DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
PENDAHULUAN
diperhadapkan pada permasalahan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada di
dalam suatu organisasi. Sumber daya yang dikelolan dalam suatu perusahaan pada
umumnya adalah sumber daya manusia, peralatan, bahan baku, uang, dan sebagainya
(Saputra, 2013). Pada erat saat ini, persaingan perusahaan-perusahaan pada suatu industri
Perusahaan dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada para
konsumennya dan mitra bisnisnya. Sehingga hal tersebut menyebabkan sumber daya
manusia dituntut untuk menunjukkan performa yang terbaik agar perusahaan mampu
Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting bagi semua
perusahaan. Segala potensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap upaya organisasi
atau perusahaan dalam mencapi suatu tujuan. Sumber daya manusia adalah seseorang yang
karya dan sega petensi dari sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh penting pada
suatu organisasi/perusahaan dalam mencapi sebuah tujuan (Fauzi dan Hidayatulloh, 2017).
Sumber daya manusia yang berkualitas akan menentukan suatu keberhasilan bagi
mengendalikan jalannya perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas pasti memiliki motivasi yang tinggi
2014).
Produktivitas merupakan suatu hasil kerja seorang karyawan, hasil kerja tersebut
merupakan suatu proses bekerja dari seseorang dalam menghasilkan suatu barang atau jasa.
Produktivitas kerja karyawan bisa saja menurun karena adanya ketidaknyamanan dalam
bekerja serta kurangnya motivasi dan ketidak puasan dalam bekerja (Nasrullah et al.,
2017).
Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suatu produktivitas
kerja bagi pegawai. Motivasi kerja merupakan suatu proses dimana terdapat adanya suatu
keadaan yang mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah
kepada tercapainya suatu tujuan tertentu (Nurhikma, Suoth and Akili, 2018). Kepuasan
kerja adalah suatu sikap positif yang didasarkan pada hasil evaluasi terhadap apa yang
diharapkan akan diperoleh melalui upaya-upaya yang dilakukan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan dengan hasil atau ganjaran yang dietrimanya (Lusri et al., 2017). Sumber daya
manusia yang memiliki motivasi kerja yang tinggi maka akan menghasilkan produktivitas
Untuk menghasilkan suatu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan atau
kinerja yang baik, maka suatu perusahaan harus melakukan penilaian kinerja terhadap
sumber daya manusia. Karena dalam kegiatan tersebut kualitas dari seorang karyawan akan
bisa diketahui. Dengan adanya suatu penilaian kinerja (performance appraisal) akan
membuat seorang karyawan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya dengan sebaik-
baiknya.
manajemen yang pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci dalam fungsi
efektif dan efisien. Dalam melakukan penilaian kinerja yang dinilai adalah konstribusi
karyawan kepada organisasu selama periode waktu tertentu. Penilaian kinerja juga
memberikan manfaat bagi perusahaan dan karyawan karena penilaian kinerja bisa
digunakan untuk memperbaiki suatu kinerja pada waktu yang akan datang.(Ayun, 2011).
karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar dan
Penilaian kinerja yang efektif menurut (Wiarawan, 20010) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Relevansi, artinya harus ada hubungannya dengan faktor organisasi atau perusahaan
c. Sensitivitas, artinya dapat membedakan kinerja yang sangat baik, baik, sedang,
d. Akseptabilitas, artinya penilaian kinerja bisa diterima oleh mereka yang berkaitan
dilakukannya promosi atau penetapan gaji pegawai. Hal tersebut memungkinkan untuk
dapat mengembangkan suatu rencana untuk memperbaiki kegagalan atas apa yang telah
dilakukan sebelumnya. Penilaian kinerja sebaiknya berpusat pada proses perencanaan karir
perusahaan, karena penilaian memberikan suatu peluang bagi karir (Astuti, 2006).
ataupun metode yang berbeda sesuai dengan kemampuan dari suatu perusahaan. sehingga
dalam hal ini penulis ingin mengetahui macam-macam model performance appraisal dalam
dua perusahaan yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lietratur
review dengan cara mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang memiliki ketrkaitan dengan
PEMBAHASAN
mengukur prestasi kerja karyawan berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, dengan
cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan persyaratan deskripsi pekerjaan yaitu
standar pekerjaan yang sudah ditetapkan dalam suatu periode tertentu. Menurutnya dalam
2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak ukur tertentu yang realistik,
berkaitan langsung dengan tugas seseorang dan juga kriteria yang ditetapkan dan
Penilaian kinerja memiliki beberapa manfaat menurut (Ayun, 2011) diantaranya yaitu:
balik atas kinerja yang bermanfaat bagi karyawan, manajer, supervisor, dan
spesialis sdm dalm bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki kinerja pada
upah, bonus mauoun bentuk lainnya yang didasarkan pada suatu sistem tertentu.
sebagai tahapan.
1. Model essai, dalam metode ini evaluasi kinerja penilaiannya dalam bentuk essai.
Dimana isi essai menuliskan kegiatan dan kelemahan indikator kinerja karyawan
yang dinilai.
