Anda di halaman 1dari 26

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT

KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA


(SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
DEVIENINGTYAS
NIM : 10317019

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan dibidang kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari
pembangunan kesejahteraan bangsa secara berkesinambungan danterus-menerus dilakukan
oleh bangsa Indonesia untuk menggapai cita-cita luhur yaitu terciptanya masyarakat yang
adil dan sejahtera baik fisik maupun psikologis (Handayani, 2010). Pembangunan ekonomi
berbasis Sumber daya manusia yang produktif. SDM telah menjadi perhatian karena SDM
merupakan modal dasar dalam suatu pembangunan dan kekuatan potensial dalam kegiatan
ekonomi. Tenaga kerja sebagai subjek serta objek pembangunan harus benar-benar haknya
terlindungi. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya peningkatan derajat kesehatan agar
menghasilkan tenaga kerja yang sehat dan produktif (Handayani, 2010).
Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia mencapai tahap
industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan teknologi maju
dan modern. Salah satu konsekuensi dari perkembangan industri yang sangat pesat dan
persaingan yang ketat antar perusahaan di Indonesia sekarang ini adalah tertantangnya proses
produksi kerja dalam perusahaan supaya terus-menerus berproduksi selama 24 jam. Dengan
demikian diharapkan ada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi untuk mencapai
keuntungan yang maksimal (Lubis, 2009).
Pada dasarnya tujuan yang paling penting dari perindustrian adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia dengan lebih memperhatikan subyek yang terlibat
didalamnya, terutama dalam hal perlindungan terhadap pekerja dan lingkungan kerja.
Peranan pekerja sebagai manusia dalam industri tidak boleh diabaikan mengingat sampai
saatini pada proses produksi masih terdapat ketergantungan antara alatkerja atau mesin
dengan manusia, dengan kata lain terdapat interaksi antaramanusia, alat, bahan serta
lingkungan kerja yang dapat memilikipengaruhterhadap tenaga kerja yang dapat berpotensi
sebagai beban tambahan dari tenagakerja, dan dapat menyebabkan kelelahan (Handayani,
2010)
Kelelahan merupakan bermacam-macam keadaan yang disertai dengan
penurunanefisiensi sertakekuatan dalam bekerja. Semua jenis pekerjaaan dapatmenyebabkan
kelelahankerja. Lelah bagi setiap individu akan memiliki arti tersendiri dan juga
bersifatsubyektif. Lelah merupakan suatu perasaan. Kelelahan berbeda dengan
kejemuan,dimana sekalipun kejemuan merupakan salah satu faktor dari kelelahan. Secara
umum gejalakelelahan mulai dari yangkelelahan yang sangat ringan sampai perasaan yang
sangatmelelahkan. Kelelahan yang subyektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, jikabeban
kerja 30-40% lebih besar dari tenaga aerobik. Pengaruh semacam itu jikaterakumulasidi
dalam tubuh maka pada akhirnya mengakibatkan perasaan lelah (Ariani, 2009). Survei di
negara maju melaporkan bahwa antara 10-50% masyarakat pekerjamengalami kelelahan
kerja. Kelelahan kerja dialami oleh 25% dari seluruh pekerjawanita dan 20% pekerja pria.
Dengan prevalensi kelelahan sekitar 20% diantarapasien yang datang membutuhkan
pelayanan kesehatan (Lidya, 2010).
Disisi lain, dengan bekerja berarti tubuh akanmenerima beban dari luar
tubuhnya.Dengan kata lain bahwa setiap pekerjamemiliki beban bagi yang
bersangkutan.Beban tersebut dapat berupa beban fisikmaupun beban mental. Berat
ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat digunakan sebagai
acuan atau faktor penentu berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan aktivitas
pekerjaannya sesuai dengan kemampuan dan atau kapasitas kerjanya bersangkutan.
Penanganan bahan secara manual, termasuk mengangkat beban, apabila tidak dilakukan
dengan prinsip yangergonomis maka tentunya akan lebih cepat menyebabkan kelelahan otot
pada bagian tubuh tertentu pada pekerja. (Tarwaka,2010).
Survei di negara maju melaporkan bahwa antara 10-50% masyarakat pekerjamengalami
kelelahan kerja. Kelelahan kerja dialami oleh 25% dari seluruh pekerjawanita dan 20% pekerja
pria. Dengan prevalensi kelelahan sekitar 20% diantarapasien yang datang membutuhkan
pelayanan kesehatan (Lidya, 2010). Kelelahan merupakan masalah yang penting dan cukup
menjadi perhatian. Menurut Setyawati dalam (Lidya, 2010) lebih dari 50% tenaga kerja pada
bagian dapursebuahhotelbertaraf Internasional di Yogyakarta yang mendatangi balai pengobatan
menderitakelelahan kerja disamping gejala umum yang telah dikeluhkan (seperti sakit kepala dan
vertigo) Karyawan yang dapat mengalami kelelahan seperti jika saat melakukan kegiatan di
perusahaan besar dan menjalani pekerjaanyang cukup untuk berpotensiterjadinya kelelahan
seperti, memindahkan,mendorong,mengangkat, dan para pekerja juga terpapar
denganlingkunganfisikseperti kebisingandan panas yang dapat meningkatkan kelelahan fisik para
pekerja. Pekerjaan di satu pihakmempunyai arti penting bagi kemajuan danpeningkatan prestasi,
sehingga dapatmencapai kehidupan yang produktifsebagai salah satu tujuan hidup.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang tersebut Maka dari itu penelitiingin mengetahui


Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja

C. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk Mengetahui Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Tingkat Kelelahan
Kerja Pada Pekerja Di PT
b. Tujuan khusus
1. Untuk Mengetahui tingkatan beban kerja yang dialami oleh pekerja
dengan terjadinya kelelahan
2. Untuk Mengetahui tingkat kelelahan yang dialami oleh pekerja akibat
dari beban kerja
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi instansi
pelayanan kesehatan tentangBeban Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada
Pekerja.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
kepustakaan bagi instansi pendidikan khususnya program studi kesehatan
masyarakat tentang Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada
Pekerjasehingga dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu dan pengetahuan
selanjutnya.

3. Bagi Peneliti selanjutnya


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
peneliti selanjutnya terkait Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Kerja
Pada Pekerja untuk penelitian yang lebih lanjut.
4. Bagi Masyarakat
Hasil Penelitian ini dapat memberikan peningkatan pengetahuan terkait
Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja untuk
penelitian yang lebih lanjut yang nantinya masyarakat diharapkan dapat melakukan
pencegahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Tentang Kelelahan Kerja


1. Definisi Kelelahan

Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan yang dialami tenaga kerja yang dapat
mengakibatkan penurunan vitalitas dan produktivitas kerja. Kelelahan kerja yang dimaksud
adalah kelelahan umum yang dialami tenaga kerja, ditandai dengan perlambatan waktu reaksi
dan perasaan lelah (Suma’mur, 2009). Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada
susunan saraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan ihibisi (bersifat
parasimpatis). Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap
individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisien dan penurunan kapasitas kerja
ketahanan tubuh.
Pengaruh dari keadaan yang menjadi sebab kelelahan tersebut seperti berkumpul dalam
tubuh yang mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan lelah demikian yang berkadar tinggi
dapat menyebabkan seseorang tidak mampu lagi bekerja sehingga berhenti bekerja
sebagaimana halnya kelelahan fisiologis yang mengakibatkan tenaga kerja yang bekerja fisik
menghentikan kegiatannya karena merasa lelah bahkan yang bersangkutan tertidur karena
kelelahan. Tarwaka (2014) mengatakan kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai
penurunan efisiensi dan ketahananan dalam bekerja, yang dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan kerja baik lingkungan fisik seperti pengukuran kebisingan maupun suhu atau
cuaca kerja,lingkungan kimiawi meliputi debu, lingkungan biologis seperti virus dan binatang
pengganggu, maupun faktor psikologis seperti stres kerja.

