Metode Geolistrik Imaging Konfigurasi Di-Pole-Dipole Digunakan Untuk Penelusuran Sistem Sungai Bawah Tanah Pada Kawasan Karst Di Pacitan, Jawa Timur
Metode Geolistrik Imaging Konfigurasi Di-Pole-Dipole Digunakan Untuk Penelusuran Sistem Sungai Bawah Tanah Pada Kawasan Karst Di Pacitan, Jawa Timur
ABSTRAK
Kata kunci : kawasan karst, batuan karbonat, sistem sungai bawah tanah, geolistrik.
mata air (spring) atau rembesan (seepage). potensialnya diukur melalui dua elektroda
Untuk kawasan ini pemunculan airtanah potensial, sehingga nilai resistivitasnya da-
mempunyai debit yang bervariasi. Debit pat dihitung. Resistivitas (tahanan jenis)
yang relatif besar disebabkan oleh adanya merupakan suatu besaran yang menunjuk-
rongga-rongga yang saling berhubungan kan tingkat hambatan terhadap arus listrik
membentuk saluran sungai bawah tanah dari suatu bahan.
pada tempat-tempat tertentu. Sifat khas dari suatu material adalah memi-
Seiring meningkatnya kebutuhan akan air liki resistivitas yaitu besaran yang menun-
bersih di kawasan karst, maka dapat di- jukkan tingkat hambatan material terhadap
lakukan upaya untuk pencarian sumberda- arus listrik. Pendekatan yang digunakan
ya air baru untuk memenuhi ketersediaan untuk mendapatkan resistivitas setiap
sumberdaya air. Penelusuran sungai bawah medium di bawah bumi permukaan bumi
tanah secara langsung dengan menelusuri yaitu dengan mengasumsikan bahwa bumi
gua/luweng ternyata banyak mengalami merupakan suatu medium yang homogen
kesulitan. Untuk itu dilakukan penelitian isotropis.
secara tidak langsung, yaitu penelusuran Dari hasil pengukuran arus dan beda po-
sungai bawah tanah dengan metode ge- tensial untuk setiap jarak elektroda ter-
olistrik. Metode geolistrik yang akan di- tentu, dapat ditentukan variasi harga ham-
gunakan menggunakan metode geolistrik batan jenis masing-masin lapisan di bawah
konfigurasi dipole-dipole. Metode ini di- titik ukur (Lilik Hendrajaya dan Idam Arif,
dasarkan pada keadaan yang ditimbulkan 1990). Untuk penjabaran rumus secara rin-
jika arus listrik dialirkan ke dalam tanah ci dapat dilihat pada telford 1976.
melalui elektroda-elektroda, dimana pada
setiap perubahan konduktivitas di bawah
permukaan akan mengubah aliran arus da-
lam bumi yang akan mempengaruhi distri-
busi potensial listrik. Besarnya pengaruh
ini terhadap potensial di permukaan dipen-
garuhi oleh ukuran, lokasi, bentuk, dan
konduktivitas materi yang ada di bawah
permukaan bumi. Dengan cara ini maka
akan diperoleh informasi tentang distribusi
bawah permukaan dengan mengukur po-
tensial listrik di permukaan. Harga faktor geometri berdasarkan kon-
figurasi yang dipakai.
