Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh :
S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
KONSEP MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen biasanya untuk mengatur beberapa hal secara baik dan sesuai dengan tujuan.
Pengaturan dilakukan agar hal hal yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (Nursalam,
2014). Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi, sedangkan
Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Manajemen merupakan proses mengorganisir sumber-sumber untuk
mencapai tujuan dimana arah tujuan yang akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi
organisasi. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien.
6) Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat memotivasi staf untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
Manajer keperawatan yang efektif seharusnya memahami dan mampu memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksana meliputi : menggunaan proses keperawatan dalam setiap aktivitas asuhan
keperawatannya, melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan yang
ditetapkan, menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan dan hasil-hasil keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat, serta mampu mengendalikan lingkungan praktek keperawatan. Seluruh
pelaksanaan kegiatan senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam
proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan
gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari: Manajemen operasional/
menajemen layanan dan manajemen asuhan keperawatan.
1. Manajemen Layanan/Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga
tingkatan menajerial dan setiap tingkatan dipimpin oleh seseorang yang mempunyai kompetensi
yang relevan. Tingkat manajerial tersebut yaitu : yang memimpin dalam tiap level manajerial
tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen
(the first function of management). Semua fungsi manajemen tergantung dari perencanaan.
Perencanaan adalah suatu proses berpikir atau proses mental untuk membuat keputusan
dan peramalan (forecasting). Perencanaan harus berorientasi kemasa depan dan
memastikan kemungkinan hasil yang diharapkan (Swansburg &Swansburg, 1999).
Perencanaan yang baikakan meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan yang efektif.
5.Tujuan sosial (Social goal). Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan
dalam bentuk visi, misi dan tujuan organisasi.
7.Perubahan (Change) adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang lainnya yang berbeda
dari sebelumnya (Douglas, 1988). Perubahan, di dalam manajemen keperawatan perubahan
dijadikan prinsip karena sifat layanan yang dinamis mengikuti karakteristik pasien yang akan Anda
layani.
E. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak ingin mereka
lakukan dan menyukainya (Truman dalam Gillies, 1996). Kepemimpinan merupakan penggunaan
keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kemampuannya (Sullivan & Decleur, 1989). Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan
untuk mempengaruhi anggota kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan
(Baily, Lancoster & Lancoster, 1989). Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak
memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan
pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996). Menurut Ngalim Purwanto
(1993: 26). “Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang
orang tertentu, biasanya melalui ‘human relations’ dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya
rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala apa
yang menjadi tujuan-tujuan organisasi”.
F. Syarat Pemimpin
Pemimpin yang handal hatus mempunyai syarat-syarat (karakteristik) tertentu yang menunjukkan
kecakapan yaitu:
G. Peran Pemimpin
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang
manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari perilaku otoriter
ke demokratis atau dari fokus suatu produksi ke fokus pegawai. Menurut Vestal (1994), teori
perilaku ini dinamakan sebagai gaya kepemimpinan seorang manajer dalam suatu organisasi. Gaya
diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik atau tersendiri. Gaya didefinisikan sebagai hak
istimewa tersendiri dari ahli dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan.
Gillies (1996) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku
pemimpin itu sendiri. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun
dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kepribadian seseorang akan memepengaruhi gaya
kepemimpinan yang digunakan. Gaya kepemimpinan seseorang cenderung sangat bervariasi dan
berbeda-beda. Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan
dalam suatu organisasi antara lain sebagai berikut.
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan
ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu, dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin
memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan
keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.
c. Sistem Konsultatif.
Pemimpin mempunyai kepercayaan yang cukup besar terhadap bawahan. Pemimpin menggunakan
balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 488 kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman.
Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
d. Sistem Partisipatif.
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam bukunya The Human Side Enterprise (1960).
Dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan menjadi
dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu
tidak menyukai pekerjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak
perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Berdasarkan teori ini, gaya kepemimpinan
dibedakan menjadi empat macam.
Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman
dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.
Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun
bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak
pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X.
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah keputusan yang dilakukan
dengan cara musyawarah. Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya sesuai dengan Teori Y.
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada bawahan.
Gaya kepemimpinan ini sesuai dengan Teori Y (Azwar, 1996).
4. Gaya kepemimpinan menurut Robert House.
Berdasarkan teori motivasi pengharapan, Robert House mengemukakan empat gaya kepemimpinan.
a. Direktif.
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas. Gaya ini
mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.
b. Suportif.
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan.
c. Partisipatif.
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka
pengambilan sebuah keputusan.
d. Berorientasi tujuan.
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin.
Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta mengawasi dengan
kminim
b. Konsultasi:
1) Tinggi tugas dan tinggi hubungan;
2) Komunikasi dua arah;
3) Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup besar,
bawahan diberi kesempatan untuk memberi masukan, dan menampung keluhan.
c. Partisipasi:
1) Tinggi hubungan tapi rendah tugas;
2) Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam pengambilan keputusan.
d. Delegasi:
1) Rendah hubungan dan rendah tugas;
2) Komunikasi dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin dan bawahan
dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah.
6. Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan K. White.
Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu: otoriter, demokrasi, dan liberal
yang mulai dikembangkan di Universitas Iowa.
a. Otoriter.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
4) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan
secara ketat
5) Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
6) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau
pendapat
7) Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif
8) Lebih banyak kritik daripada pujian pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan
tanpa ssyara
9) Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
10) Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman;
11) Kasar dalam bersikap
12) Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.
b. Demokratis.
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam memengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan
ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara lebih
banyak menyerahkan pelaksanaan berbagai kegiatan kepada bawahan.
Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan
menjadi empat.
a. Otoriter.
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan. Menggunakan kekuasaan
posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai
dalam pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi
dilakukan dengan imbalan dan hukuman.
b. Demokratis.
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan
kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk
menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi
diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
c. Partisipatif.
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil
analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya. Pemimpin
meminta saran dan kritik staf serta mempertimbangkan respons staf terhadap usulannya. Keputusan
akhir yang diambil bergantung pada kelompok.
d. Bebas tindak.
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi
dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan
hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.
RINGKASAN