Anda di halaman 1dari 25

Revisi/perbaikan Anjur Gerontik, 12 mei 2020

Materi Halaman
Kata Kunci diperbaiki 7
Tambahan ulasan di Konsep teori:
10
Pijat refleksi untuk Hipotensi ?
Tambahan ulasan di Konsep Teori:
titik refleksi yang digunakan untuk
10 & 16, 17
Hipertensi di bagian kaki (ulasan
dan gambar)
Tambahan ulasan di Pembahasan:
minyak yang digunakan atau 16
disranankan untuk Pijat refleksi
Perbaikan Hasil: Jurnal inggris di
11
terjemahkan ke Bahasan Indonesia

1
PENGARUH PIJAT REFLEKSI KAKI TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA
HIPERTENSI
Analisis Jurnal Gerontik

Oleh
SUKMAWATI A. ADAM
941719055

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2
2020

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan

pada pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan

nutrisi(Pudiastuti, 2013). Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam

dunia kesehatan masyarakat di Indonesia maupun dunia. Menurut catatan Badan

Kesehatan Dunia WHO 2011 ada 1 milyar orang didunia menderita hipertensi dan

2/3 di anataranya berada dinegara berkembang. Diperkirakan sekitar 80%

kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di negara berkembang pada tahun 2025

dari Jumlah total 639 juta di tahun 2000. Jumlah ini diperkirakan meningkat

menjadi 1,15 miliar kasus ditahun 2025.(Ardiansyah ,2012).

Hasil dari Riskesdas (2013) Prevalensi hipertensi di Indonesia yang di

dapat melalui pengukuran pada umur > 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di

Bangka Belitung (30,09%), diikuti Kalimantan Selatan (29,6%), dan Jawa Barat

(29,4%). Untuk prevalensi provinsi Sulawesi Utara berada di posisi ke 7 dari 33

provinsi yang ada di Indonesia yaitu sebesar 27,1%. Berdasarkan Hasil Riset

Kesehatan Dasar tahun 2013, kecenderungan prevalensi hipertensi berdasarkan

wawancara pada usia > 18 tahun menurut provinsi di Indonesia tahun 2013,

(Depkes RI, 2013).

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan non

farmakologis. Pengobatan farmakologis merupakan pengobatan dengan

4
menggunakan obatobatanyang dapat membantu menurunkan sertamenstabilkan

tekanan darah. Pengobatan farmakologis memiliki efek samping yaitu dapat

memperburuk keadaan penyakit atau efek fatal lainnya. Hal ini dikarenakan

respon terhadap suatu jenis obat pada setiap orang berbeda. Efek samping yang

mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual (Susilo &

Wulandari, 2011).

Salah satu bentuk terapi non farmakologi yaitu pijat refleksi yang

merupakan suatu metode memijat titik-titik tertentu pada tangan dan kaki.

Manfaat pijat refleksi untuk kesehatan sudah tidak perlu diragukan lagi. Salah

satu khasiatnya yang paling populer adalah untuk mengurangi rasa sakit pada

tubuh. Manfaat lainnya adalah mencegah berbagai penyakit, meningkatkan daya

tahan tubuh, membantu mengatasi stress, meringankan gejala migrain, membantu

penyembuhan penyakit kronis, dan mengurangi ketergantungan terhadap obat

obatan. Teknik-teknik dasar yang sering dipakai dalam pijat refleksi diantaranya:

teknik merambatkan ibu jari, memutar tangan dan kaki pada satu titik, serta teknik

menekan dan menahan. Rangsangan rangsangan berupa tekanan pada tangan dan

kaki dapat memancarkan gelombang gelombang relaksasi ke seluruh tubuh

(Wahyuni, 2014).

Berdasarkan penjelasan diatas maka, penulis tertarik menganalisa jurnal

tentang pengaruh Pijat Refleksi Kaki terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi terutama lansia.

5
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Pijat Refleksi Kaki terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi terutama lansia

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengaruh Pijat Refleksi Kaki terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi terutama lansia

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

Analisis jurnal ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan wawasan

keilmuan secara teoritis bagaimana menurunkan tingkat kecemasan dengan

terapi pijat refleksi kaki

1.3.2 Manfaat Praktisi


1. Bagi Program Studi Profesi Ners

Analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan bahan bacaan

tentang keperawatan mengenai pengaruh Pijat Refleksi Kaki terhadap

penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi.

2. Bagi Perawat

Analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukkan bagi perawat

dalam melakukan asuhan keperawatan pada sesorang untuk menurunkan

tekanan darah pada lansia

6
3. Bagi Pasien dan Keluarga

Analisis jurnal ini dapat menambah wawasan, memperluas pemikiran dan

menerapkan Pijat Refleksi Kaki terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi terutama lansia.

7
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS
2.1. Metode Pencarian

Analisis jurnal ini menggunakan 4 media atau metode pencarian jurnal yaitu

menggunakan data base dari google scholar, Neliti dan ReseacrhGate sebagai berikut:

Tabel 2.1 Metode Pencarian


Kata Kunci Hasil Pencarian

Pijat Refleksi kaki 50.700

Penurunan Tekanan Darah 744.000

Lansia Hipertensi 200.000


Pijat refleksi kaki terhadap penurunan tekanan darah 68
lansia hipertensi
Membatasi tahun 2015-2019 5

2.2. Tinjauan Teoritis

A. Hipertensi pada Lansia

Pada lansia terjadi proses menua yaitu penurunan daya tahan tubuh

terhadap rangsangan serta peningkatan resiko terkena suatu penyakit karena

perubahan fisiologis pada organ tubuh seiring berjalannya waktu. Penyakit

yang sering ditemukan pada lansia adalah penyakit degeneratif seperti

hipertensi. Hipertensi sering terjadi pada lansia, sedangkan lansia (lanjut usia)

adalah seseorang yang memasuki masa lanjut usia ketika berusia 60 atau 65

tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lansia merupakan seseorang yang

8
telah berusia 60 tahun ke atas yang disertai dengan menurunnya kemampuan

akal dan fisik (Stanley, 2007).

Menurut Joint National Committee on Prevention Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure hipertensi terjadi apabila

tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (Andra & Yessie, 2013). Hipertensi

adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara

abnormal dan terus menerus pada Hipertensi diakui sebagai penyakit yang

beresiko menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit jantung koroner,

penyakit ginjal, dan demensia (National Institute for Health and Care

Excellence [NICE], 2011). Hipertensi sering disebut sebagai silent killer, hal

ini terjadi karena penyakit tersebut tidak memiliki gejala yang khas yang

disadari oleh penderitanya (Ramadhan, 2010). Seseorang yang telah

didiagnosa hipertensi maka akan selamanya dalam kondisi hipertensi, jika

faktor pencetusnya tidak dikendalikan (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever,

2010).

Tekanan darah sistolik adalah puncak dari tekanan maksimum saat

ejeksi terjadi, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang

mendesak dinding arteri setiap waktu. Tekanan darah biasanya digambarkan

sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa

normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Tekanan darah merupakan

salah satu parameter hemodinamik yang sederhana dan mudah dilakukan

pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamik

9
seseorang saat itu. Hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan dan

aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan

tubuh (Muttaqin, 2009).

Hipertensi yang tidak segera ditangani juga dapat menyebabkan

pecahnya pembuluh darah di otak yang dapat menjadi penyebab stroke, dapat

juga menyebabkan gagal ginjal, kebutaan, dan gangguan kognitif (WHO,

2013). Hipertensi pada lansia lebih penting untuk ditangani karena

patogenesis, perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya.

