DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
ABDURAHIM
ABIDAH
AGUSTINA
AINI
ALEX BUDIANTO
ANDRIAN TAUFIK
ANITA RATNAWATI
BINTARI ANTASARI
2. Pertanyaan Penting
a. Mengapa terjadi mata merah dan lengket?
b. Mengapa bisa terdapat cairan purulen?
c. Apa penyebab rasa terbakar pada mata?
d. Bagaimana edema konjungtiva bisa terjadi?
3. Jawaban Pertanyaan?
a. Mata merah dan lengket terjadi karena proses peradangan pada kornea,
konjungtiva atau peradangan di dalam mata
b. proses peradangan akan myebabkan pelebaran pembuluh darah, sehingga
terjadi pembengkakan, mata terasa pedih, berair, terasa mengganjal dan
disertai timbulnya kotoran mata alias secret dan purulen.
c. proses peradangan akan myebabkan pelebaran pembuluh darah, sehingga
terjadi pembengkakan, mata terasa pedih seperti terbakar
d. proses peradangan akan myebabkan pelebaran pembuluh darah, sehingga
terjadi pembengkakan atau edema .
4. Analisa Sintesa
DS :
Klien mengatakan mata terasa gatal,
Klien mengatakan ketika bangun pagi hari kelopak sulit untuk dibuka
karena kotoran mata lengket dan warnanya purulen
Klien mengatakan mata terasa bengkak, pengeluaran airmata, gatal dan
terasa terbakar
Klien mengeluh nyeri jika ditekan
DO :
Di dapatkan dilatasi pada pembuluh darah,
tampak mata merah
tampak cairan purulen
Tampak edema konjungtiva, dan kerusakan kecil pada epitel kornea
Dx medis : konjungrivitis, dan sudah menjalar ke kornea
5. Tujuan pembelajaran
Setelah pembelajaran mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan system persepsi sensori penglihatan.
6. Journal
A. DEFINISI
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada
konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang
menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam
kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata
berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya
menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis Konjungtivitis dapat hilang
dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan (Effendi, 2008).
B. ANATOMI KONJUNGTIVA
Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis yang membatasi permukaan
dalam dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan
depan dari bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea).
C. ETIOLOGI
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :
1. Infeksi oleh virus atau bakteri.
2. Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.
3. Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet
dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.
4. Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa
menyebabkan konjungtivitis (Anonim, 2009). Kadang konjungtivitis bisa
berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Konjungtivitis
semacam ini bisa disebabkan oleh:
Entropion atau ektropion.
a. Kelainan saluran air mata.
b. Kepekaan terhadap bahan kimia.
c. pemaparan oleh iritan.
d. Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia) (Medicastore, 2009).
Frekuensi kemunculannya pada anak meningkat bila si kecil mengalami
gejala alergi lainnya seperti demam. Pencetus alergi konjungtivitis
meliputi rumput, serbuk bunga, hewan dan debu (Effendi, 2008).
Substansi lain yang dapat mengiritasi mata dan menyebabkan timbulnya
konjungtivitis yaitu bahan kimia (seperti klorin dan sabun) dan polutan
udara (seperti asap dan cairan fumigasi) (Effendi, 2008).
D. PATOGENESIS
Mekanisme pasti atau mekanisme bagaimana terbentuknya flikten masih
belum jelas. Secara histologis fliktenulosa mengandung limfosit, histiosit,
dan sel plasma. Leukosit PMN ditemukan pada lesi nekrotik. Bentuk
tersebut kelihatannya adalah hasil dari reaksi hipersensitivitas tipe lambat
terhadap protein tuberkulin, Staphylococcuc aureus, Coccidioides immitis,
Chlamydia, acne rosacea, beberapa jenis parasit interstisial dan fungus
Candida albicans. Jarang kasusnya idiopatik (Alamsyah, 2007).
