Anda di halaman 1dari 17

NAMA : NAWA EVALATUL HAWA

NIM : 920173036

KELAS : 3A / S1 ILMU KEPERAWATAN

MATERI TENTANG AKHLAK, ETIKA DAN MORAL

1. Definisi Akhlak
Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, yakni jama’ dari “khuluqun” yang berarti
budi pekerti, perangai,tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan
tindakan. Kata akhlak juga berasal dari katakhalaqa atau khalaqun artinya kejadian, serta
erat hubungan dengan “Khaliq” yang artinya menciptakan, tindakan, atau perbuatan,
sebagaimana terdapatkata al-khaliqyang artinya pencipta dan makhluq yang artinya
diciptakan.
Secara linguistis, kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu isim masdar
(bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan)
tsulasi majid af’ala yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah
(kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah (peradaban
yang baik), dan ad-din (agama). Kata akhlaq juga isim masdar dari kata akhlaqa, yaitu
ikhlak. Berkenaan dengan ini, timbul pendapat bahwa secara linguistis, akhlak
merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata.
Dalam pengertian umum, akhlak dapat dipadankan dengan etika atau nilai moral.
Sebagai orang mukmin kita sangat wajib meniru budi pekerti dan keluhuran akhlaqnya.
Ini dijelaskan dalam Surah al quran Al-Ahzab : 21

ً‫لَقَ ْدكانَلَ ُك ْمفي َر ُسواِل لل ِهأُس َْوةٌ َح َسنَةٌلِ َم ْنكانَيَرْ جُوااللهَ َو ْاليَوْ َماآْل ِخ َر َو َذ َك َراللهَ َكثيرا‬

Artinya : “Sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rasulullah itu teladan yang baik; Bagi
barangsiapa yang mengharapkan Allah dan Hari Kemudian dan yang banyak ingat
kepada Allah”. (Qs Al Ahzab : 21)
Semua definisi akhlak secara subtansi tampak saling melengkapi, dengan lima ciri
akhlak, yaitu sebagai berikut.

1. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga
telah menjadi kepribadiannya.
2. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran. Ini tidak
berarti bahwa saat melakukan perbuatan, orang yang bersangkutan dalam keadaan
tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila.
3. Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya,
tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang
dilakukan atas dasar kemauan, pilihan, dan keputusan yang bersangkutan.
4. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main
atau karena bersandiwara, perbuatan yang dilakukan ikhlas semata-mata karena
Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan pujian.

Secara terminologis, pengertian akhlak adalah tindakan yang berhubungan


dengan tiga unsur yang sangat penting berikut :

1. Kognitif sebagai pengetahuan dasar manusia melalui potensi intelektualitasnya;


2. Afektif, yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya menganalisis
berbagai kejadian sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan;
3. Psikomotorik, yaitu pelaksanaan pemahaman rasional ke dalam bentuk perbuatan
yang konkret.

Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa


akhlak itu abstrak, tidak dapat diukur diberi nilai oleh indrawi manusia. Untuk itu
memberi penilaian baik atau buruknya akhlak seseorang dilihat dari perbuatan-
perbuatan yang sudah menjadi kebiasaannya, dan inilah yang disebut dengan
perbuatan akhlak.

2. Definisi Etika
Kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang artinya adat kebiasaan. Etika
merupakan istilah lain dari akhlak, tetapi memiliki perbedaan yang substansial, yaitu
konsep akhlak berasal dari pandangan agama terhadap tingkah laku manusia, sedangkan
konsep etika berasal dari pandangan tentang tingkah laku manusia dalam perspektif
filsafat.
Etika adalah tingkah laku manusia yang ditransmisikan dari hasil pola pikir
manusia. Dalam Ensiklopedi Winkler Prins dikatakan bahwa etika merupakan bagian dari
filsafat yang mengembangkan teori tentang tindakan dan alasan-alasan diwujudkannya
suatu tindakan dengan tujuan yang telah dirasionalisasi. Etika dalam islam disebut
akhlak. Berasal dari bahsa Arab al-akhlak yang merupakan bentuk jamak dari al-khuluq
yang berartibudipekerti, tabiat atau watak yang tercantum dalam al-qur’an sebagai
konsideran. (Pertimbangan yg menjadi dasar penetapan keputusan, peraturan)

