Anda di halaman 1dari 31

KESESUAIAN LAHAN

UNTUK PERTANIAN
AGROKLIMATOLOGI DAN JENIS TANAH
KESESUAIAN LAHAN
• Setiap komoditas memiliki syarat tertentu untuk
memperoleh hasil produksi yang maksimal.
• Kesesuaian lahan pada hakekatnya merupakan
penggambaran tingkat kecocokan sebidang
lahan untuk suatu penggunaan tertentu
(Soemarno, 2006: 6). Dalam bidang pertanian,
kesesuaian lahan dikaitkan dengan
penggunaannya untuk usaha pertanian,
Pada Dasarnya Terdapat Lima Kelas
Kesesuaian Lahan
• Kelas S1 (sangat sesuai/highly suitable)
• Lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti atau
nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan,
atau hanya mempunyai pembatas tidak berarti dan
tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta
tidak menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan
pada umumnya.
S2

• Kelas S2 (cukup sesuai/moderately


suitable)
• Lahan pada kelas S2 ini mempunyai
faktor pembatas agak berat untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan
yang harus dilakukan. Pembatas akan
mengurangi produktivitas dan
keuntungan, serta meningkatkan
masukan yang diperlukan.
S3
• Kelas S3 (sesuai marginal/marginally suitable)
• Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas
dan keuntungan. Perlu peningkatan masukan yang
diperlukan.
N1
• Kelas N1 (tidak sesuai saat ini/currently not suitable)
• Lahan mempunyai faktor prmbatas yang lebih berat,
tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat
diperbaiki dengan tingkat pengetahuan saat ini
dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor
pembatasnya begitu berat sehinga menghalangi
keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam
jangka panjang.
N2
• Kelas N2 (tidak sesuai selamanya)
• Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat,
sehingga tidak mungkin digunakan sebagai suatu
penggunaan yang lestari.
KUALITAS LAHAN
• Kualitas lahan adalah sifat-sifat atau atribut yang
bersifat kompleks dari satu bidang lahan. Setiap
kualitas lahan mempunyai keragaan (performance)
yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi
penggunaan tertentu. Kualitas lahan ada yang bisa
diestimasi secara langsung di lapangan, tetapi pada
umumnya ditetapkan dari pengertian karakteistik lahan
Kualitas lahan ekologi

• Kualitas lahan ekologi adalah kualitas lahan yang


mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan.
Misalnya ketersedian air, ketersediaan hara,
ketersediaan oksigen, bahaya banjir, suhu, lama
musim tanam, dan lain-lain.
Kualitas lahan pengelolaan

• Kualitas lahan pengelolaan adalah kualitas lahan yang


mempengaruhi pengelolaan usaha tani. Misalnya
kemungkinan untuk mekanisasi, lokasi dalam
hubungannya dengan pasar dan lain-lain.
Kualitas lahan konservasi

• Kualitas lahan konservasi adalah kualitas lahan yang


mempengaruhi degradasi lahan. Misalnya bahaya
erosi, salinitas, alkalinisasi, pemadatan tanah, dan
lain-lain.
Kualitas lahan perbaikan

•Kualitas lahan perbaikan adalah kemungkinan untuk


merubah kondisi. Misalnya dapat diairi, tanggapan
terhadap pemupukan dan lain-lain.
• Kualitas lahan kemungkinan berperan
positif atau negatif terhadap penggunaan
lahan tergantung dari sifat-sifatnya.
Kualitas lahan yang bersifat positif adalah
yang sifatnya menguntungkan bagi suatu
penggunaan lahan. Sebaliknya kualitas
lahan yang bersifat negatif karena
keberadaannya akan merugikan (menjadi
kendala) dalam penggunaan tertentu,
sehingga merupakan faktor pembatas atau
penghambat.
Tipe Melon
• Untuk memudahkan sistem penamaan dan
pengelompokan melon, para ahli klasifikasi membagi
melon dalam dua tipe, yaitu tipe netted-melon dan tipe
winter-melon. Adapun ciri dari masing-masing tipe
adalah (Nur Tjahjadi, 2006: 12-13):
Tipe netted-melon

• Kulit buah keras, kasar, berurat, dan bergambar


seperti jala (nett)
• Aroma relatif lebih harum dibanding winter melon
• Lebih cepat masak (75-90 hari)
• Awet, dan tahan disimpan lama
• Jenis yang terkenal adalah cucumis melo var
reticulatus dan cucumis melo var cantelupensis
Tipe winter-melon

• Kulit buah halus mengkilat, dan aroma buah tidak


harum
• Pemasakan lambat (90-120 hari)
• Mudah rusak, dan tidak tahan disimpan lama
• Sering digunakan sebagai tanaman hias
• Jenis yang terkenal adalah cucumis melo var
inodorous, cucumis melo var flexuosus, cucumis melo
var dudain, dan cucumis melo var chito.
Syarat tumbuh tanaman melon
• Setiap tanaman memiliki persyaratan khusus untuk
tumbuh degan baik, begitu pula halnya dengan
tanaman melon juga memiliki persyaratan khusus
untuk dapat tumbuh dengan baik (Tim Bina Karya
Tani, 2009: 19). Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon
berdasar kriteria kesesuaian lahan menurut FAO
adalah:
Temperatur (tc)