B. Refleksi Pijat Kaki

Massase refleksi adalah pijat dengan melakukan penekanan pada titik

syaraf di kaki, tangan atau bagian tubuh lainnya untuk memberikan

rangsangan bio-elektrik pada organ tubuh tertentu yang dapat memberikan

perasaan rileks dan segar karena aliran darah dalam tubuh menjadi lebih

lancar (Trionggo, 2013).

Mekanisme kerja pijat kaki diawali dengan pemijatan pada bagian kaki

depan maupun belakang dan berakhir pada telapak kaki. Pijat kaki

menimbulkan efek drainase limfatik dan mekanisme aliran darah vena

mengalami percepatan. Pada area tersebut terdapat rangsangan reseptor yang

ditimbulkan oleh gerakan – gerakan pijatan. Saraf aferen akan menghantarkan

impuls tersebut ke susunan saraf pusat dan memberikan umpan balik melalui

impuls saraf eferen dengan melepaskan histamin dan asetikolin untuk

merangsang tubuh bereaksi melalui mekanisme pembuluh darah yang

10
mengalami reflek vasodilatasi untuk peningkatan vasodilatasi vena, arteriol

dan mengurangi aktivitas saraf simpatis sehingga terjadi penurunan resistensi

vaskular perifer yang menyebabkan tekanan darah mengalami penurunan

(Wahyuni dkk, 2017). Pijat Refleksi pada kaki memiliki SOP dimana rata-rata

dilakukan selama 30-40 menit dan waktu pemberiannya tergantung jenis

hipertensi (akut/kronik).

Pijat Refleksi kaki selain digunakan untuk menurunkan tekanan darah,

dapat juga diberikan untuk mengobati atau menormalkan tekanan darah

rendah atau hipotensi dengan titik refleksi yang berbeda. Berikut titik-titik

refleksi untuk Hipertensi dan Hipotensi :

Sumber : Refleksi.id

11
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil

Penulis dan
Metode Perlakuan Hasil Sumber
Judul
Rahmita Nuril Design penelitian Intervensi pijat refleksi kaki Hasil penelitian Reseacr
Amalia adalah quasi dilakukan selama 30 menit, membuktikan bahwa hgate
Tahun: (2016) experiment pre- setiap 3 hari sekali selama 4 penerapan pijat refleksi
post test one group. minggu. Pada kelompok kaki efektif menurunkan
Efektifitas Pijat Teknik intervensi peneliti tekanan darah lansia
Refleksi Kaki pengambilan melakukan pretest sebelum dengan hipertensi p < 0,01.
Terhadap sampel dengan dilakukan pijat refleksi kaki Terdapat pengaruh yang
Penurunan simple random dan melakukan postest bermakna dari penerapan
Tekanan Darah sampling setelah 10 menit intervensi pijat refleksi kaki terhadap
Lansia didapatkan 39 selesai. Hal ini selalu penurunan tekanan darah
Hipertensi Di responden untuk dilakukan selama 8 kali lansia hipertensi.
Pstw Budi kelompok intervensi. Selanjutnya
Luhur intervensi. tekanan darah lansia
Yogyakart dianalisis perbedaannya
antara sebelum dan setelah
dilakukan intervensi.

Sasi Priya.T Menggunakan Intervensi yang diberikan Hasil dari penelitian ini, Google
desain penelitan pijat refleksi kaki yaitu satu didapatkan bahwa pijat Scholar
Tahun: (2015) Quasi kali dengan durasi 20 menit refleksi kaki dapat
experimental pre- selama 5 hari berturut-turut. mengurangibtekanan darah
Efectiveness Of pre-test dilakukan untuk tinggi diantara pasien
test post-test
Foot kedua kelompok dengan hipertensi.
Reflexology On
control design. menggunakan jadwal .
Blood Pressure Penelitian wawancara semi terstruktur
Among Patients dilakukan di dan grafis untuk tekanan
With rawat inap RS darah selama 5 hari
Hypertension At Kongunad, berturut-turut. Sedangkan
Selected Coimbore India. post-test dilakukan pada
Hospital, Sampel yang kelompok eksperimen dan
Coimbatore. digunakan yaitu kontrol yaitu 30 menit
60 (30 untuk setelah pre-test. Lalu data
kelompok akan dianalisa.
intervensi dan 30
kelompok
kontrol).
Rindang Azhari Desain penelitian Kelompok eksperimen Hasil ini membuktikan Reseacr
Rezky, Yesi quasy eksperiment diberikan terapi pijat terdapat perbedaan antara hgate

12
Hasneli, Oswati dengan pendekatan refleksi kaki 3 hari post test antara tekanan
Hasanah non-equivalent berturut-turut selama 15 darah kelompok
control group yang menit sedangkan kelompok eksperimen dan kelompok
Tahun: (2015) melibatkan dua kontrol tidak diberikan kontrol. Pada penelitian ini
kelompok, yaitu perlakuan. Peneliti pijat refleksi dapat
Pengaruh Terapi kelompok menggunakan alat pijat menurunkan tekanan darah,
Pijat Refleksi eksperimen dan refleksi APIYU II yang namun reponden masih
Kaki Terhadap kelompok kontrol. dirancang oleh Hasneli dalam kategori hipertensi
Tekanan Darah jumlah sampel (2015). Pemijatan
Pada Penderita sebanyak 30 dilakukan pada titik-titik
Hipertensi responden. refleksi di telapak kaki
Primer hipertensi primer, untuk menurunkan tekanan
berusia 30-65 darah. Pada kedua
tahun, mempunyai kelompok tekanan darah
tekanan darah ≥ sistolik dan diastolik
140/90 mmHg. dihitung dengan
menggunakan alat
sphygmomanometer digital.
Penelitian dilakukan pada
jam yang sama, dimana
peneliti telah menentukan
rentang waktu pengambilan
data untuk setiap responden
yaitu dari jam 15.00 –
17.00 WIB.
Agus Arianto, Desain penelitian Menggunakam SOP pijat Hasil penelitian dengan uji Reseacr
Swito Prastiwi, mengunakan Quasi refleksi telapak kaki. paired t test untuk tekanan hgate
Ani Sutriningsih Experimental Dilakukan setiap pagi dan darah sistolik dan uji
Tahun: (2018) dengan pendekatan sore hari dimana dilakukan Wilcoxon untuk tekanan
non randomized kurang lebih selama 30 darah diastolik diperoleh
Pengaruh Terapi pretest and menit pada daerah titik nilai signifikansi 0,00
Pijat Refleksi posttest with refleksi kaki (terutama (sig<0,05), artinya pijat
Telapak Kaki control group telapak kaki) dipijat refleksi telapak kaki
Terhadap design. Sampel perlahan mengikuti aliran berpengaruh terhadap
Perubahan dalam penelitian ini darah yaitu dari bawah ke perubahan tekanan darah
Tekanan Darah berjumlah 34 atas. Penelitian ini pada penderita hipertensi..
Pada Penderita responden, dibagi melakukan pijat refleksi
Hipertensi menjadi 2 selama 2 kali sehari.
kelompok yaitu 17
orang sebagai
kelompok
eksperimen dan 17
orang sebagai
kelompok kontrol.
Sri Hartutik, Penelitian ini Intervensi yang diberikan Hasil penelitian Neliti
Kanthi Suratih menggunakan menggunakan SOP Terapi menunjukkanuji Mann

13
desain penelitian Pijat Refleksi Kaki. Whitney untuk pengaruh
Tahun: (2017) yang digunakan Dilakukan satu kali terapi pijat refleksi kaki
adalah pre-postest sehari dengan frekuensi terhadap tekanan darah
Pengaruh Terapi control one group lebih selama 30-45 menit pada penderita hipertensi
Pijat Refleksi design. Sampel pada daerah titik refleksi primer sesudah diberikan
Kaki Terhadap dalam penelitian ini perlakuan (post test) p
kaki (terutama telapak
Tekanan Darah sejumlah 11 orang value (0,000 < 0,05) ada
kaki) dipijat perlahan
Pada Penderita untuk masing- perbedaan tekanan darah
Hipertensi masing kelompok mengikuti aliran darah pada kelompok perlakuan
Primer intervensi dan yaitu dari bawah ke atas. dan kelompok kontrol
kelompok kontrol, sesudah diberikan
sehingga jumlah perlakuan terapi pijat
keseluruhan sampel refleksi kaki. Terapi pijat
adalah 22 refleksi sebagai salah satu
responden. Lansia terapi komplementer
di Panti Werdha. diharapkan mampu
untukdiaplikasikan perawat
dalam menurunkan tekanan
darah pada penderita
hipertensi.

3.2 Pembahasan

Pada analisis jurnal ini, penulis mengambil 5 penelitian terdahulu yang

meneliti tentang Pengaruh Pijat Refleksi kaki erhadap Penurunan Tekanan darah

terutama pada lansia yang mengalami hipertensi. Dari ke 5 penelitian yaitu oleh

Amalia (2016), Priya (2015), Rezky dkk (2015), Arianto dkk (2018) dan Hartutik

(2017). Dari kelima penelitian menunjukan hasil bahwa ada pengaruh Pijat

Refleksi kaki erhadap Penurunan Tekanan darah. Namun diantara ke 5 jurnal

tersebut terdapat beberapa perbedaan.

Pada penelitian oleh Amalia (2016) yang melakukan penelitian pada

lansia dengan hipertensi, kelompok terbagi atas kelompok kontrol dan

eksperimen dimana kelompok kontrol tidak diberi intervensi dan kelompok

14
eksperimen diberi intervensi. Intervensi pijat refleksi kaki dilakukan selama 30

menit, setiap 3 hari sekali selama 4 minggu. Pada kelompok intervensi peneliti

melakukan pretest sebelum dilakukan pijat refleksi kaki dan melakukan postest

setelah 10 menit intervensi selesai. Hal ini selalu dilakukan selama 8 kali

intervensi. Selanjutnya tekanan darah lansia dianalisis perbedaannya antara

sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Hasil dari pijat refleksi kaki

menunjukan bahwa sebelum diberikan intervensi TD pada lansia yang paling

tinggi adalah 178,2/98,4 menjadi 171,6/96 mmHg dan lansia yang memiliki TD

135,5/79,49 mmHg menjadi 134,52/77,55 mmHg. Alat ukur menggunakan

Sfigmomanometer untuk mengukur TD pada lansia.

Penelitian diatas didukung oleh penelitian Priya (2015), dilakukan pada

kelompok usia 31-70 tahun yang menderita hipertensi.kelompok terbagi atas

kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol tidak diberi intervensi,

sedangkan kelompok eksperimen diberi intervensi sesuai SOP Pijat refleksi kaki

yaitu dilakukan 20 menit selama 5 hari berturut-turut. Dilakukan pijat refleksi

pada kaki di titik-titik tertentu menggunakan jari-jari. Hasil dari pemberian

intervensi didapatkan bahwa terjadi penurunan tekanan darah pada kelompok

eksperimen setelah diberi intervensi.

Pada penelitian oleh Rezky dkk (2015), dilakukan pada kelompok usia

30-65 tahun yang menderita hipertensi primer yang melibatkan 2 kelompok yaitu

kelompok kontrol tanpa diberi intervensi dan kelompok eksperimen dibei

intervensi. Kelompok eksperimen diberikan terapi pijat refleksi kaki 3 hari

15
berturut-turut selama 15 menit sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan

perlakuan. Peneliti menggunakan alat pijat refleksi APIYU II yang dirancang

oleh Hasneli (2015). Pemijatan dilakukan pada titik-titik refleksi di telapak kaki

untuk menurunkan tekanan darah. Pada kedua kelompok tekanan darah sistolik

dan diastolik dihitung dengan menggunakan alat sphygmomanometer digital.

