PENDAHULUAN
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pengalaman belajar selama 2 minggu di RSJD dr. RM Soedjarwadi
Klaten Jawa Tengah tentang penerapan Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Jiwa,
mahasiswa dapat memeahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan jiwa menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus.
Setelah selesai melaksanakan praktek di RSJD dr. RM Soedjarwadi Klaten, Jawa
Tengah, mahasiswa mampu:
1
a. Menciptakan hubungan yang serasi dengan petugas di RSJD dr. RM Soedjarwadi
Klaten, Jawa Tengah, pasien, maupun keluarga.
b. Mendapatkan gambaran tentang sistem pelayanan yang diberikan kepada klien
dengan gangguan jiwa.
c. Mengidentifikasi peran perawat yang spesifik didalam memberikan pelayanan
keperawatan di RSJD dr. RM Soedjarwadi Klaten, Jawa Tengah.
d. Mengkaji status kesehatan klien dengan gangguan jiwa sesuai dengan jenis dan
tingkat perkembangan manusia melalui :
1) Wawancara dengan klien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain.
2) Observasi perilaku klien dengan gangguan jiwa sesuai dengan jenis dan tingkat
gangguannya.
3) Pemeriksaan fisik yang berhubunagn dengan masalah klien.
4) Kerja sama dengan anggota tim kesehatan lain dalam rangka test diagnostik bagi
klien.
e. Mengidentifikasi masalah keperawatan dan membuat pohon masalah.
f. Merumuskan masalah keperawatan baik aktual maupun resiko yang berhubungan
dengan gangguan yang dialami serta mendokumentasikannya.
g. Melaksanakan tindakan keperawatan bagi klien dengan gangguan jiwa
1) Membuat tujuan umum dan khusus
2) Membuat kriteria hasil yang akan dicapai
3) Membuat rencana tindakan keperawatan dan rasional
h. Melaksanakan keperawatan bagi klien dengan gangguan jiwa
1) Psikoterapeutik
2) Memenuhi kebutuhan dasar klien sesuai dengan tingkat gangguannya
3) Melakukan terapi modalitas : terapi lingkungan, TAK, terapi keluarga, terapi
orientasi realita, dll
4) Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam rangka terapi obat,
terapi kerja, ECT
i. Mengevaluasi tindakan yang diberikan, memantau perkembangan mental, perilaku
klien sesuai criteria hasil yang telah ditetapkan, serta memodifikasi rencana tindakan
bila diperlukan, dan mendokumentasikannya dalam catatan perkembangan.
j. Mendokumentasikan proses keperawatan dari pengkajian s/d evaluasi.
2
C. Metode pengumpulan data
Dalam penulisan laporan ini, penulis mencoba menerapkan beberapa metode antara lain:
1. Wawancara
Berbicara langsung dengan pasien secara tatap muka sehingga di dapatkan data
subjektif maupun objektif
2. Observasi
Mengumpulkan data dengan cara melihat atau mengobservasi
3. Study dokumentasi
Mengumpulkan data dengan cara melihat atau mempelajari dokumen atau catatan
yang berhubungan dengan status klien guna melengkapi data yang dibutuhkan.
4. Studi kepustakaan
Metode pengumpulan data dari sumber buku yang berhubungan dengan kasus yang
dikelola.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI MEDIS
1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam
jumlah pola dari stimulus yang mendekati (yang diprakarsai secara internal atau
ekstrenal) disertai dengan satu pengukuran yang berlebih-lebihan, distorsi atau kelainan
berespon terhadap stimulus (Townsend, MC,1998:hal.156)
Halusinasi adalah pecerapan tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indra
seorang klien , yang terjadi dalam keadaan sadar ,dasarnya mungkin organic, fungsional
, psikotik ataupun histerik ( Maramis,2003).
Varcarolis , mendefinisikan halusinasi sebagai terganggunya persepsi sensori
seseorang ,dimana tidak terdapat stimulus . tipe halusinasi yang paling sering adalah
halusinasi pendengaran , penglihatan , penciuman , pengecapan ( Iyus Yosep ,2009) .
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering muncul dan ditemukan pada
klien gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentifikan dengan skizoprenia. Dari seluruh
klien skizoprenia sekitar 70% diantaranya mengalami halusinasi (Sukarto,1997).
Menurut Stuart and Sundeen (1998) gangguan jiwa lain yang sering juga disertai
dengan halusinasi adalah gangguan menik depresif dan delirium. Halusinasi berbeda
dengan ilusi, dimana pada ilusi klien mengalami persepsi yang salah terhadap
stimulus,sedangkan pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal
(Akemat,2002).
Halusinasi merupakan salah satu gejala positif dari klien skizofrenia dimana klien
mengalami perubahan persepsi sensori, klien dengan diagnosa skizofrenia identik
dengan halusinasi, sedangkan halusinasi berbeda dengan ilusi, pada ilusi seseorang
mengalami persepsi yang salah dengan stimulus ekternal, pada halusinasi tidak ada
stimulus ekternal, ada empat fase halusinasi yaitu : Comforting moderate level of
anxiety, Condemning severelevel of anxiety, Controlling severe of anxiety, Conquering
panic level of anxiety.
2. Rentang Respon Halusinasi
4
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam
rentang respon neurobiology (Stuart danSundeen, 2001). Ini merupakan respon persepsi
paling maladaptif. Jika klien yang sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi
dan menginterprelasikan stimulius berdasarkan informasi yang diterima melalui panca
indra (pendengaran, penglihatan, pengindung, pengecap, dan perata). Klien dengan
halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indra walau sebenarnya stimulus
tersebut tidak ada. Diantara kedua respon tersebut adalah respon individu yang karena
sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang
diterimanya yang disebut sebagai ilusi. Klien mengalami ilusi jika interpretasi
dilakukannya terhadap stimulus panca indera tidak akurat sesuai stimulus yang diterima
rentang respon tersebut digambarkan seperti di bawah ini :
Gambar Rentang respon
5
a. Melirikan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa yang
sedang berbicara.
