Makroskopis
Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan
organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah
di sebelah anterior trakea (Gambar 1). Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin
yang paling banyak vaskularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal dari
lamina pretracheal fascia profunda. Kapsula ini melekatkan tiroid ke laring dan
trakea.
Kelenjar ini terdiri atas dua buah lobus lateral yang dihubungkan oleh suatu
jembatan jaringan isthmus tiroid yang tipis dibawah kartilago krikoidea di leher,
dan kadangkadang terdapat lobus piramidalis yang muncul dari isthmus di
depan laring.6-9
Kelenjar tiroid mempunyai panjang ± 5 cm, lebar 3 cm, dan dalam keadaan
normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10 sampai 20 gram.
Aliran darah kedalam tiroid per gram jaringan kelenjar sangat tinggi (± 5
ml/menit/gram tiroid).6,7
Struktur disekitar lobus:
Vaskularisasi
Kelenjar tiroid terdiri dari ribuan folikel dengan diameter bervariasi. Lumennya
mengandung substansi gelatinosa disebut colloid. Colloid mengandung
glikoprotein tiroglobulin. Jika colloid berwarna basofil, menandakan
metabolisme tinggi. Jika berwarna asidofil, tidak aktif.
Sel folikular berbentuk beragam, terutama kuboid. Jika sel hipoaktif, sel kobid
akan merendahkan bentuknya, sebaliknya jika sel hiperaktif, sel kuboid akan
meninggi.
Sel folikular berdiri diatas membrana basalis. Inti sel besar, vesikular, ditengah
atau ke arah basal. Sitoplasma memiliki granul halus. Warna sitoplasma basofil
dan memiliki banyak mitokondria.
Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu
triiodotironin (T3).
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga
untuk T3 dan empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang
dilepaskan ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna.
Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal
sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa
Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy
dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida oleh
pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah. Pompa Na/K
yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh
TSH.
2. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus
dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase.
Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan
residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada
molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh
kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi kadar iodium intrasel maka
akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di
intra sel, iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan
lebih banyak daripada T4.
3. Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang
terbentuk dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga
akan membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin
beserta tirosin dan iodium ini disintesis dalam koloid melalui iodinasi dan
kondensasi molekul tirosin yang terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin.
Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid melalui
proses eksositosis granula.
4. Penimbunan (storage)
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan
disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3
dan T4), baru akan dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
5. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini
kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin
serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian
iodium.
6. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan
vesikel yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom
akan mendekati tetes koloid dan mengaktifkan enzim protease yang
menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh.
Efek primer hormon tiroid adalah:
Di luar kelainan bawaan, kelainan kelenjar tiroid dapat digolongkan menjadi dua
kelompok besar, yaitu penyakit yang menyebabkan perubahan fungsi, seperti
hipertiroidisme dan penyakit yang menyebabkan perubahan jaringan dan
bentuk kelenjar, seperti struma noduler. Fungsi tiroid
dapat berkurang, normal atau bertambah. Pengurangan fungsi atau
hipotiroidisme dapat disebabkan oleh penyakit hipotalamus, kerusakan kelenjar
hipofisis, defisiensi yodium, obat antitiroid, dan tiroiditis. Juga terdapat keadaan
yang dikenal dengan hipotiroidisme iatrogenik, yang terjadi sesudah
tiroidektomi atau setelah terapi dengan yodium radioaktif.
Hipertiroid dapat terjadi pada struma toksik difus (penyakit Graves), struma
nodosa toksik, pengobatan berlebihan dengan tiroksin, tiroiditis, struma
ovarium rang), dan metastasis luas karsinoma tiroid terdeferensiasi.
Gangguan autoimun dengan atau tanpa reaksi radang dapat menyebabkan
struma Graves yang bergejala hipertiroid dan struma Hashimoto yang akhirnya
mengakibatkan hipotiroid. Contoh kelainan hiperplasia ialah struma koloid dan
struma endemik. Keganasan terutama disebabkan oleh adeniokarsinoma. Tumor
ganas kelenjar tiroid dapat dibagi sesuai tingkat keganasannya
Hipertiroid (Tirotoksikosis)
Diagnosa utama :
- gelisah – murmur
Grave’s disease adalah penyakit autoimmune, pada banyak kasus diagnosa dapat
mudah di tegakkan hanya dilihat dari gejala yang timbul. Kebanyakan pada
pasien dengan tirotoksikosis terdapat peningkatan kadar T3 danT4, dan
panurunan kadar TSH. Tirotoksikosis dapat juga dijumpai kadar T4 yang normal
sedangkan kadar T3 yang meningkat (T3 toksikosis).
