Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN MELAKUKAN PELAYANAN ANTENATAL

( F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK)

LATAR BELAKANG

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk


mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar. Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Tujun pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri
bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai.
Antenatal care yang dianjurkan oleh DEPKES RI adalah minimal sebanyak 4 kali.
Kunjungan pertama atau K1 dilakukan pada saat trimester pertama, K2 pada saat
trimester 2, dan K3 dan K4 dilakukan pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga.
Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan antenatal care dilakukan setiap empat
minggu. Untuk usia kehamilan 28-36 minggu, kunjungan untuk antenal care dilakukan
setiap dua minggu. Pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih, kunjungan antenatal care
dilakukan setiap minggu sekali.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Djaswadi Dasuki (1997), didapatkan bahwa ibu
hamil yang tidak melakukan antenatal care mempunyai risiko terjadinya persalinan
abnormal 1,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melakukan antenatal care.
Antenatal care yang baik, merujuk dengan segera kasus-kasus yang memiliki risiko
tinggi yang akan menurunkan angka morbiditas maupun mortalitas pada periode
perinatal. Oleh karena itu, perawatan kesehatan ibu hamil melalui antenatal care yang
teratur dan bermutu sangat penting artinya dari sudut obstetri, karena dikenali dengan
perubahan fisiologis pada wanita hamil, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi
diperbaiki, antara lain seperti status gizi ibu selama masa kehamilan, imunisasi, dan
kesehatan lingkungan.
PERMASALAHAN

Kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di


Indonesia, sehingga salah satu tujuan dari obstetri modern adalah meningkatkan kualitas
bayi yang dilahirkan agar pertumbuhan janin/bayi tersebut baik fisik maupun mental
menjadi optimal. Guna menurunkan angka kematian bayi terutama pada periode
perinatal, diperlukan suatu deteksi dini terhadap risiko yang kemungkinan akan dialami
pada ibu hamil, yaitu dengan mengetahui faktor-faktor risiko dan keadaan lain yang dapat
menyebabkan morbiditas maupun mortalitas pada periode perinatal. Dengan mengetahui
faktor-faktor risiko tersebut, dapat dilakukan tindakan baik promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif untuk menolong janin dan bayi terutama pada kasus kehamilan risiko
tinggi. Deteksi dini tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan ibu selama
masa kehamilannya atau yang disebut antenatal care.
Alasan yang sering dijumpai mengapa ibu hamil tidak melakukan antenatal care
adalah masalah ekonomi, takut atau kurang percaya diri dengan petugas kesehatan,
keterlambatan dalam menduga kehamilan, serta perbedaan persepsi individu maupun
budaya setempat dalam pentingnya antenatal care.
Salah satu kematian neonatus disebabkan oleh perilaku pasien yang melakukan
ANC hanya sekali selama masa kehamilan sehingga resiko kehamilannya tidak
terdeteksi. Hal ini merupakan kejadian yang seharusnya bisa dicegah apabila pasien
melakukan pemeriksaan ANC dengan teratur di tenaga kesehatan.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu,


Bidan Praktik Swasta, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum. Pada kali ini,
pelayanan antenatal akan dilakukan di Posyandu Desa Wandoka Selatan.

PELAKSANAAN

Pelaksanaan berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan sebelumnya yang


dilaksanakan pada :

Tanggal : 14 Desember 2019


Waktu : 09.00-Selesai
Tempat : Posyandu Desa Wandoka Selatan
Peserta : Ibu hamil sebanyak 15 orang

Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaan ANC di Posyandu Wandoka Selatan berjalan dengan kondusif dan lancar. Semua
pasien mengikuti pemeriksaan dengan kooperatif. Terdapat dua ibu hamil yang berusia 18 tahun
dan KEK dengan usia kehamilan sekitar 15-16 minggu sehingga perlu pemantauan khusus. Kedua
ibu rajin memeriksakan kehamilannya dan tidak ada keluhan selama kehamilan. Pada saat ANC
diberikan obat dan edukasi berupa :

- Pemberian Tablet Fe dan asam folat, serta menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
secara rutin

- Menjelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan seperti keluar cairan sebelum waktunya,
ada perdarahan, sakit kepala berlebihan, dan lain – lain
- Menjelaskan resiko yang terjadi pada kehamilan dan janin jika ibu masih remaja dan
kurang gizi seperti ancaman keguguran, BBLR, anemia, dan lain-lain

- Menganjurkan makan makanan bergizi yang banyak dan minum air putih minimal 2 Liter
sehari

- Menganjurkan ibu untuk tetap rutin melakukan pemeriksaan ANC di Posyandu,


Puskesmas, ataupun Rumah Sakit.

Saran kepada tenaga kesehatan agar lebih konsisten lagi melakukan pemeriksaan ANC di
posyandu agar seluruh ibu hamil mendapatkan pelayanan yang rata. Selain itu, alat-alat
pemeriksaan ANC sebaiknya lengkap dan berfungsi dengan baik agar pemeriksaan lebih akurat,
seperti timbangan berat badan, doppler, dan alat pengukur LILA yang masih kurang akurat saat
pemeriksaan ANC ini.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai