
janya, Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba adalah fokus yang utama dalam penilaian kiner-
ja perusahaan, oleh karena laba bukan saja sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban penyandang dana tetapi juga sebagai unsur penciptaan nilai perusahaan yang memperlihat-
kan prospek perusahaan dimasa mendatang. Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh tingkat kebijakan
hutang (leverage). Kebijakan hutang yang dilakukan perusahaan tentunya mengandung resiko, perus-
ahaan akan dihadapkan pada pengeluaran yang bersifat tetap dan tentu saja biaya tersebut mengandung
risiko.
ABSTRACT
Maximizing the value of the company, every company has an interest in measuring its performance.
The company's ability to make a profit is the main focus in assessing company performance, because profit
is not only an indicator of the company's ability to fulfill the obligations of funders but also as an element of
corporate value creation that shows the company's prospects in the future. coming. Company value can be
influenced by the level of debt policy (leverage). Debt policy carried out by the company certainly contains
risks, the company will be faced with fixed expenses and of course these costs contain risks.
rasio keuangan yang terdapat pada informasi satu sumber informasi mengenai posisi
laporan keuangan yang diterbitkan perus- keuangan perusahaan, serta perubahan
ahaan. posisi keuangan perusahaan, yang sangat
Olehnya itu penelitian ini bertujuan berguna untuk mendukung pengambilan
untuk mengetahui dan menjelaskan cara keputusan yang tepat. Data keuangan pada
mengukur resiko keuangan pada perusahaan laporan keuangan bermanfaat untuk
manufaktur sektor industri dasar dan kimia melihat kondisi kesehatan keuangan
sub sektor semen yang terdaftar yang di BEI perusahaan.
periode 2011-2015. Salah satu cara untuk melihat
kesehatan keuangan perusahan yaitu
METODE PENELITIAN dengan menggunakan rasio keuangan.
Penelitian ini merupakan penelitian Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
deskriptif kuantitatif, Unit analisis yang menguji manfaat rasio keuangan dalam
digunakan pada penelitian ini adalah 3 pe- menganalisis tingkat kesehatan keuangan
rusahaan semen yang terdaftar ke dalam pe- perusahaan.Adapun penelitian mengenai
rusahaan manufaktur. Fokus penelitian ini manfaat rasio keuangan hasilnya
adalah hasil analisis resiko keuangan perus- menunjukkan bahwa rasio keuangan
ahaan yang diperoleh dari data keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi
kesehatan perusahaan bahkan bermanfaat
perusahaan periode 2011 sampai dengan
dalam memprediksi terjadinya resiko
periode 2015. Penelitian ini dilakukan pada
keuangan dalam perusahaan.
tingkat perusahaan, yaitu seluruh perus- Metode ALTMAN Z-SCORE adalah
ahaan manufaktur sektor industri dasar dan salah satu metode untuk menghitung
kimia sub sektor semen yang dapat di- terjadinya resiko keuangan pada
peroleh melalui website resmi Bursa Efek perusahaan dengan mengkombinasikan
Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dengan beberapa rasio keuangan menjadi satu
periode pengamatan tahun 2011 hingga model prediksi dengan teknik statistik,
2015 yang dilaksanakan selama 2 bulan yaitu analisis diskriminan yang dapat
efektif tahun 2017. digunakan untuk memprediksi terjdinya
resiko atau masalah keuangan dalam
Sumber data yang di gunakan dalam perusahaan yang sudah go public yaitu
penelitian ini merupakan sumber data modal kerja terhadap total aktiva, laba
sekunder berupa data laporan keuangan pe- ditahan terhadap total aktiva, EBIT
rusahaan manufaktur sektor industri dasar terhadap total aktiva, nilai pasar ekuitas
dan kimia sub sektor semen periode tahun terhadap total hutang, penjualan terhadap
2011 sampai dengan periode 2015 yang total aktiva. Dari hasil perhitungan tersebut
dapat diperoleh melalui website resmi BEI diperoleh nilai Z (Z-SCORE) yang dapat
www.idx.co.id menggambarkan posisi keuangan
perusahaan sedang dalam kondisi sehat,
Teknik pengumpulan data yang rawan dan dalam kondisi mengalami resiko
digunakan pada penelitian ini adalah dengan keuangan.
menggunakan metode pencatatan dan studi
pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan
melakukan klarifikasi.
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian iniadalah dengan
menggunakan metode ALTMAN Z–SCORE.
HASIL PENELITIAN
Tanda-tanda awal terjadi resiko dapat
diketahui melalui analisis terhadap data yang
terdapat dalam laporan keuangan yang
diterbitkan oeh perusahaan merupakan salah
perusahaan. Sedangkan pada periode 2015 kutnya yang menunjukkan estimasi rawan
mengalami masalah keuangan dimana hasil resiko dengan hasil akhir perhitungan ren-
analisis penulis mendapatkan Z-SCORE nilai dah, dibandingkan periode 2014 pada tabel
angka di bawa tiga. 2.14 menunjukkan posisi keuangan yang ma-
Penelitian ini didukung dengan teori suk dalam estimasi sehat dimana hasil perhi-
Emmaet J. Vaughan yang mengemukakan tungan akhir dengan Z-SCORE 3,29, periode
bahwa posisi keuangan perusahaan dari ta- 2015 pada tabel 4.15 menunjukkan posisi
hun ke tahun mengalami tingkat ketidakpas- laporan keuangan yang sangat rendah yang
tian akibat penilaian terhadap situasi resiko masuk dalam estimasi ALTMAN bermasalah
yang didasarkan pada pengetahuan dan si- dimana hasil akhir 1,55 .
kap individu yang bersangkutan. Penelitian ini di dukung dengan
Pada sampel ke dua penelitian ini yaitu penelitian Munawir (2002) Risiko
PT. Holcim Indonesia Tbk dimana peneliti manajemen (management risk), yaitu risiko
menganalisis laporan keuangan perusahaan kegagalan dari manajemen
tersebut dari periode 2011 sampai dengan (mismanagement) dalam menjalankan
periode 2015 dimana hasil Z-SCORE yang di perusahaan yang disebabkan oleh
dapatkan sangat berbedah dari setiap peri- ketidakmampuan dalam memperkirakan
ode, dimana pada periode 2011 pada tabel kemungkinan yang akan terjadi di masa
4.6 yang masuk dalam estimasi rawan resiko mendatang, sehingga perusahaan kehilangan
di dengan hasil analisis yang di dapatkan supplier, pangsa pasar menurun, pemogokan
rendah, di bandingkan periode 2012 pada buruh, dan lain-lain.