Flikten khas biasanya unilateral pada atau di dekat limbus, pada konjungtiva
bulbar atau kornea, dapat satu atau lebih, bulat, meninggi, abu-abu atau
kuning, hiperemis, terdapat nodul inflamasi dengan dikelilingi zona
hiperemik pembuluh darah. Flikten konjungtiva tidak menimbulkan jaringan
parut. Jaringan parut fibrovaskuler kornea bilateral limbus cenderung
membesar ke bawah daripada ke atas mungkin mengindikasikan flikten
sebelumnya. Flikten yang melibatkan kornea sering rekuren, dan migrasi
sentripetal lesi inflamasi mungkin berkembang. Kadangkala, beberapa
inflamasi menimbulkan penipisan kornea dan jarang menimbulkan perforasi
(Alamsyah, 2007).
F. GEJALA KONJUNGTIVITIS
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan
kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental
dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan
kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal,
terutama pada konjungtivitis karena alergi (Anonim, 2004).
Gejala lainnya adalah:
1. Mata berair.
2. Mata terasa nyeri.
3. Mata terasa gatal.
4. Pandangan kabur.
5. Peka terhadap cahayaf. terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika
bangun pada pagi hari (Anonim, 2004).
G. KOMPLIKASI
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa
menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan
menimbulkan
komplikasi. Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani
diantaranya:
1. Keratitis.
2. Bleparitis.
3. Trikiasis.
4. Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus
kornea.
5. Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea
adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di
kornea yang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa
menjadi buta.
6. Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik
dapat mengganggu penglihatan
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
Tanggal wawancara, tanggal MRS, No. RMK. Nama, umur, jenis
kelamin, suku / bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, alamat, penanggung jawab
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
a). Keluhan Utama :
Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata), gatal, panas dan
kemerahan disekitar mata, epipora mata dan sekret, banyak keluar
terutama pada konjungtiva, purulen / Gonoblenorroe.
b). Sifat Keluhan : Keluhan terus menerus; hal yang dapat
memperberat keluhan, nyeri daerah meradang menjalar ke daerah
mana, waktu keluhan timbul pada siang malam, tidur tentu keluhan
timbul.
c). Keluhan Yang Menyertai : Apakah pandangan menjadi kabur
terutama pada kasus Gonoblenorroe.
c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien pernah menderita penyakit yang sama, trauma mata, alergi obat,
riwayat operasi mata.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga terdapat penderita penyakit menular (konjungtivitis)
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik (inspeksi) untuk mencari karakter/tanda
konjungtivitis yang meliputi:
1) Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan
megurang ke arah limbus
2) Kemungkinan adanya sekret:
- Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang
menyebabkan kelopak mata lengket saat bangun tidur
- Berair/encer pada infeksi virus.
3) Edema konjungtiva
4) Blefarospasme
5) Lakrimasi
6) Konjungtiva palpebra (merah, kasar seperti beludru karena ada
edema dan infiltrasi)
7) Konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva banyak, kemosis, dapat
ditemukan pseudo membrane pada infeksi pneumokok. Kadang
-kadang disertai perdarahan subkonjungtiva kecil – kecil baik di
konjungtiva palpebra maupun bulbi yang biasanya disebabkan
pneumokok atau virus
8) Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan
perifer klien karena jika terdapat sekret yang menempel pada
kornea dapat menimbulkan kemunduran visus/melihat halo.
7. Laporan Kasus
Tn.D (18 tahun) sudah 2 hari keluhan matanya tidak hilang yaitu mata merah.
Kering dan seperti kelilipan . ketika bangun tidur pagi hari kelopak mata sulit
dibuka karena kotoran mata lengket dan berwarna purulen. Gejala makin berat
terasa bengkak, pengeluaran air mata, gatal dan terasa terbakar sehingga dia
berobat kerumah sakit. Pada pemeriksaan didapatkan dilatasi iris/badungan
silier sehingga klien mengeluh sakit jika ditekan . dokter mendiagnosa
konjungtivitis dan sudah menjalar ke kornea. Perawat menganjurkan tidak
menggosok mata yang sakit dan kemudiam menyentuh mata yang sehat.
