Anda di halaman 1dari 104

ANALISIS JALUR FAKTOR RISIKO ANGKA KEMATIAN

NEONATAL DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh :
PUTRI MEGA AZIZAH
NIM. 10316017

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
ANALISIS JALUR FAKTOR RISIKO ANGKA KEMATIAN
NEONATAL DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :
PUTRI MEGA AZIZAH
NIM. 10316017

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS JALUR FAKTOR RISIKO ANGKA KEMATIAN NEONATAL


DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh :

PUTRI MEGA AZIZAH


NIM. 10316017

Skripsi ini Telah Disetujui


12 Maret 2020

Pembimbing

Mohamad Anis Fahmi, S.KM., M.P.H

Mengetahui
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Reny Nugraheni, S.KM., MM., M.Kes.


Ketua Program Studi

iii
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS JALUR FAKTOR RISIKO ANGKA KEMATIAN NEONATAL


DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

Oleh :

PUTRI MEGA AZIZAH


NIM. 10316017

Telah diuji
Pada 31 Maret 2020

Oleh Tim Penguji :


Penguji I : Muhamad Anis Fahmi, S.KM., M.P.H ( )
Penguji II : Ratna Frenty N., S.KM., M.P.H ( )
Penguji III : Krisnita Dwi Jayanty, S.KM., M.Epid. ( )

Mengetahui
Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Ika Rahmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep.


Dekan

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Putri Mega Azizah
NIM 1016017
Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat
Judul Skripsi : Analisis Jalur Faktor Risiko Angka Kematian
Neonatal Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemidian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kediri, 31 Maret 2020


Yang Membuat Pernyataan,

Putri Mega Azizah


NIM. 1016017

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas

segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Analisis Jalur Faktor Risiko Angka Kematian Neonatal Di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017”, sebagai salah satu persyaratan akademis dalam rangka

menyelesaikan skripsi Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat.

Skripsi ini menjabarkan mengenai faktor risiko Angka Kematian Neonatal

(AKN) di Provinsi Jawa Timur tahun 2017, sehingga nantinya dapat digunakan

sebagai bahan informasi dalam proses pengendalian dan pencegahan kematian

neonatal, serta dapat menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN). Pada

kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dra. Ec. Lianawati, MBA., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata

Kediri

2. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt., selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan

Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

menyelesaikan pendidikan

3. Ibu Ika Rahmawati, S.Kep.Ns., M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

4. Ibu Reny Nugraheni., S.KM., M.M., M.Kes. selaku Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

5. Bapak Mohamad Anis Fahmi, S.KM., M.P.H. selaku dosen pembimbing dan

penguji I yang telah memberikan bimbingan, koreksi serta saran dalam

penyusunan skripsi

vi
6. Ibu Ratna Frenty N., S.KM., M.P.H. selaku dosen penguji II yang telah

memberikan koreksi serta saran dalam sidang skripsi

7. Ibu Krisnita Dwi Jayanty, S.KM., M.Epid. selaku dosen penguji III yang telah

memberikan koreksi serta saran dalam sidang skripsi

8. Kedua orang tua (Abdul Aziz dan Wilutomo), adik saya (Wahyu Sholeh

Abdullah), kakak saya (Erawati, S.Pd.) dan yang senantiasa memberikan doa

dan motivasi yang tiada henti

9. Afifah Nur Aini dan Elfina Dwiyanti yang telah memotivasi untuk cepat

menyelesaikan penelitian ini

10. Teman-teman seperjuangan S1 Kesehatan Masyarakat Angkatan 2016, yang

telah memberikan semangat, dukungan, serta do’a demi kelancaran skripsi

saya

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi kebaikan semua pihak

yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan bantuan dalam menyelesaikan

skripsi ini. Kami sadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, mohon saran dan

masukan.

Kediri, 12 Maret 2020

Penulis

vii
ABSTRAK

ANALISIS JALUR FAKTOR RISIKO ANGKA KEMATIAN NEONATAL


DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

Putri Mega Azizah, Muhamad Anis Fahmi

Analisis jalur merupakan suatu teknik analisis statistika yang


dikembangkan dari analisa regresi berganda. Metode ini digunakan untuk
menganalisis hubungan sebab akibat yang melibatkan banyak variabel seperti
angka kematian nenoatal (AKN). Banyak variabel yang mempengaruhi AKN
tetapi tidak mudah untuk menentukan variabel yang lebih dominan karena akan
menimbulkan masalah multikolinearitas. Maka daripada itu digunakan analisis
jalur yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung
kejadian AKN dalam model hubungan antar variabel yang bersifat kausalitas.
Tujuan penelitian ini untuk melakukan penerapan analisis jalur pada faktor yang
mempengaruhi AKN di Provinsi Jawa Timur tahun 2017. Penelitian ini bersifat
non reaktif dengan menggunakan data sekunder Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur tahun 2017 tentang angka kematian neonatal di seluruh Kabupaten/Kota di
Jawa Timur menggunakan analisis jalur. Total sampling digunakan dalam
pengambilan sampel. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa ada pengaruh tidak
lansung antara variabel komplikasi kehamilan (р=0,000; β=0,588) terhadap
kejadian AKN dan ada pengaruh langsung antara variabel BBLR (р=0,001;
β=0,513) terhadap kejadikan AKN. Diharapkan dengan penggunaan analisis jalur
ini, tenaga kesehatan yang berwenang dapat meningkatkan pelayanan dan
pendampingan kepada seluruh ibu hamil untuk mendeteksi secara dini kehamilan
risiko tinggi.

Kata Kunci: analisis jalur, BBLR, angka kematian neonatal.

viii
ABSTRACT

PATH ANALYSIS OF RISK FACTORS FOR NEONATAL MORTALITY


RATE IN THE EAST JAVA PROVINCE 2017

Putri Mega Azizah, Muhamad Anis Fahmi

Path analysis was a statistical analysis techique which was developed


from multiple regression analysis. This method was used to analyze the causal
relationship that involve many variables such as neonatal mortality rate (NMR).
Many variables influenced the NMR but it was not easy to find the dominant
variable because it will create problems multicolinearity. Therefore it used path
analysis to analyze the direct and indirect effects in the incidence of NMR based
on the model of causal relatioship. The purpose of this study to apply path
analysis on factors that affect neonatal mortality rate in East Java Province. This
study was a non-reactive using data East Java Provincial Health Profile 2017 on
neonatal mortality rate in all districts in East Java using path analysis. Total
sampling is used in sampling. The results of path analysis showed that there was
direct effect between the variable of pregnancy complications (р=0,000; β=0,588)
on the incidence of NMR and indirect effect between the variable of low birth
weight babies (р=0,001; β=0,513) on the incidence of NMR. It was expected by
using this path analysis health practitioners could improve their services and
assistances to all pregnant women for early detection of hight risk pregnancy.

Keyword: path analysis, Low Birth Weight Babies (LBWB), neonatal mortality
rate.

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN .................................................................................................. i

SAMPUL DALAM ................................................................................................ ii


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ...........................................xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A . Latar Belakang ..............................................................................................1

B . Rumusan Masalah .........................................................................................3


C . Tujuan Penelitian ...........................................................................................4
D . Manfaat Penelitian.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A . Kematian Neonatal ........................................................................................6
B . Analisis Jalur ...............................................................................................18
C . Kerangka Teori ............................................................................................20
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS........................................22
A . Kerangka Konsep ........................................................................................22
B . Hipotesis ......................................................................................................23
x
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................25
A . Desain Penelitian .........................................................................................25
DAFTAR ISI
B . Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................25

C . Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling .....................................................26


D . Variabel Penelitian ......................................................................................27
E . Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................................27
F . Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................28
G . Pengolahan dan Analisis Data .....................................................................29
H . Kerangka Kerja ...........................................................................................38
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................39
A . Analisis Univariat........................................................................................39
B . Analisis Bivariat ..........................................................................................42
C . Analisis Multivariat .....................................................................................46
D . Variabel Mediator .......................................................................................52
BAB VI PEMBAHASAN.....................................................................................53
A . Analisis Univariat ........................................................................................53
B . Analisis Bivariat ..........................................................................................59
C . Analisis Multivariat .....................................................................................66

D . Variabel Mediator .......................................................................................67


BAB VII PENUTUP.............................................................................................70
A . Simpulan .....................................................................................................70
B . Saran ............................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................73
LAMPIRAN ..........................................................................................................78

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional Penelitian Analisis Jalur Faktor Risiko Angka


Kematian Neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017 .......................27
Tabel 2. Rata-rata Kunjungan Antenatal, Komplikasi Kehamilan, Penolong
Persalinan oleh Tenaga Non Medis, BBLR dan Angka Kematian
Neonatal .................................................................................................39
Tabel 3. Koefisien Jalur Variabel Kunjungan Antenatal Terhadap BBLR .........42
Tabel 4. Koefisien Jalur Variabel Komplikasi Kehamilan Terhadap BBLR ......43
Tabel 5. Koefisien Jalur Variabel Penolong Persalinan Terhadap BBLR ...........43
Tabel 6. Koefisien Jalur Variabel Kunjungan Antenatal Terhadap AKN ...........44
Tabel 7. Koefisien Jalur Variabel Komplikasi Kehamilan Terhadap AKN ........44
Tabel 8. Koefisien Jalur Variabel Penolong Persalinan Terhadap AKN .............45
Tabel 9. Koefisien Jalur Variabel BBLR Terhadap AKN ...................................45
Tabel 10. Hasil 1 Koefisien Jalur Variabel Kunjungan Antenatal, Komplikasi
Kehamilan dan Penolong Persalinan oleh Tenaga Non Medis terhadap
BBLR .....................................................................................................47
Tabel 11. Hasil 2 Koefisien Jalur Variabel Komplikasi Kehamilan terhadap
BBLR .....................................................................................................47
Tabel 12. Hasil 1 Koefisien Jalur variabel Kunjungan Antenatal, Komplikasi
Kehamilan, Penolong Persalinan oleh Tenaga Non Medis dan BBLR
Terhadap AKN ......................................................................................48
Tabel 13. Hasil 2 Koefisien Jalur Variabel BBLR terhadap AKN ........................48
Tabel 14. Rangkuman dari Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung, serta Pengaruh Total Komplikasi Kehamilan (X2) dan BBLR
(X4) Terhadap AKN...............................................................................51

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori .....................................................................................20


Gambar 2. Kerangka Konsep .................................................................................22
Gambar 3. Hubungan Strukur X1, X2 dan X3 terhadap X4 Model-1 ...................32
Gambar 4. Hubungan Strukur X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y Model-2...............33
Gambar 5. Kerangka Kerja Analisis Jalur Faktor Risiko Angka Kematian
Neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017 ...................................38
Gambar 6. Analisis Jalur dengan Nilai Koefisien Jalur Variabel Kunjungan
Antenatal, Komplikasi Kehamilan, Penolong Persalinan oleh Tenaga
Non Medis dan BBLR Terhadap AKN ...............................................46
Gambar 7. Hasil Diagram Analisis Jalur dengan Nilai Koefisien Jalur Variabel
Kunjungan Antenatal, Komplikasi Kehamilan, Penolong Persalinan
oleh Tenaga Non Medis dan BBLR Terhadap AKN ..........................50
Gambar 8. Hasil Diagram Analisis Jalur dengan Nilai Koefisien Jalur Variabel
Komplikasi Kehamilan dan BBLR Terhadap AKN ............................51
Gambar 9. Hasil Diagram Analisis Jalur Mode Mediation ...................................52

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Pengajuan Judul Skripsi/KTI...............................................78

Lampiran 2 Lembar Bimbingan Proposal Skripsi..................................................79

Lampiran 3 Surat Keterangan Melanjutkan Penelitian ..........................................80

Lampiran 4 Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian ....................................81

Lampiran 5 Data X1, X2, X3, X4 dan Y ..................................................................82

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Metode Analisis Jalur ...........................................84

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Arti Lambang :


. : Titik
, : Koma
() : Dalam kurung
: : Titik dua

Daftar Singkatan :
AKN : Angka Kematian Neonatal

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia


BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional
MDGs : Millenium Development Goals
WHO : World Health Organization
USAID : United States Agency International

Development
SDGs : Sustainable Development Goals
OR : Odds Ratio
BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah
Kemenkes : Kementrian Kesehatan
Depkes : Departemen Kesehatan
RI : Republik Indonesia
ANC : Antenatal Care
KN : Kunjungan Neonataus

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Laporan MDGs 2013 menunjukkan bahwa proporsi kematian neonatal

pada kejadian kematian balita di dunia mengalami peningkatan dari 36% pada

tahun 1990 menjadi 43% pada tahun 2011 (United Nations, 2013). Data Dikomentari [i1]: Italic/huruf miring-United Nations, 2003
merupakan kata dengan bahas asing

WHO juga menunjukkan bahwa kematian neonatal memiliki proporsi sebesar

40% kematian dari seluruh kematian yang terjadi pada balita di dunia (WHO, Dikomentari [i2]: Italic/miring-WHO

2014). Setiawan (2018) dalam “The 3rd International Conference on Global

Health” mengungkapkan bahwa Angka kematian neonatal di Indonesia relatif Dikomentari [i3]: Huruf kecil –Angka
Bukan merupkan unsur nama,agama,gelar maupun peristiwa

stagnan dalam satu dekade terakhir yakni 15 per 1.000 kelahiran hidup pada

2017, jumlah total kematian neonatal di Indonesia menduduki peringkat 8 di

dunia. United States Agency International Development (USAID) pada tahun

2017, mengungkapkan bahwa Jawa Timur menduduki posisi terbesar kedua

setelah Jawa Barat dengan jumlah kasus sebesar 529 kasus yang tersebar

diseluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan profil Dikomentari [i4]: Dipisah-di seluruh
Bukan merupakan kata kerj
Dikomentari [i5]: Kecil- kabupaten/kota
kesehatan Provinsi Jawa Timur, jumlah angka kematian neonatal sebesar Karena tidak menunjukkan namakota atau kabupaten

3.257 kasus.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa faktor

risiko yang paling berpengaruh terhadap kematian neonatal adalah berat

badan saat lahir (Efriza, 2007; Fachlaeli, 2000). Penelitian lainnya yang

menggunakan data SDKI 2003 menunjukkan bahwa status orang tua, status

pekerjaan ayah, jarak kelahiran, jenis kelamin bayi, ukuran bayi lahir dan

1
2

riwayat komplikasi persalinan memiliki hubungan dengan kematian neonatal

di Indonesia (Titaley, dkk., 2008). Umur ibu saat melahirkan dan umur Dikomentari [i6]: Tanda koma satu-(Titaley dkk,2018)

kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian neonatal

(Fachlaeli, 2000). Pada penelitian yang dilakukan Yani dan Duarsa (2013)

menemukan bahwa pelayanan antenatal dan penolong persalinan memiliki

hubungan dengan kematian neonatal.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan upaya yang lebih baik

dalam menurunkan jumlah Angka Kematian Neonatal (AKN) di Provinsi

Jawa Timur dengan memperhatikan beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu

kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong persalinan dan BBLR.