2. Jenis Kelelahan

Soebroto,(2000) Menyebutkan bahwa kelelahan kerja dapat dibedakan


berdasarkan waktu terjadinya kelelahan kerja, yaitu:

a. Kelelahan akut
b. Kelelahan kronis
Menururt Budiono (2003), kelelahan terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Proses dalam otot (Muscular Fatigue)
Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui
fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologis, dan gejala yang
ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada
makin rendahnya gerakan.
2) Kelelahan umum (General Fatique)
Gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa.
Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambatkarena munculnya gejala kelelahan
tersebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya
terasa berat dan merasa ngantuk.

3. Waktu terjadinya kelelahan


Menurut Budiono (2013), kelelahan terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Kelelahan akut terutama disebabkan oleh kerja seluruh tubuh secara berlebihan.
2) Kelelahan kronis, yaitu sebagai akibat terjadinya akumulasi efek kelelahan pada
jangka waktu panjang.

Menurut Suma’mur (2009), kelelahan terbagi menjadi dua, yaitu:


1) Kelelahan fisiologis, merupakan kelelahan yang disebabkan karena adanya faktor
lingkungan fisik, seperti penerangan, kebisingan, panas dan suhu.
2) Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang ada hubungannya dengan penyakit dan
kelelahan psikologis yang ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa lelah dan
ada hubungan dengan faktor psikososial.

4. Faktor Penyebab Kelelahan


Faktor fisiologis adalah akumulasi dari subtansi toksin (asam laktat)
dalam darah penurunan waktu reaksi.
a. Faktor psikologis adalah konflik yang mengakibatkan stress yang
berkepanjangan ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa lelah
dan ada hubungannya dengan faktor psikososial oleh Schultz dalam
Suma’mur (2009).
b. Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental.
c. Lingkungan kerja: ikim kerja, penerangan, kebisingan, getaran dan
lain-lain.
d. Problem fisik: tanggung jawab, kekawatiran, dan konflik.
e. Kenyerian dan kondisi kesehatan.
f. Circadian rhythm.
g. Nutrisi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja

Menurut Siswanto yang dikutip dari (Lubis, 2009) faktor Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi kelelahan antara lain:
1. Faktor internal :
a. Usia

Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurunpada usia 40


tahun. Berkurangnya kebutuhan zat tenaga tersebutdikarenakan telah menurunnya
kekuatan fisik sehingga kegiatanyang bisa dilakukan biasanya juga berkurang dan
lebih lamban.Usia atau umur merupakan waktu atau masa hidup seseorangselama
masih hidup di dunia yang dihitung mulai dari manusiadilahirkan.

b. Jenis Kelamin

Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di dalam
mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun
psikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih
besar dari pada tingkat kelelahan pria.

c. Status gizi

Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja,dimana keadaan
gizi buruk dengan beban kerja yang berat akanmenganggu kerja dan
menurunkan efisiensi serta mengakibatkankelelahan.

d. Masa kerja
Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung mulai pertama kali masuk
kerja hingga saat penelitian. Tekanan melalui fisik (beban kerja) pada suatu
waktu tertentu mengakibatkan berkurangnya kinerja otot,gejala yang
ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya gerakan.Keadaaan ini tidak
hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal sepertiterlalu beratnya beban
kerja, namun juga oleh tekanan-tekanan yang terakumulasisetiap harinya
pada suatu masa yang panjang (Mauludi, 2010).

e. Status Kesehatan

Adanya beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan,penyakit


tersebut antara lain :

a) Penyakit Jantung

Seseorang yang mengalami nyeri jantung jikakekurangan darah, kebanyakan


menyerang bilik kiri jantungsehingga paru-paru akan mengalami bendungan
dan penderitaakan mengalami sesak napas sehingga akan
mengalamikelelahan.

b) Penyakit gangguan ginjal

Pada penderita gangguan ginjal,sistem pengeluaran sisa metabolisme akan


terganggu sehinggatertimbun dalam darah (uremi). Penimbunan sisa
metabolismemenyebabkan kelelahan.

