Anda di halaman 1dari 186

ALERGI IMUNOLOGI

1. Ketika sistem imun bawaan bertemu dengan antigen asing, molekul permukaan sel apa
memainkan peran mengenali adanya antigen asing?

a. Antibodi
b. Reseptor sel T
c. Serangan membran kompleks komplemen
d. Tol-seperti reseptor
e. HLA Kelas II

Jawaban : D

2. Bagian mana dari antibodi IgE bertanggung jawab untuk mengikat sel mast dan basofil?

a. Light chain
b. Immunoglobulin fold
c. Reseptor Fc
d. Complementarity-determining region
e. Complement binding site

Jawaban : C

3. Imunoglobulin yang mempunyai konsentrasi tertinggi dalam tubuh manusia adalah:

A.IgG.
B.IgM.
C.IgA.
D.IgD.
E.IgE.

Jawaban : A

4. Sel APC (Antigen-presenting cells) yang mengaktifkan sel limfosit T, harus mempunyai
reseptor apa pada permukaan selnya ?

A. IgE
B. Gamma interferon
C. Class I MHC antigens
D. Class II MHC antigens
E. Komplemen

Jawaban : D.
Seorang anak wanita usia 8 tahun dikonsulkan dari dokter spesialis anak dengan keluhan hidung
beringus dan riwayat asma terkontrol. Keluhan hidung beringus disertai sumbat hidung, bersin
berulang, rasa menelan lendir di tenggorok, batuk dahak , gatal hidung, kadang mimisan, mata
berair dan gangguan penciuman. Keluhan memberat sejak 5 tahun lalu, hampir setiap hari dalam
seminggu dan Keluhan muncul bila berdebu, makan kacang tanah, asap rokok, bau parfum. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan transnasal crease, allergic shiners, Dennie-Morgan line, mukosa
hidung warna pucat kebiruan dan hipertrofi konka inferior bilateral, secret hidung jernih. IgE
serum 30 IU/mL, SPT = Der p +1, Der f +2, Cocroach +1, Mix fungi +2. Riwayat pengobatan
anti histamin sirup sejak 2 tahun lalu. Riwayat ayah asma.
1. Pada kasus diatas SPT menunjukkan hasil negative, tes alergi apalagi yang akan saudara
lakukan untuk membuktikan adanya sensitivitas yang diperantai oleh IgE:
A. Tes Intradermal *
B. Serum IgE spesifik
C. Multiple Quantitative Test
D. Apus secret mukosa hidung
E. SPT ulang 2 minggu yang akan datang

2. Pada pemeriksaan fisik kasus diatas ditemukan Dennie-Morgan line sebagai akibat:
A. Edema periorbital kronik
B. Gerakan cuping hidung kronik
C. Stasis vena kelopak mata bawah*
D. Gerakan mengosok hidung kronik
E. Warna gelap dibawah kelopak mata bawah

3. Pada kasus di atas keluhan sumbat hidung, beringus, bersin, gatal hidung, mimisan dapat
disebabkan berbagai preformed mediators yang dilepaskan oleh sel mastosit, antara lain:
A. Eotaxin
B. Leukotrienes C4
C. Prostaglandin D2
D. Chondroitin Sulfate *
E. Platelet Activating Factor

4. Pada kasus di atas keluhan muncul akibat iritan spesifik dan nonspesifik, hal ini
menunjukkan adanya:
A. Fase selular
B. Fase lambat
C. Fase priming *
D. Fase humoral
E. Fase sensitasi
B. Kuesioner tengah pembelajaran

1. Yang menyebabkan kegagalan tes kulit adalah :


A. Minum obat yang mengandung anti histamin
B. Penderita sedang mengalami serangan alergi berat
C. Penderita yang takut suntik
D. Penderita yang tidak alergi
2. Jika terjadi tanda-tanda reaksi sistemik selama tes alergi atau sesudah IT, maka yang
harus dilakukan pertama kali adalah :
A. Berikan oksigen
B. Ukur tensi dan nadi
C. Berikan adrenalin sub kutan/im
D. Berikan antihistamin
E. Berikan kortikosteroid

Jawaban :
1. A 2. B

Seorang laki-laki, 29 tahun datang ke poliklinik THT-KL dengan keluhan rasa penuh di
telinga kanan sejak 1 bulan lalu, disertai penurunan pendengaran, kadang berdenging, dan tidak
berair. Sejak 5 tahun lalu penderita mengeluh hidung beringus setiap pagi encer dan jernih,
disertai sumbat hidung bergantian, bersin dan gatal hidung terutama pagi dan malam hari, nyeri
kepala saat menunduk atau sujud. Penderita juga mempunyai riwayat asma. Riwayat atopi
keluarga ada. Penderita sudah 2 kali berobat kedokter THT tidak perbaikan. Pemeriksaan fisik:
membran timpani intak, buram, refleks cahaya negatif, tampak gelembung udara. Pneumatik
otoskop: negatif mobilitas. Hasil SPT positif terhadap Dermatophagoidesptheronisinus.
Tatalaksana miringotomi ditemukan cairan kuning kental berisi Eosinofil. IgE total 530 IU.

Jawaban :
Kasus diatas menggambarkan suatu otitis media eosinofil yang merupakan komorbid dari
rinitis alergi. Dimana refrakter dengan pengobatan konventional otitis media efusi. Pada
pemeriksaan cairan efusi mengandung eosinofil. Penderita mempunyai latar belakang rinitis
alergi, asma dan hasil pemeriksaan SPT yang menunjang tipe I reaksi alergi. Reaksi inflamasi
yang terjadi akibat produk degranulasi sel eosinophil pada kavum timpani mengakibatkan
gangguan pendengaran tipe konduksi pada fase awal namun dapat berlanjut menjadi gangguan
dengar tipe campuran.

1.Tumor Necrosis Factor-α dan Interleukin-1 merupakan sitokin proinflamasi yang diproduksi
oleh beberapa tipe sel, mempunyai fungsi :
A. Terlibat dalam rekruitmen eosinofil melalui up-regulated dari adesi molekul di polip
nasi
B. Terlibatdalamrekruitmeneosinofilmelaluidown-regulateddariadesimolekul di polipnasi
C. Sebagaiaktivatordari matrix metalloproteinase (MMP)-8
D. MelepaskanMonocyte Chemotactic Protein (MCP)-4, sebuahkemoatraktandarieosinofil,
monosit
E. Mencegahperkembanganeosinofiljalannafas yang di induksi antigen

2.Interferon –y adalahsitokin mayor Th-1terlibat dalam proses inflamasi, memilikifungsi :


A. Pentingpada remodeling jaringanmelaluiaktivasikolagenase
B. Menarik leukosit dan mengaktivasi sel NK
C. Mencegah apoptosis eosinofil
D. Menginduksipengeluaran fibroblast oleh TARC
E. Meningkatkanekspresi VCAM-1

Soal dibawah ini jawabalahdenganbenardansingkat

1. Th 2 berfungsi mengaktivasi sel B dan menghasilkan beberapa sitokin yaitu :

Jawaban :
IL-4, IL-5, IL-10, IL-13, IL-3 dan GM-CSF yang meningkat pada penyakit alergi, parasit
cacing dan infeksi jamur pada RSK.
2. Jelaskan dengan singkat fungsi dari Transforming growth factor -β :
Jawaban :
Transforming growth factor -β ( TGF-β ) mempunyai 3 isoform ( TGF-β1, β2 danβ3 )
berperanpada :
- TGF-β memainkanperananpentingdalambeberapa proses termasukregenerasiselepitel,
inflamasi, danperbaikanjaringan.
- TGF-β
dapatbertindaksebagaikemoatraktandanaktivatordariselinflamasipadaawalresponimun,
tetapijugadikenalmemajukandownregulasiinflamasimelaluiinhibisiselteraktivasidanprom
osi apoptosis
Soal : pilihlah satu jawaban yang paling benar dibawah ini.
1. Transforming growth factor –β1mempunyai fungsi sebagai berikut :
A. Menurunkan ekspresi dari tenascin- C
B. Meningkatkanekspresikemokin
C. Menurunkan sitokin proinflamasi MCP-1 dan eotaxin
D. Meningkatkan sitokin proinflamasi MCP-1 dan eotaxin
E. Merupakansitokinutamapadaperubahankelasimunoglobulinsel B
2. Interleukin-4 merupakansebuahkofaktor yang pentinguntukmencegah apoptosis
dariaktivasisel T, karakteristik lain dari IL-4 adalah :
A. Mempromosikan migrasi eosinofil melalui peningkatan ekspresi dari vascular
cell adhesion molecule (VCAM)-1 pada sel endotel manusia
B. Bertindaksebagaikemoatraktandanaktivatordariselinflamasipadaawalresponimun
C. Ekspresi IL-4 ditekanolehserine protease inhibitor 4-(2-aminoethyl)-
benzesenesulfonylfluoride
D. Mengaturfungsisel B dalam halproduksiimunoglobin
E. Dilepaskan oleh makrofag dan sel epitel

1. Sitokin yang hanya ditemukan di dalam epitelium kripti tonsil, tidak ada pada area
ekstrafolikuler adalah :
A. IL-2 dan IL-4
B. IL-5 dan INF-
C. IL-8
D. TNF-
E. IL-5

2. Apakah jenis epitel permukaan yang mendominasi pada infeksi adenoid yang persisten ?
A. epitel squamosa
B. epitel columnar
C. simple cuboidal
D. stratified cuboidal
E. pseudostratified columnar

3. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang ke poliklinik THT-KL diantar orang tua
dengan keluhan sering sakit dan mengganjal di tenggorok sejak 1 tahun terakhir. Keluhan
lain hidung tersumbat dan sering bersin dan gatal pada hidung pada pagi dan malam hari.
Pasien juga dikatakan orang tua tidur mendengkur kalau sedang sakit, namun tidak ada
riwayat terbangun tiba-tiba saat tidur. Riwayat asma ada sampai usia 5 tahun. Dari
pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan konka inferior edema, livide, terdapat sekret
yang serous. Pada pemeriksaan orofaring ditemukan tonsil t2-t2, tidak hiperemis, muara
kripti tidak melebar, tidak terdapat detritus. Bagaimanakah penatalaksanaan terbaik untuk
kasus di atas ?
A. Pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi
B. Pasien dianjurkan untuk tonsiloadenoidektomi
C. Pasien dianjurkan untuk skin prick test dan menghindari alergen
D. Pasien diberi antibiotika, dan kalau tidak membaik untuk tonsiloadenoidektomi
E. Pasien diberi antihistamin dan kortikosteroid nasal spray

4. Pernyataan yang benar tentang adenoid atau tonsil faringeus adalah


A. Merupakan jaringan limfoid berlobus pada dinding inferior dan posterior nasofaring.
B. Terdapatnya kripti tubular yang dalam
C. Adenoid bertindak sebagai kelenjar limfe yang terletak di perifer, yang duktus
aferennya menuju kelenjar limfe leher yang terdekat
D. Perbedaan dengan tonsil palatina, adenoid tidak mempunyai kapsul
E. Infeksi adenoid yang kronis cendrung didominasi oleh epitel columnar

5. Komponen dari tonsil yang merupakan pusat, tempat sel induk dari kelompok leukosit
mengalami kariokenesis dan membentuk sel-sel limfoid muda adalah
A. Trabekula
B. Folikel germinativum
C. Retikulum
D. Jaringan interfolikuler
E. Fascia faringeal

6. Apakah jenis epitel kripti yang menutupi permukaan luar tonsil palatina?
A. Epitel skuamosa bertingkat
B. Epitel kolumnar pseudostratified bersilia
C. Epitel transisional
D. Epitel kuboid stratified
E. Epitel kuboid sederhana

7. Disebut apakah sel khusus dari epitel squamosa berlapis pada kripti tonsil yang berfungsi
menyerap antigen dengan ciri adanya kubah Peyer’s patches?
A. Lymphoepitelium
B. Sentrum germanitivum
C. Sel B
D. Sel T
E. Sel M

8. Sitokin-sitokin yang dihasilkan oleh makrofag pada area ekstrafolikuler folikel limfoid
tonsil palatina adalah
A. IL-1 dan TNF-
B. IDC dan IL-2
C. IL-4 dan INF-
D. IL-1α dan IL-2
E. IDC dan IL-4

9. Sebutkan perbedaan anatomi tonsil dibandingkan organ limfoid lain?


A. Hanya memiliki saluran limfatik eferen
B. Hanya memiliki saluran limfatik aferen
C. Memiliki folikel limfoid sekunder
D. Tempat maturasi dan diferensiasi sel T dan B
E. Lebih banyak sel T dibandingkan sel B

10. Subtipe sel B matur manakah yang mendominasi pada epitel kripti tonsil?
A. Sel B mature-1
B. Sel B mature-2
C. Sel B mature-3
D. Sel B mature-4
E. Sel B mature-5

11. Sitokin yang dihasilkan sel T apakah yang berperan menghambat apoptosis sel B pada
folikel limfoid tonsil?
A. IL-1
B. IL-2
C. IL-4
D. TNF-
E. INF-

12. Bagaimana mekanisme intratonsilar jika antigen datang dengan dosis tinggi?
A. Mempengaruhi diferensiasi sel limfosit plasma
B. Proliferasi sel B
C. Proliferasi sel T
D. Produksi interferon 
E. Menstimulasi sel mononukleus

13. Apakah perbedaan tonsilitis infeksi rekuren pada anak dibanding dewasa
A. Pada dewasa terdiri dari tahap respon inflamasi awal, intermediet, dan lambat
B. Pada anak terdiri dari tahap respon inflamasi awal, intermediet, dan lambat
C. Pada anak dapat menstimulasi sel mononukleus tonsil dan memberikan stimulus
untuk sel antibodi monoklonal spesifik terhadap antigen sesuai dengan tahap respon
inflamasi
D. Ukuran tonsil anak dan dewasa hampir sama besar
E. Pada anak, tonsilitis rekuren cenderung merupakan tahap inflamasi kronis dengan
komplikasi hipertrofi tonsil palatina

14. Pernyataan berikut yang benar tentang hubungan tonsilektomi dengan respon imunologis
A. Tonsilektomi menghilangkan barier jaringan limfoid
B. Faktor predisposisi pasien imunodefisiensi
C. Berisiko tinggi untuk penyakit imunologis seperti Hodgkin
D. Terdapat peningkatan prevalensi timbulnya asma setelah dilakukan tonsilektomi pada
pasien anak alergi
E. Imunitas anak pasca tonsilektomi memperlihatkan hasil baik dibandingkan status
imunnya sebelum operasi

15. Berikut ini yang merupakan indikasi adenoidektomi adalah


A. Tonsillitis rekurenataukronis yang gagaldenganmanajemenkonservatif
B. Abses atau selulitis leher dalam
C. Halitosis berat
D. Disfungsi tuba eustachius dan tertutupnya tuba
E. Ukuran adenoid

Jawaban: 1. C 2. A 3. C 4. D 5. B
6. A 7. E 8. A 9. A 10. E
11. C 12. B 13. E 14. E 15. D
1. Dimanakah daerah esofagus yang paling mudah trauma pada waktu melakukan esofagoskopi ?
a. Krikofaring
b. Persilangan aorta
c. Persilangan bronkus
d. Penekanan jantung
e. Melewati hiatus diafragmatikus
Jawaban: A

2. Seorang anak usia 3 tahun. Datang ke instalasi rawat darurat dengan anamnesis tertelan uang
logam 2 jam yang lalu. Saat ini mengeluh makan minum muntah dan terasa mengganjal di
tenggorok. Bagaimana penatalaksanaan yang perlu dilakukan segera ?
a. Palpasi didaerah tiroid
b. Foto servika - torakal
c. Foto esofagogram
d. Heimlich maneuver
e. Esofagoskopi
Jawaban: B

3. Pernyataan manakah yang paling benar tentang esofagus?


a. Dinding esofagus terdiri dari 3 lapisan otot
b. Laisan luar otot esofagus merupakan otot sirkular
c. Dipersyarafi oleh syaraf simpatis dan parasimpatis
d. Sebagian besar mukosa dilapisi epitel silindris
e. Dinding esofagus tahan terhadap trauma dan mudah regenerasi
Jawaban: C

4. Pada kasus benda asing yang gagal dikeluarkan pada saat pertama kali, kapan sebaiknya
rencana esofagoskopi berikutnya dilakukan ?
a. Dalam waktu 1x24 jam
b. Menunggu kondisi pasien membaik
c. Pada 6 jam berikutnya
d. Setelah 2x24 jam
e. Setelah pemeriksaan foto polos servikotorakal ulang
Jawaban: D

5. Lokasi tersering tersangkutnya benda asing ingestan pada esophagus adalah :


a. Pada persilangan esofagus dengan bronkus utama kiri
b. Pada persilangan esofagus dengan aorta
c. Pada penyempitan diafragma
d. Pada esofagus bagian servikal di bawah konstriksi krikofaringeal
e. Pada daerah gastroesofageal junction
Jawaban: D

1. Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ayahnya ke dokter dengan riwayat ayahnya ke
dokter dengan riwayat tertelan uang logam 1000 rupiah 3 hari yang lalu. Anak masih bisa makan
minum seperti biasa. Anak tidak tampak sakit, keadaan umum baik. Pemeriksaan apakah yang
perlu dilakukan untuk memastikan adanya benda asing?
a. Laringoskopi indirek
b. Laringoskopi direk
c. Foto polos servikotorakal
d. Foto polos abdomen
e. Foto barium esofagus
Jawaban: C

Seorang perempuan usia 70 tahun datang ke IGD dengan keluhan terasa mengganjal di
tenggorok sejak bangun tidur tadi pagi. Diketahui pasien menggunakan gigi palsu dan tidak
melepasnya saat tidur. Pasien tidak dapat menelan, setiap mencoba makan dan minum selalu
muntah. Keadaan umum pasien baik, tanda vital dalam batas normal. Tindakan apakah yang
perlu segera dilakukan?
a. Laringoskopi direk
b. Laringoskopi indirek
c. Bronkoskopi
d. Esofagoskopi
e. Pemasangan nasogastric tube
Jawaban: D

3. Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke IGD dengan riwayat tertelan daging bakso sejak 2
jam yang lalu, penderita tidak dapat menelan dan selalu muntah bila mencoba makan dan
minum. Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan foto polos servikolateral tidak terlihat
adanya benda asing. Tindakan apa yang sebaiknya dilakukan berikutnya?
a. Foto barium esofagus
b. Laringoskopi direk
c. Foto polos abdomen
d. Esofagoskopi
e. Observasi 1x24 jam
Jawaban: D

4. Seorang perempuan usia 72 tahun dengan riwayat tertelan tulang ayam sejak 1 hari yang lalu,
penderita kemudian dilakukan tindakan esofagoskopi dan tulang ayam berhasil diekstraksi.
Setelah tindakan esofagoskopi penderita mengeluh demam, nyeri pada dada dan kesulitan
menelan. Tindakan apa yang akan anda lakukan ?
a. Foto barium esofagus
b. Esofagoskopi ulang
c. Foto polos torakoservikal dan dada
d. Pemberian antibiotik dan analgetik
e. Segera konsul ke bagian bedah thoraks
Jawaban: C

5. Seorang laki-laki usia 50 tahun dilakukan tindakan esofagoskopi setelah tertelan gigi palsu dan
gigi palsu berhasil dikeluarkan. Pada saat tindakan esofagoskopi, ekstraksi sangat sulit dilakukan
dan timbul laserasi sampai ke lapisan otot. Tindakan selanjutnya apa yang anda lakukan?
a. Foto polos dada
b. Pemeriksaan CT Scan esofagus segera
c. Rencana esofagoskopi ulang
d. Foto barium esofagus
e. Pemantauan tanda klinis dan pemasangan NGT
Jawaban:E

Seorang laki-laki usia 75 tahun dibawa ke IGD dengan riwayat kemarin pagi sewaktu makan
bakso tertelan sesuatu sehingga setelah itu tidak dapat menelan sama sekali. Setiap mencoba
menelan makanan maupun minum selalu muntah. Pada pemeriksaan pasien tampak terbaring
lemah, mata cekung, napas teratur lemah, tidak sesak. Tekanan darah 100/70, nadi 72 x/menit
teratur dan lemah. Turgor kulit turun. Tindakan apakah yang perlu segera dilakukan ?
a. Esofagoskopi
b. Foto polos barium esofagus
c. Foto polos torak
d. Rehidrasi
e. Pemeriksaan elektrolit darah
Jawaban: D

Seorang wanita usia64 tahun datang ke IGD rumah sakit Surabaya diantar oleh petugas RS
Kabupaten Sampang dengan keluhan menelan gigi palsu sejak 8 jam yang lalu. Orang tersebut
merasa gigi palsunya lepas saat sedang makan malam.Saat kejadian tersebut tidak ada keluhan
batuk bertubi-tubi maupun sesak. Sesaat kemudian terasa nyeri di leher saat minum air tanpa
disertai muntah. Orang tersebut menggunakan gigi palsu sejak 10 tahun yang lalu di tukang
gigi dan tidak pernah memeriksakan lagi. Seingat orang itu, ada kawat melengkung di salah satu
sisi akrilik gigi palsunya.Tidak ada keluhan nyeri dada maupun sesak. Orang tersebut baru
pertama kali mengalami keluhan seperti ini.Beberapa minggu terakhir, gigi palsunya dirasa
sedikit kendor. Pemeriksaan fisik menunjukkan kesadaran kompos mentis, tidak ada sesak,
tidak sianosis.Berat badan 60 kg. Tekanan darah 100/70 mmHg, napas 24x/menit, dan suhu
37,4C.
PERTANYAAN
1. Menurut perkiraan saudara, apa yang terjadi pada orang tersebut? Jelaskan secara singkat
2. Pemeriksaan apa selanjutnya yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis?
3. Dibuat x-foto (terlampir). Bagaimana bacaan foto tersebut?