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang yang sedang
berbicara atau kepada benda mati seperti mebel.
c. Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengar seseorang yang tidak
tampak.
d. Mengerak-gerakkan mulut seperti sedang berbicara atau sedang
menjawab suara.
b. Halusinasi Penglihatan/ Visual
1) Karakteristik
Simulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambar geometrik,
gambar karton dan/atau panorama yang luas dan komplek. Penglihatan dapat
berupa sesuatu yang menyenangkan atau yang menakutkan.
2) Perilaku pasien yang teramati
Tiba-tiba tampak tergagap ketakutan atau ditakuti oleh orang lain, benda mati
atau oleh stimulus yang tidak terlihat. Tiba-tiba berlari ke ruang lain.
c. Halusinasi Penghidu/Olfaktori
1) Karakteristik
Bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti darah, urin, atau feses.
Kadang-kadang terhidung bau harum. Halusinasi penghidung khususnya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan demcnsia.
2) Perilaku pasien yang teramati
a. Hidung yang dikerutkan seperti menghidung bau yang sangat tidak enak.
b. Berespon terhadap bau dengan panik, seperti menghidung api atau darah.
c. Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang
memadamkan api.
d. Halusinasi Pengecap/Gustotorik
Karakteristik
a. Merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan seperti rasa darah
atau feses.
b. Perilaku pasien yang teramati
c. Melempar diri sendiri seakan sedang memadamkan api
d. Melompat-lompat di lantai seperti sedang menghindari nyeri atau simulus
lain di kaki.
e. Halusinasi Kienestetik
6
a. Menolak untuk menyelesaikan tugas yang memalukan tubuh pasien
yang diyakini pasien tidak berfungsi.
b. Merasakan pergerakan , sementara berdiri tanpa bergerak.
b. Halusinasi Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidak nyamanan tanpa stimulus yang tidak jelas. rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
c. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah dari vena atau
arteri,mencernakan makanan atau pembentukan urin.
Fase- fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien bisa berbeda intensitas dan keparahannya.
(Stuart dan Sundeen,1998) membagi fase halusinasi dalam empat fase , berdasarkan
tingkat ansietas yang di alami dan kemampuan klien mengendalikan dirinya. Semakin
berat fase halusinasi, klien semakin berat mengalami ansietas dan semakin
dikendalikan oleh halusinasinya.
1) Fase pertama : Conforting (menyenangkan)
a) Karakteristik fase 1 adalah non psikotik
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah ,
takut dan mencobakuntuk focus pada pikiran yang menyenangkan untuk
meredakan ansietas.
b) Perilaku klien
Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai , menggerakan bibir tanpa suara,
pergerakan mata cepat, respon verbal lambat jika sedang asik ,diam dan asyik
sendiri.
2) Fase kedua : Condemning (ansietas berat / halusinasi menjadi menjijikan)
a) Karaktetistik fase II adalah psikotik ringan
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan , klien mulai lepas
kendali dan mencoba untuk menjaga jarak dengan sumber yang dipersepsikan.
b) Perilaku klien
Meningkatnya tanda – tanda system saraf otonom akibat ansietas , seperti
peningkatan denyut jantung , pernafasan , tekanan darah , asyik dengan
pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan
realita.
3) Fase ketiga : Controlling (Pengawasan)
a) Karakteristik fase III adalah psikotik
7
Kien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada
halusinasi tersebut . Isi halusinasi menjadi menarik Klien mungkin mengatasi
kesepian jika sensori halusinasi berhenti.
b) Prilaku klien
Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti ,kesukaan berhubungan
dengan orang lain ,rentang perhatian beberapa detik atau menit adanya tanda –
tanda fisik ansietas berat , beringkat ,tremor dan tidak mampu mematuhi perintah.
4) Fase keempat: Conquering (panic umumya menjadi melebur dengan halusinasi )
a) Karakteristik fase IV adalah psikotik berat
Pengalamn sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti halusinasinya ,
halusinasi berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapiutik.
b) Perilaku klien
Aktivitas fisik merefkeksikanisi halusinasi , seperti perilaku kekerasan
kekerasan ,menarik diri, tidak mampu berespon terhadap perintah yag komplek
tidak mampu berespon lebih satu orang,
Etiologi
Penyebab terjadinya halusinasi adalah sebagai berikut :
a. Teori ini mengemukakan bahwa halusinasi terjadi karena respon
metabolic terhadap stress yang mengakibatkan terlepasnya zat
halusinogen neurokin dan dimetil transference.
b. Teori Psikoanalisa
Teori ini mengemukakan bahwa halusinasi merupakan pertahanan ego
untuk melawan rangsangan dan luar yang ditekan tetapi mengancam
dalam alam dasar.
Selain penyebab di atas halusinasi dapat muncul karena penyebab sebagai berikut :
a. Gejala yang meningkatkan kccemasan, kemampuan untuk memisahkan,
dan mengatur persepsi, mengenal perbedaan antara apa yang dipikirkan
dan perasaanya sehingga segala sesuatu diartikan berbeda dengan
perasaan rasionalisasi tidak efektif lagi, hal ini mengakibatkan lebih
sukar lagi membedakan mana rangsangan yang bersal dari pikirannya
sendiri dan mana yang dari lingkungannya.
b. Panik
c. Menarik diri
d. Stress berat (mengancam ego yang lemah)
8
Rangsangan primer yang muncul sebagai penyebab adalah kebutuhan perlindungi
secara psikologis terhadap kejadian traumatic, rasa bersalah, rasa gembira, rasa
takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan
ego pikiran dan perasaan sendiri. Hal-hal yang juga mempengaruhi halusinasi
sebagai berikut : Keadaan efek seseorang waham, indera kurang dirangsang
adanya kerusakan pada otak.
