Istilah sistem injeksi bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai suatu
sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada
tekanan tertentu untuk mencampurnya dengan udara yang masuk ke ruang
bakar. Pada sistem EFI dengan mesin berbahan bakar bensin, pada umumnya
proses penginjeksian bahan bakar terjadi di bagian ujung intake
manifold/manifold masuk sebelum inlet valve (katup/klep masuk). Pada saat inlet
valve terbuka, yaitu pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah
bercampur dengan bahan bakar. Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai
sejumlah bahan bakar yang disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara
dalam perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban
mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat
mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi operasi
kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal.
1
Konstruksi Dasar Sistem Bahan Bakar Injeksi (EFI)
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem
utama, yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik
(electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction
system).
Gambar 1.45 Aliran Bahan Bakar Motor Bensin dengan EFI dan Injector
Keterangan:
1. Fuel rail/delivery pipe (pipa pembagi), (2) Pressure regulator (pengatur
tekanan), (3) Injector (nozel penyemprot bahan bakar), (4) Air box (saringan
udara), (5) Air temperature sensor (sensor suhu udara), (6) Throttle body
butterfly (katup throttle), (7) Fast idle system, (8) Throttle position sensor
(sensor posisi throttle), (9) Engine/coolant temperature sensor (sensor suhu air
pendingin), (10) Crankshaft position sensor (sensor posisi poros engkol), (11)
Camshaft position sensor (sensor posisi poros nok), (12) Oxygen (lambda)
sensor, (13) Catalytic converter,(14) Intake air pressure sensor (sensor
tekanan udara masuk), (15) ECU (Electronic control unit), (16) Ignition coil
(koil pengapian), (17) Atmospheric pressure sensor (sensor tekanan udara
atmosfir)
2
1.4.2 Sistem Bahan Bakar Motor Diesel
Keterangan gambar Pompa dan penyalur bahan bakar terdiri dari: (1) Fuel
tank (tangki bahan bakar), (2) Fuel filter (saringan bahan bakar), (3) Transfer
pump (pompa bahan bakar), (4) Injection pump (pompa injeksi), (5)
Governor, (6) Timing advance mechanism, (7) Fuel ratio control, (8) High
pressure fuel lines, (9) Low pressure fuel lines.
3
Oil pan: Oil pan atau sump berfungsi sebagai tempat atau penampung oli.
Oil pan juga membuang panas dari oli ke atmosfer. Oil pan terpasang pada
bagian bawah dari blok engine.
Suction bell dan inlet screen: Dari oil pan, oli masuk melewati
saringan masuk dan terus ke suction bell. Saringan masuk mencegah
masuknya kotoran kasar ke dalam sistem oli pelumasan.
Suction bell mengirim oli ke oil pump (pompa oli).
Oil pump membuat terjadinya aliran oli yang mengalir (bersirkulasi) ke seluruh
bagian engine. Oil pump terletak dekat oil pan. Oil pump digerakkan oleh
4
crankshaft melalui gigi pada oil pump. Pressure relief valve biasanya terletak
dekat dengan oil pump. Relief valve berfungsi melindungi sistem pelumasan dari
tekanan yang tinggi. Dari oil pump, oli mengalir melalui oil cooler. Oil cooler
berfungsi menyerap panas dari oli. Oli mengisi rumah oil cooler. Di dalam rumah
oil cooler terdapat beberapa pipa yang dialiri oleh air pendingin engine. Panas
berpindah dari oli ke air pendingin engine. Oil cooler juga mempunyai bypass
valve.
5
Sistem filter dengan aliran penuh :
Pada sistem saringan dengan aliran penuh, maka 100% oli melewati saringan.
Pada sistem ini harus mempunyai bypass valve.
Sistem dengan filter bypass
Sistem dengan filter bypass memakai 2-buah filter. 90% dari oli mengalir melalui
filter biasa dan 10 % lagi mengalir melalui filter bypass.
Biasanya filter bypass mempunyai penyaring yang rapat untuk menyaring kotoran
yang sangat halus.
Sistem filter bypass juga mempunyai bypass valve: (1) Filter utama, (2) Bypass
filter , (3) Oil pump, (4) Engine atau komponen
Oil gallery: Pada beberapa engine yang memakai turbocharger, maka oli
mengalir melalui filter ke turbocharger melalui saluran masuk.
Saluran keluar mengembalikan oli ke oil pan. Pada engine yang lain, oli yang
bersih setelah disaring lalu masuk ke saluran oli utama. Saluran oli utama terdapat
di dalam block. Saluran oli ini merupakan saluran oli yang utama yang melalui
block.
Pelumasan dinding cylinder: Oli mencapai dinding cylinder ketika oli keluar dari
connecting rod bearing dan menyemprot bagian bawah piston.
Piston cooling jet
Jet pendingin piston, menyemprotkan oli kebagian bawah dari tiap piston dan
akan membantu pelumasan dinding silinder.
6
Crankcase Breather: Crankcase breather mengeluarkan gas hasil pembakaran
bahan bakar yang bocor melalui ring piston. Hal ini akan menjaga agar di dalam
crankcase selalu bertekanan tetap. Breather ini biasanya selalu terletak pada
bagian atas engine. Breather ini menyeimbangkan tekanan di dalam crankcase
engine dengan tekanan di luar engine sehingga memungkinkan oli dengan mudah
kembali ke oil pan.