tabel 4.7 setelah laporan keuangan yang di
analisis menggunakan metode ALTMAN Z- KESIMPULAN
SCOREhasil yang di dapatkan dengan Z-
Penelitian ini menyimpulkan bahwa
SCORE 3,01 yang menunjukkan dalam kate-
risiko kegagalan dari manajemen
gori ALTMAN posisi keuangan sehat. Begitu-
(mismanagement) dalam menjalankan pe-
pun dengan periode 2013 pada tabel
rusahaan yang disebabkan oleh ketid-
4.8menunjukkan hasil Z-SCORE3,22 yang ma-
akmampuan dalam memperkirakan kemung-
suk dalam kategori ALTMAN keuangan sehat
kinan yang akan terjadi di masa mendatang,
dan dua periode trakhir pada perusahaan
sehingga perusahaan kehilangan supplier,
menunjukkan hasil yang masuk dalam kate-
pangsa pasar menurun, pemogokan buruh,
gori ALTMAN rawan resiko dan bermasalah
dan lain-lain.
dimana pada tabel 4.9 periode 2014 dan
tabel 4.10 pada peride 2015. DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini di dukung teori Curtis M.
Elliot yang mengemukakan bahwa posisi Djunaedi, Zulkifli. 2005. Prinsip Dasar
keuangan perusahaan dari periode ke peride Manajemen Risiko (Risk
berikutnya adalah suatu kondisi yang timbul
Management). FKM UI, Depok.
karena ketidakpastian dengan seluruh
konsekuensi yang tidak menguntungkan Erwanda, Ade. 2012 Pengaruh Profitabilitas,
yang mungkin akan terjadi. Risiko Finansial Dan Keputusan
Pada sampel ke tiga perusahaan PT. Investasi Terhadap Nilai
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang ter- Perusahaan. Skripsi. Fakultas
masuk salah satu perusahaan manufaktur
Ekonomi Dan Bisnis Universitas
yang bergerak dibidang sektor industri dasar
dan kimia dan telah menerbitkan laporan Lampung.
keuangan tahunan mulai dari periode 2011 Hidayat, Muh. Arif. 2013, Prediksi Financial
sampai dengan periode 2015, dimana posisi Distress Perusahaan Manufaktur Di
keuangan periode 2011 pada tabel 4.11 men- Indonesia Menggunakan Metode
galami rawan resiko, hasil yang di dapatkan ALTAMN Z-SCORE. Fakultas
dengan menggunakan metode ALTMAN Z- Ekonomi Dan Bisnis Universitas
SCOREdengan hasil akhir Z-SCORE 2,62 be- Diponegoro Semarang .
gitupun dengan periode 2012 pada tabel
4.12 dan periode 2013 pada tabel 2.13 beri- Lamhot, Manurung. 2014. Analisis Industri
Abstrak
Perataan Laba adalah proses memanipulasi profit waktu pendapatan atau laporan pendapatan untuk
membuat laporan laba menjadi kurang bervariasi. Perataan laba dilakukan untuk meredam
fluktuasi pendapatan ke suatu tingkat tertentu dengan menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Perataan laba diantaranya Risiko
Keuangan dan Nilai Perusahaan . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah pengaruh Risiko
Keuangan dan Nilai Perusahaan terhadap Perataan Laba. Metodologi Penelitian yang digunakan
adalah deskriptif dan asosiatif. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 dengan menggunakan purposive sampling. Hasil
Penelitian menunjukan bahwa Risiko Keuangan dan Nilai Perusahaan tidak berpengaruh secara
parsial dan simultan terhadap Perataan Laba dengan hasil uji Z probabilitas Risiko Keuangan
adalah 0,8167 > 0,05 dan probabilitas Nilai Perusahaan 0,3878 > 0,05. Sedangkan Uji LR
menunjukan nilai probabilitas 0,620465 > 0,05.
Income smoothing is the process of manipulating time income or income reports to make earnings
reports less varied. Income smoothing is done to reduce income fluctuations to a certain level by
using generally accepted accounting principles. There are several factors that influence income
smoothing including Financial Risk and Firm Value. The purpose of this study is to determine
whether the influence of Financial Risk and Firm Value on Income Smoothing. The research
methodology used is descriptive and associative. This research was conducted at Manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2013-2017 using purposive sampling. The
results of this research show that Financial Risk and Firm Value does not affect Income
Smoothing partially nor simultaneously with the results of Z Financial Risk probability test is
0.8167 > 0.05 and the probability of Firm Value is 0.3878 > 0.05. While the LR test with the
probability value of 0.620465> 0.05.
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi perkembangan dan persaingan bisnis, pihak manajemen dituntut untuk
meningkatkan kinerja agar mampu mencapai tujuan perusahaan yakni memaksimalkan laba yang
dapat diperoleh. Besarnya angka laba yang diperoleh dapat berdampak pada nilai perusahaan
yang akhirnya menarik minat investor untuk menanamkan modal. Tetapi di samping itu,
manajemen juga bertanggungjawab untuk menyediakan laporan keuangan bagi semua pihak
yang memiliki kepentingan berbeda-beda terhadap informasi akuntansi perusahaan.
Salah satu tindakan yang dilakukan manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan yaitu
dengan perataan laba (Income Smoothing). Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi fluktuasi
laba yang dilaporkan. Perataan laba ini dianggap logis dan rasional oleh manajemen, sejauh
yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Rihai dan Belkaoui,
2012:73), namun, tindakan ini menyebabkan pengungkapan informasi mengenai pengahasilan
laba menjadi menyesatkan. Oleh karena itu, perataan laba dapat mengakibatkan kesalahan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi Perataan laba yaitu risiko keuangan, beberapa
penelitian menggunakan rasio leverage sebagai proksi atas risiko keuangan terhadap perataan
laba. Perusahaan dengan tingkat rasio hutang yang tinggi mempunyai risiko yang tinggi pula,
maka laba akan berfluktuasi dan perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba agar laba
perusahaan terlihat stabil, karena investor cenderung mengamati fluktuasi laba suatu perusahaan
(Kustini dan Ekawati, 2006).
