2, (2014)
Abstrak—Dalam perusahaan keluarga, anggota dengan akhir tahun 2012 telah berhasil bertambah menjadi 6,8
keluarga yang terlibat dalam usaha merupakan sumber juta pengusaha (Hasana, 2014).
daya yang penting, baik sebagai sumber daya manusia Produksi industri makanan dan minuman menyumbang
maupun sumber daya keuangan. sekitar 22,3% dari total produksi manufaktur Pulau Jawa pada
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tahun 2010 (data Kementerian Dalam Negeri Republik
bagaimana hubungan keterlibatan anggota keluarga Indonesia). Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman
dalam family business dengan kinerja bisnis. Kinerja (GAPMMI) memperkirakan nilai penjualan makanan dan
bisnis dalam penelitian ini menggunakan pengukuran minuman tahun 2013 tumbuh sebesar 10% mencapai Rp 770
Dynamic Multi-dimensional Performance. Teknik tn (dalam Industri Update, vol 9 Mei 2013). Dirjen Industri
pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner Alat Agro, Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi (dalam
analisa yang digunakan adalah teknik tabulasi silang atau Suara Pembaruan, 22 Maret 2013) mengatakan bahwa
cross tab dan chi-square untuk melihat apakah ada pertumbuhan industri makanan dan minuman tetap tumbuh
hubungan antara 2 variabel. Hasil penelitian dan menjadi sektor andalan karena didukung oleh kuatnya
menunjukkan, bahwa secara keseluruhan tidak terdapat permintaan di dalam negeri yang diakibatkan oleh semakin
hubungan signifikan antara variabel keterlibatan anggota meningkatnya konsumen kelas menegah di dalam negeri.
keluarga dalam family business dengan kinerja bisnisnya. Pertumbuhan pada sektor makanan dan minuman masih
Namun terdapat hubungan yang signifikan pada berpusat di Pulau Jawa sekitar 58% (Ciu, 22 Januari 2014).
keterlibatan posisi anggota keluarga (orang tua dan anak Dalam suatu bisnis keluarga, anggota keluarga
laki-laki) dan keterlibatan sumber modal koperasi dengan merupakan sumber daya yang berharga dalam perusahaan,
kinerja bisnis. baik fisik, keuangan dan modal sosial serta membawa sumber
daya dan kemampuannya yang ada untuk perusahaan mereka,
Kata Kunci—Keterlibatan anggota keluarga, misalnya komitmen, loyalitas, kepercayaan, pengetahuan
Perusahaan keluarga, Kinerja bisnis perusahaan, jaringan sosial yang berkualitas dan asset
keuangan (dalam Kim & Gao, 2013). Untuk itu anggota
keluarga yang ikut berkecimpung dalam suatu usaha
I. PENDAHULUAN memberikan dukungan yang besar terhadap usahanya
Entrepreneur sendiri Menurut Zimmerer & sehingga kinerjanya menjadi baik.
Scarborough (2008) adalah orang yang menciptakan bisnis Perusahaan keluarga dengan ukuran kecil dapat
baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian bertujuan mencapai kinerja yang unggul karena hubungan kekerabatan
untuk mencapai keuntungan pertumbuhan dengan yang dekat memungkinkan pemilik untuk lebih mengelola
mengidentifikasi peluang yang signifikan dan merakit sumber antara bisnis dengan keluarga (Chu, 2011) dan untuk
daya yang diperlukan untuk memanfaatkan mereka. memverifikasikan perilaku agen mrereka agar lebih efektif
Entrepreneur di Indonesia meningkat pada tahun 2012 (Dyer, 2006; Eisenhardt, 1989) (dalam Kim & Gao, 2013).
sebesar 1,56 persen di bandingkan pada tahun 2009 sebesar Selain itu dalam perusahaan keluarga banyak juga perusahaan
0,24 persen. Pada tahun 2013 sektor UMKM menyerap lebih yang memperkerjakan anggotanya dalam usaha tersebut,
dari 93 juta orang atau hampir 40 persen dari total penduduk karena sumber daya dari anggota keluarga dapat mengurangi
Indonesia (pikiran-rakyat.com, 20 November 2013). kebutuhan perusahaan untuk mencari karyawan diluar
Jumlah UMKM di Jawa Timur pada tahun 2011 perusahaan. Struktur unik yang dimiliki oleh perusahaan
berjumlah 4.211.562 unit UMKM yang terdiri dari 3.583.699 keluarga ini lah yang memotivasi manajer keluarga untuk
atau 85,09 persen merupakan usaha mikro, 597.737 unit usaha bekerja menuju tujuan perusahaan yang terpusat dan
kecil atau 14,19 persen merupakan usaha kecil, 24.128 unit memberikan kontribusinya untuk kinerja perusahaan keluarga
usaha menengah atau 0,57 persen merupakan usaha (dalam Kim & Gao, 2013).
menengah, sisanya 0,15 persen atau sebanyak 5.998 termasuk Keterlibatan anggota keluarga dalam family business
dalam kategori pelaku usaha skala besar (Massi & Arif, 2011). ini dapat dilihat dari 3 penelitian sebelumnya. Dalam
Berdasarkan data Dinkop Jatim pada tahun 2010 jumlah penelitian Kim & Gao (2013), keterlibatan keluarga dalam
pengusaha kecil berjumlah sekitar 4,2 juta orang, sampai family business diukur dengan ada atau tidaknya posisi senior
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
di dalam perusahaan yang diisi oleh anggota keluarga. Dalam Banyaknya karyawan senior yang tetap bekerja (dalam
Cruz et al (2012), keterlibatan anggota keluarga dalam family Matlz, 2001).
business diukur dengan adanya anggota keluarga yang ikut 5. Future Performance
bekerja dalam perusahaan. Terakhir, dalam Shinnar et al Mengukur kesiapan untuk masa depan suatu organisasi.
(2013) keterlibatan anggota keluarga dalam family business Indikator yang digunakan antara lain: Persentase
diukur dengan keterlibatan keluarga dalam hal keuangan. penjualan dari produk baru (<5 tahun dipasaran),
Saat ini banyak sekali alat yang digunakan untuk Persentase penjualan dari lini bisnis baru (<5 tahun
mengukur suatu kinerja bisnis maupun kinerja perusahaan, dipasaran), Pemahaman dan kemampuan meramalkan
seperti Balance Scorecard dan Success Dimensions. Namun trend pasar, Kemampuan perusahaan dalam
ada keterbatasan pada kedua alat ukuran diatas. Atkinson, mengantisipasi dan mempersiapkan perubahan-
Waterhouse, dan Wells mencatat bahwa kurangnya focus pada perubahan lingkungan eskternal yang tidak diharapkan,
dimensi sumber daya manusia membuat kedua alat ukur ini Investasi perusahaan dalam penelitian dan
menjadi lemah (dalam Maltz, 2003 p. 190). Dynamic Multi- pengembangan (R&D), Kedalaman dan kualitas
dimensional Performance Model menjadi alat ukur yang perencanaan strategis, Investasi pada proyek-proyek
berorientasi kedepan yang akan melengkapi Balance dengan resiko tinggi (dalam Maltz, 2001).
Scorecard dan Success Dimensions.
Dynamic Multi-dimensional Performance Model ini memiliki Keterlibatan anggota Kinerja Bisnis
5 dimensi Menurut Maltz (2003), yaitu: keluarga pada Perusahaan (DMP)
1. Financial Measure keluarga: 1. Financial
Merupakan pendekatan tradisional yang digunakan untuk 1. Jumlah anggota performance
mengukur keberhasilan suatu organisasi. Indikator yang keluarga yang terlibat 2. Market/custom
digunakan antara lain: Penjualan, Penjualan per tenaga dalam perusahaan er
kerja (=nilai penjualan/jumlah tenaga kerja), Total 2. Posisi anggota 3. Process
pendapatan, Pendapatan per tenaga kerja (=total keluarga dalam measurement
pendapatan/jumlah tenaga kerja), Cash flow (likuiditas perusahaan 4. People
dan kemampuan menambah sumber daya keuangan), 3. Keterlibatan anggota development
Besar profit, Profit per tenaga kerja (=total profit/jumlah keluarga dalam hal 5. Preparing for
tenaga kerja), Return on Equity (ROE), Return on keuangan the future
Invesment (ROI), Return on Assets (ROA) (dalam Maltz,
2001) Gambar 1. Kerangka berpikir hubungan keterlibatan anggota
2. Market/Customer Performance keluarga dalam family business dan kinerja bisnis
Merepresentasikan hubungan antara organisasi dengan Sumber: Cruz, Christina., Justo, Rachida., De Castro., Julio O.
pelanggannya. Indikator yang digunakan antara lain: (2012); Kim, Y., Gao, F.Y. (2013); Shinnar, Rachel. S., Cho,
Tingkat kepuasan pelanggan, Kemampuan memperoleh Seonghee., Rogoff, Edward G. (2013); Matlz (2003). Diolah
pelanggan baru, Pertumbuhan pangsa pasar, oleh Penulis (2014
Pesanan/orderan yang belum dapat dipenuhi, Reputasi Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan rumusan
perusahaan, Banyaknya konsumen yang loyal, Kualitas masalahnya untuk mengetahui bagaimanakah deskripsi
layanan (dalam Malz, 2001). keterlibatan anggota keluarga dalam pengelolaan family
3. Process Performance business usaha mikro dan kecil sektor makanan dan minuman
Mencerminkan efisiensi organisasi dan melihat perbaikan. di Surabaya dan Sidoarjo?, bagaimanakah kinerja bisnis pada
Indikator yang digunakan antara lain: Durasi waktu yang usaha mikro dan kecil sektor makanan dan minuman di
diperlukan bagi produk baru untuk dapat memasuki pasar, Surabaya dan Sidoarjo?, dan bagaimanakah hubungan antara
Kualitas pembelajaran diantara karyawan pada divisi yang keterlibatan anggota keluarga dalam pengelolaan family
sama, Kualitas pembelajaran diantara karyawan pada business dengan kinerja bisnis pada usaha mikro dan kecil
divisi yang berbeda, Kualitas dan kedalaman standarisasi sektor makanan dan minuman di Surabaya dan Sidoarjo?
produk, Kualitas dan kecepatan dalam menterjemahkan Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk
produk yang baru dikembangkan ke dalam proses mendeskripsikan keterlibatan anggota keluarga dalam
pengolahan, Kualitas proses pengolahan (dalam Maltz, pengelolaan family business pada usaha mikro dan kecil sektor
2001) makanan dan minuman di Surabaya dan Sidoarjo, untuk
4. People Development Performance mendeskripsikan kinerja bisnis pada usaha mikro dan kecil
Mengakui peran panting dari para stakeholder dalam sector makanan dan minuman di Surabaya dan Sidoarjo, dan
keberhasilan suatu organisasi. Indikator yang digunakan untuk mendeskripsikan hubungan antara keterlibatan anggota
antara lain: Kepuasan karyawan, Pelatihan bagi pekerja keluarga dalam pengelolaan family business dengan kinerja
(hari per tahun), Dorongan kepada karyawan untuk bisnis pada usaha mikro dan kecil sektor makanan dan
menyarankan dan menguji ide-ide baru, Kualitas minuman di Surabaya dan Sidoarjo.
pengembangan kepemimpinan, Kualitas pengembangan
teknikal, Kualitas porses administrasif sumber daya II. METODE PENELITIAN
manusia, Kualitas benefit-benefit yang diperoleh sumber Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan
daya manusia (contoh: jaminan kesehatan, pensiun), penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Metode ini
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
disebut metode kuantitatif karena data penelitiannya berupa pengukuran kinerja Dynamic Multi-dimensional Performance
angka-angka dan analisis mengunakan statistik (Sugiyono, (DMP).
2010). Sementara metode penelitian deskriptif adalah metode Tabel 1. Uji Validitas item Variabel Kinerja Bisnis Dynamic
yang berupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan
Multi-dimensional Performance (DMP)
akurat dari suatu situasi (Boyd, et al, 1989, p.129, dalam
Kuncoro, 2003). Financial Performance r Pearson Sign Keterangan
Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti FP1. Penjualan 0.849 0.000 Valid
adalah pemilik usaha mikro dan kecil pada sektor makanan FP2. Penjualan per tenaga
0.835 0.000 Valid
kerja
dan minuman di Surabaya. Dalam penelitian ini jumlah
FP3. Total Pendapatan 0.797 0.000 Valid
sampel yang digunakan sebanyak 40 responden yang memiliki
FP4. Pendapatan per tenaga
usaha mikro dan kecil sektor makanan dan minuman di 0.808 0.000 Valid
kerja
Surabaya. Teknk pengambilan sampel dari penelitian ini FP5. Cash flow 0.578 0.000 Valid
menggunakan Non Probability Sampling yang merupakan FP6. Besar Profit 0.714 0.000 Valid
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi FP7. Profit per tenaga kerja 0.896 0.000 Valid
peluang/kesempatan dama bagi setiap unsur atau anggota FP8. Return On Equity
0.821 0.000 Valid
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008). Jenis (ROE)
dari teknik Non Probability Sampling yang akan digunakan FP9. Return On Investment
0.885 0.000 Valid
adalah Purposive Sampling, adalah teknik penetuan sampel (ROI)
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Samplingnya FP10. Return On Assets
0.906 0.000 Valid
terbatas pada orang-orang jenis tertentu yang dapat (ROA)
memberikan informasi yang dinginkan oleh peneliti, baik Market and Customers
FP12. Tingkat kepuasan
karena satu-satunya cara untuk mendapatkan informasi atau 0.743 0.000 Valid
Pelanggan
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti (Sekaran, FP13. Kemampuan
2013). Dalam penelitian ini kriteria usaha mikro dan kecil 0.781 0.000 Valid
memperoleh pelanggan baru
ditetapkan berdasarkan karakteristik: FP14. Pertumbuhan pangsa
1. Usaha mikro dan kecil di Surabaya 0.717 0.000 Valid
pasar
2. Usaha mikro dan kecil bergerak di sektor makanan dan FP15. Pesanan/orderan
0.555 0.000 Valid
minuman yang belum dapat dipenuhi
3. Umur usaha minimal satu tahun FP16. Reputasi perusahaan 0.690 0.000 Valid
4. Memiliki tenaga kerja sekurang-kurangnya satu orang FP17. Banyaknya
0.693 0.000 Valid
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan konsumen yang loyal
data sekunder. Data primer yang digunakan peneliti adalah FP18. Kualitas Layanan 0.652 0.000 Valid
data yang diperoleh dari hasil jawaban kuisioner yang Process Measures
disebarkan pada responden. sedangkan data sekunder FP20. Durasi waktu yang
diperlukan bagi produk baru
diperoleh dari buku, jurnal dan surat kabar online. Teknik unutk dapat memasuki
0.430 0.006 Valid
pengumpulan data pada penelitian dengan menggunakan pasar
kuesioner (questionnaire). Teknik pengujian data dalam FP21. Kualitas
penelitian ini adalah dengan menggunakan uju validitas dan pembelajaran diantara
realibilitas. Sedangkan untuk menganalisa hubungan 0.467 0.002 Valid
karyawan pada divisi yang
keterlibatan anggota keluarga dengan kinerja bisnisnya sama
menggunkan teknik analisis deskriptif kuantitatif (mean, cross FP22. Kualitas
tabulation dan chi-square). Sehingga pada penelitian ini akan pembelajaran diantara
0.686 0.000 Valid
membentuk hipotesa: karyawan pada divisi yang
berbeda
H0 = Tidak terdapat hubungan antara keterlibatan anggota FP23. Kualitas dan
keluarga pelaku usaha mikro dan kecil dengan kedalaman standarisasi 0.390 0.013 Valid
kinerja bisnis produk
FP24. Kualitas dan
H1= Terdapat Hubungan antara keterlibatan anggota
kecepatan dalam
keluarga pelaku usaha mikro dan kecil dengan menterjemahkan produk 0.609 0.000 Valid
kinerja bisnis yang baru dikembangkan ke
dalam proses pengolahan
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN FP25. Kualitas proses
0.629 0.000 Valid
pengolahan
Untuk mengukur validitas di dalam penelitian ini di
People Development
gunakan korelasi Pearson dengan kriteria jika korelasi pearson
FP27. Kepuasan Karyawan 0.433 0.005 Valid
antara masing-masing pertanyaan dengan skor total FP28. Pelatihan bagi
menghasilkan nilai signifikasi r pearson lebih kecil dari nilai 0.583 0.000 Valid
pekerja (hari per tahun)
signifikasi 0.05 (α= 5%), maka item pertanyaan tersebut dapat FP29. Dorongan kepada
dikatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas item karyawan untuk 0.768 0.000 Valid
pertanyaan pada variabel kinerja bisnis menggunakan menyarankan dan menguji
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
Process Measure dengan rerata sebesar 3.68 dengan kategori tinggi. Sedangkan
FP20. Durasi waktu yang diperlukan 2.90 S 0.744 tingkat kinerja terendah adalah pada dimensi preparing for the
bagi produk baru untuk dapat
memasuki pasar future dengan rerata sebesar 3.24 dengan kategori sedang.
FP21. Kualitas pembelajaran 3.07 S 0.694 Tabel 7. Cross-tab Jumlah Anggota dengan Total Kinerja
diantara karyawan pada divisi Bisnis
yang sama
FP22. Kualitas pembelajaran 3.02 S 0.698 Total Kinerja Bisnis
Total
diantara karyawan pada divisi Rendah Sedang Tinggi
yang berbeda
FP23. Kualitas dan kedalaman 3.80 T 0.564 Jumlah Rendah 0 6 2 8
standarisasi produk Anggota
FP24. Kualitas dan kecepatan dalam 3.45 S 0.714 Sedang 0 24 5 29
Keluarga
menterjemahkan produk yang Tinggi 0 1 2 3
baru dikembangkan ke dalam
proses pengolahan Total 0 31 9 40
FP25. Kualitas proses pengolahan 3.85 T 0.662 Sumber: Lampiran 8
Keseluruhan 3.35 S 0.366 Dari tabel diatas, terlihat bahwa jumlah anggota
People Development
FP27. Kepuasan karyawan 3.88 T 0.563
keluarga yang terlibat dalam usaha mempunyai total kinerja
FP28. Pelatihan bagi pekerja (hari 3.15 S 1.001 bisnis sedang dari responden usaha mikro dan kecil sektor
per tahun) makanan dan minuman di Surabaya dan Sidoarjo.
FP29. Dorongan kepada karyawan 3.28 S 1.086 Tabel 8. Cross-tab Anggota Keluarga dan Posisinya dengan
unutk menyarankan dan
menguji ide-ide baru
Total Kinerja Bisnis
FP30. Kualitas pengembangan 3.62 S 0.667 Total Kinerja Bisnis
kepemimpinan Total
Rendah Sedang Tinggi
FP31. Kualitas pengembangan 3.52 S 0.716
teknikal Tidak memiliki
35
FP32. Kualitas proses administratif 3.55 S 0.639 Orang Tua Posisi 0 28 7
sumber daya manusia
Owner 0 3 2 5
FP33. Kualitas benefit-benefit yang 3.40 S 0.871
diperoleh sumber daya Total 0 31 9 40
manusia (contoh: jaminan
kesehatan, pensiun) Total Kinerja Bisnis
Total
FP34. Banyaknya karyawan senior 3.40 S 1.008 Rendah Sedang Tinggi
yang tetap bekerja
Tidak memiliki
Keseluruhan 3.48 S 0.512 Posisi 0 16 5 21
Preparing For The Future
FP36. Persentase penjualan dari 3.52 S 0.679 Administrasi 0 2 0 2
produk baru (< 5 tahun Kepala Bagian
dipasaran) Keuangan 0 2 2 4
FP37. Persentase penjualan dari lini 3.47 S 0.716 Kepala Bagian
bisnis baru (< 5 tahun Suami/Istri Produksi 0 1 0 1
dipasaran)
FP38. Pemahaman dan kemampuan 3.28 S 0.877 Operasional 0 3 0 3
meramalkan trend pasar Owner 0 4 0 4
FP39. Kemampuan perusahaan 3.53 S 0.816 Staff Bagian
dalam mengantisipasi dan Keuangan 0 2 2 4
mempersiapkan perubahan- Staff Bagian
perubahan lingkungan Produksi 0 1 0 1
eksternal yang tidak
diharapkan Total 0 31 9 40
FP40. Investasi perusahaan dalam 3.02 S 0.891
penelitian dan pengembangan Total Kinerja Bisnis
Total
(R&D) Rendah Sedang Tinggi
FP41. Kedalaman dan kualitas 3.22 S 0.862 Tidak memiliki
perencanaan strategis Posisi 0 24 8 32
FP42. Investasi pada proyek-proyek 2.60 S 0.955 Kepala Bagian
dengan resiko tinggi Kasir 0 1 0 1
Keseluruhan 3.24 S 0.488 Anak
Sumber: Lampiran 7 Laki-laki Owner 0 3 0 3
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa Staff Bagian
Admin 0 1 0 1
rerata dari jawaban responden pada masing-masing indikator Staff Bagian
pertanyaan adalah dengan kategori sedang. Hal ini Pemasaran 0 2 1 3
menunjukkan bahwa responden penelitian yang dalam hal ini Total 0 31 9 40
adalah para entrepreneur usaha mikro dan kecil sektor
makanan dan minuman memiliki tingkat kinerja bisnis yang Total Kinerja Bisnis
Total
sedang pula. Diketahui bahwa tingkat kinerja bisnis tertinggi Rendah Sedang Tinggi
dari para entrepreneur usaha mikro dan kecil sektor makanan Anak Tidak memiliki
dan minuman adalah pada dimensi market and customer, yaitu Perempuan Posisi 0 30 9 39
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)
Owner 0 1 0 1
pada kategori rendah mempunyai kinerja bisnis yang sedang.
Pada sumber modal koperasi, di kategori rendah memiliki
Total 0 31 9 40 kinerja bisnis yang sedang. Untuk sumber modal terakhir,
Total Kinerja Bisnis sumber modal bank dengan pada kategori rendah memiliki
Total
Rendah Sedang Tinggi kinerja bisnis yang rendah. Dapat disimpulkan dari data diatas,
Tidak memiliki dengan sumber modal pribadi yang pada kategori tinggi
Posisi 0 28 7 35 mempunyai kinerja bisnis yang sedang pada responden usaha
Operasional 0 1 0 1
mikro dan kecil sektor makanan dan minuman di Surabaya
Staff Bagian dan Sidoarjo.