Oil filter: Pada sisitim pelumasan, saringan oli memerlukan perawatan yang
sangat penting. Saringan ini akan menjadi kotor apabila tidak dirawat secara benar
dan dapat menyebabkan masalah pada sistem pelumasan.
Komponen-komponen dasar sistem pendingin adalah (1) water pump, (2) oil
cooler, (3) lubang-lubang pada engine block dan cylinder head, (4) temperature
regulator dan rumahnya, (5) radiator, (6) radiator cap, dan (7) hose serta pipa-pipa
penghubung. Tambahan kipas, umumnya digerakkan oleh tali kipas terletak dekat
radiator berguna untuk menambah aliran udara sehingga pemindahan panas lebih
baik.
7
Gambar 1.54 Bagian-bagian Pendinginan
8
Aftercooler: Turbocharger menaikkan suhu udara masuk sekitar 300 derajat F.
Udara masuk yang panas, kurang padat. Aftercooler mengambil panas dari udara
masuk.
Intake manifold: Dari aftercooler, udara mengalir masuk ke dalam intake
manifold dan ke lubang valve intake pada tiap cylinder. Intake manifold berada
pada cylinder head.
Exhaust Manifold: Udara masuk ke dalam ruang bakar dimana terjadi
pembakaran. Gas hasil pembakaran keluar melalui lubang keluar dan masuk ke
dalam exhaust manifold. Exhaust manifold terpasang pada cylinder head dan tepat
pada lubang keluar untuk gas buang.
Muffler: Dari turbocharger, gas bekas pembakaran disalurkan melalui muffler dan
exhaust stack.Muffler meredam suara ribut dari gas buang sehingga membuat
suara engine menjadi lebih halus.
Exhaust Stack: Setelah gas buang melalui muffler, maka gas buang tadi melewati
exhaust stack (pipa keluar). Stack (pipa) ini mengeluarkan gas buang agar
menjauh dari operator. Gas buang masuk ke atmosfer melalui stack tadi.
9
gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut
juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa
nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak
sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.
Kerugian yang ditimbulkan dari emisi gas buang adalah:
1. Pemicu hipertensi
2. Penyebab iritasi mata
3. Penurunan kecerdasan otak
4. Mengganggu perkembangan mental anak
5. Tenggorokan gatal dan batuk-batuk
6. Mengurangi fungsi reproduksi laki-laki
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna,
tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara
10
kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua
ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan
oksigen. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari
senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon
monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses
pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api
berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun,
CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni
merupakan prekursor banyak senyawa karbon.
Pemerintah membuat ketetapan itu membatasi emisi kendaran
bermotor yang mengandung banyak zat berbaya untuk manusia dan
lingkungan. Misalnya karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon
monoksida (CO), sampai volatile hydro carbon (VHC) dan sejumlah partikel
lain. Berikut standard Euro untuk emisi gas buag :
Tabel 1.2 Daftar Standard Euro untuk Emisi Gas Buang
11
motor / mobil tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka perlu
dilakukan tune up motor secara periodik.
12
Pemeriksaan tali ( belt ).
Pemeriksaan baterai.
13
o Periksa kondisi Pole Baterai, bersihkan dengan air panas jika ada
kerak/ kotoran.
o Periksa volume air baterai untuk baterai basah, ukur berat
jenisnya, ditambah jika perlu
o Periksa tanda kekuatan baterai ( warna pada mata kucing ) untuk
baterai kering
Pemeriksaan busi.
14
o Bersihkan sekeliling busi dengan udara tekan/ dengan kuas.
o Lepaskan busi dengan isolator yang tepat..
o Periksa kondisi ulir dari lubang busi.
o PERIKSA MUKA BUSI.
Pengukuran celah busi
Penggantian busi sebaiknya dilakukan setiap 20.000 Km.
15
Penyetelan celah katup.
Distel sesuai spesifikasi mesin
Pemeriksaan karburator.
o Lakukan pembongkaran
o Lakuan pembersihan bagian-bagian
o Lakukan pemasangan kembali
16
Gambar 1.69 Penyetelan Timing
Pemeriksaan oli
Diperiksa volume oli dengan melihat di Deepstick, ditambahkan jika perlu.
17
Penggantian filter udara
Pemeriksaan injektor
18
Pemeriksaan tali ( belt )
Distel sesuai spesifikasi mesin
19
1.9.2 Analisis Kerusakan Mesin Diesel
Mesin tidak bisa distarter.
o Periksa baterai, sekering ( fuse ) , kabel rangkaian
starter.
o Periksa switch starter dan motor starter.
1.10 Rangkuman
20
1.11 Daftar Pustaka
o Anonim ( 2003 ). Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Diterbitkan oleh
Asia Pacific Learning ,Tullamarine Victoria Australia 3043
o Anonim ( 2003 ) . Fundmental Engine System. Diterbitkan oleh:
Training Center Dept. PT Trakindo Utama . INDONESIA
o Anonim. (1994). Training Manual Engine Group Step 2. Jakarta : PT
Toyota – Astra Motor.
o Anonim. (1993). Pedoman Reparasi Mesin 1E, 2E. Jakarta : PT
Toyota – Astra Motor.
o Anonim, Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta : PT Toyota
Astra Motor.
1.12 Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Peserta , Dosen dan Lembaga Penyelenggara Pelatihan diharapkan
memberikan masukan tentang buku ajar demi kesempurnaan
program.
21