Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Kebidanan Kegwatdaruratan Maternal dan Neonatal Pada Ibu Hamil Dengan
Ketuban Pecah Dini (KPD)

DISUSUN OLEH :

Nama : Rinda Losari

NPM : F0G018030

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

Suriyati, S.ST.M.Keb

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN 2020/2021
A. PENGERTIAN
Ketuban pecah dini sering disingkat dengan KPD, merupakan keadaan dimana
selaput ketuban pecah sebelum persalinan mulai, atau bila persalinan telah dimulai akan
tetapi pembukaan kurang dari 3cm. ketuban pecah dini merupakan keadaan dimana
selaput ketuban pecah sebelum proses persalinan, atau tanpa memperhatikan usia gestasi.
Namun dalam praktik dan penelitian KPD didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari
waktu pecah ketuban sampai proses persalinan, interval ini disebut sebagai periode laten
dan laten dapat terjadi kapan saja dari 1-12 jam atau lebih (varney, 2018).

B. ETIOLOGI
1. Sarwono (2012) menyebutkan bahwa ketuban opecah dini disebabkan oleh
berkurangnya kekjuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh
kedua factor tersebut, berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
2. Penyebab ketuban pecah dini juga mempunyai dimensi multifactorial pada wanita
tang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Serviks inkompeten
b. Ketegangan rahim berlebihan ( kehamilan ganda atau hidramnion)
c. Kelainan letak janin alam rahim ( letak sungsang, letak lintang)
d. Kemungkinan sempit panggul ( perut gantung, CPD, bagian terendah janin belum
masuk panggul)
e. Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
f. Infeksi yang mengakibatkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban
dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
3. Varney (2008)menyebutkan bahwa ditemukan hubungan yang sgnifikan antara
keletihan bekerja dengan peningkatan resiko ketuban pecah dini, belumcukup bulan,
diantara wanita dengan nullipara tetapi bukan multipara.
4. Taylor,dkk telah menyelidiki bahwa ketuban pecah dini (PROM) ternyata ada
hubungannya antara lain dengan:
a. Adanya hipermotilitas uterus yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah,
disebabkan oleh penyakit-penyakit seperti vionelifritis, sesevisitis dan vaginitis.
b. Selaput ketuban yang terlalu tipis dan kelainan ketuban.
c. Terdapat infeksi
d. Factor-faktor predisposisi lainnya, seperti multipara, malposisi, disposisi dll.

C. FAKTOR RESIKO TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI


a. Kehamilan multiplr/kehamilan ganda, (kembar 2 berisiko 50% kembar 3 berisiko
90%)
b. Riwayat persalinan premature sebelumnya(resiki 2-4 kali)
c. Perdarahan pervaginampada TM 1 (berisiko 2 kali pada TM II/III (berisiko 20 kali)
d. Bakteriuria (berisiko 2 kali dengan prevalensi 7%).
e. pH vagina diatas 4-5 (berisiko 32% atau prevalensi 16%)
f. servviks tipis atau kurang dari 39 mm ( berisiko 25% prevalensi 7%)
g. flora vagina abnormal (berisiko 2-3%)
h. fibronectin lebih dari 50ng/ml (berisiko 53%)
i. kadar CRH (Corticotrin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress
psikologis dan sebagainya dapat menjadi stimulasi persalinan premature.
j. Tindakan senggama tidak berpengaruh pada resiko, naman bila terdapat hygiene yabg
buruk terhadap pasien maka akan berpredisposisi terhadap infeksi.

D. KOMPLIKASI
a. Terhadap Janin
1. Partus Prematurus
- Setelah ketuban pecah biasanya akan disusul dengan persalinan
- Periode laten tergantung dengan umur kehamilan
- Pada kehamilan aterm umumnya terjadi 90% terjadi selama 24 jam setelah
ketuban pecah
- Pada kehamilan 28-24 minggu 50% persalinan dalam 24 jam
- Pada kehamilan kurag dari 26 minggu, persalinan terjadi dalam 1 minggu.
2. Prolapse fonikuli / prolapse tali pusat, tali pusat menumbung, bila tali pusat keluar
melalui ketuban yang sudah pecah, ke serviks, dan turun ke vagina ( Sarwono,
2008).
3. Infeksi seperti korioamnitis
- Korioamnionitis adalah keadaan pada perempuan hamil dimana korion
amnion dan cairan ketuban terkena infeksi bakteri.
- Korioamnionitis merupakan komplikasi paling serius bagi ibu dan janin
bahkan dapat berlanjut menjadi sepsis (sarwono, 2008)
4. Sindroma deformitas janin
- KPD yang terjadi terlalu dini membuat pertumbuhan janin menjadi terhambat
- Juga kelainan yang disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin
d=serta hypoplasia dan pulmonary.
b. Terhadap Ibu
1. Antonia uteri
2. Infeksi nifas
3. Partus tak maju
4. Emboli air ketuban
c. Komplikasi secara umum
1. Infeksi intrapartum daro vagina ke intrauterine.
2. Persalinan premature, jika terjadi pada kehamilan premature.
3. Prolapse tali pusat bisa sampai gawat jani, dan kematian janin akibat hipoksia.
4. Oligohidramnion bahkan sering partu kering karena air ketuban habis.
- Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat
hingga terjadi asfiksia atau hipoksia.
- Terdapat hubungan natara gawat janin dengan derajat oligohidramnion,
semakin sedikit air ketuban janin semakin gawat.

