PENGABDIAN MASYARAKAT
KEGIATAN : KULTUM MINGGUAN
Pelaksana
b NIM : 920173036
d No Hp : 085641160426
Mengetahui
Ka. Program Studi S1 Keperawatan
Umi Faridah, S.Kep. NS. MNS
(NIDN : 0604058601)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat -Nya,
sehingga dapat terselesaikanlah pelaksanaan pengabdian masyarakat di Desa Pasuruhan Lor
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dengan topik : KEIMANAN DAN KEBERSIHAN DALAM
TINJAUAN TEOLOGIS DAN SOSIOLOGI. Pengabdian ini dilaksanakan berkaitan dengan upaya
peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya bagi para orangtua, sehingga orangtua
mengetahui tentang Penyakit Anemia.
Pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana berkat kerjasama dari semua pihak yang
terkait, untuk itu kami sampaikan ucapan terima kasih kepada:
Pelaksana
Halaman Pengesahan.............................................................................................. ii
Daftar Isi................................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN................................................................................................. 1
LAMPIRAN
a. KULTUM
b. Materi
c. Daftar hadir peserta
d. Dokumentasi kegiatan
I. PENDAHULUAN
Kebersihan merupakan unsur pokok dalam mewujudkan kesehatan yang
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, UU No.
36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan
tidak bisa terlepas dari masalah yang berkaitan erat dengan kebersihan. Profil kesehatan
lingkungan pada tahun 2009 menyajikan data bahwa 64,41% sarana yang telah dibina
kesehatan lingkungannya, yang meliputi institusi pendidikan (67,52%), tempat kerja
(59,15%), tempat ibadah 58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%), dan sarana lain
(62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan kesehatan lingkungan terutama
kebersihan dalam tatanan masyarakat masih memerlukan perhatian yang serius agar
berdampak positif bagi kesehatan masyarakat.
Indonesia melalui program MDGs (Mellenium Development Goals) dengan
semboyan “Healthis not everything, but without health everything is nothing” Kesehatan
memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti,
menempatkan kebersihan sebagai faktor utama dalam meraih untuk mencapai kesehatan
dan kesejahteraan. Sehingga Pemerintah mencanangkan program Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat yang sering disingkat dengan PHBS. Program perilaku hidup bersih
dilaksanakan di berbagai sektor utama, termasuk institusi pendidikan. Karena kebersihan
diri dan lingkungan menjadi keharusan bagi setiap insan manusia termasuk juga anak-
anak. Hal itu karena lebih dari separuh jenis penyakit dan kematian pada anak-anak
disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam mulut melalui makanan, air dan tangan
yang kotor.
Dalam kehidupan makhluk bernyawa kebersihan merupakan salah satu pokok
dalam memelihara kelangsungan eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk
kecuali berusaha untuk membersihkan dirinya, walaupun makhluk tersebut dinilai kotor.
Pembersihan diri tersebut, secara fisik misalnya, ada yang menggunakan air, tanah, air
dan tanah. Bagi manusia membersihkan diri tersebut dengan tanah dan air tidak cukup,
tetapiditambah dengan menggunakan dedaunan pewangi, malahan pada zaman modern
sekarang menggunakan sabun mandi, bahkan untuk pembersih wajah ada sabun khusus
dan lain sebagainya. Pada manusia konsep kebersihan, bukan hanya secara fisik, tetapi
juga psikhis, sehingga dikenal istilah kebersihan jiwa, kebersihan hati, kebersihan
spiritual dan lain sebagaianya.
Agama Islam menaruh perhatian amat tinggi pada kebersihan, baik lahiriah fisik
maupun batiniyah psikis. Kebersihan lahiriyah itu tidak dapat dipisahkan dengan
kebersihan batiniyah. Oleh karena itu, ketika seorang Muslim melaksanakan ibadah
tertentu harus membersihkan terlebih dahulu aspek lahiriyahnya.
Ajaran Islam yang memiliki aspek akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak ada
kaitan dengan seluruh kebersihan ini. Hal ini terdapat dalam tata cara ibadah secara
keseluruhan. Orang yang mau shalat misalnya, diwajibkan bersih fisik dan psikhisnya.
Secara fisik badan, pakaian, dan tempat salat harus bersih, bahkan suci. Secara psikhis
atau akidah harus suci juga dari perbuatan syirik. Manusia harus suci
dari fahsya dan munkarat.
Implementasi Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah ini memiliki konsep
tentunya terhadap kebersihan sebagain dari iman dalam pengaktualisasian dengan solusi
metode yang Islami. Agama dan ajaran Islam menaruh perhatian amat tinggi pada
kebersihan, baik lahiriah (fisik)maupun batiniyah (psikis).Kebersihan lahiriyah itu tidak
dapat dipisahkan dengan kebersihan batiniyah.Oleh karena itu, ketika seorangMuslim
melaksanakan ibadah tertentu harus membersihkan terlebih dahulu aspek
lahiriyahnya.Ajaran Islam yang memiliki aspek akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak
ada kaitan dengan seluruh kebersihan ini. Hal ini terdapat dalam tata cara ibadah secara
keseluruhan. Orang yang mau shalat misalnya, diwajibkan bersih fisik dan
psikhisnya.Secara fisik badan, pakaian, dan tempat shalat harus bersih, bahkan suci.
Secara psikhis atau akidah harus suci juga dari perbuatan syirik. Manusia harus suci dari
fahsyadan munkarat. (Soebahar, 2003 :, hal 156).
C. TEMPAT PELAKSANAAN
Masjid Al - Hidayah (Desa Pasuruhan Lor Kudus)
D. WAKTU PELAKSANAAN
Selasa, 01 Desember 2020 jam 12.20 – 12.50 WIB
E. SASARAN
Ibu-ibu
F. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
G. EVALUASI
Dilakukan dengan cara tanya jawab tentang Keimanan dan Kebersihan Dalam
Tinjauan Teologis dan Sosiologis.
V. TARGET LUARAN
Pengetahuan ibu-ibu tentang Keimanan dan Kebersihan Dalam Tinjauan Teologis dan
Sosiologis.
VI. PENUTUP
Dengan terselenggaranya kegiatan pengabdian tentang Keimanan dan Kebersihan
Dalam Tinjauan Teologis dan Sosiologis ini diharapkan pengetahuan ibu-ibu semakin
meningkat dan paham mengenai Keimanan dan Kebersihan Dalam Tinjauan Teologis
dan Sosiologis.
LAMPIRAN
SATUAN AJARAN PENDIDIKAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
KEGIATAN : KULTUM MINGGUAN
Sasaran : Ibu-ibu
I. PENDAHULUAN
Kebersihan merupakan unsur pokok dalam mewujudkan kesehatan yang
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, UU
No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan
kesehatan tidak bisa terlepas dari masalah yang berkaitan erat dengan kebersihan.
Profil kesehatan lingkungan pada tahun 2009 menyajikan data bahwa 64,41%
sarana yang telah dibina kesehatan lingkungannya, yang meliputi institusi pendidikan
(67,52%), tempat kerja (59,15%), tempat ibadah 58,84%), fasilitas kesehatan
(77,02%), dan sarana lain (62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan
kesehatan lingkungan terutama kebersihan dalam tatanan masyarakat masih
memerlukan perhatian yang serius agar berdampak positif bagi kesehatan
masyarakat.
Indonesia melalui program MDGs (Mellenium Development Goals) dengan
semboyan “Healthis not everything, but without health everything is nothing”
Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi
tidak berarti, menempatkan kebersihan sebagai faktor utama dalam meraih untuk
mencapai kesehatan dan kesejahteraan. Sehingga Pemerintah mencanangkan
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang sering disingkat dengan PHBS.
Program perilaku hidup bersih dilaksanakan di berbagai sektor utama, termasuk
institusi pendidikan. Karena kebersihan diri dan lingkungan menjadi keharusan bagi
setiap insan manusia termasuk juga anak-anak. Hal itu karena lebih dari separuh
jenis penyakit dan kematian pada anak-anak disebabkan oleh kuman yang masuk ke
dalam mulut melalui makanan, air dan tangan yang kotor.
Dalam kehidupan makhluk bernyawa kebersihan merupakan salah satu
pokok dalam memelihara kelangsungan eksistensinya, sehingga tidak ada satupun
makhluk kecuali berusaha untuk membersihkan dirinya, walaupun makhluk tersebut
dinilai kotor. Pembersihan diri tersebut, secara fisik misalnya, ada yang
menggunakan air, tanah, air dan tanah. Bagi manusia membersihkan diri tersebut
dengan tanah dan air tidak cukup, tetapiditambah dengan menggunakan dedaunan
pewangi, malahan pada zaman modern sekarang menggunakan sabun mandi,
bahkan untuk pembersih wajah ada sabun khusus dan lain sebagainya. Pada
manusia konsep kebersihan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga psikhis, sehingga
dikenal istilah kebersihan jiwa, kebersihan hati, kebersihan spiritual dan lain
sebagaianya.
Agama Islam menaruh perhatian amat tinggi pada kebersihan, baik lahiriah
fisik maupun batiniyah psikis. Kebersihan lahiriyah itu tidak dapat dipisahkan dengan
kebersihan batiniyah. Oleh karena itu, ketika seorang Muslim melaksanakan ibadah
tertentu harus membersihkan terlebih dahulu aspek lahiriyahnya.
Ajaran Islam yang memiliki aspek akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak ada
kaitan dengan seluruh kebersihan ini. Hal ini terdapat dalam tata cara ibadah secara
keseluruhan. Orang yang mau shalat misalnya, diwajibkan bersih fisik dan
psikhisnya. Secara fisik badan, pakaian, dan tempat salat harus bersih, bahkan suci.
Secara psikhis atau akidah harus suci juga dari perbuatan syirik. Manusia harus suci
dari fahsya dan munkarat.
Implementasi Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah ini memiliki
konsep tentunya terhadap kebersihan sebagain dari iman dalam pengaktualisasian
dengan solusi metode yang Islami. Agama dan ajaran Islam menaruh perhatian amat
tinggi pada kebersihan, baik lahiriah (fisik)maupun batiniyah (psikis).Kebersihan
lahiriyah itu tidak dapat dipisahkan dengan kebersihan batiniyah.Oleh karena itu,
ketika seorangMuslim melaksanakan ibadah tertentu harus membersihkan terlebih
dahulu aspek lahiriyahnya.Ajaran Islam yang memiliki aspek akidah, ibadah,
muamalah, dan akhlak ada kaitan dengan seluruh kebersihan ini. Hal ini terdapat
dalam tata cara ibadah secara keseluruhan. Orang yang mau shalat misalnya,
diwajibkan bersih fisik dan psikhisnya.Secara fisik badan, pakaian, dan tempat shalat
harus bersih, bahkan suci. Secara psikhis atau akidah harus suci juga dari perbuatan
syirik. Manusia harus suci dari fahsyadan munkarat. (Soebahar, 2003 :, hal 156).
II. TUJUAN
1. Tujuan Instrusional Umum
Setelah mengikuti kegiatan pengabdian tentang Keimanan dan Kebersihan
Dalam Tinjauan Teologis dan Sosiologis.
III. SASARAN
Ibu-ibu
IV. METODE
Ceramah dan Tanya jawab secara langsung (tatap muka)
V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
Makalah
PENYAJI
AUDIEN AUDIEN
IX. EVALUASI
Evaluasi hasil
d. Struktur persiapan
1. 1 hari sebelum proses pembelajaran, SAP sudah siap
2. Alat
3. Penentu waktu dan tempat
4. Materi
e. Proses
1. 30 menit sebelum proses pengabdian, penyaji siap atau sudah datang
2. 15 menit sudah proses pengabdian peralatan siap
3. 10 menit sebelum proses pengabdian peralatan audien sudah datang
4. Selama proses pengabdian audien tidak boleh meninggalkan ruang
5. Audien aktif bertanya dan memperhatikan
Allah adalah pencipta langit dan bumi seisinya, termasuk hal-hal eskatologi
(tidak tampak) yang diciptakan, pemberi beberapa nikmat yang tidak mampu
direalisasikan dalam hitungan jumlah, serta Dzat yang wajib disembah. Sudahlah
kewajiban bagi makhluk Nya untuk mensyukuri nikmatnya, yaitu selain mengucapkan
dengan lisan juga mesti harus memanfaatkan nikmat tersebut dengan sebaik-
sebaiknya. Seorang Muslim mempunyai kewajiban menjaga beberapa nikmat yang
telah diberikan, seperti menjaga kelestarian, kebersihan dan keindahan alam agar
tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara terus menerus. Allah berfirman
dalam Q.S Ar Ruum 41 bahwa sebenarnya kerusakan- kerusakan baik di daratan
maupun di lautan tidak lain hanyalah kesalahan atau campur tangan manusia itu
sendiri.
Adanya alam ini mengindikasikan adanya pencipta yang perlu diimani
exsistensinya, meski pencipta tersebut tidak tampak di mata kita. Justru yang
demikian, Allah memberi pahala terhadap yang mengimaninya. Bagaimana tidak,
secara realita tidak mungkin seseorang akan tumbuh rasa cinta kepada yang lainnya
kalau tidak pernah bertemu, begitu juga iman kepada Allah. Akan tetapi dengan
maujud bumi ini sudah cukup sebagai buku besar atau bukti bagi orang-orang yang
melihatnya, membaca fenomena-fenomena alam atas dasar buku induk Allah (Al
Qur’an). Demikian, Iman kepada Allah memberi contoh relasi yang paling mulia
antara manusia dan pencipta.
Penciptaan Allah yang paling mulia di bumi adalah manusia karena dalam diri
manusia, Allah menciptakan hati, di mana hati adalah wadah keimanan seseorang.
Hati itu perlu dijaga dan dirawat melalui kebersihan lahir dan batin, agar mampu
terealisasikan dalam bentuk sifat-sifat yang terpuji, sebagai bentuk salah satu sifat
seorang muslim. Oleh karena itu, petunjuk iman merupakan salah satu nikmat yang
paling agung dan paling utama dari pemberian Allah.
A. Pengertian Iman
Kata iman berasal dari madli “ ايمانا- يؤمن-”امن, sedangkan iman merupakan
kebalikan dari kufr, dan iman bermakna membenarkan kebalikan dari
membohongi.[1]di dalam al-Qur’an disebutkan:
Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana
orang-orang lain telah beriman.” mereka menjawab: “Akan berimankah Kami
sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah,
Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.(al-
Baqarah: 13)Menurut At Tobari yang dimaksud ( )وإذا قيل لهم آمنوا كما آمن الناسadalah
ketika diucapkan kepada orang-orang yang disifati Allah bahwa mereka
mengucapkan (نينccا هم بمؤمccر ومcc )آمنا باهلل وباليوم اآلخyaitu mereka membenarkan Nabi
Muhammad dan ajaran yang dibawa dari Allah. Sebagaimana dalam keterangan
hadits dari Ibn Abbas
عن ابن عباس، عن الضحاك، عن أبي َر ْو ق، عن بشر بن ُعمارة، حدثنا عثمان بن سعيد: قال،حدثنا أبو ُك ريب
إَّن ه نبٌّي: قولوا، وإذا قيل لهم صِّد قوا كما صَّد ق أصحاب محمد: يقول،) ( َو ِإَذ ا ِقيَل َلُهْم آِم ُنوا َك َم ا آَمَن الَّن اُس:في قوله
وأَّن كم مبعوثون من بعد الموت، وصِّد قوا باآلخرة، وإّن ما أنزل عليه ّق،ورسول
Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan
penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang
dikehendaki oleh iman itu.[3]
Iman tidak hanya terealisasikan lewat mulut saja, akan tetapi juga harus
diringi amal atau bukti konkretnya. Dan iman juga tidak hanya berupa
kepercayaan terhadap surga, akan tetapi iman adalah akidah yang memenuhi
hati dan memunculkan pengaruh. Diantara pengaruh iman, Allah dan Rasul Nya
harus lebih dicintai daripada yang lainnya dan harus dibuktikan secara konkret,
baik dalam ucapan, perbuatan, maupun pelaksanaan. Jika kegiatan tersebut
tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka akan memungkinkan terjadinya
dikotomi keimanan dan akidah akan goncang. Allah mengindikasikan dalam Q.S
At Taubah 24 dengan pemahaman bahwa siapa saja yang lebih mencintai suatu
yang kalian miliki daripada Allah, Rasul Nya, dan perjuangan di jalan Nya. Maka
Allah akan mendatangkan perintah (siksaan) Nya.
