Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN MENEJEMEN KEPERAWATAN


Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dan
Menejemen Keperawatan

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. ALIZZA QATHRUNNADA 5. KELVINA

2. ARIF ABDURRAHAM 6. M. ALFIAN NUR.M

3. DEWI NOVIA N 7. PUPUT PUJI R

4. EVA NOOR H 8. SITI KHOFIFATUD D

5. IRFAN SAHZURI 9. NOOR EFA Y

PROPGRAM STUDI S1KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Kepemimpinan dan Menejemen Keperawatan. Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan.Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Kudus, Maret 2021

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen,
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak akan dapat berjalan.
Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang buruk adalah suatu hal yang mudah
untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari
sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi
yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan kedalam pemecahan
masalah dengan mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang
merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan atau yang
menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan. Selama proses
pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan. Di kehidupan
sehari-hari kita sebenarnya kehidupan yang selalu bersangkutan dengan keputusan.
Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah melakukan
musyawarah. Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan
tugas utama dari seorang pemimpin.
Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan
kesehatan masyarakat sekaligus merupakan pos terdepan dalam pembangunan
kesehatan masyarakat untuk maksud tersebut, puskesmas berfungsi melaksanakan
tugas teknis dan administrative.
Pusat kesehatan masyarakat berfungsi sebagai penggerak sumber daya
masyarakat dalam bidang kesehatan, motor pembangunan berwawasan kesehatan
dan pelayanan kesehatan strata pertama. Selama ini yang banyak berkembang
adalah puskesmas merupakan pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama
sehingga fungsi yang lain seolah tertinggal.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimanajenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat?
2. Bagaimana perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang
rawat dan puskesmas yang sesuai standar akreditasi nasional dan
internasional?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat.
2. Mengetahui perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang
rawat dan puskesmas yang sesuai standar akreditasi nasional dan
internasional?
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat tergantung


kepada jenis perencanaan yang disusun kepalaruangan diantaranya adalah :
1) Menunjuk ketua tim yang bertugas didalam ruangan.
2) Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan
pulang bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasijumlah perawat yang dibutuhkanberdasarkan aktivitasdan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan atau penjadwalan.
5) Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan,
medis yang dilakukan, progam pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
8) Membantu dan mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
10) Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan dan rumah sakit. (Syahputra,
2014).
Menurut Asmuji (2014) jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat
selain yang sudah disebutkan dan dijelaskan di atas, kegiatan perencanaan dalam
manajemen keperawatan adalah membuat perencanaan jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek atau disebut juga
“perencanaan operasional” adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu
jam sampai dengan satu tahun; perencanaan jangka menengah adalah perencanaan
yang dibuat untuk kegiatan satu hingga lima tahun; sedangkan perencanaan
jangka panjang atau sering disebut “perencanaan strategis” adalah perencanaan
yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai dengan 20 tahun.
Dalam ruang perawatan, perencanaan biasanya hanya dibuat untuk jangka
pendek. Menurut Keliat, dkk (2006), rencana jangka yang dapat diterapkan di
ruang perawatan adalah rencana harian, rencana bulanan, dan rencana tahunan.
a) Rencana harian
Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing
perawat yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana harian ini dibuat
oleh kepala ruang, ketua tim/ perawat primer, dan perawat pelaksana.
b) Rencana bulanan
Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu
bulan. Rencana bulanan ini harus disinkronkan dengan rencana harian.
Rencana bulanan dapat dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/ perawat
primer.
c) Rencana tahunan
Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali.
Rencana tahunan disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya. Rencana tahunan dibuat oleh kepala ruang.
Ada dua jenis perencanaan, yaitu:
1. Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya jangka panjang
yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan umum suatu organisasi.
Perencanaan jangka panjang digunakan untuk mengembangkan pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juaga digunakan untuk merevisi
pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
2. Perencanaan operasional menguraikan kativitas dan prosedur yang akan
digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa
orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, menetapkan
prosedur serta menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja
dan metode untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut: Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek
dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan
biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana
perubahan.
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut depkes
(1994), dengan melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi: merencanakan
jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan,
merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan, merencanakan
dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan
sesuai kebutuhan pasien.

2. Mengetahui perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di


ruang rawat dan puskesmas yang sesuai standar akreditasi nasional dan
internasional
1. Definisi Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi menurut Ensiklopedia Nasional adalah suatu bentuk
pengakuan yang diberikan oleh pemerintah untuk suatu lembaga atau
intansi. Sehingga yang dimaksud dengan Akreditasi Rumah Sakit
adalah pengakuan yang diberikan kepada Rumah Sakit berkenaan
dengan mutu layanannya di bidang kesehatan.
2. Jenis-jenis Survei
Survei dilaksanakan sesuai dengan menilai semua standar nasional
akreditasi rumah sakit edisi 1 di seluruh rumah sakit. Bentuk survei
meliputi survei awal, survei ulang, survei verifikasi dan survei
terfokus. Definisi setiap survei adalah sebagai berikut:
a. Survei Awal—Survei langsung penuh pertama pada rumah sakit.
b. Survei Remedial—Evaluasi langsung yang dijadwalkan paling lambat 6 bulan
setelah
c. survei awal untuk mengevaluasi elemen penilaian (EP) yang mendapatkan
nilai “tidak terpenuhi” (“not met”) atau “terpenuhi sebagian” (“partially met”)
yang mengakibatkan rumah sakit gagal untuk memenuhi persyaratan
kelulusan akreditasi.
d. Survei Ulang—Survei rumah sakit setelah siklus akreditasi tiga tahun Survei
Remedial—Evaluasi langsung yang dijadwalkan paling lambat 6 bulan setelah
survei awal untuk mengevaluasi elemen penilaian (EP) yang mendapatkan
nilai “tidakterpenuhi” (“not met”) atau “terpenuhi sebagian” (“partially met”)
yang mengakibatkan rumah sakit gagal untuk memenuhi persyaratan
kelulusan akreditasi.
e. Survei VerifikasiSurvei verifikasi dilaksanakan satu tahun dan dua tahun
setelah survei akreditasi awal atau survei ulang untuk melakukan verifikasi
terhadap perencanaan perbaikan strategis (PPS).
f. Survei Terfokus
Survei terfokus adalah survei langsung yang terbatas dalam lingkup, konten,
dan lamanya, dan dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang suatu
masalah.
3. Akreditasi Puskesmas
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi adalah pengakuan yang diberikan oleh
lembaga independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri
setelah memenuhi standar Akreditasi.Langkah-langkah persiapan Akreditasi :
1) Meminta pendampingan dari Kabupaten/Kota
Kepala Puskesmas mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk meminta pendampingan akreditasi
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2) Lokakarya (1 hari)
a) Untuk menggalang komitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu
dan menyiapkan akreditasi
b) Pemahaman tentang akreditasi
c) Pemahaman tentang Standar dan Instrument Akreditasi
d) Pembentukan Panitia/Tim Persiapan Akreditasi Puskesmas, dan
pembentukan Kelompok Kerja, yaitu kelompok kerja manajemen,
kelompok kerja upaya puskesmas, dan kelompok kerja pelayanan klinis.
3) Pelatihan pemahaman standar dan instrument akreditasi dan persiapan self
assessment (2 hari)
Pelatihan pemahaman standar dan instrumen akreditasi Puskesmas
diikuti oleh seluruh karyawan puskesmas untuk memahami secara rinci
standar dan instrument akreditasi puskesmas dan persiapan self-assessment.
Pelatihan dapat dilakukan oleh tim puskesmas yang telah dilatih atau oleh tim
pendamping dari Kabupaten.
4) Self assessment (1 hari)
Self assessment oleh staf puskesmas didampingi/dipandu oleh
pendamping (atau dilaksanakan oleh pendamping bersama staf). Panitia
Persiapan Akreditasi Puskesmas melakukan pembahasan hasil self assessment
bersama Tim Pendamping Akreditasi Puskesmas dan menyusun Rencana Aksi
untuk persiapan akreditasi.
5) Penyusunan dokumen yang dipersyaratkan dan perbaikan sistem manajemen,
sistem penyelenggaraan UKM, dan sistem pelayanan UKP (perkiraan 3-4
bulan)
Identifikasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh standar
akreditasi, penyiapan tata naskah penulisan dokumen, penyiapan dokumen
akreditasi.
a) Dokumen internal, meliputi:
1. Surat-surat keputusan (kebijakan)
2. Pedoman/manual mutu
3. Pedoman-pedoman yang terkait dengan pelayanan, upaya, program
maupun kegiatan
4. Kerangka acuan
5. Standar prosedur operasional (SPO)
6. Rekaman-rekaman (dokumen sebagai bukti telusur).
b) Dokumen eksternal yang perlu disediakan
Pengendalian dokumen akreditasi yang meliputi pengaturan tentang
kewenangan pembuatan, pemanfaatan dan penyimpanan seluruh dokumen
puskesmas. Perbaikan sistem manajemen, sistem penyelenggaraan UKM,
dan sistem pelayanan UKP.
6) Implementasi (perkiraan 3-4 bulan)
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar akreditasi yang dipandu
oleh regulasi internal (document-dokumen yang telah disusun:kebijakan,
kerangka acuan, SPO, dsb). Memastikan rekaman proses dan hasil kegiatan,
penyediaan sumber daya untuk implementasi, melanjutkan Perbaikan sistem
manajemen, sistem penyelenggaraan UKM, sistem pelayanan UKP.
7) Penilaian pra survei akreditasi (2 hari)
Penilaian Pra survei akreditasi oleh Tim Pendamping Akreditasi
Puskesmas, untuk mengetahui kesiapan puskesmas untuk diusulkan dilakukan
penilaian akreditasi. Tim pendamping akan membuat rekomendasi hasil
penilaian pra survey akreditasi sebagai dasar bagi Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk mengusulkan dilakukan survei akreditasi ke lembaga
akreditasi melalui Dinas Kesehatan Provinsi
8) Pengajuan permohonan untuk disurvei
Penilaian Pra survei akreditasi oleh Tim Pendamping Akreditasi
Puskesmas, untuk mengetahui kesiapan puskesmas untuk diusulkan dilakukan
penilaian akreditasi. Tim pendamping akan membuat rekomendasi hasil
penilaian pra survey akreditasi sebagai dasar bagi Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk mengusulkan dilakukan survei akreditasi ke lembaga
akreditasi melalui Dinas Kesehatan Provinsi

Sasaran Akreditasi
HAL PUSKESMAS KLINIK DPM
Kelompok 1. Administrasi 1. Administrasi dan 1. Administrasi dan
Penilaian dan Manajemen. Manajemen. Manajemen.
2. Upaya 2. Upaya Kesehatan 2. Upaya Kesehatan
Kesehatan Perseorangan Perseorangan
Masyarakat
(UKM).
3. Upaya
Kesehatan
Perseorangan
(UKP)
Kategori 1. Tidak 1. Tidak 1. Terakreditasi
Tingkat Terakreditasi Terakreditasi 2. Tidak
Kelulusan 2. Terakreditasi 2. Terakreditasi terakreditasi
Dasar Dasar
3. Terakreditasi 3. Terakreditasi
Madya Utama
4. Terakreditasi 4. Terakreditasi
Utama Paripurna
5. Terakreditasi
Paripurna
Jumlah 42 Standar 27 Standar 20 Standar
Standar, 168 Kriteria 110 Kriteria 56 Kriteria
Kriteria & 776 EP 503 EP 234 EP
Elemen
Penilaian
(EP)
Instrumen Akreditasi Puskesmas

BAB
Nama EP (776)
b
I Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) 59

II Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas 121


(KMP)
III Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko 32
(PMMR)
IV Upaya Kesehatan Masyarakat yang 53
Berorientasi Sasaran (UKMBS)

V Kepemimpinan dan Manajemen Upaya 101


Kesehatan Masyarakat (KMUKM)

VI Sasaran Kinerja UKM (SKUKM) 29

VII Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien 151


(LKBP)
VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis 172
(MPLK)
IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan 58
Pasien (PMKP)

Ketentuan Kelulusan Akreditasi Puskesmas

Bab Bab Bab Bab Bab Bab Bab Bab Bab


Akreditasi
I II III IV V VI VII VIII IX

< < < < < < < < < TIDAK
75 75% 20% 60% 60% 20% 60% 20% 20%
%

≥ ≥ ≥ ≥ 60% ≥ ≥ 20% ≥ ≥ ≥ DASAR


75 75% 20% 60% 60% 20% 20%
%

≥ ≥ ≥ ≥ 75% ≥ ≥ 40% ≥ ≥ ≥ MADYA


75 75% 40% 75% 60% 60% 40%
%

≥ ≥ ≥ ≥ 80% ≥ ≥ 60% ≥ ≥ ≥ UTAMA


80 80% 60% 80% 80% 80% 60%
%

≥ ≥ ≥ ≥ 80% ≥ ≥ 80% ≥ ≥ ≥ PARIPURNA


80 80% 80% 80% 80% 80% 80%
%
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Standart Akreditasi Nasional


Rumah Sakit. Jakarta: Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Asmuji. 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-


Ruzz Media.

_____.____.HTTPS://ID.SCRIBD.COM/DOC/304966442/ISI-MANKEP-FIX-RABU
Diakses tanggal 29 September 2017

Anda mungkin juga menyukai