Faktor pencetus respon biologi
Gejala-gejala faktor pencetus respon neurobiologi pada klien dengan halusinasi
yaitu :
a. Aspek kesehatan
Faktor pencetusnya adalah kurang nutrisi, kurang tidur, kelelahan, infeksi, obat-
obatan saraf pusat, kurangnya latihan, hambatan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan.
a. Aspek lingkungan
Faktor pencetusnya adalah lingkungan yang memusuhi, kritis masalah di rumah
tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan pola aktifitas sehari-hari,
perubahan kebiasaan hidup, isolasi sosial, kurangnya dukungan sosial, kurang
trampil dalam bekerja, kemiskinan.
b. Aspek sikap/perilaku
Faktor pencetusnya adalah harga diri rendah,putus asa, merasa gagal, kehilangan
kendali diri, merasa punya kekuatan yang berlebihan, merasa malang, bertindak
tidak seperti orang lain dari segi usia, rendahnya kemampuan sosialisasi, perilaku
agresif, perilaku kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan, ketidak adekuatan
penanganan.
c. Validasi informasi tentang halusinasi yang di perlukan meliputi:
1) Isi halusinasi yang dialami oleh klien. Hal yang dapat dikaji dengan
menanyakan suara siapa yang didengar atau apa bentuk bayangan yang
dilihat oleh klien, bau apa yang di kecap untuk halusinasi pengecapan atau
klien merasakan apa dipermukaan tubuh, apabila halusinasi perabaan.
2) Waktu dan frekuensi halusinasi. Hal ini dapat dikaji dengan menanyakan
kepada klien kapan pengalaman halusinasi muncul, berapa kali sehari,
seminggu atau bulan pengalaman halusinasi itu muncul. Informasi ini
sangat penting untuk mengidentifikasi pencetus halusinasi dan menentukan
bilamana klien perlu diperhatikan saat mengalami halusinasi.
9
3) Situasi pencetus halusinasi. Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang
dialami klien sebelum mengalami halusinasi. Hal ini dapat dikaji dengan
menanyakan pada klien peristiwa atau kejadian yang dialami sebelum
halusinasi muncul. Selain itu perawat juga bisa mengobservasi apa yang
dialami oleh klien menjelang munculnya halusinasi untuk memvalidasi
pernyataan klien.
4) Respon klien. Untuk menentukan sejauh mana halusinasi telah
mempengaruhi klien, hal ini bisa di kaji dengan menanyakan apa yang di
lakukan klien saat mengalami halusinasi. Apakah klien masih bisa
mengontrol stimulus halusinasinya atau sudah tidak berdaya lagi untuk
menghadapi halusinasinya. ( Keliat, 1999).
10
Klien dengan halusinasi bisa menjadi baik atau semakin buruk. Klien dikatakan berat
atau ringan yaitu halusinasi klien sedang bekerja atau bicara untuk penetapan diagnosis
kita harus mempertimbangkan semua faktor ini:
a. Kepribadian prepsikotik, bila skizoid hubungan antara manusia kurang memuaskan
berarti prognosis jelek.
b. Bila skizofemia timbul secara akut, maka prognosis lebih dari pada penyakit itu
muncul secara pelan-pelan.
c. Jika prognosis katatonik adalah yang paling baik disemua jenis.
d. Umur semakin muda umur permulaannya maka semakin jelek prognosisnya
e. Dikatakan bahwa bila terdapat faktor pencetus seperti penyakit bawaan, prognosa
lebih baik.
f. Faktor keturunan lebih di keluarga ada yang menderita skizotrenia 1-2 orang.
B. TEORI KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis sosial dan kultural.
Yang ditemukan pada klien perubahan sensori persepsi antara lain :
2) Bicara, senyum, dan tertawa sendiri.
3) Mengatakan, mendengar suara.
4) Merusak diri sendiri, orang lain/lingkungan.
5) Tidak dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata. .
6) Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi.
b. Perumusan masalah
Untuk merumuskan masalah, klien dapat mertgacu pada pohon masalah :
1) Daftar masalah yang ada
a) Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
b) Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran.
c) Kerusakan interaksi sosial : menarik diri
d) Harga diri rendah.
e) Intoleransi aktivitas
f) Sindrom defisit perawatan diri : mandi, kebersihan, berpakaian, berhias.
11
2) Pohon Masalah.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa dari pohon masalah yang ada adalah sebagai berikut:
a. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan halusinasi pendengaran
b. Perubahan persepsi : halusinasi pendengaran berhubungan dengan menarik diri.
c. Kerusakan interaksi sosial manarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
12
BAB III
PROSES KEPERAWATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
A. Pasien
Nama : Tn. L (L)
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Karanganyar
Tg. Masuk RS : 24 April 2013
Ruang : Matahari
Nomor CM : 014522
Diagnosa medis : Skizofrenia
B. Penanggung jawab
Nama : Tn W
Hubungan : Ayah
Umur : 93 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Karanganyar
13
II. KELUHAN UTAMA SAAT DIKAJI
Pasien mengatakan : “saya bicara dengan Tutik pacar saya, dia marah-marah, dan akan
menikah dengan lelaki lain. Saya sering mendengar Tutik marah-marah saat saya akan tidur
sudah sepi, tidak lama hanya 1 menit, saya takut.
MK : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
III. ALASAN MASUK
Keluarga pasien mengatakan pasien bingung, mondar-mandir, gelisah, mudah marah, bicara
sendiri, tertawa sendiri, dan susah tidur.
MK : Resiko Tinggi menciderai diri, orang lain dan lingkungannya.