Pertanyaan Jawaban Nilai


Pertanyaan 1 Dugaan penyakit Benda asing esophagus
Pertanyaan 2 Pemeriksaan penunjang X-foto servikal AP dan lateral 20
Pertanyaan 3 Bacaan foto Benda asing berdensitas logam berbentuk kawat setinggi vertebra
servikal 4 sampai 7
Pertanyaan 4 Tindakan Ekstraksi benda asing dengan esofagoskopi (prosedur)
Pertanyaan 5 Teknik ekstraksi Kawat di luar akrilik yang menancap mukosa dilepas terlebih
dahulu, kemudian diekstraksi
Pertanyaan 6 Eksplorasi Dilakukan esofagoskopi eksplorasi (alasan)
1. What is the best position of the patient’s head and neck for rigid bronchoscopy?
a. head and neck extended
b. head extended and nech flexed
c. head flexed and neck extended
d. head and neck flexed
e. positioning is not important
Jawaban: C

2. Apakah keuntungan utama bronkoskopi fleksibel dibandingkan dengan bronkoskopi kaku?


a. kemampuan visualisasi
b. lebih baik dalam mengontrol jalan napas
c. kemampuan ekstraksi benda asing
d. dapat dilakukan pada pasien kooperatif
e. mahalnya peralatan
Jawaban: A

3. Manakah pernyataan dibawah ini yang benar tentang benda asing laringtrakeo-bronkial?
a. gejala klinis mudah dikenali (gejala dan tanda tidak spesifik)
b. pemeriksaan radiologi mutlak untuk memastikan diagnosis (kasus
tertentu)
c. benda asing anorganik lebih berbahaya daripada organik
d. bronkoskopi perlu segera dilakukan untuk diagnosis dan terapi
e. benda asing organic dapat diabsorbsi setelah beberapa hari
Jawaban: D

4. Apakah komplikasi yang sering terjadi pada benda asing bronkus?


a. pneumomediastinum
b. fistel bronkoesofagus
c. pneumotorak
d. atelektasis
e. henti jantung
Jawaban: D

5. Which of following nerves would not need to be anasthesthetized for Bronchoesophageal


endoscopy under local anesthesia?
a. recurrent laryngeal nerve
b. superior laryngeal nerve
c. hypoglosal nerve
d. glossopharyngeal nerve
e. trigeminal nerve
Jawaban: A

2. Kuesioner Tengah Pembelajaran


1. Seorang anak perempuan umur 3 tahun, dibawa ibunya ke poli THT dengan anak tiba tiba
batuk sampai wajahnya biru waktu sedang diberi makan. Ibunya menduga anaknya tersedak dan
mencoba memukul punggung anaknya dan muka biru menghilang, suara tetap serak dan sesak.
Apakah diagnosis kerja pada pasien ini?
a. aspirasi pneumoni
b. batuk rejan
c. benda asing di laring
d. benda asing di trakea
e. benda asing di bronkus
Jawaban: C

2. Apakah penyebab keluhan sesak yang terjadi beberapa saat setelah kacang masuk ke jalan
napas?
a. iritasi mukosa
b. edem mukosa
c. sifat higroskopik kacang
d. penumpukan lendir
e. infeksi sekunder
Jawaban: C

3. Manakah pernyataan yang benar tentang bronkoskopi fleksibel fiberoptik?


a. hanya dapat dimasukkan melalui hidung
b. tidak dapat dimasukkan melalui tabung endotrakea
c. perlu anestesi umum
d. visualisasi memegang dan menarik benda asing lebih terbatas.
e. prosedur mudah sehingga tidak perlu latihan dengan manekin
Jawaban: D

4. Manakah pernyataan dibawah ini yang tidak sesuai dengan BA trakeobronkus?


a. sering disebabkan karena BA yang radio-opak
b. sering pada bronkus kanan
c. sering sampai di RS dalam stadium komplikasi
d. dapat dijumpai suara napas kanan-kiri sama
e. dapat terjadi komplikasi emfisema
Jawaban: C

5. Seorang anak usia 5 tahun ketika sedang makan nasi, tersedak kemudian batuk-batuk hebat
sampai biru 3 jam yang lalu dan muntah ada butir nasi sedikit. Saat ini anak tersebut sudah
tenang, ada batuk sekali-sekali, tidak biru tetapi tidak mau makan. Kemungkinan apakah yang
terjadi pada anak tersebut?
a. ada BA stadium akut
b. ada BA stadium asimtomatik
c. ada BA stadium pulmonal
d. ada BA tapi sudah masuk lambung waktu batuk
e. ada BA tapi sudah keluar bersama muntah
Jawaban: B

3. Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatif


1. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun datang ke IGD dengan riwayat tersedak kacang 36
jam sebelum masuk rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan pergerakan hemitorak
kanan tertinggal. Hasil thorax X-Ray menunjukkan adanya atelektasis pada lobus kanan bawah.
Bagaimanakah mekanisme terjadinya atelektasis paru pada pasien ini?
a. stop-valve action
b. ball valve action
c. check valve action
d. kombinasi stop valve n ball valve action
e. kombinasi ball valve n check valve action
Jawaban: A

2. Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun datang ke IGD dengan riwayat tersedak manik-manik 3
jam smrs. Dari hasil pemeriksaan fisik ditegakkan diagnosis BA di trakea. Apakah gejala yang
khas untuk BA di trakea?
a. wheezing expiratoir, stridor, audible siap
b. wheezing inspiratoir, Wheezing expiratoir, palpatory thud
c. stridor, ashmathoid wheezing, audible slap
d. palpatory thud, ashmathoid wheezing, audible slap
e. stridor, Palpatory thud, ashmathoid wheezing, audible slap
Jawaban: D
Seorang gadis berusia 15 tahun dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS di Surabaya dengan
pengantar dari dokter THT-KL di Jombang. Orang tersebut mengaku menghisap jarum pentul
sejak 6 jam sebelumnya. Saat itu dia sedang memasang jilbab dengan meletakkan jarum pentul
di mulutnya. Kemudian dikageti oleh temannya hingga jarum pentul terhirup masuk. Dia sempat
batuk bertubi-tubi sesaat kemudian batuk mereda. Tidak didapatkan sesak. Sekarang penderita
merasa tidak nyaman di dada sebelah kanan. Dia masih dapat makan minum lancar, tidak ada
muntah. Batuk kadangkadang. Belum pernah mengalami kejadian seperti ini. Dia sekolah di
sebuah pondok pesantren di Jombang. Keadaan umum tampak baik, tidak sesak. Tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80x/menit, napas 18x/menit. Suhu 36C.
PERTANYAAN
1. Menurut perkiraan saudara, apa yang terjadi pada gadis tersebut?
2. Pemeriksaan lanjutan apa yang diperlukan untuk membantuk diagnosis?
3. Dibuat foto x-ray pada toraks (terlampir). Apa interpretasi saudara?
4. Bagaimana tindakan selanjutnya?
Pertanyaan 1 Dugaan penyakit Benda asing jalan napas (penjelasan)
Pertanyaan 2 Pemeriksaan penunjang X-foto torakal AP dan lateral
Pertanyaan 3 Bacaan foto Tampak benda asing berdensitas logam pada cabang utama bronkus
kanan
Pertanyaan 4 Tindakan Ekstraksi benda asing dengan bronkoskopi (prosedur)

2. Seorang anak laki berusia 2 tahun diantar oleh ibu kandung ke IGD RS di Surabaya datang
dengan keluhan batuk-batuk sejak 17 hari yang lalu. Anak sedang mengunyah kacang dan tiba-
tiba menangis sehingga terbatuk-batuk. Kacang sebagian dapat keluar. Saat itu anak batuk-batuk
hebat namun tidak sesak dan tidak sampai biru. Kemudian anak dibawa ke dokter anak dan
dikatakan jika anak menderita radang paru-paru. Anak dirawat 5 hari di RS di Gresik dan
dipulangkan setelah dokter anak mengatakan sembuh. Namun setelah pulang dari RS, si anak
tetap batuk-batuk sering, namun tidak sesak. Batuk tidak berdahak. Anak tidak sakit batuk
sebelumnya, tidak ada demam. Tidak ada riwayat asma. Makan dan minum masih normal.
Keadaan umum cukup dengan anak yang masih aktif. Sesekali terbatuk-batuk namun tidak sesak.
Nadi 100x/menit, napas 26x/menit, suhu 37,2C, dan saturasi oksigen perifer 97- 99% tanpa
oksigen tambahan.Gerak napas simetris kanan kiri, palpasi dan perkusi toraks dalam batas
normal. Suara napas vesikuler kanan kiri simetris.
PERTANYAAN
1. Menurut perkiraan saudara, apa yang terjadi pada anak tersebut?
2. Untuk menunjang diagnostik, pemeriksaan lanjutan apa yang saudara usulkan?
3. Telah dilakukan x-foto toraks (terlampir). Jelaskan interpretasi saudara
4. Apa usul tindakan selanjutnya menurut saudara?

Pertanyaan 1 Dugaan penyakit Benda asing jalan napas (penjelasan)


Pertanyaan 2 Pemeriksaan penunjang X-foto torakal AP dan lateral
Pertanyaan 3 Bacaan foto Tidak tampak benda asing. Paru tidak tampak atelectasis ataupun
infiltrat
Pertanyaan 4 Tindakan Ekstraksi benda asing dengan bronkoskopi (prosedur)

1. Secara embrional laring, esofagus, dan bronkus terbentuk dari celah trakeobronkial pada
kehamilan umur 25 hari.
BS
Jawaban : B
2. Tempat tersempit dari jalan nafas adalah pada rima glotis.
BS
Jawaban : B
3. Esofagus adalah tabung fibrokartilago
BS
Jawaban : S
4. Fungsi esofagus adalah meneruskan makanan ke lambung
BS
Jawaban : B
1. Penyebab stenosis esofagus adalah:
a. Intubasi
b. Trauma
c. Penyakit autoimun
d. GERD
e. Semuanya
Jawaban : D

2. Untuk mengetahui adanya stenosis esofagus dilakukan pemeriksaan:


a. Trakeoskopi
b. Laringoskopi
c. Esofagoskopi
d. CT-Scan
e. Torako-abdominal x-Ray
Jawaban : C

1. Dari beberapa klasifikasi fistula trakeo-esofagus dibawah ini, manakah yang paling sering
terjadi
a. Atresia esofagus dengan fistel trakeoesofagus bagian distal
b. Atresia esofagus tanpa fistula trakeo esofagus
c. Fistula trakeo-esofagus tanpa atresia esofagus
d. Atresia esofagus dengan fistula proksimal
e. Atresia esofagus dengan fistel bagian distal dan proksimal
Jawaban: A

2. Di bawah ini yang bukan penyebab dari fistula trakeoesofagus yang didapat adalah
a. Keganasan
b. Infeksi dan trauma
c. Divertikula yang pecah
d. Intubasi lama dan pemakaian ventilator
e. Keganasan
Jawaban: E

3. Pada fistula trakeoesofagus kongenital, kegagalan fusi celah trakeoesofagus terjadi pada
a. Embrio umur 3 minggu
b. Emvrio umur 13 minggu
c. Embrio umur 3 bulan
d. Embrio umur 23 minggu
e. Embrio uur 33 hari
Jawaban: A

4. Dari anamnesis, riwayat apakah yang membuat kita curiga bahwa seorang anak menderita
fistula trakeoesofagus ?
a. Riwayat ibu hamil dengan oligoamnion
b. Riwayat Posterm
c. Riwayat selalu ngiler
d. Riwayat nafas berbunyi ketika menangis
e. Riwayat hiperbilirubinemia
Jawaban: D

5. Berapa persen insiden terjadinya atresia esophagus disertai fistula trakeoesofageal


a. 7,3 %
b. 2,8%
c. 85,4%
d. 2,1%
e. <1%
Jawaban: C

1. Bayi berusia 2 hari dikonsulkan dari bagian neonatus dengan muntah setiap kali minum susu,
bayi mulai kembung semakin lama semakin membesar, tindakan apa yang pertama kali
dilakukan
a. Pemasangan NGT 8
b. Vital sign dan pemasangan IV Line
c. Esofagogram
d. Rontgen Thorax dan Cervical
e. Observasi
Jawaban: B

2. Bayi berusia 1 minggu datang dengan keluhan, selalu tersedak setiap kali minum susu,
drolling atau ngiler dan perut kembung, apakah kemungkinan jenis fistula trakeoesofagus pada
pasien ini?
a. tipe 1, atresia esofagus dengan fistula pada distal trakeo esophageal
b. tipe 2 atresia esofagus tanpa fistula trakeoesofageal.
c. tipe 3, fistulatrakeoesofageal tanpa atresia esofagus,
d. tipe 4, atresia esofagus dengan fistula trakeoesofageal pada bagian proksimal dan distal
e. tipe 5, atresia esofageal dengan fistula trakeoesofageal pada bagian proximal.
Jawaban: A

3. Anak berusia 2 tahun datang dengan keluhan, pneumonia berulang, sesak nafas seperti asma
namun tidak berkurang dengan pemberian bronkodilator, jenis fistula trakeoesofagus apa yang
mungkin di derita pada pasien ini
a. tipe 1, atresia esofagus dengan fistula pada distal trakeo esophageal
b. tipe 2 atresia esofagus tanpa fistula trakeoesofageal.
c. tipe 3, fistulatrakeoesofageal tanpa atresia esofagus,
d. tipe 4, atresia esofagus dengan fistula trakeoesofageal pada bagian proksimal dan distal
e. tipe 5, atresia esofageal dengan fistula trakeoesofageal pada bagian proximal.
Jawaban: C

4. Seorang remaja berusia 15 tahun, berpostur kurus datang ke poli klinik THT dengan keluhan,
tersedak setiap habis minum dan batuk berdarah, keluhan di rasakan sejak kecil, keluhan
menetap dan tidak dipengaruhi suhu dan posisi, jenis fistula trakeoesofagus apa yang mungkin
pada pasien ini?
a. tipe 1, atresia esofagus dengan fistula pada distal trakeo esophageal
b. tipe 2 atresia esofagus tanpa fistula trakeoesofageal.
c. tipe 3, fistulatrakeoesofageal tanpa atresia esofagus,
d. tipe 4, atresia esofagus dengan fistula trakeoesofageal pada bagian proksimal dan distal
e. tipe 5, atresia esofageal dengan fistula trakeoesofageal pada bagian proximal.
Jawaban: C

5. Pada kasus di atas pemeriksaan penunjang apa yang akan anda lakukan pada pasien ini?
a. Esofagografi denga konntras barium
b. Esofagografi dengan kontras lipiodol
c. Esofagografi dengan kontras bismuth subkarbonat
d. Ct scan
e. MRI
Jawaban: B

Saudara di konsulkan dari bagian anak, seorang bayi berusia 2 minggu datang ke RS, rujukan
dari RS daerah dengan keluhan kembung, sesak nafas hebat, sepsis dan pneumonia, pasien
datang berobat ke bagian anak 2 hari yang lalu dengan keluhan muntah setiap kali menyusu.
Pertanyaan :
1. Menurut anda, apa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada pasien ini
2. Tindakan apa yang harus segera dilakukan
3. Penatalaksanaan apa yang harus dilakukan pada pasien ini
4. Apa komplikasi yang sering terjadii pada pasien ini

1. Bahan kimia manakah di bawah ini yang dapat menyebabkan terjadinya nekrosis mencair pada
dinding esofagus ?
a. Perak Nitrat
b. Air aki
c. Sodium hipoklorit
d. Natrium hidroksida
e. Asam sulfat
Jawaban: D

2. Bagaimanakah klasifikasi esofagitis korosif berdasarkan gejala klinis dan perjalanan penyakit?
a. Fase akut, fase sub akut dan fase kronik
b. Fase akut dan fase kronik
c. Fase intermediate, fase laten dan fase kronik
d. Fase laten, fase sub akut dan fase kronik
e. Fase akut, fase laten dan fase kronik
Jawaban: A

3. Pada kasus tertelan zat korosif basa kuat dan kurang dari 6 jam, tindakan awal apa yang dapat
dilakukan?
a. Pemberian antasida
b. Pemasangan pipa NGT
c. Pemberian kortikosteroid
d. Pemberian susu
e. Bilas lambung dan pemberian obat perangsang muntah
Jawaban: B

4. Kapan sebaiknya tindakan esofagoskopi dilakukan pada pasien esophagitis korosif?


a. Dalam waktu 24-48 jam dan terdapat keluhan sulit menelan
b. Setelah dilakukan pemeriksaan foto polos toraks dan esofagogram
c. Dilakukan sesegera mungkin pada saat pasien datang
d. Dalam waktu 3x24 jam setelah kejadian atau bila luka bakar di mulut dan tenggorok sudah
tenang
e. Tidak perlu dilakukan tindakan esofagoskopi
Jawaban: A

5. Apakah faktor yang tidak mempengaruhi keparahan trauma pada esophagitis korosif?
a. Jumlah, jenis, dan konsentrasi zat korosif
b. Lamanya kontak dengan dinding esofagus
c. Sengaja diminum atau tidak
d. Faktor usia dan penyakit lainnya
e. Makanan lain di lambung
Jawaban: D

1. Seorang perempuan usia 28 tahun datang ke IGD dengan riwayat tertelan cairan pembersih
kloset dengan sengaja sejak 8 jam yang lalu. Pasien mengeluh nyeri pada saat menelan dan
keluar banyak air liur. Tindakan apa yang pertama kali akan anda lakukan?
a. Esofagoskopi
b. Esofagogram
c. Pemberian cairan parentral dan observasi
d. Pemeriksaan darah rutin dan elektrolit
e. Pemberian antasida
Jawaban: C

2. Seorang laki-laki usia 68 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sulit menelan sejak 3
bulan yang lalu, pasien mempunyai riwayat menelan cairan air aki pada 2 tahun yang lalu
kemungkinan apa yang terjadi pada pasien ini ?
a. Refluks esofagitis
b. Kanker esofagus
c. Perforasi esofagus
d. Striktur esofagus
e. Spasme difus esofagus
Jawaban: D

3. Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang ke IGD dibawa oleh ibunya dengan riwayat tertelan
cairan pembersih saluran sejak 6 jam yang lalu. Pada pemeriksaan terdapat luka bakar pada
mulut pasien, pasien kemudian dilakukan tindakan esofagoskopi dan pada pemeriksaan
esofagoskopi terlihat permukaan esofagus eritema, terdapat eksudat dan ulserasi sampai ke
muskulus. Berdasarkan derajat luka bakar, termasuk derajat berapa pada kasus ini?
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
Jawaban: C

4. Seorang laki-laki usia 72 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri menelan setelah tertelan
cairan racun rumput sejak 3 minggu yang lalu, pasien juga mengeluh sulit menelan dan terdapat
luka bakar pada mulut pasien. Pemeriksaan apa yang sebaiknya dilakukan pada pasien ini ?
a. Foto polos dada posteroanterior
b. Esofagoskopi
c. Pemeriksaan darah rutin dan elektrolit
d. Esofagogram
e. Laringoskop direk
Jawaban: D

5. Seorang perempuan usia 48 tahun dengan riwayat tertelan cairan asam keras sejak 2 hari yang
lalu. Pada pemeriksaan ditemukan adanya tanda-tanda mediastinitis. Apakah tindakan
selanjutnya yang akan dilakukan?
a. Pemberian kortikosteroid dan antibiotik yang adekuat
b. Esofagoskopi
c. Konsul bagian bedah untuk laparatomi
d. Konsul bagian bedah untuk esofagektomi
e. Pemberian susu untuik netralisir
Jawaban: D

1. Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang dengan keluhan sulit menelan sejak 2 hari yang lalu,
pasien hanya bisa minum cairan dan tidak bisa menelan makanan padat serta rasa mengganjal di
dada. Riwayat tertelan cairan pembersih toilet dengan sengaja sebanyak ½ gelas. Pada
pemeriksaan tampak luka bakar pada daerah bibir dan mulut. Pemeriksaan fisik menunjukkan
kesadaran kompos mentis, tidak ada sesak, tekanan darah 110/70 mmHg, nafas 22x/menit dan
suhu 37,5oC.
Pertanyaan :
1. Menurut anda apa yang terjadi pada pasien ini ? Jelaskan secara singkat
2. Pemeriksaanapa yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis ?
3. Penatalaksanaan awal apa yang dapatdiberikan pada pasien ini ?
4. Tindakan selanjutnya apa yang akandilakukan ?
5. Komplikasi apa yang mungkin terjadi pada pasien ini ?

Pertanyaan a Dugaan penyakit: Trauma korosif esophagus akibat zat basa sehingga
menyebabkan disfagia. Saat ini dalam fase akut
Pertanyaan b Pemeriksaan inisial Esofagoskopi eksplorasi 10
Pertanyaan c Tatalaksana awal
Awasi sistem kardiovaskuler
Awasi jalan napas, bila ada gangguan pernapasan intubasi atau trakeotomi
Awasi gangguan keseimbangan elektrolit
Bila curiga perforasi esofagogram konsul bedah digestif
Pertanyaan d Tindakan Pemasangan NGT 20
Pertanyaan e Komplikasi Sepsis, pneumonia aspirasi, perforasi esofagus, mediastinitis, striktur
esophagus

Seorang wanita usia 17 tahun datang ke IRJ dengan anamnesis menelan larutan pembersih toilet
setengah gelas, 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya luka bakar pada
mulut. Bagaimanakah penatalaksanaan yang perlu segera dilakukan ?
Pertanyaan :
1. Menurut anda apa yang terjadi pada pasien ini ? Jelaskan secara singkat
2. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis ?
3. Penatalaksanaan awal apa yang dapat diberikan pada pasien ini ?