• Temperatur (suhu) yang dibutuhkan untuk


pertumbuhan tanaman melon dengan baik adalah
berkisar antara 22-30ºC. tanaman melon tidak dapat
tumbuh dengan baik pada temperatur kurang dari
18ºC. namun rata-rata temperatur yang ada di
Indonesia sesuai untuk syarat tumbuh tanaman
melon (Tim Bina Karya Tani, 2009: 22).
Ketersediaan air (wa)

• Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan cukup


banyak air, namun sebaiknya berasal dari air irigasi
bukan berupa air hujan. Air yang menggenang akan
menyebabkan pembusukan pada akar tanaman dan
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan
melon sendiri. Sebagian besar air yang dihisap oleh
tanaman digunakan untuk metabolisme tanaman.
Tanaman tumbuh baik pada curah hujan 400-700 mm
Ketersediaan oksigen (oa)

• Ketersediaan oksigen berkaitan dengan kondisi


drainase tanah yang bersangkutan. Untuk tanaman
melon dalam pertumbuhannya memerlukan kondisi
drainase yang baik-agak terhambat, yaitu tanah
dengan peredaran udara yang baik. Dicirikan dengan
tanah yang berwarna terang dan seragam, tidak
terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau keabu-
abuan (Tim Bina Karya Tani, 2009: 22 dan Suripin,
2004: 176).
Media perakaran (rc)

• Media perakaran berkaitan dengan drainase, tekstur


tanah, dan kedalaman efektif tanah. Kondisi drainase
yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman melon
adalah tanah dengan drainase yang baik-agak
terhambat, yaitu tanah dengan peredaran udara yang
baik. Dicirikan dengan tanah yang berwarna terang
dan seragam, tidak terdapat bercak-bercak kuning,
coklat atau keabu-abuan (Tim Bina Karya Tani, 2009:
22 dan Suripin, 2004: 176).
Retensi hara (nr)

• Retensi hara berkaitan dengan nilai KTK (Kapasitas


Tukar Kation), pH tanah, dan C-organik (kandungan
bahan organik). Dalam pertumbuhannya tanaman
melon tidak terlalu dipengaruhi oleh kandungan
bahan organik dan KTK, karena hal tersebut mudah
diatasi maka bukan dianggap sebagai penghambat
yang berarti.
Toksisitas (xc)

• Toksisitas adalah kandungan racun dalam tanah. Hal


ini berkaitan erat dengan kandungan aluminium dan
salinitas tanah. Dalam pertumbuhan tanaman melon,
kedua hal ini dirasa tidak terlalu berpengaruh.
Kandungan aluminium dan garam dalam tanah bisa
ditafsirkan ketika kita telah mengetahui pH tanah.
Tanah yang asam tentu memiliki kandungan
aluminium (Al) yang tinggi. Begitu pula dengan
kandungan garam (salinitas), tanah yang asam
biasanya memiliki kadar garam rendah
Sodisitas (xn)

• Kandungan sodisitas yang sangat berpengaruh adalah


kandungan alkali. Dalam pertumbuhan tanaman
melon kondisi alkalinitas tidak terlalu diperhatikan.
Tanaman melon pada dasarnya dapat tumbuh dengan
baik pada berbagai jenis tanah, terutama tanah
andosol, latosol, regosol, dan grumosol asalkan
kekurangan unsur hara dari sifat-sifat tanah tersebut
dapat disiasati dengan pengapuran, penambahan
bahan organik, maupun pemupukan (Tim Bina Karya
Tani, 2009: 36).
Bahaya sulfidik (xs)

• Kemasaman sulfat potensial ditunjukkan oleh penurunan pH


tanah sebanyak minimum dua satuan dan mencapai pH akhir
kurang dari 2,5 setelah dioksidasikan oleh H2O2 30%. Dalam
pertumbuhan tanaman melon, faktor ini tidak terlalu
diperhatikan. Tanaman melon pada dasarnya dapat tumbuh
dengan baik pada berbagai jenis tanah, terutama tanah
andosol, latosol, regosol, dan grumosol asalkan kekurangan
unsur hara dari sifat-sifat tanah tersebut dapat disiasati
dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun
pemupukan
Bahaya erosi (eh)

• Bahaya erosi berkaitan dengan kemiringan lereng.


Tanaman melon tumbuh dengan baik pada daerah
yang bertopografi datar. Untuk lahan yang
bertopografi miring sebaiknya dibuat teras-teras dan
tanggul-tanggul untuk mencegah terjadinya erosi. Hal
ini dilakukan agar bahan organik yang ada di lapisan
tanah atas tidak hanyut terbawa air atau longsor (Tim
Bina Karya Tani, 2009: 24).
Bahaya banjir (fh)

• Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan cukup


banyak air, namun sebaiknya air tersebut berasal dari
irigasi, bukan air hujan. Tanaman melon akan
membusuk bila mengalami penggenangan, oleh
karena itu kondisi lahan yang ditanami harus bebas
dari bahaya banjir (tidak pernah banjir), atau minimal
adalah lahan yang jarang banjir (Tim Bina Karya Tani,
2009: 23).
Penyiapan lahan (lp)
• Kondisi penyiapan lahan berkaitan dengan kondisi
batuan di permukaan dan kondisi singkapan batuan
pada lahan yang ditanami melon. Kondisi yang paling
baik untuk pertumbuhan tanaman melon adalah
daerah yang tidak memiliki batuan di permukaan dan
pada daerah yang tidak memiliki singkapan batuan
pula. Dikarenakan adanya batuan di permukaan dan
singkapan batuan dapat mengganggu pengolahan
tanah dan pertumbuhan tanaman

Anda mungkin juga menyukai