c) Penyakit asma
Pada penderita penyakit asma terjadi gangguansaluran udara bronkus kecil
bronkiolus. Proses transportasioksigen dan karbondioksida terganggu sehingga
terjadi akumulasi karbondioksida dalam tubuh yang menyebabkan kelelahan.
Terganggunya proses tersebut karena jaringan otot paru-paru terkena radang.
d) Tekanan darah rendah
Pada penderita tekanan darah rendah kerja jantung untuk memompa darah ke
bagian tubuh yang membutuhkan kurang maksimal dan lambat sehingga
kebutuhan oksigennya tidak terpenuhi, akibatnya proses kerja yang membutuhkan
oksigen terhambat.
e) Penyakit Paru-Paru
Pada penderita penyakit paru-paru pertukaran O2 dan CO2 terganggu sehingga
banyak tertimbun sisa metabolisme yang menjadi penyebab kelelahan.
f) Tekanan darah tinggi
Pada tenaga kerja yang mengalami tekanan darah tinggi akan menyebabkan kerja
jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung membesar. Pada saat jantung tidak
mampu mendorong darah beredar ke seluruh tubuh dan sebagian akan menumpuk
pada jaringan seperti tungkai dan paru. Selanjutnya terjadi sesak napas bila ada
pergerakan sedikit karena tidak tercukupi kebutuhan oksigennya akibatnya
pertukaran darah terhambat. Pada tungkai terjadi penumpukan

2. Faktor eksternal

a. Kebisingan

Bising pada umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidakdikehendaki (WHO,


1995). Suara dikatakan bising bila suara-suaratersebut menimbulkan gangguan
terhadap lingkungan seperti gangguanpercakapan, gangguan tidur dan lain-lain
(Sihole, 2011).Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RINo.718/Menkes/Per/XI/1987 : kebisingan adalah terjadinya bunyi yangtidak
diinginkan sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakankesehatan.
Bising ini merupakan kumpulan nada-nada dengan macammacam intensitas yang
tidak diinginkan sehingga mengganggu kesehatanorang terutama pendengaran.
b. Iklim kerja
Iklim kerja adalah kombinasi dari berbagai variabel seperti temperatur,
kelembaban udara, kecepatan gerak angin dan panas radiasi, iklim kerja adalah
keadaan udara di tempat kerja. Suhu kerja yang nikmat bagi pekerja di Indonesia
adalah 240-260 C (Suma’mur, 2009)
c. Beban kerja dan Masa Kerja
Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepadatenaga kerja baik
berupa fisik maupun mental dan menjaditanggung jawabnya. Setiap pekerjaan
merupakan beban bagipelakunya dan masing-masing tenaga kerja
mempunyaikemampuan sendiri untuk menangani beban kerjanya
sebagaitambahan dari beban kerja langsung ini. Pekerjaan biasanyadilakukan
dalam suatu lingkungan atau situasi yang akan menjadibeban tambahan pada
jasmani dan rohani tenaga kerja tersebut.Seperti faktor lingkungan fisik, kimia,
biologi, ergonomi dan psikologi. Beban kerja menentukan berapa lama seseorang
dapat bekerja tanpa mengakibatkan kelelahan atau gangguan. Pada pekerjaan
yang terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat pula kelelahan kerja
seseorang. Nadi kerja merupakan petunjuk besar keciln
ya beban kerja.
a. Sikap kerja
Faktor penyebab kelelahan di industrisangat bervariasi. Lingkungan
kerja dapatmempengaruhi kinerja pekerja, misalnyakebisingan, iklim
kerjapanas, pencahayaanyang buruk dan vibrasi
dapatmengakibatkanketidaknyamanan dalam bekerja. Apabilabekerja dengan
kondisi tidak nyaman lamakelamaan akan menimbulkan kelelahan.Selain dari
faktor fisik lingkungan kerja,Suma’mur memprediksi beberapa faktorutama
yang signifikan terhadap kelelahanyang meliputi jenis kelamin, usia, status
gizi,beban kerja, ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
Silaban menyebutkan faktor utama
penyebab timbulnya kelelahan adalahpekerjaan bergilir. Secara
alamiah, alam telahmengatur periodisasi waktu kerja danistirahat. Pada siang
hari dengan adanyamatahari yang menyebabkan keadaanlingkungan menjadi
terang membuat manusiamempunyai naluri untuk bekerja dansebaliknya
karena pengaruh gelap malammenimbulkan naluri manusia untukberistirahat.
Masa selama siang hari disebutfase ergotropik, yaitu kinerja manusia
beradapada puncaknya,sementara masa malam haridisebut fase trophotropik,
yaitu terjadinyaproses istirahat dan pemulihan tenaga.
5. Gejala-Gejala Kelelahan
Gejala-gejala kelelahan kerja adalah: kelelahan bersifat umum,
kehilangan inisiatif, tendensi depresi, kecemasan, peningkatan sifat
mudah tersinggung penurunan toleransi, terkadang perilaku bersifat
asosial oleh Grandjean dan Kogi dalam (Setyawati,2010). Grandjean
dalam (Setyawati,2010) bahwa gejala kelelahan kerja ada dua macam
yaitu gejala subjektif dan gejala obyektif. Secara umum gejala kelelahan
dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat
melelahkan. Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja,
apabila rata-rata beban kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobik
maksimal oleh (Tarwaka, 2010).
6. Pengukuran kelelahan
Menurut Tarwaka (2010), pengukuran terjadinya kelelahan kerja dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Uji psikomotor (Psychomotor test)
2. Uji hilangnya kelipatan (fickerfusion test)
3. Perasaan kelelahan secara subjektif (Subjective feelings of fatique)
7. Penanggulangan kelelahan kerja