Pertanyaan 1 Dugaan penyakit Trauma korosif esofagusakibat zat basa kuat


Pertanyaan 2 Pemeriksaan inisial Esofagoskopi eksplorasi 25
Perntanyaan 3
Penatalaksanaan
Awasi system kardiovaskuler
Awasi jalan napas, bila ada gangguan pernapasan intubasi atau trakeotomi
Awasi gangguan keseimbangan elektrolit
Bila curiga perforasi esofagogram konsul bedah digestif

1. Apakah manfaat FEES?


a. Meningkatkan angka kehidupan pasien stroke dengan keluhan disfagia
b. Penunjang diagnostic dan terapi stroke
c. Rehabilitasi penelanan cukup berhasil baik bila dilakukan oleh ahli THT
d. Dapat dilakukan pada pasien tidak kooperatif
e. Hanya untuk penentuan pemasangan dan pemasangan NGT
Jawaban: A

2. Pernyataan manakah yang BENAR tentang esofagus?


a. Dinding esofagus terdiri dari 3 lapisan otot
b. Lapisan luar otot esofagus merupakan otot sirkular
c. Dipersyarafi oleh syaraf simpatis dan parasimpatis
d. Sebagian besar mukosa dilapisi epitel silindris
e. Dinding esofagus tahan terhadap trauma dan mudah regenerasi
Jawaban: C

3. Apakah tujuan pemeriksaan FEES?


a. Menentukan jenis dan konsistensi makanan yang dapat ditelan
b. Menentukan adanya penetrasi dan silent aspirasi makanan
c. Menentukan adanya sumbatan dan kelainan esofagus
d. Menentukan posisi kepala dan maneuver menelan yang berguna dalam meningkat kemampuan
menelan.
e. Menentukan sensitivitas di hipofaring
Jawaban: C

4. Syaraf cranial yang tidak terlibat dalam gerakan menelan adalah:


a. VI
b. V
c. IX
d. X
e. XII
Jawaban: A

Seorang pria berumur 65 tahun datang dengan keluhan sering terbatuk saat makan. Pasien pernah
mengalami serangan stroke beberapa bulan sebelumnya (untuk soal nomer 1 dan 2).
1. Apakah diagnosis banding pada pasien tersebut di atas?
a. Disfagia neurogenik
b. Refluks laringofaring
c. Disfagia mekanik
d. Pneumoni asparasi
e. Disfagia esofagus
Jawaban: A

2. Pemeriksaan apakah yang harus dilakukan pada pasien tersebut?


a. Pemeriksaan manometri
b. Pemeriksaan esofagogram
c. Pemeriksaan FEES
d. Pemeriksaan Nasolaringoskopi fleksibel
e. Videofluoroskopi
Jawaban: C

3. Pernyataan manakah yang BUKAN menunjukkan adanya residu pada sebelah sisi dari
hipofaring?
a. Kelemahan otot menelan pada satu sisi
b. Sensitivitas sisi yang terlibat menurun
c. Posisi head tilt kearah yang lemah akan membantu
d. Posisi head rotation kesisi yang lemah akan membantu
e. Bisa menyebabkan aspirasi pasca menelan
Jawaban: C

4. Pernyataan manakah yang berhubungan dengan Preswallowing leakage?


a. Terjadi karena lemahnya dinding lateral faring
b. Dapat menimbulkan terjadinya aspirasi setelah proses menelan terjadi
c. Bisa normal ditemukan pada orang berusia lanjut
d. Ditemukan akibat terjadinya kelemahan N.X
e. Aspirasi terjadi karena jalan napas terbuka
Jawaban: A
5. Apakah yang menyebabkan adanya residu di daerah post krikoid?
a. Keterlambatan pembukaan otot krikofaring
b. Dapat diatasi dengan melakukan maneuver Mendelson
c. Gangguan pada elevasi laring
d. Terdapat kelemahan pada saraf kranialis N. X
e. Semua diatas benar
Jawaban: E

1 Which compensatory posture presents the greatest risk for aspiration of food contents?
a. Chin tuck
b. Head rotation
c. Head back
d. Head tilt
e. Shoulder elevation
Jawaban: B

2 The sensitivity of fiberoptic endoscopic evaluation of swallowing with sensory testing


(FEESST} is improved by including which assessment?
a. Gag reflex
b. Pharyngeal squeeze
c. Laryngeal adductor reflex
d. Intrabolus pressure in the upper esophageal sphincter
e. Vocal fold motion
Jawaban: A

3 Pada pemeriksaan esofagografi, seorang pasien tidak dapat menelan barium dengan sempurna
dan mengalami aspirasi. Apakah penyebab dari aspirasi tersebut ?
a. Elevasi laring yang tidak adekuat
b. Glottal incompetence
c. Incomplete mastication
d. Penutupan labial yang tidak sempurna
e. Mobilitas lidah menurun
Jawaban: A

4 The following statement is not part of the swallowing process:


a. Closure of velopharyngeal opening
b. Contact of the tongue base to posterior pharyngeal wall
c. Top to bottom contractions of pharyngeal constrictor muscles
d. The larynx and hyoid bone move posteriorly
e. Downfold of epiglottis
Jawaban: D

1 Sfingter esophagus superior


a. Terdiri dari otot krikofaringeus oblikus dan transverses
b. Merupakan kosntriktor yang paling lemah
c. Tidak berpengaruh terhadap gangguan menelan
d. Kontraksi saat istirahat mencegah influk udara
e. Relaksaasi terjadi karena rangsangan asam
Jawaban: D

2 Hal yang tidak berhubungan dengan mekanisme terjadi GERD


a. Sfingter esophagus bawah yang inkompeten
b. Pengosongan lambung
c. Faktor herediter
d. Klearan esofagus
e. Potensi material yang dimuntahkan
Jawaban: E

3 Gejala di bawah ini yang sesuai untuk LPR adalah


a. Serangan terjadi waktu malam
b. Suara parau
c. Sesak napas
d. Disfagi
e. Nyeri dada
Jawaban: B

4 Pernyataan berikut yang benar mengenai LPR adalah:


a. Dominan gejala pada nyeri substernal
b. Pada umumnya tidak terjadi perubahan pH laring
c. Dismotilitas esophagus
d. Inflamasi laring disertai throat clearing
e. Tidak membaik dengan obat obatan yang biasa dipakai untuk GERD
Jawaban: D

5 Penyebab tersering esofagitis adalah


a. Iclopatik
b. GERD
c. Infeksi kandida
d. Trauma korosif
e. Infeksi kuman oportunis
Jawaban: B

1.2 Kuesioner Tengah Pembelajaran


Gejala di bawah ini yang sesuai untuk LPR adalah:
a. Serangan terjadi waktu malam
b. Suara Parau
c. Sesak napas
d. Disfagi
e. Nyeri dada
Jawaban: B
1.3 Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatif
Seorang kakek usia 65 tahun mengeluh bila bangun pagi suara parau,dan terasa pahit di
tenggorok, bila siang berkurang. Sering berdehem (throat clearing). Waktu tidur sering terbangun
dan batuk-batuk. Si kakek juga mantan perokok. Gejala pada kakek tersebut dapat terjadi pada :
a. Laringitis kronik
b. Laringitis TBC
c. Papilomia laring
d. Laringitis refluks
e. Laringitis spasmodic
Jawaban: D

1 Daerah esofagus yang paling mudah trauma pada waktu melakukan esofagoskopi adalah :
a. Krikofaring
b. Persilangan aorta
c. Persilangan bronkus
d. Penekanan jantung
e. Melewati hiatus diafragmatikus
Jawaban: A

2 Penyebab tersering dari perforasi esophagus


a. boerhaave”s syndrome
b. iatrogenic
c. benda asing
d. trauma
e. esofagitis korosif
Jawaban: B

3 Tentang esophagus :
a. Dinding esophagus terdiri dari 3 lapisan otot
b. Lapisan luar otot esophagus merupakan otot sirkular
c. Dipersyarafi oleh syaraf simpatis dan parasimpatis
d. Sebagian besar mukosa dilapisi epitel silindris
e. Dinding esophagus tahan terhadap trauma dan mudah regenerasi
Jawaban: C

1 Aspek kegawatdaruratan varises esofagus adalah


a. Muntah darah
b. Berak darah
c. Hipertensi portal
d. Sirosis hepatis
e. Syok hipovolemik
Jawaban: E

2 Varises merupakan salah satu komplikasi lanjut dari:


a. Sirosis hepatis
b. Hepatitis kronik
c. Peningkatan tekanan darah portal hepatik
d. Kegemukan
e. Fatty liver
Jawaban: A

3 Terapi emergensi varises esofagus adalah:


a. Pemasangan balon Sangstaken Blakemore
b. Skleroterapi varises endoskopik
c. Transjugular intrahepatic portosystemic stent shunt (TIPSS)
d. Pengendalian perdarahan
e. Pemberian propanlol
Jawaban: D

1 Untuk memperkirakan struktur dan organ vital yang dapat terkena pada trauma leher, lokasi luka
dibagi menjadi :
a. Zona I dan Zona II
b. Zona I, Zona II, Zona III
c. Zona IA, Zona IB dan Zona II
d. Zona I, Zona IIA, Zona IIB, Zona III
e. Zona I, Zona II, Zona III dan Zona IV
Jawaban: B

2 Berdasarkan letak anatomi, esofagus dibagi menjadi :


a. Bagian Servikal, bagian Thorakal dan bagian Abdominal
b. Bagian Servikal dan bagian Abdominal
c. Bagian Thorakal dan bagian Abdominal
d. Bagian Bagian Servikal, bagian Thorakal, bagian Abdominal dan bagian Diafragma
e. Bagian Bagian Servikal, bagian Thorakal, dan bagian Diafragma
Jawaban: A

3 Penyempitan esofagus ketiga adalah :


a. Penyempitan krikofaring
b. Penyempitan diafragma
c. Persilangan esofagus dengan arcus aorta
d. Persilangan esofagus dengan bronkus utama kanan
e. Persilangan esofagus dengan bronkus utama kiri
Jawaban: E

4 Lapisan dinding esofagus adalah :


a. Membran mukosa, submukosa, otot esofagus
b. Mukosa dan otot esofagus
c. Lapisan otot dan fibrosa
d. Membran mukosa, submukosa, otot esofagus, fibrosa
e. Epitel kolumner bersilia, Membran mukosa, submukosa, otot esofagus, fibrosa
Jawaban: D
5 Tindakan dibawah ini yang tidak membantu identifikasi lokasi luka penetrasi faring dan esofagus
pada intra operatif adalah:
a. Penentuan letak luka penetrasi
b. Pemberian secara berangsur-angsur cairan saline
c. Pemberian secara berangsur-angsur methylene blue
d. Pemberian secara berangsur-angsur udara
e. Pemberian secara berangsur-angsur cairan perak nitrat
Jawaban: E

6 Kapan sebaiknya tindakan eksplorasi dan repair dilakukan pada luka trauma esofagus ?
a. Sesegera mungkin (< 24 jam)
b. Dilakukan dalam waktu 2x24 jam
c. Setelah dilakukan pemeriksaan foto polos thoraks dan esofagogram
d. Dalamwaktu 3x24 jam setelah kejadian atau bila ada keluhan nyeri dan sulit menelan
e. Tidak perlu dilakukan eksplorasi dan repair
Jawaban: C

7 Pasien trauma esofagus dengan keluhan asimtomatik dapat dideteksi paling baik dengan :
a. Esofagogram
b. Foto polos Thoraks dan Abdomen
c. Operasi untuk eksplorasi
d. Kombinasi esofagoskopi dan esofagografi dengan kontras
e. Esofagoskopi saja
Jawaban: A

8 Komplikasi di bawah ini yang bukan merupakan komplikasi trauma esofagus adalah :
a. Abses Leher
b. Diplopia
c. Fistula faringokuteneus
d. Obstruksi jalan nafas
e. Mediastinitis
f. Cervical spine osteomyelitis
Jawaban B

1 Seorang laki-laki berusia 17 tahundatang ke IGD dengan keluhan nyeri dan muntah saat menelan
selama satu minggu setelah terjatuh dari sepeda, posisi badan terkelungkup dengan leher terbentur
benda keras, pasien juga mengeluhkan nyeri dada, muntah, sesak dan ditemukan emfisema subkutan
pada pemeriksaan, dari tanda yang ditemukan, pasien diperkirakan mengalami
a. Boerhaave syndrome
b. Tumor esofagus
c. Perforasi esofagus (Mackler Triad)
d. GERD
e. Esofagitis korosif
Jawaban: C
2 Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada bagian bawah yang
semakin bertambah parah, pasien juga merasakan sulit menelan. Riwayat tulang ikan tertelan sejak 2
minggu yang lalu. Pemeriksaan penunjang yang tidak perlu dilakukan pada kasus ini adalah:
a. Foto polos dada
b. FEES
c. Esofagografi dengan kontras
d. CT Scan dada
e. Pemeriksaan laboratorium
Jawaban: B

3 Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan gigi palsu tanpa kawat
tertelan sejak 4 jam yang lalu. Penderita mengeluh rasa mengganjal pada tenggorokan dan tidak bisa
menelan makanan padat. Komplikasi awal apa yang kemungkinan tidak terjadi pada kasus ini ?
a. Laserasi mukosa esofagus
b. Perdarahan
c. Fistula trakeoesofagus
d. Striktur esofagus
e. Mediastinitis
Jawaban: D

4 Seorang perempuan berusia 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri menelan dan luka bakar
pada mulut. Riwayat tertelan cairan asam keras tanpa sengaja sejak 2 jam yang lalu. Pada
pemeriksaan foto polos dada, terlihat adanya tanda perforasi pada esofagus. Di bawah ini yang bukan
merupakan tanda perforasi esofagus adalah :
a. Pneumothoraks
b. Aspirasi pneumonia
c. Mediastinitis
d. Bronkiektasis
e. Piothoraks
Jawaban: D

5 Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang ke IGD dengan keluhan tertelan tulang ikan sejak 1 hari
yang lalu. Penderita mengeluh rasa mengganjal pada dada. Dilakukan pemeriksaan xeroradiografi
pada pasien. Hasil apa yang mungkin terlihat pada pemeriksaan tersebut?
a. Gambaran inflamasi jaringan lunak dan abses
b. Filling defect persisten
c. Gambaran enhancement pada daerah pinggir benda asing
d. Gambaran enhancement pada benda asing
e. Inflamasi pada hipofaring dan bagian proksimal esofagus
Jawaban: B

Seorang laki-kali berusia 28 tahun dengan keluhan nyeri dada hebat pada bagian tengah dada setelah
dada dan perut pasien tertimpa batangan besi dari ketinggian, muntah darah tidak ada. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 90x/menit, RR 20x/menit, temperatur 36,8oC.
Pertanyaan :
a. Jelaskan secara singkat, menurut anda apa yang terjadi pada pasien ini ?
b. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis?
c. Penatalaksanaan awal apa yang dapat diberikan pada pasien ini ?
d. Tindakan selanjutnya apa yang akan dilakukan ?
e. Komplikasi apa yang mungkin terjadi pada pasien ini ?

Pertanyaan Jawaban Nilai Maksimal Nilai Peserta
Pertanyaan 1 Trauma tumpul dada dan
Dugaan penyakit abdomen yang mungkin
20
menyebabkan trauma
esofagus
Pertanyaan 2 Foto toraks AP/lateral
Pemeriksaan Foto polos abdomen 20
penunjang (BOF)
Pertanyaan 3 MRS
Tatalaksana awal Pasien masih stabil,
airway baik, pernafasan
baik, sirkulasi baik
Pasang IV line
Pengobatan simptomatis
mengatasi nyeri

Pertanyaan 4 Observasi vital sign dan


Tindakan lanjutan gejala klinis bila terjadi
kelainan dilakukan 20
esofagografi. Bila
diperlukan esofagoskopi
Pertanyaan 5 Ruptur esofagus yang mungkin menyebabkan
Komplikasi mediastinitis, pneumothorax, sepsis, pneumonia


1 The main advantage of flexible bronchoscopy over rigid bronchoscopy is
a. Ability to visualize
b. Better airway control
c. Ability to remove foreign bodies
d. Dapat dilakukan pada pasien kooperatif
e. Expense of equipment
Jawaban: A
2 Inspiratory stridor would most likely be expected with which of the following
lession?
a. Foreign body in the right mainstem bronchus
b. Tumor in the carina
c. Tracheal stenosis in the lower one-third of trachea
d. Bilateral vocal cord paralysis
e. Bronchomalacia
Jawaban: D
3 What is the main drawback of MRI of the airway?
a. Image are limited to axial section
b. Poor bone resolution
c. Excessive radiation dosage
d. Inability to differentiate solid masses from vessels
e. Poor spatial delineation
Jawaban: B
1 Penyebab stenosis trakea adalah:
a. Intubasi
b. Trauma
c. Penyakit autoimun
d. GERD
e. Semuanya
Jawaban: B
2 Untuk mengetahui adanya stenosis trakea dilakukan pemeriksaan:
a. Trakeoskopi
b. Laringoskopi
c. esofagoskopi
d. Esofagogram
e. Bronkoskopi
Jawaban: A
3 Diagnosis diferensial dari stenosis trakea adalah:
a. Tracheomalacia
b. Laryngomalacia
c. Vocal cord paralysis
d. Laryngeal cleft
e. Semuanya
Jawaban: A
4 Manakah dari hal dibawah ini yang bukan penyebab stenosis trakea?
a. Intubasi
b. Trauma
c. Penyakit autoimun
d. GERD
e. Kista laring
Jawaban: D
5 Pemeriksaan apakah yang diperlukan untuk mengetahui adanya stenosis trakea?
a. Trakeoskopi
b. Laringoskopi
c. Esofagoskopi
d. Esofagogram
e. Bronkoskopi
Jawaban: A
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

Seorang laki 25 tahun bekerja sebagai pelaut, datang ke dokter tht dengan
keluhan odinofagi yang dialami sejak lama hilang timbul, dari pemeriksaan
fisis ditemukan pembesaran tonsil dan adenopati cervical.

1. Pemeriksaan penunjang yang tepat dapat dilakukan pada kasus


tersebut diatas?
A. Kultur faring
B. Faringoskop
C. Laringoskop indirek
D. Fleksible endoskopik
E. Semua diatas benar
Jawaban : A

2. Diagnosis dari kasus tersebut diatas ?


A. Faringitis streptococcus
B. Faringitis gonococcus
C. Faringitis bacterioides
D. Haemofilus faringitis
E. Faringitis staphylococcus
Jawaban : B

3. Terapi yang tepat untuk diagnosa tersebut diatas ?


A. Antibiotik
B. Antivirus
C. Antiinflamasi
D. Terapi local (kaustik)
E. Semua diatas benar
Jawaban : A

4. Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui faringitis yang disebabkan


oleh GERD?
A. Kultur faring
B. Faringoskop
C. Fleksible endoskop
D. pH 24-hour esophageal
E. Esofagoskop
Jawaban : D

5. Terapi yang tepat pada penderita faringitis akibat jamur yaitu?


A. Kortikosteroid
B. Antibiotik
C. Anti jamur sistemik (oral)
D. Antijamur lokal (nistatin drops)
E. Semua diatas benar
1
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

Jawaban : D

A. Seorang laki-laki umur 30 tahun pekerjaan guru, datang ke poliklinik


THT-KL dengan keluhan suara hilang dialami kurang lebih selama 4
bulan hilang timbul. Terutama pada saat bersuara keras. Tidak ada
keluhan lain. Pada pemeriksaan LI tidak ditemukan adanya kelainan
keluhan lain.

1. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah


a. Nodul plica vocalis
b. Parese paramedian
c. Disfoni spasmodik
d. Disfoni psikogenik
e. Fatigue
Jawaban : C

2. Etiologi dari kelainan tersebut diatas adalah


a. Vocal abuse
b. Neurogenik
c. Hiperplasia epitel
d. Vaskuler
e. Keganasan
Jawaban : B

B. Seorang wanita 33 tahun datang dengan keluhan sesak napas, dari


pemeriksaan tampak gangguan pergerakan plika vokalis bilateral serta
tanda – tanda obstruksi saluran napas atas. Riwayat dua tahun lalu
pasien menjalani operasi tirodiektomi total.