Disini dilakukan pengukuran konsentrasi T3, T4, T3RU dan TSH RIA. Sejarah
pengobatan pada pasien sangat penting untuk diketahui karena banyak obat dan
campuran bahan organic lainnya yang dapat memberikan efek pada serangkaian
tes fungsi tiroid.
Fungsi
- Uji metabolisme
- Antibodi tiroid
Diagnostik patologik
- Fungsi jarum halus untuk pemeriksaan sitologi
Diagnosa banding.
Jika pada pendeita hipertiroid fatique dapat hilang pada saat istirahat, telapak
tangan hangat dan berkeringat, takikardia pada waktu tidur, dan tes fungsi tiroid
abnormal.
HIPOTIROID
Definisi Hipotiroid Hipertiroid
adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
abnormal rendahnya. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada
hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung
melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak
memadai mempunyai konsekwensi-konsekwensi yang meluas untuk tubuh.
Etiologi
Hashimoto’s thyroiditis
Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
Penyakit pituitari atau hipothalamus
Obat-obatan : methimazole (Tapazole) dan propylthiouracil (PTU), lithium
(Eskalith, Lithobid), amiodarone (Cordarone), potassium iodide (SSKI, Pima),
dan Lugol’s solution
Kekurangan yodium yang berat
Gejala Hipotiroid Gejala-
gejala hipotiroid seringkali tak kentara, dan tidak spesifik (yang berarti mereka
dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan seringkali
dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin
tidak mempunyai tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih
nyata ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini
berhubungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh. Gejala-gejala
umum didaftar dibawah:
Kelelahan
Depresi
Kenaikkan berat badan yang sedang
Ketidaktoleranan dingin
Ngantuk yang berlebihan
Rambut yang kering dan kasar
Sembelit
Kulit kering
Kejang-kejang otot
Tingkat-tingkat kolesterol yang meningkat
Konsentrasi menurun
Sakit dan nyeri yang samar-samar
Udem pada kaki
Diagnosis hipotiroid yang dapat dengan mudah dilakukan dan sepenuhnya
dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid yang tidak
dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy),
gagal jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru
(pleural effusion).
TSH
TRH : dapat membantu membedakan apakah penyakitnya disebabkan oleh suatu
kerusakkan di pituitari atau di hipothalamus. Tes ini memerlukan suntikan
hormon TRH dan dilakukan oleh seorang endocrinologist (spesialis hormon).
Thyroid scan dapat membantu mendiagnosis persoalan yang mendasari tiroid
yang lebih jelas.
Terapi Hipotiroid Dengan
pengecualian dari kondisi-kondisi tertentu, perawatan hipotiroid memerlukan
terapi seumur hidup. Sebelum synthetic levothyroxine (T4) tersedia, tablet-
tablet tiroid yang dikeringkan dipakai. Tiroid yang dikeringkan didapat dari
kelenjar tiroid hewan. Sekarang ini, suatu sintetik T4 yang murni tersedia secara
luas. Oleh karenanya, tidak ada alasan untuk menggunakan ekstrak tiroid yang
dikeringkan. Dengan ketentuan sebagai berikut :
Dosis rata-rata T4 pada orang-orang dewasa adalah kira-kira 1.6 mikrogram per
kilogram per hari. Ini kira-kira 100 sampai 150 mickograms per hari.
Anak-anak memerlukan dosis-dosis yang lebih besar.
Pd pasien yang muda dan sehat, pemakaian hormon pengganti T4 secara penuh
dimulai dari awal terapi.
Pada pasien dengan penyakit jantung yang sebelumnya, metode pengganti
hormon ini mungkin dapat memperburuk kondisi jantung
Pada pasien yang lebih tua tanpa penyakit jantung, memulai dengan dosis penuh
pengganti tiroid mungkin berakibat pada nyeri dada atau serangan jantung.
Untuk hal ini, pasien dengan sejarah penyakit jantung atau mereka yang
dicurigai beresiko tinggi, terapi hormon dimulai dengan 25 mikogram atau
kurang, dengan kenaikkan dosis yg berangsur-angsur dalam 6 minggu.
Idealnya, pengganti T4 sintetik hrs dikonsumsi pada pagi hari, 30 menit sebelum
makan. Obat-obat yang mengandung zat besi atau antasid harus dihindari,
karena dapat mengganggu penyerapan.
NODULUS DAN GOITER TIROID
Tiroid nodulus.
Masalah yang dihadapi jika menemui pasien dengan tiroid nodular adalah
apakah lesi tersebut simptomatik ataukah merupakan suatu tumor baik jinak
ataupun ganas. Diagnosis bandingnya adalah goiter jinak, intrathyroideal cysts,
tiroiditis, atau tumor jinak dan ganas. Umur, jenis kelamin, tempat tinggal,
riwayat keluarga pasien harus jelas, riwayat terapi radiasi daerah leher juga
harus ditanyakan karena pada bayi dan anak-anak kejadian ca tiroid insidennya
tinggi yang terjadi sebagai akibat radiasi. Tiroid nodul ini lebih menyerupai ca
pada pria dari pada wanita, dan pada usia muda dari pada usia tua.
False positive jarang sekali dilaporkan, tetapi pada 20% hasil biopsy yang
didiagnosa sebagai undetermined dan 5% yang terdiagnosa sebagai benigna
ternyata adalah suatu keganasan (malignant). Jika hasil diagnosanya adalah
inadekuat maka pemeriksaan harus diulang kembali. Needle biopsy tidak boleh
dilakukan pada pasien yang mempunyai riwayat terkena radiasi pada leher,
karena radiasi seringkali menimbulkan tumor yang multifokal. Jangan terlalu
cepat percaya bila hasilnya negatif, jika ahli sitologi yang berpengalaman tidak
ada maka pemeriksaan radio nuklir dan ultra sound sangatlah membantu.
Pada pasien bayi dan anak-anak yang menderita tiroid nodul karena terpapar
radiasi pada daerah leher 40% dapat menjadi malignant, Ca tiroid terjadi hampir
50% pada anak yang menderita cold tiroid nodul, dan tiroidektomi di
indikasikan pada pasien ini.
- curiga keganasan
- hipertiroidism
- alasan kosmetik
pada solitary nodul tiroid yang terdiagnosa cold pada radioiodin, solid dengan
ultrasound atau dicurigai sebagai keganasan maka biopsy sitologi tidak
diperlukan lagi. Pengobatan nonoperasi diindikasikan pada pasien dengan
multinoduler goiter dan hashimoto tiroiditis kecuali terdapat kecurigaan pada
pasien yang rentan terkena radiasi dan pada pasien yang mempunyai riwayat
keluarga yang pernah menderita medullary carcinoma.
Simple goiter dapat terjadi karena factor psikologis, dapat terjadi pada saat
pubertas, menstruasi, hamil, atau pada pasien yang tinggal pada daerah endemic
(poor iodine), pada orang-orang yang sering terekspose dengan goiter food and
drug juga dapat terjadi siple goiter. Goiter dapat terjadi karena congenital defek
pada produksi hormon tiroid.
Ada beberapa asumsi bahwa nontoxic goiter timbul akibat kompensasi dari
produksi hormon tiroid yang inadekuat, nontoxic diffuse goiter biasanya
merespon administrasi hormon tiroid, jika tidak di obati maka dapat berubah
menjadi multi nodular goiter dengan atau tidak bersifat racun (toxic) pada
beberapa tahun kemudian.
Gejala yang timbul biasanya terdapatnya massa pada leher, dsypnea, dysphagia,
atau gejala yang dapat menghalangi aliran balik vena. Pada diffuse goiter, tiroid
membesar simetris, permukaannya halus. Banyak pasien sudah menjadi
multinodular gland baru berkeinginan untuk berobat.
T4, T3, T3RU dan TSH biasanya dalam jumlah yang normal, sedangkan
radioiodin uptake meningkat, tindakan bedah di indikasikan bila terjadi tekanan
yang berlebihan pada daerah sekitar karena pembesaran tiroid, pemeriksaan
biopsy sangat dianjurkan untuk mengetahui terjadi atau tidaknya keganasan.
