Anda di halaman 1dari 3

Dr.

Refi Refiyani 1
Dokter Internship Puskesmas Plumbon

LAPORAN KEGIATAN UKM

Pembarantasan Nyamuk Demam Berdarah Dengue (dengan Fogging) di


Lingkungan Oguu

1. Latara Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut

yang disebabkan oleh virus Dengue dan terutama menyerang anak- anak

dengan ciri- ciri demam tinggi mendadak dengan manifestasi perdarahan dan

bertendensi menimbulkan shock dan kematian. Penyakit ini ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan mungkin juga Albopictus. Kedua

jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali

ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut. Masa inkubasi

penyakit ini diperkirakan lebih kurang 7 hari. Penyakit Demam Berdarah

Dengue dapat menyerang semua golongan umur.

Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak

menyerang anak-anak tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya

kecenderungan kenaikan proporsi penderita Demam Berdarab Dengue pada

orang dewasa. Indonesia termasuk daerah endemik untuk penyakit Demam

Berdarah Dengue. Serangan wabah umumnya muncul sekali dalam 4 - 5

tahun. Faktor lingkungan memainkan peranan bagi terjadinya wabah.

Lingkungan dimana terdapat banyak air tergenang dan barang-barang yang

memungkinkan air tergenang merupakan tempat ideal bagi penyakit

tersebut.
Dr. Refi Refiyani 2
Dokter Internship Puskesmas Plumbon

Penecegahan untuk nyamuk DBD adalah dengan cara insektisida yaitu

bisa disebut dengan fogging (pengasapan), namun fogging tidak dilaksanakan

begitu saja ada beberapa syaratnya, diantaranya (1) Ada kasus Positif DBD,

(2) Pada penyelidikan epidemiologi di rumah sekitar penderita terdapat

rumah dengan jentik +, (3) Terdapat penderita sakit panas ≥ 3 orang di

sekitar rumah penderita. Salah satu Desa di wilayah Kerja Puskesmas Wangi-

wangi ada Lingkungan yang memenuhi syarat untuk dilakukan fogging yaitu

Lingkungan Oguu, Kelurahan Wanci.

2. Permasalahan

 Masih adanya kasus DBD di wilayah Puskesmas Wangi-wangi, dan

tertinggi pada wilayah kelurahan Wanci.

 Pada kunjungan pasien DBD tahun ini, rata-rata pasien tinggal di

lingkungan yang bersih namun di dalam rumah masih banyak tempat

berpotensi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Seperti

ditemukannya jentik nyamuk pada pembuangan dispenser dan pot

bunga, serta banyaknya pakaian yang tertumpuk meksipun itu

pakaian bersih namun ditumpuk diluar lemari tertutup.

3. Perencanaan dan Pemilihan intervensi

Ditemukannya kasus DBD pada Lingkungan Oguu maka dilakukan

fogging bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi dan

Kesehatan Lingkungan Puskesmas Wangi-wangi untuk membunuh


Dr. Refi Refiyani 3
Dokter Internship Puskesmas Plumbon

semua nyamuk DBD untuk mencegah penularan virus Dengue ke orang

lain.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan fogging dilakukan di Lingkungan Oguu tepatnya

pada sejauh ± 100 meter dari sekitar rumah penderita DBD (±25 rumah

setiap petugas fogging), kegiatan tersebut dilaksanakan hari Senin tanggal 17

Februari 2020, kegiatan ini di awasi langsung oleh Bagian P2M dari Dina

Kesehatan Wakatobi beserta Kepala Puskesmas Wangi-wangi dan di bantu

oleh petugas P2M Puskesmas Wangi-wangi, beserta Dokter Internship.

5. Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaan di awasi langsung oleh Dinas Kesehatan Wakatobi di

dampingi oleh petugas P2M Puskesmas Wangi-wangi, dokter internship.

Evaluasi diharapkan terjadi penurunan angka penderita DBD di Kelurahan

Wanci, selain itu hal yang paling penting adalah masyarakat bisa sadar untuk

melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin

khususnya dengan kegiatan 3M plus sehingga pertumbuhan dan

perkembangan nyamuk penyebab demam berdarah dengue dapat ditekan

keberadaannya.

Anda mungkin juga menyukai