Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM PERAGAAN PERALATAN PRODUKSI


WELL COMPLETION

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALDI PRIAMBODO


NIM : 113160052
PLUG :K

STUDIO PERAGAAN PERALATAN PRODUKSI


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM PERAGAAN PERALATAN PRODUKSI
WELL COMPLETION

Disusun oleh untuk memenuhi prasyarat mengikuti praktikum Peragaan Peralatan


Produksi Tahun Akademik 2018, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

DISUSUN OLEH :
NAMA : ALDI PRIAMBODO
NIM : 113160052
PLUG :K

Disetujui untuk Laboratorium


Peragaan Peralatan Produksi
Oleh :

Asisten Praktikum,

Abi Nugraha
2.3. DESKRIPSI ALAT

Studio Peragaan Peralatan Produksi

2.3.1 Nama Alat : Inflatable Packer

Fungsi : Menyekat lapisan


produktif dengan lapisan diatas atau
dibawahnya.
Cara Pemasangan : Dipasang
pada tubing menjadi satu rangkaian.
Dengan cara diputar pada
Gambar 2.3.1 Inflatable Packer
(sumber : www.indonetwork.co.id) sambungan tubing.

Tabel II-1
Spesifikasi Inflatable Packer
(Sumber : www.indonetwork.co.id)
Spesifikasi
MP/ 30-53 30 mm 10 mm 3 / 8 " 500 mm 1000 mm
MP/ 42-79 42 mm 17 mm 1 / 2 " 500 mm 1000 mm
MP/ 42-100 42 mm 17 mm 1 / 2 " 500 mm 1000 mm

Keterangan :
Studio Peragaan Peralatan Produksi

2.3.2 Nama Alat : Retrivable Packer

 Fungsi:
Untuk menyekat aliran fluida di
annulus casing.
Cara Pemasangan:
Dipasangkan pada tubing

Gambar 2.3.2. Retrivable Packer


(sumber:http://i00.i.aliimg.com/photo/12032
417/.jpg)

Tabel II-2
Spesifikasi Retrivable Packer
((sumber:http://i00.i.aliimg.com/photo/12032417/.jpg)

Technical specifications
Nominal Weight
Size OD ID
lb/ft
7” 26-32 5,954" 2,69"
7-5/8” 33,7-39 6,453" 2,69"
10-3/4" 60,7-65,7 9,375" 3,75"
13-3/8" 80,7-92,0 11,750" 3,75"
14" 82,5-92,68 12,5" 3,75"

Keterangan:
Studio Peragaan Peralatan Produksi

2.3.3 Nama Alat : Permanent Packer

 Fungsi:
Untuk menyekat aliran fluida di
annulus casing.
Cara Pemasangan:
Dipasangkan pada tubing

Gambar 2.3.3. Permanent Packer


(sumber:http://www.alibaba.com/productgs/
242306612/G_type.html)

Tabel II-3
Spesifikasi Permanent Packer
(sumber:http://www.alibaba.com/productgs/242306612/G_type.html)

Technical Specification
ID (Inch) OD (Inch) Nominal Weight
(lb/ft)
4-1/2” 4 9,5-11,6
5 4,494 11,5-13
5-1/2” 4,892 13-17
6-5/8 6,135 17
7 6,3 17-23
7-5/8 6,675 24-33
8-5/8 7,825 24-36
9-5/8 8,535 32,3-53,5

Keterangan:
Studio Peragaan Peralatan Produksi

2.3.4 Nama Alat : Blast Joint

Fungsi : mengatasi masalah abrasi


tubing akibat benturan/jet action dari
fluida formasi.
Cara Pemasangan : bagian
tubingberdinding tebal (blast joint)
Gambar 2.3.4. Blast Joint
(sumber: http://4.bp.blogspot.com/) diletakkan melintasi interval perforasi
dimana pipa produksi harus lewat.

Tabel II-4
Spesifikasi Blast Joint
(sumber: https://www.doverals.com)

Technical specifications
Size Nominal Weight lb/ft OD ID
2  3/8" 4.6 2.707" 1.995"
2  3/8" 4.7 3.063" 1.995"
2  7/8" 6.4 3.240" 2.441"
2  7/8" 6.5 3.668" 2.441"
3  1/2" 9.2 3.900" 2.992"
3  1/2" 9.3 4.500" 2.992"
4  1/2" 12.6 4.892" 3.958"
4  1/2" 12.8 5.563" 3.958"
5  1/2" 17 6.050" 4.892"
7" 26 7.658" 6.184"

Keterangan :
Studio Peragaan Peralatan Produksi

2.3.5 Nama Alat : Screen

Fungsi : Mencegah ikut


terproduksinya butiran pasir
bersamaan dengan fluida hidrokarbon
dari formasi produktif ke dalam
lubang sumur.
Cara Pemasangan : Dipasang pada
liner lalu liner digantungkan di liner
Gambar 2.3.5 Screen hanger.
(sumber:
huadongscreen.en.alibaba.com)

Tabel II-5
Spesifikasi Screen
(sumber: huadongscreen.en.alibaba.com)

Collaps Tensil
Size Slot Wire
O.D Lengt e e Rods
(inch (inch size
(mm) h (m) Strength Weigh (mm)
) ) (mm)
(psi) t (ton)
2,3*3,
4 117 0,04 3 395 6 3,8mm/22
0
114, 2,3*3,
4 0,04 3 395 6 3,8mm/22
3 0
168, 2,3*3,
6 0,04 3 252 8 3,8mm/32
3 5
219, 3,0*5,
8 0,01 3 399 01.12 3,8mm/48
1 0
219, 3,0*5,
8 0,02 3 370 01.12 3,8mm/48
1 0
219, 3,0*5,
8 0,04 3 323 01.12 3,8mm/48
1 0
273, 3,0*5,
10 0,01 3 206 11 3,8mm/50
1 0
10 273, 0,02 3 191 11 3,0*5, 3,8mm/50
1 0
273, 3,0*5,
10 0,04 3 167 11 3,8mm/50
1 0

Keterangan:

Studio Peragaan Peralatan Produksi

2.3.6 Nama Alat : Gun

Fungsi : Untuk tempat meletakkan


shape charge.
Cara Pemasangan : Dirangkai
bersama firing head dan casing
collar locator dan dimasukkan
kedalam sumur menggunakan
wireline.
Gambar 2.3.6 Gun
(sumber : cnpscn.en.alibaba.com)

Tabel II-6
Spesifikasi Gun
Keterangan : (sumber : cnpscn.en.alibaba.com)
Shot Phase
Size Shot Line
Densit Angle Applicable Scope
(in) Type
y (s/ft) (°)
2-7/8 6 60 Spiral 7″packer or ≤ 5″packer
3-3/8 6 60 Spiral 7″packer or ≤ 5″packer
4 90 Spiral
4 6 60 Spiral ≥5-1/2″ casing
12 60 3 shots/facing
5 60 Spiral
5 12 120 Spiral ≥7″ casing
12 60 3 shots/facing
5-1/2 12 120 Spiral ≥7-5/8″ casing
6 12 60 3 shots/facing ≥7-5/8″ casing
12 120 Spiral
7 12 120 Spiral ≥9-5/8″ casing

Keterangan :
Studio Peragaan Peralatan Produksi

2.3.7 Nama Alat : Shape Charge

Fungsi : Sebagai powder peledak


pada proses perforasi.
Cara Pemasangan : Dipasang pada
lubang gun saat di permukaan.

Gambar 2.3.7 Shape Charge


(http://www.builtbyfhe.com/shaped
_charges.html)

Tabel II-7
Spesifikasi Shape Charge
(http://www.dynaenergetics.com)

Type RDX
Overall Length 44.20 mm
Diameter 37.70
Temperature Resistance per hour 165 °C / 330 °F
Classification 1.4 D
Quantity per box 50 pcs
Gross weight per box 9.8 kg
Net weight per box 7.7 kg
Product Weight 154 g

Keterangan :
Studio Peragaan Peralatan Produksi

2.3.8 Nama Alat : Detonator

Fungsi : Sebagai pemantik yang


dihubungkan dari control panel di
permukaan untuk menembakkan
shape charge pada proses perforasi
Cara Pemasangan : Detonator
dipasang di dalam firing head
kemudian dirangkaikan pada gun.

Gambar 2.3.8 Detonator


(https://www.sec.gov/Archive
s/edgar/data/34067/)

Tabel II-8
Spesifikasi Detonator
Type Z 480
Base Charge 1000 mg RDX
Primary Explosive Pb N6
No Fire Current 0.2 A
All Fire Current 0.8 A
Temperature and Pressure 150°C / 1000 bar / 1hr
Resistance 302°F / 14500 psi / 1hr
8.0 - 0.2 mm
Outside Diameter (incl. sleeve)
0.315 - 0.008”
11.0 - 0.5 mm
Overall length (incl. sleeve)
4.370 - 0.02”
Resistance 50 ± 2 ohm
http://www.dynaenergetics.com)

Studio Peragaan Peralatan Produksi


2.3.9 Nama Alat : Booster

Fungsi : Sebagai pemantik penerus


dari detonator untuk memastikan
peledakan shape charge.

