Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRATIKUM

PENGUKURAN INTENSITAS PENERANGAN DI PT XXXX DENGAN


MENGGUNAKAN LUX METER

DISUSUN OLEH:

KURNIA INDAH SARI


101711535001

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA

BANYUWANGI

2020
TOPIK

Pengukuran intensitas penerangan di ruang produksi PT XXXX dengan menggunakan lux meter.
LATAR BELAKANG
Penerangan merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
dunia kerja. Banyak keluhan yang yang dirasakan oleh pekerja apabila penerangan tempat
kerjanya terlalu redup maupun terlalu terang. Biasanya keluhan yang dialami oleh pekerja itu
yaitu seperti mata lelah. Mata lelah merupakan kondisi dimana mata terasa panas, pusing diarea
mata dan ditandai dengan mata berwana merah. Apabila pekerja mengalami mata lelah dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja karena pekerja kurang fokus dan kurang nyaman dalam
melakukan pekerjaannya.
Perusahaan Textil merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi rokok. PT
XXXX juga merupakan salah satu perusahaan rokok kretek terbesar di Indonesia. Perusahaan
tersebut memiliki cukup banyak karyawan. Dalam perusahaan tersebut memproduksi rokoknya
menggunakan metode manual yaitu menggunakan tangan tanpa adanya mesin. Biasanya
karyawan yang banyak mengeluhkan mata lelah yaitu pada pekerja bagian produksi terytama
karyawan bagian pelintingan tembakau.
Pekerjaan melinting rokok merupakan pekerjaan yang yang membeda-bedakan barang-
barang yang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang dalam waktu yang lama. Sehingga
dalam pekerjaan ini membutuhkan pencahayaan yang cukup.
METODE
ALAT DAN BAHAN
1. Lux meter
2. Kertas
3. Bolpoin
DENAH LOKASI PENGUKURAN
Berikut merupakan denah lokasi dari pengukuran intensitas penerangan di ruangan
produksi PT XXXX Tbk
15 meter

Keterangan:
: Kursi pekerja

: Meja Produksi

Sumber cahaya

Gambar 1. Denah Ruang Produksi Linting Rokok


Berikut merupakan denah lokasi lampu di ruang produksi

A. HASIL
1. Formulir Survey Pencahayaan
Nama : PT XXXX Tbk di Surabaya
Unit Kerja : Ruang Produksi Rokok
Pelaksanaan : Pagi
Keadaan cuaca : Cerah
Pekaksana : Kurnia Indah Sari
Alat yang digunakan : Lux meter
2. Karakteristik tempat kerja
- Identifikasi Tempat Kerja
Panjang Lebar Tinggi
15 meter 8 meter 3,5 meter

Gambaran Dinding, langit-langit dan lsntai tempat kerja

Keadaan Permukaan
Gambaran Bahan Warna Susunan
Bersih Sedang Keterangan
Ada
beberapa
Rata,
Dinding Semen Putih Ya bercak kotor
Rapi
di beberapa
bagian
Langit- Bersih dan
Asbes Putih Rata Ya
Langit Putih
Keramik
Rata,
Lantai Keramik Putih Ya bermotif
Rapi
sederhana
Berwarma
Permukaan
putih bersih,
Kerja Kayu Putih Rata Ya
tidak ada
Karyawan
bercak kotor
Peralatan
Berada 3,5
AC Besi Putih Rapi Ya Meter dari
lantai

Jam Cokelat Berada di


Plastik Rapi Ya
Dinding Kemerahan dekat
dinding
tempat kerja
Berada
Kalender Kertas Ungu Rapi Ya
didekat pintu
Gambar Ada 1
Kayu Kuning Rapi Ya
Berfigora gambar
Berada di
tengah
Kipas
Plastik Putih Rapi Ya ruangan
Angin
(langit-
langit)
Berada di
APAR Besi Merah Rapi Ya sebelah
timur pintu
B. Hasil Pengukuran Umum

Penerangan umum merupakan penerangan diseluruh area tempat kerja. Untuk ruang yang
tidak teratur misal adanya penghalang dan susunan lampu tidak teratur, maka titik
pengukurannya acak dan banyak. Sedangkan untuk ruang yang teratur, maka titik
pengukurannya berdasarkan luas ruangan. Pengukuran dilakukan di 24 titik lokasi dengan
jarak masing-masing 3 meter sesuai dengan luas ruangan yaitu 120 meter2.

1. Kondisi Lampu Padam


Tabel. 6 Hasil Pengukuran Umum Kondisi Lampu Padam

No Hasil Pengukuran /120 meter2 (ruangan dengan luas 15 x 8 m)


1. 204 199 308 1367
2. 181 205 250 436
3. 239 173 196 320
4. 333 215 420 174
5. 275 241 529 1127
6. 268 268 540 780

Intensitas (lux) = ∑semua intensitas


∑titik pengukur
Intensitas (lux) = 9348 = 233,7 lux
40

Berdasarkan hasil pengukuran penerangan umum pada ruang kelas yaitu sebesar 233,7 lux,
dapat disimpulkan bahwa penerangan umum pada ruang karyawan belum memenuhi standar
yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 sebesar
1000 lux. Faktor utama yang memungkinkan adalah karena penerangan ini bersumber dari
cahaya alami (sinar matahari) tanpa penerangan buatan. Sehingga perlu adanya penerangan
buatan agar memenuhi batas aman yang telah ditentukan.

2. Kondisi Lampu Menyala


Tabel. 7 Hasil Pengukuran Umum Kondisi Lampu Menyala

No Hasil Pengukuran /120 meter2 (ruangan dengan luas 15 x 8 m)


1. 289 232 359 1377
2. 304 315 518 1769
3. 393 372 568 1457
4. 407 308 768 1595
5. 360 396 798 1714
6. 285 281 400 1312

Intensitas (lux) = ∑semua intensitas


∑titik pengukur
Intensitas (lux) = 16762 = 698,42 lux
24

Berdasarkan hasil pengukuran penerangan umum pada ruang kelas yaitu sebesar 698,42 lux,
dapat disimpulkan bahwa penerangan umum pada ruang karyawan belum memenuhi standar
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 sebesar 1000 lux. Meskipun adanya
cahaya sinar matahari yang masuk dan beberapa penerangan buatan, ruangan masih belum
memenuhi standar. Sehingga, bisa dikatakan ruangan belum aman dan dengan kondisi ini
belum layak untuk dilakukan dilakukan proses produksi.
I. UPAYA PENCEGAHAN
Sehingga upaya pencegahan yang dapat saya berikan kepada atasan perusahaan
melakukan perbaikan untuk lampu yang rusak dan menambah lampu di beberapa titik.

Anda mungkin juga menyukai