Pada suatu penelitian analisis multivariat, peneliti sering menemukan adanya

masalah hubungan dua atau lebih variabel yang disebut multikolinearitas. Dikomentari [i7]: Italic-huruf miring (Bahasa latin)merupakan
kata dengan bahasa asing

Analisis jalur merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah

multikolinearitas (Sudaryono, 2011).

Menurut Riduwan (2014) analisis jalur berguna untuk menganalisis

pola hubungan antar variabel, yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

langsung dan tidak langsung dari variabel independen terhadap variabel

dependen. Model yang digunakan yaitu berupa pola antar kausal dari variabel

X1, X2…Xn terhadap Y. Analisis jalur memiliki dua metode yaitu metode

trimming dan metode dekomposisi. Metode trimming adalah metode yang Dikomentari [i8]: italic - trimming
merupakan kata dengan bahasa asing, tidak ada dalam KBBI

digunakan untuk memperbaiki suatu struktur analisis jalur dengan cara

mengeluarkan variabel independen yang koefisien jalurnya tidak signifikan,


3

sedangkan metode dekomposisi merupakan metode yang menekankan pada

pengaruh yang bersifat kausalitas antar variabel.

Eluis (2010) dalam penelitian Yasril dan Mahmudah (2018)

menyatakan bahwa permasalahan dalam bidang kesehatan sangat kompleks,

banyak sekali fenomena hubungan sebab akibat yang melibatkan

multivariabel. Teori dan model dalam dunia kesehatan secara umum

diformulasikan menggunakan konstruk yang tidak dapat diukur secara

langsung, sehingga ada variabel yang tidak teramati. Pola hubungan antar

variabel pun sering kali berhubungan langsung dan tidak langsung.

Target SDGs untuk menurunkan angka kematian bayi sebesar 12

kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030 cukup berat bagi

Indonesia (United Nations, 2013). Penurunan angka kematian bayi ini Dikomentari [i9]: Italic / huruf miring - (United Nations,
2013)
merupakan kata dengan bahasa asing
membutuhkan berbagai upaya yang perlu ditingkatkan. Sehingga peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Jalur Faktor Risiko

Angka Kematian Neonatal Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Penelitian Dikomentari [i10]: kecil - di
merupakan kata tugas dan tidak terletak di posisi awal judul

ini diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya melakukan intervensi terkait

faktor risiko kematian neonatal sehingga bisa berdampak terhadap penurunan

Angka Kematian Neonatal di Provinsi Jawa Timur.

B . Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana analisis jalur faktor risiko angka

kematian neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 ?”.


4

C . Tujuan Penelitian

Berikut adalah tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melakukan penerapan

analisis jalur pada faktor risiko yang mempengaruhi angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis pengaruh kunjungan antenatal terhadap BBLR di Provinsi

Jawa Timur Tahun 2017.

b. Menganalisis pengaruh komplikasi kehamilan terhadap BBLR di

Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

c. Menganalisis pengaruh penolong persalinan terhadap BBLR di Provinsi

Jawa Timur Tahun 2017.

d. Menganalisis pengaruh kunjungan antenatal terhadap angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

e. Menganalisis pengaruh komplikasi kehamilan terhadap angka

kematian neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

f. Menganalisis pengaruh penolong persalinan terhadap angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

g. Menganalisis pengaruh BBLR terhadap angka kematian neonatal di

Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

h. Mengetahui model terbaik faktor risiko angka kematian neonatal di

Profinsi Jawa Timur Tahun 2017.


5

D . Manfaat Penelitian

Berikut ini adalah manfaat dari penelitian yang dilakukan yaitu:

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan adanya penelitian ini peneliti bisa memperoleh

pengetahuan dan metode untuk menganalisis jalur faktor risiko angka

kematian neonatal di Provinsi Jawa Timur.

2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor risiko Angka

Kematian Neonatal bagi instansi pelayanan kesehatan khususnya Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur agar Angka Kematian Neonatal dapat

menurun.

3. Bagi Instiusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan

untuk menambah wawasan dengan analisa jalur faktor risiko Angka

Kematian Neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017 supaya dapat

dilakukan pengendalian secara tepat untuk menurunkan Angka Kematian

Neonatal.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan pengembangan

penelitian untuk peneliti selanjutnya terutama peminatan biostaistik dan

kependudukan, dan sebagai permasalahan yang akan diteliti dan

dikembangkan berbeda dengan yang dibahas peneliti.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A . Kematian Neonatal

1. Definisi Neonatal

Neonatal adalah bayi yang lahir hidup hingga 28 hari sejak

dilahirkan. Neonatal merupakan bagian dari interval bayi yang dimulai

dari lahir sampai tahun pertama kehidupan (Benson & Martin, 2009).

Keadaan bayi waktu lahir dipengaruhi oleh keadaan bayi sewaktu dalam

rahim, terutama selama kehamilan dan persalinan. Keadaan pada saat lahir

bervariasi dari bayi normal yang menangis dan aktif sampai bayi yang

sama sekali tidak memberi respon dan mungkin meninggal jika tidak

diberi bantuan nafas atau resusitasi. Penyediaan pelayanan kebidanan dan

perawatan bayi baru lahir harus siap untuk memberikan pertolongan dan

perawatan secara menyeluruh untuk bayi baru lahir (Benson & Martin,

2009).

Perawatan neonatal yang optimal memerlukan pengetahuan

mengenai riwayat keluarga, riwayat kehamilan sebelumnya dan saat ini,

serta keadaan waktu persalinan. Kondisi seorang ibu memengaruhi

keadaan dari neonatus yang dilahirkan. Komplikasi kehamilan yang

meningkatkan risiko pada kehamilan ibu dan neonatal, komplikasi

kehamilan, komplikasi medis maternal dan komplikasi obstetrik

berpengaruh langsung pada neonatal sehingga kondisi morbiditas dan

mortalitas dari neonatal tersebut (Clarence dkk, 2014).

6
7

2. Definisi Kematian Neonatal

Kematian neonatal adalah jumlah bayi lahir hidup yang meninggal

pada rentang waktu hingga 28 hari setelah dilahirkan. Setiap bayi yang

lahir hidup mempunyai kondisi masa kehamilan, proses kelahiran dan

lingkungan yang mungkin juga berbeda serta akses pelayanan terhadap

fasilitas kesehatan yang mungkin juga berbeda. Hal ini diperkirakan setiap

bayi mempunyai kelangsungan hidup yang berbeda-beda (Clarence dkk,

2014).

Dalam rangka mengetahui penyebab kematian neonatal, perlu

dilakukan pengelompokan penyebab kematian neonatal. Penyebab utama

adalah masalah atau penyakit yang diderita ibu selama kehamilan maupun

persalinan yang berakibat pada meninggalnya bayi. Namun, penyebab

akhir kematian neonatal dini juga harus dilihat. Penyebab akhir yang

dimaksud adalah masalah klinis yang terjadi pada saat kematian bayi. Baik

penyebab utama maupun penyebab akhir kematian harus ditentukan pada

tiap kematian neonatal (WHO, 2001).

3. Determinan Kematian Neonatal

Menurut Titaley, dkk., (2008) dalam Umah (2014), determinan yang

berpengaruh terhadap kelangsungan hidup neonatal terdiri dari faktor

sosial-ekonomi (socioeconomic determinants) dan faktor terdekat

(proximate determinants).
8

a. Faktor Sosial-ekonomi (Socioeconomic Faktors)

Faktor sosial-ekonomi yang berpengaruh teradap kelangsungan

hidup bayi terdiri dari pendidikan ibu, pekerjaan ibu.

1) Pendidikan Ibu

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. Adapun jenjang pendidikan merupakan tahapan

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang

dikembangkan.

Semakin meningkatnya level pendidikan ibu dapat

meningkatkan kemampuan ibu untuk memperoleh, memproses dan

memahami informasi dasar kesehatan tentang manfaat pelayanan

sebelum melahirkan dan informasi pelayanan kesehatan reproduksi

yang dibutuhkan. Informasi sangat penting bagi ibu untuk membuat

keputusan yang tepat. Ibu dengan tingkat pendidikan yang tinggi

lebih percaya diri bertanya mengenai pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan oleh dirinya (Karlsen, dkk., 2011 dalam Umah, 2014).


9

2) Pekerjaan Ibu

Menurut Ladewig, dkk., (2006) dalam Umah, (2014)

menyatakan bahwa apabila ibu melakukan pekerjaan saat hamil,

ibu memiliki kemungkinan terkena pajanan terhadap zat fetotoksik,

ketegangan fisik yang berlebihan, terlalu lelah serta kesulitan yang

berhubungan dengan keseimbangan tubuh. Ibu yang sering beridiri

di suatu tempat dalam jangka waktu lama bisa berisiko mengalami

varises vena, flebitis dan edema.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara status pekerjaan ibu dengan kematian neonatal (Umah,

2014). Ada hubungan antara status ibu bekerja dengan kematian

neonatal dini (Nugraheni, 2013). Sedangkan menurut Wijayanti

(2013) menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan

ibu dengan kejadian kematian neonatal.

b. Determinan Terdekat (Proximate Determinants)

Titaley, dkk., (2008) dalam Umah, (2014) menyatakan bahwa

determinan atau faktor terdekat terhadap kematian neonatal terdiri dari

faktor ibu, faktor neonatal, faktor sebelum melahirkan, faktor saat

melahirkan dan faktor setelah melahirkan.


10

1) Faktor Ibu (Maternal Factors)

Faktor ibu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup

neonatal adalah umur ibu. Pada umur dibawah 20 tahun, rahim dan

panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa.

Akibatnya, ibu hamil pada usia itu mungkin mengalami gangguan

dalam persalinan dikarenakan ketidaksiapan ibu untuk menerima

tugas dan tanggungjawabnya sebagai orang tua. Ibu dianjurkan

hamil pada usia antara 20-35 tahun. Pada usia ini ibu lebih siap

hamil secara jasmani dan kejiwaan. Pada umur 35 tahun atau lebih,

kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada usia itu

mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak

cacat, persalinan lama dan perdarahan (Kemenkes RI, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu pada kelompok

umur < 20 tahun, atau > 35 tahun mempunyai risiko 2,957 kali

untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu dalam

kelompok umur 20-35 tahun (Oktarina dkk., 2017). Terdapat

hubungan antara variabel umur ibu saat melahirkan dengan

kejadian kematian bayi (Rachmadiani, dkk,. 2018; Umah, 2014).

2) Faktor Neonatal (Neonatal Factors)

Faktor neonatal yang berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup neonatal yaitu infeksi/penyakit, paritas, jarak kelahiran, jenis

kelamin bayi, berat badan lahir.


11

a) Infeksi/Penyakit

Price & Gwin (2005) dalam Umah, (2014) menyatakan

bahwa infeksi yang relatif tidak membahayakan pada orang

dewasa bisa bersifat fatal jika terjadi pada bayi. Gejala infeksi

pada bayi sangat tidak jelas pada tingkat awal kehidupan bayi,

sehingga pengenalan terhadap gejala infeksi pada bayi menjadi

sangat penting. Pintu masuk infeksi bisa melalui saluran

pernapasan, saluran pencernaan, saluran kemih, dan kulit.

b) Jenis Kelamin Bayi

Menurut Wells (2000) dalam Umah, (2014), Bayi laki-

laki cenderung lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan

dengan bayi perempuan. Secara biologis, bayi perempuan

mempunyai keunggulan fisiologi pada tubuhnya jika

dibandingkan dengan bayi laki-laki.

c) Berat Bayi Lahir Rendah

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram

(Saifuddin, dkk., 2009). Hasil penelitian Oktarina, dkk (2017)

menunjukkan bahwa 57,7% kematian neonatal terjadi pada

bayi yang lahir dengan BBLR. Pada penelitian Rachmadiani,

dkk., (2017) menunjukkan bahwa kematian neonatal

dipengaruhi oleh berat badan lahir bayi dengan OR sebesar

9.66 (≥ 2500 gr).


12

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soibien dan Yuhan

(2019) menunjukkan bahwa penolong persalinan berpengaruh

signifikan dengan kejadian BBLR dengan nilai OR 1,5462.

Terdapat hubungan antara BBLR dengan komplikasi

kehamilan (Atika, 2010). Sedangkan pada penelitian Fatimah,

dkk (2017) menjelaskan bahwa ibu yang melakukan

kunjungan ANC kurang dari 4 kali memiliki risiko 3,692 kali

untuk melahirkan BBLR dari pada ibu dengan kunjungan ANC

lengkap.

d) Paritas

Paritas merupakan klasifikasi perempuan berdasarkan

jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati yang dilahirkannya pada

umur kehamilan lebih dari 20 minggu. Pada masa kehamilan,

rahim ibu teregang oleh adanya janin. Apabila terlalu sering

melahirkan, rahim akan semakin lemah. Apabila ibu telah

melahirkan 3 anak atau lebih, perlu diwaspadai adanya

gangguan pada waktu kehamilan, persalinan dan nifas

(Kemenkes RI, 2011). Penelitian yang dilakukan Oktarina,

dkk., (2017) dan Umah (2014) menunjukkan bahwa paritas

berhubungan dengan kematian neonatal.


13

e) Jarak Kelahiran

Apabila jarak kelahiran dengan anak sebelumnya kurang

dari 2 tahun, rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan

baik. Kehamilan dalam keadaan ini perlu diwaspadai karena

ada kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, mengalami

persalinan yang lama atau perdarahan (Kemenkes RI, 2011).

3) Faktor Sebelum Melahirkan (Pre-Delivery Factors)

Faktor sebelum melahirkan yang berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup neonatal adalah kunjungan antenatal dan

komplikasi kehamilan.

a) Kunjungan Antenatal

Menurut Saifudin, dkk., (2009) dalam Umah (2014),

pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi

dilahirkan melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan

penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang

memperlemah kondisi seorang ibu hamil perlu diprioritaskan

seperti gizi rendah, anemia dan jarak antar kelahiran dekat.

Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses

ibu terhadap layanan antenatal adalah cakupan kunjungan

pertama (K1) dan cakupan kunjungan minimal empat kali (K4)

dengan tenaga kesehatan sesuai standar. K1 sebaiknya

dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama sebelum


14

minggu ke-8. Sedangkan K4 sebaiknya dilakukan minimal satu

kali pada trimesterpertama (0-12 minggu), minimal satu kali

pada trimester ke-2 (≥12-24 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ke-3 (≥24 minggu sampai kelahiran) (Kemenkes RI,

2012).

Hasil penelitian Oktarina, dkk., (2017) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara kunjungan antenatal dengan

kematian neonatal. Pada penelitian lain menunjukkan bahwa

37,7% kematian neonatal terjadi pada ibu yang tidak

melakukan kunjungan antenatal selama kehamilannya (Umah,

2014).

b) Komplikasi Kehamilan

Wiknjosastro, dkk., (2002) dalam Umah, (2014)

menjelaskan bahwa perdarahan yang terjadi pada kehamilan

harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya.

Perdarahan setelah kehamilan dua minggu biasanya lebih

banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum 22 minggu

sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda. Perdarahan

yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta.

Kejang merupakan salah satu gejala pada wanita penderita

eklampsia yang biasanya juga diikuti dengan koma. Biasanya

eklampsia terjadi didahului pre-eklampsia, sehingga


15

pengawasan antenatal yang teliti dan teratur merupakan salah

satu upaya untuk mencegah timbulnya eklampsia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara komplikasi kehamilan dengan kematian neonatal dini

(Umah, 2014). Anemia atau kadar Hb <11 g/dl yang salah

satunya bisa disebabkan karena defisiensi besi sehingga perlu

diberi obat penambah zat besi. Kondisi anemia pada ibu hamil

sangat berbahaya bisa menyebabkan terjadinya perdarahan

pasca persalinan (Kemenkes RI, 2013).

4) Faktor Saat Melahirkan (Delivery Factors)

Faktor saat melahirkan yang berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup neonatal adalah penolong persalinan dan

komplikasi persalinan.

a) Penolong Persalinan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan

pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang kompeten (Depkes RI, 2009). Penanganan

medis yang tepat dan memadai selama melahirkan dapat

menurunkan risiko komplikasi yang bisa menyebabkan

kesakitan serius pada ibu dan bayinya (BKKBN, 2013).

Terdapat 62,5% kematian neonatal yang terjadi pada

masyarakat di Kabupaten Tapin yang persalinannya ditolong

oleh tenaga non medis/dukun kampung (Noorhalimah, 2015).


16

b) Komplikasi Persalinan

Komplikasi persalinan merupakan tanda bahaya yang

terjadi pada saat persalinan. Komplikasi yang terjadi pada saat

persalinan diantaranya adalah perdarahan, ketuban pecah

sebelum waktunya dan persalinan lama (Kemenkes RI, 2011).

Perdarahan yang banyak segera atau dalam satu jam setelah

melahirkan sangat berbahaya dan merupakan penyebab

kematian ibu paling banyak. Ibu harus segera mendapatkan

pertolongan agar bisa diselamatkan (Kemenkes RI, 2011).

Ketuban pecah dini merupakan keadaan pecahnya selaput

ketuban sebelum persalinan (Kemenkes RI, 2013). Biasanya

ketuban pecah saat menjelang persalinan, setelah ada tanda

awal persalinan seperti mulas dan keluarnya lendir bercampur

sedikit darah. Bila ketuban pecah dan cairan ketuban keluar

sebelum ibu mengalami tanda-tanda persalinan, janin dan ibu

akan mudah terinfeksi (Kemenkes RI, 2011).

Pada penelitian Oktarina, dkk., 2017 menunjukkan

bahwa 66,7% kematian neonatal terjadi pada ibu yang

mengalami kompikasi selama persalinan. Kalaivani, (2009)

dalam Umah, (2014) menjelaskan bahwa dampak anemia pada

ibu hamil terhadap bayinya bervariasi sesuai tingkat defisiensi

Hb yang dialami oleh ibu. Defisiensi Hb <11 gr/dl

berhubungan dengan peningkatan kematian pada perinatal.


17

Peningkatan 2-3 kali kematian perinatal pada ibu dengan Hb

<8.0 gr/dl dan peningkatan 8-10 kali ketika kadar Hb <5.0

gr/dl. Selain itu, penurunan terhadap berat bayi lahir dan

lambatnya pertumbuhan janin terjadi ketika kadar Hb ibu <8.0

gr/dl.

5) Faktor Setelah Melahirkan (Post Delivery Factors)

Faktor setelah melahirkan yang berpengaruh terhadap

kelangsungan hidup neonatal adalah kunjungan neonatal.

Pelayanan pada bayi baru lahir sangat penting dilakukan untuk

mengurangi kematian neonatal dan mencegah komplikasi segera

setelah ibu melahirkan (BKKBN, 2013). Ladewig, dkk., (2006)

dalam Umah, (2014) menjelaskan bahwa pada saat kelahiran, tubuh

bayi baru lahir mulai melakukan sejumlah adaptasi psikologik.

Adanya perubahan lingkungan yang dramastis menyebabkan bayi

memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana bayi

tersebut membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya

diluar rahim.

Standar pelayanan kesehatan bagi neonatus menetapkan

bahwa setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan minimal tiga kali

selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir baik, di

fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Adapun

kunjungan neonatus pertama (KN1) merupakan pelayanan


18

kesehatan terhadap neonatus sesuai standar pada 6-48 jam setelah

lahir. Kunjungan neonatal ini diharapkan dapat meningkatkan akses

neoantus terhadap pelayanan kesehatan dasar dan mengetahui

sedini mungkin kelainan/masalah kesehatan yang terjadi pada

neonatus (Depkes RI, 2009).

B . Analisis Jalur

Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model

hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat. Dengan demikian

dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel

independen yang dalam hal ini disebut variabel eksogen dan variabel

dependen yang disebut variabel endogen. Melalui analisis jalur ini akan

dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel

independen menuju variabel dependen terakhir (Riduwan, 2014).

Manfaat analisis jalur adalah sebagai berikut (Riduwan, 2014):

1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau

permasalahan yang diteliti

2. Prediksi nilai variabel terikat (𝑦𝑦) berdasarkan nilai variabel bebas (𝑥𝑥),

dan prediksi dengan analisis jalur ini bersifat kualitatif

3. Faktor diterminan yaitu penentuan variabel bebas (𝑥𝑥) mana yang

berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (𝑦𝑦), juga dapat

digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel

bebas (𝑦𝑦)
19

4. Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik untuk uji

reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji

pengembangan konsep baru.

Langkah-langkah menguji path analysis sebagai berikut (Riduwan,

2014):

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

3. Menghitung koefisien jalur secara bersama-sama (keseluruhan)

4. Menghitung koefisien jalur secara individu

5. Meringkas dan menyimpulkan

Terdapat dua jalur dalam analisis path yaitu model satu jalur (a single

equation path model) dan model dua persamaan jalur (two equation path

model). Model pertama hanya mempunyai satu persamaan struktural dan

model kedua mempunyai dua persamaan struktural atau dua substruktur

(Jonathan, 2006). Pada penelitian ini menggunakan dua persamaan jalur atau

dua persamaan struktural.


20

C . Kerangka Teori
Determinan Kematian
Kerangka teori dari penelitian adalah : Neonatal

Determinan Determinan Terdekat


Sosial-ekonomi (Proximate
Determinants)

Pekerjaan Pendidikan
Ibu Ibu BBLR

Infeksi/ Paritas Komplikasi Kunjungan Komplikasi Penolong


Penyakit Persalinan Antenatal Kehamilan Persalinan

Umur Jenis Jarak Kunjungan


Ibu Kelamin Kehamilan Neonatal
Bayi

Gambar 1. Kerangka Teori


21

Sumber: Modifikasi Determinan Kelangsungan Hidup Bayi Noorhalimah (2015),

Oktarina, dkk., (2017), Rachmadiani, dkk., (2018), Umah (2014)

Faktor determinan yang berpengaruh terhadap kejadian kematian neonatal

berdasarkan teori modifikasi diatas terdapat determinan sosial-ekonomi dan

determinan terdekat (Proximate Determinants). Determinan sosial-ekonomi

berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan bayi terdiri dari pendidikan ibu

dan pekerjaan ibu. Sedangkan determinan atau faktor terdekat terhadap kematian

neonatal terdiri dari umur ibu, infeksi/penyakit, jenis kelamin bayi, paritas, jarak

kehamilan, kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong persalinan,

komplikasi persalinan, BBLR dan kunjungan neonatal.


BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A . Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kunjungan
Antenatal
(X1)
r12 ρyx1
ρx4x1
ρyx2 ρy
Kehamilan
(X2)
ρx4x2 Kematian
BBLR ρyx4
Neonatal
r23
(X4)
ρx4x3 (Y)
Penolong
Persalinan ρyx3
(X3) ρx4

Ԑ1

Gambar 2. Kerangka Konsep

Faktor determinan sebagai variabel independent (X) dalam penelitian

ini yaitu kunjungan antenatal (X1), komplikasi kehamilan (X2), penolong

persalinan (X3) dan BBLR (X4) mempengaruhi variabel dependent yaitu

kematian neonatal (Y).

22
23

B . Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. H0 : Tidak ada pengaruh kunjungan antenatal terhadap BBLR di Provinsi

Jawa Timur tahun 2017

H1 : Ada pengaruh kunjungan antenatal terhadap BBLR di Provinsi

Jawa Timur tahun 2017

2. H0 : Tidak ada pengaruh komplikasi kehamilan terhadap BBLR di

Provinsi Jawa Timur tahun 2017

H1 : Ada pengaruh komplikasi kehamilan terhadap BBLR di Provinsi

Jawa Timur tahun 2017

3. H0 : Tidak ada pengaruh penolong persalinan terhadap BBLR di Provinsi

Jawa Timur tahun 2017

H1 : Ada pengaruh penolong persalinan terhadap BBLR di Provinsi

Jawa Timur tahun 2017

4. H0 : Tidak ada pengaruh kunjungan antenatal terhadap angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017

H1 : Ada pengaruh kunjungan antenatal terhadap angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017

5. H0 : Tidak ada pengaruh komplikasi kehamilan terhadap angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017

H1 : Ada pengaruh komplikasi kehamilan terhadap angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017


24

6. H0 : Tidak ada pengaruh penolong persalinan terhadap angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017

H1 : Ada pengaruh penolong persalinan terhadap angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017

7. H0 : Tidak ada pengaruh BBLR terhadap angka kematian neonatal di

Provinsi Jawa Timur tahun 2017

H1 : Ada pengaruh BBLR terhadap angka kematian neonatal di Provinsi

Jawa Timur tahun 2017


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A . Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011). Penelitian ini bersifat non

reaktif dengan menggunakan data sekunder yang ada di Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur berupa Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Timur berasal dari data kunjungan pasien disetiap

instansi pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya yang dihimpun secara komputerisasi atau

dengan menggunakan aplikasi sistem informasi manajemen lainnya, dengan

melakukan eksport/sinkronisasi file data base secara online melalui Sub

Sistem Komunikasi Data pada SIKDA Generik sehingga dapat dihasilkan

data yang tepat waktu dan akurat yaitu berupa Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Timur.

B . Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Provinsi Jawa Timur.

25
26

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Desember-Maret 2020.

C . Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya

(sintesis). Populasi diartikan sebagai seluruh unsur atau elemen yang

menjadi objek penelitian (Masturoh dan Nauri, 2018). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur pada tahun

2017 yang terdiri dari 38 Kabupaten/Kota.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Masturoh

dan Nauri, 2018). Sampel dalam penelitian ini adalah 38 Kabupaten/Kota

di wilayah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 yang mengalami

kematian neonatal.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

sampling total yaitu semua anggota populasi sebagai unit analisis.

Sampling total yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2015).


27

D . Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu sifat yang akan diukur atau diamati dengan

nilai yang bervariasi antara satu objek ke objek yang lainnya dan terukur

(Agus Riyanto, 2017: 68). Variabel dalam penelitian ini terdapat dua macam,

yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas).

1. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel lain (Agus Riyanto, 2017: 72). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kematian neonatal di wilayah Provinsi Jawa Timur.

2. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel yang lain (Agus Riyanto, 2017: 71). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong

persalinan, berat bayi lahir rendah.

E . Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi Operasional merupakan definisi dari variable-variabel yang

akan di teliti secara operasional di lapangan. Dengan definisi operasional

yang tepat, maka variable yang akan diteliti menjadi terbatas dan peneliti

akan lebih fokus (Agus Riyanto, 2017: 82)

Tabel 1. Definisi Operasional Penelitian Analisis Jalur Faktor Risiko Angka


Kematian Neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017
Variabel Definisi Opersaional Sumber Data Skala
Kematian Persentase Kematian Profil Kesehatan Rasio
Neonatal neonatal adalah Jawa Timur tahun
persentase bayi lahir 2017
hidup yang meninggal
28

Variabel Definisi Opersaional Sumber Data Skala


pada rentang waktu
hingga 28 hari setelah
dilahirkan.
Kunjungan Persentase indikator Profil Kesehatan Rasio
Antenatal yang digunakan untuk Jawa Timur tahun
menggambarkan akses 2017
ibu terhadap layanan
antenatal adalah cakupan
kunjungan pertama (K1)
dan cakupan kunjungan
minimal empat kali (K4)
dengan tenaga kesehatan
sesuai standar.
Komplikasi Persentase kompliasi Profil Kesehatan Rasio
Kehamilan kehamilan adalah Jawa Timur tahun
persentase perdarahan 2017
yang terjadi pada
kehamilan yang dianggap
sebagai kelainan yang
berbahaya.
Penolong Persentase penolong Profil Kesehatan Rasio
Persalinan (non persalinan oleh tenaga Jawa Timur tahun
medis) non medis adalah 2017
persentase pelayanan
persalinan yang dilakukan
oleh tenaga non medis
(dukun, dll)

Berat Bayi Persentase Berat Bayi Profil Kesehatan Rasio


Lahir Rendah Lahir Rendah (BBLR) Jawa Timur tahun
adalah persentase bayi 2017
baru lahir yang berat
badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram
(Saifuddin, dkk., 2009).

F . Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini hanya menggunakan data sekunder saja. Data

sekunder dengan mengambil data dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
29

tahun 2017. Data yang diambil yaitu jumlah kasus kematian neonatal, jumlah

kunjungan antenatal, jumlah komplikasi kehamilan, jumlah penolong

persalinan dan jumlah BBLR pada tahun 2017.