B. METODE RESISTIVITAS
Metode tahanan jenis (resistivitas) adalah
salah satu dari kelompok metode geofisika
yaitu metode geolistrik yang digunakan Metode Pengukuran Resistivitas Konfigu-
untuk mempelajari keadaan bawah permu- rasi Elektroda Dipole-dipole
kaan dengan cara mempelajari sifat aliran Pada konfigurasi dipole-dipole, kedua elek-
listrik di dalam batuan di bawah permu- troda arus dan elektroda potensial terpisah
kaan bumi berdasarkan perbedaan resis- dengan jarak a. Sedangkan elektroda arus
tivitas batuan. dan elektroda potensial bagian dalam ter-
Prinsip kerja dari metode resistivitas ada- pisah sejauh na, dengan n adalah bilangan
lah mengalirkan arus listrik ke dalam bumi bulat (Waluyo, 2005). Variasi n digunakan
melalui dua elektroda arus, kemudian beda untuk mendapatkan berbagai kedalaman
tertentu, semakin besar n maka kedalaman a dan variasi n (Loke, 1999). Skema kon-
yang diperoleh juga semakin besar. Ting- figurasi dipole-dipole dapat dilihat pada
kat sensitivitas jangkauan pada konfigurasi gambar 2.4 :
dipole-dipole dipengaruhi oleh besarnya
B A M N
a na a
gamping atau lamanya proses pelarutan. rekahan dan atau depresi-depresi. Depresi
Proses pelarutan batu gamping yang meru- tersebut menstransfer sejumlah besar air
pakan proses terpenting pembentukan kars permukaan menjadi air bawah tanah. Air
bisa dijelaskan menurut reaksi kimia batu bawah tanah merembes melalui celah-
gamping dengan air dan kandungan gas celah (crack) menurut kemiringan lapisan
CO2 terlarut sebagai berikut (Samodra, batuan (dip) hingga menjadi aliran air
2001): bawah tanah. Aliran air akan berfluktuasi
CaCO3+ CO2+H2OCa2-+2HCO3- menurut musim dan mengalir melalui ses-
Kandungan gas CO2 terlarut yang mem- ar, retakan,kekar, dan celah antar bidang
pengaruhi proses pelarutan batu gamping perlapisan. Selanjutnya akan membentuk
tersebut terutama bersumber dari CO2 di saluran bawah tanah (lorong gua) yang
atmosfer yang dapat diperkaa oleh faktor dialiri air selama kurun waktu tertentu.
biologis dan kegiatan gunung api. Selan- Lorong gua dengan aliran air dapat disebut
jutnya variasi faktor jenis batu gamping, dengan sungai bawah tanah. Sungai bawah
struktur geologi, faktor biologi (vegetasi), tanah dapat dijumpai di kawasan karst den-
suhu udara, angin, curah hujan, menghasil- gan adanya gua dan sistem perguaan.
kan berbagai variasi bentang alam kars di
alam. E. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
A. Lintasan 1
Batuan karbonat mulai dijumpai pada Hasil penampang tersebut dapat diasum-
kedalaman dangkal sekitar 15 meter dari sikan bahwa lapisan batuan karbonat ini
permukaan tanah, yang berjarak 40-50 me- membentuk anomali batuan yang kedap air
ter dari pusat bentangan. Batuan karbonat yang berbentuk seperti lorong. Hal ini di-
yang sifatnya pambawa air pada hasil pe- duga batuan ini adalah sebagai batuan pe-
nampang kedua dijumpai pada kedalaman nudung atau batuan capsrock dari struktur
40 meter. Lapisan batuan karbonat ini ber- sungai bawah tanah. Sehingga pendugaan
jarak 150 – 240 meter dari pusat bentan- lapisan di bawah ini merupakan rongga
gan. Anomali batuan karbonat ini mempu- dari luweng yang merupakan jalur dari
nyai nilai resistivitas berkisar antara 4495 sungai bawah tanah luweng Dawung.
Ohm meter.
B. Lintasan 2
Pada penampang 2 dimensi lintasan 2 Batuan dolomit ini mulai dijumpai pada ja-
dengan masukan arus 120 mA ini lapisan rak 150 meter dari pusat lintasan, dengan
batuan lempungan juga mendominasi per- ketebalan lapisan antara 30 meter sampai
mukaan keseluruhan panjangnya lintasan kedalam 62.3 meter. Lapisan batuan kar-
sampai pada kedalaman sekitar 20 meter. bonat yang ditunjukkan warna ungu pada
Lapisan batuan pasiran melapisi di bawah- penampang dijumpai pada jarak 160 meter
nya lapisan batuan lempungan. Lapisan sampai 300 meter dari pusat lintasan. Kete-
batuan pasiran ini dijumpai pada keda- balan lapisan ini mulai pada kedalaman
laman mulai sekitar 20 meter sampai ke 32.8 meter sampai 62.3 meter. Lapisan bat-
bawah. Tetapi pada jarak 150 meter dari uan karbonat ini nilai resistivitasnya adalah
pusat lintasan batuan pasiran ini menjadi sekitar 9848 Ohm meter.
peralihan batuan menjadi batuan dolomit.
C. Lintasan 3
pocket yang merupakan satuan dari sistem Geologi Lingkungan Untuk Pengkelasan
sungai bawah tanah. Air yang terdapat pada Kars Dan Pengembangan Wilayah Daerah
sistem bawah tanah ini melalui jalur atau Gunung Sewu, Kabupaten Gunung Kidul,
rekahan-rekahan kemudian menuju tempat DIY, Yogyakarta : Jurusan Teknik Geologi
yang kosong dan kemudian terbentuk kan- Fakultas Geologi UGM
tong-kantong air (water pocket). Pendug- 3. Kusumayudha, Sari.B. 2005.
aan adanya kantong air ini lebih besar dari Hidrogeologi Karst Dan Geometri Fraktal
pada yang terdapat pada lintasan 2, dilihat Di Daerah Gunung Sewu, Yogyakarta :
dari besarnya lapisan penudungnya. Secara Adicita.
keseluruhan hasil pengolahan data imag- 4. Lilik Hendrajaya, Idam Arif.
ing lintasan 1, 2 dan 3 kontur sistem sungai 1990. Geolistrik Tahanan Jenis, Bandung :
bawah tanah saling berhubungan. Laboratorium Fisika Bumi ITB.
5. Sehat, Sukman. 2005. Pendug-
H. KESIMPULAN aan Struktur Bawah Permukaan Daerah
Dari hasil pengolahan data resistivitas im- Perbukitan Jiwo, Bayat, Klaten Dengan
aging, dapat disimpulkan bahwa : Metode Resistivitas Mapping dan Sound-
1. Di daerah penelitian tersebut di- ing. Yogyakarta : Tesis Jurusan Geofisika
indikasikan/diduga terdapat sistem sungai UGM.
bawah tanah di bawah permukaan tanah. 6. Suherman. 2000. Penyelidi-
2. Secara imaging menunjukkan kan Sungai Bawah Tanah dan Penentuan
kedalaman anomali lapisan batuan karbon- Kedalaman Titik Bor Dengan Menggu-
at mulai 21.8 meter sampai 62.3 meter ke- nakan Metode Mise-Ala-Masse, di Desa
bawah. Nilai resistivitasnya adalah sekitar balok, Kecamatan Kujang, Barat Kupang
1887 Ohm meter. Sehingga dimungkinkan NTT. Yogyakarta : Skripsi, Jurusan Fisika
pada perlapisan ini merupakan anomali UGM.
batuan karbonat yang bersifat sebagai pem- 7. Samodra, Hanang. 2001. Nilai
bawa air. Lapisan ini diindikasikan adanya Strategis Kawasan Kars Di Indonesia.
sistem sungai bawah tanah berupa rongga/ Bandung : Pusat Penelitian Dan Pengem-
lorong sungai bawah tanah. bangan Geologi.
8. Telford, W.M., Geldart, L.P.,
Sheriff, R.E., Keys, D.A.. 1976. Applied
DAFTAR PUSTAKA
Geophisics, Edisi I, Cambridge : Cam-
1. Bahargiarti, Sari.K. 2004. Menge-
bridge University Press.
nal Hidrogeologi Karst, Yogyakarta : Pusat
9. Waluyo dan Edy Hartantyo. 2000.
Studi Karst Lembaga Penelitian dan Peng-
Teori Dan Aplikasi Metode Resistivitas,
abdian kepada Masyarakat, UPN VETER-
Yogyakarta : Laboratorium Geofisika, Pro-
AN YOGYAKARTA.
gram Studi Geofisika, Jurusan Fisika FMI-
2. Hexa Sevana, Mareta. 2003. Studi
PA UGM.