Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT ANAK SEKOLAH DI


WILAYAH KERJA PKM BANGSALSARI

Oleh:
KELOMPOK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
PENGKAJIAN

1. Demografi
Tabel 1. Jumlah siswa SD atau MI di Desa Tisnogambar dan Petung menurut jenis kelamin
Sekolah Jumlah laki-laki Jumlah perempuan
SDN 1 Tisnogambar 27 11
SDN 2 Tisnogambar 15 20
SDN 3 Tisnogambar 9 14
Total : 96 51 45
SDN Petung 1 10 17
SDN Petung 3 8 13
SDN Petung 4 8 7
MI 0 3
Total : 66 26 40
Total keseluruhan 77 85

Tabel 2. Jumlah siswa SDN Tisnogambar dan SDN Petung menurut umur
Sekolah Usia 6 tahun Usia 7 tahun
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
SDN 1 Tisnogambar 8 1 19 10
SDN 2 Tisnogambar 4 4 11 16
SDN 3 Tisnogambar 3 5 6 9
Total : 96 15 10 36 35
SDN Petung 1 5 3 5 14
SDN Petung 3 2 3 6 10
SDN Petung 4 0 2 8 5
MI 0 1 0 2
Total : 66 7 9 19 31
Total keseluruhan 22 19 55 66

2. Pengkajian Fisik

a. Pengukuran Tinggi Badan


Tabel 3. Hasil pengukuran Tinggi Badan SDN Tisnogambar dan SDN Petung
Usia 6 Tahun Usia 7 Tahun
TB Umum (cm) TB dibawah TB Umum (cm) TB dibawah
Sekolah normal normal
LK PR LK PR LK PR LK PR
SDN 109- 110- 0 0 110- 109- 1 1
Tisnogambar 1 121 120 124 121
SDN 108- 108- 0 0 108- 108- 2 7
Tisnogambar 2 122 124 126 124
SDN 108- 109- 0 0 108- 109- 2 4
Tisnogambar 3 112 118 111 116
TOTAL - 0 0 - 5 12
SDN Petung 1 110- 110- 0 0 115- 115- 0 0
125 125 125 125
SDN Petung 3 100- 100- 0 1 110- 110- 2 4
120 120 132 132
SDN Petung 4 105- 105- 0 0 110- 110- 1 3
115 115 115 115
MI 110- 110- 0 0 110 110 0 1
111 111
TOTAL - 0 1 3 8

b. Pengukuran Berat Badan


Tabel 4. Hasil pengukuran Berat Badan SDN Tisnogambar dan SDN Petung
Usia 6 Tahun Usia 7 Tahun
BB Umum (kg) BB Umum (kg)
Sekolah LK PR LK PR
SDN 14-22 `18-22 16-65 18-24
Tisnogambar 1
SDN 14-25 14-23 17-29 14-24
Tisnogambar 2
SDN 15-18 15-20 15-22 15-35
Tisnogambar 3
SDN Petung 1 14-20 14-20 15-37 15-37
SDN Petung 3 13-21 13-21 16-23 16-23
SDN Petung 4 16-18 16-18 18-23 18-23
MI 15-16 15-16 19 19
Total BB 13-25 13-23 15-65 14-37
Umum

c. Pemeriksaan Kuku, Gigi, Telinga


Sekolah Kuku kotor dan Karies Gigi Telinga kotor
panjang
SDN 1 Tisnogambar 15 12 10
SDN 2 Tisnogambar 17 12 5
SDN 3 Tisnogambar 11 5 10
SDN Petung 1 25 10 15
SDN Petung 3 7 8 10
SDN Petung 4 10 5 5
MI 3 1 1
Total 88 siswa 53 siswa 56 siswa

3. Kesehatan Lingkungan
a. Kebersihan Ruang Kelas
Sekolah Hasil Pengamatan
SDN 1 Tisnogambar Kelas tampak kotor, meja dan kursi tidak tertata dengan
rapi, jendela tampak terbuka, terdapat wastafel di setiap
depan ruang kelas namun masih dalam proses pemasangan
SDN 2 Tisnogambar Kelas tampak bersih, meja kursi tertata rapi, terdapat
wastafel disetiap depan ruang kelas yang masih dalam
proses pemasangan
SDN 3 Tisnogambar Kelas tampak berdebu, meja dan kursi tertata rapi, terdapat
wastafel disetiap depan ruang kelas yang masih dalam
proses pemasangan
SDN Petung 1 kelas tampak kotor, banyak sarang laba-laba, bangku
berdebu dan berantakan, halaman tampak kotor, wastafel
tidak tersedia sabun
SDN Petung 3 kelas tampak bersih, rapi dan bangku tertata rapi
SDN Petung 4 kelas tampak kotor, banyak sarang laba-laba, bangku
berdebu, halaman tampak kotor, tidak tersedia wastafel,
MI kelas tampak kotor, banyak sarang laba-laba, bangku
berdebu, halaman tampak kotor, tidak tersedia wastafel,
Kesimpulan Tampak masih banyak kelas dengan kondisi kotor dan
berdebu, jendela yang jarang dibuka, kursi dan meja
yang tidak tertata dengan rapi, halaman sekolah kotor
dan wastafel yang belum disediakan sabun cuci tangan

