Anda di halaman 1dari 21

1.

4 Sistem Bahan Bakar

1.4.1 Sistem Bahan Bakar Motor Bensin

Gambar 1.44. Aliran bahan bakar motor bensin dengan karburator

Prinsip Kerja Sistem Bahan Bakar Injeksi (EFI)

Istilah sistem injeksi bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai suatu
sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada
tekanan tertentu untuk mencampurnya dengan udara yang masuk ke ruang
bakar. Pada sistem EFI dengan mesin berbahan bakar bensin, pada umumnya
proses penginjeksian bahan bakar terjadi di bagian ujung intake
manifold/manifold masuk sebelum inlet valve (katup/klep masuk). Pada saat inlet
valve terbuka, yaitu pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah
bercampur dengan bahan bakar. Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai
sejumlah bahan bakar yang disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara
dalam perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban
mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat
mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi operasi
kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal.

1
Konstruksi Dasar Sistem Bahan Bakar Injeksi (EFI)
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem
utama, yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik
(electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction
system).

Gambar 1.45 Aliran Bahan Bakar Motor Bensin dengan EFI dan Injector

Keterangan:
1. Fuel rail/delivery pipe (pipa pembagi), (2) Pressure regulator (pengatur
tekanan), (3) Injector (nozel penyemprot bahan bakar), (4) Air box (saringan
udara), (5) Air temperature sensor (sensor suhu udara), (6) Throttle body
butterfly (katup throttle), (7) Fast idle system, (8) Throttle position sensor
(sensor posisi throttle), (9) Engine/coolant temperature sensor (sensor suhu air
pendingin), (10) Crankshaft position sensor (sensor posisi poros engkol), (11)
Camshaft position sensor (sensor posisi poros nok), (12) Oxygen (lambda)
sensor, (13) Catalytic converter,(14) Intake air pressure sensor (sensor
tekanan udara masuk), (15) ECU (Electronic control unit), (16) Ignition coil
(koil pengapian), (17) Atmospheric pressure sensor (sensor tekanan udara
atmosfir)

2
1.4.2 Sistem Bahan Bakar Motor Diesel

Gambar 1.46 Sistem Bahan Bakar Motor Diesel

Keterangan gambar Pompa dan penyalur bahan bakar terdiri dari: (1) Fuel
tank (tangki bahan bakar), (2) Fuel filter (saringan bahan bakar), (3) Transfer
pump (pompa bahan bakar), (4) Injection pump (pompa injeksi), (5)
Governor, (6) Timing advance mechanism, (7) Fuel ratio control, (8) High
pressure fuel lines, (9) Low pressure fuel lines.

1.5 Sistem Pelumasan


Sistem pelumasan terdiri dari: (1) oil pan, (2) suction bell (3) oil
pump, (4) pressure relief valve, (5) oil filter with bypass valve, (6) engine oil
cooler with bypass valve, (7) main oil gallery, (8) piston cooling jet, (9)
crankcase breather connecting lines and pipes dan oli sendiri.

Gambar 1.47 Skema Aliran Pelumas

3
 Oil pan: Oil pan atau sump berfungsi sebagai tempat atau penampung oli.
Oil pan juga membuang panas dari oli ke atmosfer. Oil pan terpasang pada
bagian bawah dari blok engine.

Gambar.1.48 Oil Pan

 Suction bell dan inlet screen: Dari oil pan, oli masuk melewati
saringan masuk dan terus ke suction bell. Saringan masuk mencegah
masuknya kotoran kasar ke dalam sistem oli pelumasan.
Suction bell mengirim oli ke oil pump (pompa oli).

Gambar 1.49 Suction Bell

 Oil Pump dan Relief Valve

Oil pump membuat terjadinya aliran oli yang mengalir (bersirkulasi) ke seluruh
bagian engine. Oil pump terletak dekat oil pan. Oil pump digerakkan oleh

4
crankshaft melalui gigi pada oil pump. Pressure relief valve biasanya terletak
dekat dengan oil pump. Relief valve berfungsi melindungi sistem pelumasan dari
tekanan yang tinggi. Dari oil pump, oli mengalir melalui oil cooler. Oil cooler
berfungsi menyerap panas dari oli. Oli mengisi rumah oil cooler. Di dalam rumah
oil cooler terdapat beberapa pipa yang dialiri oleh air pendingin engine. Panas
berpindah dari oli ke air pendingin engine. Oil cooler juga mempunyai bypass
valve.