1. Penanganan yang paling tepat pada kasus di atas adalah ..


a. laring buatan untuk berbicara
b. lateralisasi menggunakan jahitan
c. aritenoidektomi total
d. tandur krikoid posterior
e. injeksi toksin botulinum intraaritenoid
Jawaban : B

2. Sensasi dari tekanan jalan napas atas terutama diperantarai oleh...


a. nervus laringeal superior
b. nervus laringeus rekurens
c. nervus glosofaringeus
d. nervus alveolaris inferior
e. pleksus faringeal
Jawaban : A
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

1. Bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi odontogenik adalah:


a. Staphylococcus
b. Streptococcus
c. Fusobacterium
d. Bacteroides
e. Eubacterium
Jawaban : B
2. Penderita laki-laki 17 tahun datang dengan keluhan nyeri menelan
berulang, timbul ulcus ± 1 cm didaerah palatum mole dan kambuhnya
ditempat yang sama. Apa kemungkinan diagnosis penyakit ini :
a. Stomatitis aftosa rekuren
b. Sutton Disease
c. Kandidiasis
d. Herpes zoster
e. Herpes simpleks
Jawaban : B
3. Lesi yang terjadi khas pada pertemuan Mukokutaneus terjadi pada
penyakit :
a. Stomatitis Aftosa rekuren
b. Kandidiasis
c. Herpes zoster
d. Herpes simpleks primer
e. Herpes simplek sekunder
Jawaban: E

4. Beberapa hal yang tidak dapat digunakan mengatasi mulut kering pada
penderita yang menjalani radioterapi dan kemoterapi:
a. Minum air sesuai kebutuhan
b. Menggunakan air ludah sintesis
c. Menggunakan salep vaselin
d. Mencuci mulut dengan campuran ½ sendok teh baking soda dan atau
¼ - ½ sendok teh garam dalam 1 cangkir air hangat
e. Menghindari faktor iritan mukosa rongga mulut
Jawaban : C

5. Yang termasuk treatment-related stomatitis adalah:


a. Stomatitis angularis
b. Stomatitis herpetiformis
c. Stomatitis ulseratif
d. Graft Versus Host Disease
e. Stomatitis candida
Jawaban : D
6. Stomatitis akibat infeksi yang paling sering ditemukan adalah
stomatitis yang disebabkan oleh:
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

a. HIV
b. Jamur kandida
c. HSV
d. Tuberkulosis
e. Jamur non kandida
Jawaban : B

1. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?


a. Tonsilitis Akut
b. Rinofaringitis akut
c. Tonsilitis kronis
d. Hipertrofi tonsil
e. Adenoiditis
Jawaban: C
2. Pada pasien tersebut di atas dilakukan pemeriksaan fisik dan didapati
tonsil T3-T3 dengan muara kripte melebar dan detritus jika ditekan,
plika anterior tampak hiperemis, dan dari palpasi didapati pembesaran
limfono di cervialis, maka manajemen pada pasien ini adalah :
a. Dilakukan pengobatan dengan analgetik sistemik
b. Disarankan untuk tonsilektomi
c. Disarankan untuk adenoidektomi
d. Diterapi antibiotic golongan kuinolon
Jawaban: B
3. Of the following is not part of the summary statement from the 2010
Clinical Practice Guideline on Tonsillectomy?
a. In children with abnormal polysomnography and hypertrophic
tonsils, tonsillectomy can provide a means to improve health.
b. Children undergoing tonsillectomy do not need perioperative
antibiotics
c. Children undergoing tonsillectomy will benefit from
perioperative antibiotics
d. Clinicians should evaluate their rates of primary and secondary
postoperative hemorrhage annually.
e. A single dose of intraoperative intravenous dexamethasone
during tonsillectomy
Jawaban: C
4. What is the best treatment option?
a. Observation with symptomatic treatment of fever and sore throat
b. One-week course of amoxicillin
c. Admit to the hospital for IV antibiotics until afebrile for at least
48 hours, and then
d. switch to an oral antibiotic such as amoxicillin and claculanic
acid
e. Excisional lymph node biopsy with systemic chemotherapy
Jawaban: A
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

5. Which of the following is the next appropriate step in management?


a. Confirmation with GABHS culture on blood agar
b. Symptomatic therapy
c. Treatment with amoxicillin
d. Treatment with azithromycin
e. Treatment with acetaminophen
Jawaban: C
6. What is the best diagnostic procedure?
a. Fine-needle aspirate biopsy
b. Small incisional biopsy of single node with frozen sections and
cultures
c. Biopsy with permanent hematoxylin/eosin sections, and
immunohistochemistry andcytogenetics studies
d. Needle aspirate of enlarged node with fungal and atypical
mycobacterial cultures
Jawaban: C

Sebelum pembelajaran ( pretest)


Seorang laki-laki usia 52 tahun datang dengan keluhan terasa ada pasir di
mulut sejak 3 hari yang lalu. Tensi 150/90 mmHg. Riwayat penyakit gout (+)
sejak 7 tahun yang lalu.
1. Apa diagnosis pada pasien ini?
a. Sialodenitis akut
b. Sialodenitis rekuren kronis
c. Sialodenitis kronis eksaserbasi akut
d. Sialolitiasis
e. Sindroma Frey
Jawaban: D

2. Apa tatalaksana pada pasien ini?


1. Antiinflamasi
2. Antibiotik parenteral
3. Antibiotik oral
4. Pembedahan
Jawaban: E

3. Perlu diberikan obat-obatan untuk terapi hipertensi pada pasien ini


KARENA hipertensi merupakan salah satu faktor resiko penyakit ini
a. Benar, benar, saling berhubungan
b. Benar, benar, tidak berhubungan
c. Benar, salah
d. Salah, benar
e. Salah, salah
Jawaban: C
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

4. Komplikasi yang mungkin terjadi pada penyakit ini


a. Cutaneus hematoma
b. Pembentukan abses
c. Kerusakan n. Lingualis
d. Kerusakan n. Hipoglosus
e. Parese n. Fasialis
Jawaban: B

5. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk menegakkan


diagnosis?
1. CT-scan
2. USG
3. MRI
4. Foto polos
Jawaban: E

1. Fungsi utama dari kelenjar saliva adalah


a. Proses digestif, lubrikasi dan pertahanan tunbuh
b. Proses digestif dan lubrikasi
c. Proses respirasi dan digestif
d. Proses pertahan tubuh dan digestif
e. Proses digestif, lubrikasi dan respirasi
Jawaban: A

2. Kelenjar saliva mayor terbesar kedua, terletak di dalam segitiga yang


dibentuk oleh
a. m.digastrikus lateral, posterior belly dan inferior ramus mandibula
b. m.digastrikus posterior, posterior belly dan inferior ramus
mandibula
c. m.digastrikus anterior, posterior belly dan inferior ramus
mandibula
d. m.digastrikus superior, posterior belly dan inferior ramus
mandibula
e. m.digastrikus medial, posterior belly dan inferior ramus mandibula
Jawaban: C

3. Pasien laki 40 tahun datang dengan keluhan nyeri pada rahang bawah
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan timbul benjolan di rahang
bawah, kemerahan dan nyeri tekan. Pasien mengatakan jarang menyikat
gigi. Pada pemeriksaan didaptkan tekanan darah130/80mmHg, Nadi 92
x/menit nafas 20 x/menit, suhu 37,4C, tampak benjolan di daerah
submandibula ukuran 3x3x4 difus, kemerahan, kenyal, nyeri bila ditekan.
Kemungkinan diagnosis pada kasus diatas
a. Sialolhitiasis
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

b. Abses peritonsil
c. Uvuleitis
d. Abses ginggingva
e. Sialodenitis akut
Jawaban: E

4. Pemeriksaan yang tidak disarankan pada kasus diatas


a. Foto konvensional pandangan lateral
b. USG
c. Sialodenoskopi diagnostik
d. MRI
e. Sialografi
Jawaban: E

5. Tatalaksana pada kasus diatas


a. Masase lemah lembut berulang, rehidrasi, kompres air hangat, oral
irigasi dengan antiseptik serta pemberian antimikroba intravena
b. Rehidrasi, kompres air hangat, oral irigasi dengan antiseptik,
kompres dengan air dingi serta pemberian antimikroba peroral
c. Masase lemah lembut berulang, rehidrasi, kompres air dingin,
pemberian antimikroba peroral
d. Masase lemah lembut berulang, rehidrasi, kompres air dingin, oral
irigasi dengan antiseptik serta pemberian antimikroba peroral
e. Pemberian antimikroba intravena saja
Jawaban: A

Tengah pembelajaran (5 soal)


Seorang pria usia 28 th datang dengan keluhan bengkak pada pipi kanan sejak
lebih kurang 4 hari yang lalu, keluhan disertai nyeri dan demam serta sulit
membuka mulut. Os masi dapat makan dan minum seperti biasa, namun
karena kondisi tersebut os menjadi jarang minum. Penderita juga merasa
mulut menjadi kering dan wajah bengkak kemerahan pada sisi wajah samping.

1. Apakah diagnosa yang mungkin pada pasien ini :


a. Sialoadenitis akut
b. Sialoadenitis kronis
c. Abses peritonsil
d. Sialolitiasis
Jawaban: A

2. Anamnesa tambahan yang perlu ditanyakan :


a. Riwayat sebelumnya yang pernah dialami
b. Disertai kejang
c. Disertai penurunan rasa
d. Disertai menggigil
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

e. Riwayat operasi
Jawaban: C

3. Sebutkan yang bukan merupakan factor resiko pada penyakit ini :


a. Post kemoterapi atau radio terapi
b. Hygiene mulut jelek
c. Syndroma Sjorgen
d. Usia
e. Dehidrasi
Jawaban: D

4. Apakah penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini :


a. Rehidrasi
b.Kompres hangat + antipiretik + analgetik
c. Pemberian antibiotic
d. Massage
e. Semua jawaban benar
Jawaban: E
5. Kuman penyebab terbanyak sialoadenitis :
a. Staphylococcus aureus
b. Proteus mirabilis
c. Pseudomonas Aeruginosa
d. E.coli
e. Staphylococcus epidermidis
Jawaban: A

Akhir pembelajaran (post test)(5 soal)


1. Kelenjar parotis bagian superior dibatasi oleh
a. Zigomatikus
b. Maksilaris
c. Frontalis
d. Parietalis
e. Etmooidalis
Jawaban: A

2. kelenjar parotis meluas kebawah berbatasan dengan


a. anteromedial otot maseter
b. anteromedial otot sternokleidomastoid
c. anteromedial otot orbikularis oris
d. anteromedial otot trapezius
e. anteromedial otot frontalis
Jawaban: B

3. Kelenjar saliva minor menerima inervasi dari


a. nervus laringeus rekurent
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

b. nervus palatinum
c. nervus vagus
d. nervus lingualis
e. nervus trigeminal
Jawaban: D

4. Kelenjar di palatum yang menerima inervasi dari


a. nervus laringeus rekurent
b. nervus palatinum
c. nervus vagus
d. nervus lingualis
e. nervus trigeminal
Jawaban: B

5. Seorang wanita berusia 24 tahun datang dengan keluhan bengkak di pipi


kanan sejak 4 hari, terasa nyeri, keluar nanah (+) dari bawah lidah.
Penderita juga mengeluhkan demam. Pada pemeriksaan fisik teraba
benjolan pada daerah pipi kanan, benjolan kenyal dan berwarna
kemerahan. Penatalaksanaan awal apa yang dapat dilakukan pada pasien
ini ?
A. Aspirasi dan antibiotik
B. Antivirus dan kompres air hangat
C. Masase lembut, kompres air hangat dan oral irigasi
D. Analgetik dan konsul bagian gigi
E. Insisi dan drainase segera
Jawaban: C

6. Kapan sebaiknya dilakukan insisi dan drainase pada pasien ini?


A. Sesegera mungkin setelah diagnosis telah ditegakkan
B. Jika tidak respon terhadap medikamentosa dalam 24-48 jam
C. Bila bengkak telah melebihi 5 cm
D. Bila pada pemeriksaan USG ditemukan adanya sumbatan
E. Jika disertai dengan trismus.
Jawaban: B

1. Insidensi tertinggi parotitis pada anak-anak berusia antara


A. 1-3 tahun
B. 4-6 tahun
C. 9-11 tahun
D. 11-13 tahun
E. 13-15 tahun
Jawaban: B

2. Kelenjar liur terbesar adalah


A. Kelenjar Submandibula
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

B. Kelenjar Sublingual
C. Kelenjar Parotis
D. Kelenjar Von Ebner
E. Kelenjar Tiroid
Jawaban: C

3. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa ibunya berobat ke Klinik


THT dengan keluhan bengkak pada pipi kanan dan kiri sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan disertai demam, dan tidak nafsu makan. Gejala klinis apalagi
yang dapat ditemukan pada penderita ini?
A. Mialgia
B. Lesu
C. Sakit kepala
D. Nyeri
E. Semua benar
Jawaban: E

4. Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada penderita ini adalah


A. Wheezing
B. Oral hygiene buruk
C. Stridor
D. Trismus
E. nyeri menelan
Jawaban: B

5. Komplikasi yang mungkin dapat dijumpai pada penderita ini antara lain
A. Uveitis
B. Glomerulonephritis
C. Miokarditis
D. Arthritis
E. Semua benar
Jawaban: C

Tengah pembelajaran (5 soal)

1. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ibunya berobat ke Klinik


THT dengan keluhan bengkak pada pipi kanan sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan disertai demam, lesu, dan tidak nafsu makan. Anak juga
mengeluhkan bengkak pada kantung zakar. Apa kemungkinan etiologi
keluhan di atas?
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

A. Paramixovirus, Coxsackie A dan B, Influenza A


B. Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa
C. Measles, Herpes Simpleks, Rubella
D. Eschericia coli, Enterobacter sp., Helicobacter pylori
E. Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoe
Jawaban: A
2. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain
A. Antibodi mump S dan antigen V
B. Biopsi
C. Rontgen thorax
D. MRI
E. Isolasi virus dari cairan cerebrospinal
Jawaban: A

3. Jika terdapat gejala meningitis aseptic pada penderita ini, pemeriksaan


yang dapat dilakukan untuk menegakan diagnosa adalah
A. Antibodi mump S dan antigen V
B. Biopsi
C. Rontgen thorax
D. MRI
E. Isolasi virus dari cairan cerebrospinal
Jawaban: E

4. Apakah terapi yang paling tepat untuk penderita di atas saat ini?
A. Meningkatkan oral higiene
B. Analgetik-antipiretik
C. Antibiotik
D. Antiviral
E. Istirahat
Jawaban: C

5. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan untuk menegakan


diagnosa parotitis
A. Rontgen thorax
B. USG abdomen
C. USG parotis
D. MRI
E. CT scan
Jawaban: C

6. Komplikasi yang jarang terjadi pada penderita parotitis adalah:


A. Pankreatitis
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

B. Meningitis aseptik
C. Tuli sensorineural
D. Miokarditis
E. BPPV
Jawaban: C

Akhir pembelajaran (post test)(5 soal)

1. Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dibawa ibunya berobat ke


Klinik THT dengan keluhan bengkak dan nyeri pada pipi kiri sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan disertai demam, sakit kepala dan lesu. Apa etiologi
yang mungkin menyebabkan keluhan penderita ini?
A. paramiksovirus,
B. sitomegalovirus,
C. Coxsackie A dan B,
D. virus koriomeningitis limfositik.
E. Semua Benar
Jawaban: E

2. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain


A. Isolasi/ kultur cairan dari saliva
B. Isolasi/ kultur cairan dari urin
C. PCR
D. Antibodi Mumps S dan antigen V
E. Semua benar
Jawaban: E

3. Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada penderita ini kecuali


A. Orkitis
B. Pankreatitis
C. Miokarditis
D. Meningitis aseptic
E. Sialodenitis
Jawaban: A

4. Tatalaksana pasti pada pasien parotitis , kecuali


A. Istirahat
B. Hidrasi yang adekuat
C. Pemberian antipiretik
D. Pemberian analgetik
E. Pemberian antibiotic
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

Jawaban: E

5. Edukasi pasien parotitis yang dapat dianjurkan adalah


A. Menjaga oral hygiene
B. Bebat tekan
C. Menggunakan antibiotic
D. Masase pada daerah bengkak
E. Kurangi minum
Jawaban: A

1. Sorang pria usia 19 tahun dirujuk ke unit gawat darurat 2 jam setelah
kecelakaan lalu lintas, dengan riwayat leher terbentur setir mobil.
Penderita mengeluh suara parau tapi tidak sesak. Pada pemeriksaan
didapatkan leher sebelah kiri udem dan ada sidikit luka lecet.
Pemeriksaan tambahan apa yang paling diperlukan pada kasus tersebut?
A. Ct-scan leher
B. Foto soft tissue leher AP/Lateral
C. FOL
D. LD
E. Foto Thorak
Jawaban : C
2. Penyebab tersering paralisis korda vokalis unilateral adalah :
A. Trauma kecelakaan
B . Neoplasma.
C. Infeksi
D. Vaskuler
C. Tiroidektomi

Jawaban : A

3. Penyebab tersering paralisis korda vokalis bilateral adalah :


A. Tiroidektomi
B. Neoplasma
C. Trauma kecelakaan
D. Infeksi
E. Idiopatik

Jawaban : A

4. Pernyataan yang paling benar pada paralisis korda vokalis adalah :


A. Anomali kongenital lebih sering menyebabkan paralisis korda
vokalis kanan
B. Pada trauma akut paralisis korda vokalis bilateral sebaiknya segera
dilakukan rekontruksi saraf untuk mengembalikan fungsi laring
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

C. Salah satu indikasi injeksi teflon adalah paralisis korda vokalis


unilateral
D. Indikasi aritenoidektomi adalah paralisis korda vokalis aduktor
bilateral
E. Pada kasus paralisis korda vokalis dengan metode tertentu mudah
diidentifikasi serat saraf yang menginervasi otot aduktor maupun
abduktor

Jawaban : C

5. Pernyataan yang paling benar pada kasus papiloma laring pada anak :
A. Tidak mempunyai potensi berubah jadi ganas
B. Morbiditasnya rendah
C. Tidak ada hubungan dengan hormonal
D. Penyebab pasti adalah human papiloma virus
E. Pada saat operasi harus dilakukan dengan hati-hati jangan melukai
mukosa normal sekitarnya

Jawaban : E

1. Regimen terapi eradikasi H.pyloripada LPR pada lini-1 adalah :


a. PPI + Amoxilin 1.000 mg / 12 jam dan Klaritromisin 500 mg /
12 jam, selama 7 – 14 hari
b. PPI + Amoxilin 1.000 mg / 12 jam dan Levofloksasin 500 mg /
12 jam selama 7 – 14 hari
c. PPI +Amoxilin 1.000 mg / 12 jam dan Metromedazole 500 mg /
8 jam
d. PPI +Tetrasiklin Metromedazole 500 mg / 8 jam
e. PPI +Bismut subsalisilat 2 tablet / 12 jam dan Levofloksasin
500 mg / 12 jam selama 7 – 14 hari
Jawaban: A
2. Setelah pemberian terapi eradikasi H.pyloripada LPR, maka harus
dilakukan pemeriksaan konfirmasi sebagai gold standard dengan
menggunakan :
a. Urea Breath Test
b. H.pylori Stool Antigen monoclonal Test
c. Rapid Urine Test
d. Rapid Urea Test
e. Kultur dengan media sparrow
Jawaban: A
3. Pemeriksaan HpSA (H.pylori Stool Atigen monoclonal) untuk
konfirmasi setelah pemberian terapi eradikasi H.pylori dapat
dilakukan dalam waktu :
a. 2 minggu setelah akhir dari terapi
b. 4 minggu setelah akhir dari terapi
c. 8 minggu setelah akhir dari terapi
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

d. 12 minggu setelah akhir dari terapi


e. 24 minggu setelah akhir dari terapi
Jawaban: B

SOAL VIGNETT MODUL LPR


4. Seorang wanita 35 tahun datang ke klinik THT dengan keluhan batuk
sejak 2 bulan yang lalu disertai tenggorok terasa mengganjal. Riwayat
sering minum obat mag. Pada pemeriksaan laring tampak aritenoid
hiperemis dan edema pada plika vokalis. Diagnosis pada pasien
tersebut adalah...
a. Faringitis Kronik
b. Reinkhe edema
c. Laringitis kronik
d. LPR
e. GERD
Jawaban: D

5. Seorang wanita 27 tahun datang ke klinik THT dengan keluhan serak


1 bulan. Sejak 2 bulan yang lalu batuk terus menerus. Pasien sudah
berobat namun tidak sembuh, tenggorok terasa mengganjal dan sering
mendehem. Pada pemeriksaan, berat badan 80kg, pada faring tonsil
T1-T1 tidak hiperemis, laring sulit dinilai. Untuk menegakkan
diagnosis, pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan adalah...
a. Indirect Laryngoscopy
b. Direct Laryngoscopy
c. Fiber Optic Laryngoscopy
d. Fiber Optic Bronchoscopy
e. Fiber Optic Esophagoscopy
Jawaban: C

6. Seorang wanita umur 30 tahun datang ke klinik THT untuk konsultasi


dengsn membawa hasil endoskopi. Pada hasil tersebut tercatat RFS =
20, RSI = 15.
Apakah penatalaksanaan pada pasien tersebut ?
a. Terapi PPI selama 1-3 bulan dengan evaluasi klinis RSI tiap 1
minggu dan RFS tiap 1 bulan
b. Terapi PPI selama 1-3 bulan dengan evaluasi klinis RSI tiap 1
bulan dan RFS tiap 3 bulan
c. Terapi PPI selama 3-6 bulan dengan evaluasi klinis RSI tiap 1
bulan dan RFS tiap 3 bulan
d. Terapi PPI selama 3-6 bulan dengan evaluasi klinis RSI tiap 2
bulan dan RFS tiap 2 bulan
e. Terapi PPI selama 3-6 bulan dengan evaluasi klinis RSI tiap 3
bulan dan RFS tiap 3 bulan

7. Regimen terapi eradikasi H.pylori pada LPR pada lini-1 adalah :


IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

a. PPI + Amoxilin 1.000 mg / 12 jam dan Klaritromisin 500 mg /


12 jam, selama 7 – 14 hari
b. PPI + Amoxilin 1.000 mg / 12 jam dan Levofloksasin 500 mg /
12 jam selama 7 – 14 hari
c. PPI + Amoxilin 1.000 mg / 12 jam danMetromedazole 500 mg /
8 jam
d. PPI +Tetrasiklin Metromedazole 500 mg / 8 jam
e. PPI +Bismut subsalisilat 2 tablet / 12 jam danLevofloksasin 500
mg / 12 jam selama 7 – 14 hari
Jawaban: A

8. Setelah pemberian terapi eradikasi H.pylori pada LPR, maka harus


dilakukan pemeriksaan konfirmasi sebagai gold standard dengan
menggunakan :
a. Urea Breath Test
b. H.pylori Stool Antigen monoclonal Test
c. Rapid Urine Test
d. Rapid Urea Test
e. Kultur dengan media sparrow
Jawaban: A

