HAND OUT
BASIC:
1. Mode Start
2. Mode kelebihan bensin
3. Mode Jalan/ Run Mode
a. Open Loop
b. Close Loop
4. Mode Akselerasi
5. Mode Deselerasi
6. Mode Pemutus Aliran Bensin/Fuel Cut Off
7. Mode Pemutus Aliran Bensin secara selektif
8. Mode Backup
1. MODE START
Ketika pertama kali kunci kontak ON, ECU mensuplay tegangan 12 volt ke nilai pompa bensin selama 2 detik dengan
cara meng ground kan arus pengendali relai, akibatnya pompa bensin dapat membuat tekanan dalam sistem bahan bakar.
Jika mesin tidak berputar, tidak ada pembangkitan tegangan referensi oleh ECU, rangkaian pengendali relai pompa tidak
digroundkan untuk mematikan pompa.
Saat kunci kontak ON, sebelum mesin berputar ECU menerima sinyal untuk pembacaan-pembacaan data seperti
temperatur air pendingin, temperatur udara masuk, tekanan atmosfer MAP/BAR, atau tekanan MAF sensor dan posisi
throttle valve (TPS) untuk menentukan perbandingan campuran udara bensin yang pertama. Selama mesin berputar waktu
start ECU mengirim pulsa ke injector berdasarkan referensi rpm. Jika temperatur rendah, lebar pulsa injeksi diperpanjang
dan terjadi pengayaan campuran bensin-udara: temperature coolant naik, lebar pulsa injeksi menjadi lebih pendek, dan
campuran udara—bahan bakar menjadi kurus. Contoh: pada 94°C campuran sekitar 14.7 :1 sedangkan pada temperatur
rendah 36°C perbandingan campuran 15:1.
b. CLOSE LOOP
Ketika sinyal Oksigen sensor, Engine Coolant Temperature (ECT) sensor, dan kondisi operasional mesin
sudah bekerja sesuai dengan data pada software close loop maka ECU berubah ke Loop tertutup.berarti ECU
memeriksa dan memperbaiki rasio campuran udara-bensin berdasar tegangan sinyal dari Oksigen sensor. Bila sinyal
O2 sensor dibawah 450mV, ECU akan menaikkan lebar pulsa injector untuk memperkaya campuran. Sebaliknya jika
tegangan sinyal O2 sensor di atas 450mV, ECU mengurangi lebar pulsa injektor sehingga campuran lebih kurus
(banyak udaranya).
Pada Loop tertutup, sensor yang lain tetap bekerja sebagaimana mestinya untuk memberikan input pada
ECU. Dengan pengindraan oksigen secara konstan pada gas buang, ECU dapat mempertahankan perbandingan
campuran udara—bensin mendekati ideal 14,7:1 (dalam satuan berat).
Pengalaman empiris:
Pada beberapa kendaraan, jika pengendara melepas pedal gas penuh tanpa menginjak tuas rem, maka injektor tetap
menginjeksikan bahan bakar untuk mempertahankan kelembaman gerak kendaraan. Dengan demikian, kendaraan dapat
menempuh jarak lebih jauh, dengan jumlah bahan bakar lebih sedikit (hasil akhir yang dicapai adalah efisiensi bahan
bakar). Namun jika kaki pengemudi melepas pedal gas dan langsung berpindah ke pedal rem, yang berarti pengemudi ingin
memperlambat atau menghentikan kendaraan, injeksi bahan bakar akan diputus, sampai pada putaran idle kembali
(contoh: saat kemudian kaki kiri pengemudi menekan pedal kopling).
Inilah alasannya mengapa ketika mesin pada putaran idle (pemindah gigi pada posisi Netral) kemudian pedal gas ditekan
sampai di atas putaran idle, dan dilepas kembali secara penuh, kembalinya putaran mesin ke putaran idle tidak segera,
tetapi ada sela beberapa detik. Berbeda dengan sistem pada karburator yang langsung kembali ke putaran idle.
Condition (kondisi sistem pendingin kurang sempurna) – melindungi mesin over heating, jika tidak ada bensin diinjeksikan
ke silinder-silinder tertentu, sedikit panas dibangkitkan akan dapat mengurangi temperatur air pendingin.
8. MODE BACKUP
Backup Mode
Dalam mode ini ECU bekerja melalui kalibrasi data internal yang memungkinkan ECU untuk menjalankan mesin dengan
hanya melalui input-input rpm, posisi katup gas dan temperatur air pendingin untuk merubah penghitungan penyemprotan
bensin. Peristiwa ini hanya terjadi saat ECU tidak dapat menerima secara normal masukan data dari sensor yang lain,
meskipun demikian mesin masih dapat hidup meskipun engine check lamp ( MIL) menyala.
MAP SENSOR
Adalah sebuah sub sistem penunjang pada pengapian elektronik untuk memaksimalkan
efisiensi mesin dengan melakukan penyetelan majunya saat pengapian terus-menerus. Dengan
tujuan untuk menghasilkan tekanan pembakaran tertinggi pada saat piston berada 10 derajat
setelah titik mati atas (setelah TMA/After TDC). 10 derajat setelah TMA, menjadi acuan agar
mesin mempunyai tenaga paling besar.