Anda di halaman 1dari 24

Gangguan Komunikasi Sel Saraf pada Penderita

Periodik Paralisis Hipokalemia


Shita Apilla Elya
102014083
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat :Jalan Arjuna Utara Nomor 6, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510
email: shita.2014fk083@civitas.ukrida.ac.id

Abstract
To maintain homeostasis and megontrol growth and development of cells, the
cells must work in a coordinated pattern in order to achieve a certain goal is to
maintain viability. The ability of cells to communicate is very important in the work
patterns of cells that terkoordinasi.1 There are two main regulatory system that ensures
the coordinated responses that maintain the viability of the system is the nervous system
and hormonal (endocrine). The main thing in the nervous system which has an
important role in maintaining the viability is nerve communication. While the main
thing in the hormone system has an important role in maintaining the viability of the
hormone is communication. If the communication nerve and hormonal communication
impaired the body system will not work properly so that it can cause disease. If the
nerve cell communication impaired membrane then any potential related to the
distribution of sodium (Na +), potassium (K +) and differential permeability of the
plasma membrane of the ions would be impaired and the result would be an electrolyte

disturbance. One of the diseases caused by electrolyte disturbances are Hypokalemia


Periodic Paralysis.
Keywords : communication nerve, Sodium, Potassium, are Hypokalemia Periodic
Paralysis.
Abstrak
Untuk

mempertahankan

homeostasis

dan

megontrol

pertumbuhan

serta

perkembangan sel, sel harus berkerja dalam pola terkoordinasi demi tercapainya suatu
tujuan tertentu yaitu menjaga kelangsungan hidup. Kemampuan sel untuk
berkomunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam pola kerja sel yang
terkoordinasi.1 Terdapat dua sistem pengaturan utama yang memastikan terjadinya
respon-respon terkoordinasi yang menjaga kelangsungan hidup yaitu sistem saraf dan
sistem hormon (endokrin). Hal utama dalam sistem saraf yang memiliki peran penting
dalam menjaga kelangsungan hidup adalah komunikasi saraf. Sedangkan hal utama
dalam sistem hormon yang memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan hidup
adalah komunikasi hormon. Jika komunikasi saraf dan komunikasi hormon mengalami
gangguan maka sistem tubuh tidak akan bekerja dengan baik sehingga dapat
menimbulkan penyakit. Jika komunikasi sel saraf mengalami gangguan maka pontensial
membran yang berkaitan dengan distribusi natrium (Na+), Kalium (K+) dan
permeabilitas diferensial membran plasma terhadap ion-ion pun akan mengalami
gangguan dan akibatnya akan terjadi gangguan eletrolit. Salah satu penyakit yang
ditimbulkan akibat terjadinya gangguan eletrolit tersebut adalah Periodik Paralisis
Hipokalemia.
Kata kunci : Komunikasi saraf, Natrium, Kalium, Paralisis Hipokalemia

Pendahuluan
Untuk

mempertahankan

homeostasis

dan

megontrol

pertumbuhan

serta

perkembangan sel, sel harus berkerja dalam pola terkoordinasi demi tercapainya suatu
tujuan tertentu yaitu menjaga kelangsungan hidup. Kemampuan sel untuk
berkomunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam pola kerja sel yang
terkoordinasi.1 Terdapat dua sistem pengaturan utama yang memastikan terjadinya
respon-respon terkoordinasi yang menjaga kelangsungan hidup yaitu sistem saraf dan
sistem hormon (endokrin). Hal utama dalam sistem saraf yang memiliki peran penting
dalam menjaga kelangsungan hidup adalah komunikasi saraf. Komunikasi saraf
berlangsung dengan perantara sel saraf atau yang biasa disebut neuron. Neuron
berfungsi

untuk menghantarkan sinyal listrik secara cepat dan juga untuk

mensekresikan neurotransmiter. Neurotrasnmiter adalah suatu zat kimia perantara jarak


dekat yang bekerja pada organ-organ target yang berada di dekatnya. Sedangkan hal
utama dalam sistem hormon yang memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan
hidup adalah komunikasi hormon. Komunikasi hormon yang terjadi di dalam tubuh
dijalankan oleh hormon. Hormon adalah zat kimia perantara jarak jauh yang
disekresikan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah. Darah akan mengangkut hormon ke
tempat target yang jauh yaitu tempat dimana hormon akan mengatur sejumlah proses
yang lebih membutuhkan durasi ketimbang kecepatan contohnya seperti aktivitas
metabolik, keseimbangan air dan elektrolit, serta pertumbuhan. 2 Jika komunikasi saraf
dan komunikasi hormon mengalami gangguan maka sistem tubuh tidak akan bekerja
dengan baik sehingga dapat menimbulkan penyakit. Jika komunikasi sel saraf
mengalami gangguan maka pontensial membran yang berkaitan dengan distribusi
natrium (Na+), Kalium (K+) dan permeabilitas diferensial membran plasma terhadap

ion-ion pun akan mengalami gangguan dan akibatnya akan terjadi gangguan eletrolit.
Salah satu penyakit yang ditimbulkan akibat terjadinya gangguan eletrolit tersebut
adalah Periodik Paralisis Hipokalemia. .3
Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu dari dua sistem regulatorik utama tubuh.
Sistem saraf merupakan sistem yang mengontrol dan mengoordinasikan aktivitas tubuh
yang memerlukan respon cepat. Sistem saraf sangat penting dalam mendeteksi dan
memulai respon terhadap perubahan eksternal. Sistem saraf juga bertanggungjawab
untuk fungsi-fungsi yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditunjukkan untuk
mempertahankan homeostasis contohnya adalah kesadaran, daya ingat, dan kreativitas. 1
Pada dasarnya sistem saraf terdiri dari sel-sel spesifik yang berfungsi menerima
stimulus sensorik dan meneruskannya ke organ-organ efektor baik muskular ataupun
glandular.4
Sistem saraf dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu sistem saraf pusat (SSP)
dan sistem saraf tepi (SST). Pada susunan saraf pusat, otak dan medula spinalis
merupakan pusat utama terjadinya korelasi dan integrasi informasi saraf. Susunan
sistem saraf pusat terdiri dari sejumlah besar sel-sel saraf yang disebut neuron dan
disokong oleh serabut saraf yang disebut akson.5
Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih yaitu input
sensoris, integrasi, dan output motorik. Input sensoris adalah penghantaran atau
konduksi sinyal dari reseptor sensoris. Integrasi adalah proses penerjemahan informasi
yang berasal dari stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan yang kemudian
dihubungkan dengan respon tubuh yang sesuai. Intergasi, sebagian besar dilakukan di

sistem saraf pusat yaitu di otak dan di sumsum tulang belakang. Output motorik adalah
penghantaran sinyal dari pusat integrasi yaitu dari sistem saraf pusat (SSP) ke sel-sel
efektor. Kemudian sel-sel efektor tersebut yang akan mengaktualisasikan respon tubuh
terhadap stimulus yang diberikan.6
Neuron atau Sel Saraf
Neuron atau sel saraf merupakan sel yang dapat dirangsang, khususnya untuk
menerima stimulus dan hantaran impuls saraf.5 Neuron adalah unit fungsional sistem
saraf yang dikhususkan untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal di dalam tubuh
makhluk hidup.6 Bentuk dan ukuran neuron bervariasi tergantung pada lokasi dan
fungsi neuron tersebut, namun setiap sel saraf atau neuron biasanya memiliki ciri yang
sama yaitu memiliki badan sel, dendrit dan akson.1
Badan sel merupakan struktur utama dari sel saraf yang kaya akan sitoplasma dan
di bagian tengahnya terdapat inti sel saraf. Badan sel berfungsi sebagai tempat
metabolisme sel saraf. Neuron juga memiliki dendrit yang berfungsi meningkatkan luas
permukaan yang tersedia untuk menerima sinyal dari neuron lain dan untuk
mengirimkan sinyal dari ujungnya ke seluruh bagian lain neuron. Sedangkan akson
yang terdapat di neuron berfungsi untuk menghantrakan pesan ke ujung neuron.6

Gambar 1. Struktur Sederhana Neuron


Neuron pada manusia dapat kelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya.
Neuron berdasarkan strukturnya dibagi menjadi empat tipe yaitu :7

Neuron Tanpa Akson7


Neuron tipe ini memiliki struktur yang lebih kecil dan juga tidak memiliki
akson. Biasanya neuron tipe ini berlokasi di otak dan di beberapa organ perasa
khusus.

Neuron Bipolar7
Neuron tipe ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan
neuron multipolar dan neuron unipolar. Neuron ini berfungsi menyiarkan ulang
informasi tentang penglihatan, penciuman, dan pendengaran dari sel-sel yang peka

terhadap rangsang ke neuron-neuron lainnya.


Neuron Unipolar7
Pada neuron tipe ini dendrit dan akson melakukan proses secara berlanjut.
Dalam satu neuron ini, segmen awal dari cabang dendrit membawa aksi potensia
dan neuron ini juga memiliki dendrit. Biasanya beberapa neuron sensorik dari

saraf tepi merupakan neuron unipolar dan sinaps neuron ini berakhir di sistem

saraf pusat (SSP).


Neuron Multipolar7
Neuron tipe ini adalah neuron yang banyak memiliki dendrit dan dengan
satu akson. Sebagian besar neuron tipe ini berada di sistem saraf pusat (SSP) dan
seluruh neuron motorik yang mengendalikan otot rangka.

Gambar 2. Tipe-tipe Neuron berdasarkan Strukturnya7


Berdasarkan fungsinya neuron dibagi menjadi tiga macam tipe, yaitu :8

Neuron Sensorik8
Neuron tipe ini adalah neuron yang berfungsi untuk membawa rangsang
dari daerah tepi yaitu perifer tubuh ke pusat saraf yaotu otak dan susmsum tulang
belakang.

Neuron Motorik8
Neuron tipe ini adalah neuron yang berfungsi meembawa rangsang dari
pusat saraf ke daerah tepi.
Interneuron atau Neuron Penghubung8

Neuron tipe ini adalah neuron yang berfungsi sebagai penguhung antara
neuron sensorik dan neuron motorik.