b. Safety Ruang Kelas


Sekolah Hasil Pengamatan
SDN 1 Tisnogambar Ada beberapa bangunan dalam tahap renovasi,
SDN 2 Tisnogambar Bangunan tampak tinggi dan perlu pengawasan terhadap
siswa agar tidak terjatuh
SDN 3 Tisnogambar Bangunan rendah, tidak ada bangunan yang
menmbahayakan
SDN Petung 1 bangunan masih dalam taham renovasi sebagian, tidak ada
bangunan yang membahayakan
SDN Petung 3 tidak ada bangunan yang membahayakan bagi siswa
SDN Petung 4 tidak ada bangunan yang tinggi dan membahayakan

MI bangunan masih dalam tahap renovasi, tidak ada bangunan


yang tinggi dan membahayakan
Kesimpulan Tampak masih banyak sekolah yang direnovasi, ada
beberapa bangunan yang tinggi, tidak ada lantai yang
licin

c. Sanitasi dan Sirkulasi


Sekolah Hasil Pengamatan
SDN 1 Tisnogambar Kondisi jendela berdebu, terdapat jendela namun tidak
terbuka, ventilasi kurang sehingga serkulasi udara kurang
baik
SDN 2 Tisnogambar Kondisi jendela berdebu, terdapat jendela namun tidak
terbuka, ventilasi kurang sehingga serkulasi udara kurang
baik
SDN 3 Tisnogambar Kondisi jendela berdebu, terdapat jendela dan lubang
ventilasi diatas jendela dan diatas pintu sehingga sirkulasi
baik
SDN Petung 1 jendela berdebu dan tidak dibuka, sirkulasi udara ruangan
kurang baik
SDN Petung 3 jendela tidak berdebu, sirkulasi udara ruangan baik, jendela
terbuka

SDN Petung 4 jendela berdebu dan tidak dibuka, sirkulasi udara ruangan
kurang baik

MI jendela berdebu dan tidak dibuka, sirkulasi udara ruangan


kurang baik
Kesimpulan Tampak masih banyak sekolah dengan kondisi kotor
dan jarang dibuka, serta lubang ventilasi yang belum
maksimal sehingga sirkulasi udara cenderung kurang
baik

d. Fasilitas Personal Hygiene


Sekolah Hasil Pengamatan
SDN 1 Tisnogambar tersedia wastafel lama yang bisa digunakan namun tidak
tersedia sabun dan wastafel baru disetiap depan kelas
namun belum bisa digunakan dan tidak ada sabun

SDN 2 Tisnogambar Tersedia wastafel baru namun belum dapat digunakan


karena dalam proses pemasangan

SDN 3 Tisnogambar tersedia wastafel lama yang bisa digunakan dan tersedia
sabun dan wastafel baru disetiap depan kelas namun belum
bisa digunakan
SDN Petung 1 tersedia wastafel tetapi tidak ada sabun
SDN Petung 3 tersedia wastafel tetapi tidak ada sabun
SDN Petung 4 tersedia wastafel tetapi tidak ada sabun

MI tersedia wastafel tetapi tidak ada sabun


Kesimpulan Tampak sudah dipersiapkan wastafel untuk proses
belajar setelah program belajar dari rumah, namun
masih belum maksimal karena pemasangan belum
selesai, belum tersedia sabun dan masih ada sekolah
yang belum memiliki wastafel yang dapat digunakan
untuk menunjang personal hygiene ketika ada acara
seperti BIAS

e. Angka Bebas Jentik


Sekolah Hasil Pengamatan
SDN 1 Tisnogambar Tampak bak mandi kosong dan kamar mandi dalam
keadaan kotor
SDN 2 Tisnogambar Tampak bak mandi kosong dan kamar mandi dalam
keadaan kotor
SDN 3 Tisnogambar Tampak air dalam bak penampungan air dalam kondisi
kotor dan banyak jentik-jentik nyamuknya
SDN Petung 1 tidak tersedia air
SDN Petung 3 tidak terlihat jentik nyamuk

