TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep pengetahuan
1. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu dan untuk mengetahui atau mengukur
bahwa orang tersebut tahu tentang sesuatu dan dapat mengajukan beberapa
pertanyaan. jika ia sudah memiliki pengetahuan maka dengan mudah ia akan
menjawab pertanyaan tersebut.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu tentang objek tersebut, tidak sekadar
dapat menyebutkan, tapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara
benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang dimaksud dapat
menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang di ketahui sesuai dengan kondisi
yang terjadi.
4. Analisis ( analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan
kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu objek atau objek yang diketahui.Indikasi bahwa pengetahuan seseorang
tersebut sudah dapat membedakan atau memisahkan, pengelompokan materi
membuat (bagan) dengan menggunakan pengetahuan terhadapobjek tersebut.
5. Sintesis
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam satu hubungan yang dimiliki dengan kata lain sintetis adalah
salah satu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
telah ada.
6. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
klasifikasi atau terhadap suatu objek tertentu.penelitian ini dengan sendirinya
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku.
1. Faktor internal
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan
dan kebahagiaan.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan tapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan.
3) Usia
Usia adalah individu menghitung mulai usia sejak lahir sampai berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang
yang lebih dewasa dipercayai dari yang belum tinggi.
2. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.
2) Sosial budaya
sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi.
3) Kriteria tingkat pengetahuan
Menurut arikunto, 2006 yang dikutip (Budiman, 2013) tema pengetahuan
seseorang diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif
yaitu:
1. Baik: hasil persentase 76% sampai 100%
2. Cukup: hasil persentase 56% sampai 75%
3. Kurang: hasil persentase </= 55%
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Definisi Keluarga
Istilah keluarga didefinisikan berbeda-beda tergantung dari orientasi teoritis yang
digunakan. Beberapa definisi keluarga sering menggunakan teori interaksi, sistem, atau
tradisional. Secara tradisional keluarga didefinisikan sebagai berikut:
1. Burges dkk. (1963)
Membuat definisi keluarga yang berorientasi pada tradisi dimana:
1) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi.
2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga,
ataupun jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
mereka tersebut sebagai rumah mereka.
3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama laindalam peran-peran sosial
keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara
dan saudari.
4) Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
2. WHO
Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
3. Duvall (1976)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggotanya.
4. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup didalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang
lai, mempunyai peran masing-masing, dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
5. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya (Sulistyo Andarmoyo, 2012).
Keluarga merupakan suatu kelompok atau sekumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai satu kesatuan unit masyarakat yang terkecil dan biasanya tidak selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan, atau ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah, dibawah
asuhan seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk (Setiawati Santun dan Dermaga
Agus C, 2010).
5) Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana, pengalokasian dana serta pengaturan
keseimbangan
6) Fungsi Pengontrol/Pengatur
Adalah memberikan pendidikan dan norma-norma.
3. Fungsi Keluarga Menurut PP No. 21 Th. 1994 dan UU No. 10 Tahun 1992
1) Fungsi Keagamaan
Keluarga adalah wahan utama dan pertama menciptakan seluruh anggota keluarga
menjadi insane yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Fungsi Sosial Budaya
Keluarga berfungsi untuk menggali, mengembangkan dan melestarikan sosial budaya
Indonesia.
3) Fungsi Kasih Sayang
Keluarga berfungsi mengembangkan rasa cinta dan kasih saying setiap anggota
keluarga, antarkerabat, antargenerasi.
4) Fungsi Perlindungan
Adalah fungsi untuk memberikan rasa aman secara lahir dan batin kepada setiap
anggota keluarga.
5) Fungsi Reproduksi
Memberikan keturunan yang berkualitas melalui: pengaturan dan perencanaan yang
sehat dan menjadi insane pembangunan yang handal.
6) Fungsi Pendidikan dan Sosialisasi
Keluarga merupakan tempat pendidikan utama dan pertama dari anggota keluarga
yang berfungsi untuk meningkatkan fisik, mental, sosial dan spiritual secara serasi, selaras,
dan seimbang.
7) Fungsi Ekonomi
Keluarga meningkatkan keterampilan dalam usaha ekonomis produktif agar
pendapatan keluarga meningkat dan tercapai kesejahteraan.
8) Fungsi Pembinaan Lingkungan
Meningkatkan diri dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam sehingga
tercipta lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang.
Meskipun banyak fungsi-fungsi keluarga seperti disebutkan di atas, pelaksanaan fungsi
keluarga di Indonesia secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut:
Asih: Memberi kasih sayang, perhatian, rasa aman, hangat kepada seluruh anggota keluarga
sehingga dapat berkembang sesuai usia dan kebutuhan.
Asah: Memenuhi pendidikan anak sehingga siap menjadi manusia dewasa, mandiri dan dapat
memenuhi kebutuhan masa depan.
Asuh: Memelihara dan merawat anggota keluarga agar tercapai kondisi yang sehat fisik, mental,
sosial dan spiritual.
2) Reliability (kepercayaan) adalah pelayanan yang disajikan dengan segera dan memuaskan
dan merupakan aspek-aspek keandalan sistem pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa
yang meliputi kesesuaian pelaksanaan pelayanan dengan rencana kepedulian perusahaan
kepada permasalahan yang dialami pasien, keandalan penyampaian jasa sejak awal,
ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan keakuratan penanganan.
3) Responsiveness (tanggung jawab) adalah keinginan untuk membantu dan menyediakan jasa
yang dibutuhkan konsumen. Hal ini meliputi kejelasan informasi waktu penyampaian jasa,
ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan administrasi, kesediaan pegawai dalam membantu
konsumen, keluangan waktu pegawai dalam menanggapi permintaan pasien dengan cepat.
4) Assurance (jaminan) adalah adanya jaminan bahwa jasa yang ditawarkan memberikan
jaminan keamanan yang meliputi kemampuan SDM, rasa aman selama berurusan dengan
karyawan, kesabaran karyawan, dukungan pimpinan terhadap staf.
5) Empathy (empati) adalah berkaitan dengan memberikan perhatian penuh kepada konsumen
yang meliputi perhatian kepada konsumen, perhatian staf secara pribadi kepada konsumen,
pemahaman akan kebutuhan konsumen, perhatian terhadap kepentingan konsumen,
kesesuaian waktu pelayanan dengan kebutuhan konsumen.
Banyak ahli ilmu yang mencoba menyampaikan konsep serta menyajikan bukti-bukti
penelitian untuk menggambarkan, menerangkan, dan meramalkan keputusan-keputusan orang
yang berkaitan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Walaupun masing-masing model yang
dikemukakan berbeda sesuai dengan pandangan teori dan tipe perilaku, namun menggunakan
variabel yang hamper sama.
Kebutuhan kesehatan (Health need) akan pelayanan kesehatan pada dasarnya bersifat
obyektif, karena itu untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok ataupun masyarakat, upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Tuntutan kesehatan
(health demands) bersifat subyektif. Tuntutan kesehatan banyak dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan dan social ekonomi (Azwar, 1996 dalam Leni, 2012).
Pemanfaatan merupakan kegunaan dari sebuah program sehingga program ini dapat
berguna baik oleh individu atau masyarakat. Dalam proses peningkatan pelayanan kesehatan
tentunya pemanfaatan sebuah program menjadi bagian dari output atau hasil dari sebuah
kebijakan yang dibuat (Leni, 2012).
Faktor–faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut
Donabedien (Dever, 1984 dalam Leni, 2012) yaitu :
1. Faktor sosial budaya dan cultural, terdiri dari :
1) Norma-norma dan nilai-nilai sosial serta kultur yang ada di masyarakat.
2) Teknologi kesehatan pada pelayanan kesehatan. Kemajuan teknologi kedokteran dapat
membantu mengobati penyakit sehingga menurunkan angka kesakitan dan menurunkan
pengunaan jasa layanan kesehatan.
2. Faktor Organisasi Penyedia Layanan Kesehatan
1) Tersedianya sumber daya, yaitu sumber daya yang meliputi kuantitas dan kualitas.
Sumber daya ini mempengaruhi pelayanan dan permintaan akan layanan kesehatan. Jika
sumber daya tersedia maka pelayanan akan dengan mudah diperoleh.
2) Akses geografi berupa jarak tempuh ke lokasi pelayanan. Dalam memenuhi akses
geografi tentunya diukur dengan jarak tempuh dan waktu tempuh serta dihitung biaya
perjalanan. Akses geografi dalam arti jarak tempuh dan biaya perjalanan tentunya tidak
terlalu menyulitkan bagi warga binaan yang ada di Rutan karena tempat dan lingkungan
pengobatan mudah dijangkau.
3) Akses Sosial berupa bisa mengandung dua pengertian, yaitu akses yang bisa diterima dan
yang tidak bisa di jangkau. Akses yang bias diterima lebih diarahkan kepada faktor
psikologis, sosial dan budaya , namun terjangkau bisa berupa finansial atau faktor
ekonomi.
4) Karakteristik struktur organisasi yang formal serta pemberian pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk, misalnya rumah sakit,
rumah bersalin, klinik bersama, praktek pribadi, praktek bersama dan lain-lain. Kegunaan
dari semua bentuk pelayanan ini mempunyai pola yang berbeda satu sama lain.
3. Faktor yang langsung berhubungan dengan konsumen.yaitu terdiri :
1) Faktor sosiodemografis yaitu umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa, status perkawinan
dan status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan).
2) Faktor sosial psikologis yaitu persepsi terhadap penyakit sertasikap dan keyakinan
tentang pelayanan kesehatan, dan perawatan medis atau dokter.
3) Faktor epidemiologis, yang terdiri dari mortalitas, morbiditas dan faktor resiko.
4. Faktor Petugas Kesehatan/Produsen
1) Faktor ekonomi. Dalam masalah ekonomi tentunya sebagai konsumen kesulitan untuk
memiliki prefensi yang cukup sehingga akan diserahkan ke pihak provider.
2) Faktor karakteristik petugas kesehatan. Faktor yang berhubungan berupa tipe pelayanan
kesehatan, sikap petugas kesehatan, kecakapan atau keahlian beserta kelengkapan
fasilitas atau sarana kesehatan.
1.1.1 Definisi
Stroke adalah kelainan fungsi otak yang terjadi secara mendadak yang disebabkan
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
(Muttaqin, 2008).
Stroke ialah suatu penyakit yang menyerang siapapun dengan kejadian yang sangat
mendadak dan merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan neurologi selain
penyakit jantung dan kanker (Tarwoto, 2013). Sementara itu stroke suatu penyakit yang
menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir,
daya ingat, dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat dari gangguan fungsi
otak (Muttaqin, 2008).
Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan otak secara fokal atau
global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali gangguan
pembuluh darah otak (WHO, 1983 dalam Tarwoto, 2013) hal ini terjadi ketika aliran
darah pada lokasi tertentu di otak terganggu sehingga suplay oksigen juga terganggu.
Daerah pada daerah yang kekurangan oksigen menjadi rusak dan menimbulkan gejala
kecacatan. Tipe dan beratnya defisit neurologi mempunyai gejala-gejala yang bervariasi
tergantung dari bagian-bagian otak yang terkena (Tarwoto, 2013).
1.1.2 Penyebab
a. Trombosis Serebri
Trombosis serebri ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang bisa menimbulkan edema dan
kongesti disekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur
atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemia serebri. Tanda dan gejala
neurologis sering kali memburuk dalam waktu sekitar 48 jam setelah terjadinya
trombosis (Muttaqin, 2008).