Gambar 3. Tipe-tipe Neuron berdasarkan Fungsinya8


Hubungan antar Sel Saraf
Setiap sel saraf atau neuron tidak bekerja sendiri-sendiri melainkan bekerja secara
terkoordinasi. Jadi setiap neuron akan bekerja sama dan berkomunikasi satu sama lain
untuk dapat menerima impuls ataupun untuk memberikan respon terhadap impuls yang
diterima. Komunikasi neuron biasanya dikenal dengan sirkuit neural. Sirkuit neural
yang ada di dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua yaitu :9

Sirkuit Divergen9
Pada sirkuit divergen penghantaran informasi berasal dari sebuah neuron
atau sebuah kelompok neuron ke sejumlah besar neuron yang tersebar di beberapa
tempat. Contoh dari sirkuit divergen adalah sekelompok sel saraf pembentuk zat

kimia noradrenalin yang ada di batang otak (locus coeruleus) yang mengirimkan

julurannya ke cortex cerebri dan beberapa bagian otak lainnya.


Sirkuit Konvergen9
Pada sirkuit konvergen penghantaran informasinya berlawanan dengan
sirkuit divergen yaitu penghantaran informasinya berasal dari sejumlah besar
neuron yang tersebar di beberapa tempat yang kemudian memproyeksikan diri ke
suatu sek saraf di lokasi tertentu. Contoh dari sirkuit konvergen adalah juluran
neuron dari cortex cerebri yang diproyeksikan ke cortex entorhinal yang ada di

lobus temporal medius.


Potensial Membran
Potensial membran adalah pemisahan muatan positif dan negatif di kedua sisi
membran. Potensial ini berkaitan dengan distribusi tidak merata dari Kalium (K +),
Natrium(Na+), dan anion intrasel serta perbedaan permeabilitas membran plasma
terhadap ion-ion tersebut.2 Terdapat dua jenis sel yang mengalami perkembangan
sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan potensial membran. Kedua jenis sel
tersenbut adalah sel saraf dan sel otot.1 Kedua sel tersebut dapat mengalami fluktuasi
cepat sesaat pada potensial membrannya. Fluktuasi potensial ini berfungsi sebagai
sinyal listrik. Sel saraf dan sel otot merupakan jaringan peka rangsang karena keduanya
dapat menghasilkan sinyal listrik ketika tereksitasi. 2 Saat keduanya tereksitasi maka
keduanya mengubah potensial istirahatnya untuk menghasilkan sinyak listrik. 1 Neuron
akan menggunakan sinyal listrik ini untuk menerima, memproses, menginisiasi, dan
mengirimkan pesan. Sedangkan di sel otot sinyal ini akan mencetuskan kontraksi.2
Terdapat beberapa istilah yang dipakai untuk menggambarkan perubahan
potensial, diantaranya yaitu :1
Polarisasi, yaitu keadaan dimana setiap kali potensial membran bernilai selain 0,
baik dalam arah positif maupun negatif.

Depolarisasi, yaitu keadaan dimana bagian dalam membran menjadi kurang


negatif dibandingkan dengan potensial istrahatnya atau dengan kata lain nilai

potensial mendekati 0 mV, bahkan keadaan membran dapat menjadi positif.


Repolarisasi, yaitu keadaan dimana membran kembali ke keadaan potensial

istirahat setelah mengalami depolarisasi.


Hiperpolarisasi, yaitu keadaan dimana bagian dalam membran menajdi lebih
negatif dibandingkan dengan potensial istirahatnya atau dengan kata lain nilai
potensial menjauhi 0 mV.
Perubahan potensial membran ini terjadi karena perubahan perpindahan ion

menembus membran. Perubahan perpindahan ion timbul akibat perubahan permeabilitas


membran sebagai respon atas berbagai kejadian pemicu. Kejadian pemicu ini mengubah
permeabilitas membran sehingga mengubah aliran ion menembus membran. Adanya
perpindahan ion ini dapat mendistribusikan kembali muatan di kedua sisi membran
sehingga menyebabkan potensial membran berfluktuasi.2
Ion larut air bertanggung jawab untuk membawa muatan yang tidak dapat
menembus lapisan ganda lipid membran plasma, muatan ini dapat menembus membran
hanya melalui kanal-kanal yang spesifik untuknya atau malalui transpor yang
diperantarai protein pembawa. Kanal membran tersebut dapat berupa kanal rembes
(leak channel) dan kanal berpintu (gated channel). Kanal rembes adalah kanal yang
selalu terbuka sehingga memungkinkan lolosnya ion spesifik tanpa kendali untuk
menembus membran plasma melalui kanal. Sedangkan kanal berpintu adalah kanal
yang memiliki pintu yang dapat membuka dna menutup sehinggan memungkinkan ion
menembus membran plasma saat pintu kanal terbuka dan ion tidak dapat menembus
membran plasma saat pintu kanal tertutup. Terbuka dan tertutupnya pintu merupakan
respon atas kejadian pemicu yang menyebabkan perubahan konformasi atau bentuk
protein yang menyusun kanal berpintu tersebut.1

10

Kanal berpintu dibedakan menjadi empat yang didasarkan pada faktor yang
menyebabkan kanal berubah bentuk. Empat jenis kanal berpintu tersebut yaitu :2
Kanal berpintu kimiawi, adalah kanal yang dapat membuka atau menutup akibat
dari respon atas terikatnya zat kimia perantara ekstrasel yang spesifik ke sebuah

reseptor membran permukaan.


Kanal berpintu mekanis, adalah kanal yang dapat membuka dan menutup akibat

dari respon atas peregangan atau deformasi mekanis lainnya.


Kanal berpintu termal, adalah kanal yang dapat membuka atau menutup akibat

dari respon atas perubahan suhu lokal.


Kanal berpintu listrik, adalah kanal yang dapat membuka atau menutup akibat
dari respon atas perubahan potensial membran.
Terdapat dua bentuk dasar sinyal listrik yaitu potensial berjenjang dan poten sial

aksi. Potensial berjenjang berfungsi sebagai sinyal jarak dekat. Sedangkan potensial aksi
berfungsi sebagai sinyal jarak jauh.1
Potensial Berjenjang
Potensial berjenjang adalah perubahan lokal potensial membran yang terjadi
dalam berbagai derajat atau tingkat besaran dan kekuatan. Potensial berjenjang biasanya
dihasilkan oleh kejadian pemicu spesifik yang menyebabkan kanal ion berpintu
membuka di bagian tertentu pada membran sel peka rangsang.2 Pada sebagian besar
kasus, saluran ini adalah saluran berpintu kimia atau berpintu mekanis. Pada kasus yang
biasanya terjadi adalah terbukanya saluran berpintu Na + yang menyebabkan masuknya
Na+ ke dalam sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi dan listriknya.1 Potensial
berjenjang ini terbatas hanya di bagian tertentu saja dari keseluruhan membran plasma.2
Besar potensial berjenjang inisial atau perbedaan antara pontesial baru dan
potensial istirahat berkitan dengan kekuatan dari kejadian pemicu. Dengan kata lain
semakin kuat kejadian pemicu maka akan semakin besar pula potensial berjenjang
yang dihasilkan.2

11

Selain potensial berjenjang inisial, durasi potensial berjenjang juga berkaitan


dengan lama kejadian pemicu menjaga kanal berpintu tetap membuka. Hal tersebutlah
yang menyebabkan durasi potensial berjenjang bervariasi. Dengan kata lain semakin
lama kejadian pemicu maka akan semakin lama pula durasi potensial berjenjang.2
Ketika potensial berjenjang tercipta di bagian tertentu dari membran sel saraf atau
sel otot maka bagian lainnya masih berada pada keadaan potensial istirahat. Bagian
yang terdepolarisasi akibat dari masuknya ion yang lebih positif ke dalam sel atau
keluarnya ion negatif secara berlebihan sementara inilah yang disebut bagian aktif. 1
Pada bagian dalam sel, daerah aktif cenderung lebih positif dibandingkan dengan daerah
inaktif disekitarnya. Sedangkan bagian luar sel, daerah aktif relatif lebih negatif
dibandingkan dengan daerah inaktif disekitarnya. Karena perbedaan potensial tersebut
maka muatan listrik yang diangkut oleh ion mengalir secara pasif dari daerah yang aktif
ke daerah inaktif yang berada di sekitarnya atau sebaliknya. Setiap muatan listrik yang
mengalir tersebut disebut arus. Arah aliran arus sesuai dengan arah aliran muatan
positif. Arus yang dibawa oleh ion dapat menembus membran plasma hanya melalui
kanal ion.1
Besar arus yang mengalir di antara dua bagian bergantung pada perbedaaan
potensial antar bagian dan resistensi atau hambatab dari bahan tempat muatan listrik
mengalir. Dengan kata lain semakin besar beda potensial maka akan semakin besar
pula arus dan semakin rendah resistensi maka arus yang dihasilkan akan semakin
besar.2
Pada potensial berjenjang arus yang mengalir akan lenyap menembus membran
plasma begitu ion pembawa muatan dalam hal ini adalah Kalium (K +) bocor melalui
bagian membran yang tidak terinsulasi yaitu dengan cara berdifusi keluar seturut
gradien eletrokimianya melalui kanal rembes K+ yang membuka. Akibat dari hilangnya
arus ini adalah besar dari potensial berjenjang makin lama makin berkurang seiring

12

dengan makin jauhnya potensial dari daerah aktif semula. Perubahan potensial makin
lama makin berkurang seiring menyebarnya potensial tersebut di sepanjang membran
dan terus menurun seraya makin jauhnya potensial dari daerah aktif semula hingga tidak
lagi terdapat perubahan potensial.1
Meskipun jangkauan sinyalnya terbatas, potensial berjenjang penting bagi fungsi
tubuh. Berikut adalah contoh dari potensial berjenjang, yaitu :2
Potensial pascasinaps
Potensial reseptor
Potensial end-plate
Potensial pemacu (pacemaker)
Potensial gelombang lambat
Kebanyak dari sel peka rangsang menghasilkan salah satu dari potensial
berjenjang sebagai respon terhadap sebuah kejadian pemicu. Potensial berjenjang dapat
memicu potensial aksi di sebuah sel peka rangsang.2
Potensial Aksi
Potensial aksi adalah perubahan singkat,cepat, dan besar pada potensial membran
saat potensial sesungguhnya berbalik sehingga bagian dalam sel peka rangsang sepintas
menjadi lebih positif ketimbang di bagian luar.1 Potensial aksi menyebar secara cepat di
sepanjang membran serat saraf.10 Potensial aksi mejalar ke seluruh bagian membran
secara nondecremental yaitu tidak berkurangnya kekuatan potensial aksi tersebut seiring
penyebarannya dari tempat asal ke bagian membran lainnya. Karena itulah potensial
aksi dapat berfungsi sebagai sinyal jarak jauh.2 Untuk menghantarkan sinyal saraf,
potensial aksi bergerak di sepanjang serat saraf sampai tiba di ujung saraf. Potensial aksi
tidak bergantung pada kekuatan stimulus pendepolarisasi. Semakin besar diameter
akson semakin cepat penghantaran potensial aksi, karena tahanan arus listrik
berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar arus tersebut.10
Pada potensial aksi dimulai dengan tahap istirahat, di mana membran berada pada
fase istirahat sebelum terjadinya potensial aksi. Biasanya tahap ini disebut juga sebagai
tahap polarisasi, karena nilai potensial membran pada saat istirahat adalah -70mV. 10

13

Lalu tahap selanjutnya adalah tahap depolarisasi, pada tahap ini membran tiba-tiba
permeabel terhadap ion Na+ sehingga sejumlah besar Na+ berdifusi masuk ke dalam
membran sel. Keadaan polarisasi awal dari membran sel normal sebesar -70mV segera
dinetralisasi oleh ion Na+ yang lebih positif yang mengalir masuk ke dalam membran
sel sehingga menimbulkan potensial membran meningkat dengan cepat ke arah positif.10
Tahap selanjutnya adalah Repolarisasi. Dalam waktu seperbeberapa puluh ribu
detik sesudah membran menjadi sangat permeabel terhadap ion Na +, kanal ion Na+
menjadi tertutup dan kanal ion K+ lebih terbuka dari biasanya. Selanjutnya difusi ion K+
yang berlangsung cepat ke bagian luar membran akan membentuk mengembalikan
keadaan awal membran sebelum terjadinya depolarisasi.10
Tahap selanjutnya membran akan mengalami hiperpolarisasi sementara yang
diakibatkan karena pengeluarann ion K+ tersebut. Namun, setelah sepersekian detik
keadaan membran sel akan kembali normal seperti pada fase istiraha yaitu -70mV.10
Pelaku utama yang menyebabkan membran sel dalam keadaan depolarisasi dan
repolarisasi membran plasma selama potensial aksi adalah kanal ion Na + berpintu listrik.
Kanal ion K+ juga berperan penting dalam meningkatkan kecepatan repolarisasi
membran.10
Penjalaran Potensial Aksi
Potensial aksi dihantarkan di sepanjang akson dari mulai axon hillock sampai ke
baigian ujung yang biasanya bercabang-cabang di terminal akson. Terminal akson ini
melepaskan zat kimia perantara yang mempengaruhi sekaligus banyak sel yang
berhubungan erat dengan akson ini. Karen itu secara fungsional akson adalah zona
penghantar neuron, dan terminal akson yang akan membentuk outputnya.
Potensial aksi hanya dapat dicetuskan dibagian-bagian membran yang memiliki
banyak kanal natrium berpintu listrik yang dapat meembuka saat terpicu oleh kejadian
pendepolarisasi. Biasanya bagian-bagian sel peka rangsang tempat terjadinya potensial
berjenjang tidak mengalami potensia aksi, meskipun tempat tersebut dapat mengalami

14

depolarisasi bermakna. Namun, sebelum lenyap potensian berjenjang dapat memicu


potensia aksi di bagian-bagian membran di dekatnya dengan membawa bagian-bagian
yang lebih peka ini ke ambang melalui arus lokal yang menyebar drai tempat potensial
berjenjang. Potensial berjenjang dihasilkan di dendrit dan badan sel sebagai respon atas
sinyal kimiawi yang datang. Jika potensial berjenjang cukup kuat ketika telah menyebar
ke axon hillock, maka ia dapat mencetuskan potensial aksi di zona pemicu ini. Axon
hillock memiliki ambang terendah di neuron karena kepadatan kanal natrium berpintu
listrik di bagian ini jauh lebih tinggi ketimbang bagian lain di neuronn. Oleh karen itu
axon hillock jauh lebih responsif daripada dendrit atau bagian di badan sel terhadap
perubahan potensial dan juga axon hillock merupakan bagian yang pertam akali
mencapai ambang rangsang. Jadi, potensial aksi bermula dari axon hillock kemudian
menjalar ke ujung akson.2
Siklus Hodgkin
Pada saat sel saraf mendapat rangsangan ,baik rangsang kimia,mekanik maupun
rangsangan lain hal tersebut akan menyebabkan kanal ion Natrium (voltaged-gated Na
Channels) akan membuka sehingga ion Natrium akan masuk kedalam sel dengan
membawa muatannya. Muatan positif ion Natrium akan menetralkan sebagian muatan
negatif didalam sel sehingga sel akan mengalami depolarisasi. Depolarisasi ini akan
memicu pembukaan kanal ion natrium berpintu listrik ,sehingga semakin banyak
Natrium masuk kedalam sel dan pada akhirnya akan semakin memperbesar depolarisasi.
Makin besar depolarisasi maka akan semakin memperbanyak pembukaan kanal ion
natrium berpintu listrik dan seterusnya sampai ada faktor luar yang menhentikan yaitu
menutupnya kanal ion natrium secara perlahan karena terbukanya kanal kalium. Hal ini
merupakan siklus umpan balik positif yang terjadi di sel saraf yang dikenal dengan
Siklus Hodgkin.11
Sinaps dan Integrasi Neuron

15

Sinaps berasal dari bahasa Yunani synapsis yang artinya penyatuan. Sinaps adalah
tempat saling berkontaknya neuron dengan neuron atau tempat saling berkontaknya
neuron dengan sel efektor lainnya misalnya sel otot dan sel kelenjar.2 Sinaps sangat
berperan pada penghantaran satu arah dari implus saraf. Hampir semua sinaps
menghantarkan implus lewat pelepasan neurotransmitter pada terminal akson berupa
substansi kimiawi yang menginduksi perpindahan implus saraf ke neuron lainnya atau
ke sebelah sel efektor.Sinaps dibentuk oleh suatu terminal akson atau terminal prasinaps
yang menghantarkan implus, bagian lain tempat impuls baru dibentuk atau terminal
pascasinaps dan suatu celah sempit intraseluler yang disebut celah sinaps.10
Cara utama suatu neuron berinteraksi langsung dengan neuron lain adalah melalui
suatu sinaps. Sinapsis ditemukan antara dua neuron, antara reseptor sensoris dan neuron
sensoris, antara neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya, serta antara neuron
dengan sel kelenjar. Sebuah potensial aksi di neuron prasinaps mencetuskan
pengeluaran suatu neurotransmiter yang berikatan dengan reseptor di neuron
pascasinaps. Pengikatan ini mengubah sel pascasinaps melalui dua cara, yaitu :6
a. Respons paling khas adalah terbukanya saluran-saluran gerbang perantara kimia.
Apabila saluran Na+ dan K+ terbuka maka fluks-fluks ion yang terjadi akan
menyebabkan EPSP yaitu suatu depolarisasi kecil yang membawa sel
pascasinaps mendekati ambang. Di pihak lain, kemungkinan bahwa neuron
pascasinaps akan mencapai ambang lenyap apabila timbul IPSP yaitu suatu
hiperpolarisasi kecil sebagai akibat dari terbukanya saluran K + atau Cl-, atau
keduanya.
b. Pada mekanisme sinaps alternatif yaitu suatu sistem perantara kedua sel.
Misalnya AMP siklik yang diaktifkan oleh pengikatan neurotransmiter dengan

16

reseptor. AMP siklik dapat menyebabkan pembukaan saluran atau menimbulkan


efek yang lebih lama bertahan pada sel, termasuk mengubah ekspresi genetik
sel. Walaupun terdapat sejumlah neurotransmiter yang berbeda-beda, setiap
sinaps selalu mengeluarkan neurotransmiter yang sama untuk menimbulkan
respons tertentu apabila berikatan dengan reseptor tertentu. Respons selesai
apabila neurotransmiter dibersihkan dari celah sinaps oleh cara-cara yang
spesifik untuk sinaps tersebut.
Jalur-jalur sinaps yang menghubungkan berbagai neuron sangatlah rumit akibat
adanya konvergensi masukan neuron dan divergensi keluarannya.Biasanya banyak
masukan prasinaps berkonvergensi ke sebuah neuron dan secara bersama-sama
mengontrol tingkat eksitabilitas neuron tersebut. Sebaliknya, neuron ini melakukan
divergensi untuk bersinaps dengan dan mempengaruhi eksitabilitas banyak neuron lain.
Dengan demikian setiap neuron memiliki tugas untuk menghitung keluaran ke banyak
sel lain dari serangkaian masukan prasinaps, suatu neuron dapat bereaksi dengan 3 cara
yaitu :12

Melepaskan potensial aksi di sepanjang akson


Tetap berada dalam keadaan istirahat dan tidak meneruskan sinyal
Mengalami penurunan eksitabilitas.
Pada umumnya ada ribuan mauskan prasinaps yang diterima oleh sebuah badan
sel saraf dari banyak neuron lain.

Dalam suatu kesempatan seberapa pun

banyaknya neuron prasinaps ini akan teresitasi sehingga mempengaruhi aktivitas


neuron pascasinaps. Apabila aktivitas dominan berada pada masukan eksitatorik,
sel pascasinaps kemungkinan akan terbawa ke ambang dan mengalami potensial
aksi. Hal ini dapat terjadi melalui penjumlahan temporal yaitu menambahkan

17

EPSP-EPSP dari sebuah masukan prasinaps yang terus-menerus datang dalam


waktu yang hampir bersamaan sehingga saling memperkuat atau penjumlahan
spatial menambahkan EPSP-EPSP yang timbul secara simultan dari beberapa
masukan prasinaps yang berbeda. Karena axon hillock memiliki ambang terendah
maka potensial aksi tercetus di sini. Frekuensi potensial aksi mencerminkan
besarnya penjumlahan EPSP. Resultan potensial pascasinaps (GPSP) adalah
gabungan semua IPSP dan EPSP yang terjadi pasa saat hampir bersamaan.
Apabila masukan inhibitorik (IPSP) dominan maka potensial pascasinaps akan
dibawa semakin menjauhi ambang. Apabila aktivitas eksitatorik (EPSP) dan
inhibitorik (IPSP) ke neuron pascasinaps seimbang maka membran akan tetap
berada dalam keadaan istirahat.6
Banyak faktor yang dapat mengubah efektivitas sinaps, sebagian faktor adalah
mekanisme-mekanisme built-in yang bertujuan untuk memperhalus responsivitas
neuron, sebagian faktor lagi adalah manipulasi farmakologis dengan sengaja untuk
mencapai hasil yang diinginkan, dan sebagian yang lain adalah ketidaksengajaan atau
kecelakaan yang disebabkan oleh racun atau proses penyakit.
Selain melalui neuromodulasi, cara lain menekan atau meningkatkan keefektifan
sinaps adalah melalui inhibisi atau fasilitas prasinaps. Jika neurotrasnmitter yang
dilepaskan dari suatu terminal berkurang makan kejadian tersebut disebut dengan ihibisi
pra sinaps. Sedangkann jikaa neurotransmitter yang dilepaskan dari suatu terminal
bertambah makan kejadian tersebut disebut fasilitas prasinaps. Inhibisi prasinaps
merupakan cara menghambat secara selektif masukan tertentu hingga ke neuron
pascasinaps tanpa mempengaruhi kontribusi setiao masukan lain. Integrasi neuron jenis

18

ini adalah cara lain untuk dapat memodifikasi sinyal listrik anatar neuron dengan
seksama. 2
Penurunan Genetika Mendel
Abbot Gregor Johan Mendel merupakan seorang biarawan otodidak dari
Agustine (1822-1884) yang membuat hukum dasar herditas. Hukum Mendel
memberikan dasar untuk ilmu genetik modern. Metodenya masih menganalisis
transmisi sifat keturunan. Dalam teorinya Mendel memiliki dua hukum yang manjadi
acuan, yaitu : 6

Hukum Mendel 1 atau Hukum Segregasi


Mendel menyatakan bahwa anggota pasangan alel akan bersegregasi, atau
terpisah, selama proses pembentukan gamet. Melalui distribusi acak, sebagian
gamet akan berisi gen ibu asli; lainnya berisi gen ayah asli. Dasar fisik untuk
hukum ini adalah pemisahan kromosom homolog selama pembelahan meiosis

tahap anaphase I
Hukum Mendel 2 atau Hukum Penggolongan Bebas
Mendel menyatakan bahwa gen pada berbagai lokus akan bersegrregasi
dengan bebas satu sama lain. Jika dua pasang gen atau lebih saling berhadapan
maka setiap pasangan akan berpisah dan bergerak ke dalam gamet dengan bebas
asalkan gen tersebut tidak berada dalam kromosom yang sama. Hukum Mendel 2
memiliki beberapa ketentuan yaitu :6
Jika gen berada dalam kromosom yang sama, maka gen tersebut tidak
sepenuhnya dapat bebas bergerak, tetapi akan diturunkan secara
berkelompok dan dikatakan terikat, terutama jika gen tersebut terletak
sangat berdekatan.

19

Kelompok alel yang terikat dapat diuraikan dan dikombinasi ulang dengan
berbagai cara melalui pertukaran silang antar kromosom homolong saat

pembelahan meiosis.
Penambahan ini akan memperbesar variasi di antara keturunannya.

Pewarisan Sifat
Hereditas adalah materi yang menyimpan sifat atau informasi yang diturunkan.
Materi hereditas pada makhluk hidup adalah molekul DNA (deoxyribose nucleic acid
atau asam deoksiribosa nukleat). Molekul DNA disusun oleh banyak molekul
nukleotida yang membentuk rantai polinukleotida. Setiap nukleotida terdiri atas
komponen gula ribosa,fosfat,dan basa nitrogen. Struktur DNA berbnetuk rantai ganda
yang terpilin (double helix). Unit-unit pencetak sifat yang terdapat pada DNA disebut
gen. Jadi gen adalah unit hereditas. Gen terletak dalam kromosom. Kromosom
merupakan struktur yang terletak di dalam inti sel (nukleus) yang terdiri atas DNA dan
protein. Pada organisme yang berkembangbiak secara seksual terjadi pengaturan jumlah
kromosom, yaitu jumlah kromosom pada gamet (sel kelamin) adalah setengah jumlah
kromosom pada sel-sel tubuh. Dalam setiap sel tubuh manusia terdapat 23 pasang
kromosom, berarti terdapat total 46 kromosom. Pasangan kromosomnya ini dikenal
dengan kromosom homolog. Oleh karena itu, sel tubuh bersifat diploid (2n). Karena
kromosom pada sel-sel tubuh berpasangan, maka gen-gen pun akan berpasangan. Gen
yang terletak pada lokus yang sana akan bertanggung jawab atas sifat.13
Pewaridan sifat dari orang tua kepada anaknya dapat berupa pewarisan autosim
dan pewarisan Gonosom. Pewarisan autosom tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :

Pewarisan Dominan Autosom

20

Jika hanya salah satu anggota dari pasangan gen yang menentukan fenotipe,
gen tersebut dianggap dominan. Pembawa suatu gen yang menyebabkan penyakit
dominan autosom memiliki kemungkinan 50% mewariskan gen tersebut pada
setiap kali konsepsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi fenotipe akhir pada
individu yang negidap penyakit dominan autosom adalah penetrasi,ekpresivitas,
dan anitsipasi.