Menurut (Harlinda, 2009)Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara,


diantaranya :
a. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh
b. Bekerja dengan menggunakan metoda kerja yang baik,misalnyabekerja
dengan memakai prinsip ekonomi gerakan.
c. Memperhatikan kemampuan tubuh, artinya mengeluarkantenaga
tidakmelebihi pemasukannya dengan memperhatikanbatasan-batasannya
d. Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti
harusdilakukanpengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat dansarana-
sarananya masa-masa libur dari rekreasi, dan lain-lain.
e. Mengatur lingkungan fisik sebaik-baiknya, seperti
temperatur,kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran,bau atau wangi-wangian dan lain-lain.
f. Berusaha untuk mengurangi monotoni dan keteganganakibat kerja,
misalnya dengan menggunakan warnadan dekorasi ruangan kerja,
menyediakan musik, menyediakanwaktu-waktu olahraga dan lain-lain.

Menurut Setyawati (2010), kelelahan kerja dapat ditangani dengan:


1. Promosi kesehatan
2. Pencegahan kelelahan kerja terutama ditujukan kepada upaya menekan
faktor yang berpengaruh secara negatif pada kelelahan kerja dan
meningkatkan faktor-faktor yang berpengaruh secara positif.
3. Pengobatan kelelahan kerja dengan terapi kognitif dan perilaku pekerja
bersangkutan, penyuluhan mental dan bimbingan mental, perbaikan
lingkungan kerja, sikap kerja, dan alat kerja diupayakan berciri
ergonomis, serta pemberian gizi kerja yang memadai.
4. Rehabilitas kelelahan kerja,maksudnya melanjutkan tindakan dan
program pengobatan kelelahan kerja serta mempersiapkan pekerja
tersebut bekerja secara lebih baik dan semangat.

B. Landasan Teori Tentang Beban Kerja


1. Definisi Beban Kerja

Beban kerja merupakan beban fisik, mental dan sosial,sehingga


penempatan pegawai sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. Beban
kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja yang sesuai dengan jenis
pekerjaannya di tunjukkan oleh Suma’mur dalam Tarwaka (2010). Beban
kerja merupakan volume pekerjaan yang dibedakan kepada tenaga kerja baik
fisik, mental dan tanggungjawab (Muftia, 2005).