Selain itu, faktor yang mempengaruhi dan mendorong timbulnya praktik perataan laba
yaitu Nilai Perusahaan. Menurut Aji dan Mita (2010) perusahaan yang memiliki nilai pasar yang
tinggi akan cenderung untuk memberikan insentif bagi perusahaan dan melakukan perataan laba
untuk mempertahankan agar nilai perusahaan tetap tinggi sehingga dapat lebih diminati investor
dan menarik arus sumber daya ke dalam perusahaan. Nilai perusahaan itu dicerminkan dengan
harga saham yang tinggi.
Penelitian mengenai risiko keuangan dan nilai perusahaan mempengaruhi perataan laba
telah banyak dilakukan antara lain: Dhamar Yudho Ajie dan Aria Farah Mita (2010), Ibnu Abni
Lahaya (2017) dan Nur Hidayati Lathifal dan Anik Malikah (2017). Akan tetapi penelitian
tersebut hasil nya tidak konsisten. Oleh karena itu, perlu satu penelitian tentang pengaruh risiko
keuangan dan nilai perusahaan terhadap perataan laba.
Risiko Keuangan
Risiko keuangan atau Financial Leverage menunjukkan sejauh mana aset perusahaan telah
dibiayai oleh penggunaan hutang (Kasmir, 2014: 151). Financial leverage diproksikan dengan
debt to total asset yang diperoleh melalui total utang dibagi dengan total aset. Adanya indikasi
perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang dapat
dilihat melalui kemampuan perusahaan tersebut untuk melunasi utangnya dengan menggunakan
aset yang dimiliki.
Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Abni Lahaya (2017) bahwa semakin tinggi resiko
keuangan maka perusahaan akan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba. Manajemen
melakukan tindakan perataan laba untuk menunjukkan kepada kreditor bahwa risiko yang
dimiliki perusahaan kecil dengan cara berusaha menstabilkan nilai laba. Hal ini dikarenakan
cenderung menolaknya kreditor untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan
fluktuasi laba yang tinggi
Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang
beroperasi.(Sartono 2016:487)Adanya kelebihan nilai jual diatas nilai likuidasi adalah nilai dari
organisasi manajemen yang menjalankan perusahaan itu. Nilai perusahaan dicerminkan dengan
semakin besar nilai price to book value, yang artinya perusahaan tersebut dinilai sebanding
dengan dana yang ditanam oleh investor di dalam perusahaan. Tindakan perataan laba memiliki
hubungan timbal balik terhadap nilai perusahaan, karena perataan laba dapat menghasilkan
berkurangnya fluktuasi laba, sehingga dapat mencerminkan stabilitas kinerja perusahaan atau
nilai perusahaan, sehingga kinerja perusahaan atau nilai perusahaan merupakan faktor yang
mempengaruhi tindakan perataan laba perusahaan. (Salim, 2014). Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Nur Hidayati dan Anik Malikah (2017) semakin tinggi Nilai Perusahaan maka
akan cenderung melakukan perataan laba, karena dengan melakukan perataan laba variabilitas
dan risiko saham akan menurun.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
asosiatif. Jenis data yang digunakan adalah panel yang bersumber dari laporan keuangan
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu untuk
mendapat sampel yang representatif sesuai kriteria yang telah ditentukan, dari 167 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 terpilih 43 sampel. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Risiko Keuangan yang diukur dengan membagi total
utang dengan total aktiva dikali 100%, Nilai Perusahaan yang diukur dengan membagi harga
saham per lembar saham dibagi dengan nilai buku per lembar saham dikali 100% dan Perataan
laba yang diukur dengan indeks eckel, indeks eckel ini membedakan perusahaan yang
melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan perataan laba caranya membagi
koefisien variasi perubahaan laba (CV∆I) dan koefisien variasi perubahan penjualan (CV∆S).
Dalam melakukan analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan alat
pengelola data berupa menggunakan Eviews 10.
Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh nilai LR statistik atau chi-square hitung adalah
0,954573, sedangkan nilai chi-square tabel df 2, α = 0,05 diperoleh sebesar 5,9915. Nilai LR
statistik atau chi-square hitung (0,954573) < nilai chi-square tabel (5,9915). Selain itu, dapat
melihat Uji LR dengan membandingkan Prob (LR statistics) pada α, nila Prob (LR statistics)
0.620465> 0.05, maka keputusannya adalah menerima Ho yang berarti semua variabel
independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen.
Uji Statistik Z
Uji Z dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen. Uji Z dapat dilakukan dengan membandingkan nilai
probabilitas terhadap α, jika nilai probabilitas < α, maka Ho ditolak yang berarti bahwa variabel
independen mempengaruhi variabel dependen, sedangkan jika nilai probabilitas > α, maka Ho
diterima yang berarti bahwa variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
Tabel 2
Uji Statistik Z
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
Berikut ini adalah hasil Uji Z dari masing-masing variabel independen terhadap variable
dependen:
SIMPULAN
Risiko Keuangan yang diproksikan dengan debt to asset (DTA) tidak berpengaruh
terhadap perataan laba (Income Smoothing). Hal ini disebabkan karena pihak ketiga akan
mengawasi perusahaan yang memiliki risiko keuangan yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut
tidak melakukan perataan laba. Pihak ketiga tersebut mempunyai kepentingan untuk mengawasi
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan.
Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan price book value (PBV) tidak berpengaruh
terhadap perataan laba (Income Smoothing). Hal ini terjadi karena harga saham yang tinggi
mengakibatkan pihak ketiga akan menaruh perhatian lebih terhadap kinerja perusahaan dan
menilai bahwa kondisi perusahaan sangat baik.
Risiko Keuangan yang diproksikan dengan debt to asset (DTA) dan Nilai Perusahaan yang
diproksikan dengan price book value (PBV) secara simultan tidak berpengaruh terhadap praktik
perataan laba (income smoothing) yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki
risiko keuangan dan nilai perusahaan yang tinggi tidak membuat semua perusahaan melakukan
perataan laba, hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki risiko dan nilai perusahaan yang
tinggi menjadi perhatian pihak ketiga dalam mengukur kinerja perusahaan, sehingga perusahaan
tersebut tidak akan melakukan perataan laba
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Kuncoro, Ridwan. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur.
Bandung:Alfabeta.
Ayunika, Ni Putu Nanda dan I Ketut Yadnyana. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Praktek Perataan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Udayana Vol.25.3
Detik. Manajemen Baru Ades Berikan Informasi Sakah. Diperoleh 3 Februari 2019, dari
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-229893/manajemen-baru-ades-berikan
informasi-salah
Fahmi, Irham. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta
Ghozali, imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 Edisi 8.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gujarati dan Porter. 2015. Dasar- Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.