ٍ ُ‫ك لَ َعلَ ٰى ُخل‬


‫ق َع ِظ ٍيم‬ َ َّ‫َوإِن‬

“ Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas budi pekerti yang agung” ( Q.S Al-
Qalam:4)

Dalam ensiklopedi New American, sebagaimana diuraikan oleh Hamzah Ya’qub


disebutkan bahwa etika adalah kajian filsafat moral yang tidak mengkaji fakta-fakta,
tetapi meneliti nilai-nilai dan perilaku manusia serta ide-ide tentang lahirnya suatu
tindakan.

Ide-ide rasional tentang tindakan baik dan buruk telah lama menjadi bagian dari
kajian para filusuf. Salah satunya adalah ajaran etika Epikuros tentang pencarian
kesenangan hidup. Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniah dan rohaniah. Hal
penting dan paling mulia ialah kesenangan jiwa, karena kesenangan jiwa akan
menjangkau kenikmatan metafisikal. Tujuan etik Epikuros adalah memperkuat jiwa
untuk menghadapi berbagai keadaan. Dalam suka dan duka, perasaan manusia hendaklah
sama. Ia tetap berdiri sendiri dengan jiwa yang tenang, pandai memelihara tali
persahabatan. Pengikut Epikuros tidak mengeluh dan menangis menghadapi berbagai
cobaan. Keteguhan jiwa menurutnya dapat diperoleh dari keinsafan dan pandangan
tentang kehidupan yang abadi.

Dari pandangan filosofis Epikuros, dapat diambil pemahaman tentang arti etika,
yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai-nilai tindakan manusia yang menurut
ukuran rasio dinyatakan dan diakui sebagai sesuatu yang substansinya paling besar.
Kaidah-kaidah kebenaran dari tindakan digali oleh akal sehat manusia dan distandardisasi
menurut ukuran yang rasional, seperti sumber kebenaran adalah jiwa, nilai kebenaran
jiwa itu kekal, segala yang tidak kekal pada dasarnya bukan kebenaran substansial.

Etika dapat diartikan sebagai berikut:


1. Pandangan benar dan salah menurut ukuran rasio
2. Moralitas suatu tindakan yang didasarkan pada ide-ide filsafat
3. Kebenaran yang sifatnya universal dan eternal
4. Tindakan yang melahirkan konsekuensi logis yang baik bagi
kehidupan manusia
5. Sistem nilai yang mengabadikan perbuatan manusia di mata manusia
Lainnya
6. Tatanan perilaku yang menganut ediologi yang diyakini akan
membawa manusia pada kebahagiaan hidup
7. Simbol-simbol kehidupan yang berasal dari jiwa dalam bentuk
tindakan konkret
8. Pandangan tentang nilai perbuatan yang baik dan yang buruk yang
bersifat relatif dan bergantung pada situasi dan kondisi
9. Logika tentang baik dan buruk suatu perbuatan manusia yang
bersumber dari filsafat kehidupan yang dapat diterapkan dalam pergumulan
sosial, politik, kebudayaan, ekonomi, seni, profesionalitas pekerjaan, dan
pandangan hidup suatu bangsa.

Etika (adab) bisa diartikan dengan standar-standar moral yang mengatur prilaku
kita. Hal ini senada dengan perkataan Mufti Amir yang mengutif pendapat Deddy
Mulyana bahwa etika (adab) adalah :
“Standar-standar yang mengatur prilaku kita: bagaimana kita bertindak dan
mengharapkan orang lain bertindak. Etika (adab) pada dasarnya merupakan dialektika
antara kebebasan dan tanggung jawab, antara tujuan yang hendak dicapai dan cara untuk
mencapai tujuan itu, ia berkaitan dengan penilaian tentang pantas atau tidak pantas, yang
berguna atau tidak berguna, dan yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.”