G . Pengolaan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini mengguankan metode analisis jalur.

Teknik analisis jalur (path analysis) merupakan suatu teknik yang

dikembangkan dari analisis regresi berganda. Analisis jalur berguna untuk

menganalisis pola hubungan antar variabel, yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel independen

terhadap variabel dependen. Model yang digunakan yaitu berupa pola antar

kausal dari variabel X1, X2…Xn terhadap Y (Riduwan, 2014). Analisis data

dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Buka program SPSS, klik variabel view dan definisikan dengan mengisi

kolom-kolom berikut :

a. Kolom Name pada baris pertama diisi dengan X1, X2, X3, X4 dan dan

baris kelima diisi dengan Y

b. Kolom Type diisi dengan Numeric

c. Kolom width diisi dengan 8

d. Kolom Decimal = 0

e. Kolom label untuk baris pertama X1 ketikan Kunjungan Antenatal,

X2 ketikan Komplikasi Keamilan, X3 ketikan


30

Penolong Persalinan, X4 ketikan BBLR dan untuk baris kelima

ketik Y Kematian Neonatal.

f. Kolom Value diisi None

g. Kolom Missing diisi None

h. Kolom Coloumns diisi 8

i. Kolom Align pilih Center

j. Kolom Measure pilih Scale

2. Aktifkan data view. Jika sudah yakin datanya tertulis dengan benar, klik

menu Analize >> Correlation >> Bivariate >> OK untuk mendapakan

hasil sig. (2-tailed). Dari kotak dialog itu, klik Kunjungan Antenatal

(X1), Komplikasi Kehamilan (X2), Penolong Persalinan (X3), BBLR

(X4), dan Kematian Neonatal (Y), masukan Variabel dengan

cara mengklik tanda ►, kemudian klik Pearson, klik Two-tailed dan

Flag significant correlation.

3. Klik Regression Model-1 dan pilih Linier. Maka akan muncul kotak

dialog, dari kotak dialog tersebut klik Antenatal (X1), Komplikasi

Kehamilan (X2), Penolong Persalinan (X3) masukkan pada kotak

independent(s). Kemudian BBLR (X4) masukkan pada koak

dependent, dengan cara mengklik tanda ►.

4. Klik Statistics: pilih Estimates, Model Fit dan Descriptive lalu klik

Continue.

5. Klik Plots, pilih Histogram dan Normal probability plot. Jika sudah

selesai klik Continue sehingga kembali ketampilan Linear Regresion.


31

6. Klik Save, pada Predicted Value pilih Unstandarized dan Prediction

Intervals klik Mean dan Individu kemudian klik Continue.

7. Klik Options, (pastikan bahwa taksiran use probability of F dalam

kondisi deafult sebesar 0,05), lalu klik Continue.

8. Jika sudah yakin benar Klik OK. Maka hasil analisis OUTPUT

REGRESI akan keluar.

9. Kemudian klik Regression Model-2 dan pilih Linier. Dengan langka

yang sama klik Antenatal (X1), Komplikasi Kehamilan (X2), Penolong

Persalinan (X3), BBLR (X4) masukkan pada kotak independent(s).

Kemudian klik Kematian Neonatal (Y) masukkan pada koak

dependent, dengan cara mengklik tanda ►. Jika sudah yakin benar Klik

OK. Maka hasil analisis OUTPUT REGRESI model-2 akan keluar.

Langkah selanjutnya adalah menganalisis dan memaknai dengan

menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis), berikut ini adalah

langkah-langkahnya :

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Model-1

Hipotesis Model-1 : kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan,

penolong persalinan berpengaruh terhadap

BBLR.

Struktur Model-1 : X4 = ρx4x1 X1 + ρx4x2 X2 + ρx4x3 X3 + ρx4 Ԑ1


32

2. Bentuk diagram koefisien jalur Model-1

Kunjungan
Antenatal
(X1)
r12
Komplikasi ρx4x1
Kehamilan
(X2)
ρx4x2
BBLR
r23
(X4)
ρx4x3
Penolong
Persalinan
(X3) ρx4

Ԑ1

Gambar 3. Hubungan Strukur X1, X2 dan X3 terhadap X4 Model-1

3. Bentuk diagram koefisien jalur Model-2

Hipotesis Model-2 : kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan,

penolong persalinan, BBLR berpengaruh

terhadap kematian neonaal.

Struktur Model-2 : Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyx3 X3 + ρyx4 X4 + ρy Ԑ2


33

Kunjungan
Antenatal
(X1)
r12 ρyx1
Komplikasi ρx4x1
ρyx2 ρy
Kehamilan
(X2)
ρx4x2 Kematian
BBLR ρyx4
Neonatal
r23
(X4)
ρx4x3 (Y)
Penolong
Persalinan ρyx3
(X3) ρx4

Ԑ1
Gambar 4. Hubungan Strukur X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y Model-2

4. Menghitung koefisien jalur Model-1

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :

Ha : ρx4x1 = ρx4x2 = ρx4x3 ≠ 0

Ho : ρx4x1 = ρx4x2 = ρx4x3 = 0

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong persalinan

berpengaruh terhadap BBLR.

Ho : kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong persalinan

tidak berpengaruh terhadap BBLR.

Kaidah pengujian signifikansi : Program SPSS


34

a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan.

b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan. Oleh sebab itu, pengujian secara

individual dapat dilakukan. Pengujian ini dilakukan untuk menguji

apakah pengujian bisa dilanjutkan apa tidak. Jika terbukti bahwa

Ha diterima, maka pengujian secara individual (maksudnya

pengujian antar variabel dapat dilanjutkan).

5. Pengujian secara individual [(X1 terhadap X4), (X2 terhadap X4), dan (X3

terhadap X4)] Model-1

a. Kunjungan antenatal berpengaruh terhadap BBLR

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk

hipotesis statisik berikut :

Ha : ρx4x1 > 0

Ho : ρx4x1 = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : kunjungan antenatal berpengaruh terhadap BBLR

Ho : kunjungan antenatal tidak berpengaruh terhadap BBLR

Uji signifikansi analisis jalur yang dicari yaitu

membandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai

probabilitas Sig. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :


35

1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan.

2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

b. Komplikasi kehamilan berpengaruh terhadap BBLR

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk

hipotesis statisik berikut :

Ha : ρx4x2 > 0

Ho : ρx4x2 = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : komplikasi kehamilan berpengaruh terhadap BBLR

Ho : komplikasi kehamilan tidak berpengaruh terhadap BBLR

c. Penolong persalinan berpengaruh terhadap BBLR

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk

hipotesis statisik berikut :

Ha : ρx4x3 > 0

Ho : ρx4x3 = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : penolong persalinan berpengaruh terhadap BBLR

Ho : penolong persalinan tidak berpengaruh terhadap BBLR


36

6. Menghitung koefisien jalur Model-2

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :

Ha : ρyx1 = ρyx2 = ρyx3 = ρyx4 ≠ 0

Ho : ρyx1 = ρyx2 = ρyx3 = ρyx4 = 0

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong persalinan

dan BBLR berpengaruh terhadap kematian neonatal.

Ho : kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong persalinan

dan BBLR berpengaruh terhadap kematian neonatal.

7. Pengujian secara individual [(X1 terhadap Y), (X2 terhadap Y), (X3

terhadap Y), dan (X4 terhadap Y)] Model-2

a. Kunjungan antenatal berpengaruh terhadap kemaian neonatal

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk

hipotesis statisik berikut :

Ha : ρyx1 > 0

Ho : ρyx1 = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : kunjungan antenatal berpengaruh terhadap kematian neonatal

Ho : kunjungan antenatal tidak berpengaruh terhadap kematian

neonatal

b. Komplikasi kehamilan berpengaruh terhadap kemaian neonatal

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk

hipotesis statisik berikut :


37

Ha : ρyx2 > 0

Ho : ρyx2 = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : komplikasi kehamilan berpengaruh terhadap kematian

neonatal

Ho : komplikasi kehamilan tidak berpengaruh terhadap kematian

neonatal

c. Penolong persalinan berpengaruh terhadap kemaian neonatal

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk

hipotesis statisik berikut :

Ha : ρyx3 > 0

Ho : ρyx3 = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : Penolong persalinan berpengaruh terhadap kematian neonatal

Ho : Penolong persalinan tidak berpengaruh terhadap kematian

neonatal

d. BBLR berpengaruh terhadap kemaian neonatal

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan berbentuk

hipotesis statisik berikut :

Ha : ρyx4 > 0

Ho : ρyx4 = 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ha : BBLR berpengaruh terhadap kematian neonatal


38

Ho : BBLR tidak berpengaruh terhadap kematian neonatal

H . Kerangka Kerja

Mengidentifikasi Masalah

Merumuskan Masalah Berdasarkan Kajian Pustaka

Menentukan Lokasi Penelitian yaitu di Provinsi Jawa Timur tentang


Kematian Neonatal

Melaksanakan Pengambilan Data Kematian Neonatal pada Profil


Kesehaan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Menganalisis Data dengan Metode Analisis Jalur

Melaksanakan Interpretasi Hasil

Menarik Kesimpulan dan Memberikan Saran

Gambar 5. Kerangka Kerja Analisis Jalur Faktor Risiko Angka Kematian


Neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017
BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bersifat non reaktif dengan menggunakan data sekunder

yang ada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Data yang digunakan adalah

Angka Kematian Neonatal (AKN) pada tahun 2017 di setiap Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari persentase kunjungan antenatal, komplikasi

kehamilan, penolong persalinan oleh tenaga non medis dan BBLR. Populasi

penelitian mencangkup seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017

yang terdiri dari 38 Kabupaten/ Kota dengan menggunakan Total Sampling.

Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (Path

Analysis).

A . Analisis Univariat

Faktor yang berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap

AKN di Provinsi Jawa Timur tahun 2017 dianalisis menggunakan analisis

jalur. Data yang digunakan berasal dari Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun

2017. Variabel yang diteliti meliputi : kunjungan antenatal, komplikasi

kehamilan, penolong persalinan oleh tenaga non medis dan BBLR terhadap

AKN.

Tabel 2. Rata-rata Kunjungan Antenatal, Komplikasi Kehamilan, Penolong


Persalinan oleh Tenaga Non Medis, BBLR dan Angka Kematian Neonatal
Variabel Rata-rata (%)
Kunjungan Antenatal 10,66
Komplikasi Kehamilan 19,74
Penolong Persalinan 5,95
BBLR 4,20
Angka Kematian Neonatal 0,65

39
40

1. Kunjungan Antenatal

Sesuai dengan rata-rata kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan,

penolong persalinan oleh tenaga non medis, BBLR dan angka kematian

neonatal pada tabel 2, menunjukkan bahwa rata-rata ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal kurang dari sama dengan 4 kali (K4) di

Provinsi Jawa Timur adalah 10,66%. Kabupaten Bangkalan merupakan

Kabupaten/ Kota yang memiliki kunjungan ANC kurang dari sama dengan

4 kali terbanyak, yaitu sebanyak 22,4%. Kabupaten/Kota terbanyak setelah

Kabupaten Bangkalan adalah Kabupaten Nganjuk (20,1%) dan Kabupaten

Jember (18,9%).

2. Komplikasi Kehamilan

Sesuai dengan rata-rata kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan,

penolong persalinan oleh tenaga non medis, BBLR dan angka kematian

neonatal pada tabel 2, rata-rata ibu hamil yang mengalami komplikasi

kehamilan dalam Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2017 adalah

19,74%. Persentase ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan

terbesar terdapat pada Kabupaten Bondowoso yaitu sebanyak 28,1%.

Kabupaten/Kota terbanyak setelah Kabupaten Bondowoso adalah

Kabupaten Mojokerto (27,8%) dan Kabupaten Situbondo (27%).

3. Penolong Persalinan

Sesuai dengan rata-rata kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan,

penolong persalinan oleh tenaga non medis, BBLR dan angka kematian

neonatal pada tabel 2, menunjukkan bahwa rata-rata pertolongan


41

persalinan yang dilakukan oleh tenaga non medis adalah 5,95% dari 38

Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi Jawa Timur. Kabupaten/

Kota yang memiliki persentase pertolongan persalinan oleh tenaga non

medis terbesar adalah terdapat pada Kabupaten Pacitan yaitu sebanyak

17,6%. Kabupaten/Kota terbanyak setelah Kabupaten Pacitan adalah

Kabupaten Blitar (13,7%) dan Kabupaten Nganjuk (11,1%).

4. BBLR

Sesuai dengan rata-rata kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan,

penolong persalinan oleh tenaga non medis, BBLR dan angka kematian

neonatal pada tabel 2, diperoleh rata-rata bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari sama dengan 2500 gram di Provinsi Jawa

Timur adalah sebanyak 4,20%. Persentase bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari sama dengan 2500 gram terbesar terdapat

pada Kabupaten Situbondo yaitu sebanyak 7,7%. Kabupaten/Kota

terbanyak setelah Kabupaten Situbondo adalah Kabupaten Bondowoso

(7%) dan Kota Madiun (6,8%).

5. Angka Kematian Neonatal

Sesuai dengan rata-rata kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan,

penolong persalinan oleh tenaga non medis, BBLR dan angka kematian

neonatal pada tabel 2, didapatkan bahwa rata-rata angka kematian neonatal

dari 38 Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi Jawa Timur adalah

sebesar 0,65%. Kabupaten/Kota yang memiliki persentase AKN terbanyak

adalah terdapat pada Kabupaten Jember yaitu sebanyak 207 bayi atau
42

0,6% dari total bayi lahir hidup. Kabupaten/ Kota terbanyak setelah

Kabupaten Jember adalah Kota Surabaya (152 bayi atau 0,4% dari total

bayi lahir hidup) dan Kabupaten Pasuruan (145 bayi atau 0,6% dari total

bayi lahir hidup).

B . Analisis Bivariat

1. Analisis Pengaruh Kunjungan Antenatal Terhadap BBLR di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017

Tabel 3. Koefisien Jalur Variabel Kunjungan Antenatal terhadap BBLR


Pengaruh antar Koefisien Koefisien Koefisien
Sig. Determinan Variabel Lain
Variabel Jalur (β)
Rsquare (sisa)
X1 terhadap X4 0,346 0,034* 0,120 0,880
* < 0,05

Sesuai dengan koefisien jalur variabel kunjungan antenatal terhadap

BBLR pada tabel 3, hasil uji statistik dengan analisis jalur diperoleh P

value 0,034 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hal ini berarti persentase

ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal kurang dari sama dengan 4

kali (K4) berpengaruh secara signifikan terhadap BBLR. Rata-rata ibu

hamil yang melakukan kunjungan antenatal kurang dari sama dengan 4

kali (K4) memiliki koefisien jalur (β) sebesar 0,346 terhadap persentase

BBLR. Hal ini menunjukkan apabila semakin banyak ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal kurang dari sama dengan 4 kali (K4) maka

diperkirakan dapat meningkatkan persentase BBLR sebesar 0,346.