Struma multinodosa biasanya terjadi pada wanita berusia lanjut, dan perubahan
yang terdapat pada kelenjar berupa hiperplasia sampai bentuk involusi.
Kebanyakan struma multinodosa dapat dihambat oleh tiroksin.
Gambar 6 : Struma
Biasanya penderita struma nodosa tidak mengalami keluhan karena tidak ada
hipo atau hipertiroidisme. Nodul mungkin tunggal tetapi kebanyakan
berkembang menjadi multinoduler yang tidak berfungsi. Degenerasi jaringan
menyebabkan kista atau adenoma. Karena pertumbuhannya sering berangsur-
angsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala kecuali benjolan di leher.
Sebagian penderita dengan struma nodosa dapat hidup dengan strumanya tanpa
keluhan. Walaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu pernapasan
karena menonjol ke depan, sebagian lain dapat menyebabkan penyempitan
trakea jika pembesarannya bilateral. Pendorongan bilateral demikian dapat
dicitrakan dengan foto Roentgen polos (trakea pedang). Struma nodosa
unilateral dapat menyebabkan pendorongan sampai jauh ke arah kontralateral.
Pendorongan demikian mungkin tidak mengakibatkan gangguan pernapasan.
Penyempitan yang berarti menyebabkan gangguan pernapasan sampai akhirnya
terjadi dispnea dengan stridor inspiratoar. Biasanya struma
adenomatosa benigna walaupun besar tidak menyebabkan gangguan neurologik,
muskuloskeletal, vaskuler, atau menelan karena tekanan atau dorongan. Keluhan
yang ada ialah rasa berat di leher. Sewaktu menelan trakea naik untuk menutup
laring dan epiglotis sehingga tiroid terasa berat karena terfiksasi pada trakea.
Hipertiroidi jarang ditemukan pada struma adenomatosa. Sekitar 5% dari
struma nodosa mengalami keganasan. Tanda keganasan ialah setiap perubahan
bentuk, perdarahan lokal, dan tanda penyusupan di kulit, n.rekurens, trakea,
atau esofagus. Benjolan tunggal dapat berupa nodul koloid, kista tunggal,
adenoma tiroid jinak, atau karsinoma tiroid. Nodul ganas lebih sering ditemukan
pada laki muda. Struma nodosa lama biasanya tidak dapat
dipengaruhi dengan supresi hormon tiroid (TH) atau pemberian hormon tiroid.
Penanganan struma lama yaitu dengan tiroidektomi subtotal. Tiroid mungkin
ditemukan sampai ke mediastinum anterior terutama pada bentuk modulus
yang disebut struma retrosternum. Umumnya struma retrosternum ini tidak
turut naik pada gerakan menelan karena apertura toraks terlalu sempit dan
mungkin asimtomatik. Mungkin ditemukan gejala dan tanda tekanan pada trakea
atau esofagus. Diagnosis ditentukan dengan pemeriksaan yodium radioaktif.
Biasanya pengeluaran struma dapat dilakukan melalui bedah leher, sehingga
tidak dibutuhkan torakotomi. Jika letak di dorsal a.subklavia, harus dilakukan
pendekatan melalui torakotomi. Diagnosis banding ialah tumor lain
di mediastinum anterior seperti timoma, limfoma, tumor dermoid, dan
keganasan paru.
Acute Suppurative thyroiditis. Jarang sekali terjadi, mempunyai gejala sakit leher
sebagian dengan onset yang tiba-tiba, diikuti dengan disfagia, demam, menggigil,
dan biasanya diikuti dengan ISPA yang diterapi dengan drainase, mikro
organisme yang sering ditemukan adalah streptococcus, staphylococcus,
pneumococcus, coliform.
Tumor jinak tiroid. Tumor jinak tiroid adalah adenomas, involutionary nodules,
cysts atau localized tiroiditis. Hampir semua adenomas adalah type follicular.
Adenomas biasanya solitary dan encapsulated. Alasan utama dilakukannya
pengangkatan jika dicurigai malignancy, over aktifitas fungsional dari produksi
hipertiroid dan alasan kosmetik.
Tumor ganas tiroid.
Papillary adenokarsinoma.
Papillary adenokarsinoma terjadi 85% dari seluruh Ca tiroid, tumor ini timbul
pada awal masa remaja sebagai solitary nodul, kemudian menyebar melalui
kelenjar limfa dari kelenjar tiroid menuju ke subscapular dan periscapular
limfonodulus, 80% anak-anak dan 20% orang dewasa didapat pembesaran
limfonodulus.
Follicular adenokarsinoma.
Follicular adenokarsinoma terjadi 10% dari seluruh Ca tiroid, timbul lebih lebih
lama dari papillary form, pada palpasi teraba masa yang elastik, kenyal, dan
lembut. terdapat dalam bentuk encapsulated yang mengandung koloid. Secara
mikroskopik follicular karsinoma susah dibedakan dengan jaringan tiroid.
Kapsul dan vaskularisasi invasi dapat digunakan untuk membedakan follicular
adenoma dengan follicular karsinoma. Meskipun dapat menyabar melalui
kelenjar limfa, tetapi cenderung menyebar lebih hebat melalui darah dapat
menyebar ke paru, hati, dan tulang. Metastase ke tulang dapat timbul 10-20
tahun setelah lesi primer terjadi. Tumor ini mempunyai prognosis yang buruk
sama dengan papillary form.
Medullary karsinoma.
Medullary karsinoma mempunyai angka kejadian 2-5% dari Ca tiroid.
Mengandung amiloid, solid, dan keras. Dapat mensekresi kalsitonin. riwayat
medullary karsinoma pada keluarga dengan pheochromocytoma bilateral dan
hiperparatiroid dikenal dengan Sipple sindrom atau type II multiple endokrin
adenomatosus. Pada sipple sindrom, hiperplasi parafollicular cell dan medullary
cancer yang kecil daqpat di diagnosa dengan menemukan serum kalsitonin
setelah distimulasi dengan pentagastrin dan kalsium.
Undifferentiated Karsinoma.
Tumor yang dapat cepat tumbuh ini sering terjadi pada wanita dengan usia
muda dan angka kejadiannya 3% dari semua Ca tiroid. Lesi ini terjadi dari
papillary atau follicular neoplasm. Mempunyai sifat solid, sepat membesar, keras,
masa yang difus irregular melibatkan kelenjar dan menginfasi trachea, otot, dan
neurovaskular. dapat menyebabkan laringeal atau esophageal obstruksi.
Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat 3 jenis sel yang khas yaitu; giant cell,
spindle cell, dan small cell. Mitosis sering terjadi pada metastase di paru-paru
dan cervical lymphadenopathy, dapat timbul kembali pasca operasi. Terapi
eksternal radiasi dan kemoterapi bisa dijadikan terapi palliatif pada beberapa
pasien, radioiodin tidak effektif untuk dijadikan terapi, prognosisnya buruk.
Pada hipertiroid dapat diterapi secara aktif dengan obat anti tiroid, radioaktif
iodine, dan tiroidektomi. Terapi tergantung dari umur, keadaan umum, besarnya
kelenjar, beratnya keadaan patologis, dan kemampuan pasien dalam melakukan
perawatan yang optimal.
Dapat digunakan secara aman pada pasien yang sudah diterapi sebelumnya
dengan obat anti tiroid dan sudah pada keadaan eutiroid. Indikasi terapi ini
adalah untuk orang-orang yang sudah berusia 40 tahun keatas yang mempunyai
resiko pembedahan, dan pada pasien dengan recurrent hipertiroidism. Terapi ini
lebih murah dibandingkan dengan terapi dengan pembedahan. Terapi ini tidak
boleh dilakukan pada pasien dengan leukemia, kanker tiroid, kelainan
congenital, tetapi dapat disarankan untuk terapi tumor jinak tiroid.
Pada pasien yang masih muda bahaya radiasi harus diperhatikan dan dapat
menjadi keadaan hipotiroid. Anak-anak dan wanita hamil tidak boleh diterapi
dengan radio iodine.
C. Pembedahan Tiroid
Jenis:
Subtotal tiroidektomi
Keuntungan dilakukan tiroidektomi adalah dapat menghilangkan keluhan, dan
menurunkan insiden terjadinya hipotiroidism yang bisa didapat oleh terapi radio
iodine. Dilakukan tindakan subtotal tiroidektomi apa bila :
- Keganasan.
Kelenjar tiroid yang diangkat 3-8 g tanpa mengangkat kelenjar paratiroid dan N.
laryngeal. Angka kematian dari prosedur ini amatlah rendah, kurang dari 0,1%.
Subtotal tiroidektomi adalah cara teraman dan tercepat dalam mengkoreksi
keadaan tirotoksikosis, frekuensi timbulnya kembali hipertiroidism dan
hipotiroidism tergantung dari jumlah tiroid yang diambil. Pada pembedahan
yang berhasil dan persiapan preoperasi yang baik, cidera pada nervus laryngeal
dan kel paratiroid didapatkan kurang dari 2% kasus
Persiapan operasi
Resiko dari tindakan tiroidektomi untuk toxic goiter menjadi tidak berarti,sejak
ditemukan kombinasi praoperasi menggunakan kombinasi dari iodides dan obat
anti tiroid. PTU atau obat anti tiroid lainnya dapat digunakan untuk menekan
kadar hormon sehingga dalam keadaan eutiroid keadaan ini dipertahankan
sampai dilakukannya operasi. 2-5 potassium iodide atau lugol’s iodine dapat
diberikan 10-15 hari sebelum pembedahan yang di gabungkan dengan PTU
untuk menurunkan vaskularisasi dari kelenjar tiroid. Thyroid Storm atau
krisis hipertiroid memerlukan penanganan yang segera pada kasus trauma dan
tindakan bedah. Maka jika terjadi keadaan ini adalah ; mencegah keluarnya
hormon tiroid dengan memberikan lugol iodine, atau ipodate sodium. Berikan
juga obat penghambat β adrenergik (propanolol) untuk melawan keadaan yang
diakibatkan oleh tirotoksikosis, atau menurunkan produksi hormon tiroid dan
perubahan extratiroid T3 dan T4 dengan memberikan PTU. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah mengkoreksi tanda-tanda vital, dengan pemberian oksigen,
sedatif, cairan IV, kortikosteroid, dan penghilang panas, tergantung dari gejala
yang timbul. Reserpin dapat diberikan pada pasien yang mengalami kegelisahan
yang hebat.
Tindak bedah total dilakukan dengan atau tanpa diseksi leher radikal. Untuk
struma nontoksik dan nonmaligna digunakan enukleasi nodulus yaitu eksisi
lokal, (istmo-)lobektomi, atau tiroidektomi subtotal. Pembedahan total dilakukan
untuk karsinoma terbatas, dan pembedahan radikal dilakukan bila ada
kemungkinan penyebaran ke kelenjar limfe regional. Hemitiroidektomi atau
(istmo-)lobektomi dapat dilakukan pada kelainan unilateral.
Pada tumor yang sudah bermetastase dapat diterapi dengan iodine 131 setelah
dilakukan tiroidektomi atau trioid ablasi dengan radioaktif, untuk follow up
dapat dilakukan pemeriksaan kadar tiroglobulin. Untuk mencegah terjadinya
residu tumor maka total tiroidektomi pada undifferentiated ca, malignant
lhympoma, atau sarcoma tumor harus di eksisi komplit dan diberikan terapi
tambahan dengan radioterapi dan kemoterapi.
Tiroid merupakan alat kaya darah yang didarahi oleh empat arteri dan
berhubungan anatomi erat dengan alat dan struktur penting di leher. Penyulit
bedah di antaranya perdarahan, cedera pada n.laringeus rekurens uni atau
bilateral, pada trakea, atau pada esofagus. Struma besar dapat mengakibatkan
malakia trakea yaitu hilangnya cincin rawan trakea akibat tekanan terlalu lama
sehingga terjadi kolaps trakea setelah strumektomi. Penyulit yang berbahaya
dapat terjadi terutama bila ada hematom di lapangan bedah.
Penyulit pascabedah adalah hematom di leher, udem laring, atau krisis
tiroitoksik. Krisis tirotoksikosis adalah hipertiroidi hebat yang berkembang
sewaktu atau segera setelah pembedahan pada penderita hiperliroidi. Krisis
tiroid ditandai dengan takikardia dan gejala serta tanda hipertiroidi lain yang
akut dan sangat gawat karena penderita terancam dekompensasi jantung fatal
Penyulit bedah tiroid :
kanan
Udem laring
Kolaps trakea
Krisis tirotoksik
Paralisis n.rekurens
Hipokalsemia
Paralisis n.rekurens