Selanjutnya Hamzah Mahmud yang merujuk kepada beberapa pendapat para ahli
menyebutkan pengertian etika secara terminologis.

a. Etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang disistematisasi
tentang tindakan moral yang betul.
b. Etika merupakan bagian dari filsafat yang mengembangkan teori tentang tindakan,
hujah-hujahnya dan tujuan yang diarahkan kepada makna tindakan.
c. Etika merupakan ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta tetapi tentang
nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia tetapi tentang idenya, karena itu
bukan ilmu positif tetapi ilmu yang formatif.
d. Ilmu tentang moral atau prinsip-prinsip kaidah moral tentang tindakan dan kelakuan.

Etika (adab) menyangkut nilai-nilai sosial dan budaya yang telah disepakati
masyarakat sebagai norma yang dipatuhi bersama. Karena nilai yang disepakati bersama
itu tidak selalu sama pada semua masyarakat, maka norma etik dapat berbeda antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.

Dari semua pandangan yang berhubungn dengan pengertian etika di atas, dapat
diambil pemahaman bahwa etika adalah cara pandang manusia tentang tingkah laku yang
baik dan buruk, yang digali dari berbagai sumber yang kemudian dijadikan sebagai tolak
ukur tindakan dengan pendekatan rasional dan filosofis.

3. Definisi Moral
Poespoprodja, seperti dikutip Masnur Muskich menyebutkan bahwa “Moral
berasal dari bahasa latin “Mores” yang berarti adat kebiasaan. Kata “Mores” bersinonim
dengan mos, moris, manner, mores, atau manners, morals.”
Apabila moral diartikan sebagai tindakan baik atau buruk dengan ukuran adat,
konsep moral berhubungan pula dengan konsep adat yang dibagi pada dua macam adat,
yaitu:
1. Adat Shahihah, yaitu adat yang merupakan moral masyarakat yang sudah lama
dilaksanakan secara turun temurun dari berbagai generasi, nilai-nilainya telah
disepakati secara normatif dan tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran yang berasal
dari agama Islam, yaitu Alquran dan As-Sunnah;
2. Adat fasidah, yaitu kebiasaan yang telah lama dilaksanakan oleh masyarakat, tetapi
bertentangan dengan ajaran Islam, misalnya kebiasaan melakukan kemusyrikan, yaitu
memberi sesajen di atas kuburan setiap malam Selasa atau Jumat. Seluruh kebiasaan
yang mengandung kemusyrikan dikategorikan sebagai adat yang fasidah, atau adat
yang rusak.

Berikut dalil tentang moral :

‫ب‬ ٍ ‫ار اَل ٰ ٰي‬


ِ ۙ ‫ت اِّل ُولِى ااْل َ ْلبَا‬ ِ َ‫ف الَّي ِْل َوالنَّه‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ْ‫ت َوااْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫اِ َّن فِ ْي َخ ْل‬
ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,(Q.S Ali-Imron:190)

‫اس وم ْن يَّ ْفعلْ ٰذلكَ ا ْبت َغ‡ ۤ‡اء مرْ ض ‡ات هّٰللا‬
ِ ِ َ َ َ ِ ِ َ َ َ ِ ۗ َّ‫ح بَ ْينَ الن‬
ٍ ۢ ‫ف اَوْ اِصْ اَل‬ َ ِ‫اَل خَ ي َْر فِ ْي َكثِي ٍْر ِّم ْن نَّجْ ٰوىهُ ْم اِاَّل َم ْن اَ َم َر ب‬
ٍ ْ‫ص َدقَ ٍة اَوْ َم ْعرُو‬
‫َظ ْي ًما‬ِ ‫فَ َسوْ فَ نُ ْؤتِ ْي ِه اَجْ رًا ع‬

Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia
dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan
Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar (Q.S An-nisa:114)

‫اِ َّن هّٰللا َ ا ْشت َٰرى ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنِي َ‡ْن اَ ْنفُ َسهُ ْم َواَ ْم َوالَهُ ْم بِا َ َّن لَهُ ُم ْال َجنَّ ۗةَ يُقَاتِلُوْ نَ فِ ْي َسبِي ِْل هّٰللا ِ فَيَ ْقتُلُوْ نَ َويُ ْقتَلُ‡‡وْ نَ َوعْ دًا َعلَيْ ِه َحقًّ‡‡ا فِى‬
‫التَّوْ ٰرى ِة َوااْل ِ ْن ِج ْي ِل َو ْالقُرْ ٰا ۗ ِن َو َم ْن اَوْ ٰفى بِ َع ْه ِد ٖه ِمنَ هّٰللا ِ فَا ْستَب ِْشرُوْ ا بِبَ ْي ِع ُك ُم الَّ ِذيْ بَايَ ْعتُ ْم بِ ٖ ۗه َو ٰذلِكَ ه َُو ْالفَوْ ُز ْال َع ِظ ْي ُم‬

Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga
mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka
bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah
kemenangan yang agung. (Q.S At- Taubah : 111)

Berbicara tentang moral berarti berbicara tentang tiga landasan utama


terbentuknya moral, yaitu:

1. Sumber moral atau pembuat sumber. Dalam kehidupan bermasyarakat sumber moral
dapat berasal dari adat kebiasaan dan pembuatnya bisa seorang raja, sultan, kepala
suku, dan tokoh agama, bahkan mayoritas adat dilahirkan oleh kebudayaan
masyarakat yang penciptanya tidak pernah diketahui, seperti mitos-mitos yang sudah
menjadi norma sosial. Dalam moralitas Islam, sumber moral dari wahyu Alquran dan
As-Sunnah , sedangkan Pencipta standar moralnya Allah SWT., yang telah
menjadikan para nabi dan rasul, terutama Nabi Muhammad SAW. yang menerima
risalah-Nya berupa sumber ajaran Islam yang tertuang di dalam kitab suci Alquran.
Nabi Muhammda SAW. adalah pembuat sumber kedua setelah Allah SWT.;
2. Objek sekaligus subjek dari sumber moral dan penciptanya. Moralitas sosial yang
berasal dari adat, objek dan subjeknya adalah individu dan masyarakat yang sifatnya
lokal, karena adat hanya berlaku untuk wilayah tertentu, artinya tidak bersifat
universal, tetapi teritorial. Dalam moralitas Islam, subjek dan objeknya adalah orang
yang telah baligh dan berakal yang disebut mukallaf;
3. Tujuan moral, yaitu tindakan yang diarahkan kepada target tertentu, misalnya
bertujuan untuk ketertiban sosial, keamanan dan kedamaian, kesejahteraan, dan
sebagainya. Dalam moralitas Islam, tujuan moral adalah mencapai kemaslahatan
duniawi dan ukhrawi.

Dengan memahami ilustrasi di atas, pengertian moral sama dengan akhlak karena
secara bahasa artinya sama, yaitu tindakan atau perbuatan. Moralitas manusia dibagi
menjadi dua, yaitu: (1) moralitas yang baik; dan (2) moralitas yang buruk. Perbedaan
dari kedua konsep itu, yaitu akhlak dan moral terletak pada standar atau rujukan normatif
yang digunakan. Akhlak merujuk pada nilai-nilai agama, sedangkan moral merujuk pada
kebiasaan.
Heri Gunawan dalam bukunya menyebutkan “yang dimaksud dengan moral
adalah sesuatu yang sesuai dengan ide-ide umum yang diterima tentang tindakan
manusia, mana yang baik dan mana yang wajar, mana yang pantas dan mana yang tidak
pantas.”