Penelitian dilakukan pada jam 15.00 – 17.00 WIB. Hasil penelitian terdapat

perbedaan antara mean posttest antara tekanan darah kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Pada penelitian ini pijat refleksi dapat menurunkan tekanan

darah, namun reponden masih dalam kategori hipertensi

Pada penelitian Arianto dkk (2018), penelitian dilakukan pada sampel

sesuai kriteri inklusi yaitu pria dan wanita yang berusia diatas 50 tahun

melibatkan 2 kelompok (kontrol dan eksperimen). Intervensi dilakukan

menggunakan SOP refleksi pijat kaki namun pada penelitian ini, peniliti tidak

mencantumkan secara jelas dan rinci frekuensi pemberian pijat refleksi kaki.

Pemberian intervensi diberikan pada pagi dan sore hari. Hasil yang didapatka

bahwa pijat refleksi telapak kaki berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah

pada penderita hipertensi. Terapi pijat refleksi telapak kaki dapat menurunkan

tekanan darah.

Sedangkan pada penelitian Hartutuk (2017), dimana sampel penelitian

yaitu lansia dengan hipertensi primer yang melibatkan 2 kelompok (kontrol dan

eksperimen), namun pada penelitian ini tidak dijelaskan secara rinci berapa kali

sehari diberikan perlakuan. Peneliti hanya menggunakan SOP refleksi pijat kaki

16
untuk intervensi yang diberikan pada lansia. Hasil yang didapatkan bahwa ada

perbedaan tekanan darah pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

sesudah diberikan perlakuan terapi pijat refleksi kaki.

Dari kelima jurnal diatas dapat dikatakan bahwa memijat dengan refleksi

kaki memiliki beberapa perbedaan frekuensi pemberian. Selain itu berdasarkan

SOP, pijat refleksi kaki disarankan menggunakan minyak pijat/urut seperti

Minyak zaitun atau minyak kelapa murni (VCO) (Ayu, 2019).

3.3 Implikasi

Berdasarkan penelitian diatas, Pengaruh Pijat Refleksi kaki terhadap

Penurunan Tekanan darah terutama pada lansia yang mengalami hipertensi terbukti

menurunkan tekanan darah terutama pada lansia. Penerapan foot reflexology dalam

keperawatan dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan pada klien

hipertensi, tidak hanya pada klien yang menjalani perawatan di tempat pelayanan

kesehatan seperti di Puskesmas atau rumah sakit, tetapi juga dapat dilakukan di

rumah maupun di panti sisial Werdha.

Pemijatan/penekanan dengan irama yang teratur pada kaki akan merefleksi

dengan efek relaksasi dan tubuh dalam keadaan seimbang. Intervensi yang diberikan

bisa dilakukan selama 20 menit selama 5 hari berturut-turut dan ada yang bisa

diberikan selama 3 hari skali selama 4 minggu. Sebelum memijat, rekomendasikan

menggunakan minyak seperti minyak zaitu dan minyak kelapa murni setelah itu

mulai memijat kaki depat pada dari arah bawah ke atas mengikuti aliran darah,

17
kemudian pada telapak kaki titik refleksi yang di pijat yaitu bagian tengah atau

medial (bagian dalam yang lebih dekat ke tengah).

Sumber : Refleksi.id

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Terdapat pengaruh terapi pijat refleksi telapak kaki terhadap perubahan

tekanan darah pada penderita hipertensi terutama pada lansia. Intervensi bisa

diberikan selama 20 menit pada titik-titik tertentu pada kaki menggunakan teknik

refleksi atau pijat dengan jari-jari pada pagi atau sore hari.

4.2 Saran

1. Bagi Program Studi Profesi Ners

Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan bahan bacaan

tentang keperawatan mengenai pengaruh pijat refleksi telapak kaki terhadap

perubahan tekanan darah

2. Bagi Perawat

Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

perawat dalam melakukan intervensi pijat refleksi telapak kaki terhadap pasien

hipertensi primer.