Kontribusi pengaruh yang diberikan variabel kunjungan antenatal secara

simultan terhadap variabel BBLR atau Koefisien Determinan Rsquare

adalah sebesar 0,120.


43

2. Analisis Pengaruh Komplikasi Kehamilan Terhadap BBLR di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017

Tabel 4. Koefisien Jalur Variabel Komplikasi Kehamilan terhadap BBLR


Pengaruh antar Koefisien Koefisien Koefisien
Sig. Determinan Variabel
Variabel Jalur (β)
Rsquare Lain (sisa)
X2 terhadap X4 0,588 0,000* 0,346 0,654
* < 0,05

Sesuai dengan koefisien jalur variabel komplikasi kehamilan

terhadap BBLR pada tabel 4, hasil uji statistik dengan analisis jalur

diperoleh P value 0,000, ini berarti rata-rata ibu hamil yang mengalami

komplikasi kehamilan berpengaruh secara signifikan terhadap BBLR.

Rata-rata ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan memiliki

koefisien jalur (β) sebesar 0,588 terhadap persentase BBLR. Hal ini

menunjukkan apabila semakin banyak ibu hamil yang mengalami

komplikasi kehamilan maka diperkirakan dapat meningkatkan persentase

BBLR sebesar 0,588. Kontribusi pengaruh yang diberikan variabel

komplikasi kehamilan secara simultan terhadap variabel BBLR atau

Koefisien Determinan Rsquare adalah sebesar 0,346.

3. Analisis Pengaruh Penolong Persalinan Terhadap BBLR di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017

Tabel 5. Koefisien Jalur Variabel Penolong Persalinan terhadap BBLR


Koefisien Koefisien
Pengaruh antar Koefisien
Sig. Determinan Variabel
Variabel Jalur (β) Rsquare Lain (sisa)
X3 terhadap X4 0,134 0,422 0,018 0,982
44

Sesuai dengan koefisien jalur variabel penolong persalinan terhadap

BBLR pada tabel 5, hasil uji statistik dengan analisis jalur diperoleh P

value 0,422. Hal ini berarti persentase pertolongan persalinan oleh tenaga

non medis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap BBLR.

4. Analisis Pengaruh Kunjungan Antenatal Terhadap Angka Kematian

Neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Tabel 6. Koefisien Jalur Variabel Kunjungan Antenatal terhadap AKN


Koefisien Koefisien
Pengaruh antar Koefisien
Sig. Determinan Variabel
Variabel Jalur (β) Rsquare Lain (sisa)
X1 terhadap Y 0,235 0,156 0,055 0,945

Sesuai dengan koefisien jalur variabel kunjungan antenatal terhadap

AKN pada tabel 6, hasil uji statistik dengan analisis jalur kunjungan

antenatal terhadap AKN pada tabel 6 diperoleh P value 0,156, ini berarti

rata-rata ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal kurang dari sama

dengan 4 kali (K4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap AKN.

5. Analisis Pengaruh Komplikasi Kehamilan Terhadap Angka Kematian

Neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Tabel 7. Koefisien Jalur Variabel Komplikasi Kehamilan terhadap AKN


Pengaruh antar Koefisien Koefisien Koefisien
Sig. Determinan Variabel
Variabel Jalur (β)
Rsquare Lain (sisa)
X2 terhadap Y 0,258 0,119 0,066 0,934

Sesuai dengan koefisien jalur variabel komplikasi kehamilan

terhadap AKN pada tabel 7, hasil uji statistik dengan analisis jalur

diperoleh P value 0,119, artinya persentase ibu hamil yang mengalami

komplikasi kehamilan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap AKN.


45

6. Analisis Pengaruh Penolong Persalinan Terhadap Angka Kematian

Neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Tabel 8. Koefisien Jalur Variabel Penolong Persalinan terhadap AKN


Pengaruh antar Koefisien Koefisien Koefisien
Sig. Determinan Variabel
Variabel Jalur (β)
Rsquare Lain (sisa)
X3 terhadap Y 0,088 0,599 0,008 0,992

Sesuai dengan koefisien jalur variabel penolong persalinan terhadap

AKN pada tabel 8, hasil uji statistik dengan analisis jalur diperoleh P value

0,599. Ini berarti bahwa pertolongan persalinan oleh tenaga non medis

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap AKN.

7. Analisis Pengaruh BBLR Terhadap Angka Kematian Neonatal di Provinsi

Jawa Timur Tahun 2017

Tabel 9. Koefisien Jalur Variabel BBLR terhadap AKN


Pengaruh antar Koefisien Koefisien Koefisien
Sig. Determinan Variabel
Variabel Jalur (β)
Rsquare Lain (sisa)
X4 terhadap Y 0,513 0,001* 0,263 0,737
* < 0,05

Sesuai dengan koefisien jalur variabel BBLR terhadap AKN pada

tabel 9, hasil uji statistik dengan analisis jalur diperoleh P value 0,001. Hal

ini berarti persentase bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang

dari sama dengan 2500 gram berpengaruh secara signifikan terhadap

AKN. Persentase BBLR memiliki koefisien jalur (β) sebesar 0,513

terhadap persentase AKN. Hal ini menunjukkan apabila semakin banyak

bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari sama dengan

2500 gram maka diperkirakan dapat meningkatkan persentase AKN


46

sebesar 0,513. Kontribusi pengaruh yang diberikan variabel BBLR secara

simultan terhadap variabel AKN atau biasanya disebut dengan Koefisien

Determinan Rsquare adalah sebesar 0,263.

C . Analisis Multivariat

Setiap variabel terlebih dahulu akan dikelompokkan dalam sub struktur

jalur dan setelah hasil sub struktur jalur didapatkan, maka dibuat diagram

hasil sebagai rangkuman dari bagian sub struktur. Sub struktur jalur akan

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sub struktur jalur 1 dan 2. Sub struktur

jalur 1 terdiri dari variabel kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan,

penolong persalinan oleh tenaga non medis terhadap BBLR. Hasil analisis

jalur sub struktur dapat dilihat pada tabel 10 dan 11.

Kunjungan
Antenatal
(X1)
r12 ρyx1
Komplikasi ρx4x1
ρyx2 ρy
Kehamilan
(X2)
ρx4x2 Kematian
BBLR ρyx4
Neonatal
r23
(X4)
ρx4x3 (Y)
Penolong
Persalinan ρyx3
(X3) ρx4

Ԑ1

Gambar 6. Analisis Jalur dengan Nilai Koefisien Jalur Variabel


Kunjungan Antenatal, Komplikasi Kehamilan, Penolong Persalinan oleh Tenaga
Non Medis dan BBLR Terhadap AKN.
47

Tabel 10. Hasil 1 Koefisien Jalur Variabel Kunjungan Antenatal, Komplikasi


Kehamilan, Penolong Persalinan oleh Tenaga Non Medis terhadap BBLR
Koefisien Koefisien
Pengaruh antar Koefisien
Sig. Determinan Variabel
Variabel Jalur (β)
Rsquare Lain (sisa)
X1 terhadap X4 0,336 0,084
X2 terhadap X4 0,555 0,000* 0,436 0,564
X3 terhadap X4 -0,052 0,787
* < 0,05

Tabel 11. Hasil 2 Koefisien Jalur Variabel Komplikasi Kehamilan terhadap


BBLR
Koefisien Koefisien
Pengaruh antar Koefisien
Sig. Determinan Variabel
Variabel Jalur (β) Rsquare Lain (sisa)
X2 terhadap X4 0,588 0,000* 0,346 0,654
* < 0,05

Hasil analisis jalur sub struktur pertama dapat dilihat dari tabel 10

dan 11. Berdasarkan tabel 10 uji statistik dan koefisien jalur diperoleh

hasil bahwa variabel kunjungan antenatal dan penolong persalinan tidak

berpengaruh signifikan terhadap BBLR, namun variabel komplikasi

kehamilan berpengaruh secara signifikan. Oleh karena itu, sesuai dengan

hasil 2 pada tabel 11, variabel yang signifikan akan diuji kembali dengan

mengeluarkan variabel kunjungan antenatal dan penolong persalinan yang

hasil koefisien jalurnya tidak signifikan dari analisisnya. Maka dari itu

akan terlihat hasil perhitungannya. Kontribusi pengaruh yang diberikan

antara variabel kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong

persalinan oleh tenaga non medis secara simultan terhadap variabel BBLR

atau yang biasa dikenal sebagai Koefisien Determinan Rsquare adalah

sebesar 0,436. Pada tabel 11, kontribusi pengaruh yang diberikan antara
48

variabel komplikasi kehamilan secara simultan terhadap variabel BBLR

atau yang biasa dikenal sebagai Koefisien Determinan Rsquare adalah

sebesar 0,346.

Sub struktur jalur 2 terdiri dari variabel kunjugan antenatal, komplikasi

kehamilan, penolong persalinan oleh tenaga non medis dan BBLR terhadap

AKN. Hasil analisis jalur sub struktur dapat dilihat pada tabel 12 dan 13.

Tabel 12. Hasil 1 Koefisien Jalur Variabel Kunjungan Antenatal, Komplikasi


Kehamilan, Penolong Persalinan oleh Tenaga Non Medis dan BBLR terhadap
AKN
Pengaruh antar Koefisien Koefisien Koefisien
Sig. Determinan Variabel
Variabel Jalur (β)
Rsquare Lain (sisa)
X1 terhadap Y 0,104 0,652
X2 terhadap Y -0,065 0,731
X3 terhadap Y -0,062 0,777 0,270 0,730
X4 terhadap Y 0,524 0,012*
* < 0,05

Tabel 13. Hasil 2 Koefisien Jalur Variabel BBLR terhadap AKN


Pengaruh Koefisien Koefisien Koefisien
Sig. Determinan Variabel
antar Variabel Jalur (β)
Rsquare Lain (sisa)
X4 terhadap Y 0,513 0,001* 0,263 0,737
* < 0,05

Hasil analisis jalur sub struktur kedua dapat dilihat dari tabel 12 dan 13.

Berdasarkan tabel 12 uji statistik dan koefisien jalur diperoleh hasil bahwa

variabel kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan dan penolong persalinan

tidak berpengaruh signifikan terhadap AKN, namun variabel BBLR

berpengaruh secara signifikan. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil 2 pada

tabel 13, variabel yang signifikan akan diuji kembali dengan mengeluarkan

variabel kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan dan penolong persalinan


49

yang hasil koefisien jalurnya tidak signifikan dari analisisnya. Maka dari itu

akan terlihat hasil perhitungannya. Kontribusi pengaruh yang diberikan antara

variabel kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong persalinan

oleh tenaga non medis dan BBLR secara simultan terhadap variabel AKN

atau yang biasanya dikenal sebagai Koefisien Determinan Rsquare adalah

sebesar 0,270. Pada tabel 13, kontribusi pengaruh yang diberikan antara

variabel BBLR secara simultan terhadap variabel AKN atau yang biasa

dikenal sebagai Koefisien Determinan Rsquare adalah sebesar 0,263,

sedangkan sisanya yaitu sebesar 0,737 bisa saja terdapat variabel lain yang

turut berkontribusi terhadap AKN.

Berdasarkan hasil koefisien jalur pada tabel 12 dan 13, maka dapat

digambarkan secara keseluruhan pengaruh kausal antar variabel dalam bentuk

diagram jalur. Jalur yang dibentuk akan memperlihatkan nilai masing-masing

variabel. Mekanisme jalur antar variabel dapat dilihat pada gambar 7. Gambar

7 menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur untuk variabel BBLR berpengaruh

secara langsung terhadap AKN, namun komplikasi kehamilan secara tidak

langsung berpengaruh terhadap AKN melalui BBLR.

Berdasarkan gambar 8 didapatkan diagram jalur antar variabel yang

signifikan terhadap AKN. Hasil analisis ini diperoleh dari perbaikan diagram

jalur pada gambar 7 yaitu dengan mengeluarkan variabel yang tidak

signifikan atau memiliki jalur merah pada gambar 7 diantaranya yaitu

variabel kunjungan antenatal, dan penolong persalinan.


50

Kunjungan
Antenatal
(X1)
0,083
0,104
Komplikasi 0,336 0,730
Kehamilan -0,065
(X2)
0,555 Kematian
BBLR
0,524 Neonatal
-0,098
(X4)
-0,052 (Y)
Penolong
Persalinan -0,062
(X3) 0,564

Ԑ1

Persamaan Struktur Y : ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyx3 X3 + ρyx4 X4 + ρy Ԑ2 ; Rsquare


= 0,104 X1 + (-0,065) X2 + (-0,062) X3 + 0,524 X4 + 0,730 Ԑ2 ; 0,270

Gambar 7. Hasil Diagram Analisis Jalur dengan Nilai Koefisien Jalur Variabel
Kunjungan Antenatal, Komplikasi Kehamilan, Penolong Persalinan oleh Tenaga
Non Medis dan BBLR Terhadap AKN.

Keterangan :

: Jalur yang berpengaruh langsung

: Jalur yang berpengaruh tidak langsung


51

Ԑ2

0,737

Komplikasi Kematian
BBLR
Kehamilan 0,588 0,513 Neonatal
(X2) (X4)
(Y)

0,654

Ԑ1

Persamaan Struktur Y : ρyx4 X4 + ρy Ԑ2 ; Rsquare = 0,513 X4 + 0,737 Ԑ2 ; 0,263

Gambar 8. Hasil Diagram Analisis Jalur dengan Nilai Koefisien Jalur Variabel
Komplikasi Kehamilan dan BBLR Terhadap AKN.

Pada gambar 8 diperoleh koefisien jalur dari masing-masing variabel.

Variabel BBLR berpengaruh langsung terhadap AKN, dan variabel

komplikasi kehamilan berpengaruh secara tidak langsung terhadap AKN

melalui BBLR.

Tabel 14. Rangkuman dari Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung, serta Pengaruh Total Komplikasi Kehamilan (X2) dan BBLR (X4)
terhadap AKN
Pengaruh Kausal
Pengaruh Tidak Langsung Total
Variabel Langsung Melalui
BBLR (X4)
X2 terhadap Y - 0,588 0,588
X4 terhadap Y 0,513 - 0,513

Pada tabel 14 diperoleh dari hasil diagram analisis jalur yaitu variabel

komplikasi kehamilan (β = 0,588) berpengaruh tidak langsung terhadap angka


52

kematian neonatal (AKN) dan variabel BBLR (β = 0,513) berpengaruh secara

langsung terhadap angka kematian neonatal (AKN).