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Beban Kerja

Terdapat 2 faktor, yakni Beban kerja oleh faktor eksternal dan Beban
kerja oleh faktor internal Menurut Hart dan Staveland dalam Tarwaka (2010)
bahwa tiga faktor utama yang menentukan beban kerja adalah tuntutan tugas,
usaha, dan performansi. Secara umum faktor yang mempengaruhi beban kerja
sangat kompleks, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Beban kerja
karena faktor eksternal adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh
pekerja, sedangkan beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri,
organisasi dan lingkungan kerja, sedangkan beban kerja karena faktor internal
adalah faktor yang berasal dari diri sendiri sebagai akibat adanya reaksi beban
kerja eksternal (Ahmad dan Amanatun, 2015). Faktor utama yang menentukan
beban kerja adalah tuntutan tugas, usaha atau tenaga dan performasi.
Berdasarkan beberapa faktor-faktor di atas maka beban kerja apabila dilihat
dari faktor internal salah satunya adalah organisasi.

3. Pengukuran Beban Kerja


Beban kerja dalam penelitian ini di ukur dengan denyut nadi. Dimana
pengukurannya di hitung dengan satuan denyut permenit (denyut/menit)
pada arteria radialis dengan memegang pergelangan tangan, sebab disini
paling praktis dan mudah. Cara menghitungnya yaitu pada arteri radialis
dengan memegang pergelangan tangan ibu jari sebelah dorsal dan 3 (tiga)
jari disebelah polar dan yang merasakan adalah jari tengah. Denyut nadi
dihitung permenit didapat dengan cara menghitung denyut nadi dalam
waktu 30 detik kemudian dikalikan 2(dua). Adapun cara pengukuran
denyut nadi dengan palpasi dapat dilakukan dengan cara meletakkan
ujung-ujung jari tangan yaitu jari ke-2, ke-3, dan ke-4 diatas permukaan
kulit di bagian radial pergelangan tangan.
Saat pengukuran dimulai stopwatch dihidupkan selama 10
detik,kemudian dikalikan 6 untuk mendapatkan hasil satu menit dan
setelah 10 detik stopwatch dimatikan,kemudian dicatat bunyi denyutan
yang diperoleh (Nurmianto,2003). Denyut nadi istirahat adalah rerata
denyut nadi sebelum pekerja dimulai,Denyut nadi kerja adalah rerata
denyut nadi selama bekerja,Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi
istirahat dan denyut nadi kerja. Berdasarkan hal tersebut maka denyut nadi
lebih mudah dan dapat digunakan untuk menghitung indek beban kerja.
Sedangkan nadi kerja dapat dikategorikan berdasarkan tingkat beban kerja
(Tarwaka,2010).

C. Hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja

Ketika pekerja melakukan aktivitas dengan beban kerja yang berat, jantung
dirangsang sehingga kecepatan denyut jantung dan kekuatan pemompaan menjadi
meningkat. Jika kekurangan suplai oksigen ke otot jantung menyebabkan dada
sakit (Soeharto,2004).Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang
tenagakerja dapat digunakan untuk menentukan berapa lama seorangtenaga kerja
dapat melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan dan atau
kapasitas kerjanya bersangkutan. Penanganan bahan secara manual, termasuk
mengangkat beban, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan lebih cepat
menimbulkan kelelahan otot pada bagian tubuh tertentu(Tarwaka,2010).
BAB III
KERANGKAKONSEP
A. KERANGKA KONSEP

