Anda di halaman 1dari 19

DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

KONSEP TERAPI LATIHAN. tubuh (pusatmasa) pada bidang


tumpu tanpa terjatuh.
Terapi latihan adalah gerakan
 Kebugaran kardiopulmonari:
tubuh, postur, atau aktivitas fisik
kemampuan untuk melakukan gerak
yang dilakukan secara sistematis
seluruh tubuh secara berulang dengan
dan terencana guna memberikan
intensitas sedang.
manfaat bagi pasien/klien untuk:
 Koordinasi: pengaturan waktu dan
 Memperbaiki atau rangkaian otot yg dikombinasikan
mencegah gangguan. dengan intensitas kontraksi otot yang
 Meningkatkan, sesuai sehingga menimbulkan
mengembalikan, atau gerakan awal, terarah, dan bertahap
menambah fungsi fisik. yang efektif
 Mencegah atau  Fleksibilitas: kemampuan untuk
mengurangi faktor risiko bergerak bebas tanpa batasan
terkait kesehatan. (kelenturan)
 Mengoptimalkan kondisi  Mobilitas: kemampuan struktur atau
kesehatan, kebugaran, segmen tubuh untuk bergerak guna
atau rasa sejahtera secara memungkinkan terjadinya lingkup
keseluruhan. gerak sendi (ROM).
Terapi latihan berperan sebagai salah satu  Performa otot: kapasitas otot untuk
elemen penting pada program inti yang menghasilkan tegangan dan
dirancang untuk meningkatkan atau melakukan aktifitas fisik.
mengembalikan fungsi individu atau untuk  Kontrol neuromuskular: interaksi
mencegah disfungsi. Terapi layihan juga antara sistem motorik dan sensorik
dirancang oleh fisioterapi dan bersifat yang menghasilkan gerakan sinergis,
individual disesuaikan dengan kwbutuhan agonis dan antagonis.
khusus tiap- tiap pasien atau klien.  Kontrolpostural, stabilitas postural,
dan ekuilibrium
KOMPONEN FUNGSI FISIK
 Stabilitas: kemampuan sistem
Semua komponen fungsi fisik, saling neuromuskular untuk menahan
berhubungan seperti pada gambar berikut: segmen tubuh dalam posisi diam.
JENIS INTERVENSI TERAPI LATIHAN

 Keseimbangan: kemampuan untuk


mempertahankan atau menggerakkan
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

Saat melakukan intervensi latihan, keamanan Terapi yang memiliki tujuan awal mengobati
latihan juga harus diperhatikan. Keamanan penyakit, berubah menjadi mengobati
pasien adalah yang terpenting, meski begitu dampak dari penyakit yang menyebabkan
keamanan terapis juga harus disfungsi pada pasien.
dipertimbangkan. Karena hal tersebut, tarapis
MODEL FUNGSIONAL DAN
harus mempelajari biomekanik dan
DISABILITAS (DAHULU DAN
menggabungkannya denga perlindungan
SEKARANG)
swndi untuk menghindari cedera pada
terapis. Model awal hanya terdapat dua skema, yaitu
Nagi dan International Classification of
Keamanan pasien sangatlah penting. Oleh
Impairments, Disabilites, and Handicaps
karena itu ada beberapa hal yang harus
(ICIDH). Kemudian National Center for
diperhatikan, yaitu:
Medical Rehabilitation Research (NCMRR)
1. Riwayat kesehatan pasien menggabungkan antara konsep Nagi dan
2. Lingkungan tempat latihan dan ICIDH untuk mengembangkan modelnya.
peralatan yang akan digunakan
3. Keakuratan postur dan gerakan
pasien untuk menghindari cedera
pada pasien
Ketiga konsep diatas terlalu berfokus pada
4. Edukasi pasien mengenai tanda
penyakit dan gambaran mendis-biologis
kelelahan agar meminimalisir faktor
disabilitas dan kurang memperhatikan aspek
risiko.
lingkup fungsional manusia yang mencakup
5. Beri instruksi yang efektif atau secara
kebugaran pada individu dengan disabilitas.
jelas (ini dilakukan apabila pasien
Dan karena itu, WHO melakukan revisi
berlatih di rumah)
besar dan mengembangkan International
KLASIFIKASI STATUS KESEHATAN, Classification of Functioning, Disability, and
FUNGSIONAL, DAN DISABILITAS Health (ICF) yang berfungsi untuk
(EVOLUSI MODEL DAN ISTILAH mengklasikasikan dan menyandikan kondisi
TERKAIT) medis di seluruh dunia.
LATAR BELAKANG
Disabilitas merupakan istilah yang sering
digunakan pada model klasifikasi, merujuk
pada kondisi akut yang mengganggu
performa dasar serta kemampuan individu
untuk memenuhi fungsi yang dibutuhkan,
fungsi khusus, dan fungsi sosial yang
diharapkan. Pada proses disabilitas evolusi
dan aplikasi dalam pemberian perawatan
kesehatan adalah pemahaman tidak bersifat
satu arah, seorang terapis harus menanamkan ICF – gambaran model
pemikiran bahwa “proses ini tidak berarti
bahwa tidak dapat dicegah atau diubah”.
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

sangat penting sebagai perawatan dan


pelayanan efektif yang ditujukan untuk
pemulihan fungsional bermakna bagi pasien
dan keluarganya, orang terdekat lain, dan
pelaku rawat.