E. PEMERIKSAAN UNTUK MEMASTIKAN DIAGNOSA KPD


1. Inspekulo
2. PMR test/kertas lakmus
a. Dal;am hal ini pemeriksaan menggunakan kertas lakmus, atau litmus sebagai cara
membedakan apakah ketuban sudah pecah atau belum.
b. Apabila hasilnya biru (basa) maka menunjukkan air ketuban
c. Apabila hasilnya kertas menjadi merah, menunjukkan asam yang merupakan
urine.
d. USG
e. Pemeriksaan dengan pH pornik posterior pada kecurigaan adanya ketuban pecah
dini. pH basa menunjukkan adanya air ketuban.
f. Pemeriksaan adanya cairan yang berisi mekoneum, rambut lanugo, dan verniks
kaseosa dan yang telah berbau infeksi.

F. PENANGANAN
1. Penanganan Berdasarkan Usia Kehamilan
a. Pada Kehamilan Preterm :
1. Konservatif dengan menunda persalinan dapat diterapkan apabila tidak ada
tanda infeksi atau tokolisis.
2. Observasi TTV terutama suhu
3. Bedrest total
4. Observasi ketat BJJ / DJA dan pengeluaran pervaginam.
5. Beri terapi antibiotic, dan kortikosteroid sesuai program pengobatan
6. Personal hygiene
b. Pada Kehamilan Aterm
1. Observasi BJJ / DJA tiap 1 jam dan CTG tiap 4 jam
2. Hindari PD bila tidak diperlukan
3. Berikan antibiotic sesuai dengan instruksi dokter
4. Pengawasan terhadap tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu dan
leukosit darah.
5. Nilai serviks skor bila tidak ada kontraindikasi lakukan induksi partus.
6. Persalinan harus segera diakhiri apabilaada tanda infeksi atau tanda lain
seperti gawat janin (SC)
2. Penanganan berdasarkan penilaian klinik, konservatif, dan terapi aktif
a. Penilaian Klinik
1. Ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina
2. Pemantauan dapat dilakukan dengan tes lakmus merah menjadi biru
b. Tentukan usia kehamilan bila perlu dengan pemeriksaan USG
c. Tentukan ada tidaknya infeksi
1. Tanda infeksi, suhu tubuh ibu lebih dari 38 C
2. Air ketuban keruh dan berbau.
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani,anik . 2016 . buku praktis kehamilan dan persalinan patologis (Risiko Tinggi
dan Komplikasi) dalam kebidanan . Jakarta : Trans Info Media

Sukarni k,ZH, margareth . 2013 . kehamilan, persalinan dan nifas dilengkapi dengan
patologi . Yogyakarta : Nuha Medika

Dewi, ratna . 2012 . asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi . Yogyakarta : Nuha
Medika
FORMAT PENDOKUMENTASIAN SOAP

Asuhan Kebidanan Kegwatdaruratan Maternal dan Neonatal Pada Ibu Hamil Dengan
Ketuban Pecah Dini (KPD)

PADA Ny “..” UMUR ... TAHUN G..P..A.. USIA KEHAMILAN ... MINGGU DENGAN
KETUBAN PECAH DINI DI .... TAHUN 2020

Hari/Tanggal pengkajian :

Tempat Pengkajian :

Nama Mahasiswa :

NPM :

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny ...

Umur : .. Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD/SMP/SMA/Sarjana

Pekerjaan :Mengurus rumah tangga/Honorer/PNS

Alamat : ....

b. Identitas Penanggung Jawab/Suami/keluarga


Nama : Tn...

Umur : ... Tahun

Agama : Islam/kristen/buddha/yang lainnya

Pendidikan : SD/SMP/SMA/Sarjana

Pekerjaan : Swasta/PNS/Honorer/yang lainnya

Alamat : ..........
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan hamil anak ke .... usia kehamilan ...
minggu. Mengeluh merasakan .... sejak kapan? (Segala bentuk pernyataan atau
keluhan dari pasien)

3. Riwayat Kesehatan
a. Riyawat Kesehatan Dahulu
1). Jantung

2). Asma

3). Tubercolusis (TBC)

4). Ginjal

5). Diabetes Militus

6). Malaria

7). HIV/AIDS

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


1). Jantung

2). Hipertensi

3). Tubercolusis

4). Ginjal

5). Diabetes Militus

6). Malaria

7). HIV/AIDS

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


1). Jantung

2). Asma

3). Hipertensi

4). Tubecolusis

5). Ginjal

6). Diabetes Militus


7). Malaria

8). HIV/AIDS

9). Kembar

4. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : Menikah

Lama Pernikahan : ... tahun

Pernikahan Ke : 1/2/3/yg lainnya

Usia Pernikahan

Laki-laki : ... tahun

Perempuan : ... tahun

5. Riwayat Menstruasi
Menarche : ... tahun

Lamanya : .... hari

Siklus : 28 hari/yang lainnya

Banyaknya : Normal/tidak

Keluhan : Ada/tidak ada

6. Riwayat Kehamilan
HPHT : tanggal/bulan/tahun

TP : tanggal/bulan/tahun

UK : .... minggu

ANC : TM I : ... kali TM III : ... kali

TM II: ... kali

Keluhan pada :
TM I : Ibu mengatakan sering .....