Cara Pemasangan : Dipasang di


dalam gun dan menghubungkan
antara detonator dengan shape
charge
Gambar 2.3.9 Booster
(http://petoil.blogspot.co.id/2012/03/
perforation2-detonatorsguns.html)

Tabel II-9
Spesifikasi Booster
(http://www.dynaenergetics.com)

Explosive HMX
Explosive Charge Weight 600 mg
Length 35-0.5 mm
Outside Diameter 6.17-0.1 mm
Inside Diameter 5.82-0.1 mm
Shell Material Alumunium

Keterangan :
2.4. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan membahas tentang well completion. Well
Completion merupakan suatu kegiatan penyempurnaan sumur pemboran untuk
selanjutnya dilakukan proses produksi.
Komplesi suatu sumur meliputi beberapa tahapan operasi yaitu tahapan
pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi, tahap perforasi atau
pemasangan pipa liner, tahap penimbaan lubang sumur.
Pelaksanaan komplesi suatu sumur dapat dilakukan dengan metode down
hole completion¸ tubing completion¸ dan well-head completion. Metode down-
hole completion atau formation completion yaitu metode untuk membuat koneksi
antara formasi produktif dan lubang sumur. Metode tersebut dapat dibagi menjadi
tiga macam yaitu open hole completion, cased hole completion, dan sand exlusion
completion. Open hole completion merupakan suatu cara komplesi sumur tanpa
adanya casing pada formasi produktif. Metode ini digunakan pada formasi
produktif yang kompak, keuntungan yang didapatkan seperti diameter lubang
sumur maksimum, skin dapat diminimalkan, mudah dipasang screen liner, gravel
packing¸dan mudah diperdalam apabila diperlukan. Cased-Hole completion
merupakan suatu komplesi sumur dengan formasi produktif dengan pemasangan
casing, sedangkan sand exclusion completion merupakan komplesi karena adanya
problem kepasiran. Untuk penggunaan cased hole completion, harus dilakukan
perforasi agar fluida produksi dapat masuk ke dalam lubang sumur. Perforasi
dapat dilakukan dengan gun perforator maupun jet perforator. Perforasi dapat
dilakukan baik dalam kondisi overbalance maupun kondisi underbalance.
Tubing completion merupakan pemasangan atau pemilihan pipa produksi
(tubing) pada proses komplesi sumur. Metode ini terdiri dari single completion,
commingle completion, multiple completion dan permanent completion. Single
Completion suatu usaha komplesi sumur dengan menggunakan satu tubing
produksi. Tipe komplesi ini diterapkan apabila dalam suatu reservoir hanya
terdapat satu formasi produktif. Commingle completion merupakan kegiatan
komplesi sumur yang memiliki lebih dari satu zona produktif dan akan
diproduksikan dengan satu tubing. Multiple completion merupakan metode
komplesi sumur jika terdapat beberapa zona produktif dan ingin diproduksikan
secara bersamaan dengan tubing yang berbeda pada satu sumur. Metode ini juga
dapat digunakan apabila suatu sumur ingin diproduksi dengan rate yang besar dan
dalam waktu relative lebih singkat.
Well Head Completion merupakan suatu metode komplesi sumur yang
meliputi komplesi x-mass tree, casing head, dan tubing head. Metode ini
digunakan di atas permukaan.
Selain itu, komplesi suatu sumur juga dapat dilakukan dengan
menggunakan screen liner dan gravel pack. Metode komplesi tersebut digunakan
untuk mencegah problem kepasiran. Proben kepsairan merupakan suatu keadaan
dimana pasir ikut terproduksi bersama fluida hidrokarbon. Apabila kondisi ini
tidak diatasi dapat menyebabkan kerusakan pada perlatan produksi.
Setelah tahapan perforasi, tahapan selanjutnya adalah swabbing. Swabbing
yaitu tahapan penghisapan fluida komplesi dan fluida sumur agar fluida produksi
dapat masuk ke dalam lubang sumur. Swabbing dapat dilakukan dengan
menurunkan densitas cairan dan penuruan kolom cairan. Dengan menginjeksikan
lumpur yang memiliki densitas lebih kecil dari fluida yang berada di lubang
sumur, sehingga densitas lumpur baru akan memperkecil tekanan hidrostatik
fluida sumur, sehingga terjadi aliran dari formasi menuju sumur produksi.

Anda mungkin juga menyukai