1. Polisomnografi harus dipertimbangkan pada semua pasien yang dicurigai


menderita OSA untuk:
A. Menentukan penyebab terjadinya OSA.
B. Menentukan jenis operasi yang akan dilakukan untuk mengatasi OSA
C. Dapat memperkirakan lokasi terjadinya sumbatan jalan napas saat tidur
D. Mengevaluasi akibat fisiologik pada saat tidur akibat gangguan pernapasan
E. Memastikan diagnosis adanya penyakit tetapi tidak dapat menentukan
derajatnya
Jawaban : D

2. Pada pemeriksaan fisik pasien yang dicurigai OSA:


A. Pemeriksaan index massa tubuh diperlukan tetapi tidak bermakna dengan
terjadinya OSA
B. Pemeriksaan lingkar leher perlu tetapi tidak berhubungan dengan faktor
etiologi OSA
C. Ukuran tonsil yang besar merupakan salah satu faktor etiologi OSA karena
menyebabkan penyempitan anterosuperior
D. Berdasarkan kriteria Fujita maka pasien dengan “grade” yang tinggi akan
memberikan hasil yang lebih baik apabila dilakukan tindakan koreksi OSA
dengan operasi dibandingkan dengan pasien yang “grade” nya lebih
rendah.
E. Dengan pemeriksaan “Muller Manuver” kita dapat menentukan tindakan
operasi yang akan kita lakukan untuk mengkoreksi penyebab OSA
Jawaban : E
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

3. Yang tidak termasuk komplikasi OSA adalah


A. Hipertensi
B. Alzheimer disease
C. Penyakit arteri koroner
D. Gangguan irama jantung
E. Lesi atero sklerotik serebral
Jawaban : B

1. Which of the following is an approach for vocal fold injection?


A. Thyrohyoid approach
B. Peroral approach
C. Transthyroid cartilage approach
D. Trans-cricothyroid approach
E. All of the above
Jawaban : E
2. Which of the following best describes vocal fold granuloma?
A. Is often related to recent endotracheal intubation
B . Occurs at the vocal process of the arytenoid cartilage
C. Involves caseating nodules on histology
D . Can often be a recurrent problem
E. A, B, D
Jawaban : E

3. Wanita 35 tahun datang ke Rumah Sakit dengan suara parau sejak 3


bulan, tidak ada sesak, batuk maupun demam. Penderita adalah seorang
guru. Sudah pernah berobat namun tidak ada perbaikan. Diagnosis
apakah yang paling mungkin pada pasien ini?
a. Laringitis akut
b. Laringitis difteri
c. Ca laring
d. Nodul plika vokalis
e. Paresis kronik
Jawaban : D

4. Penyakit di bawah ini yang termasuk kelainan kongenital:


a. Papilloma laring
b. Hemangioma laring
c. Tbc laring
d. Nodul vocal
e. Polip korda vokalis
Jawaban : B

5. Apa penyebab utama Reinke edema?


A. Alkohol
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

B. Asap Rokok
C. Laryngopharyngeal reflux
D. Voice abuse
E. Infeksi
Jawaban : B

6. Seorang anak usia 5 tahun dibawa ke dokter THT karena suaranya


parau sejak beberapa bulan terakhir. Parau menetap dan tidak pernah
hilang dan anak selalu ngotot bila mau mengeluarkan suara sehingga
tampak otot lehernya. Tidak ada demam, tidak batuk dan tidak sesak
napas. Tidak ada masalah dalam hal makan dan tidur. Pada
pemeriksaan fisik tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan endoskopi
tampak gambaran seperti tertera di bawah. Apakah diagnosis yang
paling tepat pada anak ini?
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

a. Nodule vocal
b. Papiloma laring
c. Polip korda vokalis
d. Kista korda vokalis
e. Laringitis kronis
Jawaban : D

7. Pada pasien Reinke edema, suara biasanya memiliki:


A. Increased pitch
B. Decreased pitch
C. Increased fundamental frequency
D. Decreased loudness
E. Increased loudness
Jawaban : B

8. Pembedahan pada Reinke edema, meliputi:


A. Reseksi ligamen vokalis
B. Reseksi semua mucosa pita suara
C. Reseksi sebagian lapisan superficial dari lamina propria
D. Reseksi seluruh lapisan superfisial lamina propria
E. Reseksi epitel pita suara
Jawaban : C

9. A 40-year-old male smoker presents with hoarseness for 4 months. Fiberoptic


laryngoscopy reveals a superficial hyperkeratotic lesion on the right anterior vocal
cord. Cord mobility is normal. What would be the next logical step in management?
A. MRI
B. Administration of antireflux agents and speech therapy
C. Direct laryngoscopy with transoral laser microsurgery (TLM) excisional
biopsy
D . Fiberoptic laryngoscopy after 1 month
Jawaban : C

10. Yang mana lesi di bawah ini yang bukan non neoplasma laring?
A. Reinke’s edema
B. Kista laring
C. Leukoplakia atau keratosis
D. Granuloma intubasi
E. Ameloblastoma
Jawaban : E
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

1. What is the first-line treatment for recurrent respiratory papillomatosis?


A. Surgical removal
B. Inhaled cidofovir
C. High-dose oral steroid burst
D. Azathioprine
E. Radiation therapy
Jawaban : A

2. Antoni A and Antoni B areas are classically seen in which of the following laryngeal
pathologies?
A. Chondroma
B. Schwannoma
C. Recurrent respiratory papillomatosis
D. Systemic lupus erythematous
E. Amyloid deposits
Jawaban : B

3. Seorang bayi laki-laki umur 4 bulan dibawa ibunya ke unit gawat darurat dengan
keluhan sering mengalami sesak napas terutama bila menangis, suara tangisan
nyaring, muka tidak membiru. Tidak demam dan tidak batuk. Pada pemeriksaan
terdengar stridor, ada retraksi supraklavikular dan interkostal. Serangan ini sudah
berulang terjadi sejak seminggu. Dugaan utama anak menderita:
a. Papilloma laring
b. Laryngeal web
c. Laryngomalacia
d. Epiglotitis akut
e. Laringotrakeobronkitis
Jawaban : A

4. Manakah pernyataan dibawah ini yang paling banyak digunakan untuk pengobatan
paliloma laring?
A. Interferon
B. Cidofovir
C. Photodinamic therapy
D. Viral vaccine
E. Topical steroid
Jawaban : B

5. An 81-year-old man with submucosal laryngeal mass. What is the most likely
diagnosis?
A. Osteosarcoma
B .Chondrosarcoma
C. Squamous cell carcinoma SCC)
D. Hemangioma
E. Polyp
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

Jawaban : B

6. Yang manakah pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan neoplasma jinak
laring?
A. Schwannoma
B. Hamartoma
C. Polip
D. Chondroma
E. Hemangioma
Jawaban : C

Seorang laki-laki 56 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu yang makin lama
makin berat, nafas berbunyi dan tidak bisa menelan makanan padat sehingga hanya minum air dan susu.
Sebelumnya sejak 4 bulan suara pasien serak yang tidak pernah sembuh. Sejak itu pasien mulai berhenti
merokok.Terdapat benjolan sebesar telur ayam di leher kiri.
1. Kemungkinan diagnosis pada pasien ini
A. Karsinoma glottis
B. Karsinoma supraglotis
C. Karsinoma subglotis
D. Karsinoma transglotis
E. Karsinoma esofagus
Jawaban : D

2. Perkiraan Clinical staging


A.T4N1Mx
B.T3N2Mx
C.T3N1Mx
D.T4N2Mx
E.T4N3Mx
Jawaban : D

3. Menurut evidenced base Kelenjar getah bening yang sering


terkena pada level
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. IIB
Jawaban : B

4. Histopatologi terbanyak untuk karsinoma laring adalah


A. KSS berdiferensiasi baik
B. KSS berdiferensiasi buruk
C. Adenokarsinoma
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

D. KSS berkeratin berdiferensiasi buruk


E. KSS berkeratin berdiferensiasi baik
Jawaban : E

5. Tindakan terbaik pada karsinoma laring stadium IV adalah


A. Laringektomi total + Radioterapi
B. Laringektomi total + Kemoradiasi
C. Laringektomi total + Deseksi leher radikal
D. Laringektomi total + Deseksi leher + Radioterapi
E. Laringektomi total + Deseksi leher + Kemoradiasi
Jawaban : E

1. Airway management in penetrating neck trauma should be undertaken


a. By tracheostomy laone
b. By tracheostomy if only unable to intubate
c. By assessment of airway status by physical examination and/or flexible
laryngoscopy and airway support as needed
d. By direct rigid laryngoscopy
e. Only after C-spine is cleared by x-ray
Jawaban : C
1. Which of these signs would likely not be found in laryngeal injury in penetrating
neck trauma?
a. Voice changes
b. Hemoptysis
c. Crepitance
d. Subcutaneous emphysema
e. Facial nerve paralysis
Jawaban : E

1. Seorang anak laki-laki umur 2 tahun datang ke IGD sebuah rumah sakit dengan keluhan
sesak nafas sejak 2 hari yang lalu dan makin berat dalam 2 jam terakir. Pada
pemeriksaan fisik terlihat bull neck dan terdapat retraksi supra sternal dan epigastrium.
Suhu 38,5 C. Pemeriksaan orofaring sukar dinilai.
Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
a. CROUP
b. Tonsillitis difteri
c. Laryngitis akut
d. Laringomalacia
e. Tonsillitis akut dengan abses retrofaring
Jawaban: B
2. Bagaimana penatalaksanaan lebih lanjut pada pasien ini?
a. ATS + Trakeostomi
b. Anti biotic intravena + insisi abses
c. Anti biotic intravena + kortikosteroid
d. Observasi
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

e. Intubasi
Jawaban: A
3. Seorang laki-laki usia 61 tahun datang ke IRD dengan keluhan sesak napas sejak 5 hari,
bersifat memberat, bila tidur disertai mendengkur. Enam bulan yang lalu suara mulai
parau, kadang-kadang batuk disertai darah. Makan dan minum tidak ada masalah.
Penderita mempunyai riwayat sebagai perokok berat. Terdapat stridor inspirasi dan retraksi
intercostal dan epigastrium.
Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut?
a. TB laring
b. Tumor laring Supraglotis
c. Tumor laring Glotis
d. Tumor laring subglotis
e. Papiloma laring
Jawaban: D
4. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan untuk membuktikan diagnosis diatas?
a. Biopsi laring
b. Laringoscopy dan CT Scan
c. Ro foto Cervical AP dan Lateral
d. MRI
e. Pemeriksaan sputum
Jawaban: B
5. Bagaimana penatalaksanaan awal pada pasien ini?
a. Tentukan derajat obstruksi jalan nafas
b. Kortikosteroid
c. Antibiotik intravena
d. Mukolitik
e. Biopsi laring
Jawaban: A

1. In adult, what is the most common cause of deep neck space infection?
a. Odontogenic source
b. Foreign bodies
c. Spread of superficial infections
d. Surgical wound infections
e. Congenital deformities
Jawaban : A

2. The clinical presentation of deep neck space infections does not include which of the
following?
a. Fever and pain
b. Localized maculopapular rash
c. Localized swelling
d. Ptosis and contraction of the ipsilateral pupil
e. Dysphagia and odynophagia
Jawaban : B
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

3. What is the proper management of descending necrotizing mediastinitis?


a. Antibiotics and observation
b. Cervical drainage and observation
c. Cervical drainage and antibiotics
d. Thoractomy alone
e. Thoractomy and antibiotics
Jawaban : E

4. Radiographic findings characteristic of retropharyngeal abscesses include all but which of


the following?
a. Reversal of the normal cervical contour
b. Air in the prevertebral soft tissue
c. Tuberculous erosion of the cervical vertebra
d. Posterior pharyngeal soft tissue thicker than 7 mm at the sixth cervical vertebra
e. Fluid collectin in the retropharyngeal
Jawaban : D

5. Which of the following is true of Ludwig’s angina?


a. It involves only the sublingual space
b. It result in anterior protrustion of the tongue
c. It is characterized by boardlike firmness of the floor of the mouth
d. It rarely cause airway compromise
e. It necessitates identification and drainage of the abscess cavity
Jawaban : C

Kuesioner Akhir Pembelajaran


Datang seorang laki – laki usia 28 tahun, dengan keluhan nyeri menelan. Nyeri dirasakan
sejak ± 3 hari yang lalu, makin lama makin berat, diderati demam. Pasien juga mengeluh
suaranya sengau. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan (+) di leher kiri,
pembesaran KGB, fluktuasi (+). Pemeriksaan orofaring ditemukan tonsil terdorong
kontralateral hiperemis, tonsil T3 / T3, detritus (+).
1. Diagnosis apa kemungkinan pada pasien tersebut diatas?
a. Abses submandibula
b. Abses parafaring
c. Abses retrofaring
d. Abses peritonsil
e. Abses tonsil
Jawaban : D
2. Penanganan apa yang sebaiknya dilakukan pertama kali?
a. Antibiotik
b. Antibiotik, Anti-inflamasi
c. Antibiotik, Analgesik, Anti-inflamasi
d. Insisi
e. Insisi, Drainase
Jawaban : E
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

3. Diagnosis tersebut diatas dapat menyebabkan mediastinitis melalui………..


a. Abses meluas ke bawah
b. Penjalaran secara hematogen
c. Aspirasi dari abses peritonsil yang pecah
d. Emboli paru
e. Carotis Seath
Jawaba : E

4. Hasil terbanyak biakan kuman dari pus pemeriksaan pada pasien tersebut diatas adalah…..
a. Pseudomonas aeruginosa
b. Kombinasi banyak kuman
c. Kuman gram positif
d. Kuman gram negatif
e. Kuman aerob
Jawaban : B

5. Infeksi pada kasus tersebut diatas kemungkinan terbesar disebabkan


a. Virus EBV
b. H. Influenza
c. S. Pyogenes
d. S. Pneumonia
e. Catarrhalis
Jawaban : C

1. Seorang bayi baru lahir dengan stridor inspiratory “high pitched” menunjukkan adanya
kelainan pada :
a. Daerah subglotik
b. Trakea
c. Nasofaring
d. Orofaring
e. Supraglotik
Jawaban: E

2. Kelainan di bawah ini yang merupakan kelainan kongenital laring adalah :


a. Papillomatosis laring
b. Hemangioma subglotik
c. Vocal nodule
d. Kista pita suara
e. Polip pita suara
Jawaban: B

Kuesioner Akhir Pembelajaran

1. Seorang bayi perempuan berusia 8 bulan di bawa ke IGD dengan keluhan sesak napas
sejak 3 hari yang lalu, disertai adanya stridor inspirasi dan retraksi ringan di suprasternal.
IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

Sesak berkurang bila penderita tidur miring atau memakai bantal. Tidak ada demam,
tidak disertai gangguan bicara. Keluhan ini dirasakan sejak lahir dan sering kambuh.
Kemungkinan diagnosanya adalah :
a. Stenosis subglotik
b. Hemangioma laring
c. Laryngeal web
d. Laringomalasia
e. Laryngeal cleft
Jawaban: D

2. Pada kasus di atas, hasil pemeriksaan foto leher soft tissue menunjukkan adanya
penyempitan di daerah laring, pemeriksaan penunjang lain yang terbaik untuk
direncanakan adalah :
a. Naso-endoskopi
b. Foto thorak
c. Fiber-optic Laringoscopy
d. Esofagoskopi rigid
e. Bronkoskopi rigid
Jawaban: C

3. Seorang bayi laki-laki, usia 3 minggu dating ke Poli THT-KL dengan keluhan adanya
stridor biphasic yang semakin memberat, keluhan sesak memburuk bila bayi menangis.
Hasil pemeriksaan radiologis menunjukkan kemungkinan suatu hemangioma subglotik.
Tatalaksana yang paling baik untuk kasus ini adalah :
a. Steroid inhalasi
b. Pemberian epinephrine
c. Laser carbondioksida
d. Laser Nd:YAG
e. Injeksi steroid lokal
Jawaban: C

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Otot orbikularis berjalan horisontal dan ke arah atas sejajar tepi celah bibir. Pada
unilateral otot menempel pada dasar kolumela dan dasar ala nasi.
B S
2. Pada bilateral, otot menepel pada dasar ala nasi tanpa ada otot yang menghubungkan
bagian tengah prolabial.
B S

Jawaban : BB

 Kuesioner Tengah Pembelajaran


IV.9 - Lesi Non Neoplastik Laring

1. Saat operasi menurut Millard’s Rule of ten yaitu : Usia 10 minggu, Hb 10 gr% dan Berat
10 pound
B S

Jawaban : BB

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Pembentukan palatum dimulai pada akhir gestasi minggu ke lima. Pada tahap ini terdiri
dari 2 bagian yaitu anterior (primary) palate dan bagian posterior (secondary) palate.
B S

2. Komplikasi yang sering dijumpai pada palatoskisis adalah infeksi telinga tengah berupa
OME yang dapat menyebakan gangguan pendengaran dan gangguan wicara.
B S

Jawaban : B

 Kuesioner Tengah Pembelajaran

1. Teknik dasar operasi palatoplasi


a. Tehnik von Langenbeck, Schweckendiek,
b. Tehnik 2-flap,
c. Tehnik 3-flap (V-to-Y),
d. Tehnik Furlow palatoplasti.
e. Semua Benar

2. Faringeal flaps biasanya memakai pedikel basis superior flaps yang terdiri dari mukosa
and otot konstriktor faringeus.
B S

Jawaban : B
GANGGUAN PENDENGARAN

Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan pendengaran menurun tiba – tiba dan berbunyi terus
menerus pada telinga kanan sejak 2 hari yang lalu. Tidak ada riwayat infeksi, trauma, makan obat
ototoksik dan terpajan bising.

a. Apa diagnosis saudara ?


b. Pemeriksaan yang diperlukan ?
C. Bagaimana penatalaksanaannya ?

Soal :
a. Jelaskan dengan lengkap syarat dan metoda step masking pada audiometri nada murni.
b. Jelaskan mengenai refleks akustik dan buat skemanya

Soal : Seorang wanita 35 tahun datang dengan keluhan telinga kiri terasa tertutup sejak 1 minggu
yang disertai dengan bunyi di telinga yang sama seperti suara desis air. Pendengaran juga dirasa
menurun. Riwayat keluar cairan dari telinga, trauma, paparan bising atau minum obat-obatan
ototoksik tidak ada.
a. Diagnosis apa yang mungkin?
b. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk pasien ini?

Jawaban :
a. Gangguan konduktif telinga kiri ec susp OME AS dd/ gangguan fungsi tuba telinga kiri
b. Pemeriksaan yang perlu dilakukan:
- Penala
- Timpanometri
- Audiometri nada murni
- Nasoendoskopi  bila didapatkan OME unilateral dan kecurigaan ke arah Kanker
nasofaring

2. Akhir pembelajaran
Soal : Seorang laki – laki usia 40 tahun datang dengan keluhan pendengaran kurang jelas bila
berkomunikasi di tempat ramai sejak beberapa bulan terakhir. Tidak ada keluhan bunyi di
telinga dan hiperakusis. Tidak mempunyai riwayat gangguan keseimbangan terpajan bising,
pemakaian obat ototoksik, dan infeksi telinga. Pada audiometri nada murni, tutur, OAE dan
BERA dalam batas normal.
a. Pemeriksaan apa yang diperlukan dan apa alasannya?
b. Apa diagnosis kerja dan diagnosis banding pasien di atas?
c. Bagaimana penatalaksanaan pasien ini?

Jawaban :
a. Pemeriksaan yang diperlukan adalah speech in noise (audiometri tutur dalam bising)
Alasan: keluhan pasien adalah kurang jelas dalam berkomunikasi di tempat ramai, yang dapat diartikan
sebagai adanya gangguan persepsi yang disebabkan oleh gangguan kemampuan sistem auditori dalam
membedakan signal akustik yang berbeda – beda.
b. Central auditory processing disorder dd/ gangguan konsentrasi
c. Tatalaksana:
 Modifikasi lingkungan
 Strategi kompensasi
 Auditory training:
- program latihan listening dan communication enhancement untuk meningkatkan
kemampuan mendengar di tempat ramai
- auditory rehabilitation for interaural symmetry untuk meningkatkan kemampuan
pendengaran dikotik

GANGGUAN VESTIBULER
Soal:
Seorang laki-laki, 39 tahun datang ke poliklinik THT-KL dengan keluhan rasa berputar bila mengerakkan
secara tiba-tiba kepala ke arah kanan, disertai mual, tapi tidak muntah. Pemeriksaan Fisik: TD: 180/100,
MT intak+/+ ,RC+/+. Riwayat DM dan hiperkolesterol tidak terkontrol. Tidak didapatkan tanda– tanda
defisit neurologis. Pada pemeriksaan tes posisi didapatkan nistagmus ke sisi lesi dan didapatkan masa
laten.

Apakah diagnosis penyakit pasien tersebut di atas?

Soal : Jelaskan mengenai Vestibuler Oculo Reflex dan buat skemanya

Jawaban :

VOR : Proses stabilisasi pergerakan bola mata. Posisi mata relatif stabil thdp obyek yg dilihat saat
kepala bergerak, apabila kepala bergerak secara tiba2 bola mata secara refleks akan bergerak ke arah
berlawanan shg bayangan akan stabil di retina. Organ target pada refleks vestibulookuler adalah
otot2 ekstra okuli.