Gambar. 1.50 Oil Pump dan Relief Valve

 Oil filter dan bypass valve


Oli mengalir dari oil cooler ke oil filter. Sistem pelumasan ada yang
menggunakan satu atau lebih oil filter, tergantung bagaimana rancangannya.
Filter menyaring kotoran dan partikel logam dari oli. Filter memakai bypass valve
sebagaimana keperluannya.

Gambar . 1.51 Oil Filter dan Bypass Valve

5
Sistem filter dengan aliran penuh :
Pada sistem saringan dengan aliran penuh, maka 100% oli melewati saringan.
Pada sistem ini harus mempunyai bypass valve.
Sistem dengan filter bypass
Sistem dengan filter bypass memakai 2-buah filter. 90% dari oli mengalir melalui
filter biasa dan 10 % lagi mengalir melalui filter bypass.
Biasanya filter bypass mempunyai penyaring yang rapat untuk menyaring kotoran
yang sangat halus.
Sistem filter bypass juga mempunyai bypass valve: (1) Filter utama, (2) Bypass
filter , (3) Oil pump, (4) Engine atau komponen

Oil gallery: Pada beberapa engine yang memakai turbocharger, maka oli
mengalir melalui filter ke turbocharger melalui saluran masuk.
Saluran keluar mengembalikan oli ke oil pan. Pada engine yang lain, oli yang
bersih setelah disaring lalu masuk ke saluran oli utama. Saluran oli utama terdapat
di dalam block. Saluran oli ini merupakan saluran oli yang utama yang melalui
block.

Pelumasan dinding cylinder: Oli mencapai dinding cylinder ketika oli keluar dari
connecting rod bearing dan menyemprot bagian bawah piston.
Piston cooling jet
Jet pendingin piston, menyemprotkan oli kebagian bawah dari tiap piston dan
akan membantu pelumasan dinding silinder.

Gambar 1.52 Piston Cooling Jet

6
Crankcase Breather: Crankcase breather mengeluarkan gas hasil pembakaran
bahan bakar yang bocor melalui ring piston. Hal ini akan menjaga agar di dalam
crankcase selalu bertekanan tetap. Breather ini biasanya selalu terletak pada
bagian atas engine. Breather ini menyeimbangkan tekanan di dalam crankcase
engine dengan tekanan di luar engine sehingga memungkinkan oli dengan mudah
kembali ke oil pan.

Gambar 1.53 Crankcase Breather

Oil filter: Pada sisitim pelumasan, saringan oli memerlukan perawatan yang
sangat penting. Saringan ini akan menjadi kotor apabila tidak dirawat secara benar
dan dapat menyebabkan masalah pada sistem pelumasan.

1.6 Sistem Pendinginan

Komponen-komponen dasar sistem pendingin adalah (1) water pump, (2) oil
cooler, (3) lubang-lubang pada engine block dan cylinder head, (4) temperature
regulator dan rumahnya, (5) radiator, (6) radiator cap, dan (7) hose serta pipa-pipa
penghubung. Tambahan kipas, umumnya digerakkan oleh tali kipas terletak dekat
radiator berguna untuk menambah aliran udara sehingga pemindahan panas lebih
baik.

7
Gambar 1.54 Bagian-bagian Pendinginan

1.7 Sistem Gas buang dan Uji Emisi

1.7.1 Pemanfaatan gas Buang

Gas buang yang mempunyai tenaga dorong dimanfaatkan untuk memutar


turbin yang memutar pompa. Pompa dimanfaatkan mendorong campuran udara
atau gas campuran udara dengan bahan bakar. Turbin dan pompa pada motor
bakar dinamakan tubocharger. Sistem pemasukan udara dan pembuangan gas
buang yang umum termasuk precleaner (1), air filter (2), turbocharger (3), intake
manifold (4), aftercooler (5), exhaust manifold (6), exhaust stack (7), muffler dan
connecting pipes (8) ( Gambar 1.59 ).

Gambar 1.55 Bagian Sistem Gas buang

8
Aftercooler: Turbocharger menaikkan suhu udara masuk sekitar 300 derajat F.
Udara masuk yang panas, kurang padat. Aftercooler mengambil panas dari udara
masuk.
Intake manifold: Dari aftercooler, udara mengalir masuk ke dalam intake
manifold dan ke lubang valve intake pada tiap cylinder. Intake manifold berada
pada cylinder head.
Exhaust Manifold: Udara masuk ke dalam ruang bakar dimana terjadi
pembakaran. Gas hasil pembakaran keluar melalui lubang keluar dan masuk ke
dalam exhaust manifold. Exhaust manifold terpasang pada cylinder head dan tepat
pada lubang keluar untuk gas buang.