Iman mendapat apresiasi yang sempurna jika iman didasarkan hanya
pada cinta hakiki, yaitu cinta kepada Allah, Rasul Nya, syariat yang telah
diwahyukan. Di dalam hadits terdapat keterangan :
َح َّد َث َن ا ُم َح َّم ُد ْبُن اْلُم َث َّن ى َق اَل َح َّد َث َن ا َع ْبُد اْل َو َّهاِب الَّث َقِفُّي َق اَل َح َّد َث َن ا َأُّيوُب َع ْن َأِبي ِقاَل َب َة َع ْن َأَن ِس ْب ِن َم اِلٍك
َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُه َع ْن الَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َق اَل َثاَل ٌث َم ْن ُك َّن ِفيِه َو َج َد َح اَل َو َة اِإْليَم اِن َأْن َي ُك وَن ُهَّللا َو َر ُسوُلُه َأَح َّب
ِإَلْيِه ِمَّما ِس َو اُه َم ا َو َأْن ُيِحَّب اْلَم ْر َء اَل ُيِحُّبُه ِإاَّل ِهَّلِل َو َأْن َي ْك َر َه َأْن َي ُعوَد ِفي اْلُكْف ِر َك َم ا َي ْك َر ُه َأْن ُيْقَذ َف ِفي الَّن ار
“ Terdapat tiga orang yang akan memperoleh kenikmatan iman yaitu: Pertama:
Allah dan Rasul Nya lebih dicintai oleh seseorang daripada yang lain. Kedua,
orang yang tidak mencintai orang lain karena hanya Allah. Ketiga, orang yang
tidak ingin kembali kepada kekafiran sebagaiman dia tidak ingin terlempar ke
dalam neraka”.
Iman merupakan bentuk hubungan yang variabel, ia akan
menghubungkan orang-orang mukmin dengan Allah dilandaskan rasa cinta, ia
akan tetap mengatur hubungan orang-orang mukmin dengan yang lainnya atas
dasar kasih saying, ia juga akan mampu menetapkan orang-orang mukmin
dengan para musuh atas dasar kekerasan.[5]
Di samping itu, iman memberi pengaruh besar berupa segala perbuatan
yang mahmudah (baca: baik) yang membersihkan jiwa, menyucikan hati, dan
meramaikan kehidupan. Iman menjadi unsur terpenting dalam rangka membantu
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia. Oleh karena itu, amal
lahir dalam beberapa ayat Al Quran bersamaan dengan amal baik dengan
konsekuensi pahala baik yang bermacam-macam.[6] Begitu juga sebaliknya, jika
iman tidak bersamaan dengan amal baik, maka imannya percuma dan tidak
berguna yaitu tiadalah arti dan sia-sia saja, bagai pohon yang tidak berbuah, dan
jika pohon ini tumbang itu lebih bagus daripada tetap hidup. Jika iman telah
tertanam lekat dalam hati seseorang, secara otomatis sikap perbuatan baik akan
muncul dengan sendirinya tanpa harus dipaksa karena adanya kesadaran yang
tumbuh dalam hati nurani seseorang. Al hasil, iman tersebut juga akan
menghasilkan tsamrah (buah atau hasil).
َح َّد َث َن ا ُم َح َّم ُد ْبُن َب َّش اٍر َح َّد َث َن ا َأُبو َعاِم ٍر اْلَع َقِدُّي َح َّد َث َن ا َخ اِلُد ْبُن ِإْلَي اَس َع ْن َصاِلِح ْب ِن َأِبي َح َّساَن َق ال َس ِمْع ُت
َس ِعيَد ْب َن اْلُم َس َّيِب َي ُقوُل ِإَّن َهَّللا َط ِّيٌب ُيِحُّب الَّط ِّيَب َن ِظ يٌف ُيِحُّب الَّن َظ اَفَة َك ِر يٌم ُيِحُّب اْلَك َر َم َج َو اٌد ُيِحُّب اْلُجوَد َفَن ِّظ ُفوا ُأَر اُه
َق اَل َأْف ِنَي َت ُك ْم َو اَل َتَش َّبُهوا ِباْلَيُهوِد َق اَل َف َذ َك ْر ُت َذ ِلَك ِلُم َه اِج ِر ْب ِن ِمْس َم اٍر َفَقاَل َح َّد َث ِنيِه َع اِمُر ْبُن َس ْع ِد ْب ِن َأِبي َو َّقاٍص َع ْن َأِبيِه
َع ْن الَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِم ْث َلُه ِإاَّل َأَّن ُه َقاَل َن ِّظ ُفوا َأْف ِنَي َت ُك ْم َق اَل َأُبو ِع يَس ى َه َذ ا َح ِديٌث َغ ِر يٌب َو َخ اِلُد ْبُن ِإْلَي اَس
]7[ ُيَض َّعُف َو ُيَقاُل اْبُن ِإَي اٍس
أي, مقدس عن العيوب ( يحب الطيب ) بكسر الطاء, ( إن هللا طيب ) أي منزه عن النقائص: قوله
وهذا يالئم معنى, طيب الحال والقال أو الريح الطيب بمعنى أنه يحب استعماله من عباده ويرضى عنهم بهذا الفعل
. قول نطيف ( نظيف ) أي طاهر ( يحب النظافة ) أي الطهارة الظاهرة والباطنة ( إن هللا طيب يحب الطيب ) إلخ
. ليس بثقة وال يكتب حديثه: وقال مرة, متروك الحديث: وقال النسائي, منكر الحديث ليس بشيء: وقال البخاري
كذا في تهذيب التهذيب
Allah itu Zat yang suci menyukai kesucian, dan yang Zat yang bersih
menyukai kebersihan. Yang dimaksud dengan kalimat “ ”هللا طيبdi sini ialah منزه عن
مقدس عن العيوب, ( النقائصAllah itu suci dari sifat-sifat yang kurang dan bersih dari
cacat-cacat). Sedangkan Allah menyukai kesucian ialah menyukai dan meridhoi
amal hamba Nya yang dilakukan dengan suci tingkah lakunya.[8]
Matan hadits ini dirasa sesuai dengan hadits-hadits yang sepadan
dengannya, meski telah diindikasikan pada hadits tersebut bahwa terdapat
banyak perowi yang menentangnya atau menganggap munkar, matruk, dll.
Mungkin perowi-perowi tersebut menganggap demikian karena Nabi tidak pernah
meriwayatkan hadits itu, dan hadits tersebut termasuk Menurut tinjauan penulis,
hadits tersebut tetap dapat dipakai sebagai pedoman karena tidak bertentangan
dengan teks dalam Al Quran, akan tetapi pengamalannya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi. Nabi bersabda:
الطهور شطر االيما ن
Artinya: “Kebersihan adalah separoh dari iman.”[9]
Sasaran : Ibu-ibu
DOKUMENTASI KEGIATAN