Pembersihan kelopak mata (kompres hangat) menghindari penyebaran ke
orang lain dan melakukan program pengobatan meliputi antibiotika sistemik
atau topical, antiinflamasi dan mengurangi nyeri.
WOC
Infeksi (bakteri,
virus)
KONJUNGTIFITIS
Keluar kotoran Bengkak
Pembuluh darah
melebar Merangsang
Mata sulit di
sekresi air mata
buka
Pelebaran
pembuluh
darah Resiko
Perlengketan penyebara Jumlah air
tepian palpebra n infeksi ke
mata
Hyperemia orang lain
(mata Merah)
Gangguan Di tekan sakit
rasa nyaman:
pruritus Gatal Ansietas
Nyeri
BLEPARITIS
Panas terasa
Kornea Gangguan
terbakar
terluka rasa nyaman
nyeri
KERATITIS
Resiko terjadinya
penyebaran infeksi
1. Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Data subjektif : Gangguan rasa Peradangan konjungtiva
Klien mengatakan mata nyaman : nyeri
terasa bengkak,
pengeluaran air mat
Klien mengeluh nyeri
jika ditekan
Data Objektif :
Di dapatkan dilatasi pada
pembuluh darah,
tampak mata merah
Tampak edema
konjungtiva, dan
kerusakan kecil pada
epitel kornea
Data subjektif :
Kliean mengatakan Resiko terjadinya proses peradangan.
bangun tidur pagi hari penyebaran infeksi
kelopak mata sulit
dibuka karena kotoran
mata lengket, keluar air
mata
Klien mengatakan
matanya gatal dan
terasa terbakar
Data objektif :
Terdapat purulen
Air mata tampak lebih
banyak
Saat di tekan mata terasa
panas
Pembuluh darah iris
tampak lebih besar
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan Peradangan
konjungtiva
2. Resiko terjadinya penyebaran infeksi Berhubungan dengan proses
peradangan.
3. Intervensi Keperawatan
2. Apa saja pemeriksaan fisiknya dan ada kesenjangan tidak antara jurnal dan
kasus ?
Jawab :
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik (inspeksi) untuk mencari karakter/tanda konjungtivitis yang
meliputi:
1) Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan
megurang ke arah limbus
2) Kemungkinan adanya sekret:
- Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan
kelopak mata lengket saat bangun tidur
- Berair/encer pada infeksi virus.
3) Edema konjungtiva
4) Blefarospasme
5) Lakrimasi
6) Konjungtiva palpebra (merah, kasar seperti beludru karena ada edema
dan infiltrasi)
7) Konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva banyak, kemosis, dapat
ditemukan pseudo membrane pada infeksi pneumokok. Kadang -kadang
disertai perdarahan subkonjungtiva kecil – kecil baik di konjungtiva
palpebra maupun bulbi yang biasanya disebabkan pneumokok atau virus
8) Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer
klien karena jika terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat
menimbulkan kemunduran visus/melihat halo.
3. kompres hangat ?
Kompres hangat bisa dilakukan untuk meredakan beberapa gejala meski tidak
disarankan karena lingkungan yang lebih hangat dapat memacu pertumbuhan
bakteri. Lebih disarankan untuk kompres dengan steril dingin, tapi perlu
diingat bahwa saat mengompres mata harus menggunakan kompres yang
berbeda untuk setiap mata, untuk mencegah penyebaran infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Tamsuri, Anas. 2010. Buku Ajar Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta :
EGC
NANDA International. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC.
NIC. 2012. Nursing Intervention Classification. Mosby: Elsevier.
NOC. 2012. Nursing Outcomes Classification. Mosby: Elsevie