TM II : Ibu mengatakan sering .....

TM III : Ibu mengatakan ......

Obat yg dikonsumsi :Ibu mengatakan hanya mengonsumsi obat...

7. Riwayat Persalinan dan nifas yang lalu (Dapat menggunakan narasi atau matrik)
No Usia Jenis Penol Tempat Penyuli BB JK Hidup
kehamil persalina ong t /mati
an n
1. Preterm Spontan Bidan PMB/R 2500 ♀/♂
/Aterm/ / S -
Poster dokter 4000
m gra
m
2.

8. Pola Kebutuhan sehari-hari


a. Nutrisi : terpenuhi/tidak, bergizi seimbang/tidak
b. Eliminasi
BAB : ... x/hari

BAK : ... x/hari (biasanya lebih sering BAK


karena kandung kemih tertekan oleh uterus)

c. Aktivitas : kegiatan ibu selama kehamilannya


d. Istirahat : waktu yg ibu digunakan untuk istirahat
e. Personal Hygiene : kebersihan ibu selama kehamilannya
f. Seksual : Aktivitas seksual ibu dengan pasangannya
selama kehamilannya
9. Riwayat Psikososial : Ibu akan mengatakan ia dan keluarga
senang/ tidak atas kehamilannya menerima/
tidak kehamilannya.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik/lemah/buruk

Kesadaran : Composmentis (kesadaran penuh)

Apatis (acu tak acuh)

Delirium (gelisah, tidak menentu)

Somnolen (mengantuk, menerima rangsangan)

Sopar (mengantuk, rangsangan kuat)

Koma (tidak sadar)

Tanda-tanda vital
x
TD : 90-120/60-80 mmHg P : 16-24 /menit
x
N : 60-100 /menit S : 36-37,5 ⁰C

BB Sebelum hamil :…. kg

BB Selama hamil : ....kg

TB :…. cm

LILA : .... cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka
Inspeksi : simetris/tidak, pucat/tidak, ada/tidak cloasma
gravidarum, bersih/tidak

Palpasi : ada/tidak oedema, ada/tidak nyeri tekan

b. Mata
Inspeksi : simetris/tidak, konjungtiva anemis/ananemis.
Sklera ikterik/anikterik

c. Leher
Inspeksi : simetris/tidak

Palpasi : ada/tidak pembesaran kelenjar limfe, tyroid dan


vena jugularis
d. Dada
Inspeksi : Simetris/tidak

Auskultasi : ada/tidak bunyi wheezing, bronchi atau kelainan


bunyi yg lainnya

e. Payudara
Inspeksi : simetris/tidak

Palpasi : ada/tidak benjolan dan nyeri tekan

f. Abdomen
Inspeksi : simetris/tidak, ada/tidak lukas bekas operasi,
terdapat linea nigra/alba

Palpasi : Leopold I :Menentukan bagian yg ada difundus

Leopold II : Menentukan bagian yg ada dikiri


dan kanan perut ibu.

Leopold III : Menentukan bagian terendah janin


dan sudah masuk PAP/belum.

Leopold IV : Menentukan sejauh mana bagian


janin masuk PAP

g. Genetalia
Varises : ada/tidak

Oedema : ada/tidak

Pengeluaran : ada/tidak

h. Ekstremitas Atas
Inspeksi : simetris/tidak, warna kuku pucat/tidak

i. Ekstremitas bawah
Inspeksi : simetris/tidak, ada/tidak varises

Palpasi : ada/tidak oedema

Perkusi : reflek patella +/+

j. Anus
Inspeksi : ada/tidak haemoroid
3. Pemeriksaan Penunjang (dilakukan jika perlu)

C. ANALISA
G….P….A…., umur….tahun, usia kehamilan ... minggu, JTH, intra uteri, presentasi
kepala, k/u ibu dan janin……dengan KPD

D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Memberikan support kepada ibu agar tetap tenang dan tidak cemas
3. Mengobservasi keadaan umum TTv dan kemajuan persalinan.
4. Mengobservasi DJJ dan HIS tiap 1 jam
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter.
6. Melakukan informed concent atas tindakan yang akan dilakukan.
7. Memasang infus
8. Meghadirkan suami/keluarga untuk memberikan dukungan
9. Menganjurkan ibu untuk berkemih jika kandung kemihterasa penuh.
10. Mengevaluasi pengeluaran pervaginam
11. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan dirinya dengan janinnya
12. Mengajari ibu menarik nafas panjang pada saat ada his minta ibu untuk tidak
meneran pada saat pembukaan belum lengkap
13. Memberikan ibu dukungan emosional.

Anda mungkin juga menyukai