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital : TD : 120 / 80 mmHg
N : 80 x/mnt S : 36 0C P : 20 x/mnt
2. Ukuran
Berat Badan (BB) : 72 Kg Tinggi Badan (TB) : 160 cm
3. Keluhan Fisik
Tidak ada Ada
MK: tidak ada masalah keperawatan
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki X : Meninggal
: Perempuan :Tinggal serumah
: Pasien : Garis keturunan
: Garis pernikahan
Penjelasan :
1. Dari genogram diatas terlihat pasien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara.
2. Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tua dan kedua saudaranya. Dalam
genogram tidak terlihat adanya factor keturunan gangguan jiwa.
MK : Koping keluarga tidak efektif :ketidakmampuan keluarga dalam merawat pasien
2. Konsep Diri
15
a. Gambaran diri : pasien mengatakan :” saya menyukai semua anggota tubuh saya.”
b. Identitas diri : pasien mengatakan :” saya Legiman, sering dipanggil giman
rumah saya di Karanganyar.”
c. Peran : pasien mengatakan :” saya dirumah sebagai anak laki-laki dan
membantu ayah saya bekerja.”
d. Ideal diri : pasien mengatakan :”saya ingin cepat pulang untuk jualan
wedang ronde.”
e. Harga diri : pasien mengatakan :”keluarga saya tidak merendahkan saya,
walaupun saya sakit.”
MK : tidak ada masalah keperawatan
3. Hubungan Sosial
a. Pasien mengatakan :” orang yang berarti dalam hidup saya adalah bapak saya.”
b. Pasien mengatakan :” saya dirumah tidak mengikuti kegiatan social seperti : gotong
royong, ronda malam ataupun pengajian.”
c. Pasien mengatakan :”saya malas dalam berhubungan dengan orang lain.”
MK : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Pasien mengatakan :” saya beragama Islam.”
b. Pasien mengatakan :”saya rajin sholat 5 waktu.”
MK: tidak ada masalah keperawatan
7. Proses Pikir
a. Proses Pikir (Arus dan Bentuk Pikir)
Sirkumtansial Tangensial
Blocking Kehilangan asosiasi
Flight of idea Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Lain-lain, jelaskan
Penjelasan : pasien tidak mampu mempertahankan topic pembicaraan, mendadak
berubah dari satu topik ke topic yang lain, tidak ada hubungan yang runtut dan tidak
sampai pada tujuan yang jelas.
b. Isi Pikir
Obsesi Hipokondria Depersonalisasi
Pikiran magis Ide terkait
Lain-lain, jelaskan : ekstansi yaitu isi pikiran yang tidak dapat diceritakan dan
timbulnya secara mengambang atau melayang.
Waham :
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Lain-lain, jelaskan : pasien tidak menampakan waham
Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir
8. Tingkat Kesadaran
Ada gangguan orientasi (disorientasi) :
Waktu Orang Tempat
Jelaskan :
1. Pasien tidak mengalami gangguan orientasi waktu dibuktikan pasien mampu
menyebutkan hari ini hari selasa, 25 Juni 2013, pukul 11.30.
2. Pasien tidak mengalami gangguan orientasi orang dibuktikan pasien mampu
menyebutkan nama teman disebelahnya.
3. Pasien tidak mengalami gangguan orientasi tempat dibuktikan pasien mampu
menyebutkan bahwa ia sekarang berada dirumah sakit jiwa.
MK : tidak ada masalah keperawatan
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
18
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat masa kini
Penjelasan :
1. Pasien tidak mengalami daya ingat jangka panjang dibuktikan pasien mengatakan :”
satu bulan yang lalu saya sudah disini untuk berobat.”
2. Pasien tidak mengalami daya ingat jangka pendek dibuktikan pasien mengatakan :”
satu minggu yang lalu saya mengikuti TAK dengan mahasiswa Bethesda.”
3. Pasien tidak mengalami daya ingat masa kini dibuktikan pasien mengatakan : “menu
makan siang hari ini tempe.”
MK : tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Lain-lain, jelaskan :
Penjelasan : bila wawancara berlangsung pasien secara tiba-tiba akan mudah beralih
perhatian.
MK : Perubahan proses pikir
11. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Lain-lain, jelaskan
Penjelasan : pasien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang
lain. Saat diberikan pilihan tidur dahulu atau mandi, pasien belum bisa mengambil
keputusan. Setelah diberi penjelasan oleh perawat, pasien mampu memilih mandi
dahulu.
12. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Lain-lain, jelaskan : pasien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan dirawat di
RSJD
MK : tidak ada masalah keperawatan
VIII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1. Kemampuan Klien Memenuhi Kebutuhan
Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya Tidak
19
Makanan
Keamanan
Perawatan kesehatan
Pakaian
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan
Lain-lain
Jelaskan : pasien mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan makanan, keamanan,
perawatan kesehatan dan pakaian dilakukan secara mandiri. Sedangkan pemenuhan
kebutuhan transportasi, tempat tinggal,dan keuangan dibantu oleh orang tua.
MK : tidak ada masalah keperawatan
2. Kegiatan Hidup Sehari-hari (ADL)
a. Perawatan Diri
Kegiatan hidup sehari-hari Bantuan total Bantuan minimal
Mandi
Kebersihan
Makan
Buang air kecil (BAK)
Buang air besar (BAB)
Ganti pakaian
Jelaskan : pasien sudah bisa melakukan ADL
(mandi,kebersihan,makan,BAK,BAB,ganti pakaian) secara mandiri
MK : tidak ada masalah keperawatan
b. Nutrisi
- Apakah anda puas dengan pola makan anda?
Puas Tidak puas
- Apakah saat makan anda memisahkan diri?
Ya Tidak
- Frekuiensi makan sehari : 3x sehari
- Nafsu makan
Meningkat Menurun Berlebihan sedikit-sedikit
- Berat badan
Meningkat Menurun
BB saat ini : 72 Kg
Jelaskan : pasien tidak mampu mengingat berat badan terendah dan berat badan
tertinggi
MK : tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur
20
- Apakah ada masalah tidur?
Tidak ada
- Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
Segar
- Apakah ada yang menolong anda untuk mempermudah tidur?
Tidak ada
- Tidur malam jam : 20.00 WIB Bangun jam : 04.00 WIB
Rata-rata tidur malam : 5-8 jam
- Apakah ada gangguan tidur?
Sulit untuk tidur Bangun terlalu pagi
Samnambulisme Terbangun saat tidur
Gelisah saat tidur Berbicara saat tidur
Lain-lain, jelaskan : klien tidak mengalami kesulitan dalam istirahat
tidur.klien sering tidur jam 21.00 dan bangun jam 04.0
MK : tidak ada masalah keperawatan
3. Kemampuan Klien dalam Hal-Hal Berikut
a. Mengantisipasi kehidupan sehari-hari : Ya Tidak
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri :
Ya Tidak
c. Mengatur penggunaan obat :
Ya Tidak
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan
Ya Tidak
Jelaskan :
MK : Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
4. Klien Memiliki Sistem Pendukung
a. Keluarga : Ya Tidak
b. Teman sejawat : Ya Tidak
c. Terapis : Ya Tidak
d. Kelompok sosial : Ya Tidak
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawata
5. Apakah Klien Menikmati Saat Bekerja, Kegiatan Produktif atau Hobi?
Ya/menikmati
Tidak menikmati
MK : tidak ada masalah keperawatan
21
IX. MEKANISME KOPING
Adaptif Mal Adaptif
Bicara dengan orang lain √ Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah √ Reaksi lambat / berlebihan
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar √
Olahraga √ Mencederai diri
Jelaskan : pasien menggunakan mekanisme koping adaptif untuk menyelesaikan masalah
MK : tidak ada masalah keperawatan
XII.ASPEK MEDIS
Diagnosa medis : Skizofrenia paraniod
Terapi Medis :
a. Della 1 amp ( IM )
b. Govotil 1 amp (IM)
c. Risperidone 2x2 mg
d. Trihexyphenidhyl 2x2 mg
e. Trifluoperazine 2x5 mg
Analisa Obat:
a. Risperidon (rpd 2x 2mg)
Indikasi : Terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta pada kondisi psikosis
yang lain dengan gejala2 tambahan ( seperti halusinasi, delusi,
gangguan pola fikir, kecurigaan dan rasa permusuhan) dan atau dengan
gejala2 negatif yang terlihat nyata ( seperti : blunted affect, menarik
diri dari lingkungan sosial dan emosional sulit berbicara ). Juga
mengurangi gejala afektif (seperti : depresi perasaan bersalah dan
cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia.
Efek samping : Yang umum terjadi : insomnia, agitasi, rasa cemas, sakit kepala.
b. Trihexyphenidyl (2x2mg)
Komposis : Tiap tablet mengandung Trihexyphenidyl hidroklorida 2 mg
Cara kerja : Trihexyphenidyl adalah antiglikenin, mempunyai efek sentral lebih kuat
daripada perifer sehingga banyak digunakan untuk terapi penyakit klinis.
Senyawa ini terkena dengan menghambat pelepasan asetilkolin endogen
dan eksogen. Efek sentral terhadap SSP akan merangsang pada dosis
rendah dan mengandung / mendepresikan. Pada dosis dolesis ada
pemberian oba oral reabsorbsi cukup baik dan tidak terakumulasi alam
jaringan akstensi terutama bersama urine dalam bentuk metabolik
23
Indikasi : Gejala jenis penyakit parkinson, termasuk pasca ensepalitis
idiopastik, sindroma parkinson akibat obat, misalnya receppin
dan fenoriazin.
Efek samping : mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah,bingung, agitasi,
konstipasi, dilatasi ginjal, retensi urine
MK : tidak ada masalah keperawatan
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
2. Resiko tinggi menciderai diri, orang lain dan lingkungannya
3. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
4. Koping keluarga tidak efektif :ketidakmampuan keluarga dalam merawat pasien
5. Kerusakan komunikasi verbal
6. Kerusakan interaksi social
7. Isolasi social
8. Perubahan proses piker
XIV. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. Subjektif : Resiko tinggi menciderai diri,
Saat dirumah pasien bingung, mondar-mandir, orang lain dan lingkungannya
gelisah, mudah marah, bicara sendiri, tertawa
sendiri, dan susah tidur.
Objektif :
Pasien terlihat mudah marah, bingung,
mondar-mandir dan gelisah
2. Subjektif : Perubahan Persepsi Sensori :
Pasien mengatakan : “saya bicara dengan Halusinasi
Tutik pacar saya, dia marah-marah, dan akan
menikah dengan lelaki lain. Saya sering
mendengar Tutik marah-marah saat saya akan
tidur sudah sepi, tidak lama hanya 1 menit,
saya takut.
24
Objektif :
Pasien terlihat bicara sendiri, tertawa sendiri
dan mondar-mandir
3. Subjektif : Isolasi social : Menarik Diri
Pasien mengatakan :” saya dirumah tidak
mengikuti kegiatan social seperti : gotong
royong, ronda malam ataupun pengajian. Saya
malas dalam berhubungan dengan orang lain.”
Objektif :
Pasien terlihat sering menyendiri
4. Subjektif : Penatalaksanaan regimen
Pasien mengatakan :”tidak bisa mengatur terapeutik inefektif
penggunaan obat dan tidak mampu melakukan
pemeriksaan kesehatan secara mandiri.”
