Anda di halaman 1dari 2

Tugas KP 1 : Dasar – LK 1.2 Jelaskan cara kerja AFR Feedback System EFI 13 sd.

20 Mei 2020
dasar Sistem EFI !

LK 1.2 Jelaskan cara kerja AFR Feedback System EFI!

1. Pada saat kondisi Starting


Saat kondisi starting ini merupakan kondisi dimana diperlukan campuran bahan bakar dan
udara yang lebih kaya, yaitu dengan AFR berkisar 2:1 sampai 12:1 tergantung pada
temperatur engine atau mesin. Apabila temperatur engine atau mesin masih rendah, maka
permukaan bahan bakar terjadi droplet (tetesen bahan bakar/ partikel bahan bakar besar)
sehingga akan menyebabkan bahan bakar akan sulit terbakar. Oleh karena itu, diperlukan
campuran bahan bakar dan udara yang lebih kaya. Dalam kondisi ini, sistem kontrol yang
diaktifkan adalah pada mode warm-up mode.

2. Kondisi Warm-up
Kondisi warm-up yaitu kondisi dimana engine membutuhkan perbandingan bahan bakar dan
udara (AFR) yang kaya atau gemuk guna menjamin putaran yang engine halus dan untuk
mempercepat proses pemanasan pada engine. Dalam kondisi warm up ini, perbandingan
bahan bakar dan udara (AFR) diatur dengan menambah lamanya atau durasi penginjeksian,
sehingga pembukaan injektor dapat lebih lama. Durasi injeksi disesuaikan terhadap
perubahan pada temperatur mesin. Inputan dari oksigen sensor belum diolah oleh ECU,
karena konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang pada saat ini bukan menjadi pokok.

3. Kondisi Open Loop Control


Kondisi open loop control bekerja selama proses pemanasan engine atau ketika terjadi
kegagalan pada sensor oksigen. Pengontrolan open loop ini memanfaatkan input dari
beberapa sensor yang ada pada engine untuk menjamin durasi penginjeksian yang
memungkinkan campuran bahan bakar dan udara yang stoichiometri (campuran ideal),
campuran bahan bakar dan udara tetap ekonomis, serta emisi gas buang yang dihasilkan
tetap rendah tanpa adanya koreksi hasil pembakaran. Pengontrolan open loop ini belum
memanfaatkan masukan dari oksigen sensor sebagai pengkoreksian pembakaran karena kerja
oksigen sensor belum optimal dan dalam kondisi temperatur engine yang masih rendah.

4. Kondisi Close Loop Control


Kondisi close loop control bekerja setelah temperatur dari engine sudah mencapai
temperatur kerja dan oksigen sensor ini sudah bekerja. Kondisi ini memanfaatkan oksigen
sensor sebagai korektor terhadap proses pembakaran untuk menentukan apakah campuran
yang disediakan terlalu kurus atau terlalu gemuk, sehingga campuran akan dipertahankan
dan dijaga dalam kondisi campuran yang stoichiometri atau campuran ideal, dalam kondisi
kecepatan rendah, menengah, tingi, maupun pada saat beban mesin yang berubah-ubah.

5. Acceleration Enrichment
Dalam kondisi akselerasi ini, diperlukan campuran bahan bakar dan udara yang gemuk atau
kaya, sehingga torsi engine dapat naik ketika beban berat. Pada kondisi akselerasi ini
mengabaikan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buangnya, karena pada kondisi ini hanya
dilakukan dengan waktu singkat. Perbandingan bahan bakar dan udara (AFR)  pada kondisi ini
sekitar 12:1. Kondisi pembebanan engine ditentukan oleh ECU berdasarkan sinyal inputan
dari sensor TPS saat berada pada posisi membuka penuh atau lebar, sehingga ECU akan
menambah durasi penginjeksian dan suplai dari bahan bakar.
6. Deceleration Leaning
Kondisi deselerasi merupakan kondisi dimana putaran engine dari tinggi ke rendah yang
terjadi secara tiba-tiba. Perbandingan bahan bakar dan udara (AFR) harus dibuat kurus atau
miskin untuk mengurangi atau meminimalisir gas buang yang berupa HC dan CO. Pada saat
deselerasi ini, ECU akan mengurangi suplai bahan bakar dengan cara mempercepat durasi
penginjeksiannya. Kondisi deselerasi ini dideteksi oleh sensor TPS dari penutupan throttle
valve yang dilakukan secara tiba-tiba dan dideteksi dari sinyal kecepatan kendaraan. Selain
pengurangan jumlah bahan bakar yang disuplai ke engine, apabila dilakukan deselerasi yang
mendadak, terjadi pula proses penghentian suplai bahan bakar (fuel cut off) ke dalam engine.

7. Idle Speed Control


Kondisi putaran idle atau stasioner harus dijaga agar mesin tetap bekerja atau berputar pada
saat putaran yang rendah meskipun diberikan beban tambahan seperti beban dari pendingin
AC dan beban dari komponen kelistrikan lainnya. Dalam kondisi idle atau stasioner, kondisi
dari katup throttle menutup penuh, sehingga udara akan dilewatkan melalui saluran selain
throttle valve, yaitu melalui throttle bypass valve.

8. Battery Voltage Correction


Pendeteksian sinyal tegangan baterai juga digunakan oleh ECU untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan tegangan yang terjadi pada baterai terutama pada saat baterai
tersebut lemah atau drop. Saat baterai menjadi lemah, maka kinerja dari injektor dan pompa
bahan bakarnya juga akan menurun. Akibatnya bahan bakar yang diinjeksikan akan
berkurang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka saat tegangan baterai menjadi lemah,
ECU akan memerintahkan penambahan durasi penginjeksian akan suplai bahan bakar tidak
kurang.

Anda mungkin juga menyukai