KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya dalam menyusun makalah ini dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah
ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
Persyaratan utama pipa tubing adalah harus kokoh dan kuat terhadap
tegangan pipa, yield strength, dan juga garis tahan terhadap sifat
korosifitas fluida formasi.
A) TUBING
1) Tubing connections
3
GAMBAR II.1 JENIS COUPLING
4
c) Internal Joint dibuat untuk memperoleh clearance yang
lebih besar dari ukuran standard an mempunyai 10 TPI
untuk saat ini, integral joint hanya untuk tubing
berukuran kecil yaitu :1.315, 1.660, 1.900, 2.063. Untuk
spesifiknya dapat melihat gambar II.1
B) PACKER
Jenis Packer
5
GAMBAR II. 3 TENSION SET PACKER
6
b) Hydraulic Set Packer
c) Permanent Packer
Permanent Packer dapat dipasang dengan : electri
wireline, drill pipe, atau tubing.
C) TUBING HANGER
Fungsi Tubing Hanger adalah untuk menggantung tubing
dan ditempatkan pada tubing head.
Tipe Tubing Hanger ada dua, yaitu :
7
1) Tipe Bowl
Ciri utama tipe ini adalah mempunyai ketirusan sebagai
tempat duduk di Tubing Head dan resilient seal sebagai
penyekat.
8
Metode Komplesi :
9
Dalam metode ini casing produksi dipasang sampai dasar
formasi produktif dan disemen. Selanjutnya, lubang
diperforasi pada interval-interval yang diinginkan. Dengan
adanya casing maka formasi yang mudah gugur dapat
ditahan. Keuntungan dalam penggunaan metode ini adalah
dapat mengontrol air dan gas berlebihan, stimulasi dan
treatment dapat dilakukan lebih selektif. Kemudian akan
mudah untuk menambah kedalaman jika diperlukan. Casing
diproduksi yang dipasang hingga dasar formasi akan
menghalangi masuknya pasir, komplesi tambahan dapat
dilakukan sesuai teknik pengontrolan pasir yang
dikehendaki, serta dapat disesuaikan dengan semua
konfigurasi multiple completion. Sedangkan kerugiannya
adalah memerlukan biaya perforasi yang besar, interpretasi
log kritis, dan kemungkinan terjadinya kerusakan formasi
lebih besar.
Tipe Komplesi
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
pipa dan penyambung antar ulir disebut coupling(seperti pipa dengan
diameter dalam sama besar dengan diameter luar pipa, dan bagian
dalamnya diulir). Coupling dipasang disalah satu sisi pipa diulir,
sehingga pada saat akan digunakan ke dalam sumur, pipa dapat
disambung dengan menggabungkan pipa yang ada couplingnya
dengan sisi pipa lainnya yang tanpa coupling, dan begitu seterusnya
hingga pipa mencapai daerah yang akan diproduksi.
12
Pada multiple completion dapat diketahui rendahnya laju produksi dari
tiap-tiap zona produktif, sehingga perbaikan atau treatment dapat
dilakukan tanpa mengganggu lapisan produktif lainnya. Sedangkan
untuk sumur yang menggunakan metode commingle completion untuk
mengetahui atau menentukan lapisan produktif yang mengalami
kerusakan adalah dengan melakukan test produksi dipermukaan.
Dasar test ini adalah dengan merubah THP dan mengawasi laju
produksi dipermukaan dan dapat dilakukan apabila IPR dari masing-
masing zona produktif diketahui.
13
BAB IV
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari materi produksi I
yang berjudul Tubing dan Packer ini yaitu sebagai berikut :
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/105865179/komplesi
https://www.academia.edu/9528657/Macam_macam_packer
https://www.coursehero.com/file/18642970/Definisi-dan-Deskripsi-
Tubing/
15