D . Variabel Mediator

Komplikasi a Kematian
Neonatal
Kehamilan
(IV) (DV)
BBLR
b c
(M)

Gambar 9. Hasil Diagram Analisis Jalur Mode Mediation.

Keterangan :

IV : Independent Variabel

M : Mediator

DV : Dependent Variabel

Berdasarkan gambar 9 di atas, maka dapat diperoleh penjabaran terkait

dengan konseptualisasi model mediator. Dalam model tersebut dampak

langsung Komplikasi Kehamilan (IV) terhadap Kematian Neonatal (DV)

dialihkan melalui BBLR (M) dengan menggunakan jalur b dan c. Komplikasi

Kehamilan (IV) dan Kematian Neonatal (DV) tidak berkorelasi secara

sigifikan, artinya nilai jalur a menjadi nol sehingga dapat dikatakan bahwa

variabel BBLR (M) berperan penuh sebagai mediator.


BAB VI

PEMBAHASAN

A . Analisis Univariat

1. Kunjungan Antenatal

Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA), capaian cangkupan ibu hamil kurang dari sama

dengan 4 kali (K4) Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah 10,1%.

Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016 yaitu 10,5%.

38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur belum mencapai target

(89,9%), dimana target cakupan K4 untuk tahun 2017 menyesuaikan target

SPM adalah sebesar 100%. Hal ini bisa dikarenakan ibu hamil yang

kontak pada petugas kesehantan banyak yang tidak pada Trimester

pertama (K1 Murni) sehingga masih perlu kunjungan rumah yang lebih

intensif oleh bidan serta kemitraan bidan dan dukun perlu untuk

ditingkatkan.

Kabupaten Bangkalan memiliki cakupan kunjungan ANC kurang

dari sama dengan 4 kali tertinggi selama 2 tahun berturut-turut, pada tahun

2017 (20,1%) lebih menurun dari pada tahun 2016 (21,1%). Faradhika

(2018) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor

yang melatarbelakangi ketidak patuhan ibu dalam melakukan kunjungan

antenatal di Kabupaten Bangkalan, diantaranya yaitu : rendahnya faktor

ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan ibu, rendanya dukungan dari

keluarga, ibu hamil yang masih bekerja dan masih terdapat nilai budaya

53
54

dan gaya hidup yang negatif, seperti “Saya merasa takut untuk

memeriksakan kehamilan saya di puskesmas/bidan/dokter” dan “Sering

memeriksakan kehamilan akan membuat kehamilan saya menjadi

bermasalah”. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyarankan agar

Kabupaten/Kota dibawah rata-rata Provinsi agar meningkatkan pendapatan

dan pendampingan pada ibu hamil di wilayah kerjanya dengan melakukan

ANC terpadu agar penyakit penyerta pada ibu hamil dapat terdeteksi lebih

awal dan dapat kontak dengan petugas atau bidan pada Trimester I agar

ibu hamil mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan minimal 1 kali

diperiksa oleh dokter (Dinkes Jatim, 2017).

2. Komplikasi Kehamilan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur pada

tahun 2017 memiliki rata-rata ibu hamil yang mengalami komplikasi

kehamilan adalah 19,74%. Rata-rata terendah terdapat di Kabupaten

Bangkalan sebesar 13%, sedangkan yang tertinggi terdapat di Kabupaten

Bondowoso sebesar 28,1%. Meskipun Kabupaten Bondowoso menjadi

Kabupaten yang memiliki ibu hamil yang mengalami komplikasi

kehamilan terbanyak, akan tetapi penanganan komplikasi kehamilan di

Kabupaten Bondowoso terbilang melebihi target 80%, sedangkan

Kabupaten Bangkalan yang memiliki ibu hamil yang mengalami

komplikasi kehamilan paling sedikit masuk dalam 3 Kabupaten/Kota yang

belum mencapai target (80%). Tiga Kabupaten/Kota yang belum mencapai


55

target (80%) tersebut adalah Kabupaten Bangkalan (65,24%), Kabupaten

Nganjuk (78,25%) dan Kota Pasuruan (79,83%).

Faradhika (2018) menjelaskan bahwa kurangnya keaktifan dalam

berpartisipasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas

dan sesuai dengan kebutuhan, terutama dalam hal kunjungan antenatal

care dan rendahnya program promosi dan edukasi kepada ibu hamil terkait

pentingnya kepatuan melakukan kunjungan antenatal care yang dilakukan

oleh petugas kesehatan setempat menjadi salah satu faktor terjadinya

komplikasi kehamilan di Kabupaten Bangkalan. Seksi Kesehatan Keluarga

dan Gizi Masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

menegaskan bahwa hal tersebut perlu dilakukan penguatan pada

Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) agar

cakupan komplikasi kehamilan dapat ditangani dapat mencapai target

selanjutnya. Daerah-daerah yang masih dibawah target pada umumnya

kelengkapan Tim PONED perlu dilengkapi, sehingga perlu dilakukan

pelatihan untuk melengkapi Tim PONED yang sudah tidak lengkap,

sedangkan simulasi PONED (Drill Emergensi) perlu untuk segera

dilakukan agar tetap dapat melakukan penanganan komplikasi kehamilan

(Dinkes Jatim, 2017).

Komplikasi pada proses kehamilan, persalinan dan nifas juga

merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi.

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak
56

langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat

mengancam jiwa ibu dan atau janin. Sebagai upaya menurunkan angka

kematian ibu dan kematian bayi maka dilakukan pelayanan atau

penanganan komplikasi kebidanan. Pelayanan atau penanganan

komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu hamil, bersalin, atau

nifas untuk memberikan perlindungan dan penanganan definitif sesuai

standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan

rujukan (Dinkes Jatim, 2017).

3. Penolong Persalinan

Capaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga non medis

untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 mencapai 5,4%. Angka ini

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 4,9%.

Kabupaten/ Kota yang memiliki persentase pertolongan persalinan oleh

tenaga non medis terbesar adalah terdapat pada Kabupaten Pacitan yaitu

sebanyak 17,6% dan Kabupaten/Kota yang memiliki persentase

pertolongan persalinan oleh tenaga non medis paling sedikit adalah

Kabupaten lamongan dan Kota Madiun sebanyak 0%.

Pemerintah Kabupaten Pacitan menjelaskan dalam Laporan Kinerja

Instansinya (2016), bahwasanya terdapat beberapa faktor yang mendasari

masih adanya pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun,

diantaranya yaitu tingkat pengetahuan dan ekonomi ibu hamil yang relatif

rendah terutama di daerah pedesaan, sehingga pengetahuan tentang bahaya

persalinan dan risiko tinggi pada persalinan yang dilakukan oleh dukun
57

masih rendah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyarankan untuk

Kabupaten/Kota yang belum mencapai target perlu melakukan pemetaan

dan pemantauan dimulai dari ibu hamil dengan melibatkan multi pihak,

disamping itu bidan di desa yang menempati desa masih perlu mengingat

dari 7779 bidan di desa hanya 88% yang menempati desa.

4. BBLR

Persentase bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari

sama dengan 2500 gram terbesar terdapat pada Kabupaten Situbondo yaitu

sebanyak 7,7 % dan persentase bayi baru lahir yang berat badannya saat

lahir kurang dari sama dengan 2500 gram paling sedikit terdapat pada

Kabupaten Sidoarjo.yaitu sebanyak 1,1%. Persentase tersebut mengalami

penurunan dari tahun 2016 yaitu Kabupaten Situbondo 7,8% dan

Kabupaten Sidoarjo 1%.

Berdasarkan Laporan Profil Kesehatan kabupaten Situbondo pada

tahun 2015, penyebab kejadian BBLR diantaranya yaitu disebabkan

karena adanya suatu gangguan atau penyakit yang menyertai ibu hamil

seperti anemia, Kekurangan Energi Kronis (KEK), pre-eklamisa/eklamsia,

gemelli (kehamilan ganda). Hambatan yang masih ditemukan oleh

pemerintah setempat pada lapangan saat melakukan upaya penurunan

angka kejadian BBLR adalah perilaku masyarakat setempat yang tidak

mendukung upaya penurunan angka kejadian BBLR seperti tidak

melakukan pemeriksaan keamilan (antenatal care) secara rutin.

Pengetahuan masyarakat yang rendah yang cenderung memiliki kebiasaan


58

atau atau pola hidup yang buruk seperti makan makanan yang tidak

bergizi, memeriksakan kehamilan hanya apabila ada keluhan, mencari dan

memilih pertolongan persalinan yang murah seperti ke dukun tanpa

mengetahui akibat dari pertolongan persalinan yang menggunakan alat

tidak steril juga menjadi hambatan untuk menurunkan kejadian BBLR

(Dinkes Kabupaten Situbondo, 2015).

McKenzie, dkk (2002) menjelaskan bahwa BBLR menjadi salah satu

penyebab kematian bayi di daerah pedesaan. BBLR dapat terjadi akibat

pertumbuhan intrauterine yang buruk, kelahiran kurang bulan, atau

kombinasi keduanya, karakteristik ibu juga merupakan faktor risiko yang

berkaitan. Faktor-faktor sosio ekonomi seperti pendapatan rendah dan

pendidikan yang kurang juga berhubungan dengan lahirnya bayi BBLR.

5. Angka Kematian Neonatal

Kabupaten/ Kota yang memiliki persentase AKN terbanyak adalah

terdapat pada Kabupaten Jember yaitu sebanyak 207 bayi atau 0,6% dari

total bayi yang lahir hidup. Angka ini mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2016 yaitu sebanyak 176 bayi atau 0,5% dari total

bayi yang lahir hidup. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Cahyono, dkk (2015) menjelaskan bahwa beberapa faktor yang

mempengaruhi angka kematian neonatal di Kabupaten Jember adalah

Produk Domestik Region Bruto (PDRB) per kapita yang semakin rendah

dan kurang memberikan kemampuan pada masyarakat untuk dapat

berkerja dan memenuhi kebutuhan hidup, kemiskinan, kualitas pendidikan


59

yang semakin rendah dan kurang sesuai dengan kehidupan masyarakat

yang ada dan kualitas pelayanan kesehatan yang menurun dan kurang

menjamin masyarakat untuk lebih mampu dalam menjaga kesehatan

dirinya serta janin yang ada.

B . Analisis Bivariat

1. Analisis Pengaruh Kunjungan Antenatal Terhadap BBLR di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan

mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga

kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan

bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui

apabila terjadi gangguan atau kelainan pada ibu hamil dan bayi yang

dikandung dapat segera ditolong oleh tenaga kesehatan (Depkes RI, 2009).

Menurut Depkes RI (2005) standar minimal pemeriksaan kehamilan

minimal mencakup “5T” yaitu Timbang berat badan ukur Tinggi badan,

Tekanan darah, Tinggi fundus uteri, Tetanus toxoid lengkap dan Tablet

tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. Selain itu, pelayanan

ANC merupakan upaya penting untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

kehamilan sekaligus merupakan tempat penyuluhan gizi serta pemantauan

terhadap kenaikan berat badan ibu selama hamil.

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa persentase ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal kurang dari sama dengan 4 kali (K4)


60

berpengaruh secara signifikan terhadap BBLR. Rata-rata ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal kurang dari sama dengan 4 kali (K4)

memiliki koefisien jalur (β) sebesar 0,346 terhadap persentase BBLR. Hal

ini menunjukkan apabila semakin banyak ibu hamil yang melakukan

kunjungan antenatal kurang dari sama dengan 4 kali (K4) maka

diperkirakan dapat meningkatkan persentase BBLR sebesar 0,346. Hasil

ini sesuai dengan penelitian penelitian Fatimah, dkk (2017) yang

menjelaskan bahwa ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4

kali memiliki risiko 3,692 kali untuk melahirkan BBLR dari pada ibu

dengan kunjungan ANC lengkap.

Pemeriksaan kehamilan memiliki pengaruh yang besar terhadap

kematian neonatal. Melalui perawatan antenatal dapat dipastikan apakah

seseorang hamil, memberikan edukasi mengenai kehamilan dan uapaya-

upaya untuk menjaga agar kehamilan berjalan dengan baik, mendeteksi

adanya komplikasi kehamilan lebih dini dan melakukan tata laksana sesuai

serta merencanakan kelahiran yang aman (WHO, 2005).

2. Analisis Pengaruh Komplikasi Kehamilan Terhadap BBLR di Provinsi

Jawa Timur Tahun 2017

Beberapa komplikasi langsung dari kehamilan seperti anemia,

perdarahan, pre-eklampsia/eklampsi, hipertensi, ketuban pecah dini (KPD)

dan kelainan lainnya, keadaan tersebut mengganggu kesehatan ibu dan

juga pertumbuhan janin dalam kandungan sehingga meningkatkan risiko

kelahiran bayi dengan berat rendah (Manuaba, 2010).


61

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa persentase ibu hamil yang

mengalami komplikasi kehamilan berpengaruh secara signifikan terhadap

BBLR. Rata-rata ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan

memiliki koefisien jalur (β) sebesar 0,588 terhadap persentase BBLR. Hal

ini menunjukkan apabila semakin banyak ibu hamil yang mengalami

komplikasi kehamilan maka diperkirakan dapat meningkatkan persentase

BBLR sebesar 0,588. Hasil ini sesuai dengan penelitian Safitri dkk (2017)

yang menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan penyakit/

komplikasi selama kehamilan dengan kejadian berat badan lahir rendah di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panga Tahun 2017, dengan nilai

p=0.000.

3. Analisis Pengaruh Penolong Persalinan Terhadap BBLR di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan pelayanan

persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

kompeten (Depkes RI, 2009). Penanganan medis yang tepat dan memadai

selama melahirkan dapat menurunkan risiko komplikasi yang bisa

menyebabkan kesakitan serius pada ibu dan bayinya (BKKBN, 2013).

Hasil analisis jalur diperoleh P value 0,422. Hal ini berarti persentase

pertolongan persalinan oleh tenaga non medis tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap BBLR.


62

4. Analisis Pengaruh Kunjungan Antenatal Terhadap Angka Kematian

Neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu terhadap

layanan antenatal adalah cakupan kunjungan pertama (K1) dan cakupan

kunjungan minimal empat kali (K4) dengan tenaga kesehatan sesuai

standar. K1 sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama

sebelum minggu ke-8. Sedangkan K4 sebaiknya dilakukan minimal satu

kali pada trimesterpertama (0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester

ke-2 (lebih dari sama dengan 12-24 minggu) dan minimal 2 kali pada

trimester ke-3 (lebih dari sama dengan 24 minggu sampai kelahiran)

(Kemenkes RI, 2012).