Pewarisan Autosom Resesif


Penyakit resesif autosom mensyaratkan bahwa kedua salinan gen harus
abnormal. Heterozigot atau pembawa sifat (karier) yang hanya memiliki satu gen
abnormal mungkin mengalami sebagian perubahan fenotipe, tetapi hanya orang
yang memiliki kedua salinan gen tersebut (homozigot) yang mengidap penyakit.
Banyak penaykit defisiensi enzim adalah penyakit resesif autusom. Satu pasangan
yang anaknnya mengidap suatu penyakit resesif autosom memiliki risiko
rekurensi 25 persen oada setaip konsepsi. Kemungkinan saudara kandung normal
dari seorang anak yang terkena sebagai pembawa gen terkait adalah dua dari
anak akan homozigit normal, 2/4 heterozigit pembawa, dan akan homozigot
abnormal. Karena gen-gen penyebab penyakit resesif autosom yang jarang
memiliki prevalansi rendah dalam populasi umum, kemungkinan pasangan adalah
pembawa gen terkait rendah kecuali pasangan tersebut memiliki hubungan darah
atau consanguineous.14

Periodik Paralisis Hipokalemia


Periodik Paralisis Hipokalemia merupakan kelainan pada membran yang sekarang
ini dikenal sebagai salah satu kelompok kelainan penyakit chanellopathies pada otot

21

skeletal. Kelainan ini dikarakteristikkan dengan terjadinya suatu episodik kelemahan


tiba-tiba yang disertai gangguan pada kadar kalium serum. Periodik paralisa ini dapat
terjadi pada suatu keadaan hiperkalemia atau hipokalemia.Periodik paralisis hipokalemi
(HypoPP) merupakan sindrom klinis yang jarang terjadi tetapi berpotensial mengancam
jiwa. Sindrom paralisis hipokalemi ini disebabkan oleh penyebab heterogen dimana
karakteristik dari sindrom ini ditandai dengan hipokalemi dan kelemahan sistemik yang
akut. Kebanyakan kasus terjadi secara familial atau disebut juga hipokalemi periodik
paralisis primer. Bila gejala-gejala dari sindroma tersebut dapat dikenali dan diterapi
secara benar maka pasien dapat sembuh dengan sempurna.Periodik paralisis merupakan
kelainan neuromuscular yang jarang serta diturunkan, yang secara karakteristik yang
ditandai dengan dari kelemahan otot. Penyakit ini diturunkan secara autosomal
dominant, Mutasi tersering ditemukan pada channel calsium kromosom 1 dan Sering
ditemukan juga pada hipertiroid.15
Kesimpulan
Hipotesis diterima , Periodik paralisis Hipokalemi merupakan penyakit
kekurangan kalium yang dapat menyebabkan kelemahan yang akut pada anak-anak
maupun dewasa muda. Pasien akan mengalami kelemahan dari anggota gerak sehingga
tidak dapat di gerakkan. Paralisis Hipokalemia disebabkan karena teganggunya
komunikasi sel saraf pada sistem saraf khususnya yang berkaitan dengan distribusi
natrium (Na+), Kalium (K+) dan permeabilitas diferensial membran plasma terhadap
ion-ion pun akan mengalami gangguan. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya
gangguan eletrolit. Keadaan hipokalemia yang berat dapat mengganggu fungsi organ
lain seperti jantung hingga terjadi gangguan irama jantung yang bila tidak ditangani
akan memperburuk keadaan pasien hingga mengancam nyawa.
22

Daftar Pustaka
1. Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2012:h.13, 95, 104
2. Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed.8. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2014:h.98,99
3. Arvin, B K. Nelson ilmu kesehtan anak. Vol. 1. Ed. 15. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2000:h. 242-44
4. Snell, R S. Neuroanatomi klinik. Ed 5. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2007:h. 2.
5. Snell, R S. Neuroanatomi klinik. Ed 7. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2013:h. 2.
6. Neil , A. Champbell. Jane, B. Reece. Lawrence, G. Mitchell. Biologi Champbell,
Reece, Mitchelle. Jilis 3. Ed.5. Jakarta: Penerbit Erlangga;2004:h.201,209, 210
7. Muttaqin, A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. Jakarta:Salemba Medika;2008:h.4,5.
8. Isnaeni, W. Fisiologi hewan. Cet.5.Yogyakarta:Penerbit Kanisius;2010:h.63.
9. Pasiak, T. Unlimited potency of brain : kenali dan manfaatkan sepenuhnya potensi
otak anda yang tak terbatas. Bandung: PT Mizan Pustaka;2009:h.126, 127
10. Hall, J E. Guyton, C A. Guyton dan Hall buku ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.12.
Singapura:Saunders Elsevier;2011:h.63-5
11. Anonim. Siklus Hodgkin. Edisi 23 Maret 2012. Diunduh dari
https://medhypapz.wordpress.com/2012/03/23/modul-2-triger-1-fk-uncen/, 30
Januari 2014.
12. Hall, J E. Guyton, C A. Guyton dan Hall buku ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.11.
Singapura:Saunders Elsevier;2011:h.221-4
13. Leveno K. Obstetri wiliams. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009:.h.85,
86
14. Setiowati T, Deswaty F. Biologi interaktif. Jakarta: Azka Press;2007:h.47
15. Patrick, D. At a glance medicine. Jakarta : Erlangga;2005:h.236, 237

23

24

Anda mungkin juga menyukai