Objektif :
Pasien tidak teratur dalam minum obat
5. Subjektif: Koping keluarga tidak efektif:
Pasien mengatakan :”saya dahulu pernah ketidakmampuan keluarga dalam
dirawat dirumah sakit jiwa ini.” merawat pasien
Objektif :
Pasien tidak teratur dalam minum obat, pasien
mempunyai riwayat sakit jiwa
6. Subjektif :- Kerusakan komunikasi verbal
Objektif :
pasien sulit berkonsentrasi pembicaraan
berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat
lainnya yang tidak berkaitan
XV.POHON MASALAH
26
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
TUK 3
Klien dapat mengontrol 3.1Klien dapat menyebutkan 3.1.1. Identifikasi bersama cara Kegiatan interpersonal
halusinasinya tindakan yang biasanya tindakan yang dilakukan jika klien (tidur, marah,
dilakukan untuk terjadi halusinasinya menyibukan diri dll).
mengendalikan
halusinasinya
3.2 Klien dapat memilih cara 3.1.2. bantu klien memilih dan
mengatasi halusinasi yang melakukan cara memutus
telah diduskusikan dengan halusinasi secara bertahap.
klien.
3.3 Klien dapat melaksanakan
cara yang telah dipilih untuk 3.1.3. Beri kesempatan untuk
mengendalikan melakukan cara yang telah
halusinasinya dilatih. Evaluasi hasilnya dan
3.4 Klien dapat mengikuti terapi beri peujian jika berhasil
aktifitas kelompok.
3.1.4. Anjurkan klien mengikuti
therapi aktifitas, orientasi realita
stimulasi persepsi
TUK 4.
Klien dapat dukungan 4.1. Keluarga dapat 4.1.1 Anjurkan klien unuk
dari keluarga dalam membina hubungan saling memberitahukan keluarga jika
mengontrol percaya dengan klien mengetahui halusinasinya
halusinasinya. 4.2. Keluarga dapat
menyebutkan pengertian, 4.1.2 Diskusikan dengan keluarga
tanda-tanda tindakan untuk (pada saat keluarga berkunjung)
mengendalikan a. Gejala halusinasi
halusinasinya. yang dialami klien
b. Cara yang dapat
dilakukan klien dan
keluarga untuk memutuskan
halusinasi
c. Cara merawat anggota
keluarga yang halusinasi di
rumah beri kegiatan jangan
dibiarkan
.
TUK 5
Klien dapat 5.1 Klien dan keluarga dapat 5.1.1. Diskusikan dengan klien dan Mengetahui perasaan klien.
memanfaatkan menyebutkan manfaat, dosis keluarga tentang dosis
penggunaan obat dan efek samping obat. frekuensi dan manfaat obat
dengan benar 5.2 Klien dapat
mendemonstrasikan 5.1.2. Anjurkan klien minta sendiri
penggunaan obat dengan obat pada perawat dan
benar. merasakan manfaatnya.
.
2. Perubahan sensori TUM :
persepsi halusinasi Klien dapat
dengan memutuskan halusinasi
berhubungan
dengan menarik TUK1:
diri Klien mampu
menyebutkan penyebab
menarik diri
1.1.Klien mengetahui 1.1.1. Bicarakan dengan klien 1.1.1. Mengidentifikasi masalah
penyebab menarik diri penyebab tidak ingin bergaul yang dirasakan yang
dengan orang lain. menyebabkan klien
menarik diri
1.1.2. Diskusikan oprang lain klien 2.1.1 Meningkatkan keinginan
akibat yang dirasakan dari untuk bergaul dengan
menarik diri orang lain.
TUK 2:
Klien mampu 2.1 Klien mengetahui 2.1.1 Diskusikan keuntungan 2.1.1.Mengidentifikasi
menyebutkan keuntungan dalam bergaul dengan orang lain keuntungan dalam bergaul
keuntungan berinteraksi dengan antara lain: dengan orang lain akan
berhubungan dengan orang lain - Mendapatkan teman meningkatkan keinginan
orang lain. bergaul dengan orang lain
memberikan pengetahuan
tentang pentingnya
bergaul
2.1.2. Membantu klien untuk
mengetahui hal-hal yang
tidak miliki klien untuk
bergaul.
TUK 3
Melakukan hubungan 3.1 Klien dapat/mampu 3.1.1. Dorong klien untuk 3.1.1. Memulai tahap interaksi
sosial secara bertahap bergaul dengan menyebutkan cara sosial
Klien – Perawat kelompok-perawat berhubungan dengan orang
Klien – Kelompok - Bercerita dengan lain
Klien – Keluarga teman 3.1.2. Lakukan interaksi sering dan 3.1.2. Mempercepat kemampuan
- Ngobrol dengan singkat klien bergaul
teman 3.1.3. Motivasi untuk berintetaksi 3.1.3. Memberikan kekuatan
- Mau mencintai dengan teman, klien perawat secara psikologis pada
keluarga klien
3.1.4. Tingkatkan interaksi klien 3.1.4. Mengembalikan hubungan
secara bertahap, klien perawat, klien dengan orang lain
klien, kelompok kecil, klien,
keluarga.
3.1.5. Libatkan klien dalam kegiatan 3.1.5. Meningkatkan rasa
kelompok. TAK kebersihan percaya diri
lingkungan/ruangan
TUK 4
Memberdayakan sistem 4.1 Klien mendapat 4.1.1 Berikan pendidikan kesehatan 4.1.1. Meningkatakan
pendukung dalam dukungan dari keluarga tentang cara merawat klien pengetahuan keluarga.
mengatasi masalah dalam berhubungan malalui pertemuan individu
menarik diri. dengan orang lain secara rutin dan pertemuan
keluarga.
TUK 5 5.1.1. Bantu klien menggunakan
Menggunakan obat 5.1. Klien mampu obat dengan prinsip 5 benar (Benar 5.1.1. Menghindari kesalahan
dengan benar dan tepat menggunakan obat obat, benar cara, benar waktu klien) minum obat
dengan benar dan tepat 5.1.2. Anjurkan klien membicarakan
efek samping obat dirasakan.