Hanafi, Mamduh M. 2014. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Harmono. 2014. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scoredcard, Pendekatan Teori,
Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta : BumiAksara.
Hery. 2016. Mengenal dan Memahami Dasar-Dasar Laporan Keuangan. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Kustini, D. Dan E. Ekawati. 2006. “Analisis Perataan Laba dan Faktor – Faktor yang
mempengaruhi : Studi Empiris pada Perusahaan di Indonesia”. Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No. 1, Februari, hal : 53 – 56.
Liputan 6. Skandal Terungkap, CEO Toshiba Mundur. Diperoleh 3 Februari 2019, dari
https://www.liputan6.com/news/read/50266/mereka-reka-penjarahan- harta-negara
di-bank-lippo
Prabayanti, Arik dan Gerianta Wirawan. 2010. Perataan Laba dan Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya.
Riahi, Ahmed dan Belkaoui. 2011. Accounting Theory (Teori Akuntansi), Edisi Kelima, Buku
Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Riahi, Ahmed dan Belkaoui. 2011. Accounting Theory (Teori Akuntansi), Edisi Kelima, Buku
Dua. Jakarta: Salemba Empat.
Sartono, Agus. 2016. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Sriyana, Jaka. (2014), Metode Regresi Data Panel, Yogyakarta: Ekonisia.
Subramanyam. K. R dan John J. Wild. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Penerjemah Dewi
Y.Jakarta: Salemba Empat
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen risiko dalam
mengendalikan risiko kredit dan mengetahui efektivitas manajemen risiko di PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Unit Gerenceng Denpasar. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara langsung dengan manajer bank.
Teknik analisis berupa teknik analisis deskriptif, untuk menganalisis manajemen
risiko, menginterpretasikan serta menentukan saran.Berdasarkan analisis data
ditemukan bahwa NPL Bank BRI Unit Gerenceng berada di bawah 5%. Manajemen
risiko sudah menerapkan identifikasi risiko, pengukuran dan evaluasi melalui 5C serta
pengelolaan risiko. Pengukuran efektivitas manajemen risiko diperoleh hasil bahwa
kredit yang dijalankan berupa KUPEDES dan Bri Guna Mikro berada di tingkat
sangat tidak efektif yaitu dibawah 40%, dan KUR Mikro berada di tingkat efektivitas
sangat efektif karena berada di tingkat diatas 79,99%.
Kata kunci: manajemen risiko, risiko kredit, NPL, efektivitas manajemen risiko
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the risk management in controlling credit risk and
to know the effectiveness of risk management at PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Branch Unit Gerenceng Denpasar. Data collection method used is direct interview with
bank manager. Analytical techniques in the form of descriptive analysis techniques, to
analyze risk management, interpret and determine suggestions. Based on the data analysis
found that the NPL of BRI Bank Gerenceng Unit is below 5%. Risk management has
implemented risk identification, measurement and evaluation through 5C and risk
management. The measurement of the effectiveness of risk management has resulted that
the credit that runs KUPEDES and Bri Guna Mikro is at very ineffective level which is
below 40%, and KUR Mikro is in very effective effectiveness level because it is above level
79,99%.
4298
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
PENDAHULUAN
yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dalam persaingan
terealisasikan dengan sempurna untuk kemudian hari atau justru sebaliknya malah
yang terarah dan bersifat proaktif untuk mengakomodasi kemungkinan gagal dari
keuangan (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak
yang kekurangan dana. Sebagai lembaga intermediasi, peran bank sangat penting
4299
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
mengelola risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank. Penerapan
manajemen risiko perbankan menjadi salah satu upaya bank dalam mengendalikan
risiko kredit. Risiko kredit adalah kemungkinan debitur tidak membayar kredit
yang telah diberikan oleh pihak bank. Sebelum pemberian kredit dilakukan
manajemen risiko yang terdiri dari identifikasi risiko, pengukuran dan evaluasi
risiko, serta pengelolaan risiko (Sulhan & Ely, 2008:109). Identifikasi risiko
adalah proses perusahaan yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus
terjadinya peril. Pengukuran dan evaluasi risiko adalah suatu proses sistematis
perbankan dalam mengendalikan risiko kredit adalah upaya yang telah dilakukan
4300
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, baik berupa sumber daya
manusia maupun sumber daya teknologi dengan cara yang benar dan mencapai
sebagai kreditur harus selektif dalam menilai kekayaan kredit yang diajukan oleh
calon debitur, karena tugas bank tidak hanya pada tahap pemberian kredit saja
melainkan sampai dengan kredit itu terbayar lunas oleh debitur. PT Bank Rakyat
yang meningkat atau menurun dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan kredit
Tabel 1.
Jumlah Kredit Bermasalah Bank BRI Unit Gerenceng periode 2016
Bulan Jumlah Kredit Bermasalah NPL (%)
Januari 2016 463.221.153 0,94
Februari 2016 566.492.665 1,02
Maret 2016 547.922.459 0,93
April 2016 543.785.064 0,88
Mei 2016 710.846.004 1,09
Juni 2016 477.711.465 0,69
Juli 2016 330.560.148 0,47
Agustus 2016 488.593.044 0,68
September 2016 453.741.836 0,63
Oktober 2016 364.734.209 0,51
November 2016 465.638.076 0,63
Desember 2016 419.439.973 0,56
Sumber: Laporan Perkembangan Unit (LPU), 2016
mengalami fluktuasi selama Tahun 2016. Jumlah kredit bermasalah paling tinggi
terjadi pada bulan Mei 2016 yaitu Rp 710.846.004 dengan NPL sebesar 1,09%.
Kenaikan jumlah kredit bermasalah paling tinggi terjadi dari bulan April 2016 ke
4301
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
Mei 2016 sebesar Rp 167.060.940. Jumlah kredit bermasalah paling rendah terjadi
pada bulan Juli 2016 yaitu Rp 330.560.148 dengan NPL sebesar 0,47%.
Penurunan kredit bermasalah paling besar terjadi dari bulan Mei 2016 ke Juni
risiko kredit dilakukan melalui proses manajemen risiko, yaitu identifikasi risiko,
pengukuran dan evaluasi risiko, dan pengelolaan risiko. Penggunaan analisis data
penelitian yang serupa, seperti penelitian yang dilakukan Yunitasari dkk. (2015)
meneliti tentang antisipasi kredit bermasalah yang terjadi pada kredit modal kerja
melalui pengawasan kredit dan prosedur pemberian kredit yang baik. Hasil yang
diperoleh bahwa prosedur pemberian modal kerja sudah berjalan baik dan sesuai
teori, namun belum ada proses wawancara kedua. Persentase NPL masih dalam
batas wajar yaitu 5%, namun masih terdapat kenaikan dan penurunan setiap
tahunnya. Persentase LDR juga masih mengalami kenaikan dan penurunan tiap
tahunnya, namun masih berada pada batas toleransi yang telah ditetapkan oleh BI.
Pengawasan kredit yang telah diterapkan sudah cukup baik walaupun belum
4302
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
Dewi dkk. (2014) meneliti di Koperasi BPR Pancadana Batu Tahun 2010-
2012 mendapatkan hasil bahwa penerapan manajemen kredit pada Koperasi BPR
Pancadana Batu dalam meminimalisir kredit bermasalah masih belum efektif,
dilihat dari persentase Non Performing Loan (NPL) pada periode 2010-2012 yang
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2010 sebesar 0%, pada Tahun 2011
sebesar 0,72%, dan pada Tahun 2012 sebesar 1,99%. Manajemen kredit yang
diterapkan meliputi perencanaan kredit, penetapan suku bunga kredit, prosedur
pemberian kredit, analisis pemberian kredit, dan pengawasan kredit. Upaya
penyelamatan kredit bermasalah yang dilakukan Koperasi BPR Pancadana Batu
meliputi pembinaan kepada debitur, pemberian surat peringatan pada nasabah 1-
2x, penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning),
penataan kembali (restructuring) dan penyitaan jaminan.
2012. Hasil dari penelitian ini adalah PT BPR Nusamba Wlingi mengalami
kendala yaitu adanya kredit macet dan kredit modal kerja tiap tahun mengalami
kredit modal kerja pada PT BPR Nusamba Wlingi sudah cukup baik, namun ada
kredit. NPL bank mengalami fluktuasi selama bulan Desember 2013 sampai bulan
November 2014. Masalah bersumber dari kenaikan NPL tahun 2014 akhir karena
sepinya usaha debitur, di tempat lain debitur juga memiliki hutang dan lambatnya
hasil panen yang berdampak pada pembayaran kredit. Bank dalam upaya
4303
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Unit Gerenceng Denpasar. Tujuan
Landasan teori dalam penelitian ini yaitu definisi kredit secara sederhana
merupakan penyaluran dana dari pihak kelebihan dana kepada pihak yang
oleh pihak kelebihan dana kepada pihak kekurangan dana. Dalam bahasa Latin,
kredit berasal dari kata credere yang artinya percaya. Dimana pihak yang
memberikan kredit percaya kepada pihak yang menerima kredit, bahwa kredit
yang diberikan pasti akan terbayar lunas. Penerima kredit mendapat kepercayaan
dari pihak yang memberi pinjaman, sehingga pihak peminjam berkewajiban untuk
kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
4304
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Vaughan (1978) definisi risiko yaitu risk is the chance of loss (risiko adalah kans
dari kerugian), risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan dari
yang diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 menyebutkan Bank adalah
badan usaha penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya
Definisi Bank dijelaskan sebagai Suatu lembaga atau badan usaha yang
secara efektif. PBI No. 5/8/PBI/2003 pada tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan
4305
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
dipertegas lagi dengan dikeluarkannya PBI No. 7/25/PBI/2005 pada Agustus 2005
tentang Sertifikasi manajemen risiko bagi pengurus dan pejabat bank umum, yang
pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses. Menurut
4306
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
risiko BRI berdasarkan pada ketentuan BI, yaitu PBI No. 5/8/PBI 2003 tentang
dimana profil risiko ditetapkan menjadi salah satu faktor dalam Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank menggunakan pendekatan risiko (risk based bank rating) serta
dari sisi internal, BRI telah menetapkan Kebijakan Umum Manajemen Risiko
kerja BRI. KUMR BRI berisikan tentang dasar-dasar kebijakan manajemen risiko
BRI dan ketentuan tertinggi bidang manajemen risiko di BRI. KUMR BRI
dan mencakup prosedur manajemen risiko bank yang bertujuan pada kenyataan
4307
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
2011:7). Menurut Danjuma et al. (2016) manajemen risiko kredit adalah berbagai
perusahaan.
lebih berkaitan dengan sifat dan watak peminjam. Seorang yang mempunyai
4308
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
analisis rasio, dalam hal ini bank atau lembaga keuangan harus memperhatikan
pinjaman. Jika karena sesuatu hal pinjaman tidak bisa dikembalikan, jaminan bisa
dijual untuk menutup pinjaman tersebut dan Conditions adalah sejauh mana
atau tingkat kegawatan dari suatu kejadian atau risiko sangat besar sehingga
risiko dengan kemampuan sendiri dan sumber daya yang ada tanpa meminta
bantuan pihak lain. Risiko ditahan jika frekuensi terjadinya kerugian dan
signifikasi kegawatan dari suatu kejadian atau risiko masih dapat diatasi dan
4309
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
pengalihan sebagian atau seluruh risiko yang ditanggung pada pihak lain
dilakukan hanya pada jenis risiko yang bersifat murni dan Pendanaan risiko
Pendanaan risiko hanya dapat dilakukan pada risiko-risiko kecil sampai pada
risiko sedang.
kembalinya dana bank yang telah disalurkan berupa kredit kepada masyarakat
baik sebagian atau keseluruhannya sesuai dengan perjanjian kredit yang ada.
tersebut atau berdampak pada risiko likuiditas. Dampak lebih lanjut dari risiko
kredit adalah risiko kerugian dimana bank melalui kredit yang disalurkannya
kepada masyarakat tidak mendapatkan bunga di balik membayar bunga dana dan
biaya lainnya.