2. Model critical incident, model ini menuliskan tentang kejadian penting yang
pernyataan yang melukiskan perilaku baik yang dapat diterima atau perilaku yang
3. Ranking method, yaitu mengurutkan pegawai yang nilainya tertinggi sampai yang
paling rendah. Metode ini dimulai dengan mengobservasi dan menilai kinerja para
4. Model checklist, model ini berisi daftar indikator-indikator hasil kerja, perilaku
kerja, atau sifat pribadi yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam
metode ini evaluasi kinerja dilakukan dengan cara mengobservasi kinerja ternilai,
kemudian memilih indikator yang melukiskan kinerja atau karakteristik ternilai lalu
5. Model graphic rating scale, penilaian kinerja dengan membuat indikator kinerja
karyawan beserta definisi singkat. Selain itu, deskriptor level kinerja dikemukakan
dlam bentuk skala yang masing-masing mempunyai nilai angka. Dalam metode ini
karyawan menjadi 5 sampai 10 kelompok kurva normal dari yang sangat rendah
sampai yang sangat tinggi. Dalam metode ini penilai mengobservasi kinerja ternilai
karyawan.
7. Model forced choice scale, dalam metode ii penilai dipaksa memilih beberapa set
dari empat perilaku yang disebut tetrads, perilaku yang paling baik melukiskan
ternilai dan mana yang paling tidak melukiskan perilakunya. Metode ini terdiri dari
5-50 tetrads pada level pekerjaan yang dievaluasi dan kompleksitas tugas-tugas.
8. Model behaviorally anchor rating scale (BARS), metode ini dilakukan dengan
kerja yang sering digabungkan dengan sifat pribadi. Metode ini terdiri atas satu seri,
5-10 anchor, yaitu berupa perilaku yang menunjukkan kinerja untuk setiap dimensi.
9. Model behavior observation scale, model ini sama dengan metode BARS,
keduanya didasarkan pada perilaku kerja. Dalam BOS penilai diminta untuk
10. Model behavioral expectation scale, penilaian ini dialakukan atas dasar expectation
suatu organisasi atau perusahaan dalam memperoleh suatu karyawan yang baik.
11. Managed by objectives, penilaian konsep MBO dilakukan pada pekerjaan yang
12. 360 degre performance appaisal model, Dalam model ini, penilaian kinerja yang
digunakan adalah sistem evaluasi esai, MBO, BARS, Checklist dan sebagainya. Hal
yang membedakan model evaluasi kinerja 360 derajat dengan sistem tersebut adalah
penilainya lebih dari satu atau penilai multipel. Penilainya dapat terdiri dari atasan
langsung, bawahan, teman sekerja, pelanggan, nasabah, klien, dan diri sendiri.
13. Model paired comparrison, model ini dilakukan dengan cara membandingkan
yang telah berdiri sejak tahun 2005. PT Qwards Company International memiliki tiga
kantor yang tersebar di Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Seperti perusahaan pada
umumnya, perusahaan ini juga melakukan penilaian kinerja terhadap karyawannya dengan
mengamati laporan kerja harian. Namun pada kenyataannya banyak karyawan yang masih
menganggap penyusunan laporan kerja harian tersebut hanya sebagai formalitas semata,
sehingga perusahaan mengganti metode penilaian kinerja karyawan menggunakan metode
Graphic Rating Scale. Penilaian dengan menggunakan metode Graphic Rating Scale
feedback baik berupa teguran maupun kenaikan kompensasi, pelatihan, promosi jabatan dsb
kepada karyawan berkaitan dengan kinerja yang telah dicapai. menurut pimpinan
setahun sekali sehingga hal tersebut menyusahkan pemilik perusahaan untuk mengontrok
Penilaian kinerja karyawan yang efektif tentu saja harus bersifat objektif, kemudian
memiliki standar yang jelas dan terukur, serta diakhiri dengan pemberian feedback atas
capaian kinerja kerja karyawan. Sehingga metode Behaviorally Anchor Rating Scale adalah
metode yang sifatnya lebih objektif dan juga penilaian kinerjanya dilengkapi dengan
perusahaan akan penilaian kinerja karyawan yang memiliki standar dan feedback (Evita,
Usaha Milik Negara (BUMN). Pada perusahaan tersebut melakukan penilaian kinerja
2017).
Pada PT Telecom Visitama, kriteria utama dalam pemilihan karyawan berprestasi
adalah kejujuran. Adapun tahapan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menilai kinerja
dengan kriteria dan sub kriteria. Struktur hierarki terbawah berisi kemungkinan-
KESIMPULAN
dilakukan oleh suatu perusahaan agar mengetahui kinerja sumber daya manusia dalam
feedback kepada perusahaan maupun karyawan. Meskipun dalam kedua perusahaan diatas
memiliki model-model yang berbeda dalam melakukan penilaian kinerja, diharapkan kedua
perusahaan tersebut tetap bisa menghasilkan karyawan yang baik dan memiliki motivasi
kerja yang tinggi agar menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Sehingga perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Objectives (Sudi kasus pada PT Qwords Company International)’, Pekbis Jurnal, 9(1),
pp. 18–32.
4. Fauzi, A. and Hidayatulloh, T. (2017) ‘Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Telecom
517.
9. Nurhikma, Suoth, L. F. and Akili, R. H. (2018) ‘Hubungan Antara Stres Kerja Dan
7(5).
10. Permatasari, I. R. (2014) ‘KARYAWAN ( Studi Kasus di PT . Telkom Malang )’, 2, pp.
177–191.
13. Wiarawan (2010) Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan