Saat melakukan intervensi latihan, keamanan Terapi yang memiliki tujuan awal mengobati
latihan juga harus diperhatikan. Keamanan penyakit, berubah menjadi mengobati
pasien adalah yang terpenting, meski begitu dampak dari penyakit yang menyebabkan
keamanan terapis juga harus disfungsi pada pasien.
dipertimbangkan. Karena hal tersebut, tarapis
MODEL FUNGSIONAL DAN
harus mempelajari biomekanik dan
DISABILITAS (DAHULU DAN
menggabungkannya denga perlindungan
SEKARANG)
swndi untuk menghindari cedera pada
terapis. Model awal hanya terdapat dua skema, yaitu
Nagi dan International Classification of
Keamanan pasien sangatlah penting. Oleh
Impairments, Disabilites, and Handicaps
karena itu ada beberapa hal yang harus
(ICIDH). Kemudian National Center for
diperhatikan, yaitu:
Medical Rehabilitation Research (NCMRR)
1. Riwayat kesehatan pasien menggabungkan antara konsep Nagi dan
2. Lingkungan tempat latihan dan ICIDH untuk mengembangkan modelnya.
peralatan yang akan digunakan
3. Keakuratan postur dan gerakan
pasien untuk menghindari cedera
pada pasien
Ketiga konsep diatas terlalu berfokus pada
4. Edukasi pasien mengenai tanda
penyakit dan gambaran mendis-biologis
kelelahan agar meminimalisir faktor
disabilitas dan kurang memperhatikan aspek
risiko.
lingkup fungsional manusia yang mencakup
5. Beri instruksi yang efektif atau secara
kebugaran pada individu dengan disabilitas.
jelas (ini dilakukan apabila pasien
Dan karena itu, WHO melakukan revisi
berlatih di rumah)
besar dan mengembangkan International
KLASIFIKASI STATUS KESEHATAN, Classification of Functioning, Disability, and
FUNGSIONAL, DAN DISABILITAS Health (ICF) yang berfungsi untuk
(EVOLUSI MODEL DAN ISTILAH mengklasikasikan dan menyandikan kondisi
TERKAIT) medis di seluruh dunia.
LATAR BELAKANG
Disabilitas merupakan istilah yang sering
digunakan pada model klasifikasi, merujuk
pada kondisi akut yang mengganggu
performa dasar serta kemampuan individu
untuk memenuhi fungsi yang dibutuhkan,
fungsi khusus, dan fungsi sosial yang
diharapkan. Pada proses disabilitas evolusi
dan aplikasi dalam pemberian perawatan
kesehatan adalah pemahaman tidak bersifat
satu arah, seorang terapis harus menanamkan ICF – gambaran model
pemikiran bahwa “proses ini tidak berarti
bahwa tidak dapat dicegah atau diubah”.
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)
Perawatan dan pelayanan fisioterapi dengan kata lain gangguan yang secara
yang memiliki gangguan fungsi: langsung berperan terhadap keterbatasan
(1) Musculoskeletal saat ini atau nanti dan keterbatasan dalam
(2) Neuromuscular kehidupan sehari-hari.
(3) Kardiovaskular/pulmonari Gangguan yang dapat menyebabkan pasien
(4) Integument mengalami kondisi kesehatan atau
Sebagian besar gangguan pada gangguan sekunder juga harus
sistem ini diakibatkan oleh kelainan diidentifikasi.
fungsi fisiologis atau struktur Hal yang juga sangat penting bagi
anatomis dapatan atau bawaan. pelaksanaan diskusi secara efektif adalah
a. Gangguan fungsi tubuh & kebutuhan untuk menganalisa dan
struktur tubuh menentukan, atau setidaknya
Beberapa gangguan struktur menyimpulkan dan tentu saja tidak
tubuh mudah terlihat selama mengabaikan, penyebab dasar gangguan
pemeriksaan fisioterapi fisik yang teridentifikasi pada fungsi tubuh
melalui visual. atau seluruh tubuh terutama terkait dengan
Gangguan struktural lainnya gerakan yang terganggu.
harus diidentifikasi melalui Keterbatasan Aktifitas / Keterbatasan
berbagai teknik pencitraan, Fungsional
seperti pencitraan radiografi
untuk mengidentifikasi Dalam bahasa ICF keterbatasan aktivitas
penyempitan ruang sendi terjadi ketika seseorang mengalami
akibat arthritis atau pencitraan kesulitan untuk melakukan atau tidak
resonansi magnetik mampu melakukan tugas atau aktivitas
b. Gangguan primer dan sekunder kehidupan sehari-hari.
Gangguan dapat muncul Keterbatasan fungsional yang dapat
langsung dari kondisi dianalogikan sebagai keterbatasan
kesehatan (gangguan aktivitas digambarkan dalam model
langsung/primer) atau hasil kegiatan Nagi sebagai kesulitan dalam
gangguan yang sudah ada fungsional yang terjadi pada tingkatan
sebelumnya (tidak langsung / individu yang utuh.
sekunder) Nagi juga menyatakan bahwa
c. Gangguan gabungan keterbatasan personil disebabkan oleh
Istilah gangguan gabungan gangguan yang berhubungan dengan
terkadang digunakan jika patologi aktif dan ditandai dengan
gangguan disebabkan oleh berkurangnya kemampuan seseorang
beberapa penyebab dasar dan untuk melakukan aktivitas satu
muncul dari kombinasi komponen tugas motorik secara efisien
gangguan primer atau atau normal.
sekunder. Keterbatasan fungsional seseorang dapat
Kunci penting untuk penatalaksanaan bersifat fisik, social, atau psikologis.
masalah pasien efektif adalah dengan Fokus terpenting fisioterapi adalah pada
mengenali gangguan fungsional terkait, penatalaksanaan keterbatasan fungsional
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)
Faktor risiko adalah pengaruh atau Praktik berbasis bukti melibatkan kombinasi
karakteristik yang memberikan pengetahuan bukti dari studi penelitian yang
kecenderungan gangguan fungsional dan dirancang secara baik dengan keahlian klinisi
disabilitas potensial pada seseorang. serta nilai, tujuan, dan keadaan pasien
Proses praktik berbasis bukti melibatkan
langakah-langkah berikut:
1. Identifikasi masalah pasien dan ubah
menjadi pertanyaan spesifik
2. Cari literatur dan kumpulkan studi
ilmiah yang relevan secara klinis berisi
bukti yang berhubungan dengan
pertanyaan
3. Analisis bukti terkait secara kritis dan
PENATALAKSANAAN PASIEN DAN buat penilaian reflektik mengenai
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS: kualitas penelitian dan kemampuan
HUBUNGAN INTERAKTIF aplikasi informasi terhadap masalah
pasien yang ditemukan
Pengambilan Keputusan Klinis 4. Gabungkan penilaian bukti dengan
Untuk membantu proses pengambilan keahlian klinis dan pengalaman serta
keputusan dan meningkatkan perawatan keadaan khusus dan nilai pasien untuk
pasien dikembangkan alat clinial prediction membuat keputusan
rules (CPR). Beberapa aturan prediksi klinis 5. Gabungkan temuan dan keputusan ke
(CPR) mengandung faktur prediktif yang dalam penatalaksanaan pasien
membantu klinisi menetapkan diagonisis 6. Periksa hasil intervensi dan ajukan
spesifik atau meningkatkan akurasi pertanyaan lain jika perlu
prognosis. Meskipun terbatasnya waktu dalam tatanan
klinis, ketika menentukan strategi untuk
memecahkan masalah pasien yang kompleks
atau saat berinteraksi dengan pihak ketiga
untuk memberikan alasan terapi, terapis yang
cerdas memiliki tanggung jawab profesional
untuk mencari bukti yang mendukung
pemilihan dan penggunaan prosedur evaluasi
dan terapi yang spesifik
Mengakses bukti
Panduan praktik klinis berbasis bukti untuk
penatalaksanaan kondisi fisik spesifik atau
pengelompokan gangguan juga telah
dikembangkan, mencakup efektivitas relative
pada strategi dan prosedur terapi spesifik.
PRAKTIK BERBASIS BUKTI
Pandian praktik klinis telah dibuat baru-baru
Definisi dan penjelasan proses ini diterbitkan oleh Bagian Ortopedi APTA.
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)
MODEL PENATALAKSANAAN
PASIEN
Seperti yang telah dijelaskan dalam Guide to Pemeriksaan
Physical Therapist Practice, proses Pemeriksaan adalah proses sistematis yang
penatalaksanaan pasien memiliki 5 digunakan terapis untuk memperoleh
komponen dasar: informasi tentang masalah pasien dan alasan
1. Pemeriksaan komprehensif pasien datang ke fisioterapi. Selama
2. Evaluasi data yang dikumpulkan pengumpulan data awal, terapis memperoleh
3. Penentuan diagnosis berdasarkan informasi dari berbagai sumber lalu
gangguan struktur dan fungsi tubuh, menyaring informasi secara komprehensif
ketebatasan fungsional (keterbatasan dan melakukan pengujian diagnosis khusus.
aktivitas), dan disabilitas (keterbatasan Rujukan ke praktisi perawatan kesehatan
kemampuan) atau sumber lain diperlukan jika terapi
4. Penetapan prognosis dan rencana masalah yang ada tidak termasuk dalam
perawatan berdasarkan tujuam lingkup praktik fisioterapi.
beriorientasi pasien Pemeriksan berguna untuk menetapkan
5. Pelaksanaan intervensi yang tepat pengukuran dasa pada gangguan saat ini,
Seperti yang ditunjukkan model, proses defiensi fungsional dan kemampuan sebagai
pemeriksaan dan evaluasi ulang dilakukan di titik referensi untuk mengukur dan
setiap tahap penatalaksanaan pasien. mendokumentasikan hasil intervensi
Kemampuan untuk membuat keputusan dan teraupetik.
penilaian yang tepat waktu serta dapat
menyesuaikan hipotesis kerja yang Tiga unsur pemeriksaan komprehensif:
berkelanjutan membuat transisi pelaksanaan 1. Riwayat kesehatan pasien
ke fase berikutnya terjadi dalam cara yang 2. Tinjauan sistem yang berkaitan
efektif dan efisien. 3. Tes dan pengukuran khusus
Selama proses pemeriksaan, terapis mencari
jawaban atas susunan pertanyaan dan secata
bersamaan membuat rangkaian keputusan
klinis yang membentuk dan memandu
proses pemeriksaan.
A. Riwayat
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)
a. Rencana perawatan
Rencana perawatan, komponen
integral pada prognosis
menggambarkan hal berikut:
Tujuan yg diberikan
Hasil fungsional yg diinginkan
(bermakna, bermanfaat, dapat
dipertahankan, dapat diukur) Aspek integral pengatuan tujuan &
Tingkat kemajuan yg diperkirakan hasil yg efektif adalah
dan lama waktu yg dibutuhkan o menjelaskan kepada pasien
Intervensi spesifik hubungan antara kondisi
Kesehatan & gangguan yg ada
DHIRA RAHMA FADILA (1906309371)