Soal: Jelaskan diagnosis dan penatalaksanaan gangguan keseimbangan menurut GANZ dengan singkat

Soal: Seorang wanita usia 60 tahun mengeluh kalau berjalan sempoyongan (mau jatuh) selama 2 minggu
terakhir. Penderita mengeluh kalau melihat orang lalu lalang merasa tidak nyaman. Penderita
telah lama menderita penurunan pendengaran pada telinga kiri. Penderita sudah berobat ke
dokter umum tapi tidak ada perubahan. Satu bulan yang lalu penderita mengalami pusing
berputar hebat disertai rasa mual sampai muntah. Tidak ada riwayat infeksi telinga, gangguan
pendengaran, trauma, makan obat ototoksik dan pajanan bising. Pemeriksaan otoskopi dalam
batas normal.

a. Apa diagnosis yang mungkin pada kasus di atas?


b. Pemeriksaan apa yang akan direncanakan?
c. Bagaimana penatalaksanaan kasus di atas ?
Jawaban :

a. Gangguan keseimbangan perifer dd/ unilateral weakness, BPPV


b. Pemeriksaan yang perlu dilakukan:
 Tes koordinasi sederhana: disdiadokinesis, past pointing test, finger to nose
 Tes keseimbangan sederhana (berdasarkan GANZ): tes Romberg, Stepping Test
 Tes Nistagmus
 Head thrust test
 Head shaking test
 Tes posisi : dix-hallpike
c. Pada fase akut dapat diberikan terapi medikamentosa: obat supresi vestibuler
Vestibular Retaining Therapy (VRT) yang dilakukan bertahap.

GANGGUAN NERVUS FASIALIS

Seorang wanita 23 tahun datang ke poliklinik THT-KL dengan keluhan mulut mencong kanan sejak 1
hari lalu. Keluhan disertai mata kanan tidak bisa menutup dan air ludah mengalir dari sudut mulut
kanan tanpa bisa ditahan oleh penderita. Pemeriksaan fisik HB grade III. Audiogram kedua telinga
normal.

Diskusi :

 Patogenesis terjadinya parese saraf fasialis


 Tes Topognostik saraf fasialis
 HB grading sistem

Soal : Seorang wanita 33 tahun datang dengan mulut mencong ke kiri sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
mengeluh mata kanannya tidak bisa menutup rapat. Tidak terdapat riwayat keluar cairan dari
telinga, gangguan pendengaran ataupun gangguan keseimbangan.

a. Jelaskan cara membedakan paresis n VII perifer dan paresis n VII sentral dengan skema
topografinya?

b. Gambarkan skema jaras nervus fasialis?

Jawaban :

a.
b.

3. Tengah pembelajaran
Soal: Seorang laki - laki usia 20 tahun datang dengan mulut mencong ke kiri sejak 4 hari.
Riwayat keluar cairan, gangguan pendengaran, dan riwayat trauma tidak ada. Pemeriksaan
otoskopi, telinga dalam batas normal.

d. Apa diagnosis dan diagnosis banding pada kasus di atas ?


e. Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis ?

Jawaban :

o Paresis nervus fasialis kanan perifer ec Bell’s palsy dd/ zoster sine herpete
o Pemeriksaan yang perlu dilakukan:
 Pemeriksaan fungsi motorik dengan kriteria House-Brackmann dan Freyss dengan
mengevaluasi 10 otot wajah (m. Sourciliar, m. Frontalis, m. Orbikularis okuli, m. Piramidalis, m.
Zigomatikus, m. Triangularis, m. Orbikularis oris, m. Revelar comuniss, m. Businator, m.
Mentalis
 Menilai tonus otot pada kelompok otot saat wajah diam dan bergerak
 Menilai ada tidaknya sinkinesis dan hemispasme
 Tes Topognostik
o Tes Schirmer
o Tes Refleks Stapedius
o Tes Uji Pengecapan / gustatometri
 Tes Elektrofisiologis fungsi saraf fasialis

4. Akhir pembelajaran
Soal : Penderita wanita usia 33 tahun datang dengan mulut mencong ke kanan sejak lima hari.
Di daerah telinga kiri terasa nyeri dan didapatkan adanya vesikel di liang telinga. Tidak ada
gangguan pendengaran dan keseimbangan. Terdapat riwayat keluar cairan dari telinga kanan
hilang timbul, tetapi sudah lama tidak lagi.

o Apa diagnosis kerja penderita tersebut ?


o Bagaimana penatalaksanaannya berdasarkan diagnosis kerja?

Jawaban :

a. Paresis nervus fasialis kiri perifer ec Sindrom Ramsay Hunt


b. Tatalaksana
 Antivirus (seperti Acyclovir 5x800 mg)
 Kortikosteroid 1 mg/kgBB tapp off
 Rehabilitasi  mirror exercise, fisioterapi
 Kontrol berkala
PRINSIP DASAR ONKOLOGI KEPALA-LEHER
Soal:
1. Pernyataan yang tidak tepat tentang imunologi kanker adalah?
A. Cabang dari ilmu imunologi yang mempelajari interaksi antara sistem imunitas tubuh dan kanker
B. Bertujuan menemukan imunoterapi kanker untuk mengobati dan menghambat perkembangan
penyakit
C. Pengembangan vaksin untuk terapi kanker
D. Pengenalan terhadap terapi antigen pada kanker tertentu

Jawaban: D

2. Kelainan sitogenik berupa amplifikasi cyclin D1 dapat memberikan gambaran histologi berupa?
A. Hiperplasia
B. Displasia
C. Karsinoma in situ
D. Karsinoma

Jawaban: C

3. Gen yang paling sering bermutasi pada kanker kepala leher adalah?
A. p16
B. p53
C. p13kca
D. MET

Jawaban: B

2. Kuesioner tengah pembelajaran


Soal :
1. Perubahan yang tidak terjadi pada sel kanker adalah?
A. Perubahan fenotipik
B. Sulit ditransplantasikan
C. Mudah lepas dari sel lain
D. Peningkatan asam laktat

Jawaban: B

2. Yang termasuk onkogen pada karsinoma sel skuamosa kepala dan leher adalah?
A. PTEN
B. SMAD 4
C. FHIT
D. P16
E. EGFR

Jawaban: E

3. Adanya peningkatan berlebihan BcL-2 dan BcL-X dapat mengakibatkan?


A. Penurunan apoptosis sel
B. Peningkatan berlebihan p53
C. Proliferasi vaskular
D. Peningkatkan sel kanker

Jawaban: A

3. Kuesioner akhir pembelajaran


Soal:
1. Beberapa respon imunologi berperan pada kanker. Respon imunologi pada kanker yang tidak
termasuk tumor associated antigen adalah?
A. CEA
B. CA 125
C. Protein Ras
D. Tirosinase

Jawaban: C

2. Sel imun yang berperan dalam terapi kanker adalah?


A. Neutrofil
B. Limfosit B
C. Monosit
D. Makrofag

Jawaban: D

4. Tadalafil dapat mengurangi pertumbuhan tumor melalui modulasi sistem kekebalan tubuh
dengan menurunkan?
A. cGMP
B. MDSC
C. PD-1
D. PD-L1

Jawaban: B
RADIOTERAPI KEGANASAN KEPALA-LEHER
Soal:
a) Apa itu radioterapi?
Jawaban: Radioterapi adalah metode pengobatan penyakit-penyakit maligna dengan menggunakan sinar
peng-ion, bertujuan untuk mematikan sel-sel tumor sebanyak mungkin dan memelihara jaringan sehat di
sekitar tumor agar tidak menderita kerusakan terlalu berat.

b) Apa saja jenis sinar yang dipakai untuk radioterapi?


Jawaban: Jenis sinar yang dipakai untuk radioterapi adalah (1) Sinar Alfa yang merupakan sinar
korpuskuler atau partikel dari inti atom. Inti atom terdiri dari proton dan neutron. Sinar ini tidak dapat
menembus kulit dan tidak banyak dipakai dalam radioterapi. (2) Sinar Beta yang merupakan sinar
elektron. Sinar ini dipancarkan oleh zat radioaktif yang mempunyai energi rendah dengan daya tembusnya
pada kulit terbatas, 3-5 mm, sehingga digunakan untuk terapi lesi yang superfisial. (3) Sinar Gamma yang
merupakan sinar elektromagnetik atau foton. Sinar ini dapat menembus tubuh, dimana daya tembusnya
tergantung dari besar energi yang menimbulkan sinar itu. Makin tinggi energinya atau makin tinggi
voltagenya, makin besar daya tembusnya dan makin dalam letak dosis maksimalnya.

c) Apa satuan dari dosis radioterapi?


Jawaban: Pada kongres Radiologi Internasional ke VIII tahun 1953, ditetapkan RAD (Radiation Absorbed
Dose) sebagai banyaknya energi yang di serap per unit jaringan. Saat ini unit Sistem Internasional (SI) dari
dosis yang di absorpsi telah diubah menjadi Gray (Gy) dan satuan yang sering dipakai adalah satuan centi
gray (cGy). 1 Gy = 100 rad dan 1 rad = 1 cGy = 102Gy.

1. Tengah pembelajaran
Soal:
a) Persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum pemberian radioterapi?
Jawaban: Sebelum diberi terapi radiasi, dibuat penentuan stadium klinik, diagnosis histopatologik,
sekaligus ditentukan tujuan radiasi, kuratif atau paliatif. Penderita juga dipersiapkan secara mental dan
fisik. Pada penderita, bila perlu juga keluarganya diberikan keterangan mengenai perlunya tindakan ini,
tujuan pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama periode pengobatan. Pemeriksaan fisik
dan laboratorium sebelum radiasi dimulai adalah mutlak. Penderita dengan keadaan umum yang buruk,
gizi kurang, atau demam, tidak diperbolehkan untuk radiasi, kecuali pada keadaan yang mengancam hidup
penderita, seperti obstruksi jalan makanan, perdarahan yang masif dari tumor, radiasi tetap dimulai
sambil memperbaiki keadaan umum penderita. Sebagai tolok ukur, kadar Hb tidak boleh kurang dari 10
gr%, jumlah lekosit tidak boleh kurang dari 3000 per mm dan trombosit 100.000 per uL.

b) Sebutkan jenis-jenis radioterapi yang digunakan pada keganasan kepala leher!


Jawaban: Radioterapi interna, radioterapi eksterna, dan intravena

c) Apa beda radiasi kuratif dan paliatif?


Jawaban: Radiasi kuratif diberikan kepada semua tingkatan penyakit, kecuali pada penderita dengan
metastasis jauh. Sasaran radiasi adalah tumor primer, KGB leher, dan supra klavikular. Dosis total radiasi
yang diberikan adalah 6600-7000 rad dengan fraksi 200 rad, 5 x pemberian per minggu. Setelah dosis 4000
rad medulla spinalis di blok dan setelah 5000 rad lapangan penyinaran supraklavikular dikeluarkan.
Sedangkan Radiasi paliatif diberikan untuk metastasis tumor pada tulang dan kekambuhan lokal. Dosis
radiasi untuk metastasis tulang 3000 rad dengan fraksi 300 rad, 5 x per minggu. Untuk kekambuhan lokal,
lapangan radiasi terbatas pada daerah kambuh.

2. Akhir pembelajaran
Soal:
a) Apa komplikasi radioterapi?
Jawaban: komplikasi dini yang biasanya terjadi selama atau beberapa minggu setelah radioterapi, seperti
xerostomia, mual-muntah, mukositis, anoreksi, dermatitis, eritema. Komplikasi lanjut dari radioterapi
biasanya terjadi setelah 1 tahun pemberian radioterapi, seperti kontraktur gangguan pertumbuhan

b) Bagaimana penanganannya?
Jawaban: Penanganan diberikan sesuai dengan keluhan.

c) Bagaimana menilai respon pasien pasca pemberian radioterapi?


Jawaban: Penilaian respon radiasi berdasarkan kriteria WHO yaitu: complete response (menghilangkan
seluruh kelenjar getah bening yang besar), partial response (pengecilan kelenjar getah bening sampai 50%
atau lebih), no change (ukuran kelenjar getah bening yang menetap), progressive disease (ukuran kelenjar
getah bening membesar 25% atau lebih)

KEMOTERAPI KEPALA-LEHER
Soal:
2. Apakah tujuan pemberian kemoterapi pada keganasan kepala dan leher?
A. Radiosensitizer
B. Menurunkan kontrol lokoregional
C. Mencegah mikrometastasis
D. Menurunkan kualitas hidup

Jawaban : A

3. Bagaimana mekanisme kerja obat Alkylating agent?


A. Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan silang DNA
B. Berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga menyebabkan disolusi struktur mitotic spindle pada fase
mitosis
C. Memperbaiki fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada gugus amino, karboksil, sulfidril atau
fosfat
D. Menganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat proses transkripsi dan replikasi

Jawaban : A

3. Tengah pembelajaran

Soal :
1. Berapakah dosis toleransi maksimal pemberian Cisplatin pada kemoterapi neo adjuvant
penderita KNF?
A. 40 mg/m2
B. 60 mg/m2
C. 100 mg/m2
D. 120 mg/m2
E. 250 mg/m2

Jawaban : C

4. Akhir pembelajaran
Soal :
1. Apakah kontraindikasi absolut pemberian kemoterapi?
A. Kadar Hb 9 gr/dl
B. Neutropenia
C. Gangguan faal hemostasis
D. Systemic Inflammatory Response Syndrome

Jawaban : D

NEOPLASMA RONGGA MULUT


a. Karsinoma lidah
Seorang laki-laki, 52 tahun datang ke poli THTKL dengan keluhan benjolan di lidah kanan sejak 4 bulan
lalu, penderita tidak mengeluhkan kesulitan menelan. Lidah pasien masih dapat digerakkan dengan
mudah. Keluhan sesak napas disangkal, keluhan benjolan dileher disangkal.

Diskusi:
 Anatomi, fisiologi, dan histologi dasar mulut
 Etiopatogenesis terjadinya tumor lidah
 Tipe tumor lidah
 Prosedur diagnosis
 Rencana penatalaksanaan

Jawaban:
 Lidah merupakan bagian rongga mulut yang dapat digerakkan, meluas keanterior dari batas papila
sirkumvalata ke permukaan bagian bawah lidah yang berhubungan dengan dasar mulut. Terdiri dari
stuktur orofaringeal yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu ujung lidah, dorsum lidah, tepi lateral
dan permukaan bawah (disebut sebagai aspek ventral).
Otot-otot ekstrinsik pada lidah adalah otot genioglosus, hioglosus, dan stiloglosus. Otot-otot
instrinsik adalah serabut otot vertikal, transversal dan longitudinal.
 Tumor lidah merupakan tumor kedua terbanyak (30%) dalam rongga mulut. Sering mengenai bagian
lateral dari lidah. Faktor resiko terjadinya adalah tembakau, alkohol, imunosupresi dan oral hiegine yang
buruk. Secara histologi, tumor invasi >2-4mm berhubungan dengan tingginya angka metastasis regional,
rekurensi dan mortalitas. Invasi perineural pada tempat primer adalah indikator lain peningkatan
rekurensi dan mortalitas.
 Tumor ganas pada lidah adalah suatu neoplasma maligna yang berasal dari jaringan epitel mukosa lidah
dengan sel berbentuk squamous cell carcinoma (sel epitel gepeng berlapis). Tumor ini dapat menginfiltrasi
ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis keganasan yang paling sering terjadi dalam rongga mulut, meliputi
95% dari seluruh kasus keganasan pada rongga mulut.
 Gejala pada penderita tergantung pada lokasi kanker. Keluhan utamanya adalah timbulnya suatu
massa yang seringkali terasa tidak sakit, ulkus superfisialis yang tidak sakit, lama kelamaan ulkus
melebar, tepinya bulat, berwarna abu-abu seperti nekrosis. Kadang-kadang hanya merupakan
permukaan yang kasar, pada sepertiga anterior. Sepertiga posterior lidah, kanker tersebut selalu
tidak diketahui oleh penderita, sukar terlihat, cenderung berinfiltrasi ke bagian dalam, dan rasa
sakit yang dialami biasanya dihubungkan dengan rasa sakit tenggorokan.
Pada pemeriksaan fisik rongga mulut dapat ditemukan eritroplakia (merah, lesi inflamasi) yang
merupakan bentuk awal terbanyak terjadinya karsinoma sel skuamous. Gejala lanjut adalah fiksasi lidah,
penurunan sensasi lidah, perubahan suara dan gangguan menelan serta limfadenopati servikal. Metode
skrining meliputi vital staining, spectral analysis, ViziLite (chemiluminescence) dan biopsi sikat. Metastasis
regional melalui drainase nodul primer ke level I-III.
Pemeriksaan penunjang: biopsi (IHK, VEGF, EGFR), pemeriksaan pencitraan: X-ray
tomography dan CT scan, USG Abdomen, rontgen thorax, echocardiografi, audiometri,
pemeriksaan darah rutin, dan kimia darah.
 Penatalaksanaan untuk berdasarkan derajat klinis:
o T1-T2, N0
- Reseksi primer diikuti atau tanpa diseksi leher ipsilateral atau bilateral
- Reseksi primer diikuti atau tanpa biopsi nodus limfatikus sentinel
- Radioterapi definitif
o T3, N0 atau T1-3, N1-3 atau T4a
- Pembedahan
 N0, N1, N2a-b, N3
Reseksi primer diikuti diseksi leher ipsilateral atau bilateral
 N2c
Reseksi primer diikuti diseksi leher bilateral
o T4b atau nodus yang tak dapat direseksi atau tidak memungkinkan dioperasi
- ECOG 0-1
 Kemoterapi dan radioterapi konkuren
 Induksi kemoterapi diikuti dengan radioterapi
- ECOG 2
 Kemoterapi dan radioterapi konkuren
 Radioterapi definitif
- ECOG 3
 Radioterapi paliatif
 Kemoterapi dosis tunggal
 Perawatan suportif
o M1
- ECOG 0-1
 Platinum + 5FU + cetuximab
 Kemoterapi kombinasi lainnya
 Kemoterapi dosis tunggal
 Pembedahan atau radioterapi atau kemoterapi diikuti radioterapi pada pasien dengan
metastasis terbatas
 Perawatan suportif
- ECOG 2
 Kemoterapi dosis tunggal
 Perawatan suportif
- ECOG 3
 Perawatan suportif
o T4: dipertimbangkan kemoiradiasi (bila ada keterlibatan tulang, maka diperlukan reseksi).
o Angka kontrol lokoregional untuk 5 tahun adalah 91%. Angka harapan hidup (5 tahun). yaitu
stadium I,II (60-75%); stadium III,IV (25-40%).

b. Neoplasma dasar mulut


Seorang laki-laki, 60 tahun datang ke poli THT dengan keluhan benjolan di dasar mulut sejak 4 bulan
lalu. Benjolan semakin lama semakin besar sampai berukuran telur puyuh. Benjolan pada awalnya tidak
nyeri namun seiring bertambah besarnya ukuran benjolan, maka benjolan dirasakan nyeri oleh pasien.
Tidak didapatkan benjolan pada leher pasien. Pasien kemudian berobat ke rumah sakit setempat.

Diskusi :
 Anatomi, fisiologi, dan histologi dasar mulut
 Etiopatogenesis terjadinya neoplasma dasar mulut
 Tipe neoplasma dasar mulut
 Prosedur diagnosis
 Rencana penatalaksanaan

Jawaban:

 Anatomi
Dasar mulut merupakan salah satu komponen dari rongga mulut yang terletak di dalam alveolar ridge
inferior. Struktur ini berbentuk seperti tapal kuda, mulai dari posterior gigi seri dan memanjang secara
bilateral ke pilar tonsil anterior. Mukosa yang melapisi dasar mulut dibentuk oleh lapisan tipis dari epitel
skuamous bertingkat dengan fleksibilitas yang tinggi. Kelenjar saliva banyak ditemukan pada bagian ini,
mencakup kelenjar saliva minor, kelenjar sublingual, dan komponen duktus dari kelenjar submandibula,
yaitu duktus Wharton yang bermuara pada kedua sisi dari frenulum sublingual. Vaskularisasi dasar mulut
diberikan oleh arteri lingualis, sedangkan inervasinya oleh serabut saraf trigeminus cabang ketiga melalui
nervus lingualis. Drainase dari sistem limfatik akan mengalir secara bilateral pada bagian superfisial,
dimana pada bagian yang lebih dalam drainasenya akan mengalir ke level IA, IB, dan II secara ipsilateral.
Otot yang terdapat pada area ini terdiri dari otot geniohyoid, genioglossus, dan mylohyoid.

 Etiopatogenesis
Faktor penyebab adalah merokok, mengunyah tembakau, penyalahgunaan alkohol (terutama bila
dikombinasi dengan merokok), trauma kronik karena pemasangan gigi palsu. Juga berhubungan dengan
fibrosis submukosa, kandidiasis hiperplastik, atau sindroma Plummer Vinson.
Mukosa bukal dan komisura oral adalah tempat tersering. Dapat juga mengenai dasar rongga mulut,
lidah, sulkus bukoginggiva, dan permukaan mukosa bibir. Paling sering pada usia dekade keempat, dengan
insiden pada laki-laki 2-3 kali lebih sering dibandingkan pada wanita.
Secara klinis ada beberapa tipe, yaitu:
1. Homogen: Tampak sebagai selaput putih licin atau berkerut;
2. Nodular: Tampak sebagai selaput putih atau nodul dengan dasar eritema;
3. Erosif (eritroleukoplakia): Terdapat erosi dan fisura.
Sekitar 25% leukoplakia menunjukkan bentuk displasia epitel ringan sampai berat. Derajat displasia
yang lebih berat akan berubah menjadi malignansi. Perubahan ini terjadi sekitar 1-17,5% (5%) kasus.
Potensi menjadi maligna tergantung pada predileksi, tipe leukoplakia dan durasi evaluasi.

a. Neoplasma palatum
Seorang laki-laki, 58 tahun datang ke klinik THT dengan keluhan benjolan dilangit-langit sejak 4 bulan
lalu. Benjolan semakin lama semakin besar. Benjolan pada awalnya tidak nyeri namun seiring bertambah
besarnya ukuran, maka benjolan dirasakan nyeri oleh pasien. Tidak didapatkan benjolan pada leher
pasien. Pasien kemudian berobat ke rumah sakit setempat.

Diskusi :
 Anatomi, fisiologi, dan histologi palatum
 Etiopatogenesis terjadinya neoplasma palatum
 Tipe neoplasma palatum
 Prosedur diagnosis
 Rencana penatalaksanaan

Jawaban:
 Anatomi
Palatum durum merupakan suatu tulang tipis yang dilapisi oleh mukosa pada kedua sisi permukaan
rongga mulut dan cavum nasi. Sepasang prosesus palatina pada maksila memanjang ke molar posterior
kedua dan membentuk kubah palatum durum. Pada bagian posterior dari kedua prosesus horizontalis os
palatina akan keluar nervus dan arteri palatina mayor melalui foramen palatina mayor. Penyebaran
neoplasma pada palatum dapat melalui foramen yang berada di palatum durum, seperti foramen palatina
mayor, palatina minor, dan foramen insisivus. Selain itu, pada mukosa palatum durum terdapat banyak
kelenjar salivarius minor Aliran limfatik pada palatum durum mengalir ke KGB level I dan II serta KGB di
retrofaring dan perifasial.

 Etiopatogenesis
Faktor predisposisi terjadinya karsinoma palatum ialah 75% dengan riwayat konsumsi rokok dan alkohol.
Beberapa penelitian terbaru menyakini keterlibatan Human Papilloma Virus (HPV) sebagai salah satu
faktor etiologi karsinoma pada rongga mulut.

 Tipe
Neoplasma palatum merupakan salah satu kasus keganasan sel skuamosa (KSS) yang paling sering
terjadi di rongga mulut. Namun, angka kejadian KSS pada palatum hampir setara dengan kejadian
neoplasma kelenjar salivarius minor di palatum, yakni sebesar 50%. Neoplasma lain yang dapat berasal
dari palatum adalah adenoid cystic carcinoma, polymorphous low-grade adenocarcinoma, dan
mucoepidermoid carcinoma.

 Diagnosis
Keluhan yang sering dirasakan oleh pasien ialah sariawan berulang di langit-langit, luka menggaung
(ulkus), dan benjolan yang menetap di langit-langit. Keluhan penyerta seperti halitosis, penurunan berat
badan, suara sengau serta odinofagia dapat dikeluhkan oleh pasien. Manifestasi klinis pada stadium dini
karsinoma palatum adalah gambaran plak putih (leukoplakia), gambaran plak kemerahan (eritroplakia).
Pada stadium lanjut ditemukan ulserasi hingga massa padat. Neoplasma palatum jarang bermanifestasi
ke KGB.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah CT Scan, MRI, maupun PET Scan. Pada karsinoma
palatum, pemeriksaan CT scan akan lebih bermakna untuk melihat kerusakan tulang dibanding dengan
MRI. Pada stadium lanjut dengan neoplasma yang sangat luas, PET Scan dapat lebih membantu. Lokasi
metastase paling sering dari neoplasma palatum adalah paru, sehingga pemeriksaan rontgen toraks
menjadi penting untuk melihat penyebaran ke organ tersebut. Pemeriksaan laboratorium darah dapat
dilakukan untuk persiapan operasi meliputi darah rutin, dan faal hemostasis. Pemeriksaan histopatologi
dapat dilakukan dengan biopsi pada lokasi primer lesi.

Soal:
1. Jenis keganasan yang paling sering pada lidah
A. Karsinoma sel skuamosa
B. Karsinoma sel basal
C. Adenocarcinoma
D. Limfoma
E. Adenoma pleomorfik

Jawaban: A

2. Faktor resiko yang mendasari terjadinya keganasan pada lidah adalah


A. Tembakau
B. Alkohol
C. Imunosupresi
D. Oral hygiene yang buruk
E. Semua benar

Jawaban: E

3. Gejala lanjut pada pasien dengan keganasan pada lidah adalah


A. Fiksasi lidah
B. Penurunan sensasi lidah
C. Perubahan suara dan gangguan menelan
D. Limfadenopati servikal.
E. Semua benar

Jawaban : E

4. Soal:
Sebagian besar dari keganasan yang terdapat pada daerah dasar mulut merupakan karsinoma sel
skuamosa. Etiologi mendasari terjadinya kelainan tersebut adalah...
A. Alkohol
B. Tembakau
C. Infeksi HPV
D. Trauma
E. Semua Benar

Jawaban : E. Semua Benar

5.Apakah predisposisi utama terjadinya neoplasma mukosa bukal?


a) Alkohol dan rokok
b) Pasta gigi
c) Karies dentis
d) Kebiasaan mengunyah pinang
e) Makanan berpengawet

Jawaban : A

1. Jenis tumor apa yang sering menyerang mucosa bukal


a) Karsinoma sel squamous
b) Basal sel carcinoma
c) Mucosal melanoma
d) Spindel sel carcinoma
e) Kaposi sarcoma

Jawaban : A

2. Gejala klinis yang dapat ditemui pada fase lanjut, kecuali?


a) Sariawan
b) Trismus
c) Gigi Tanggal
d) Rasa Penuh pada satu sisi wajah
e) Ulserasi pada kulit

Jawaban : A

 Apakah jenis neoplasma terbanyak di palatum?


Adenoid cystic carcinoma
2. Karsinoma mukoepidermoid
3. Adenokarsinoma
4. Karsinoma sel skuamosa
5. Basalioma

Jawaban : D. Karsinoma sel skuamosa

 Manisfestasi klinis yang dijumpai pada stadium dini adalah


a. Leukoplakia dan eritroplakia
b. Pembesaran KGB
c. Disfagia
d. Dispnea
e. Epistaksis

Jawaban : A. Leukoplakia dan eritroplakia


 Apakah pemeriksaan penting untuk menegakkan diagnosis neoplasma palatum
a. Ct Scan
b. MRI
c. Open Biopsy
d. FNAC
e. Serologi sputum

Jawaban : C. Open Biopsy

Soal :
Seorang laki-laki, 48 tahun datang ke poli THTKL dengan keluhan benjolah di lidah sejak 6 bulan lalu.
Anamnesis: timbul benjolan di lidah kanan sejak 6 bulan yang lalu, Lidah pasien masih dapat digerakkan
dengan mudah, keluhan sesak napas disangkal, sulit menelan (-).
Pemeriksaan fisik: kesadaran compos mentis (GCS E 4M6V5), tekanan darah 120/80 mmHg,
Nadi 85 kali/menit, pernapasan: 21 kali/menit, suhu : 36,70C. Status lokalis : pemeriksaan telinga,
hidung, dan tenggorok tidak ditemukan kelainan. Pada lidah tampak massa di lidah kanan, ukuran
+ 5 cm, permukan tidak rata. Timbul benjolan dileher kanan 4x3x2cm.
Pasien kemudian dibiopsi, dan hasilnya adalah suatu karsinoma sel skuamosa.

1. Pada pemeriksaan fisik apa yang mungkin dapat ditemukan pada pasien ini.
A. Leukoplakia
B. Eritroplakia
C. Ulkus
D. Fisura
E. Semua benar

Jawaban: E
2. Gejala lanjut yang mungkin dapat ditemukan antara lain, kecuali..
A. fiksasi lidah
B. penurunan sensasi lidah
C. perubahan suara
D. gangguan menelan
E. eritroplakia

Jawaban: E

3. Apa tatalaksana selanjutnya terhadap pasien ini?


A. Radioterapi
B. Kemoterapi
C. Glosektomi total
D. Glosektomi parsial diikuti diseksi leher dan radioterapi
E. Kemoradiasi konkuren

Jawaban: D
4. Seorang pasien datang ke tempat praktik anda dengan keluhan benjolan pada dasar mulut yang
berukuran 2 cm dan terasa nyeri saat pasien mengunyah serta kadang-kadang berdarah. Pasien juga
mengeluh adanya benjolan pada kedua sisi lehernya yang berukuran 3 cm. Pasien juga datang dengan
membawa hasil biopsi pada dasar mulut yang hasilnya adalah suatu adenokarsinoma, serta pemeriksaan
thoraks dan abdomen yang tidak menunjukkan adanya metastasis dari neoplasma. Menurut penilaian
saudara, pasien tersebut menderita suatu keganasan dasar mulut dengan stadium?
A. Stadium I
B. Stadium II
C. Stadium III
D. Stadium IV A
E. Stadium IV B

Jawaban:

5. Seorang pasien wanita berusia 70 tahun datang ke praktek saudara dengan keluhan timbul sariawan pada
pipi kiri, yang tidak sembuh sembuh. Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal, pada
pemeriksaan telinga hidung dan teggorokan dalam batas normal. Pada status lokalis didapatkan lesi
sariawan kemerahan pada region bukal sinistra dengan ukuran 2,5 x 1 cm x 0,3 cm tidak terasa nyeri,
pasien dengan riwayat menyirih, (kebiasaan orang tua jaman dahulu, mengunyah sirih dengan kapur dan
pinang), pasien tidak mengeluhkan benjolan disekitar leher. Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan,
didapatkan hasil karsinoma sel squamous, dari hasil pemeriksaan rontgen thoraks dan usg abdomen tidak
didapatkan nodul metastase, berdasarkan data diatas, apakah kemungkinan staging pasien tersebut
berdasarkan NCCN 2015
a) T1N0MO
b) T2N0M0
c) T3N0M0
d) T1N1M0
e) T2N1M0

Jawaban: B

6. Apakah modalitas utama pada kasus diatas


a) Kemoterapi
b) Operasi
c) Radioterapi
d) Medikamentosa
e) Fisioterapi

Jawaban: B

Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke klinik THT dengan keluhan utama benjolan di langit-langit
sejak 3 bulan yang lalu.
Anamnesis: Benjolan di langit-langit sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan dirasakan menetap dan bertambah
besar tanpa disertai nyeri. Pasien tidak mengeluhkan sakit menelan, sulit menelan, maupun benjolan di
leher.
Pemeriksaan fisik: kesadaran: compos mentis (GCS E4M6V5), tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 88
kali/menit, pernapasan: 20 kali/menit, suhu : 36,60C. Status lokalis: pemeriksaan telinga, hidung, dan
tenggorok tidak ditemukan kelainan. Pada regio palatum tampak massa di midline palatum durum, soliter,
ukuran 3x3x2 cm, teraba keras, permukaan berdungkul-dungkul, nyeri tekan (-), dan fluktuasi (-).

1. Pemeriksaan radiologi apa yang digunakan untuk menunjang penegakan diagnosis pada kasus di atas :
a. MRI
b. CT Scan
c. Rontgen soft tissue cervical
d. Rontgen cranium
e. USG

Jawaban : B. CT-Scan

2. Pemeriksaan lanjutan apa yang diperlukan untuk menentukan jenis tumor :


a. Open Biopsy palatum
b. Aspirasi jarum halus
c. Swab orofaring
d. Biopsi jarum halus
e. Serologi sputum

Jawaban : A. Open Biopsy Palatum

1. Akhir pembelajaran
Soal:

Seorang laki-laki, 52 tahun datang ke poli THTKL dengan keluhan benjolah di lidah kiri 3,5cm sejak 4 bulan
lalu
Anamnesis: timbul benjolan di lidah kiri sejak 4 bulan yang lalu. Lidah pasien masih dapat digerakkan,
keluhan sesak napas disangkal, sulit menelan (-).
Pemeriksaan fisik: kesadaran : compos mentis (GCS E 4M6V5), tekanan darah 110/60 mmHg, Nadi
81 kali/menit, pernapasan : 21 kali/menit, suhu : 36,7 0C. Status lokalis : pemeriksaan telinga,
hidung, dan tenggorok tidak ditemukan kelainan. Pada lidah tampak massa di lidah kiri, ukuran +
3,5 cm, permukan tidak rata. benjolan dileher kiri 2x2x1cm
Pasien kemudian dibiopsi, dan hasilnya adalah suatu karsinoma sel skuamosa.

1. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu meneggakan diagnosis pasien ini,
kecuali..
A. Rontgen cranium
B. USG Abdomen
C. Rontgen thorax
D. Echocardiografi
E. Audiometri

Jawaban: A

2. Jika bagian 2/3 posterior lidah dan dasar lidah sudah terkena maka..
A. Prognosa baik
B.Prognosa buruk
C.Daerah lesi tersering
D. Oral hygiene buruk
E.Stadium dini

Jawaban : B

3. Apa tatalaksana selanjutnya terhadap pasien ini?


A. Radioterapi
B. Kemoterapi
C. Glosektomi total
D. Glosektomi parsial diikuti diseksi leher dan radioterapi
E. Kemoradiasi konkuren

Jawaban: D

4. Seorang pasien datang ke tempat praktik saudara dengan keluhan benjolan pada dasar mulutnya yang
muncul pertama kali pada 6 bulan yang lalu dan semakin lama semakin besar sampai berukuran sebesar
telur ayam. Pasien mengalami kesulitan dalam menelan dan terkadang tersedak saat makan. Pasien juga
mengeluhkan adanya beberapa benjolan pada sisi kanan leher yang kadang-kadang berdarah. Benjolan
pada dasar mulut pasien kemudian dibiopsi, dan hasilnya adalah suatu karsinoma sel skuamosa. Dari
pemeriksaan abdomen, tampak kista pada pole atas ginjal kiri, dan jaringan parenkim yang inhomogen
pada hepar disertai dengan bentukan nodul. Saat dilakukan pemeriksaan darah didapatkan SGOT dan
SGPT pasien dengan nilai berturut-turut 39 dan 41 IU. Data pemeriksaan lainnya menunjukkan hasil yang
normal. Apa saja pertimbangan tatalaksana pasien oleh saudarakecuali?
A. 4 siklus kemoterapi dengan regimen platinum dan taxane diikuti dengan radioterapi dengan fraksinasi
konvensional
B. Kemoterapi dengan menggunakan cisplatin, 5-FU, paclitaxel bersama dengan radioterapi sebesar 2 Gy
sebanyak 35 kali pemberian
C. Radioterapi definitif sebesar 1.8 Gy (dua kali sehari) selama 7 minggu
D. Radioterapi definitif sebesar 54-63 Gy
E. Konsul bagian bedah urologi mengenai kista pole ginjal kiri

Jawaban :
Seorang pasien datang ke tempat praktik saudara dengan keluhan sariawan pada pipi kiri yang
menggaung sejak 4 bulan yang lalu, sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluh timbul benjolan kecil pada
rahang bawah kiri sebesar kelereng, benjolan tidak nyeri dan sewarna kulit. Pemeriksaan fisik : kesadaran
: compos mentis (GCS E4M6V5), tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 88 kali/menit, pernapasan : 20
kali/menit, suhu 36,60C. Status lokalis: pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorok tidak ditemukan
kelainan. Pada regio bukal sinistra didapatkan lesi kemerahan berukuran 3x2x1 cm, tidak terasa nyeri dan
menggaung, tampak benjolan pada rahang bawah kiri berukuran 1x1x1,5 cm, terfiksir, tidak nyeri dan
sewarna kulit.Pada pemeriksaan rontgen thorax dan USG abdomen tidak ditemukan adanya nodul
metastasis

5. Jelaskan sistem staging berdasarkan NCCN 2015


a) T2N1M0
b) T1N1M0
c) T3N0M0
d) T3N1M0
e) T2N0MO

Jawaban: A

6. Jenis operasi apa yang anda akan lakukan pada pasien ini
a) Eksisi trans oral diikuti dengan skin graft dan neck diseksi bilateral
b) Eksisi trans oral diikuti dengan skin graft dan neck diseksi ipsilateral
c) Eksisi trans servical diikuti dengan skin graft dan neck diseksi bilateral
d) Eksisi trans servical diikuti dengan skin graft dan neck diseksi ipsilateral
e) Mandibulektomi

Jawaban: A

Seorang laki-laki berusia 48 tahun datang ke klinik THT dengan keluhan utama benjolan di langit-langit
sejak 5 bulan yang lalu.
Anamnesis: Benjolan di langit-langit sejak 5 bulan yang lalu. Benjolan dirasakan menetap dan bertambah
besar disertai nyeri menelan. Pasien tidak mengeluhkan sulit menelan, maupun benjolan di leher.
Pemeriksaan fisik: kesadaran : compos mentis (GCS E 4M6V5), tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 88
kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 36,60C. Status lokalis: pemeriksaan telinga, hidung, dan
tenggorok tidak ditemukan kelainan. Pada regio palatum tampak massa di midline palatum durum, soliter,
ukuran 5x4x2 cm, teraba keras, permukaan berdungkul-dungkul, nyeri tekan (-), dan fluktuasi (-).

1. Berdasarkan Gambaran CT Scan palatum potongan aksial di atas, apakah interpretasi yang dapat
disimpulkan dari gambaran di atas?
a. Gambaran massa di palatum durum disertai destruksi palatum
b. Gambaran massa di palatum durum tanpa destruksi palatum
c. Gambaran massa di palatum durum yang meluas ke sinus maksilaris
d. Gambaran massa di palatum durum yang meluas ke orofaring
e. Gambaran massa di palatum durum yang meluas ke parafaring

Jawaban: B
2. Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan karsinoma sel skuamosa dengan foto toraks tidak dijumpai
kelainan. Sebutkan perkiraan staging TNM menurut NCCN 2015 yang paling mungkin?
a. T1N0M0
b. T2N0M0
c. T3N0M0
d. T4N0M0
e. T2N1M0

Jawaban: C

3. Apakah modalitas tatalaksana terbaik pada kasus di atas?


a. Reseksi palatum dengan diseksi leher ipsilateral
b. Reseksi palatum tanpa diseksi leher
c. Reseksi palatum dengan diseksi leher bilateral
d. Radioterapi
e. Kemoterapi

Jawaban: A

ANGIOFIBROMA NASOFARING
Seorang laki-laki, 14 tahun datang ke poli THT dengan keluhan: epistaksis/mimisan sejak 2
hari yang lalu dan sering berulang dalam 3 bulan terakhir. Mimisan terjadi dalam jumlah yang
cukup banyak, kira-kira 3 gelas minum dan sulit berhenti sendiri. Pilek terkadang, sesak nafas
tidak ada, makan dan minum lancar. Pembauan agak terganggu sejak 1 bulan terakhir. Tidak
didapatkan riwayat trauma dan manipulasi hidung sebelumnya. Pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal, dan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin (Hb) 8 mg/dl, lekosit 9.000,
trombosit 250.000.

Diskusi :
 Etiopatogenesis epistaksis
 Insidensi angiofibroma nasofaring
 Gambaran klinis angifibroma nasofaring

Jawaban :
 Angiofibroma nasofaring cenderung mudah berdarah karena secara histologi mempunyai dua
komponen yaitu jaringan vaskuler dan jaringan fibrus, makin banyak jaringan vaskuler
kemungkinan besar mudah terjadi perdarahan. Vaskularisasi dari arteri Karotis eksterna, kadang-
kadang dari arteri Karotis interna.
 Terbanyak pada laki-laki terutama umur dekade kedua (pubertas). Kejadian angiofibroma
nasofaring kurang dari 0,5% dari seluruh tumor kepala dan leher, di berbagai rumah sakit di
beberapa negara dilaporkan 1:16.000 dari seluruh penderita THT.
 Gambaran klinis adalah obstruksi nasi, epistaksis berulang, gangguan fungsi tuba,
proptosis/diplopia, nyeri pipi, sinusitis, palatum mole bomban, sefalgia, hearing loss (bila ada
otitis media efusi) bahkan dapat terjadi deformitas wajah.
Soal : Apakah yang anda ketahui tentang angiofibroma nasofaring?

Jawaban :
Angiofibroma nasofaring merupakan tumor pembuluh darah yang berasal dari dinding
posterolateral nasofaring dekat foramen sfenopalatina. Secara histologi tumor ini bersifat jinak,
tetapi memiliki sifat ekspansif dan progresif ke daerah sekitarnya

2. Tengah pembelajaran
Soal : Bagaimana cara menegakkan diagnosis angiofibroma nasofaring?

Jawaban :
Diagnosis berdasarkan gejala klinis, pada foto polos tampak adanya masa soft tissue pada
posterior kavum nasi dengan atau tanpa penyebaran ke nasofaring dan sinus paranasal,
sedangkan pada ct scan terlihat gambaran arsitektur tulang sinonasal terlihat gambaran
peningkatan vaskularisasi yang jelas (dengan atau tanpa kontras) dan pada MRI dapat melihat
perluasan tumor ke jaringan lunak intrakranial, intratemporal dan intraorbita.

3. Akhir pembelajaran
Soal : Bagaimana penatalaksanaan angiofibroma nasofaring?

Jawaban :
Pada prinsipnya terdapat dua penanganan yaitu yang pertama penanganan perdarahan yang
dapat terjadi sewaktu-waktu dan yang kedua adalah pendekatan operatif. Bila terdapat
perluasaan dapat dipertimbangkan untuk dilakukan radioterapi sampai ke basis kranii.
Pemberian hormonal seperti ewsterogen sebagai terapi definitive tidak memberikan hasil yang
optimal. Tindakan embolisasi sebaiknya dipertimbangkan untuk persiapan preoperatif.

KARSINOMA NASOFARING

Seorang laki-laki, 50 tahun datang ke poli THT dengan keluhan: epistaksis/mimisan hilang
timbul, sering berulang dalam 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh gangguan penghidu,
pendengaran penuh dan berkurang. Benjolan di leher kanan dan kiri dirasakan sejak 6 bulan
terakhir, semakin lama semakin besar dan tidak nyeri, pandangan dobel juga dirasakan.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, dan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin
(Hb) 9.2 mg/dl, lekosit 9.000, trombosit 250.000.

Diskusi :
 Etiopatogenesis epistaksis
 Insidensi karsinoma nasofaring
 Gambaran klinis karsinoma nasofaring
Jawaban :
 Pada KNF dapat terjadi epistaksis akibat adanya ulserasi dari tumor dan biasanya bercampur
dengan discharge.
 KNF dapat terjadi pada setiap usia antara 45-54 tahun, namun dalam 2 dekade terakhir
dilaporkan peningkatan kasus kejadian pada usia yang lebih muda. KNF terbanyak pada pria
dengan perbandingan 3:1.
 Gejalanya karsinoma nasofaring tergantung dari lokasi tumor primer, infiltrasi ke sekitar
nasofaring atau metastasis ke KGB leher. Obstruksi hidung, Epistaksis (akibat ulserasi tumor,
biasanya ringan bercampur discharge), disfungsi tuba (akibat perluasan ke posterolateral ruang
paranasofaringeal), tuli konduksi, otitis media efusi, sakit kepala (akibat infiltrasi superior ke skull
base), diplopia (infiltrasi ke sinus kavernosus dan ventrikel lateralis, ventrikel ke 3 dan ke 4 juga
nervus VI), facial pain (akibat infiltrasi ke arah foramen ovale).

NEOPLASMA OROFARING
Soal :
1. Tumor orofaring yang sudah melibatkan otot pterigoid lateral adalah stadium:
G. T1
H. T2
I. T3
J. T4a
K. T4b
Jawaban: E

1. Apakah faktor yang paling sering dihubungkan sebagai etiologi tumor ganas dasar lidah saat ini?
a. Konsumsi alkohol yang kronis
b. Tembakau
c. Perokok pasif
d. Infeksi human papilloma virus (HPV) tipe 16
Jawaban: D
2. Kuesioner Tengah Pembelajaran
Soal :
Seorang laki-laki, 47 tahun datang berobat dengan mengeluh nyeri menelan sejak 2 bulan yang
lalu, keluhan disertai dengan benjolan di bagian belakang mulut sebelah kanan dan benjolan di
leher kanan yang tidak nyeri. Tidak ada keluhan sesak napas, suara dirasakan berubah seperti
bergumam, kadang-kadang ludah bercampur darah. Dari pemeriksaan orofaring didapatkan
massa pada tonsil kanan dengan bagian yang ulseratif, kemerahan, mudah berdarah. Apakah
langkah-langkah penatalaksanaan pada pasien di atas?

Jawaban:
 Anamnesis yang lengkap
 Pemeriksaan fisik yang lenkap
 Pemeriksaan CT Scan/ MRI dengan kontras untuk menentukan perluasan tumor dan
pemebesaran KGB, yang berguna dalam penentuan staging T dan N.
 Pemeriksaan Rontgen thoraks dan pemeriksaan laboratorium lengkap untuk mengevaluasi
adanya metastasis jauh.
 Penentuan stadium berdasarkan UICC/ AJCC edisi 7
 Penentuan rencana penetalaksanaan dapat menggunakan NCCN tahun 2015

NEOPLASMA HIPOFARING
Seorang laki-laki, 49 tahun datang ke poli THT dengan keluhan: disfagi sejak 3 bulan dirasakan
makin lama makin memberat, terutama makanan padat. Riwayat odinofagi ada. Benjolan pada
leher kiri ada, dirasakan sejak 3 bulan, awalnya sekecil kelereng, makin membesar hingga seperti
saat ini. Riwayat merokok sejak puluhan tahun yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan benjolan
pada leher kiri dengan ukuran + 7x6x4 cm, terfiksasi, tidak nyeri. Hasil CT-Scan Leher potongan
axial massa heterogen submandibula sinistra.

ct scan leher potongan axial & sagital

nasoendoskopi flexibel
Diskusi :
a. Anatomi dan fisiologi hipofaring
b. Patofisiologi terjadinya disfagi

- Sebutkan daerah mana dari hipofaring yang paling sering ditemukan adanya neoplasma?
a. Sinus Piriformis
b. Dinding posterior faring
c. Post cricoid space
d. Semuanya Benar
e. BSSD
Jawaban :

- Sebutkan faktor resiko yang paling sering menjadi penyebab neoplasma hipofaring?
a. Alkohol
b. Merokok
c. Mengkonsumsi Sirih
d. Makanan berpengawet
e. Makanan berminyak
Jawaban :

- Sebutkan gejala klinis neoplasma hipofaring?


a. Suara serak,sesak,pembesaran kelenjar
b. Coughing,chocking,gasping,gangging
c. Disfagia,hoarseness,massa pada leher,penurunan berat badan, nyeri tenggorok,dan otalgia.
d. Disfonia menetap,rasa mengganjal di tenggorok,sering mendehem (clearing throat) tanpa
mengeluarkan secret,disfagia
e. Odinofagia,nyeri tenggorokan,malaise,demam,batuk,mual
Jawaban :

4. Tengah pembelajaran
- Sebutkan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis neoplasma
hipofaring?
a. CT Scan leher dan FNA
b. USG leher dan FNA
c. USG leher dan CT Scan leher
d. CT scan leher dan biopsi
e. FNA dan Biopsi
Jawaban :

- Sebutkan tatalaksana untuk neoplasma hipofaring


a. Radiasi
b. Kemoterapi
c. Radiasi dan pembedahan
d. Kemoterapi dan pembedahan
e. Pembedahan,radiasi dan kemoterapi
Jawaban :

5. Akhir pembelajaran
- Sebutkan tatalaksana neoplasma hipofaring yang telah mempunyai metastase KGB?
a. RND,Pembedahan dan radiasi
b. Radiasi dan pembedahan
c. Radiasi dan kemoterapi
d. Pembedahan dan RND
e. Pembedahan dan kemoterapi
Jawaban :

- Sebutkan pendekatan pembedahan pada neoplasma hipofaring?


a. Eksisi internal
b. Eksisi eksternal
c. Eksis internal dan eksternal
d. Eksisi trans oral
e. Eksisi intra oral
Jawaban :

- Sebutkan komplikasi yang dapat terjadi pasca prosedur faringektomi?


a. Fistula laring,stenosis,aspirasi
b. Infeksi,stenosis,perdarahan
c. Perdarahan,aspirasi,stenosis
d. A dan B benar
e. A,B dan C benar
Jawaban :

NEOPLASMA ESOFAGUS ⅓ PROKSIMAL


Jelaskan Anatomi esophagus
Sebutkan tipe2 neoplasma esophagus

CA LARING
6. Sebelum pembelajaran
Contoh soal:
1. Indikasi dilakukan total laringektomi adalah:
a. Karsinoma laring stadium 1 dan 2 yang gagal dengan terapi radiasi dan kemoterapi
b. Karsinoma laring stadium 3 yang tidak mungkin dilakukan parsial laringektomi
c. Karsinoma laring stadium 3 dan 4 yang ekstensi ke glotis
d. Karsinoma subglotik atau karsinoma glotik dengan ekstensi ke subglotik > 1,5 cm
e. Karsinoma basis lidah yang ekstensinya belum melebihi papila sirkumvalata
Jawaban: D

2. Tn A 45 tahun, seorang petani berobat ke poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL dengan


keluhan suara serak yang makin lama semakin memberat sejak 3 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan telinga, hidung, dan faring tidak ditemukan kelainan. Tidak terdapat
pembesaran kelenjar leher
Pertanyaan:
Pemeriksaan selanjutnya yang harus dilakkukan adalah
a. CT-Scan leher
b. Foto polos leher AP/lateral
c. Trakeostomi untuk persiapan biopsi
d. Fleksibel laringoskopi dan biopsi
e. Direk laringoskopi dan biopsi
Jawaban: D

3. Rehabilitasi suara yang banyak dilakukan segera pasca total laringektomi adalah:
a. Suara esofagus
b. Shunt and valve
c. Prostesis suara
d. Prostesis trakeoesofageal
e. Laring elektronik
Jawaban: E

4.Komplikasi yang paling sering sesudah tindakan total laringektomi adalah


a. Hipertiroidism
b. Esofagitis
c. Stenosis esofagus
d. Fistula dan infeksi luka operasi
e. Disfagia
Jawaban: D

2. Perawatan pasien pasca total laringektomi


a. Makan dan minum setelah 5 hari perawatan
b. Posisi pasien tidur terlentang
c. Drain diangkat pada hari ke 2 atau bila jumlah perdarahan < 15 cc
d. NGT dipertahankan sampai hari ke 5
e. Pasien dianjurkan tidak menelan ludah
Jawaban: E

7. Tengah pembelajaran
Contoh soal :

1. Seorang laki-laki usia 56 tahun datang dengan keluhan suara serak sejak 4 bulan yang lalu,
tidak disertai demam, sakit menelan, maupun batuk. Pasien memiliki riwayat merokok
sejak remaja. Pada pemeriksaan fisik telinga dan hidung tidak didapatkan kelainan. Pada
laringoskopi indirek ditemukan massa kemerahan pada keseluruhan plika vokalis kanan
dengan gerakan masih baik.
Pada biopsi didapatkan hasil PA SCC differensiasi baik. Pemeriksaan penunjang apakah yang
saudara anjurkan selanjutnya?
a) CT-scan
b) Soft Tissue Leher
c) USG leher
d) MRI
Jawaban: D

2. Manajemen apakah yang paling tepat untuk pasien tersebut?


a) Laringektomi parsial tanpa diseksi leher
b) Laringektomi parsial dengan diseksi leher
c) Laringektomi total tanpa diseksi leher
d) Laringektomi total dengan diseksi leher
Jawaban: A

3. Apakah yang harus diperhatikan pada durante tindakan operasi?


a) frozen section
b) pemasangan/persiapan provox
c) pemberian marker pada specimen
d) penutupan stoma pada akhir operasi
Jawaban: C

8. Akhir pembelajaran
Contoh soal :

1. Seorang pasien laki-laki usia 62 tahun datang dengan keluhan sesak nafas. Keluhan
tersebut diawali dengan suara serak sejak 1 tahun yang lalu kemudian memberat dalam
2 bulan terakhir. Keluhan disertai batuk dengan dahak yang disertai bercak darah, tidak
didapatkan benjolan pada leher. Pada pemeriksaan fisik didapatkan rektraksi
supraklavikula dengan stridor inspiratoir.
Pasien telah dilakukan trakeostomi cito. Pemeriksaan lanjutan apakah yang saudara sarankan
untuk pasien ini?
a) USG leher
b) Ct-scan
c) Rontgen toraks
d) triple endoskopi
Jawaban: D

2. Pada hasil 2 macam pemeriksaan yaitu ct-scan dan triple endoskopi. Hasil ct-scan
ditemukan massa sudah mendestruksi kartilago tiroid dan meluas ke anterior. Hasil triple
endoskopi tidak didapatkan massa/ perluasan ke esofagus. Apa perkiraan stadium pada
pasien ini menurut saudara?
a) T1N0Mx
b) T2N0Mx
c) T3N0Mx
d) T4N0Mx
Jawaban: D
3. Pada biopsi didapatkan hasil PA SCC differensiasi buruk, manajemen apakah yang saudara
anjurkan untuk pasien ini?
a) Laringektomi parsial tanpa diseksi leher
b) Laringektomi parsial dengan diseksi leher
c) Laringektomi total tanpa diseksi leher
d) Laringektomi total dengan diseksi leher
Jawaban: C
CA SINONASAL

1. Tumor ganas pada hidung dan sinus paranasal berbeda dengan karsinoma nasofaring dari
gejala yang timbul, kecuali :
A. Sering ditemukan metastase regional
B. Gejala oklusi tuba tidak mudah terjadi
C. Gejala pada mata terjadi karena invasi tumor
D. Jarang di temukan metastasis regional

Jawaban : A

2. Komplikasi operasi tumor ganas pada hidung dan sinus paranasal


yang paling sering dijumpai pada orbita adalah, kecuali :
A. Terrpotongnya duktus nasolakrimalis
B. Enoptalmos dan hipotalmos
C. Stenosis muara sakus lakrimalis, dapat mengakibatkan epifora
D. Strabismus

Jawaban: D

3. Pemeriksaan penunjang yang menjadi baku standar untuk menegakkan


diagnosis tumor hidung dan sinus paranasal adalah :
A. CT scan
B. Biopsi
C. Foto polos sinus paranasal
D. PET scan

Jawaban: B

4. Kegawatdaruratan yang mungkin pada penyakit ini.


A. Kebocoran cairan serebrospinal
B. Trauma pada duktus nasolakrimalis
C. Osteoradionekrosis
D. Abses intrakranial

Jawaban : A
Seorang wanita usia 34 tahun datang ke unit rawat jalan T.H.T.K.L dengan keluhan pipi kanan
membengkak, disertai dengan hidung tersumbat. Hal ini dialami sejak 9 bulan yang lalu, hidung
tersumbat terjadi terus menerus dan dirasakan semakin memberat. Sering mengeluarkan ingus
kental dan terkadang bercampur darah dari hidung kanan. Nyeri kepala dan pipi kanan dijumpai.
Pada pemeriksaan tampak dorsum nasi melebar ke kanan. Pada kavum nasi kanan dijumpai
massa berwarna kemerahan, permukaan berbenjol, kesan rapuh dan mudah berdarah. Septum
nasi terdorong ke kiri. Tampak sekret mukopurulen bercampur darah. Pada pasien ini
direncanakan untuk nasoendoskopi biopsi massa pada kavum nasi kanan. Jelaskan langkah-
langkah prosedur nasoendoskopi biopsi!

Jawaban:

Soal akhir pembelajaran


Seorang wanita usia 50 tahun, datang ke unit rawat jalan T.H.T.K.L dengan keluhan pipi kiri
membengkak disertai hidung tersumbat. Hal ini dialami os sejak 1 tahun yang lalu. Pasien sering
mengeluarkan ingus kental dan kadang bercampur darah. Nyeri kepala dan pipi kiri dijumpai.
Rasa sakit telah dirasakan os sejak setahun yang lalu, mula-mula ringan dan makin lama makin
memberat. Tidak ada gangguan mata. Berat badan tidak menurun.

Pemeriksaan fisik:
Kompos mentis, keadaan umum baik, berat badan 45 kg, tinggi 166 cm, tensi 120/80 mmHg, nadi
76 kali/menit, suhu 36,50 oC. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening leher. Pada
pemeriksaan tampak dorsum nasi melebar ke kiri. Pada kavum nasi kiri dijumpai massa berwarna
kemerahan, kesan rapuh dan mudah berdarah. Septum nasi terdorong ke kanan. Tampak sekret
mukopurulen bercampur darah. Palatum durum utuh.

Pertanyaan:
1. Apa perkiraan saudara penyakit penderita ini? Jelaskan secara singkat!
2. Bagaimana penanganan selanjutnya?

Jawaban :
1. Tumor sinonasal kiri
2. Maksilektomi medial – rinotomi lateral

KELENJAR LIUR
Soal :
1. Motorik sebagian besar otot wajah dipersarapi oleh saraf yang melewati kelenjar
parotis, Gambarkanlah sketsa saraf fasialis mulai dari trunkus utama.
2. Urutan angka kejadian tumor ganas berdasarkan lokasi pada kelenjar liur adalah:
a. Parotis<kelenjar liur minor<submandibula
b. kelenjar liur minor<submandibula<parotis
c. Parotis<submandibula<kelenjar liur minor
d. Submandibula<parotis<kelenjar liur minor

3. Apakah jenis patologi keganasan yang paling sering ditemukan pada kelnjar parotis?
a. Karsinoma Adenoid sistik
b. Karsinoma Mukoepidermoid
c. Karsinoam ex Adenoma pleomorfik
d. Adenokarsinoma
e. Karsinoma sel asinik

3. Kuesioner Tengah Pembelajaran


Soal :
Seorang pasien wanita umur 15 tahun datang ke poli THT-KL dengan keluhan benjolan
dibagian bawah daun telinga kiri, permukanan tidak rata dengan bagian ulseratif, kadang-
kadang disertai nyeri. Benjolan sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu dan sudah di
periksakan ke dokter umum diberi obat dan bila tidak mengecil, dianjurkan untuk periksa ke
dokter THT-KL. Dari pemeriksaan Biopsi aspirasi jarum halus gambaran patologi berupa
karsinoma mukoepidermoid, tidak terdapat benjolan dileher. Lakukanlah evaluasi dan
penatalaksanaan termasuk staging pada pasien tersebut.

NEOPLASMA MANDIBULA
1. Kuesioner sebelum pembelajaran
Soal :
1. Wanita, 30 tahun dengan benjolan pada rahang atas sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan
membesar perlahan. Pemeriksaan fisik : tampak benjolan ukuran 1 cm, batas tegas, lunak. Pasien
didiagnosis dengan kista odontegenik. Berdasarkan prevalensi diagnosis pasien, kemungkinan
terbesar jenis kista pada pasien adalah ?
A. Radikular
B. Dentigerus
C. Calcifying odontogenic
D. Glandular odontogenic
Jawaban :

2. Laki-laki, 45 tahun dengan benjolan pada rahang bawah. Dilakukan CT scan tampak gambaran
tumor pada rahang bawah disertai remodeling dan penipisan kortikal ke arah pipi dan lingual
seperti foto di bawah. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
A. Abses apikal
B. Kista dentigerus
C. karsinoma sel skuamosa
D. Ameloblastoma
E. Tumor odontogenik keratokistik
Jawaban :

3. Kista pada rahang terdiri dari kista inflamasi, kista perkembangan, dan kista non odontogenik.
Jenis kista yang termasuk kista non odontogenik adalah ?
A. Kista radikular
B. Kista duktus nasopalatine
C. Kista dentigerus
D. Kista gorlin
Jawaban :

2. Kuesioner tengah pembelajaran


Soal :
1. Pernyataan yang tidak benar mengenai ameloblastoma mandibula adalah?
A. Neoplasma jinak mandibula yang paling sering
B. Dapat menjadi ganas
C. Terdiri dari 2 jenis histopatologi
D. Tidak dapat dilakukan enukleasi dan kuretase
Jawaban :

2 . Tatalaksana primer ameloblastoma adalah :


A. Ekstraksi gigi
B .Enukleasi
C. Enukleasi dan kuretase
D. Reseksi dengan batas 1-1,5 cm dari tulang sehat
Jawaban :
3. Wanita, 40 tahun dengan keluhan terdapat benjolan di daerah dagu kiri sejak 6 bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisik tampak benjolan ukuran 2x1 cm, lunak, berbatas tegas.Pasien didiagnosis
dengan kista dentigerus mandibula.
Apakah tatalaksana yang dapat dilakukan pada pasien ini ?
A. Mandibulektomi segmental
B .Enukleasi
C. Enukleasi dan ekstraksi gigi
D. Radiasi pasca operasi
Jawaban :

3. Kuesioner akhir pembelajaran


Soal :
1. Laki-laki, 30 tahun datang dengan keluhan benjolan di dagu kanan sejak 6 bulan yang lalu,
membesar perlahan. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien di diagnosis
kerja dengan ameloblastoma mandibula.Pasien dilakukan tindakan operatif. Saat melakukan
insisi kulit, saraf apakah yang harus diperhatikan agar tidak cedera ?
A. saraf fasialis
B. saraf lingualis
C. saraf aurikularis magnus
D. saraf hipoglosus
Jawaban :

2. Laki-laki, 40 tahun datang dengan keluhan benjolan di rahang bawah sejak 1 tahun yang lalu,
membesar perlahan. Keluhan gigi goyang ada. Dari hasil CT scan pasien dicurigai ameloblastoma
mandibula. Dilakukan reseksi segmental mandibula pada pasien.
Otot apakah yang tidak perlu dipotong saat tindakan operasi pada pasien ?
A. Pterigoid eksterna
B. Pterigoid interna
C. Otot digastrikus pars anterior
D. Otot digastrikus pars posterior
Jawaban :

8. Rekonstruksi yang tidak dapat dilakukan segera setelah reseksi segmental mandibula pada
kasus ameloblastoma adalah?
A. Steinmann pin tanpa bone graft
B. Plate dengan bone graft
C. Free non vascularized bone graft
D. Vascularized bone graft
Jawaban :

NEOPLASMA TIROID
Soal :
1. Diagnosis pasti tumor leher ditegakkan melalui FNAB coli
Sebab
FNAB memiliki angka ketepatan 70-90%
Jawaban: D

2. Tumor leher tersering pada anak usia dibawah 15 tahun adalah:


1. Kista brankial
2. Kista dukstus tiroglosus
3. Limfoma
4. Sialolitiasis
5. Neoplasma
Jawaban: B

3. Pemeriksaan tambahan yang dapat digunakan menegakkan diagnosis tumor leher adalah:
1. FNAB coli
2. CT scan kepala leher dengan kontras
3. USG leher
4. Biopsi eksisi
Jawaban: E

2. Kuesioner tengah pembelajaran


Soal :
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher kanan dirasakan sejak kecil
tapi terasa membesar sejak 1 tahun yang lalu. Tidak ditemukan nyeri dan rasa mengganjal saat menelan.
Benjolan setinggi level III, tidak melekat pada dasarnya. Tidak bergerak saat menjulurkan lidah maupun
menelan. FNAB menunjukkan hasil kista brankialis. Bagaimana penatalaksanaan operatif kasus tersebut:
A. Diseksi leher radikal modifikasi
B. Biopsi eksisi
C. