Anda di halaman 1dari 19

Alur Pemeriksaan COVID-19

Menggunakan TCM

TIM LABORATORIUM
SUBDIT TUBERKULOSIS KEMENKES RI
JULI 2020
Revisi terbaru Pedoman COVID-19 (Rev. 5)

Revisi 4 (27 Maret 2020) Revisi 5 (13 Juli 2020)


Perubahan pada pedoman COVID-19 Rev 5

• 3 BAB tambahan (Strategi dan indikator, Penyediaan Sumber Daya,


Layanan Kesehatan)
• Definisi Operasional (sudah tidak ada lagi istilah ODP, PDP & OTG)
• Surveilans
• Manajemen Klinis (tatalaksana dan evaluasi akhir status pasien)
• Tata cara pemulasaran jenazah
• Pencatatan pelaporan dengan sistem
• Mekanisme penggunaaan pemeriksaan RT-PCR
• Tujuan penggunaan Rapid Test
Definisi Operasional

Penjelasan definisi operasional kasus COVID-19:


1. Kasus Suspek
2. Kasus Probable
3. Kasus Konfirmasi
4. Kontak Erat
5. Pelaku Perjalanan
6. Discarded
7. Selesai Isolasi
8. Kematian.

Untuk Kasus No. 1 s/d 4, istilah yang digunakan pada pedoman sebelumnya
adalah Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan
Orang Tanpa Gejala (OTG).
Definisi Operasional

1. Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a) Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal**.

b) Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.

c) Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan


perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
Definisi Operasional

Informasi tambahan:
• Istilah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dikenal kembali dengan
kasus suspek.

* ISPA yaitu demam (≥38oC) atau riwayat demam; dan disertai salah satu
gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat.

** Negara/wilayah transmisi lokal: negara/wilayah yang melaporkan


adanya kasus konfirmasi yang sumber penularannya berasal dari
wilayah yang melaporkan kasus tersebut.
Definisi Operasional

2. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS*/meninggal dengan gambaran
klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan
Laboratorium RT-PCR/TCM.

3. Kasus Konfirmasi
• Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR/TCM.
• Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

*ARDS = Acute respiratory distress syndrome


Definisi Operasional

4. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi
COVID-19.

Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:


a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus
konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau
lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti
bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable
atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan
penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi
setempat.
Definisi Operasional

Penentuan periode kontak erat:

• Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik),


untuk menemukan kontak erat, periode kontak dihitung dari 2 hari
sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul
gejala.

• Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk


menemukan kontak erat, periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum
dan 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.
Definisi Operasional

5. Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik)
maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.

6. Discarded
Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-
PCR/TCM 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang
waktu >24 jam.
b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan
masa karantina selama 14 hari.
Definisi Operasional

7. Selesai Isolasi
Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan
pemeriksaan follow up RT-PCR/TCM dengan ditambah 10 hari isolasi
mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
b. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR/TCM dihitung 10 hari
sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
c. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang
mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan
ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam
dan gangguan pernapasan.
Definisi Operasional

8. Kematian
Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus
konfirmasi/probable COVID-19 yang meninggal.
2 Kriteria yang dapat diperiksa TCM COVID-19

*Kontak erat yang diperbolehkan untuk diperiksa menggunakan TCM adalah nakes kontak erat.
Alur pemeriksaan diagnosis menggunakan TCM
untuk suspek COVID-19 dan kontak erat*

*Kontak erat yang


diperbolehkan untuk
diperiksa menggunakan
Suspek COVID-19/
Hasil pemeriksaan
TCM adalah nakes kontak erat* TCM berupa
kontak erat. Presumtive Positive
digolongkan sebagai
Pemeriksaan TCM hasil Positif.

Pengulangan untuk
Negatif ** Invalid, Error, No Result Positif hasil Invalid, Error, dan
No Result Hanya
diperbolehkan satu
kali dengan sampel
yang baru.
Pemeriksaan ulang TCM
** Khusus untuk kontak Apabila hasil
erat Jika hasil pengulangan tetap
menunjukkan negatif tidak berupa hasil
maka lanjut isolasi positif atau negatif,
mandiri selama 14 hari.
Negatif Positif maka tetap laporkan
hasil pemeriksaan
TCM untuk tindak
lanjut oleh dokter
Discarded Kasus konfirmasi pengirim.

14
Pemeriksaan follow up pada Kasus Konfirmasi

• Pemeriksaan follow up pada kasus konfirmasi menggunakan RT-


PCR/TCM hanya untuk kasus dengan gejala berat/kritis.
• Bila terjadi perbaikan klinis, follow up pasien dengan gejala berat/kritis
dilakukan dengan pengambilan spesimen 1 kali pada hari ke-7 untuk
menilai kesembuhan.
• Pada kasus tanpa gejala, gejala ringan, dan gejala sedang tidak perlu
dilakukan follow up pemeriksaan RT-PCR/TCM.
• Pengambilan spesimen pada kasus dengan gejala berat/kritis untuk
follow up pemeriksaan RT-PCR/TCM dilakukan di rumah sakit.
• Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas kesehatan setempat
yang berkompeten dan berpengalaman.
• Spesimen yang diambil untuk pemeriksaan TCM adalah spesimen
nasofaring
Tabel jadwal pengambilan swab untuk pemeriksaan diagnosis
dan follow up

Halaman 95 Pedoman COVID-19 Rev.5

• Bila pada hari ke-1 hasil pemeriksaan TCM menunjukkan positif COVID-19 maka tidak perlu
pengambilan swab hari ke-2.
• Khusus untuk kontak erat Jika hasil menunjukkan negatif pada hari ke-1 maka lanjut isolasi
mandiri selama 14 hari dan tidak perlu perlu pengambilan swab hari ke-2.
Pemantapan Mutu Eksternal (PME)

• PME untuk pemeriksaan COVID-19 menggunakan TCM dilakukan dengan


mengirimkan sisa VTM dari:
• 5 spesimen positif pertama
DAN
• 10 spesimen negatif pertama

• Pengiriman ditujukan kepada:


Laboratorium Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (Pusat 1)
Jl. Percetakan Negara No. 23 RT.23/RW.7 Johar Baru, Jakarta Pusat.
10560
• Sebelum melakukan pengiriman, laboratorium pemeriksa terlebih dahulu
berkoordinasi dengan Bapak Kambang Sariadji, M.Biomed
(Hp. 081290247531)
• Sisa spesimen klinis yang telah diperiksa dan tidak dikirimkan untuk PME
dapat dimusnahkan sesuai prinsip biosafety.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai