Pendahuluan
Pelaku bisnis yang sukses bukan hanya dikelola oleh perseorangan dan kelompok
formal perusahaan saja, tetapi banyak juga yang berasal dari pengelolaan berbasis bisnis
bersama keluarga. Agenda bisnis seakan tidak memiliki batasan dalam hubungan darah
apabila dalam lingkungan keluarga ingin membangun sebuah leading business. Untuk itu
perusahaan finansial Credit Suisse merilis sebuah kajian mengenai bisnis keluarga yang
berjudul Costumer Service Family 900 Universe. Dalam agenda tersebut terdapat 900an
perusahaan berskala besar, menengah, bahkan kecil. Semua perusahaan tersebut setidaknya
memiliki nilai investasi senilai 1 miliar dolar, dan para keluarga memiliki saham setidaknya
20 persen.
Perusahaan keluarga paling fantastis memiliki nilai secara asset adalah Novartis,
perusahaan medis dan obat-obatan yang didirikan oleh keluarga Sandoz yang memiliki nilai
perusahaan 279 milyar dollar. Dari ratusan perusahaan yang dikumpulkan datanya oleh
Credit Suisse, setidaknya 64 persen dari total berasal dari benua Asia. Hal ini menunjukan
bahwa di negara timur masih banyak sekali perusahaan yang menjunjung sistem
kekerabatan(Wibisono, 2016)
Beberapa tahun kebelakangan, Kantor audit dan konstultasi bisnis dari Amerika
(Pricewaterhouse Coopers) merilis data mengenai beberapa kerajaan bisnis suksesi keluarga
di Indonesia. PWC menunjukan bahwa terdapat perbandingan antara bisnis keluarga di
Indonesia dengan beberapa negara lain dengan menggunakan beberapa indicator yang
memberikan batasan pengertian keluarga.
Dalam pembahasan dalam artikel ini, penulis akan memberikan gambaran, arahan dan
bagaimana cara memanajemen perusahaan berbasis keluarga dan tentunya akan memberikan
semangat berbisnis bagi perusahaan-perusahaan atau individu yang menganggap bahwa
berbisnis dengan keluarga akan menyulitkan jika terdapat masalah dan konflik. Padahal
konflik sangat wajar terjadi diperusahaan manapun yang dampaknya akan memberikan kita
awareness terhadap keadaan diperusahaan.
PEMBAHASAN
Apa itu Family Business?
Family business (bisnis keluarga) adalah bisnis yang melibatkan sebagian atau banyak
anggota keluarga didalam kepemilikan saham atau operasional bisnisnya.) dalam bukunya
Suatu perusahaan dapat disebut dengan bisnis keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih
anggota keluarga yang mengawasi jalannya perusahaan (J. Ward, 2016). Sedangkan dalam
jurnal “The Family Business” suatu organisasi dapat disebut bisnis keluarga apabila paling
sedikit terlibat beberapa generasi dalam keluarga dan mereka dapat menentukan kebijakan-
kebijakan (Donneley, 1988) untuk memperdalam apa itu bisnis keluarga berikut
karakteristiknya :
1. Perusahaan milik kelompok tunggal keluarga yang dominan dengan jumlah
kepemilikan saham lebih dari 50%
2. Dikelola oleh pihak keluarga mayoritas
3. Hal penting dipegang oleh keluarga
4. Saham dipegang setidaknya lebih dari setengah kepemilikan saham bersama
5. Tidak memiliki mekanisme laporan keuangan yang ketat
6. Motivasi kerja tinggi tetapi fluktuatif
7. Tidak terdapat manajemen administrasi tertentu(Laurence & Mustamu, 2015)
To children
Heritage
To family
Financial
Retirement
Protect
Provide
Society
Sebagian besar keluarga yang sukses tidak mengetahui kerusakan yang disebabkan
oleh praktik “panen” finansial ini. Mereka menganggap bahwa semuanya baik-baik saja jika
laba kuat dan penjualan meningkat. Mereka pikir mereka mampu membayar pengeluaran
pribadi tingkat tinggi. Namun, bisnis yang sukses harus memiliki sejumlah investasi kembali
jika ingin terus tumbuh. Bahkan, semakin lama anggota keluarga menginginkan bisnis untuk
hidup dan semakin banyak kemakmuran yang ingin mereka nikmati di tahun-tahun
mendatang, semakin tinggi tingkat investasi ulang mereka saat ini. Keluarga yang
membelanjakan keuntungan perusahaan di tempat lain mengerahkan kekuatan yang secara
diam-diam melemahkan perusahaan, seringkali dengan cara yang tidak akan muncul di garis
bawah selama bertahun-tahun. Pada titik itu, mungkin sudah terlambat untuk
menginvestasikan kembali dan membalikkan perusahaan.
Dalam mereduksi konflik keluarga dalam bisnis keluarga dibutuhkan beberapa resep yang
strategis untuk menyelesaikannya yaitu:
1. Kontrol : Keseimbangan untuk bersikap adil dalam setiap membuat keputusan,
jangan sampai tumpah tindih dalam menentukan sikap.
2. Karir : Berikan kemungkinan untuk jenjang karir bagi anggota keluarga
apabila kinerja mereka baik dan berikan penghargaan untuk itu.
3. Kapitalisasi : Buat sistem keuntungan yang baik dan mendapatkan persetujuan
keluarga untuk sistem itu agar masing-masing anggota keluarga merasa dilibatkan.
4. Konflik : Konflik tidak juga dapat merugikan, berikan konflik yang sebisanya
dapat menjadi pelajaran dalam perusahaan tersebut.
5. Kultur : Berikan nilai-nilai bawaan keluarga atau latar belakang keluarga
dalam keseharian dalam perusahaan.
Perencanaan strategis untuk bisnis milik keluarga berbeda dari perencanaan untuk
jenis perusahaan lain karena perusahaan keluarga harus memasukkan masalah keluarga ke
dalam pemikirannya. Kekhawatiran dan preferensi keluarga dapat memengaruhi pilihan
strategi bisnis dan seringkali membuat keluarga enggan merangkul diskusi dan keputusan
berorientasi tujuan yang lebih formal. Selanjutnya, pertimbangan keluarga dapat membatasi
agresivitas strategis dari perusahaan keluarga. Sementara penelitian kami mengungkapkan
beberapa alasan untuk keragu-raguan di antara bisnis keluarga ini, penelitian ini juga
menunjukkan perlunya perencanaan strategis dan manfaat khusus bagi mereka yang
melakukannya. (Susanto, 2009)
Banyak perusahaan keluarga menikmati manfaat dari orientasi jangka panjang. Mereka
jarang memiliki pemegang saham luar yang kepadanya mereka harus membenarkan kinerja
triwulanan dalam penjualan dan pendapatan; tidak ada pasar saham yang akan menilai
mereka dengan keras jika mereka meningkatkan pengeluaran untuk strategi yang bermanfaat.
Mereka mampu memfokuskan visi mereka pada masa depan. Mereka juga cenderung
memiliki organisasi yang fleksibel, dengan lebih sedikit lapisan birokrasi yang dapat
menghambat respons pasar yang dibutuhkan.
Motivasi perusahaan untuk kualitas yang lahir karena memiliki nama keluarga sendiri di
pintu atau di ruang dewan, seringkali menghasilkan layanan cepat dan produk-produk terbaik.
Perusahaan ini dapat beradaptasi dengan pasar yang lebih kecil. Sering kali mau berinvestasi
pada orang. Dan, jika keluarga memberikan budaya terpadu di puncak organisasi, menjadi
lebih mudah untuk menetapkan arahan bisnis dan membuat semua orang bekerja sama ke
arah itu. Arah yang jelas meningkatkan peluang keberhasilan perusahaan. Kekuatan yang
baru saja disebutkan memiliki implikasi yang jelas.
Jika pembahasan yang disebutkan untuk memanajemen konflik diatas tidak diperhatikan
secara mendetail maka kegagalan dalam memanajemen konflik dalam bisnis keluarga bisa
saja muncul. Bisnis keluarga akan gagal dan sulit untuk diatur, sehingga muncul nepotisme
yang dapat merugikan perusahaan (Margaretha, 2019)
PENUTUP
KATA KUNCI
Perusahaan; Bisnis; Bisnis Keluarga; Konflik Bisnis Keluarga; Manajemen; Enterpreneurship
DAFTAR PUSTAKA
Astamoen, M. P. (2008). Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia (2nd ed.).
Bandung: Alfabeta.
Donneley, R. G. (1988). The Family Business. DOI.
J. Ward. (2016). Keeping the Family Business Healthy: How to Plan for Continuing Growth,
Profitability, and Family Leadership. Springers.
Laurence, L., & Mustamu, R. H. (2015). Manajemen Konflik dalam Perencanaan Suksesi Perusahaan
Keluarga di Bidang Ekspedisi di Surabaya. Agora, 3(1), 725–735.
Margaretha, Y. (2019). Manajemen Konflik Pada Perusahaan Keluarga (Studi Kasus Pada
Perkebunan X). Jurnal Manajemen Maranatha, 18(2), 135–142.
https://doi.org/10.28932/jmm.v18i2.1618
Pearson, A. W. (2005). An Exploratory Comparison of the Behavioral Dynamics of Top Management
Teams in Family and Nonfamily New Ventures: Cohesion, Conflict, Potency, and Consensus.
Simanjuntak, A. (2010). Prinsip-Prinsip Manajemen Bisnis Keluarga (Family Business) Dikaitkan
Dengan Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas (PT). Jurnal Manajemen Dan Wirausaha,
Smith, G. F. L. L. (2004). Team Building and Conflict Management: Strategies for Family
Businesses.
Susanto, A. . (2009). Leadpreneurship, Pendekatan Strategic Management. Erlangga.
Wibisono, N. (2016). Kerajaan Bisnis Keluarga Indonesia.
BIOGRAFI PENULIS
M. Satrian Duva Dama, Pria asli kelahiran kota bekas kerajaan bahari terbesar di Indonesia
Sriwijaya, Palembang. Dama, panggilan akrabnya sejak kecil hidup penuh kemandirian dan
penuh tanggung jawab didikan kedua orang tuanya. Semasa sekolah pria berkacamata ini
pernah menjabat sebagai ketua osis, wakil gubernur mahasiswa, dan mendirikan beberapa
organisasi. Saat ini ia meneruskan pendidikan di Magister Ilmu Komunikasi, Universitas
Padjadjaran dan ingin meneruskan cita-citanya menjadi seorang akademisi.