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan trombosis otak :
1) Aterosklerosis
2) Hiperkoangulasi pada polisitemia
3) Arteritis (radang pada arteri)
4) Emboli
b. Hemoragi
Perdarahan intracranial atau intraserebri meliputi perdarahan dalam ruang
subrakhonoid atau didalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi akibat
aterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran, dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi infark otak, edema, dan
mungkin berniasi otak. (Muttaqin, 2008)
c. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah :
1) Hipertensi yang parah
2) Henti jantung paru
3) Curah jantung turun akibat aritmia
d. Hipoksia Lokal
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah :
1) Spasme arteri serebri yang disertai perdarahan subarachnoid,
2) Vasokontriksi asrteri otak disertai sakit kepala migren (Mutaqqin, 2008).
1.1.3 Patofisiologi
Otak merupakan bagian tubuh yang sangat memerlukan oksigen dan glukosa karena
jaringan otak tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa yang berlebihan seperti halnya
pada otot. Meskipun berat otak sekitar 2% dari seluruh berat badan , namun
menggunakan sekitar 25% suplay oksigen dan 70% glukosa. Jika aliran darah ke otak
terhambat maka akan terjadi iskemia dan terjadi gangguan metabolism otak yang
kemudian terjadi gangguan perfusi serebral. Area otak disekitar yang mengalami
hipoperfusi disebut penumbra. Jika aliran darah ke otak terganggu lebih dari 30 detik
pasien dapat menjadi tidak sadar dan dapat terjadi kerusakan jaringan otak yang
permanen jika aliran darah otak terganggu lebih dari 4 menit. Untuk mempertahankan
aliran darah ke otak maka tubuh akan melakukan dua mekanisme tubuh yaitu mekanisme
anastomosis dan mekanisme autoregulasi. Mekanisme anastomosis berhubungan suplay
darah ke otak untuk pemenuhan kebutuhan oksigen dan glukosa. Sedangkan mekanisme
autoregulasi adalah bagaimana otak melakukan mekanisme/usaha sendiri dalam menjaga
keseimbangan. Misalnya terjadi hipoksemia otak maka pembuluh darah akan mengalami
vasodilatasi (Tarwoto, 2013).
a. Mekanisme Anastomosis
Otak diperdarahi melalui 2 arteri karotis dan 2 arteri vertebralis. Arteri karotis
terbagi menjadi karotis interna memperdarahi langsung kedalam otak dan bercabang
kira-kira setinggi kiasma optikum menjadi arteri serebri anterior dan media. Karotis
eksterna memperdarahi wajah, lidah, faring, dan meningens. Arteri vertebralis
berasal dari arteri subclavia. Arteri vertebralis mencapai dasar tengkorak melalui
jalan tembus dari tulang yang dibentuk oleh prosesus transverse dari vertebra
servikal mulai dari C6 sampai dengan C1. Masuk ke ruang kranial melalui foramen
magnum, dimana arteri-arteri vertebra bergabung menjadi arteri basilar. Arteri
basilar bercabang menjadi dua arteri serebral posterior yang memenuhi kebutuhan
darah permukaan medial dan inferior arteri baik bagian lateral lobus temporal dan
occipital (Tarwoto, 2013).
Meskipun arteri karotis interna dan vertebra basilaris merupakan 2 sistem arteri
yang terpisah yang mengalirkan darah ke otak, tetapi keduanya disatukan oleh
pembuluh dan anastomosis yang membentuk sirkulasi wilisi. Arteri serebri posterior
dihubungkan dengan arteri serebri media dan arteri serebri anterior dihubungkan oleh
arteri komunikan anterior sehingga terbentuk lingkaran yang lengkap. Biasanya
aliran darah dalam arteri komunikans hanyalah sedikit. Arteri ini merupakan
penyelamat apabila terjadi perubahan tekanan darah arteri yang dramatis (Tarwoto,
2013).
b. Mekanisme Autoregulasi
Oksigen dan glukosa adalah suatu elemen yang penting untuk metabolisme
serebral yang dipenuhi oleh aliran darah secara terus menerus. Aliran darah serebral
dipertahankan dengan kecepatan konstan 750 ml/menit. Kecepatan secara konstan ini
dipertahankan oleh suatu mekanisme homeostatis sistemik dan lokal dalam rangka
mempertahankan kebutuhan nutrisi dan darah secara adekuat (Tarwoto, 2013).
Terjadinya stroke sangat erat hubungannya dengan perubahan aliran darah
otak, baik karena sumbatan/oklusi pembuluh darah otak ataupun karena pendarahan
pada otak menimbulkan tidak adekuatnya suplay oksigen dan glukosa. Berkurangnya
oksigen atau meningkatnya karbondioksida merangsang pembuluh darah untuk
berdilatasi sebagai kompensasi tubuh untuk meningkatkan aliran darah lebih banyak.
Sebaliknya keadaan vasodilatasi memberi efek pada peningkatan tekanan intrakrania
(Tarwoto, 2013).
Kekurangan oksigen dalam otak (hipoksia) akan menimbulkan iskemia.
Keadaan iskemia yang relatif pendek/cepat dan dapat pulih kembali disebut
Transient Ischemic Attacks (TIA). Selama periode anoxia (tidak ada oksigen)
metabolisme otak cepat terganggu. Sel otak akan mati dan terjadi perubahan
permanen antara 3-10 menit anoksia.
WOC
Faktor-faktor risiko stroke
Penyumbatan pembuluh
Trombosis serebral darah otak oleh bekuan
darah, lemak, dan udara
Pendarahan intraserebral
Perembesan darah ke
Emboli serebral parenkim otak
Pembuluh darah
Penekanan jaringan otak
oklusi
Stroke (cerebrov ascular
Iskemik jaringan
accident) Infark otak, edema, dan
otak herniasi otak
Defisit neurologis
Edema dan kongesti
jaringan sekitar
Penekanan
Jaringan setempat
Gangguan
Risiko eliminasi uri dan
ketidakefektifan alvi
bersihan jalan
napas
Secara spesifik tanda dan gejala stroke tergantung pada lokasi kerusakan, ukuran
dan banyaknya perdarahan (Tarwoto, 2013).
Tabel 2.1 Tanda dan Gejala Stroke Menurut Tarwoto
Lokasi Sindrome
a. Kelumpuhan pada tangan , kaki dan wajah yang
berlawanan dengan kerusakan otak
Arteri karotis
b. Gangguan sensoris pada kaki, wajah, dan tangan yang
interna (ICA)
berlawanan dengan kerusakan otak
c. Afasia, apraksia, agnosia
Middle cerebral a. Hemiplagia kontralateral
b. Gangguan sensori kontralateral
arteri (MCA)
c. Afasia
a. Paralisis kontralateral
b. Gangguan berjalan
Anterior cerebral
c. Kehilangan sensoris
arteri (ACA)
d. Kerusakan kognitif
e. Inkontinensia urine
a. Pusing
b. Nigtagmus
c. Disfagia
Arteri vertebra d. Disartria
e. Nyeri pada muka, hidung atau mata
f. Kelemahan pada wajah
g. Gangguan pergerakan
a. Quadriplegia
Arteri basiler
b. Kelemahan otot wajah, lidah, dan faringeal
Secara klinis ada perbedaan antara stroke iskemik dengan stroke hemoragik
seperti berikut :
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Stroke Iskemik dengan Stroke Hemoragik Menurut
Tarwoto, (2013).
1) Pre hospital
(a) Mengenali tanda gejala stroke melalui salah satu cara yang mudah
digunakan pada penangan stroke pre hospital adalah dengan metode
Farst, Arms, Speech, dan Time (FAST). Metode FAST digunakan untuk
menilai adanya gejala gangguan pada otot wajah, kelemahan anggota
gerak dan adanya gangguan bicara. Dengan ini diharapkan masyarakat
cepat dan tanggap akan adanya gejala stroke dan cepat membawa
penderita ke pusat rujukan terdekat atau segera menghubungi ambulan
(AHA,2015).