Dengan pengertian moral sepeti di atas, maka tampak banyak persamaan antara
etika dan moral. Perbedaan yang muncul hanya bahwa etika bersifat teori sedangkan
moral lebih banyak bersifat praktik.
KONSEP AKHLAK, ETIKA DAN MORAL MENJADI PERAWAT

1. Konsep Akhlak
Akhlaq Perawat Muslim yang Profesional Perawat adalah unsur utama dalam
kegiatan Rumah sakit terutama dalam perawatan dan pertolongan pasien, dan merekalah
yang paling dekat kepada pasien dan pengunjung rumah sakit lainnya. Perawat sebagai
seorang muslim, tidak boleh melepaskan diri dari tugas dan kewajibannya menegakan
dan menjunjung tinggi Agama islam, dengan kata lain Perawat tidak terlepas dari pada
tugas dan kewajiban melaksankan da’wah islamiyah sesuai dengan kemampuannya di
dalam bidangnya masing-masing. Akhlaq seorang perawat menurut pandangan islam,
seorang perawat selalu dijadikan roll model oleh setiap pasiennya, oleh sebab itu seorang
perawat harus memiliki sikap :
1) Ikhlas
Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata demi memperoleh ridhla
dan perkenan Allah dalam proses keperawatannya.
Setiap kali kita menolong seseorang dengan ikhlas, berarti kita telah menabung untuk
mendapat pertolongan Allah. Karena sesungguhnya kesempatan menolong orang lain
hanya ada jika Allah yang maha agung memberi kesempatan kepada kita. Andaikata
kemampuan menolong secara fisik sangat terbatas, tolonglah dengan taburan do’a.
Percayalah, tidak ada kebaikan sekecil apapun kecuali diperhatikan dan dibalas
dengan sempurna oleh Allah SWT.
Sumbangkan Ilmu pengetahuan, sedikitpun jangan pernah sungkan untuk
mengajarkan ilmu dan pengalaman yang kita miliki agar orang lain bertambah
ilmunya, wawasannya, pengalamannya dan kemampuannya. Kita harus amanah
dengan ilmu dan pengalaman kita dengan cara menyalurkannya untuk membantu
orang lain.
2) Ramah dan Santun
Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak membedakan kaya atau
miskin, golongan muslim atau non-muslim.
3) Belas Kasih
Belas kasih dalam merawat pasien, yakni sikap simpati terhadap penderitaan orang
lain sehingga menimbulkan kesungguhan untuk menolong. Rasulullah SAW
bersabda : “Belaskasihanilah penduduk kami, niscaya yang ada dilangit mengasihani
kamu” (HR Abu Dawud). Belas kasihan seorang perawat sangatlah penting yang
perlu kita hadirkan salah satunya bersikaplah sangat sopan dan penuh penghormatan
jika Rasulullah SAW berbincang dengan para sahabatnya, beliau selalu berusaha
menghormatinya sebagai perawat kita yang wajib mencontoh, berilah penghormatan
kepada pasien dengan cara perhatian, cara mengobatinya, mendengarkan keluhannya
dan sebagainya. Dalam keperawatan ada sebutan bahwa kasih sayang dan belas
kasihan seseorang perawat seperti seorang ibu terhadap anaknya. Senangkan
Perasaannya selalu memujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak
dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga pasien yang dipuji
teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya walaupun dalam keadaan sakit.
Selalu mendo’akan agar Allah menyempurnakan ganjaran kebaikan terhadapnya dan
mendo’akan untuk kesembuhannya.
4) Sabar dan Tak Lekas Marah.
Bila seorang perawat sedang kesal, waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan
yang tidak terkendali biasanya menghasilkan kata dan perilakul yang keji, yang akan
melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien merasa takut dan disa berakibat patal
bagi penya kitnya. Kita harus senantiasa bersabar dan menyayangi pasien seperti
keluarga sendiri.
5) Bersikap Tenang Bersikap tenang disini mempunyai arti tidak tergesa-gesa, teliti
yakni seksama, dengan hati-hati sekali, cermat dan rapi dalam merawat pasien.
“Bila Engkau hendak melakukan suatu pekerjaan, hadapilah dengan tenang, hingga
Allah menjalankan kepada engkau jalan keluar”
6) Tenaga Kesehatan Muslim Harus Kuat Menyimpan Rahasia
Penyakit itu adalah salah satu aib (noda) bagi orang yang sakit. Ada beberapa macam
penyakit yang merupakan aib, hal ini sangat dirahasiakan oleh pasien. Agama Islam
tidak membenarkan seseorang membuka aib orang lain. Oleh sebab itu seorang
tenaga kesehatan Muslim tidak boleh membuka aib pasien kepada orang lain. Orang
yang suka mebicarakan aib orang lain, Allah SWT. mengancamnya dengan siksaan
yang sangat pedih, baik di dunia maupun di akherat kelak.
7) Tenaga Kesehatan Muslim Harus Selalu Bersih, Rapih, Baik Jasmani Maupun Rohani
Rohani atau jiwa Tenaga kesehatan Muslim hendaknya selalu bersih dan suci dari
sifat-sifat : hasad (dengki), sentimen, takabbur (sombong) dan lain-lain sifat yang
tidak baik. Sebab hanya dari jiwa yang bersih dan sucilah akan memancarkan sifat-
sifat yang terpuji, sikap yang baik dan ucapan yang menyenangkan. Tubuh dan
pakaian Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih, rapih, sederhana dan tidak
berlebihan dalam ber make up atau memakai perhiasan.
8) Penampilan yang Menyenangkan
Gunakan selalu pakaian yang rapi, serasi dan tercium harum, kita tahu harum-
haruman yang baik akan membuat senang siapa pun yang berada disekitar kita.
Memakai pakain yang baik bukanlah tanda kesombongan. Allah maha indah dan
menyukai keindahan. Tentu saja dalam batas syari’at yang disukai Allah. Jangan
meremehkan penampilan karena hal ini akan membuat orang lain senang atau
sebaliknya.
9) Mempunyai Sifat Pengabdian Pada Profesi
Kita tahu bahwa segala bentuk pekerjaan yang dilandasi oleh niat yang baik adalah
termasuk kedalam ranah ibadah, perlu kita ketahui bahwa bekerja adalah amanah,
bekerja adalah anugerah.