 ICF dibuat berdasarkan pandangan luas


terhadap kondisi kesehatan & kondisi
terkait Kesehatan. Terdiri 2 bagian Kondisi Kesehatan
dasar: (Kondisi Patologis/Patofisiologis)
1. Fungsional & Disabilitas, dibagi:
(1) Fungsi dan struktur tubuh  Kondisi kesehatan berdasar istilah
(2) Aktivitas dan Kemampuan kerangka ICF adalah penyakit,
2. Factor-faktor Kontekstual: gangguan, atau cedera akut atau kronis
(1) Factor Lingkungan yang memiliki dampak pada tingkat
(2) Factor Personal aktivitas seseorang.
 Fungsional: integritas fungsi &  Komponen pertama model kecacatan
struktur tubuh serta kemampuan u/ Nagi mengacu pada kondisi seperti
berpartisipasi dlm aktifitas kehidupan kondisi patologi
 Disabilitas: efek gangguan pada aktif/patologis/patofisiologi yg
fungsi dan/atau struktur tubuh, mengganggu homeostasis tubuh.
keterbatasan aktifitas, dan
keterbatasan kemampuan. Gangguan

 Gangguan fungsi fisiologis anatomis


dan fisiologis sel tubuh adalah
KOMPONEN MODEL FUNGSIONAL gambaran kesehatan seseorang.
DAN DISABILITAS SERTA APLIKASI  Gangguan yang diakibatkan oleh
DALAM FISIOTERAPI kondisi patologis akan mencatat
tanda dan gejala yang menunjukkan
Latar Belakang kelainan pada sistem gerak tubuh
organ atau jaringan.
Dulunya, profesi fisioterapi dikenal sebagai A. Jenis gangguan
pengetahuan dan aplikasi klinis yang  Pada model ICF, gangguan dibagi
diarahkan untuk menghilangkan atau menjadi
memperbaiki disabilitas. Karena itu, gangguan
pemahaman mengenai konsekuensi penyakit, fungsi tubuh
cedera, dan kelainan perkembangan yang dan struktur
dapat menimbulkan kecacatan serta cara tubuh.
mengurangi resiko disabilitas potensial
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

 Perawatan dan pelayanan fisioterapi dengan kata lain gangguan yang secara
yang memiliki gangguan fungsi: langsung berperan terhadap keterbatasan
(1) Musculoskeletal saat ini atau nanti dan keterbatasan dalam
(2) Neuromuscular kehidupan sehari-hari.
(3) Kardiovaskular/pulmonari Gangguan yang dapat menyebabkan pasien
(4) Integument mengalami kondisi kesehatan atau
 Sebagian besar gangguan pada gangguan sekunder juga harus
sistem ini diakibatkan oleh kelainan diidentifikasi.
fungsi fisiologis atau struktur Hal yang juga sangat penting bagi
anatomis dapatan atau bawaan. pelaksanaan diskusi secara efektif adalah
a. Gangguan fungsi tubuh & kebutuhan untuk menganalisa dan
struktur tubuh menentukan, atau setidaknya
 Beberapa gangguan struktur menyimpulkan dan tentu saja tidak
tubuh mudah terlihat selama mengabaikan, penyebab dasar gangguan
pemeriksaan fisioterapi fisik yang teridentifikasi pada fungsi tubuh
melalui visual. atau seluruh tubuh terutama terkait dengan
 Gangguan struktural lainnya gerakan yang terganggu.
harus diidentifikasi melalui Keterbatasan Aktifitas / Keterbatasan
berbagai teknik pencitraan, Fungsional
seperti pencitraan radiografi
untuk mengidentifikasi  Dalam bahasa ICF keterbatasan aktivitas
penyempitan ruang sendi terjadi ketika seseorang mengalami
akibat arthritis atau pencitraan kesulitan untuk melakukan atau tidak
resonansi magnetik mampu melakukan tugas atau aktivitas
b. Gangguan primer dan sekunder kehidupan sehari-hari.
 Gangguan dapat muncul  Keterbatasan fungsional yang dapat
langsung dari kondisi dianalogikan sebagai keterbatasan
kesehatan (gangguan aktivitas digambarkan dalam model
langsung/primer) atau hasil kegiatan Nagi sebagai kesulitan dalam
gangguan yang sudah ada fungsional yang terjadi pada tingkatan
sebelumnya (tidak langsung / individu yang utuh.
sekunder)  Nagi juga menyatakan bahwa
c. Gangguan gabungan keterbatasan personil disebabkan oleh
 Istilah gangguan gabungan gangguan yang berhubungan dengan
terkadang digunakan jika patologi aktif dan ditandai dengan
gangguan disebabkan oleh berkurangnya kemampuan seseorang
beberapa penyebab dasar dan untuk melakukan aktivitas satu
muncul dari kombinasi komponen tugas motorik secara efisien
gangguan primer atau atau normal.
sekunder.  Keterbatasan fungsional seseorang dapat
Kunci penting untuk penatalaksanaan bersifat fisik, social, atau psikologis.
masalah pasien efektif adalah dengan  Fokus terpenting fisioterapi adalah pada
mengenali gangguan fungsional terkait, penatalaksanaan keterbatasan fungsional
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

fisik sambil tetap memperhatikan masyrakat pada konsep dan lingkungan


kebutuhan seseorang secara utuh dan seseorang.
menyadari bahwa pengaruh sosial dan Disabilitas adalah istilah umum yang
psikologis juga dapat membatasi mencakup gangguan fungsi dana tau struktur
kemampuan fungsional seseorang. tubuh, keterbatasan aktivitas dan
A. Jenis keterbatasan aktivitas / keterbatasan kemampuan. Dalam ICF
keterbatasan fungsional penjelasan keterbatasan kemampuan
 Keterbatasan di area fungsional berfokus utama pada keterbatasan yang
fisik berhubungan dengan terkait dengan fungsional sosial. Pendekatan
performa tugas sensorimotorik – terhadap penatalaksanaan pasien yang
yaitu aktivitas tubuh total yang berfokus terhadap penatalaksanaan pasien
biasanya merupakan komponen yang terfokus mengembalikan atau
atau unsur aktivitas sehari-hari memperbaiki tingkat fungsional pasien dapat
(basic activities of daily living, mencegah atau mengurangi disabilitas
BADL) seperti mandi berpakaian sehingga berdapak positif terhadap kualitas
atau makan. hidup.
 Tugas yang lebih kompleks yang
dikenal sebagai aktivitas Pencegahan Disabilitas
instrumental kehidupan sehari-hari Persepsi disabilitas dapat diminimalkan jika
(instrumental activities of daily ROM fungsional dan kekuatan pasien dapat
living, IADL) seperti tugas kerja ditingkatkan dengan program latihan dan
keterampilan terkait pelajaran di peningkatan ROM serta kekuatan yang
sekolah kepada rumah tangga dan digabungkan ke dalam aktivitas fungsional
aktivitas rekreasi atau mobilitas di yang lebih menantang secara bertahap
masyarakat (mengemudi, Kategori pencegahan:
menggunakan transportasi umum). o Pencegahan primer : aktivtas seperti
promosi kesehatan yang dirancang untuk
mencegah penyakit pada populasi
berisiko
o Pencegahan sekunder : diagnosis dini
dan pengurangan keparahan terjadinya
penyakit serta gejala sisa
o Pencegahan tersier : penggunaan
rehabilitasi untuk membatasi
perkembangan disabilutas yang terjadi
dan meningkatkan aspek fungsional
pada individu dengan kondisi kesehatan
Keterbatasan kemampuan dan disabilitas
kronis yang tidak dapat sembuh.
Keterbatasan kemampuan mencakup Pasien dengan penyakit muskuloskletal atau
masalah yang berhubungan dengan neuromuscular kronis atau gangguan yang
pemenuhan tanggung jawab pribadi atau ditangani secara rutin oleh terapis termasuk
sosial dan kewajiban terhadap harapan dalam pencegahan disabillitas tersier.
Faktor Risiko
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

Faktor risiko adalah pengaruh atau Praktik berbasis bukti melibatkan kombinasi
karakteristik yang memberikan pengetahuan bukti dari studi penelitian yang
kecenderungan gangguan fungsional dan dirancang secara baik dengan keahlian klinisi
disabilitas potensial pada seseorang. serta nilai, tujuan, dan keadaan pasien
Proses praktik berbasis bukti melibatkan
langakah-langkah berikut:
1. Identifikasi masalah pasien dan ubah
menjadi pertanyaan spesifik
2. Cari literatur dan kumpulkan studi
ilmiah yang relevan secara klinis berisi
bukti yang berhubungan dengan
pertanyaan
3. Analisis bukti terkait secara kritis dan
PENATALAKSANAAN PASIEN DAN buat penilaian reflektik mengenai
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS: kualitas penelitian dan kemampuan
HUBUNGAN INTERAKTIF aplikasi informasi terhadap masalah
pasien yang ditemukan
Pengambilan Keputusan Klinis 4. Gabungkan penilaian bukti dengan
Untuk membantu proses pengambilan keahlian klinis dan pengalaman serta
keputusan dan meningkatkan perawatan keadaan khusus dan nilai pasien untuk
pasien dikembangkan alat clinial prediction membuat keputusan
rules (CPR). Beberapa aturan prediksi klinis 5. Gabungkan temuan dan keputusan ke
(CPR) mengandung faktur prediktif yang dalam penatalaksanaan pasien
membantu klinisi menetapkan diagonisis 6. Periksa hasil intervensi dan ajukan
spesifik atau meningkatkan akurasi pertanyaan lain jika perlu
prognosis. Meskipun terbatasnya waktu dalam tatanan
klinis, ketika menentukan strategi untuk
memecahkan masalah pasien yang kompleks
atau saat berinteraksi dengan pihak ketiga
untuk memberikan alasan terapi, terapis yang
cerdas memiliki tanggung jawab profesional
untuk mencari bukti yang mendukung
pemilihan dan penggunaan prosedur evaluasi
dan terapi yang spesifik
Mengakses bukti
Panduan praktik klinis berbasis bukti untuk
penatalaksanaan kondisi fisik spesifik atau
pengelompokan gangguan juga telah
dikembangkan, mencakup efektivitas relative
pada strategi dan prosedur terapi spesifik.
PRAKTIK BERBASIS BUKTI
Pandian praktik klinis telah dibuat baru-baru
Definisi dan penjelasan proses ini diterbitkan oleh Bagian Ortopedi APTA.
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

Panduan ini memberilan rekomendasi


berbasis bukti untuk penatalaksanaan
fisioterapi ortopedi pada sejumlah
gangguan/pengelompokan berbasis fungsi
yang didasari pada ICF. Jika artikel yang
berisi tinjuan sistematis literatur tentang
topik yang spesifik belum dipublikasian,
terapis perlu melakukan pencarian literatur
sendiri melalui jurnal.