Hasil penelitian analisis jalur menunjukkan bahwa persentase ibu

hamil yang melakukan kunjungan antenatal kurang dari sama dengan 4

kali (K4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap AKN. Hasil ini

sesuai dengan penelitian Muharram (2017) didapatkan nilai P value

sebesar 0,402 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara kunjungan ANC responden dengan kematian neonatal.

Data yang terdapat dalam Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur

tahun 2017 menunjukkan bahwa masih terdapat 10,1% ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal kurang dari sama dengan 4 kali (K4).

Menurut Saifudin, dkk., (2009) dalam Umah (2014), pelayanan kesehatan

neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya


63

pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang

memperlemah kondisi seorang ibu hamil perlu diprioritaskan seperti gizi

rendah, anemia dan jarak antar kelahiran dekat.

5. Analisis Pengaruh Komplikasi Kehamilan Terhadap Angka Kematian

Neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Wiknjosastro, dkk (2002) dalam Umah (2014) menjelaskan bahwa

perdarahan yang terjadi pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai

kelainan yang berbahaya. Perdarahan setelah kehamilan dua minggu

biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada sebelum 22 minggu

sehingga membutuhkan penanganan yang berbeda. Perdarahan yang

berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta. Kejang

merupakan salah satu gejala pada wanita penderita eklampsia yang

biasanya juga diikuti dengan koma. Biasanya eklampsia terjadi didahului

pre-eklampsia, sehingga pengawasan antenatal yang teliti dan teratur

merupakan salah satu upaya untuk mencegah timbulnya eklampsia.

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa persentase ibu hamil yang

mengalami komplikasi kehamilan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap AKN. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Muharram (2017)

didapatkan nilai p-value sebesar 0,832 yang menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara komplikasi kehamilan responden dengan

kematian neonatal.
64

6. Analisis Pengaruh Penolong Persalinan Terhadap Angka Kematian

Neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Penolong persalinan bisa dijadikan salah satu indikator kesehatan,

terutama hubungannya dengan kesejahteraan ibu dan pelayanan kesehatan

secara umum. Namun pada kenyataannya pengaruh dukun bayi di

masyarakat sangatlah kuat. Untuk itu tenaga kesehatan telah melakukan

kerjasama dengan dukun bayi daripada melepaskan mereka. Upaya yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu melatih dukun bayi dalam

menggunakan material komunikasi berkaitan dengan perawatan kehamilan

dan komplikasi kebidanan yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu

(Heny, 2015).

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa persentase pertolongan

persalinan oleh tenaga non medis tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap AKN. Hasil penelitian ini sama dengan pernyataan Oktarina, dkk

(2017) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

penolong persalinan dengan kematian neonatal.

Dukun bayi adalah penolong persalinan yang belum memiliki

kemampuan untuk mengenal adanya tanda-tanda komplikasi yang

mungkin terjadi pada saat persalinan dan dukun bayi hanya mampu

mengandalkan keterampilan yang didapat secara turun-temurun (Fibriana,

2007).
65

7. Analisis Pengaruh BBLR Terhadap Angka Kematian Neonatal di Provinsi

Jawa Timur Tahun 2017

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (Saifuddin, dkk 2009). Hasil

analisis jalur diperoleh P value 0,001. Hal ini berarti persentase bayi baru

lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari sama dengan 2500 gram

berpengaruh secara signifikan terhadap AKN. Persentase BBLR memiliki

koefisien jalur (β) sebesar 0,513 terhadap persentase AKN. Hal ini

menunjukkan apabila semakin banyak bayi baru lahir yang berat badannya

saat lahir kurang dari sama dengan 2500 gram maka diperkirakan dapat

meningkatkan persentase AKN sebesar 0,513.

Hasil penelitian ini sama dengan pernyataan Oktarina dkk (2017)

yang menyatakan bahwa variabel berat lahir (OR=17,969; 95% CI: 3,507-

92,053) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian

kematian neonatal. Fardiana (2014) juga menyatakan bahwa bayi yang

lahir dengan BBLR mempunyai risiko sebesar 5,2 kali lebih besar

dibandingkan bayi yang lahir dengan berat normal.

Alat tubuh bayi dengan BBLR belum berfungsi sempurna seperti

bayi dengan berat lahir normal. Oleh sebab itu bayi dengan BBLR lebih

banyak kesulitan untuk bertahan hidup diluar uterus ibunya. Kelangsungan

hidup bayi yang dilahirkan dalam periode neonatal dini sangat erat

hubungannya dengan berat badan bayi (Depkes RI, 1994).


66

C . Analisis Multivariat

Analisis jalur merupakan suatu pengembangan dari regresi berganda,

artinya regresi berganda itu merupakan bentuk khusus dari analisis jalur.

Teknik ini juga dikenal sebagai model causing modeling. Analisis jalur

bermanfaat untuk menguji proposisi teoritis mengenai hubungan sebab dan

akibat tanpa memanipulasi beberapa variabel. Memanipulasi variabel

maksudnya ialah memberikan perlakuan terhadap beberapa variabel tertentu

dalam pengukurannya (Riduwan, 2014). AKN adalah indikator yang

digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, sehingga

beberapa program kesehatan banyak menitikberatkan pada upaya penurunan

AKN. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan faktor yang mempengaruhi

AKN.

Hasil diagram analisis jalur dengan nilai koefisien jalur variabel

kunjungan antenatal, komplikasi kehamilan, penolong persalinan oleh tenaga

non medis dan BBLR terhadap AKN menunjukkan bahwa nilai koefisien

jalur untuk variabel BBLR berpengaruh secara langsung terhadap AKN,

namun komplikasi kehamilan secara tidak langsung berpengaruh terhadap

AKN melalui BBLR dengan Persamaan Struktur Y : ρyx4 X4 + ρy Ԑ2 ;

Rsquare = 0,513 X4 + 0,737 Ԑ2 ; 0,263. Koefisien Determinan Rsquare atau

kontribusi pengaruh yang diberikan antara variabel BBLR secara simultan

terhadap variabel AKN hanya adalah sebesar 0,263, sedangkan sisanya yaitu

sebesar 0,737 bisa saja terdapat variabel lain yang turut berkontribusi

terhadap AKN, diantarnya yaitu pernikahan dini (р=0,001), status pekerjaan


67

(р=0,007), status gizi ibu hamil (р=0,005), umur kehamilan (р=0,042),

asfiksia (р=0,002), dan jarak rumah menuju fasilitas kesehatan terdekat

(р=0,004) (Budiati, 2016).

D . Variabel Mediator

Konsep dasar model mediator ini adalah suatu mekanisme yang

menjelaskan bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

MacKinnon (2007) menjelaskan bahwa relasi yang kompleks dapat

diperlihatkan pada adanya variabel ketiga yang terletak diantara hubungan

causa antara independent variabel (IV) dan dependenet variabel (DV). Tipe

relasi ini dikenal dengan mediation, dan variabel ketiga tersebut dikenal

dengan variabel mediator (M). Chaplin dalam Robins, Kraley & Krueger,

(2007) menjelaskan konsep mediator ini sebagai dampak tidak langsung

(indirect effect), intervening variable atau intermediate effects.

James dan Brett (1984) dalam Nindyati (2009) menegaskan, bahwa

asumsi terjadinya full mediation pada dasarnya adalah korelasi sebab akibat

yang linier. Prinsip ini diilustrasikan dalam bentuk x → m → y, dimana x

adalah antiseden, m adalah mediator dan y adalah consequence. Antiseden x

diharapkan dapat mempengaruh consequence y secara tidak langsung, karena

harus melewati mediator m. Jika terjadi proses mediasi yang lengkap, maka

diasumsikan bahwa model tersebut adalah linier causal. Dengan demikian

dapat diprediksikan bahwa x berdampak langsung pada m, sedangkan m

berdampak langsung pada y, dan x tidak akan berdampak pada y pada saat m

tetap atau konstan.


68

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa BBLR merupakan variabel

mediator yang berpengaruh signifikan terhadap Angka Kematian Neonatal

(AKN). Dengan kata lain, bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir

kurang dari 2500 gram berpengaruh secara langsung terhadap Angka

Kematian Neonatal di Provinsi Jawa Timur. Sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Budiati (2016), bahwa komplikasi kehamilan merupakan salah satu

determinan jauh yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap kematian

neonatal, sedangkan BBLR menjadi determinan dekat yang berpengaruh

langsung terhadap kematian neonatal. Nugraheni, dkk (2016) juga

menyatakan bahwa prevalensi anak dari ibu yang mengalami komplikasi

kehamilan dengan berat bayi lahir kurang dari 2000 gram berpengaruh 28,74

kali lebih besar terhadap kematian neonatal dibandingkan dengan anak dari

ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan dengan berat lahir lebih atau

sama dengan 2000 gram. Akan tetapi, anak dari ibu yang tidak mengalami

komplikasi kehamilan dengan berat lahir kurang dari 2000 gram terbukti

berpengaruh terhadap kematian neonatal. Hal ini dikarenakan berat lahir

kurang dari 2000 gram merupakan faktor risiko kuat terhadap kematian

neonatal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukn oleh Oktarina, dkk

(2017) dapat diketahui bahwa ada hubungan antara komplikasi kehamilan dan

BBLR terhadap kematian neonatal, akan tetapi variabel yang sangat

berpengaruh terhadap kematian neonatal adalah BBLR (OR=17,969;

p=0,001).
69

Menurut Muslihatun (2010), bayi berat lahir rendah atau BBLR

merupakan bayi baru lahir yang berat badan lahirnya kurang 2500 gram.

Sudarti (2013) membedakan BBLR menjadi tiga macam berdasarkan

penanganan dan harapan hidup diantaranya : 1) BBLR yaitu bayi dengan

berat lahir 1500-2499 gram, 2) BBLSR yaitu bayi dengan berat lahir kurang

dari 1500 gram, dan 3) BBLER yaitu bayi dengan berat lahir kurang dari

1000 gram.

Faktor penyebab BBLR dibedakan menjadi tiga, yaitu (Muslihatun,

2010) :

1. Faktor Ibu

a. Penyakit ibu : toksaemia, greavidarum, pendarahan antepartum, trauma

fisik dan psikologis, nefritis akut dan diabetes militus.

b. Usia ibu : usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,

multigravida dengan jarak persalinan terlalu dekat.

c. Keadaan sosial : ekonomi rendah dan perkawinan tidak sah.

d. Kebiasaan ibu : ibu perokok, peminum alkohol dan pecandu narkoba.

2. Faktor Bayi : hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom

3. Faktor Lingkungan : dataran tinggi, radiasi dan zat racun.


BAB VII

PENUTUP

A . Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tidak ada pengaruh kunjungan antenatal terhadap BBLR di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017

2. Ada pengaruh komplikasi kehamilan terhadap BBLR di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017

3. Tidak ada pengaruh penolong persalinan terhadap BBLR di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017

4. Tidak ada pengaruh kunjungan antenatal terhadap angka kematian neonatal

di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

5. Tidak ada pengaruh komplikasi kehamilan terhadap angka kematian

neonatal di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

6. Tidak ada pengaruh penolong persalinan terhadap angka kematian neonatal

di Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

7. Ada pengaruh BBLR terhadap angka kematian neonatal di Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017

8. BBLR sebagai variabel mediator antara variabel komplikasi kehamilan dan

variabel kematian neonatal yang secara signifikan dan positif berpengaruh

terhadap terjadinya kematian neonatal di Provinsi Jawa Timur tahun 2017.

70
71

B . Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut :

1. Kepada seluruh tenaga kesehatan di Provinsi Jawa Timur khususnya di

Kabupaten Jember yang masih banyak terdapat kejadian kematian

neonatal, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan

melakukan pendampingan kepada seluruh ibu hamil untuk mendeteksi

secara dini kehamilan risiko tinggi sehingga angka kematian neonatal bisa

diturunkan.

2. Kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, diharapkan melakukan

pemantauan terhadap pelaksanaan pelayanan antenatal, pelayanan

persalinan, pelayanan perinatal dan terutama pada pelayanan berat badan

lahir rendah agar dapat dilaksanakan dengan optimal sesuai standart dan

juga diharapkan dapat mengoptimalkan dan mendukung program Keluarga

Berencana (KB). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dapat membuat

program “Kelas Ibu Hamil” yang dapat dilaksanakan pada puskesmas

dimasing-masing Kabupaten/Kota sehingga proses penyuluhan dapat

dilakukan dengan mudah, selain itu ibu hamil dapat mengkonsultasikan

kondisinya saat kelas ibu hamil, sehingga penemuan ibu hamil dengan

risiko tinggi akan lebih mudah ditemukan. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur dapat membuat program “Door-to-Door” yang dapat dilaksanakan

pada posyandu di masing-masing puskesmas yang ada di Kabupaten/Kota

sehingga apabila ada bayi baru lahir atau ibu hamil yang tidak datang ke
72

posyandu masih dapat dilakukan pemeriksaan dan diberikan saran agar

melakukan kunjungan K4 dan kunjungan neonatal.

3. Kepada ibu hamil, diharapkan dapat meningkatkan keaktifannya dalam

berpartisipasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas

dan sesuai dengan kebutuhan, terutama dalam hal kunjungan antenatal, ibu

hamil juga perlu memperhatikan status gizinya selama hamil dengan

mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sesuai dengan kebutuhan dan

juga rutin untuk melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA),

mengukur kadar hemoglobin dan memantau penambaan berat badan

selama hamil.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melanjutkan penelitian yang serupa,

diharapkan dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut dalam metode

analisis jalur dengan menambah variabel usia ibu, paritas, jenis kelamin

bayi dan lain sebagainya yang terdapat dalam dokumen hasil Survei Sosial

Ekonomi Nasional di Badan Pusat Statistik dikarenakan keterbatasan

penelitian ini adalah hanya menggunakan Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Timur Tahun 2017 sebagai data sekunder.


DAFTAR PUSTAKA

Atika, Proverawati dan Ismawati. 2010. BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh Tahun 2013. Banda Aceh:
STIKES Ubudiya.

Benson, Ralp C & Martin L. Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi.
Edisi 9. Jakarta : EGC

BKKBN. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: BPS,
BKKBN, Kemenkes & ICF International.

BKKBN. 2017. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: BPS,
BKKBN, Kemenkes & ICF International.