Muffler: Dari turbocharger, gas bekas pembakaran disalurkan melalui muffler dan
exhaust stack.Muffler meredam suara ribut dari gas buang sehingga membuat
suara engine menjadi lebih halus.
Exhaust Stack: Setelah gas buang melalui muffler, maka gas buang tadi melewati
exhaust stack (pipa keluar). Stack (pipa) ini mengeluarkan gas buang agar
menjauh dari operator. Gas buang masuk ke atmosfer melalui stack tadi.

Gb.1.56 Exhaust Manifold

1.7.2 Emisi Gas Buang


Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam
mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan
melalui sistem pembuangan mesin. Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O),

9
gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut
juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa
nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak
sempurnaan proses pembakaran serta partikel lepas.
Kerugian yang ditimbulkan dari emisi gas buang adalah:

1. Pemicu hipertensi
2. Penyebab iritasi mata
3. Penurunan kecerdasan otak
4. Mengganggu perkembangan mental anak
5. Tenggorokan gatal dan batuk-batuk
6. Mengurangi fungsi reproduksi laki-laki

Gambar 1.57 Pengukuran emisi gas buang.

Strategi menurunkan emisi gas buang, yaitu sebagai berikut


1. Pengetatan standar emisi gas buang melalui teknolog
2. Peningkatan kualitas bahan bakar
3. Optimasi kualitas bahan bakar
4. Pengembangan bahan bakar nabati
5. Pengembangan bahan bakar alternatif

Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna,
tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara

10
kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua
ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan
oksigen. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari
senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon
monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses
pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api
berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun,
CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni
merupakan prekursor banyak senyawa karbon.
Pemerintah membuat ketetapan itu membatasi emisi kendaran
bermotor yang mengandung banyak zat berbaya untuk manusia dan
lingkungan. Misalnya karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon
monoksida (CO), sampai volatile hydro carbon (VHC) dan sejumlah partikel
lain. Berikut standard Euro untuk emisi gas buag :
Tabel 1.2 Daftar Standard Euro untuk Emisi Gas Buang

1.8 Tune Up Engine


1.8.1 Tune Up Engine Bensin

Tune Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk


mendapatkan performa mesin yang maximal, dan juga menjaga agar mesin tetap
dalam kondisi prima. Karena mesin dioperasikan secara terus menerus, maka
akan memungkinkan terjadinya penurunan peforma mesin. Oleh karena itu agar

11
motor / mobil tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka perlu
dilakukan tune up motor secara periodik.

Gambar 1.58 Melakukan Service


Berikut ini komponen dan sistem sistem dalam engine atau mobil yang diperiksa,
disetel, diperbaiki, dirawat dan atau diganti komponennya dalam pekerjaan tune
up adalah :

Pemeriksaan sistem pendingin.


 Periksa kondisi selang
 Periksa thermostat
 Periksa sirip-sirip radiator
 Periksa tutup radiator
 Periksa reservoir
 Periksa air radiator atau diganti

Gambar 1.59 Bagian sistem pendingin

12
 Pemeriksaan tali ( belt ).

Periksa kondisi dan ketegangan.

Gambar 1.60 Tali ( belt )

 Pembersihan saringan udara.

Dibersihkan dari debu.

Gambar 1.61 Filter udara

 Pemeriksaan baterai.

Gambar 1.62 Baterai

13
o Periksa kondisi Pole Baterai, bersihkan dengan air panas jika ada
kerak/ kotoran.
o Periksa volume air baterai untuk baterai basah, ukur berat
jenisnya, ditambah jika perlu
o Periksa tanda kekuatan baterai ( warna pada mata kucing ) untuk
baterai kering

 Pemeriksaan kabel tegangan tinggi.


Periksa jika ada yang retak yang menyebabkan kebocoran arus.

Gambar 1.63 Kabel Tegangan tinggi


 Pemeriksaan oli mesin.
Diperiksa volume oli dengan melihat di Deepstick, ditambahkan jika perlu.

Gambar 1.64 Deepstick

 Pemeriksaan busi.

o Lepas kabel busi

14
o Bersihkan sekeliling busi dengan udara tekan/ dengan kuas.
o Lepaskan busi dengan isolator yang tepat..
o Periksa kondisi ulir dari lubang busi.
o PERIKSA MUKA BUSI.
 Pengukuran celah busi
 Penggantian busi sebaiknya dilakukan setiap 20.000 Km.

Gambar 1.65 Busi Mobil


 Pemeriksaan distributor.

o Periksa kondisi tutup distributor


o Periksa kondisi rotor distributor
o Ganti pemutus arus ( platina )
o Ganti capasitor

Gambar 1.66 Distributor mesin mobil

15
 Penyetelan celah katup.
Distel sesuai spesifikasi mesin

Gambar 1.67 Penyetelan menggunakan thickness gauge

 Pemeriksaan karburator.

o Lakukan pembongkaran
o Lakuan pembersihan bagian-bagian
o Lakukan pemasangan kembali

Gambar 1.68 Karburator mesin mobil

 Penyetelan Timing Pembakaran


Distel sesuai spesifikasi mesin.

16
Gambar 1.69 Penyetelan Timing

1.8.2 Tune Up Engine Diesel

 Pemeriksaan oli
Diperiksa volume oli dengan melihat di Deepstick, ditambahkan jika perlu.

Gambar 1.70 Memeriksa volume oli mesin


Penggantian filter oli

Gambar 1.71 Filter oli mesin Diesel

17
 Penggantian filter udara

Gambar 1.72 Filter udara mesin diesel

 Pemeriksaan injektor

Gambar 1.73 Alat tes injektor dan ijnektor


Penyetelan celah katup : Distel sesuai spesifikasi mesin

Gambar 1.74 Penyetelan Katup

18
 Pemeriksaan tali ( belt )
Distel sesuai spesifikasi mesin

Gambar 1.75 Posisi Tali ( Belt )

1.9 Analisis Kerusakan Mesin


1.9.1 Analisis Kerusakan Mesin Bensin

 Mesin tidak bisa distarter.


o Periksa baterai, sekering ( fuse ) , kabel rangkaian
starter.
o Periksa switch starter dan motor starter.

 Mesin bisa distarter tetapi tidak bisa running ( hidup )


o Periksa bahan bakar.
o Periksa rangkaian bahan bakar
o Periksa busi.

 Mesin running ( hidup ) tidak lancar .


o Atur putaran mesin
o Atur waktu pembakaran ( Ignition Timing )

 Mesin running ( hidup ) , asap hitam.


o Atur karborator.
o Atur konsumsi bahan bakar
o Periksa tekanan piston

 Mesin running ( hidup ), cepat panas dan mati.


o Periksa sistem pendinginan.

19
1.9.2 Analisis Kerusakan Mesin Diesel
 Mesin tidak bisa distarter.
o Periksa baterai, sekering ( fuse ) , kabel rangkaian
starter.
o Periksa switch starter dan motor starter.

 Mesin bisa distarter tetapi tidak bisa running ( hidup )


o Periksa sistem bahan bakar
o Periksa bahan bakar
o Periksa injektor

 Mesin running ( hidup ) tidak lancar .


o Atur governoor, putaran messin
o Atur aliran bahan bakar

 Mesin running ( hidup ) , asap hitam.


o Atur konsumsi bahan bakar
o Periksa tekanan piston

 Mesin running ( hidup ), cepat panas dan mati.


o Periksa sistem pendinginan

1.10 Rangkuman

 Aplikasi penggunaan APD di laboratorium / bengkel.


 Konsep dasar motor bakar bensin dan motor bakar diesel.
 Komponen-komponen motor bakar.
 Kinerja (Performance) Motor Bakar
 System Bahan Bakar Motor Bakar
 Sistem Pelumasan Motor Bakar
 Sistem Pendinginan Motor Bakar
 Analisis kerusakan Motor Bakar

20
1.11 Daftar Pustaka
o Anonim ( 2003 ). Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Diterbitkan oleh
Asia Pacific Learning ,Tullamarine Victoria Australia 3043
o Anonim ( 2003 ) . Fundmental Engine System. Diterbitkan oleh:
Training Center Dept. PT Trakindo Utama . INDONESIA
o Anonim. (1994). Training Manual Engine Group Step 2. Jakarta : PT
Toyota – Astra Motor.
o Anonim. (1993). Pedoman Reparasi Mesin 1E, 2E. Jakarta : PT
Toyota – Astra Motor.
o Anonim, Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta : PT Toyota
Astra Motor.
1.12 Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Peserta , Dosen dan Lembaga Penyelenggara Pelatihan diharapkan
memberikan masukan tentang buku ajar demi kesempurnaan
program.

21

Anda mungkin juga menyukai