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Analisis jurnal ini diharapkan kepada keluarga untuk melakukan kerjasama atau

kolaborasi antara perawat dan keluarga dalam intervensi yang diberikan berupa

pijat refleksi telapak kaki terhadap perubahan tekanan darah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Andra, W & Yessie Puteri. 2013. Keperawatan Medical Bedah I. Nuha Medika:
Yogyakarta
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA

Arianto, dkk. 2018. Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Telapak Kaki Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Nursing News Volume
3, Nomor 1, 2018. Diakases pada www.neliti.co.id

Depkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Ri.

Sasi Priya.T. 2015. Ffectiveness Of Foot Reflexology On Blood Pressure Among


Patients With Hypertension At Selected Hospital, Coimbatore.
Repository.Tnmgrmu.Ac.Indi

National Institute For Health And Care Excellence. 2011. Clinical Guideline 127.
Hypertension: Clinical Management Of Primary Hypertension In Adults.
Diakses Dari Http://Publications.Nice.Org.Uk/Hypertensioncg127
Pressbaradero, M. Dayrit, M.W. & Siswadi, Y. Klien Gangguan Kardiovaskuler Seri
Asuhan Keperawatan. Jakarta : Egc. 2008

Pudiastuti, R.D. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta : Nuha Medika. 2013

Amalia. 2016. Efektifitas Pijat Refleksi Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Lansia Hipertensi Di Pstw Budi Luhur Yogyakart. Repository
Akperykyogja.Ac,Id 19 Feb 2017

Ramadhan, A.J. (2010). Mencermati Berbagai Gangguan Pada Darah Dan Pembuluh
Darah. Yogyakarta: Diva Press.
Rezky, Dkk. 2015. Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Primer. Jom Vol. 2 No. 2, Oktober 2015 Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner &
Suddarth’s Textbook Of Medical Surgical Nursing (12th Ed). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

20
Hartutik. 2017. Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Primer. Neliti Stikes Aisyiyah Surakarta. Gaster Vol. Xv
No. 2 Agustus 2017

Stanley, M., & Beare, P. G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: Egc

Susilo, Y & Wulandari, A. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Andi : Yogyakarta. 2011

Trionggo, Ira & A. Ghofar. 2013. Panduan Sehat Sembuhan Penyakit Dengan Pijat &
Herbal. Yogyakarta: Indoliterasi.
Wahyuni, Indah Setya. 2017. Pengaruh Massase Ekstremitas Dengan Aroma Terapi
Lavender Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di
Kelurahan Grendeng Purwokerto. Skripsi. Universitas Jendral Soedirman.
Wahyuni, S. 2014. Pijat Refleksi Untuk Kesehatan. Jakarta Timur: Dunia Sehat.

Who. (2013). World Health Statistics 2013: World Health Organization

21
Lampiran SOP

Standar Operating Procedure (SOP)

PROSEDUR PIJAT REFLEKSI

Pengertian Pijat dengan melakukan penekanan pada titik-titik syaraf. Titik-


titik syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan titik-titik
syaraf tersebut berada di telapak kaki, selain kaki pada tangan
juga memiliki titik-titik syaraf tertentu. 

Tujuan 1. Melancarkan peredaran darah.


2. Mencegah berbagai macam penyakit.
3. Mengobati berbagai macam penyakit.
4. Menjaga meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Membantu Mengatasi Stres.
6. Mengurangi ketergantungan obat.
7. Menyembuhkan rasa capek dan pegal.

Petugas Perawat

Persiapan Pasien Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

Persiapan Alat 1. Minyak


2. Lotion/ handbody
Persiapan 1. Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman.
Lingkungan 2. Tutup sketsel.

Prosedur 1. Waktu pijat refleksi bisa dilakukan selama 30 sampai 45


menit. Tetapi bagi penderita penyakit kronis, lanjut usia
harus lebih pendek disesuaikan dengan kemampuannya.
2. Setiap titik refleksi hanya dipijat 5 sampai 9 menit dalam
sekali pengobatan
3. Bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet tatkala
dipijat

22
4. Daerah refleksi yang terdapat dikaki, cara pijatnya dari arah
bawah keatas. Kesemuanya ini disesuaikan menurut arah
aliran darah mengalir.
5. Ketika melakukan pijat refleksi pada kaki perlu
menggunakan tulang jari telunjuk yang dilipatkan untuk
memijat, dipakai khusus titik refleksi yang agak tersembunyi
atau telapak kaki yang banyak dagingnya.
6. Kebanyakan orang memerlukan waktu perawatan 4-8
minggu untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Tetapi
bagi pasien berpenyakit kronis dipijat 3 kali dalam seminggu
atau 2 hari sekali. Jangan memijat setiap hari.
7. Usahakan komunikasi pasien dengan pemijat terjalin dengan
baik, jangan membicarakan segala sesuatu yang dapat
memberatkan mental pasien khususnya mengenai pasien.
8. Cucilah tangan sehabit memijat.
Sumber Rujukan 1. http://refleksipijat.blogspot.com/2012/03/pijat-refleksi-cara-
dan-teknik.html
2. http://evivika.com/pengertian-dan-manfaat-pijat-refleksi/

SOP PIJAT REFLEKSI KAKI Oleh Priya (2015)

ANNEXURE-I

STEPS OF FOOT REFLEXOLOGY

23
FOOT REFLEXOLOGY:

It is the therapeutic application of massage to the feet of patients with hypertension


for a period of 10 minutes for 5 consecutive days as a relaxation therapy.

DURATION OF THE PROCEDURE: The procedure is done on both feet for a


period of ten minutes on each foot, once daily in the morning for 5 consecutive days.

PREPARATION: A conducive environment, free of noise, with adequate lighting


and ventilation is provided. Patient privacy is taken into consideration by providing
adequate screening.

STEPS OF FOOT REFLEXOLOGY

1. Instruct the patient to wash the feet using warm water and then dry
thoroughly.

2. The sample is made to lie comfortably in a supine position having the feet at
the end of the bed placed on a pillow for elevation.

3. The reflexology session starts with the right foot. The left foot is covered
using a covering sheet to prevent the energy transmission from one field to the
other.

4. Using both hands, Massage the foot all over slowly with firm pressure
applied. Start at ankle region and then move down towards the toes and then
the sole of the foot.

5. With the thumb fingers apply pressure on the dorsal surface of the foot.
Begins at the ankle region and is proceeded up to the tip of the toes. Pressure
is applied at the meridian points for 10 seconds. This step is done for all the
five toes.

6. Using the thumb fingers, apply pressure on the sole of the foot in a linear
motion starting from the great toe and ending at the heel, in a zigzag manner.

7. The palm of the dominant hand is folded to fist and pressure is applied on the
sole from the heel and is moved upwards to the toes. This is done in an S-
shaped turn.

24
8. Thumb walk up the spine area from the bottom of the heel to the toes. Start at
the median surface and end at the lateral surface of the foot.

9. Support the ankle part with one hand and using the other hand, flex and
extend the foot by applying firm pressure. This is done twice.

10. Using the thumb and the index finger, apply firm pressure starting from ankle
region and ending with the great toe. This step is repeated twice.

11. Using the thumb and the index finger, apply firm pressure from the tendon at
the back and extend up to the base of the heel. This is performed two times.

12. Steps 4 to 11 are performed for the left foot covering the right foot with a
blanket.

13. Finally both the feet are held at the lateral surface, using both hands. Rotate
the feet twice.

14. Flex and extend the feet at the same time, by applying firm pressure. This is
done twice.

15. Massage the feet using both the hands for relaxing the feet.

25

Anda mungkin juga menyukai