Risiko kredit (credit risk) adalah risiko kerugian yang diderita bank, terkait
kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali pokok pinjamannya
4310
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
Penyebab risiko kredit menurut Fahmi (2011) terdapat dua faktor umum
penyebab risiko kredit yaitu faktor eksternal bank, dimana kemauan membayar
tidak ada terutama akibat masalah karakter debitur, kelemahan bank dalam
pengendalian yang lemah dan proses manajemen yang kurang efektif terutama
risiko kredit, konsentrasi risiko kredit dalam portofolio asset, serta adanya itikad
jadwal yang ditentukan, atau bahkan sama sekali tidak kembali (Manurung,
2004:196). Setiap bank diharuskan membuat sistem dan penilaian kualitas sesuai
tentang kualitas kredit, yang terbagi atas Kredit Lancar (KL), Kredit Dalam
Perhatian Khusus (DPK), Kredit Kurang Lancar (KL), Kredit Diragukan (D) dan
kredit dengan kualitas Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M) serta
kriteria yang ditetapkan BI terutama rasio kredit bermasalah tidak boleh melebihi
𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑁𝑃𝐿 = 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑥 100%.............................................................................. (1)
Penyebab kredit bermasalah dapat berasal dari pihak debitur sendiri, pihak
bank, dan pihak lainnya yang bersangkutan, seperti peristiwa yang menimbulkan
4311
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
sampai batas waktu tertentu, penurunan suku bunga, dan pembebasan bunga,
restructuring dengan jumlah kredit atau equity ditambah dengan setoran uang
penyitaan jaminan apabila debitur sudah benar-benar tidak punya itikad atau tidak
4312
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
sebagai berikut :
𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 = 𝑥 100%.....................................................................(2)
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡
Keterangan :
Tabel 2.
Pengukuran Tingkat Efektivitas
No Efektivitas (%) Tingkat Efektivitas
1 Koefisien efektivitas bernilai dibawah 40 Sangat tidak efektif
2 Koefisien efektivitas bernilai 40 – 59,99 Tidak efektif
3 Koefisien efektivitas bernilai 60 – 79,99 Cukup efektif
4 Koefisien efektivitas bernilai diatas 79,99 Sangat efektif
Sumber:Standar Litbang Depdagri Republik Indonesia, 1991
METODE PENELITIAN
Bank BRI Unit Gerenceng periode Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan jenis
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Unit Gerenceng periode Tahun
2016.
4313
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
ini dikarenakan penelitian ini merupakan studi kasus maka tidak menggunakan
(Persero) Tbk Cabang Unit Gerenceng Denpasar. Variabel dalam penelitian ini
Cabang Unit Gerenceng Denpasar tahun 2016, maka variabel yang digunakan
dan evaluasi risiko serta pengelolaan risiko), gejala adanya kredit bermasalah,
manajemen risiko.
Bank Rakyat Indonesia(BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang
Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
4314
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto, suatu lembaga keuangan yang
kelahiran BRI.
Tabel 3.
Jumlah Kredit Bermasalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Unit Gerenceng Denpasar Tahun 2016
Bulan Kupedes KUR Mikro BRI Guna Mikro %
Januari 182.805.857 174.815.296 105.600.000 0,94
Februari 238.110.900 222.781.765 105.600.000 1,02
Maret 212.525.999 209.796.060 125.600.400 0,93
April 237.725.880 180.458.784 125.600.400 0,88
Mei 383.350.596 201.895.008 125.600.400 1,09
Juni 240.597.283 111.513.782 125.600.400 0,69
Juli 247.135.485 63.424.263 20.000.400 0,47
Agustus 396.428.569 72.164.075 20.000.400 0,68
September 295.589.973 158.151.863 0 0,63
Oktober 185.755.070 178.979.139 0 0,51
November 227.319.802 238.318.274 0 0,63
Desember 258.703.916 160.736.057 0 0,56
Sumber: Laporan Perkembangan Unit (LPU), 2016
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Unit Gerenceng selama Tahun 2016
mengalami fluktuasi. Kredit tertinggi Bulan Mei 2016 sebesar 1,09% yang artinya
dari 100% kredit yang disalurkan hanya 1,09% mengalami kredit macet. Kredit
383.350.596, Kredit KUR Mikro Rp 201.895.008 serta Kredit BRI Guna Mikro
Rp 125.600.400. Untuk jumlah terendah terjadi Bulan Juli 2016 sebesar 0,47%
yang artinya dari 100% kredit yang disalurkan hanya 0,47% mengalami kredit
macet. Kredit tersebut yaitu untuk Kredit Kupedes Rp 247.135.485, Kredit KUR
Mikro Rp 63.424.263 serta Kredit BRI Guna Mikro Rp 20.000.400. Untuk jumlah
4315
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
kredit BRI Guna Mikro dari bulan Januari 2016 sampai bulan Agustus 2016 Bank
BRI Unit Gerenceng menjaga pengeluaran kredit agar NPL tetap terjaga di posisi
dibawah 5% sedangkan untuk bulan September 2016 sampai Desember 2016 NPL
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Unit Gerenceng selama Tahun 2016 pada Bulan
Mei 2016 yang merupakan jumlah kredit tertinggi yaitu 22 orang pada kredit
KUPEDES, 2 orang pada kredit Briguna Mikro dan 25 orang pada KUR Mikro.
Sedangkan untuk bulan Juli 2016 merupakan jumlah kredit terendah dengan
jumlah orang sebesar 15 orang pada kredit KUPEDES, 1 orang Briguna Mikro
menentukan sikap, menetapkan solusi yang tepat, serta melakukan monitoring dan
catatan dan laporan statistik kerugian perusahaan serta survey dan wawancara
4316
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
memiliki potensi terjadinya risiko paling besar karena tidak terlunasi kembali
pokok pinjaman ditambah bunga oleh debitur. Identifikasi risiko yang terjadi
diantaranya usaha yang dimiliki oleh debitur mengalami penurunan sehingga tidak
mampu untuk membayar kredit yang diajukan, terjadinya musibah yang dialami
oleh debitur misalnya sakit, kecelakaan atau yang lainnya sehingga mengurangi
kepada debitur karena debitur hilang atau tidak ada kabar sehingga upaya bagi
bank untuk berusaha mencari atau menghubungi keluarganya, serta untuk debitur
yang mengalami musibah meninggal dunia kredit yang masih menunggak dapat
diasuransikan.
seksama agar dapat meminimalisir terjadinya risiko kredit macet. Selain itu
kemauan seseorang lebih berkaitan dengan sifat dan watak yang dimiliki.
4317
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
character sehingga NPL yang dihasilkan terbilang rendah yaitu dibawah 5%.
Capacity ini dapat dilihat melalui prestasi masa lalu atau track of record. Bank
nasabah yang sudah pernah meminjam maupun yang baru pertama kali
meminjam. Jika calon nasabah memiliki pinjaman masa lalu yang rajin membayar
dan usaha yang dimiliki terkelola dengan baik maka pihak bank dapat
dari si peminjam yang dilihat dari komposisi utang terhadap modal sendiri. Jika
sehingga berdampak pada pembayaran kredit. Maka dari itu Bank BRI Unit
tidak. Collateral merupakan asset yang dijadikan jaminan (agunan) jika sesuatu
hal pinjaman tidak dapat dikembalikan. Bank BRI Unit Gerenceng menerapkan
sistem jaminan (agunan) ini jika terjadi kemacetan kredit yang tidak mampu
dibayarkan oleh debitur maka pihak bank dapat menjual jaminan untuk menutupi
4318
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
Pengelolaan risiko (Risk Action) yang dilakukan Bank BRI Unit Gerenceng
Penghindaran risiko jika frekuensi risiko terjadinya kerugian cukup besar yang
kerugian risiko tersebut, Menahan risiko dengan kemampuan sendiri jika risiko
yang dihadapi tergolong kecil maupun sedang. Risiko ditahan jika masih dapat
risiko jika terjadi. Semakin banyak penempatan asset dimiliki maka kecil
pihak asuransi yaitu Asuransi Jiwa Kupedes yang bersifat murni atau si peminjam
kompensasi dan cadangan apabila risiko benar-benar terjadi. Risiko yang bersifat
kecil sampai sedang masih bisa diatasi dengan pendanaan risiko, jika risiko terlalu
Penelitian yang dilakukan oleh Putra dkk. (2015) pada PT BPR Dau
Kenaikan NPL Tahun 2014 akhir bersumber dari sepinya usaha debitur, adanya
4319
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
Gejala kredit bermasalah diamati dari pihak debitur yang dalam kurun
waktu pelunasan kredit dan melakukan beberapa hal yang tidak sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat. Gejala adanya kredit bermasalah secara umum
juga dirasakan oleh Bank BRI Unit Gerenceng Denpasar antara lain adanya
yang merugikan pihak bank dari kredit yang telah diberikan. Terdapat dua faktor
umum penyebab risiko kredit yaitu faktor eksternal bank dimana tidak adanya
itu sendiri, sedangkan faktor internal bank dimana terdapat sistem pengendalian
yang lemah dari manajemen risiko, serta itikad kurang baik pengurus bank.
Bank BRI Unit Gerenceng Denpasar mengalami penyebab risiko kredit dari
faktor eksternal bank diantaranya tidak ada kemauan membayar akibat dari
terjadi keterlambatan panen, serta pengaruh faktor ekonomi makro atau sektor
industry lainnya.
4320
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
baru sesuai dengan kondisi keuangan pihak terkait yang merupakan hasil
negosiasi antara pihak yang bersangkutan. Pihak Bank BRI Unit Gerenceng
Rescheduling yaitu bank memberikan keringanan jangka waktu kredit atau juga
pembayaran bunga ditunda sampai batas waktu tertentu dimana yang dapat
equity dengan setoran uang tunai. Kombinasi merupakan cara penyelesaian kredit
lunas. Penyitaan jaminan apabila nasabah sudah tidak punya itikad atau tidak
secara musyawarah dan kekeluargaan sehingga jalan keluar tercapai tetapi jika
4321
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
benar-benar tidak mampu untuk memenuhi kewajiban pihak bank harus melelang
Penelitian yang dilakukan oleh Putra dkk. (2015) memperoleh hasil bahwa
tagih.
mencapai rencana awal. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Unit
bank yang menggunakan bunga kredit yang bersifat menurun untuk angsuran
Jenis produk BRI diantaranya KUPEDES, BRI Guna Mikro dan KUR
bunganya rendah atau kecil. Namun dibalik itu BRI cenderung atau kebanyakan
4322
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
Gerenceng Denpasar terutama dalam hal penyaluran kredit tidak tercapai dari
Tabel 4.
Efektivitas Kredit KUPEDES selama Periode Tahun 2016
Bulan Jumlah Kredit %
Januari 2.135.000.000 8,21
𝑥 100%
25.999.732.936
Februari 5.103.000.000 19,58
𝑥 100%
26.051.629.548
Maret 2.350.000.000 9,00
𝑥 100%
26.103.526.160
April 2.465.000.000 9,42
𝑥 100%
26.155.314.104
Mei 3.495.000.000 13,33
𝑥 100%
26.207.102.049
Juni 3.829.000.000 12,21
𝑥 100%
31.343.085.277
Juli 2.386.000.000 7,72
𝑥 100%
30.887.935.961
Agustus 1.900.000.000 6,24
𝑥 100%
30.433.638.339
September 1.805.000.000 6,02
𝑥 100%
29.979.856.375
Oktober 1.898.000.000 7,43
𝑥 100%
25.529.255.451
November 2.505.000.000 8,61
𝑥 100%
29.079.381.923
Desember 2.645.000.000 9,23
𝑥 100%
28.631.762.688
Sumber: Data diolah, 2017
serta dilayani di seluruh BRI Unit dan Teras BRI. Tabel 4 merupakan
bernilai dibawah 40% yang artinya tingkat efektivitasnya sangat tidak efektif.
Efektivitas paling tinggi terjadi bulan Februari 2016 sebesar 19,58% sedangkan
efektivitas paling rendah terjadi bulan September 2016 sebesar 6,02%. Efektivitas
kredit KUPEDES selama periode Tahun 2016 penyaluran kredit belum tercapai
4323
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
karena selama satu tahun realisasinya rata-rata 15% per bulan sehingga pinjaman
yang diberikan kepada nasabah masih rendah oleh BRI Cabang Gerenceng
Denpasar.
Tabel 5.
Efektivitas Kredit BRI Guna Mikro selama Periode Tahun 2016
Bulan Jumlah Kredit %
Januari 185.000.000 3,82
𝑥 100%
4.839.376.337
Februari 55.000.000 1,13
𝑥 100%
4.839.376.337
Maret 10.000.000 0,20
𝑥 100%
4.839.376.337
April 15.000.000 0,30
𝑥 100%
4.839.376.337
Mei 32.000.000 0,66
𝑥 100%
4.839.376.337
Juni 0,00 0
𝑥 100%
4.839.376.337
Juli 220.000.000 4,56
𝑥 100%
4.824.235.073
Agustus 416.000.000 8,60
𝑥 100%
4.831.967.413
September 550.000.000 11,36
𝑥 100%
4.839.376.337
Oktober 300.000.000 6,19
𝑥 100%
4.839.376.337
November 40.000.000 0,82
𝑥 100%
4.839.376.337
Desember 100.000.000 2,06
𝑥 100%
4.839.376.337
Sumber: Data diolah, 2017
Kredit BRI Guna Mikro merupakan kredit yang diberikan untuk debitur
Kredit BRI Guna Mikro dimana koefisien efektivitasnya bernilai di bawah 40%
yang artinya bahwa tingkat efektivitas sangat tidak efektif. Tingkat efektivitas
tertinggi terjadi bulan September 2016 sebesar 11,36% sedangkan terendah terjadi
pada bulan Juni 2016 sebesar 0%. Bulan Juni 2016 menghasilkan koefisien 0%
4324
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
karena tidak adanya realisasi bulan tersebut atau dengan kata lain tidak adanya
pinjaman dari debitur. Efektivitas kredit BRI Guna Mikro selama periode Tahun
2016 penyaluran kredit belum tercapai karena selama satu tahun realisasinya rata-
rata 3,25% per bulan sehingga pinjaman yang diberikan kepada nasabah masih
Tabel 6.