2. Konsep Etika
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Curret English, AS Hornby
mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan prilaku.
Menurut definisi AARN (2016), etika berfokus pada yang seharusnya baik salah atau
benar, atau hal baik atau buruk. Sedangkan menurut Rowson, (2012).etik adalah Segala
sesuatu yang berhubungan/alasan tentang isu moral.
Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih
tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang sistematis
terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan (Degraf, 2012). Etika merupakan
bagian dari filosofi yang berhubungan dengan keputusan moral menyangkut
manusia (Spike lee, 2014). Menurut Webster’s “The discipline dealing with what is good
and bad and with moral duty and obligation, ethics offers conceptual tools to evaluate and
guide moral decision making”.
Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan
moral dan susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta
himpunan hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan
bukan merupakan hukum atau undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral
merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral
satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar prilakunnya. Maka etika
keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat seharusnya
mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan.
3. Konsep Moral
Moral berkaitan dengan nilai dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang baik
adalah komunikasi yang tidak menghilangkan moral, etika, dan nilai-nilai dengan tujuan
sebagai rasa menghormati, menghargai, dan menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Moral merupakan hal yang mutalak dimiliki oleh setiap orang. Orang yang tidak
memiliki moral dan terbiasa dengan kehidupan yang buruk atau negatif disebut amoral.
Moral merupakan bagian dari etika dan nilai.
Moral dan etika selalu berhubungan dengan pekerjaan atau profesi seseorang.
Salah satunya adalah keperawatan. Keperawatan adalah sebuah profesi yang berfungsi
untuk melayani, memelihara, menyembuhkan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Dalam praktik keperawatan terdapat konsep moral yang berfungsi sebagai pedoman
seorang perawat. Tujuan konsep moral adalah untuk menciptakan kesejahteraan
pasiennya. Selain itu, komunikasi menjadi hal yang penting dalam keperawatan biasanya
disebut sebagai komunikasi keperawatan. Komunikasi keperawatan merupakan
komunikasi yang berhubungan dengan kesehatan yang digunakan sebagai kontrol
kesehatan manusia.
1. Advokasi
Advokasi merupakan upaya untuk melindungi hak-hak manusia yang tidak mampu
untuk membela dirinya sendiri. Advokasi dalam praktik komunikasi keperawatan
adalah seorang perawat memberikan informasi dan penjelasan yang berhubungan
dengan pasien. Selain itu, seorang perawat sebagai advokat juga dapat membantu
pasien dalam memilih atau menentukan keputusannya sendiri. Seorang perawat juga
bertugas melindungi pasien terhadap keputusan yang telah ditentukannya. 
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan istilah yang menggambarkan tanggungjawab seseorang
terhadap tindakan yang terlah dilakukan dan bersedia menanggung resikonya. Konsep
moral dalam praktik komunikasi keperawatan merujuk pada peraturan yang telah
ditetapkan. Sehingga, seorang perawat harus bertanggungjawab dan menerima
konsekuensinya terhadap apa yang dilakukannya baik terhadap pasien maupun teman
seprofesinya. 
3. Loyalitas
Loyalitas pada konsep moral dalam praktik komunikasi keperawatan berhubungan
dengan profesi yang dijalani oleh perawat itu sendiri. Loyalitas adalah upaya
mempertahankan dan memperkuat suatu kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
Loyalitas juga berfungsi sebagai rasa simpati dan solidaritas terhadap pasien dan
teman sejawat.
4. Tanggungjawab
Tanggungjawab yang dimaksud adalah seorang perawat harus bertanggungjawab atas
kesehatan pasien yang ditanganinya. Tanggungjawab tersebut berupa menyembuhkan
pasien yang sakit, memelihara pasien dengan baik, memberikan kualitas obat yang
baik agar kesehatan pasien segera meningkat, dan lainnya.
5. Kerahasiaan
Seorang perawat berperan penting terhadap kehidupan pasiennya. Kerahasiaan
merupakan konsep moral dalam praktik komunikasi perawat. Tugas seorang perawat
dalam hal ini adalah merahasiakan informasi pasien yang bersifat pribadi maupun
informasi dari dokter yang harus dirahasiakan berdasarkan perintah dari pihak
keluarga pasien. Informasi tersebut boleh saja disebarkan ke pihak yang telah
ditentukan tetapi atas ijin pihak pasien. Seorang perawat harus dapat menghargai
informasi dalam bentuk apapun.
6. Kejujuran
Kejujuran berhubungan dengan kebenaran dalam menyampaikan informasi. Informasi
yang disampaikan harus sesuai dengan nilai-nilai moral yang telah ditetapkan. Tidak
hanya seorang perawat yang memiliki kejujuran, tetapi seluruh staff dalam rumah
sakit tersebut. Tujuan dari kejujuran adalah untuk memberikan informasi yang akurat,
komprehensif, dan objektif. Selain itu, kejujuran menjadi suatu hal yang penting
untuk menciptakan kepercayaan terhadap pasien. 
7. Keadilan
Setiap orang ingin diperlakukan dengan adil, begitu pula pasien-pasien yang
membutuhkan perawatan kesehatan. Keadilan berpegang teguh terhadap moral.
Keadilan menjadi hal yang penting dimiliki oleh seorang perawat dalam
memperlakukan pasiennya. Hal ini berhubungan dengan kualitas dan kuantitas dalam
pelayanan kesehatan.
8. Kemurahan hati
Kemurahan hati yang dimiliki oleh setiap perawat memudahkannya untuk
berkomunikasi kepada pasien dan mencegah terjadi kesalahpahaman. Kemurahan hati
menciptakan komunikasi yang efektif terhadap pasien agar kesehatan cepat terwujud
melalui tahapan-tahapan yang baik.
9. Tidak merugikan
Konsep moral ini mencegah adanya kebohongan yang dilakukan pihak rumah sakit
terhadap pasien. Tidak merugikan berarti tidak membuat kesalahan yang merugikan
pasien seperti salah memberikan obat atau mal praktik yang menyebabkan cacat fisik
maupun cacat mental dalam diri pasien.
10. Altruisme
Altruisme merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama manusia. Tujuan Altruisme
adalah untuk mencapai kesejahteraan pasien. Altruisme berhubungan dengan rasa
simpati dan empati terhadap pasien. Seorang perawat dalam hal ini akan memberi
perhatian, komitmen, kepercayaan, ketekunan, dan kemurahan hati dalam merawat
pasiennya.
CONTOH KASUS AKHLAK , ETIKA DAN MORAL SAAT MELAYANI PASIEN