SDN Petung 4 tidak ada air di bak mandi kamar mandi

MI tidak ada air di bak mandi kamar mandi


Kesimpulan Tampak masih banyak sekolah yang memiliki kamar
mandi dalam keadaan kotor, air yang tidak dikuras
serta terdapat banyak jentik-jentik nyamuk

f. Fasilitas MCK
Sekolah Hasil Pengamatan
SDN 1 Tisnogambar Kamar mandi tampak kotor dan berdebu
SDN 2 Tisnogambar Kamar mandi tampak kotor dan berdebu
SDN 3 Tisnogambar Kamar mandi tampak kotor dan berdebu
SDN Petung 1 kamar mandi bersih
SDN Petung 3 kamar mandi bersih

SDN Petung 4 kamar mandi bersih

MI kamar mandi beralih fungsi menjadi gudang


Kesimpulan Tampak masih banyak kamar mandi dengan keadaan
kotor dan berdebu

1. PERILAKIU DAN PERSEPSI


a. Perilaku
- Banyak siswa dan orang tua yang tidak memakai masker ketika mengikuti acara BIAS
- Banyak juga ditemukan penggunaan masker yang tidak tepat, seperti hanya menutupi
mulut, diletakkan di hitung, dll.
- Terdapat beberapa siswa dan orang tua yang membawa masker tapi tidak digunakan
- Banyak ditemukan orang tua yang bergerombol ketika menunggu anaknya di
imunisasi
- Banyak ditemukan siswa dan orang tua yang tidak memanfaatkan fasilitas hygiene
yang sudah disediakan seperti tempat cuci tangan dan handsanitizer sebelum dan
sesudah masuk ruang kelas.
b. Persepsi
Hasil wawancara dengan :
- Guru : Guru mengatakan sekolah masih dalam persiapan untuk menyambut siswa
sebelum melakukan pembelajaran secara langsung, guru mengatakan belum
membersihkan lingkungan sekolah karena masih dalam tahap renovasi dan
pemasangan wastafel atau tempat cuci tangan.
- Wali murid : Wali murid mengungkapkan bahwa kegiatan anak selama di rumah
adalah belajar dan bermain, namun lebih banyak waktu dihabiskan dengan
bermain, keluarga juga mengatakan jika pergi keluar rumah yang dekat tidak
pernah memakai masker hal ini karena merasa pengap dan hanyak pergi dengan
jarak yang dekat.
- Siswa : Siswa mengatakan belajar dari rumah sudah lama, pergi kesekolah hanya
untuk mengambil atau mengumpulkan tugas serta jika ada acara seperti imuniasi.
ANALISA DATA

