Latar belakang lahirnya PSAK 72, adalah karena banyaknya
koreksi penjualan tahun berjalan pada tahun berikutnya.
PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan yang
mengadopsi IFRS 15, ADALAH TERMASUK PSAK BESAR yang
harus diterapkan untuk perusahaan go public Bagaimana dengan
entitas di luar itu?.
PSAKA 72 LAHIR BERSAMA DENGAN PSAK 71 DAN PSAK 73
PSAK 72 PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN • Merupakan standar tunggal pengakuan pendapatan (Pendapatan dari Kontrak dengan PSAK 72 Pelanggan ) untuk semua jenis industri.
• Entitas mencatat kontrak dengan pelanggan
hanya jika seluruh kriteria terpenuh (SAYARAT DAN KETENTUAN BERLAKU) PSAK 72 diharapkan kwalitas informasi akan lebih baik BERLAKUNYA PSAK 72 (KONTRAK DICATAT JIKA) Para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak serta berkomitmen untuk melaksanakan kewajiban mereka PENGAKUAN masing-masing Ada kemungkinan lebih kecil entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai dari yang barang atau jasa yang akan dialihkan tertulis dalam kontrak dan PSAK 72 entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran penyerahan barang atau jasa yang akan dialihkan. yang tdk sama dg kontrak memiliki substansi komersial, yaitu risiko, waktu, pengakuan atau jumlah arus kas masa depan dari entitas diperkirakan berubah sebagai akibat dari kontrak
kemungkinan besar (probable) entitas akan menagih
imbalan yang akan menjadi haknya dalam pertukaran PAJAK ? barang atau jasa yang akan dialihkan ke pelanggan. PSAK 72 >< PSAK 23 • Definisi pendapatan mensyaratkan entitas untuk mengukurnya berdasarkan nilai wajar dari jumlah yang diterima atau akan diterima dengan memperhitungkan potongan dagang dan rabat PSAK 23 volume yang diperkenankan entitas.
• Mensyaratkan entitas untuk mengukur pendapatan dari
kontrak dengan pelanggan berdasarkan jumlah imbalan yang diperkirakan menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan. PSAK 72 • Contoh, jumlah pendapatan yang diakui mencerminkan setiap potongan dagang dan rabat volume yang diperkenankan entitas. PSAK >< UU PAJAK Penjelasan Pasal 28 ayat 7 dan Pasal 1 ayat 26, UU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan:
Pembukuan dimaksudkan agar dari pembukuan dapat
dihitung besarnya pajak yang terhutang
Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem
yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
Penjelasan pasal ini ternyata menimbulkan dua pendapat
berbeda mengenai hubungan akuntansi dan pajak. Lanjut
1. perubahan perlakuan akuntansi berpengaruh
terhadap hasil perhitungan pajak karena ketentuan perpajakan akan mengacu pada standar akuntansi yang berubah.
2. perubahan perlakuan akuntansi tidak berpengaruh
terhadap penghitungan pajak karena pada saat perhitungan pajak perlakuan akuntansi itu disesuaikan dengan ketentuan pajak sehingga dampak hanya timbul pada nilai koreksi fiskal
3. Mana yang harus diikuti ?
Contoh
Suatu entitas menyepakati kontrak penjualan 100 unit
barang dengan harga @ Rp1000. Pembayaran diterima ketika pengendalian produk dialihkan
produk tidak terpakai dalam 30 hari dan menerima pengembalian penuh. Biaya setiap produk entitas Rp600. Entitas mengestimasi pelanggan akan mengembalikan produk berdasarkan faktor pendukung yang ada sebanyak 4 unit.
Jurnal transaksi penjualan
Lanjut
Jurnal transaksi penjualan
(Dr) Kas Rp 100.000 (100 x 1000) (Cr) Liabilitas Refun Rp 4.000 (4 x 1000) (Cr) Pendapatan Rp 96.000 (96 x 1000)
(Dr) Harga Pokok Penjulan Rp 57.600 ( 96 x 600)
(Dr) Aset Refun Rp 2.400 ( 4 x 600) (Cr) Persediaan Rp 60.000 (100 x 600)
Apa pendapat anda?
lanjut
Menurut PSAK 72 pengakuan ini berbasis pada perpindahan
kontrol yang menyebabkan entitas dapat mengakui pendapatannya lebih cepat atau lebih lambat.
Perbedaan pengakuan pendapatan dan beban ini tentu
berpengaruh terhadap perhitungan pajak penghasilan (PPh) badan dan tentunya juga pajak atas penyerahan Barang (PPN)
Mana yang lebih informatif?
Lanjut PSAK 72 menekankan dalam pengakuan pendapatan, pendapatan yang dicatat harus sesuai dengan kontrak yang disepakati. Jika dalam kontrak terdapat unsur pengembalian barang, pendapatan yang dicatat harus memperhitungkan kemungkinan pengembalian barang dilakukan dalam masa kontrak berdasarkan pengalaman dan risiko dari kerja sama dengan pelanggan tersebut
Pajak. Pengakuan pendapatan secara pajak tidak memperhitungkan
kemungkinan pengembalian barang pada awal pencatatan. Pengembalian barang diberlakukan melalui retur penjualan.
Kondisi ini yang akan menyebabkan perbedaan waktu dalam
pencatatan pendapatan secara komersial dengan fiskal
Apakah ini lebih informatif?
Lanjut
Pendapatan yang diakui secara komersial akan lebih kecil
dari pendapatan yang diakui secara fiskal pada awal transaksi penjualan.
Perbedaan ini menyebabkan dasar perhitungan
penghasilan kena pajak pada akhir tahun akan mengalami perbedaan antara komersial dan fiskal perlu rekonsiliasi / ekualisasi PPh dan PPN
Akun pengakuan pendapatan tentu memengaruhi
pengakuan secara langsung akun biaya yang terkait dengan pendapatan dan harga pokok penjualan. Contoh 2
Entitas menjual produk kepada pelanggan seharga Rp 121
yang jatuh tempu 24 bulan setelah pengiriman. Pelanggan memperoleh pengendalian atas produk pada awal kontrak. Kontrak mengizinkan pelanggan untuk mengembalikan produk dalam jangka waktu 90 hari. Produk tersebut adalah baru dan entitas tidak memiliki bukti historis mengenai pengembalian produk atau bukti yang tersedia di pasar lainnya.
Harga jual kas atas produk Rp 100, dimana pelanggan
akan membayar pada saat pengiriman produk yang sama / identik dengan kontrak awal. Biaya entitas produk tersebut Rp 80 Kontrak tersebut memiliki suku bunga implisit 10% (selama 24 bulan untuk mendiskontokan imbalan terjanji sebesar Rp 121 untuk harga jual kas Rp 100). Entitas mengevaluasi suku bunga dan menyimpulkan bahwa suku bunga tersebut setara dengan suku bungan yang dicerminkan dalam transaksi pembiayaan lainnya antara entitas dan pelanggannya pada awal kontrak tersebut sesuai dengan PSAK 72 paragraf PP20 – PP27
Jurnal: Ketika produk dialihkan
(Dr) Aset aset hak unk memulihkan
produk yang akan di kembalikan Rp 80*) (Cr) Persediaan Rp 80
*) tidak mempertimbangkan ekspektasi biaya untuk
memperoleh aset kembali Ketika hilangnya hak untuk mengembalikan produk
(Dr) Piutang Rp 100
(Cr) Pendapatan Rp 100
(Dr) Beban pokok penjualan Rp 80
(Cr) Aset atas produk yang akan dikembalikan Rp 80
Ketika pelunasan
(Dr) Kas Rp 121
(Cr) Piutang Rp 100 (Cr) Pendapatan Bunga Rp 21
Adakah hak pajak yang dikurangkan?
Masalah perpajakan dalam contoh ini adalah Bilamana PPN terhutang diakui pada saat penyerahan / pengalihan barang yaitu yang tercatat sebesar harga pokok yaitu Rp 80 atau pada saat pengakuan pendapatan sebesar Rp 100.
Ingat bahwa pencatatan penyerahan dan pengakuan
pendapatan ada perbedaan waktu selama 90 hari yaitu ketika hilangknya hak untuk mengembalikan. Dokumen penyerahan hadalah sebesar harga pokok Masalah lain dalam PSAK 72 yang terkait dengan Pajak adalah bahwa setiap kontrak adalah unik apakah ini tidak melanggar prinsip transaksi yang fair yang mengarah kepada harga tranfer?
Sepanjang fiskus belum mengatur ketentuan perpajakan terkait
dengan PSAK 72, maka rekonsiliasi fiskal dapat digunakan untuk menjadi titian perlakuan pajak atas PSAK 72
SAATNYA KITA TURUT MENENTUKAN SIKAP DALAM PERPAJAKAN
KALAU PAJAK HARUS MENGIKUT PSAK 72, MENGAPA TIDAK Terima Kasih
Buku Pegangan Google Adsense: Panduan pengantar untuk program periklanan paling terkenal dan populer di web: dasar-dasar dan poin-poin penting yang perlu diketahui