20 Mei 2020
dasar Sistem EFI !
2. Kondisi Warm-up
Kondisi warm-up yaitu kondisi dimana engine membutuhkan perbandingan bahan bakar dan
udara (AFR) yang kaya atau gemuk guna menjamin putaran yang engine halus dan untuk
mempercepat proses pemanasan pada engine. Dalam kondisi warm up ini, perbandingan
bahan bakar dan udara (AFR) diatur dengan menambah lamanya atau durasi penginjeksian,
sehingga pembukaan injektor dapat lebih lama. Durasi injeksi disesuaikan terhadap
perubahan pada temperatur mesin. Inputan dari oksigen sensor belum diolah oleh ECU,
karena konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang pada saat ini bukan menjadi pokok.
5. Acceleration Enrichment
Dalam kondisi akselerasi ini, diperlukan campuran bahan bakar dan udara yang gemuk atau
kaya, sehingga torsi engine dapat naik ketika beban berat. Pada kondisi akselerasi ini
mengabaikan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buangnya, karena pada kondisi ini hanya
dilakukan dengan waktu singkat. Perbandingan bahan bakar dan udara (AFR) pada kondisi ini
sekitar 12:1. Kondisi pembebanan engine ditentukan oleh ECU berdasarkan sinyal inputan
dari sensor TPS saat berada pada posisi membuka penuh atau lebar, sehingga ECU akan
menambah durasi penginjeksian dan suplai dari bahan bakar.
6. Deceleration Leaning
Kondisi deselerasi merupakan kondisi dimana putaran engine dari tinggi ke rendah yang
terjadi secara tiba-tiba. Perbandingan bahan bakar dan udara (AFR) harus dibuat kurus atau
miskin untuk mengurangi atau meminimalisir gas buang yang berupa HC dan CO. Pada saat
deselerasi ini, ECU akan mengurangi suplai bahan bakar dengan cara mempercepat durasi
penginjeksiannya. Kondisi deselerasi ini dideteksi oleh sensor TPS dari penutupan throttle
valve yang dilakukan secara tiba-tiba dan dideteksi dari sinyal kecepatan kendaraan. Selain
pengurangan jumlah bahan bakar yang disuplai ke engine, apabila dilakukan deselerasi yang
mendadak, terjadi pula proses penghentian suplai bahan bakar (fuel cut off) ke dalam engine.