MODEL PENATALAKSANAAN
PASIEN
Seperti yang telah dijelaskan dalam Guide to Pemeriksaan
Physical Therapist Practice, proses Pemeriksaan adalah proses sistematis yang
penatalaksanaan pasien memiliki 5 digunakan terapis untuk memperoleh
komponen dasar: informasi tentang masalah pasien dan alasan
1. Pemeriksaan komprehensif pasien datang ke fisioterapi. Selama
2. Evaluasi data yang dikumpulkan pengumpulan data awal, terapis memperoleh
3. Penentuan diagnosis berdasarkan informasi dari berbagai sumber lalu
gangguan struktur dan fungsi tubuh, menyaring informasi secara komprehensif
ketebatasan fungsional (keterbatasan dan melakukan pengujian diagnosis khusus.
aktivitas), dan disabilitas (keterbatasan Rujukan ke praktisi perawatan kesehatan
kemampuan) atau sumber lain diperlukan jika terapi
4. Penetapan prognosis dan rencana masalah yang ada tidak termasuk dalam
perawatan berdasarkan tujuam lingkup praktik fisioterapi.
beriorientasi pasien Pemeriksan berguna untuk menetapkan
5. Pelaksanaan intervensi yang tepat pengukuran dasa pada gangguan saat ini,
Seperti yang ditunjukkan model, proses defiensi fungsional dan kemampuan sebagai
pemeriksaan dan evaluasi ulang dilakukan di titik referensi untuk mengukur dan
setiap tahap penatalaksanaan pasien. mendokumentasikan hasil intervensi
Kemampuan untuk membuat keputusan dan teraupetik.
penilaian yang tepat waktu serta dapat
menyesuaikan hipotesis kerja yang Tiga unsur pemeriksaan komprehensif:
berkelanjutan membuat transisi pelaksanaan 1. Riwayat kesehatan pasien
ke fase berikutnya terjadi dalam cara yang 2. Tinjauan sistem yang berkaitan
efektif dan efisien. 3. Tes dan pengukuran khusus
Selama proses pemeriksaan, terapis mencari
jawaban atas susunan pertanyaan dan secata
bersamaan membuat rangkaian keputusan
klinis yang membentuk dan memandu
proses pemeriksaan.
A. Riwayat
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

 Pengertian: Riwayat adalah mekanisme pada persepsi keterbatasan dalam


yang digunakan terapis untuk fungsional sehari-hari/disabilitas.
memperoleh gambaran informasi saat c.
ini & dahulu (subjektif maupun objektif)
tentang kondisi pasien saat ini, serta
alasan pasien datang ke fisioterapi.
 Riwayat Kesehatan mencakup:
a. Penggunaan obat untuk berbagai
kondisi medis (mis; hipertensi,
gangguan pulmonari, dan depresi)
dan,
b. Riwayat bedah (mis; bedah
ortopedi, abdominal, dan
ginekologi) .
 Sumber informasi tentang riwayat pasien
mencakup:
a. Kuesioner riwayat Kesehatan
laporan mandiri yang diisi
sebelum/selama kunjungan awal
b. Wawacara dengan pasien, keluarga,
atau individu lain yang cukup
terlibat dalam perawatan pasien
c. Tinjauan rekam medis
d. Laporan dari sumber rujukan,
konsultan, atau anggota tim
perawatan Kesehatan lain.
 Riwayat kesehatan dapat berjumlah
banyak/terbatas, dan dapat mudah
Table 1.9 Jenis data
diakses/sulit untuk diakses. Selama
yang diperoleh
 Sebelum kontak awal dengan pasien,
pentingnya seorang fisioterapi meninjau wawancara, pertanyaan yang
Kembali informasi riwayat Kesehatan berhubungan dengan gejala harus
tersebut dapat membantu terapis menanyakan tentang lokasi,
memprioritaskan bentuk pertanyaan intensitas, gambaran dan faktor-
yang diajukan dan area yang faktor yang memicu
diselidiki selama wawancara dengan (memperburuk)/mengurangi gejala
pasien. Tujuan dari wawancara: dalam waktu 24 jam.
a. sangat penting untuk menentukan
perhatian utama pasien dan status B. Tinjauan sistem
fungsional – dahulu, sekarang, dan
 Pengertian: penyaringan sistem
yang diinginkan.
tubuh yang singkat tapi relevan.
b. Membanu terapis agar dapat melihat
Dilakukan selama wawancara pasien
dari sudut pandang si pasien, seperti
sebagai bagian dari proses
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

pemeriksaan setelah mengatur dan c. Serta menentukan antara


memprioritaskan data yang telah masalah yang tidak dapat
diperoleh dari riwayat Kesehatan. ditangani secara efektif oleh
 Sistem yang biasa disaring oleh intervensi fisioterapi. (shg
terapis: bisa dirujuk ke praktisi lain)
a. Sistem kardiovaskuler dan
pulmonari C. Tes dan pengukuran spesifik
b. Integumen  berguna untuk memberikan informasi
c. Musculoskeletal mendalam mengenai gangguan,
d. neuromuskular keterbatasan aktifitas, keterbatasan
e. dan juga Sis. Gastrointestinal kemampuan/disabilitas.
dan genitourinary (bila  Data yang dihasilkan dari tes
relevan) definitive ini yaitu cara terapis
 Proses penyaringan ini memberikan memastikan kemungkinan penyebab
gambaran umum tentang: dasar gangguan dan defisiensi
a. Kognisi fungsional pasien.
b. Komunikasi  Jika terapi mulai diberikan, maka
c. Dan respon sosial/emosional terapis mendapatkan hasil dari tes
pasien dan pengukuran spesifik ini yang
disebut hasil objekif
 Panduan tes dan pengukuran spesifik:

 Tujuan penyaringan tiap-tiap sistem


ini yaitu, untuk mengidentifikasi
kelainan/defisiensi yang
memerlukan pengujian lebih
lanjut/lebih spesifik oleh terapis
atau prakisi Kesehatan lain.
 Fungsi tinjauan sistem yaitu,
a. untuk mengidentifikasi
gejala pasien yang mungkin
terlewatkan selam  Tes dan pengukuran khusus
penyelidikan gejala utama mencakup, tapi tidak terbatas pada:
pasien yang mendorong a. Asesmen nyeri
kunjungan awal untuk terapi. b. Tes goniometri dan
b. Memungkinkan terapis untuk fleksibilitas
mulai membuat keputusan c. Tes mobilitas, stabilitas, dan
tentang kemungkinan integritas sendi (tes ligament)
penyebab gangguan dan d. Tes performa otot
defisiensi fungsional e. Analisis postur
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

f. Asessmen keseimbangan, c. Luas gangguan struktur &


propiosepsi, control fungsional sistem tubuh serta
neuromuscular dampak pada kemampuan
g. Analisis gaya berjalan fungsional
h. Asesmen alat bantu, adaptif, d. Gangguan yang berhubungan
atau ortotik dengan keterbatasan aktivitas
 Tidak hanya tes khusus, tetapi juga e. Tingkat fungsional
harus menyertakan instrument yang keseluruhan pasien saat ini
berguna untuk mngukur tingkat dibandingkan dengan
keterbatasan aktifitas, kemampuan, kemampuan fungsional yang
dan disabilitas secara spesifik yang diinginkan o/ pasien
disebut Ukuran hasil fungsional f. Dampak disfungsi fisik pada
(alat2 ini dirancang untuk fungsi sosial/emosional
menunjukan dampak kondisi g. Dampak lingkungan fisik
Kesehatan pasien dan gangguan apa pada fungsional pasien
yang terjadi pada kemampuan h. Sistem dukungan social
fungsional serta kualitas hidupnya. pasien & dampaknya pada
 Beberapa format prosedur fungsi saat ini, yang
tes fungsional & instrument: diinginkan, dan fungsi
1. Melalui laporan mandiri potensial.
(o/ pasien/keluarga)  Berikut panduan pertanyaan yg
2. Pengamatan dan berguna memberikan dasar untuk
peningkatan performa memastikan diagnosis dan prognosis
pasien serta membentuk rencana perawatan
yang efektif:
D. Evaluasi
 Pengertian: adalah proses yang
ditandai dengan interpretasi data yang
dikumpulkan
 Prosesnya melibatkan analisis dan
penggabungan informasi untuk
membentuk opini melalui
serangkaian keputusan klinis yang
hati-hati.
 Dengan mengambil dan memilah data
subjektif dan objektif, terapis harus
mampu menentukan:
a. Status Kesehatan umum
pasien dan dampaknya pada
ufngsi saat ini dan fungsi
potensial Diagnosis
b. Ketajamaan/kronisitas & Istilah diagnosis dibagi 2 cara – dapat
keparahan kondisi saat ini merujuk pada proses ataupun kategori
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

(label) dalam sistem klasifikasi. Diagnosis penyakit/gangguan


adalah elemen penting pada penatalaksanaan Kesehatan.
pasien karena mengarahkan prognosis  Dokter → mengidentifikasi
(mencakup rencana perawatan) dan penyakit
intervensi fisioterapi. b. Kategori diagnostik
 Atau klasifikasi klinis adalah
a. Proses diagnostik
pengelompokan yang
 adalah rangkaian tindakan
mengidentifikasi dan
dan keputusan kompleks yg
menggambarkan pola atau
dimulai dengan:
kelompok temuan fisik.
1. Pengumpulan
 Didalam setiap sistem tubuh
data
terdapat sejumlah kategori
(pemeriksaan)
diagnostic berbasis luas yg
2. Analisa &
disebut gangguan primer
interpretasi
dan berdasarkan kelompok
data relevan
gangguan umum yg
yang
ditunjukan o/ pasien.
dikumpulkan
 Klasifikasi diagnostic
→ mengarah
berdasar gangguan:
ke pembuatan
hipotesis kerja
(evaluasi), dan
3. Organisasi
data,
pengenalan
kelompok data
(pola temuan)

pembentukan
hipotesis
diagnostic →
dan
selanjutnya
klasifikasi data Prognosis & rencana perawatan
ke dalam
kategori Adalah perkiraan tingkat fungsional
(diagnosis pasien optimal yang diharapkan sebagai hasil
berdasar rencana u/ terapi selama episode perawatan
gangguan) dan lama perkiraan waktu yg diperlukan u/
 Fisioterapi → mencapai hasil fungsional tertentu.
mengelompokkan disfungsi  Faktor yg memengaruhi prognosis &
melalui proses diagnostik yg hasil fungsional pasien:
berfokus pada
konsekuensi/efek
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

 Frekuensi & durasi intervensi yg


diusulkan
 Rencana pemberhentian terapi
spesifik
b. Pengaturan tujuan & hasil dalam
rencana perawatan
 Tujuan & hasil yg diinginkan yg
didokumentasikan di dalam rencana
 Ketepatan prognosis sebagian perawatan harus berfokus pada pasien
dipengaruhi oleh kemampuan shg tujuan dan hasil harus bermakna
pengambilan keputusan klinis terapis bagi pasien.
berdasar: o Tujuan → diarahkan pada
o Pengetahuan ttg kondisi pengurangan/eliminasi tanda &
Kesehatan terkini & gejala fisik pada patologi serta
intervensi bedah pasien serta gangguan fungsi maupun struktur
riwayat penyakit/gangguan tubuh yg dpt membatasi
terdahulu o Hasil → berhubungan dengan
o Pengetahuan ttg proses & perbaikan defisiensi fungsional
jangka waktu penyembuhan & keterbatan kemampuan hingga
jaringan sebaik mungkin disertai dengan
o Pengalaman menangani pencapaian tingkat fungsional,
Kesehatan umum, dan kepuasann
pasien dengan prosedur
pasien se optimal mungkin.
bedah, kondisi patologis,
 Beberapa pertanyaan kunci kepada
gangguan, dan defisiensi
pasien:
fungsional serupa
o Pengetahuan tentang efikasi
tes & pengukuran yg
dilakukan, akurasi temuan,
dan efektivitas intervensi
fisioterapi