Budiati, I. 2016. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kematian Dini Usia 0


Sampai 7 Hari. Sripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Cahyono, A. D., dkk. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Bayi


Di Kabupaten Jember. Jember: Artikel Ilmiah Mahasiswa.

Clarence, W., Gowen, Jr. 2014. Kedokteran Fetal dan Neonatal dalam Nelson
Ilmu Kesehatan Anak esensial. (Editor) Lily, R,. Rosalina, R,. Elsevier
(Singapore) Pte.Ltd.

Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003. tentang sistem


pendidikan nasional.

Depkes RI. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS KIA). Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 2005. Pedoman Stimulasi, Deteksi Dini dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Balita. Jakarta.

73
74

Depkes RI. 1994. Buku Pedoman Pelayanan Upaya Kesehatan Perinatal di


Wilayah Puskesmas. Jakarta: Dirjen Binkesmas.

Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2017.
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Dinkes Kabupaten Situbondo. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Situbondo 2014.


Situbondo: Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo.

Efriza. 2007. Determinan Kematian Neonatal Dini Di RSUD Dr. Achmad


Mochtar Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 104.

Fachlaeli, E. 2000. Hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan Kematian
Neonatal Di Kabupaten DT II Majalengka Jawa Barat Tahun 1998.
Universitas Indonesia.

Faradhika, A. 2018. Analisis Faktor Kunjungan Antenatal Care (ANC) Berbasis


Teori Transcultural Nursing di Wilayah Kerja Puskesmas Burneh. Skripsi.
Surabaya: Universitas Airlangga.

Fardiana, M. 2014. Risiko Determinan Proksi Kematian Neonatal di Rumah Sakit


Umum Daerah Kota Baubau. Tesis. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Fatimah, N. dkk. 2017. Hubungan Antenatal Care dengan Kejadian Bayi Lahir
Rendah pada Ibu Aterm di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas.

Fibriana, A. 2007. Faktor-faktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian Maternal.


Tesis. Universitas Diponegoro.

Heny, N. 2015. Hubungan Tingkat Kepercayaan Ibu Hamil terhadap Kemampuan


Dukun Bayi dengan Pemilihan Jenis Tenaga Penolong Persalinan di
Puskesmas Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Jurnal
Medika Respati.
75

Hidayat, A A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data


Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Jonathan Sarwono. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.


Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Kemenkes RI. 2011. Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Persalinan dan Nifas Bagi Kader. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Kedua.


Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
dan Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Masturoh, Imas., dan Nauri A. 2018. Meodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI.

McKenzie James F, Pinger Robert R, Kotecki Jerome E., 2002. Kesehatan


Masyarakat. Suatu Pengantar. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Hal. 196–199.

Muharram, Johan U. 2017. Analisis Faktor Risiko Kematian Neonatal Di


Kabupaten Boyolali 2016. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Muslihatun, W. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.

Nindyati, A. D. 2009. Penempatan Model Mediator dan Moderator pada


Penelitian Psikologi Kepribadian. Jurnal Psikologi.

Noorhalimah. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kematian


Neonatal di Kabupaten Tapin (Tinjauan Terhadap Pemeriksaan
Kehamilan, Penolong Persalinan dan Karakteristik Ibu). Jurnal Publikasi
Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 2 No. 2.
76

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Oktarina, S., Fajar, N. A, & Yeni. 2017. Model Prediksi Kejadian Kematian
Neonatal di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur Provinsi
Lampung. Jurnal Imu Kesehatan Masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Pacitan. 2017. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah


Kabupaten Pacitan Tahun 2016. Pacitan: Pemkab Pacitan.

Rachmadiani, A. P., dkk. 2018. Faktor-Faktor Risiko Kematian Bayi Usia 0-28
Hari di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember Risk Factors of Perinatal
Death Age 0-28 Days at RSD dr. Soebandi Jember. Journal of
Agromedicine and Medical Sciences.

Riduwan. 2014. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis


Jalur). Bandung: CV. Alfabeta

Riyanto, Agus. 2017. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Safitri, F. 2017. Analisis Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panga Tahun 2017. Journal
of Healthcare Technology and Medicine.

Saifudin, A. B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G. H., & Waspodo, D. 2009. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo.

Sohibien, G. P. D. Dan Yuhan, R. 2019. Determinan Kejadian Berat Bayi Lahir


Rendah di Indonesia. Jurnal Aplikasi dan Komputerisasi Statistik V.

Sudarti, F. A. 2013. Asuhan Kebidanan Neonatus Risiko Tinggi dan Kegawatan.


Yogyakarta: Nuha Medika.
77

Sudaryono. 2011. Aplikasi Analisis (Path Analysis) berdasarkan Penempatan


Variabel dalam Penelitian. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, [e-journal]
17 (4): pp. 391– 403.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Titaley, C. R., Dibley, M. J., Agho, K., Roberts, C. L., & Hall, J. 2008.
Determinants of Neonatal Mortality in Indonesia. BMC Public Health , 1-
15.

Umah, S. N. 2014. Determinan Kematian Neonatal di Daerah Rural Indonesia


tahun 2008-2012. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

United Nations. 2013. The Millennium Development Goals Report 2013. New
York: United Nations.

WHO. 2001. Dibalik Angka Pengkajian Kematian Maternal dan Komplikasi


untuk Mendapatkan Kehamilan yang Lebih Aman. World Health
Organization.

WHO. 2014. Global Health Observatory (GHO): Neonatal Mortality. Retrieved


Februari 5, 2014, from World Health Organization:
http://www.who.int/gho/child_health/mortality/neonatal_text/en/index.htm
l

Yani, D. F., & Duarsa, A. B. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Kematian
Neonatal. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional , 373.

Yasril, A. I. dan Mahmudal. 2018. Analisis Jalur Faktor Angka Kematian Ibu di
Provinsi Jawa Timur tahun 2014. Jurnal Biometrika dan Kependudukan,
Vol. 7 No. 2.
78

Lampiran 1 Formulir Pengajuan Judul Skripsi/ KTI


79

Lampiran 2 Lembar Bimbingan Proposal Skripsi


80

Lampiran 3 Surat Keterangan Melanjutkan Penelitian


81

Lampiran 4 Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian


82

Lampiran 5 Data X1, X2, X3, X4 dan Y

X1 X2 X3 X4 Y
17,8 20,1 17,6 6,1 0,7
16,8 22,1 10,6 4,6 1
14,6 19,5 9,1 4,2 0,5
9,7 18 9 3,2 0,6
16 19,5 13,7 3,8 0,7
7,1 18,4 5,5 3 0,6
4,3 17,5 2,5 2,7 0,2
8,5 21,5 0,5 4,9 0,8
18,9 21 8,8 6,3 0,6
8,1 17,7 3,9 3,1 0,4
17,7 28,1 8,3 7 1
12 27 4,6 7,7 1,6
14,7 25,6 4,3 5,6 0,8
7,9 18,9 2,5 4 0,6
0,4 16,9 1,5 1,1 0,4
11,3 27,8 5,8 4 0,6
11,1 19,7 8,2 4,8 0,6
20,1 15,6 11,1 4,2 0,6
9,6 18,2 8,5 3,2 0,5
7,3 20,2 3,9 4,3 0,8
13,7 24 9 4 0,9
11,9 20 0,4 4,5 0,7
6,1 17,7 3,1 4,6 0,5
4,2 18 0 4 0,5
13,3 17,1 9,2 2,7 0,5
22,4 13 9,9 2,3 0,7
15,1 19,6 1,5 5,2 0,8
10,7 21 1,8 3,1 0,4
9,1 19,6 3 4,2 0,2
8 20 5,3 2,7 0,4
16,2 17,2 11,6 5 0,7
10 18,6 8,4 4,9 0,5
7,1 16,3 3,9 4,9 2,2
9,7 16 7,3 3,7 0,4
1,8 20,2 2 2,8 0,3
83

X1 X2 X3 X4 Y
0,4 23,7 0 6,8 0,6
1,5 18,3 2,4 2,1 0,4
10,1 16,7 7,7 4,4 0,6
84

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Metode Analisis Jalur

Correlations
Komplikasi Penolong
BBLR (X4) ANC (X1) Kehamilan (X2) Persalinan (X3)
Pearson Correlation BBLR (X4) 1 ,0 0 0 ,3 4 6 ,5 8 8 ,1 3 4
ANC (X1) ,3 4 6 1 ,0 0 0 ,0 8 3 ,7 1 4
Komplikasi Kehamilan (X2) ,5 8 8 ,0 8 3 1 ,0 0 0 -,0 9 8
Penolong Persalinan (X3) ,1 3 4 ,7 1 4 -,0 9 8 1 ,0 0 0
Sig. (1-tailed) BBLR (X4) . ,0 1 7 ,0 0 0 ,2 1 1
ANC (X1) ,0 1 7 . ,3 0 9 ,0 0 0
Komplikasi Kehamilan (X2) ,0 0 0 ,3 0 9 . ,2 7 9
Penolong Persalinan (X3) ,2 1 1 ,0 0 0 ,2 7 9 .

N BBLR (X4) 38 38 38 38
ANC (X1) 38 38 38 38
Komplikasi Kehamilan (X2) 38 38 38 38
Penolong Persalinan (X3) 38 38 38 38

Model Summaryb
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of the R Square
Model R R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,660a ,436 ,3 8 6 1,1044 ,4 3 6 8,764 3 34 ,0 0 0
a . Predictors: (Constant), Penolong Persalinan (X3), Komplikasi Kehamilan (X2), ANC (X1)
85

b . Dependent Variable: BBLR (X4)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1 ,2 3 1 1 ,1 4 5 -1 ,0 7 5 ,2 9 0
ANC (X1) ,0 8 7 ,0 4 9 ,3 3 6 1 ,7 8 3 ,0 8 4
Komplikasi Kehamilan (X2) ,2 3 4 ,0 5 6 ,5 5 5 4 ,1 8 6 ,0 0 0
Penolong Persalinan (X3) -,0 1 7 ,0 6 4 -,0 5 2 -,2 7 3 ,7 8 7
a. Dependent Variable: BBLR (X4)

Correlations
Komplikasi Penolong
AKN (Y) ANC (X1) Kehamilan (X2) Persalinan (X3) BBLR (X4)
Pearson Correlation AKN (Y) 1 ,0 0 0 ,235 ,2 5 8 ,0 8 8 ,5 1 3
ANC (X1) ,2 3 5 1 ,0 0 0 ,0 8 3 ,7 1 4 ,3 4 6
Komplikasi Kehamilan (X2) ,2 5 8 ,083 1 ,0 0 0 -,0 9 8 ,5 8 8
Penolong Persalinan (X3) ,0 8 8 ,714 -,0 9 8 1 ,0 0 0 ,1 3 4
BBLR (X4) ,5 1 3 ,346 ,5 8 8 ,1 3 4 1 ,0 0 0
Sig. (1-tailed) AKN (Y) . ,078 ,0 5 9 ,2 9 9 ,0 0 0
ANC (X1) ,0 7 8 . ,3 0 9 ,0 0 0 ,0 1 7
Komplikasi Kehamilan (X2) ,0 5 9 ,309 . ,2 7 9 ,0 0 0
86

Penolong Persalinan (X3) ,2 9 9 ,000 ,2 7 9 . ,2 1 1


BBLR (X4) ,0 0 0 ,017 ,0 0 0 ,2 1 1 .
N AKN (Y) 38 38 38 38 38
ANC (X1) 38 38 38 38 38
Komplikasi Kehamilan (X2) 38 38 38 38 38
Penolong Persalinan (X3) 38 38 38 38 38
BBLR (X4) 38 38 38 38 38

Model Summaryb
Change Statistics

Adjusted R Std. Error of the R Square


Model R R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,520a ,270 ,1 8 2 ,3 2 4 9 ,2 7 0 3,058 4 33 ,0 3 0
a . Predictors: (Constant), BBLR (X4), Penolong Persalinan (X3), Komplikasi Kehamilan (X2), ANC (X1)
b . Dependent Variable: AKN (Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,1 9 2 ,3 4 3 ,5 6 2 ,5 7 8
ANC (X1) ,0 0 7 ,0 1 5 ,1 0 4 ,4 5 5 ,6 5 2
Komplikasi Kehamilan (X2) -,0 0 7 ,0 2 0 -,0 6 5 -,3 4 6 ,7 3 1
87

Penolong Persalinan (X3) -,0 0 5 ,0 1 9 -,0 6 2 -,2 8 6 ,7 7 7


BBLR (X4) ,1 3 3 ,0 5 0 ,5 2 4 2 ,6 4 4 ,0 1 2
a. Dependent Variable: AKN (Y)

Correlations
Komplikasi
BBLR (X4) Kehamilan (X2)
Pearson Correlation BBLR (X4) 1 ,0 0 0 ,5 8 8
Komplikasi Kehamilan (X2) ,588 1 ,0 0 0
Sig. (1-tailed) BBLR (X4) . ,0 0 0
Komplikasi Kehamilan (X2) ,000 .
N BBLR (X4) 38 38
Komplikasi Kehamilan (X2) 38 38

Model Summaryb
Change Statistics

Adjusted R Std. Error of the R Square


Model R R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,588a ,346 ,3 2 8 1,1556 ,3 4 6 19,064 1 36 ,0 0 0

a . Predictors: (Constant), Komplikasi Kehamilan (X2)


b . Dependent Variable: BBLR (X4)
88

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,6 8 7 1 ,1 3 5 -,6 0 5 ,5 4 9
Komplikasi Kehamilan (X2) ,2 4 8 ,0 5 7 ,5 8 8 4 ,3 6 6 ,0 0 0

a. Dependent Variable: BBLR (X4)

Correlations
AKN (Y) BBLR (X4)

Pearson Correlation AKN (Y) 1 ,0 0 0 ,5 1 3


BBLR (X4) ,5 1 3 1 ,0 0 0
Sig. (1-tailed) AKN (Y) . ,0 0 0
BBLR (X4) ,0 0 0 .
N AKN (Y) 38 38
BBLR (X4) 38 38

Model Summaryb
Change Statistics
Adjusted R Std. Error of the R Square
Model R R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,513a ,263 ,2 4 2 ,3 1 2 7 ,2 6 3 12,833 1 36 ,0 0 1
a . Predictors: (Constant), BBLR (X4)
89

b . Dependent Variable: AKN (Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,106 ,161 ,6 5 9 ,5 1 4
BBLR (X4) ,131 ,036 ,5 1 3 3 ,5 8 2 ,0 0 1

a. Dependent Variable: AKN (Y)

Anda mungkin juga menyukai