(b) Menghindari factor-faktor penyebab terjadinya stroke seperti
tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung, diabetes
melitus, hiperkolesterol atau lemak, obesitas dan kurang aktivitas,
merokok dan alkohol.
2) In Hospital
c. Speech terapi
Terapi ini sangat dibutuhkan mengingat bicara dan komunikasi merupakan
modal interaksi social. Kesulitan dalam berkomunikasi akan menimbulkan isolasi dari
dan perasaan prustasi. Pasien stroke dapat mengalami gangguan bicara, baik disatria
maupun apasia sehingga latihan bicara sangat perlu dilakukann.
d. Fase Rehabililitasi (Tarwoto, 2013).
1) Pertahankan nutrisi yang adekuat
2) Program management bledder dan bowel
3) Mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak sendi (ROM)
4) Pertahankan integritas kulit
5) Pertahankan komunikasi yang efektif
6) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
7) Persiapan pasien pulang
1.1.9 Komplikasi
a. Fase Akut
1) Hipoksia serebral dan menurunnya aliran darah otak
Pada area otak yang infark atau terjadi kerusakan karena perdarahan maka
terjadi gangguan perfusi jaringan akibat terhambatnya aliran darah otak. Tidak
adekuatnya aliran darah dan oksigen mengakibatkan hipoksia jaringan otak. Fungsi
dari otak akan sangat tegantung pada derajat kerusakan dan lokasinya. Aliran darah
ke otak sangat tergantung pada tekanan darah, fungsi jantung atau kardiak output,
dan keutuhan pembuluh darah.
Sehingga pada pasien dengan stroke keadekuatan aliran darah sangat
dibutuhkan untuk menjamin perfusi jaringan yang baik untuk menghindari
terjadinya hipoksia serebral (Tarwoto, 2013).
2) Edema serebri
Merupakan respon fisiologis terhadap adanya trauma jaringan. Edema terjadi
jika pada area yang mengalami hipoksia atau iskemik maka tubuh akan
meningkatkan aliran darah pada lokasi tersebut dengan cara vasodilatasi pembuluh
darah dan meningkatkan tekanan sehingga cairan interstesial akan berpindah ke
ekstraseluler sehingga terjadi edema jaringan otak (Tarwoto, 2013).
3) Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)
Bertambahnya massa pada otak seperti adanya perdarahan atau edema otak
akan meningkatkan tekanan intrakranial yang ditandai adanya defisit neurologi
seperti adanya gangguan motorik, sensorik, nyeri kepala, gangguan kesadaran.
Peningkatan tekanan intrakranial yang tinggi dapat mengakibatkan herniasi serebral
yang dapat mengancam kehidupan (Tarwoto, 2013).
4) Aspirasi
Pasien stroke dengan gangguan kesadaran atau koma sangat rentan terhadap
adanya aspirasi karena tidak adanya reflek batuk dan menelan (Tarwoto, 2013).
b. Komplikasi pada masa pemulihan atau lanjut (Tarwoto, 2013).
1) Komplikasi yang sering terjadi pada masa lanjut atau pemulihan biasanya terjadi
akibat immobilisasi seperti pneumonia, kontraktur, thrombosis vena dalam, atropi,
inkontinensia urin dan bowel.
2) Kejang, terjadi akibat kerusakan atau gangguan pada aktivitas listrik otak.
3) Nyeri kepala kronis seperti migraine, nyeri kepala tension, nyeri kepala cluster.
4) Malnutrisi, karena intake yang tidak adekuat.
c. Komplikasi menurut Arif Mutaqqin (2008) :
1) Gangguan otak yang berat.
2) Kematian bila tidak dapat mengontrol respon pernapasan atau kardiovaskuler.