a. Rencana perawatan
Rencana perawatan, komponen
integral pada prognosis
menggambarkan hal berikut:
 Tujuan yg diberikan
 Hasil fungsional yg diinginkan
(bermakna, bermanfaat, dapat
dipertahankan, dapat diukur)  Aspek integral pengatuan tujuan &
 Tingkat kemajuan yg diperkirakan hasil yg efektif adalah
dan lama waktu yg dibutuhkan o menjelaskan kepada pasien
 Intervensi spesifik hubungan antara kondisi
Kesehatan & gangguan yg ada
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

dengan keterbatasan fungsional kualitas hidup Kesehatan pasien,


dan kemampuan pasien serta alas tidak hanya intervensi terapi
an menggunakan intervensi latihan yg dilakukan untuk
tertentu. mengurangi keterbatasan tsb,
o Menentukan tujuan jangka tetapi bila memungkinkan
pendeng dan Panjang dengan latihan harus berupa tugas
pasien spesifik (pola Gerakan
latihannya di sesuaikan dengan
aktivitas fungsional yg
Intervensi
diinginkan pasien).
Komponen penatalaksanaan pasien  Cara lain yg lebih efektif adalah
adalah semua interaksi terapis bertujuan dengan memasukkan aktivitas
tertentu yg memiliki hubungan langsung fungsional yg aman tetapi lebih
dengan perawatan pasien. menantang secara progresif yg
meningkatkan pada kekuatan,
Ada 3 area intervensi luas:
daya tahan, mobilitas ke dalam
a. Koordinasi, komunikasi,
rutinitas harian pasien sedini
dan dokumentasi
mungkin pada program terapi.
b. Interensi prosedural
 Penggunaan intervensi
c. Instruksi terkait pasien
procedural yg efektif harus
Tiap-tiap area tsb sangat penting pada
mencakup penentuan intensitas,
fase intervensi penatalaksanaan
frekuensi, dan durasi yg sesuai
pasien.
pada masing-masing intervensi &
a. Koordinasi, komunikasi, dan
pemeriksaan ulang berkala pada
dokumentasi
respon pasien terhadap
 Aspek intervensi ini meliputi
intervensi.
banyak tugas administrative
c. Instruksi terkait pasien
pasien & tanggung jawab  Terapis mengedukasi pasien
professional. untuk aktif dalam proses
 Seperti menulis laporan rehabilitasi agar dapat
(evaluasi, rencana perawatan, mengurangi impairment dan
ringkasan pemberhentian terapi); kekurangan fungsional mereka.
merancang program Latihan  Terapis mengedukasi pasien
tentang informasi seperti
rumah; menyimpan catatan;
keterkaitan patologi dan
menghubungi pembayar pihak impairment serta keterbatasan
ketiga, dll. dalam beraktivitas atau
b. Intervensi prosedural menjelaskan tujuan spesifik dari
 Berkaitan dengan prosedur intervensi yg diberikan.
spesifik yg digunakan selama  Instruksi dapat diartikan sebagai
pengganti pengawasan langsung
terapi, spt terapi Latihan,
dari program exercise.
pelatihan fungsional, atau,  Terapis harus menjadi pendidik
modalitas penyerta. (educator) yang mengerti proses
 Untuk mengurangi keterbatasan pembelajaran (process of
fungsional & meningkatkan learning) dan mengetahui gaya
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

belajar pasien supaya bisa tepat, rujukan ke sumber


memberi metode yang paling daya masyarakat, atau
cocok dan efektif. pemberian ulang pelayanan
Hasil (outcomes) fisioterapi (tergantung
a. Hasil fungsional (functional kebutuhan pasien dan jika
outcomes) disetujui).
 Harus bermakna, praktis, dan
berkelanjutan (meaningful,
practical, sustainable)
o Bermakna: mempengaruhi
kemampuan pasien untuk
berguna (to function) di
tempat kerja, rumah, atau
komunitas.
o Praktis: tercapainya
peningkatan/perbaikan
(improvement) fungsi yang
efisien dan hemat biaya.
o Berkelanjutan :
improvement fungsi yang
dipertahankan dari waktu ke
waktu setelah beakhirnya
program treatment. Strategi untuk Latihan Efektif dan
b. Hasil pengukuran (measuring Instruksi Tugas yang Spesifik
outcomes)
 Pengukuran dilakukan pada Dirancang untuk membantu pasien
gangguan serta tingkat mempelajari pasien mempelajari program
fungsional fisik dan disabilitas exercise di bawah pengawasan terapis lalu
pasien. melaksanakannya mandiri selama periode
 Tes dan pengukuran spesifik waktu yg diperlukan.
berfokus pada gangguan
 ROM, performa otot, PERSIAPAN INSTRUKSI EXERCISE
mobilitas/stabilitas sendi,  Terapis harus memiliki rencana
keseimbangan pembelajaran sebelum dan selama
a) Dampak intervensi pada hasil intervensi exercise.
fungsional terkait pasien  Instruksi menjadi efektif bila
b) Rencana pemberhentian terapi menyesuaikan dengan gaya belajar
(discharge planning) pasien.
 Berbeda dari pemutusan  Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat
pelayanan. membantu terapis untuk merumuskan
 Perencanaan dimulai pada strategi:
awal proses rehabilitasi. o Apakah pasien percaya
 Ditentukan dari hasil exercise akan mengurangi
asesmen yang dilakukan gejala atau meningkatkan
terus-menerus. fungsional?
 Pemberhentian dilakukan o Apakah pasien khawatir
juga tujuan dan hasil yang exercise akan terasa tidak
diinginkan telah tercapai. nyaman?
 Mencakup jenis program o Apakah pasien terbiasa
rumah, tindak lanjut yg melakukan exercise teratur?
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

o Program exercise perlu o Melibatkan gerakan berulang tidak


dirancang agar exercise yang terputus.
paling mudah diajarkan di o Tidak memiliki awal dan akhir
awal. yang nyata.
o Berjalan, naik turun tangga,
KONSEP PEMBELAJARAN bersepeda.
MOTORIK: DASAR UNTUK
EXERCISE DAN INSTRUKSI TUGAS Kondisi dan peningkatan tugas motorik
SPESIFIK  Taksonomi tugas motorik berguna untuk
memahami kondisi untuk melakukan
 Pembelajaran motorik : melibatkan tugas motorik sederhana hingga
akuisisi dan ingatan pada gerakan atau kompleks. (figure 1.8)
tugas melalui exercise.  Taksonomi digunakan untuk analisis
 Memodifikasi pengaturan dan proses karakteristik tugas fungsional dalam
informasi sensorik dalam SSP. konteks kondisi tugas.
 Harus diukur dengan pengamatan dan  Taksonomi memberi kerangka kerja
analisis cara individu melakukan suatu pada struktur sesi terapi individual untuk
keterampilan. meningkatkan kesulitan tugas motorik
 Harus dilakukan pada program exercise sepanjang program latihan fungsional.
dan exercise fungsional agar efektif.
 Performa motorik : melibatkan akuisisi
kemampuan untuk melakukan
ketrampilan.

Tipe/Jenis tugas motorik


 Discrete (diskret)
o Melibatkan kerja atau gerakan
dengan awal dan akhir yang dapat
dikenali.
o Mengisolasi dan mengkontraksi a. Lingkungan
keleompok otot spesifik tertutup atau terbuka
o Misal: exercise quadriceps setting
o Menggenggam objek, push-up,
menendang bola.
o Mengangkat dan menurunkan
beban, manuver peregangan
mandiri.
 Serial (berseri)
o Serangkaian gerakan diskret
yang dikombinasikan dalam
urutan tertentu.
o Misal: prosedur untuk makan
 Lingkungan tertutup :
dengan garpu, melakukan o Ketika benda di sekitar pasien.
transfer dari kursi roda, o Permukaan tempat tugas
o Memerlukan pengaturan
dilakukan tidak bergerak.
waktu yang tepaat antar tiap o Perhatian pasien dapat
segmen tugas.
difokuskan pada pelaksanaan
 Continuous (terus menerus)
tugas.
o Contoh tugas :
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

 Minum atau makan o Misal :


sambil duduk di kursi  Berlatih teknik
sambil mempertahankan mengangkat yang aman
trunk tetap tegak. menggunakan kotak
 Berdiri depan wastafel dengan dimensi dan
sambil mencuci tangan berat yang sama.
atau menyisir rambut.  Berlatih tugas berdiri
 Berjalan di lorong kosong dan duduk hanya dari
atau sebuah ruangan yang kursi dengan tinggi atau
letak perabotannya jenis yang sama.
konsisten.  Berjalan pada satu jenis
 Lingkungan terbuka : permukaan.
o Objek atau orang-orangnya  Tidak ada variabel
bergerak. antar-percobaan :
o Permukaan penopangnya  Tuntutan berubah
tidak stabil selama melakukan dari satu upaya
tugas.  Repetisi tugas ke
o Contoh tugas : upaya
 Mempertahankan  Repetisi tugas lain
keseimbangan duduk atau  Pasien harus terus
berdiri di atas permukaan mengawasi
yg bergerak. perubahan secara
 Berdiri di dalam kereta terus menerus.
atau bus yang bergerak.  Pasien harus
 Naik atau turun tangga di beadaptasi
tangga yang ramai. menggunakan
 Menyebrang jalan di berbagai strategi
persimpangan yang gerakan untuk
ramai. menyelesaikan
 Mengembalikan servis tugas.
pada permainan tenis atau  Misal :
voli. o Mengangkat
 Pasien harus dan membawa
memperkirakan kecepatan benda dengan
dan arah gerakan orang ukuran dan
atau benda lain di berat yang
lingkungan tsb. berbeda.
 Pasien menyesuaikan o Menaiki tangga
postur atau keseimbangan dengan
saat permukaan penopang ketinggian
(support) bergerak. berbeda.
b. Variabel antar-percobaan di o Berjalan di atas
lingkungan: ada atau tidak
medan yang
 Ada variabel antar-percobaan :
bervairasi.
o Lingkungan konstan atau
c. Kestabilan
tidak berubah. tubuh atau pemindahan tubuh
o Kondisi lingkungan dapat  Tugas melibatkan
diperkirakan. mempertahankan tubuh dalam
o Pasien dapat melakukan dua posisi stabil (stasioner) / postur
tugas sekaligus.
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

tegak (terutama bila di lingkungan


tertutup) = tugas sederhana.
 Tugas memerlukan pasien
berpindah dan melakukan transfer
berjalan, melompat, memanjat =
tugas kompleks.
 Tugas pemindahan tubuh di
lingkungan terbuka + variabilitas
antar-percobaan = tugas lebih
kompleks dan menantang.
d. Manipulasi
benda -- ada atau tidak ada
 Tugas tanpa memanipulasi benda
= kurang kompleks daripada yg
perlu manipulasi.
 Misal :
o Membawa secangkir kopi
tanpa menumpahkannya saat
di rumah sendirian. (daripada
berjalan dengan tangan
kosong)
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

TAHAPAN PEMBELAJARAN Instruksi lisan juga bisa menjadi


MOTORIK fasilitas jika disampaikan dengan
baik dan ringkas.
1. Tahap kognitif: pada tahapan ini,
b. Latihan
pasien perlu mengetahui komponen
Latihan merupakan salah satu
dan urutan Gerakan terampil. Pada
komponen khusus dalam
tahap ini performa tugas motorik
pembelajaran motoric. Jumlah, jenis
harus benar agar maksimal, Sehingga
dan variabilitas Latihan
pasien harus fokus pada Latihan.
mempengaruhi tingkat perolehan dan
2. Tahap Asosiatif: pada tahapan ini,
hambatan keterampilan secara
pembelajaran berfokus untuk
langsung. Semakin sering pasien
menghasilkan Gerakan yang
melakukan Latihan motorik, maka
konsisten dan efisien serta
Latihan akan semakin cepat
memperbaiki waktu Gerakan dan
dipahami. Jenis strategi Latihan yang
jarak perpindahan gerakan. Pasien
dipilih juga memiliki dampak
juga dapat memodifikasi Gerakan
signifikan yang dapat dipraktikan
agar dapat memperbaiki masalah
menjadi beberapa bagian, yaitu:
yang ada dengan cara memecahkan
(1) Latihan Sebagian
masalah sendiri.
dibandingkan Latihan secara
3. Tahap Autonom: Gerakan otomatis
utuh
pada akhir Gerakan yang tidak harus
 Latihan Sebagian. Tugas
berfokus pada Latihan. Pasien dapat
dibagi menjadi bagian
menyesuaikan dirinya dengan
terpisah menjadi komponen
tuntunan tugas dan kondisi
individual dan komponen
lingkungan. Kebanyakan pasien
kombinasi.
berhenti pada tahap ini kecuali, jika
 Latihan secara utuh.
pasien mengalami kekambuhan atau
Seluruh tugas dilakukan
gejala lain.
dari awal sampai akhir dan
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI tidak dilatih dalam segmen
PEMBELAJARAN MOTORIK terpisah.
(2) Latihan urutan tertutup,
a. Pertimbangan Sebelum Latihan
Acak, dan Acak/Tertutup
Pada variabel ini, pasien harus
 Latihan urutan tertutup.
memiliki pemahaman mengenai
Latihan dilakukan secara
tujuan atau tugas, minat pada tugas,
berulang dan dalam kondisi
pengaruh perolehan Latihan, dan
yang sama dengan urutan
hambatan keterampilan. Pasien juga
yang dapat diperkirakan.
harus perhatian terhadap tugas yang
diberikan sehingga dapat fokus pada  Latihan urutan acak.
keterampilan yang harus dipelajari. Terdapat variasi pada
Beberapa kasus membuktikan bahwa Latihan dan urutan yang
perhatian terhadap Latihan dapat tidak diperkirakan.
meningkatkan hasil dari Latihan yang  Latihan urutan
dijalankan. Selain itu, Demonstrasi acak/tertutup. Terdapat
tugas sebelum melakukan pelatihan Gerakan yang bervariasi
juga sangatlah penting karena pasien tetapi dengan urutan yang
dapat mengikuti instruksi lebih baik. diperkirakan.
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)

(3) Latihan Fisik Dibandingkan meningkatkan motivasi pasien, Disiplin


Latihan Mental diri, perhatian, ingatan serta kemauan
 Latihan fisik. Gerakan pasien juga menjadi aspek penting. Selain
Latihan atau fungsional itu, usia dan jenis kelamin pasien juga
benar benar dilakukan dapat mempengaruhi program Latihan
 Latihan mental. Latihan dan akses pasien ke sumber informasi.
kognitif atau Latihan yang 2. Faktor terkait pada kondisi Kesehatan
dilakukan dengan Ketajaman, kronisitas, keparahan,
visualisasi atau instruksi atau stabilitas pada kondisi Kesehatan
yang ringkas. primer dan gangguan terkait adanya
c. Umpan balik komorbiditas juga dapat mempengaruhi
(1) Umpan balik intrinsik: kepatuhan pasien saat berlatih. Nyeri
melekat pada Gerakan dan tentu menjadi penghalang utama, maka
terjadi secara alami atau setelah dari itu rasa nyeri harus diminimalisir saat
Latihan dilakukan. Umpan Latihan.
balik intrinsik menunjukkan 3. Variabel terkait program
hasil tentang kualitas Gerakan
Strategi untuk meningkatkan kepatuhan
selama Latihan. Contohnya
seperti isyarat sensorik yang
1. Mencari tahu dan mencoba menghargai
berhubungan pada
keyakinan pasien tentang Latihan.
penatalaksanaan tugas motorik.
2. Edukasi pasien mengenai keuntungan
(2) Umpan balik augmentasi: yang diperoleh jika melakukan pelatihan.
pada umpan balik ini terapis3. Jelaskan mengenai program Latihan dan
memiliki control terhadap jenis,
aktivitas fungsional.
waktu, dam frekuensi pada tiap
4. Perbolehkan atau anjurkan pasien untuk
Latihan yang diterima pasien. memberikan masukan tentang Latihan
Umpan balik ini berguna untuk yang telah dijalankan.
memberitahu kualitas performa
5. Buat program Latihan sesingkat mungkin.
dan kualitas hasil tugas. 6. Sarankan pasien untuk menggabungkan
Biasanya berasal dari suatu orientasi fungsional dengan Gerakan
sumber mekanik atau orang sehari- hari.
lain. 7. Minta pasien membuat catatan Latihan.
KEPATUHAN TERHADAP 8. Tunjukkan kemajuan pasien.
PELATIHAN Ketahui hambatan terhadap kepatuhan
Instruksi yang efektif untuk program Latihan (keterbatasan waktu, ketidak nyamanan saat
harus menyertaka metode kepatuhan. Hal ini Latihan, atau terbatasnya alat yang
cukup sulit jika pasien tidak terbiasa dengan digunakan) kemudian sarankan untuk
memodifikasi Gerakan.
olahraga teratur. Oleh karena itu, dibawah ini
akan dijelaskan mengenai factor yang
mempengaruhi kepatuhan terhadap program
Latihan.
1. Faktor terkait pasien
Sebagai terapis, kita harus
mengetahui konsidi Kesehatan, gangguan,
atau program Latihan untuk

Anda mungkin juga menyukai