Efektivitas Kredit KUR Mikro selama Periode Tahun 2016
Bulan Jumlah Kredit %
Januari 2.237.000.000 87,40
𝑥 100%
2.559.380.791
Februari 3.792.000.000 195,53
𝑥 100%
1.939.325.100
Maret 4.030.000.000 305,47
𝑥 100%
1.319.269.409
April 3.784.000.000 322,67
𝑥 100%
1.172.683.920
Mei 3.852.000.000 375,40
𝑥 100%
1.026.098.431
Juni 3.894.000.000 442,74
𝑥 100%
879.512.941
Juli 2.422.000.000 330,45
𝑥 100%
732.927.452
Agustus 2.559.000.000 436,43
𝑥 100%
586.341.962
September 1.783.000.000 405,45
𝑥 100%
439.756.472
Oktober 2.361.000.000 805,33
𝑥 100%
293.170.982
November 2.495.000.000 1702,07
𝑥 100%
146.585.491
Desember 2.487.000.000 -
𝑥 100%
0,00
Sumber: Data diolah, 2017
KUR Bank BRI ditujukan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah yang
produktif dan layak serta dibiayai sesuai ketentuan pemerintah. KUR BRI dilayani
di seluruh Unit Kerja Bank BRI yang ada di Indonesia. Tabel 6 merupakan
bernilai diatas 79,99% yang artinya bahwa tingkat efektivitasnya sangat efektif.
4325
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
disebabkan karena target rendah dan menjelang akhir tahun tutup buku sehingga
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Unit Gerenceng Denpasar sudah
sesuai dengan kondisi bank. Efektivitas manajemen risiko bank sudah sangat
efektif untuk Kredit KUR Mikro namun untuk Kredit KUPEDES dan Kredit BRI
Guna Mikro perlu diperhatikan serta ditingkatkan lagi realisasinya. Bagi peneliti
4326
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
REFERENSI
4327
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
Dewi, Oktavia Anggra., Darminto., dan Maria Goretti Endang NP. 2014. Analisis
Manajemen Kredit guna Meminimalisir Kredit Bermasalah. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), 9(2):1-8.
Dragoi, Elena Violeta. 2013. Credit Risk-the Primary Decision Factor for Credit
Institutions in Romania. Valahian Journal of Economics Studies, 4(2):73-
80.
Ekanayake, E.M.N.N.,and Azeez A.A. 2015. Determinants of Non-Performing
Loans in Licensed Commercial Banks: Evidence from Sri Lanka. Asian
Economic and Financial Review, 5(6):868-882.
Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung:
Alfabeta.
Fairuza, Denes Ahmad. 2012. Analisis Manajemen Risiko Kredit sebagai Alat
untuk Meminimalisir Risiko Kredit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB,
1(2):1-8.
Fathoni, Abudrahmat. 2006. Organisasi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Rieka Cipta.
Firdaus, Rachmat., dan Maya Ariyanti. 2008. Manajemen Perkreditan Bank
Umum: Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap dengan
Analisis Kredit. Bandung: Alfabeta.
---------. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah, Kebijakan
dan Aplikasinya Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung: Alfabeta.
Fuadiyah, Nadifatul., Dwiatmanto.,dan Nila Firdausi Nuzula. 2014. Analisis
Pelaksanaan Pengawasan Kredit Modal Kerja sebagai Upaya Mengurangi
Terjadinya Kredit Bermasalah. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 15(2):1-
8.
Hanafi, Mamduh. 2009. Manajemen Risiko. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif). Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Idris, Ismail Tijjani.,and Sabri Nayan. 2016. The Moderating Role of Loan
Monitoring on the Relationship between Macroeconomic Variables and
Non-Performing Loans in Association of Southeast Asian Nations
Countries. International Journal of Economics and Financial Issues,
6(2):402-408.
Idroes, Fahmi. 2011. Manajemen Risiko Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.
Idroes, Ferry N. 2011. Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3
Pilar Kesepakatan Basel II. Jakarta: Rajawali Pers.
4328
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
4329
Ni Made Indah Purnama Dewi, Efektivitas Manajemen Risiko…
4330
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 8, 2017: 4298-4331
Savitri, Oka Aviani., Zahroh Z.A.,dan Nila Firdausi Nuzula. 2014. Analisis
Manajemen Risiko Kredit dalam Meminimalisir Kredit Bermasalah pada
Kredit Usaha Rakyat. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 12(1):1-10.
Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi: Kaidah Perilaku: Seri
Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Subagyo, Ahmad Wito. 2000. Efektivitas Program Penanggulangan Masyarakat
Pedesaan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Sudirman, I Wayan. 2013. Manajemen Perbankan : Menuju Bankir Konvensional
yang Profesional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Tindakan Komprehensif. Bandung: Alfabeta.
Sulhan, M., dan Ely Siswanto. 2008. Manajemen Bank: Konvensional & Syariah.
Malang: UIN-Malang Press.
Tampubolon, Robert. 2004. Manajemen Risiko: Pendekatan Kualitatif untuk Bank
Komersial. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Triandaru, Sigit., dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Jakarta.
Vaughan, Emmett. J. 1978. Fundamentals of Risk and Insurance. 2nd. Santa
Barbara: John Wiley& Son, Inc.
Wenie, Darminto.,dan Achmad Husaini. 2015. Evaluasi Sistem dan Prosedur
Pemberian Kredit Modal Kerja dalam Upaya Mengatasi Kredit
Bermasalah. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 22(2):1-7.
Yunitasari, Ira., Dwi Atmanto., dan Maria Goretti Wi Endang. 2015. Analisis
Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja dalam Usaha Mengantisipasi
Kredit Bermasalah. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 26(2):1-6.
4331