Saudara Distribusi Tabel 10. Chi-square Keterlibatan Jumlah Anggota Keluarga
Laki-laki Produk 0 1 0 1 dengan Total Kinerja Bisnis
Staff Bagian
Keuangan 0 1 1 2 Pearson
Staff Bagian
Produksi 0 0 1 1 Value df Sig Keterangan
Hubungan Keterlibatan
Total 0 31 9 40 Jumlah Anggota Tidak ada
0.198a 1 0.656
Keluarga dengan total hubungan
Total Kinerja Bisnis kinerja bisnis
Total
Rendah Sedang Tinggi Sumber: Lampiran 8
Tidak memiliki Data diatas menunjukkan tidak ada hubungan yang
Posisi 0 29 8 37 signifikan antara keterlibatan anggota keluarga dengan total
Staff Bagian
Saudara
Keuangan dan
kinerja bisnis.
Perempuan Tabel 11. Chi-square Keterlibatan Jumlah Anggota Keluarga
Stok Barang 0 1 0 1
Staff Bagian dengan Dimensi Kinerja Bisnis
Produksi 0 1 1 1
Pearson
Total 0 31 9 40 Keterangan
Value df Sig
Sumber: Lampiran 9
Hubungan keterlibatan
Dari tabel diatas, terlihat bawah seluruh posisi yang jumlah anggota Tidak ada
dijabat oleh anggota keluarga dari responden usaha mikro dan 0.392 a 2 0.822
keluarga dengan hubungan
kecil sektor makanan dan minuman di Surabaya dan Sidorajo financial performance
pada penilitian ini rata-rata memiliki kinerja yang sedang Hubungan keterlibatan
jumlah anggota Tidak ada
dengan total kinerja bisnisnya. 0.515 a 2 0.773
keluarga dengan hubungan
Tabel 9. Cross-tab Sumber Modal dengan Total Kinerja Bisnis market and customer
Hubungan keterlibatan
Total Kinerja Bisnis jumlah anggota Tidak ada
3.297 a 2 0.192
keluarga dengan hubungan
Rendah Sedang Tinggi Total process measure
Sumber Rendah 0 2 1 3 Hubungan keterlibatan
Modal Pribadi Sedang jumlah anggota Tidak ada
0 5 0 5 0.901 a 1 0.343
keluarga dengan hubungan
Tinggi 0 24 8 32 people development
Total 0 31 9 40 Hubungan keterlibatan
jumlah anggota
Total Kinerja Bisnis Tidak ada
keluarga dengan 1.327 a 2 0.515
Total hubungan
Rendah Sedang Tinggi preparing for the
future
Sumber Rendah 0 25 8 33
Sumber: Lampiran 8
Modal Sedang 0 4 1 5
Keluarga Dari tabel diatas terlihat bahwa tidak ada hubungan
Tinggi 0 2 0 2
antara keterlibatan jumlah anggota keluarga dengan dimensi
Total 0 31 9 40 kinerja bisnisnya.
Total Kinerja Bisnis Tabel 12. Chi-square Keterlibatan Posisi Anggota Keluarga
Total
Rendah Sedang Tinggi dengan Total Kinerja Bisnis
Sumber Rendah 0 31 8 39
Pearson
Modal Sedang 0 0 1 1
Koperasi Value df Sig Keterangan
Tinggi 0 0 0 0
Hubungan posisi anggota
Total 0 31 9 40 Tidak ada
keluarga (orang tua) 1.004 1 0.316
hubungan
Sumber: Lampiran 10 dengan total kinerja bisnis
Hubungan posisi anggota
Dari data diatas, terlihat bahwa sumber modal pribadi keluarga (suami/istri) 6.684 a 7 0.463
Tidak ada
dengan kategori tinggi mempunyai kinerja bisnis yang sedang hubungan
dengan total kinerja bisnis
dibandingkan dengan sumber modal pribadi dengan kategori Hubungan posisi anggota
Tidak ada
tinggi. Untuk sumber modal teman, dengan kategori rendah keluarga (anak laki-laki) 1.768 a 4 0.778
hubungan
dengan total kinerja bisnis
memiliki kinerja bisnis yang sedang. Sumber modal keluarga,
AGORA Vol. 2, No. 2, (2014)