3 Isolasi social : TUM
Menarik Diri Penatalaksanaan
berhubungan regimen terapeutik
dengan koping efektif
keluarga inefektif: TUK 1
ketidakmampuan Keluarga dapat 1) Keluarga a) Bina hubungan saling percaya
keluarga dalam mengetahui masalah mengungkapkan dengan keluarga dan anggota
merawat pasien yang ditemukan dalam perasaanya secara keluarga yang lain :
merawat klien di rumah verbal . Terima anggota keluarga apa
dengan cara adanya
mengungkapkan · Dengarkan keluhan keluarga
perasaan dengan empati
· Hindari respon
mengkritik/menyalahkan saat
keluarga mengekspresikan
perasaannya
b) Buat kontrak dengan keluarga
untuk bertemu (home visit) yaitu :
· Jelaskan tujuan kunjungan
· Jelaskan identitas perawat
c) Dorong keluarga untuk
mengespresikan perasaannya dalam
merawat klien
TUK 2 2. Keluarga a) Diskusikan dengan keluarga
Keluarga dapat mengidentifikasikan tentang tindakan/koping yang
mengambil sumber-sumber koping selama ini telah digunakan oleh
keputusan untuk yang ada keluarga
melakukan tindakan b) Beri reinforcement positif bila
kesehatan dan keluarga mengemukan tindakan
merawat klien positif dan berhasil
dengan c) Diskusikan dengan keluarga
mengidentifikasikan tentang alternatif koping
sumber-sumber sdaptif/sumber pendukunga dalam
kopoing yang menangani masalah perawat klien
dimiliki
TUK 3 3. Keluarga a) Diskusikan dalam anggota
Keluarga dapat mengungkapkan secara keluarga cara yang selama ini yang
menggunakan koping verbal koping yang dilakukan dalam waktu merawat
yang telah dipilih akan dipilih klien
dalam merawat b) Berikan reinforcement positif
anggota keluarga setiap anggota keluarga
yang sakit mengemukakan tindakan yang
benar dan berhasil
c) Jelaskan pada keluarga tentang
berbagai cara yang adaptif dalam
merawat klien seperti :
· Bersikap asertif
· Komunikasi terbuka
· Tidak bermusuhan/mengkritik
· Memenuhi kebutuhan klien yang
masih dapat ditoleransi seperti :
pakaian, alat-alat kebersihan diri
· Libatkan klien dalam kegiatan
keluarga
TUK 4 4. Keluarga a) Motivasi keluarga untuk
Keluarga dapat mengidentifikasi menerima klien apa adanya dengan
memodifikasi lingkungan keluarga cara :
lingkungan keluarga yang sehat dalam ·Tidak mengeluarkan kata-kata
yang sehat dalam merawat klien yang mengejek dan merendahkan
merawat klien · Membantu klien dalam diskusikan
dirumah keluarga
·Menghargai klien dan memuji
setiap usaha yang adaptif
b) Diskusikan dengan keluarga
untuk menyediakan perlengkapan
yang diperlukan klien sehari-hari
seperti :
· Peralatan keberhasihan diri
· Alat-alat makan
· Usahakan tidak membedakan
barang milik klien dengan anggota
keluarga yang lain
c) Diskusikan dengan keluarga
untuk melatih kemampuan klien
dalam menyeleaikan masalah mulai
dari yang sederhana samapai
masalah kompleks
TUK 5 5. Keluarga a) Diskusikan dengan keluarga
Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas tentang fasilatas pelayanan
memanfaatkan pelayanan kesehatan kesehatan yang ada dan sejauh
fasilitas pelayanan yang ada dimasyarakat. mana keluarga telah
kesehatan yang ada memanfaatkannya
di masyarakat b) Jelaskan pada keluarga tentang
kegunaan dan efek samping obat
serta pentingnya keteraturan minum
obat
Tgl No. Diagnosa Perencanaan
Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria dan evaluasi Rencana tindakan
Gangguan TUM: Klien 1.Klien: 1.1.Bina hubungan saling percaya dengan
proses dapat mengontrol - Mau menerima kehadiran klien:
Pikir pikirannya perawat - Beri salam
TUK: di sampingnya. - Perkenalkan diri, tanyakan nama serta
1. Klien dapat - Mengatakan mau menerima nama panggilan
membina bantuan perawat yang disukai.
hubungan saling - Tidak menunjukkan tanda- - Jelaskan tujuan interaksi
percaya dengan tanda - Yakinkan klien dalam keadaan aman
perawat curiga dan perawat siap
- Mengijinkan perawat duduk menolong dan mendampinginya
didekatnya - Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan
tetap terjaga
- Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
- Perhatikan kebutuhan dasar dan beri
bantuan untuk
Memenuhinya
2. Klien dapat 2. Klien dapat menceritakan 2. Bantu klien untuk mengungkapkan
mengidentifikasi ide-ide dan perasaan dan pikirannya.
perasaan yang perasaan yang muncul secara - Diskusikan dengan klien pengalaman
muncul secara berulang dalam pikirannya. yang dialami selama
berulang dalam ini termasuk hubungan dengan orang
pikiran klien. yang berarti,
lingkungan kerja, sekolah, dsb.
- Dengarkan pernyataan klien dengan
empati tanpa
mendukung / menentang pernyataan
wahamnya.
- Katakan perawat dapat memahami apa
yang diceritakan
klien.
3. Klien dapat 3.1 Klien : 3. Bantu klien untuk mengidentifikasi
mengidentifikasi - Dapat menyebutkan kebutuhan yang tidak
stressor / kejadiankejadian terpenuhi serta kejadian yang menjadi
pencetus perubahan pola sesuai dengan urutan waktu factor pencetus
pikir serta harapan / kebutuhan dasar wahamnya.
(triggers factor) yang 3.1.Diskusikan dengan klien tentang
tidak terpenuhi seperti : Harga kejadian-kejadian
diri, traumatik yang menimbulkan rasa takut,
rasa aman dsb. ansietas maupun
- Dapat menyebutkan hubungan perasaan tidak dihargai.
antara 3.2.Diskusikan kebutuhan/harapan yang
kejadian traumatis / kebutuhan belum terpenuhi.
tidak 3.3.Diskusikan dengan klien cara-cara
terpenuhi dengan wahamnya. mengatasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan kejadian yang
traumatis.
3.4.Diskusikan dengan klien apakah ada
halusinasi yang
meningkatkan pikiran / perasaan yang
terkait wahamnya. 3.5.Diskusikan dengan
klien antara kejadian-kejadian tersebut
dengan wahamnya.
1
Rabu ( TUK 1 ) 1. Membina hubungan saling S = pasien Yohana
26 Juni percaya antara pasien dengan mengatakan ;” nama
2013 perawat ( membuat kontrak yang anda Yohana Tiara
Jam 11.30 jelas pada tiap pertemuan baik topic, Putri dari Bethesda.
waktu dan tempat pembicaraan) Saya besuk mau
2. Memberi kesempatan klien untuk bercakap-cakap lagi.
mengungkapkan perasaan Saya senang
3. Mendengarkan ungkapan klien bercakap-cakap
dengan empati dengan Yohana. Saya
sering mendengar
bisikan”
O = pasien mau duduk
bersampingan dan
mengungkapkan
perasaan
pasien mampu
mengingat nama
perawat
Kontrak waktu
selanjutnya
disepakati
Pasien menunjukan
wajah senang dan
bersahabat
A = TUK 1 tercapai
PP = lanjutkan TUK 2
dan evaluasi TUK 1
Pk =ingat nama saya
Yohana. Dan
ingat juga besuk
kita bertemu
kembali pukul
11.30, diteras
untuk
menceritakan
masalah yang
sedang Tn.L
rasakan.
Kamis 1 1. Melakukan kontak sesering S = pasien mengatakan yohana
27 juni ( TUK 2 ) mungkin dan singkat “saya sering
2013 2. Mengobservasi tingkah laku klien mendengar suara
Jam 11.30 terkait dengan halusinasinya Tutik kekasih saya
3. Membantu klien untuk mengenal marah-marah bila
halusinasi saya akan tidur
- Menanyakan apakah mendengar malam. Membuat
bisikan ? saya menjadi takut.
- Menanyakan apa isi dari bisikan Tidak lama suara itu,
yang didengar ? hanya sekitar 1
- mengatakan “perawat percaya menit.”
klien mendengar suara itu tapi O = pasien mampu
perawat sendiri tidak mengungkapkan
mendengarnya” perasaannya,
- mengatakan bahwa” saya akan pasien dapat
membantu anda” menyebutkan
4. Mendiskusikan dengan klien waktu, isi,
situasi yang menimbulkan frekuensi
halusinasi, waktu dan frekuensi timbulnya
terjadinya halusinasi(pagi, siang, halusinasi.
sore, malam, sendiri, tidur) A = TUK 2 optimal
5. Mendisusikan apa yang dirasakan PP= bantu pasien untuk
klien jika halusinasi itu mengontrol halusinasi
terjadi(marah, takut, sedih, senang) dengan cara
menghardik ( TUK 3 )
Pk = ingat besuk kita
akan bertemu kembali
pukul 09.00 di teras,
untuk belajar
menghardik
halusinasi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan selama 3 hari diperoleh masukan dan pengalaman nyata
tentang “Asuhan Keperawatan Pada klien dengan Halusinasi pendengaran”.
Dalam pengkajian kasus ini, pengambilan data dari klien tidak mengalami kesulitan
karena klien mampu diajak komunikasi dengan kooperatif. Selain data subjektif secara langsung
dari klien dari petugas, study dokumentasi dan dari hasil observasi. Pengumpulan data dari
keluarga hanya mendapat kekurangan sedikit karena jarang menjenguk dan kalau menjenguk
hanya sebentar.
Dari data yang dikumpulkan selama pengkajian diperoleh 12 diagnosa keperawatan yaitu
Gangguan persepsi sensori:halusinasi pendengaran, perubahan proses pikir, gangguan interaksi
social:MD, Gangguan Konsep diri:harga diri rendah, koping individu tak efektif,
penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif, Intoleransi aktivitas, deficit perawatan diri,
Kerusakan komunikasi verbal, Resiko mencederai diri sendiri orang lain dan
lingkungan,Gangguan pola piker. Dari 12 diagnosa keperawatan tersebut yang diprioritaskan
adalah 3 diagnosa keperawatan yaitu resiko mencederai diri sediri orang lain lingkungan
berhubungan dengan halusinasi, perubahan persepsi sensori:halusinasi pendengaran
berhubungan dengan MD, kerusakan interaksi social berhubungan dengan HDR. Dari ketiga
diagnosa keperawatan tersebut yang dapat diimplementasikan adalah diagnosa keperawatan No
1 TUK 1, TUK 2 sudah teratasi. Sedangkan untuk rencana tinadakan yang belum dapat teratasi
karena keterbatasan waktu, penulis mendelegasikan kepada perawat dibangsal 3B Putra.
Secar keseluruhan Asuhan Keperawatan yang diberikan masih belum sempurna dari
pengkajian sampai evaluasi dikarenakan sedikitnya waktu yang tersedia dan sulitnya klien untuk
mengikuti rencana Asuhan Keperawatan yang dibuat.
B. Saran
1. Untuk keluarga
Keluarga merupakan factor pendukung, perkembangan, psikis klien, keluarga
mempunyai peran penting dalam memberi suport system bagi klien. Dihaapkan keluarga
mengunjungi klien di RS secara teratur sehingga memotivasi klien dalam proses
penyembuhan.
2. Untuk perawat ruangan
Menindak lanjuti rencana keperawatan yang belum teratasi
Lebih sering mengadakan terapi aktivitas kelompok untuk membantu
kesembuhan klien
2. Untuk STIKES Bethesda
Tetap mempertahankan RSJD Dr RM Soedjarwadi Klaten sebagai lahan praktek