Umur

Jenis Kelamin

Status Gizi

Kelelahan Kerja
Status Kesehatan

Beban Kerja

Masa Kerja

Tekanan Panas

Kebisingan

Gambar III.1

Kerangka
Konsep
Berdasarkan pada kerangka konsep pada Gambar III.1Kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain kebisingan,pencahayaan, tekanan panas, beban kerja sendiri (umur, masa kerja,
lamakerja, status gizi, dan sebagainya) dapat menimbulkan atau mempercepatterjadinya
kelelahan. Namun pada penelitian ini, peneliti hanya membatasipada variabel penelitian, yakni
beban kerja.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang terdiri atas beberapa


komponen yang menyatu satu sama lain untuk memperoleh data dan atau fakta dalam
rangka menjawab pertanyaan atau masalah penelitian (Lapau, 2013).Systematic review
merupakan metode dalam melaksanakan review artikel dengan standar, kriteria,
terstruktur dan direncanakan sebelum pelaksanaan sintesis artikel (Hariyati, 2010).
Sedangkan yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan
hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun
yang belum dipublikasikan (Embun,2012).

B. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah uraian untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian
variabel yang diamati/diteliti (Notoadmodjo, 2012). Definisi operasional dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :

……………………………..
No Variabel Definisi Operasional
Perasaan lelah dan adanya penurunan kesiagaan yang

menunjukkan kondisi yang berbeda-beda pada setiap

individu yang semua berakibat pada kehilangan efisiensi


1 Kelelahan Kerja
dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh

Sejumlah kegiatan atau tugas yang harus diselesaikan

oleh pekerja dalam jangka waktu tertentu yang mana


2 Beban Kerja
dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan seorang

individu baik dari segi kuantitatif dan kualitatif

Tabel IV.1 Definisi Operasional

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu


penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Artikel
publikasi yang memuat topik terkait Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Tingkat
Kelelahan Kerja Pada PekerjaPopulasi pada penelitian ini adalah seluruh Artikel yang
dicari menggunakan keyword “Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Tingkat
Kelelahan Kerja Pada Pekerja”.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih melalui cara tertentu sehingga
dianggap dapat mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2010).Sampel dalam penelitian ini
adalah beberapa jurnal yang telah dipilih dari jurnal akhir yang didapatkan sesuai
rumusan masalah dan tujuan yang memuat topik terkait Hubungan Antara Beban Kerja
Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja. Sampel yang ditemukan berasal dari
populasi yang telah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian
pengambilan sampel dilakukan dengan konsep PRISMA dan pada akhirnya didapatkan
Artikel fulltext pdf yang selanjutnya akan dilakukan penelitian Systematic Literatur
Review.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2014).Teknik


sampling yang digunakan dalam penelitian SLR ini adalah purposive non random
sampling, atau teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian.

D. Unit Analisis
Dalam penelitian SLR ini yang akan diteliti adalah terkait Hubungan Antara
Beban Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja. Kelelahan kerja merupakan
suatukeadaan menurunnya efisiensi dan ketahananseseorang dalam bekerja. Istilah
kelelahanmengarah pada kondisi melemahnya tenagakerja untuk melakukan suatu
kegiatan,sehingga mengakibatkan terjadinyapengurangan kapasitas kerja dan
ketahanantubuh.

E. Sumber data dan Prosedur Pengumpulan data


1. Sumber data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan
dari pengamatan langsung, tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya.Sumber data pada penelitian ini berasal dari
databaseGoogle Schoolaryakni artikel yang menggunakan bahasa indonesia untuk dapat
membantu peneliti mendapatkan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Data yang
diperoleh dari jurnal maupun Artikel online tersebut berbentuk full text pdf.
2. Prosedur Pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara topik penelitian yang telah
dielaborasi menjadi variabel – variabel pada kerangka konsep kemudian dilakukan
pencarian artikel hasil penelitian yang relevan dan dibandingkan dan dirangkum antar
yang satu dengan yang lainnya. Pada pendekatan ini, hasil penelitiannya mamti sesuai
dengan tema yang relevan. kemudian mengumpulkan artikel secara online dengan kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut
Dokumen teridentifikasi pada pencarian pada Google
SchoolarHubungan Antara Beban Kerja Dengan Tingkat Kelelahan
Kerja Pada Pekerja
 

