Anda di halaman 1dari 5

INDRA PENGLIHATAN

Oleh : 1. Nisa Adei (021911133109)


2. Yuangga Intania (021911133110)
3. Tsuroyya Aprilia (021911133111)
4. Khamidah Imania (021911133112)

A. Bagian-bagian Bola Mata dan Fungsinya

1. Fibrous Tunic (bagian paling luar)


Kornea : menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata
Sklera : melindungi struktur mata dan membantu mempertahankan bentuk mata
Kornea merupakan lapisan yang tidak dapat dilalui pembuluh darah tetapi dapat menjadi
reseptor nyeri
2. Vaskular Tunic (bagian tengah)
Koroid : penyuplai nutrisi untuk bagian mata yang lain
Badan silia : menjaga agar lensa tetap pada tempatnya
Iris : memberikan warna pada mata
Pupil : mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
Iris memiliki jaringan yang tersusun atas otot sirkular dan otot radial. Otot sirkular
berperan dalam cahaya terang (pupil mengecil). Sedangkan, otot radial berperan dalam
cahaya gelap (pupil membesar)
3. Sensory Tunic (bagian paling dalam)
Retina : menangkap serta meneruskan cahaya dari lensa hingga ke saraf mata
Retina berisi 2 fotoreseptor yaitu :
a. Sel batang (rod), berfungsi mendeteksi cahaya redup
b. Sel kerucut (cones), berfungsi untuk penglihatan warna

Titik buta, bagian yang berfungsi untuk meneruskan dan membelokkan berkas saraf
menuju otak. Tidak ada sel-sel yang peka terhadap rangsangan cahaya. Itu artinya, ketika
ada bayangan benda yang jatuh ke titik ini, kita tidak akan bisa melihatnya.
Bintik kuning/Macula lutea, lengkungan pada retina yang merupakan bagian yang paling
peka pada retina
Fovea centralis, berfungsi untuk penglihatan cepat dan detail
B. Cairan Mata

1. Vitreous humor
Berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina dan berada di belakang lensa.
Berperan dalam tekanan intraocular dan membantu daya tarik ekstrinsik otot mata.
2. Aquoeous Humor
Aqueous Humor adalah cairan lendir transparent yang terletak di depan lensa. Fungsinya
untuk menyuplai nutrisi pada kornea dan lensa, serta mempertahankan bentuk dari mata.
Aqueous Humor bentuknya menyerupai plasma, namun memiliki konsentrasi protein
yang rendah. Cairan ini diproduksi oleh corpus ciliar tiap 4 jam, memasuki bilik mata
belakang, masuk ke bilik mata depan, kemudian ke perifer menuju sudut bilik depan
mata. Aqueous Humor ini diekskresikan oleh trabelicular meshwork (Paul, 2008)

C. Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan hampir transparan
sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Letaknya di belakang iris, digantung
oleh zonula, yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat
aqueous humor, di sebelah posteriornya, vitreus. Fungsinya untuk memfokuskan bayang agar
jatuh tepat pada retina dengan cara berubah ketebalan. Dalam memfokuskan, lensa bekerja
dengan merubah bentuk kornea, sementara untuk konfigurasi, lensa menyesuaikan bentuk lensa
serta ukuran pupil.

D. Kelainan Refraksi
• Miopia atau sering disebut dengan mata minus atau rabun jauh
Penderita Miopia akan mengalami penglihatan buram pada saat melihat jarak jauh
sedangkan untuk jarak dekat bisa melihat dengan jelas, makin dekat jarak yang bisa
dilihat maka minus nya makin besar. penyebabnya fokus bayangan yang diterima oleh
mata ada didepan retina mata karena lensa mata terlalu cembung. penanggulangan dari
kondisi ini bisa menggunakan kacamata cekung ( kacamata minus ) sehingga bayangan
benda akan teapt jatuh ke retina mata.

• Hipermetropia atau mata plus atau rabun dekat


Penderita Rabun dekat, tidak dapat melihat dengan jelas benda pada jarak dekat
sedangkan pada jarak jauh bisa melihat dengan jelas.kelainan mata ini adalah kebalikan
dari Miopia. penyebab kelainan ini adalah lensa mata terlalu cekung sehingga bayangan
benda ada dibelakang retina mata. penanggulangan dari penyakit ini adalah dengan
memakai kacamata plus.

• Astigmatisme atau mata silinder


Penyakit Mata ini disebabkan fokus benda yang dilihat terpecah menjadi 2 bayangan,
mengapa demikian? karena lengkung datar kornea dan lengkung tegak kornea tidak
simetris. Contoh paling sederhana pada lengkungan sendok, pada sendok lengkungan di
dasar dan di pinggir tidak sama sehingga apabila menerima pantulan benda maka benda
akan terlihat seperti dua. Penderita ini bisa menggunakan kacamata Silinder

• Gabungan antara Miopia dan Hipermetropia


Kondisi ini si penderita tidak bisa melihat dengan jelas benda pada jarak dekat dan jarak
jauh, dia hanya bisa melihat benda dengan jelas pada jarak tertentu saja. Biasanya
penyakit ini diderita oleh orang yang sudah lanjut usia, karena memang kondisi mata
sudah mulai menurun. Penanggulangan dari penyakit ini bisa menggunakan kacamata
kombinasi lensa Cekung dan cembung. Lensa cekung ada diatas untuk melihat jarak jauh
dan lensa cembung ada dibawah untuk melihat jarak dekat (membaca)

E. Astigmatisme
Astigmatisme adalah keadaan kelengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak mulus.
Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis
horizontal terlihat jelas atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa
silindris

F. Katarak
Terjadi akibat kekeruhan pada lensa mata yang mengakibatkan tergantungnya cahaya masuk
kedalam bola mata sehingga penglihatan menjadi kabur dan lama kelamaan dapat menyebabkan
kebutaan. Katarak disebabkan oleh beberapa factor yaitu :
• Kondisi medis, seperti diabetes mellitus dan hipertensi
• Konsumsi obat
• Gaya hidup seperti kebiasaan merokok,paparan sinar matahari, dan konsumsi alcohol

G. Glaukoma
Adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian tekanan bola
mata,penggaungan papil saraf optic dengan defek lapang pandangan mata. Glaucoma juga
merupakan sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler.

H. Retina
Adalah lapisan bola mata yang paling dalam dan merupakan awal jalur penglihatan. Dengan
oftalmoskop, melalui pupil dapat terlihat bayangan retina yang diperbesar serta pembuluh darah
yang berjalan pada permukaan anteriornya. Selain pembuluh darah juga terdapat struktur lain
yaitu diskus optikus ( blind spot, bintik buta ) , tempat keluarnya nervus opticus dari bola
mata,serta arteri dan vena sentralis retina yang berjalan bersama nervus opticus
Lapisan antara permukaan retina dan sel reseptor berisi sejumlah sel yang dapat dideteksi, yaitu
sel bipolar , sel horizontal , sel amakrin , dan sel ganglion. Sel ganglion adalah neuron yang
mentransmisi impuls ke seluruh sistem saraf pusat Sel-sel ini tereksitasi oleh interneuron bipolar
vertical yang terletak diantara sel reseptor dengan sel ganglion. Selain itu, struktur kompleks ini
juga memiliki dua kelompok interneuron (sel horizontal dan sel amakrin) yang berfungsi
memberikan pengaruhnya secara horizontal, dengan menyebabkan inhibisi lateral pada
hubungan-hubungan sinaptik disekitarnya yaitu sel horizontal pada hubungan antara sel reseptor
dengan sel bipolar, sementara sel amakrin pada hubungan antara sel bipolar dengan sel ganglion.

I. Mekanisme fototranduksi
Pada keadaan gelap,retinal yang berada dalam konformasi 11-cis-retinal berikatan dengan opsin.
Pada saat ini pula, kanal natrium 3 yang berupa chemically-gated Na channel berikatan dengan
siklik GMP (cGMP) di dalam sel sehingga kanal tersebut terbuka. Tidak adanya cahaya
mengakibatkan jumlah cGMP meningkat. Akibat pembukaan kanal, banyak ion natrium masuk,
menyebabkan depolarisasi. Depolarisasi ini diteruskan sehingga mengakibatkan pembukaan
kanal kalsium di sinaps terminal. Efek ahirnya adalah pelepasan glutamat yang merupakan
neurotransmitter penginhibisi. Apabila terdapat cahaya, konformasi retinal akan berubah menjadi
11-trans-retinal. Akibatnya, retinal tidak lagi menempel dengan opsin sehingga mengubah
konformasi opsin. Reaksi ini mengakibatkan aktivasi enzim, degradasi cGMP, dan akhirnya
penutupan kanal natrium. Penutupan kanal natrium menyebabkan hiperpolarisasi dan penurunan
pelepasan glutamat. Pelepasan retinal dari opsin menyebabkan opsin menjadi tidak berwarna,
sehingga proses ini disebut juga bleaching (pemutihan). Akan tetapi, trans-retinal kemudian akan
dikonversi kembali menjadi cis-retinal oleh enzim retinal isomerase. Retinal selanjutnya
mengalami regenerasi dengan berikatan dengan opsin.
Apabila terdapat cahaya, konformasi retinal akan berubah menjadi 11-trans-retinal. Akibatnya,
retinal tidak lagi menempel dengan opsin sehingga mengubah konformasi opsin. Reaksi ini
mengakibatkan aktivasi enzim, degradasi cGMP, dan akhirnya penutupan kanal natrium.
Penutupan kanal natrium menyebabkan hiperpolarisasi dan penurunan pelepasan glutamat.
Pelepasan retinal dari opsin menyebabkan opsin menjadi tidak berwarna, sehingga proses ini
disebut juga bleaching (pemutihan). Akan tetapi, trans-retinal kemudian akan dikonversi kembali
menjadi cis-retinal oleh enzim retinal isomerase. Retinal selanjutnya mengalami regenerasi
dengan berikatan dengan opsin.
Proses regenerasi dipengaruhi oleh stok vitamin A yang terdapat pada lapisan pigmen yang dekat
dengan fotoreseptor. Apabila terjadi pelepasan retina (retinal detachment), proses regenerasi
akan terganggu. Kecepatan regenerasi sel batang dan sel kerucut berbeda. Setelah bleaching,
regenerasi setengah jumlah rodopsin yang terdapat pada sel batang memakan waktu 5 menit
sedangkan untuk fotopigmen sel kerucut 90 detik. Diperlukan waktu 30 sampai 40 menit agar
rhodopsin bisa beregenerasi sepenuhnya dari bleaching.
Dalam keadaan cahaya redup, potensial aksi kecil dan hanya sebentar sehingga penurunan
pelepasan glutamat terjadi secara parsial. Peniadaan pelepasan glutamat lebih sempurna terjadi
pada pemberian cahaya yang terang.
J. Proses Sinyal
Sebelum memasuki nervus opticus, sinyal diproses terlebih dahulu melalui berbagai neuron
(sel horizontal, sel bipolar, dan sel amakrin). Sinyal juga dapat berkonvergensi maupun
berdivergensi, tetapi umumnya berkonvergensi, mengingat jumlah sel ganglion yang hanya ada 1
juta, jika dibandingkan jumlah sel fotoreseptor yakni sekitar 125 juta. Sel konus lebih cenderung
bersambungan dengan hanya 1 sel bipolar sehingga memberikan penglihatan yang tajam
sedangkan sel batang cenderung mengalami konvergensi sehingga meningkatkan sensitivitas
cahaya, tetapi sedikit mengaburkan gambar. Setelah melalui nervus opticus, sinyal kemudian
sebagian bersilang di kiasma optikum dan melanjutkan ke traktus optikus lalu masuk ke otak.
Neuron kemudian berterminasi di nukleus geniculatum dari thalamus, lalu bersinaps dengan
optic radiations yang kemudian diproyeksikan ke area visual lobus occipital korteks serebri. Di
korteks serebri, terdapat 3 sistem yang berbeda untuk mencerna sinyal visual: sistem untuk
mencerna bentuk objek, sistem untuk mencerna warna objek, dan sistem untuk memproses
informasi mengenai organisasi spasial, lokasi, dan gerakan

Anda mungkin juga menyukai