Anda di halaman 1dari 2

Dermatitis Atopik

Nicholas, seorang balita berumur 3 tahun, tiba-tiba timbul bintik-bintik merah, gatal pada
pipinya. Kulit di pipinya itu juga terasa sangat kering. Menurut keterangan ibunya, anaknya ini
diberikan lauk telur. Hal yang sama sering dialami Nicholas sebelumnya dan sembuh sendiri
setelah beberapa hari. Kakak Nicholas juga sering mengalami hal yang sama.

Mungkin pembaca kurang familiar dengan kata dermatitis atopik walau mungkin sudah pernah
mengalaminya. Dermatitis atopik mungkin lebih dikenal dengan sebutan alergi pada masyarakat
awam. Ruamnya berupa bintik-bintik merah berbatas tegas, gatal, terutama timbul pada bagian
wajah(pipi) dan lipatan tangan/kaki. Dermatitis atopik ini paling sering diderita oleh anak-anak
yang masih kecil.

Lalu, apa ciri-ciri lain dermatitis atopik selain ruamnya?

Karena dermatitis atopik adalah suatu alergi, tentunya penyakit ini sering kambuh. Selain itu,
coba perhatikan, seharusnya ada sanak saudara yang juga menderita dermatitis atopik. Ruam
dermatitis atopik berupa bintik-bintik merah, berbatas tegas. Bintik-bintik ini terasa sangat gatal.
Dermatitis atopik ini biasanya timbul pada lokasi tertentu yaitu di wajah dan lipatan kulit. Kulit
penderita biasanya sangat kering dan mengalami erosi yang berlebihan karena patologis maupun
karena sering digaruk. Penderita dermatitis atopik juga dapat menunjukkan bibir pecah-pecah,
hiperlinear palmaris, dan sebagainya.

Apa yang menyebabkan timbulnya dermatitis atopik?

Dermatitis atopik timbul karena memang sudah ada warisan genetik dari orang tua dan dipicu
faktor lingkungan(bahan yang mengiritasi, debu), iklim(kering), cuaca(panas), makanan(udang,
telur) maupun psikologis(emosi, stres). Sekali lagi ditekankan, dermatitis atopik dapat timbul
bila memang sudah ada turunan genetik. Faktor turunan genetik pada dermatitis atopik
menyebabkan peningkatan reaksi hipersensitivitas tipe 1.

Reaksi hipersensitivitas tipe 1 dapat diterangkan dengan reaksi berlebihan sel mast dari tubuh
merespon terhadap benda asing(termasuk didalamnya faktor pemicu diatas) melalui perantara
IgE. Sel mast kemudian akan membebaskan histamin yang menyebabkan rasa gatal. Selain
reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang meningkat, ditemukan juga turunan genetik yang
menyebabkan peningkatan ekspresi dari sel imun yang lain, sehingga timbullah berbagai macam
ruam kulit yang disebutkan diatas.

Terdapat beberapa penyakit yang ditimbulkan dari reaksi hipersensitivitas tipe 1. Diantaranya
adalah asma dan rinitis. Sehingga bagi penderita asma atau rinitis, patut dan wajib dicurigai
menderita juga dermatitis atopik. Ketiga penyakit ini berhubungan erat sehingga bila terdapat
asma misalnya, sangat mungkin juga terdapat rinitis dan dermatitis atopik.
Faktor genetik yang dipicu oleh sejumlah faktor diatas akan memicu “kambuhnya” dermatitis
atopik. Karena dermatitis atopik ini merupakan reaksi hipersensitivitas, maka dermatitis atopik
ini tidak dapat “sembuh”. Hal yang paling tepat dilakukan adalah mencegah agar dermatitis
atopik ini “tidak kambuh”.

Bahan apa saja yang bisa memicu dermatitis atopik?

Lebih dispesifikkan, makanan yang dapat memicu reaksi hipersensitivitas tipe 1 ini diantaranya
adalah telur, udang dan kacang. Debu juga dapat menjadi suatu faktor pemicu.

Bagaimana pencegahannya?

Pengunaan sabun? Penggunaan sabun masih terus dipertanyakan, disatu sisi sabun dapat
membersihkan, disisi lain sabun akan merusak sawar kulit. Sawar kulit yang rusak akan cepat
ditembus kuman, alergen dan adaptasi terhadap gatal akan semakin berkurang. Nah, tentu akan
memicu kekambuhan dermatitis atopik bukan?

Oleh karena itu, pada penderita dermatitis atopik, dianjurkan senantiasa menghindari iritan,
alergen maupun kuman. Bila perlu juga oleskan salep antigatal agar erosi pada kulit tidak
bertambah akbat garukan. Jadi, perlu perawatan kulit yang adekuat. Walau dermatitis atopik bisa
sembuh sendiri, konsultasikan ke dokter bila dermatitis atopik kambuh untuk mencegah infeksi
sekunder.

Anda mungkin juga menyukai