1. Akhlak
a. Melaksanakan tugas dengan tulus ikhlas karena Allah semata :
1) Merawat pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah).
2) Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal. Karena amal yang
diterima Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan .
3) Tidak mengharapkan balasan atau pujian baik dari pasien maupun orang
lain.
4) Selalu optimis akan berhasil dalam tugasnya dengan baik.
b. Tenaga kesehatan harus bersifat penyantun
Orang yang penyantun ialah yang halus perasaanya, lekas dapat merasakan
kesukaran orang lain (empaty), dan bisa bersikap menyesuaikan diri bila dia
berhadapan dengan orang yang ditimpa musibah, serta cepat memberikan
pertolongan, karena mengerti kebutuhan orang lain yang dihadapinya.
c. Tenaga kesehatan harus yakin bahwa rahmat Allah selalu dekat kepada orang
yang berbuat santun. Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama
kepada pasien, rela dan cepat memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi
maaf kepada orang lain adalah lebih utama dari pada memberi shodaqoh atau
harta benda padanya. Hanya orang penyantunlah yang disantuni pula oleh Allah
yang Maha Penyantun.
d. Ramah tamah berdasarkan ukhuwah (persaudaraan) dalam pergaulan, kapan dan
dimana ia berada terutama terhadap pasien dan orang-orang yang dho’if
(lemah/miskin) :
1) Ketahuilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang menderita
sakit adalah merupakan sebagian dari pada pengobatan.
2) Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit,
bukanlah harta benda akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi pekerti
yang baik.
e. Tenaga kesehatan harus sabar dan tidak cepat marah
f. Tenaga kesehatan harus tenang dan tidak tergopoh-gopoh
g. Tenaga kesehatan harus cepat, cermat, teliti dan lincah
h. Tenaga kesehatan harus tunduk, patuh dan disiplin
i. Tenaga kesehatan harus selalu bersih dan menjaga kebersihan, rapih, baik jasmani
maupun rohani
j. Tenaga kesehatan harus kuat menyimpan rahasia
k. Tenaga kesehatan harus bersifat jujur dan bertanggung jawab atas segala
tindakannya
2. Etika
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan
pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan
dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya
berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan
etika. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu
profesi dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI
atau IBI.
3. Moral
a. Kemampuan perawat untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri, berarti
menghargai manusia sehingga memperlakukan mereka sebagai seseorang yang
mempunyai harga diri dan martabat serta mampu menentukan sesuatu bagi
dirinya.
b. Melakukan hal yang baik dan tidak merugikan pasien atau tidak menimbulkan
bahaya bagi pasien.
c. Bertindak adil bagi semua individu, setiap individu mendapat perlakuan dan
tindakan yang sama. Tindakan yang sama tidak selalu identik tetapi dalam hal ini
persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan hidup
seseorang.
d. Perawat harus mengatakan yang sebenarnya atau tidak membohongi orang lain /
pasien. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun suatu
hubungan dengan orang lain. Kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya
didasarkan atau penghargaan terhadap otonomi seseorang dan mereka berhak
untuk diberi tahu tentang hal yang sebenarnya.
e. Kewajiban perawat untuk menghargai kehidupan. Bila perawat berkewajiban
melakukan hal-hal yang menguntungkan (Benefisience ) haruskah perawat
membantu pasien mengatasi penderitaannya ( misalnya akibat kanker ) dengan
mempercepat kematian ? Kewajiban perawat untuk menghargai eksistensi
kemanusiaan yang mempunyai konsekuensi untuk melindungi dan
mempertahankan kehidupan dengan berbagai cara.
f. Perawat harus mempertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan
pasien. Kewajiban ini meliputi menepati janji, menyimpan rahasia dan “caring “.

Anda mungkin juga menyukai