Identifikasi

dokumen tersisa setelah dokumen ganda tidak


disertakan

Dieksklusi karena
dokumen yang diperiksa tahun terbit dan
dokumen ganda
 
Pemeriksaan

 dokumen diperiksa dieksklusi karena


judul tidak relevan,
tidak full text
 

 dokumen diperiksa full text


Pengecekan Kesesuaian

 dokumen dibaca full text pdf nya


Studi yang dianalisis

dokumen yang dilakukan SLR

Gambar IV.1

Konsep PRISMA
F. Analisa Data
Analisa pada Sistematic Literatur Review (SLR) yang dilakukan yaitu setelah
menemukan Artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dilakukan pengelompokan
dan disajikan dalam bentuk tabel yang berisi antara lain Nomor, Nama Penulis, Tahun
Penulisan, sampel, metode, dan hasil yang didapatkan untuk dilakukan perbandingan
terhadap beberapa penelitian- penelitian tersebut. Setelah itu kemudian dilakukan
pembahasan yang bersifat Deskriptif dan berbentuk narasi guna menjelaskan terkait hasil
yang didapat dari menelaah Artikel terkait Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Tingkat
Kelelahan Kerja Pada Pekerja. yang terakhir dilakukan yaitu penarikan kesimpulan yang
sesuai dengan rumusan masalah dan Tujuan awal dilakukannya penelitian Sistematic
Literatur Review (SLR).
G. Kerangka Kerja
Secara sistematis langkah-langkah dalam menulis penelitian seperti gambar berikut ini :

Menentukan Tujuan yang Relevan yakni Hubungan Antara Beban


Kerja Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja.

Menentukan tujuan yang relevan

Menetukan Database dandidapat


Google Schoolar

Menentukan Populasi Penelitian


Menentukan sampling
Menggunakan Purposive Non
Random Sampling dan konsep
PRISMA
Jurnal akhir yang dapat di analisis
sesuai rumusan masalah

Menelaah Artikel sesuai Rumusan


Masalah

Menyajikan Hasil dan


Pembahasan

Menarik Kesimpulan dan Saran

Gambar IV.2

Kerangka Kerja
Daftar Pustaka

Ariani Diah Novita. 2009. Skripsi: “Tinjauan Faktor-Faktor Yang MempengaruhiTingkat


Kelelahan”. Depok; Fakultas Kesehatan Masyarakat; UIArikunto. 2008. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Budiono, S . 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang :Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Handayani, Sisca. 2010. Skripsi: “Gambaran Perasaan Kelelahan Kerja Pada Pekerjan Kebun
Mata Pao” Medan; Fakultas Kesehatan Masyarakat; USU

Lidya, Monica. 2010. Skripsi: “Gambaran Kelelahan Kerja Pada Penjahit Di Pasar Petisah
Kecamatan Medan Baru”. Medan; Fakultas KesehatanMasyarakat; USU

Lubis, Harlinda Sari.2009. Skripsi: “Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Operator Antara Shift
Pagi Dan Shift Malam Di SPBU 14203163 Tanjung Morawa”.Medan; Fakultas Kesehatan
Masyarakat; USU

Notoatmodjo S. 2007 .Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Setyawati L. 2010. Selintas TentangKelelahan Kerja. Yogyakarta : AmaraBooks.

Soeharto. 2004. Buku Pintar KesehatanPenyakit Jantung. Jakarta : Arcan.

Suma’mur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagung Seto.

Tarwaka, Sholichul, Lilik Sudiajeng, 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan,Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta : UNIBA PRESS.

Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta : HARAPAN PRESS.

Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : HARAPAN PRESS.

Wignjosoebroto S. 2003. Studi Gerak danWaktu Teknik Analisis untuk


PeningkatanProduktivitas
Kerja. Surabaya: PenerbitGuna Wi
No. Hari/ Tanggal Materi
1 Rabu, 12-08-2020 Konsultasi proposal pertama ( BAB I-IV)
2 Kamis,13-08-2020 Revisi BAB I-IV
3 Selasa, 18-08-2020 Revisi BAB I
4 Selasa, 25-08-2020 Revisi BAB IV
5
6
7
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Anda mungkin juga menyukai