No Pengelompokan Data Kemungkinan Penyebab Masalah


Keperawatan
Komunitas
1. Banyak juga ditemukan penggunaan masker Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran Defisit Pengetahuan
yang tidak tepat, seperti hanya menutupi mulut,
diletakkan di hitung, dll. Kurang minat dalam belajar mengenai pencagahan
Covid-19 ( penerapan protokol kesehatan ) dalam
Terdapat beberapa siswa dan orang tua yang
kehidupan sehari-hari
membawa masker tapi tidak digunakan
Banyak ditemukan siswa dan orang tua yang
tidak memanfaatkan fasilitas hygiene yang sudah Defisit Pengetahuan
disediakan seperti tempat cuci tangan dan
handsanitizer sebelum dan sesudah masuk ruang
kelas.
2. Tampak masih banyak kelas dengan kondisi Partisipasi penerapan protokol kesehatan atau gaya hidup Koping Komunitas
bersih dan sehat dari masyarakat kurang Tidak Efektif
kotor dan berdebu, jendela yang jarang dibuka, kursi
dan meja yang tidak tertata dengan rapi, halaman
Tidak adanya sistem masyarakat
sekolah kotor
Tampak sudah dipersiapkan wastafel untuk
Koping Komunitas Tidak Efektif
proses belajar setelah program belajar dari rumah,
namun masih belum maksimal karena pemasangan
belum selesai, belum tersedia sabun dan masih ada
sekolah yang belum memiliki wastafel yang dapat
digunakan untuk menunjang personal hygiene ketika
ada acara seperti BIAS
Lubang ventilasi sekolah yang belum maksimal
sehingga sirkulasi udara cenderung kurang baik
3. Terdapat 88 siswa dari 162 siswa yang Manajemen Kesehatan
Aktifitas sehari-hari tidak menerapkan protokol Tidak Efektif
kukunya kotor dan panjang.
kesehatan atau gaya hidup bersih dan sehat
Terdapat 53 siswa dari 162 siswa yang karies
gigi
Kurang Terpapar Informasi
Terdapat 56 siswa dari 162 siswa yang
telinganya kotor
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
keluarga juga mengatakan jika pergi keluar
rumah yang dekat tidak pernah memakai masker hal
ini karena merasa pengap dan hanyak pergi dengan
jarak yang dekat.
Banyak ditemukan orang tua yang bergerombol
ketika menunggu anaknya di imunisasi
Banyak siswa dan orang tua yang tidak
memakai masker ketika mengikuti acara BIAS
4. Terdapat 8 siswa laki2 dan 20 siswa perempuan Program kesehatan masih belum efektif Defisit Kesehatan
Komunitas
yang tinggi badannya dibawah normal dari total 162
siswa. Keterbatasan sumber daya
Tampak masih banyak sekolah yang memiliki
kamar mandi dalam keadaan kotor, air yang tidak Defisit Kesehatan Komunitas
dikuras serta terdapat banyak jentik-jentik nyamuk
Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas
Tabel Prioritas diagnosis keperawatan komunitas dengan 12 indikator (Departemen Kesehatan RI, 2002).

Diagosa Sesuai Resiko Resiko Potensi Minat Sesuai Kemungkinan Tersedianya sumber Total nilai
peran terjadi parah untuk masyarakat program diatasi
Tempat Dana Waktu Fasilitas Petugas
CHN pend.kes pemerintah
Defisit 5 4 3 5 4 5 5 4 3 3 4 4 49
Pengetahuan
Koping 5 4 3 4 3 5 4 4 3 3 4 4 46
Komunitas
Tidak Efektif
Manajemen 5 3 2 4 3 5 4 4 3 3 4 4 44
Kesehatan
Tidak Efektif
Defisit 5 3 2 4 2 5 3 1 2 3 1 3 34
Kesehatan
Komunitas

Catatan: Score masing-masing indicator antara 0 – 5.

Setiap variable diisi dengan rentang angka 0 hingga 5. Angka paling rendah (0) mengindikasikan sangat rendah dalam mengatasi
permasalahan yang ada, angka 3 mengindikasikan nilai paling tengah, dan angka 5 mengindikasikan sangat memungkinkan atau mudah
dalam mengatasi masalah yang ada. Masalah atau diagnosis keperawatan komunitas dengan jumlah skor tertinggi menjadi prioritas utama,
tetapi perlu diklarifikasi kembali dengan masyarakat apakah jumlah skor tertingi yang menjadi masalah utama untuk diatasi saat ini.
Tabel Prioritas diagnosis keperawatan komunitas dengan 4 indikator (Ervin, 2001).

Diagnosis Bagaimana Perubahan positif untuk Peningkatan kualitas Peringkat semua Total
pentingnya untuk comunitas jika kehidupan jika masalah dari1
dipecahkan dipecahkan dipecahkan smapai 6
Defisit Pengetahuan 3 3 3 6 15

Koping Komunitas 3 3 2 5 13
Tidak Efektif
Manajemen Kesehatan 3 2 2 4 11
Tidak Efektif
Defisit Kesehatan 2 2 2 3 9
Komunitas

Catatan: Bagaimana pentingnya untuk dipecahkan (1= rendah; 2= rata-rata; 3= tinggi); Perubahan positif untuk comunitas jika dipecahkan
(0= tidak ada; 1= rendah; 2= rata-rata; 3= tinggi); Peningkatan kualitas kehidupan jika dipecahkan (0= tidak ada; 1= rendah; 2= rata-rata;
3= tinggi); Peringkat semua masalah dari 1 sampai 6 (1= kurang penting hingga 6= sangat penting). Prioritas masalah dihitung berdasarkan
indikasi angka dari setiap masing-masing variable. Masalah atau diagnosis keperawatan komunitas dengan jumlah skor tertinggi menjadi
prioritas utama, tetapi perlu diklarifikasi kembali dengan masyarakat apakah jumlah skor tertingi yang menjadi masalah utama untuk
diatasi saat ini.
115|P a g e

Anda mungkin juga menyukai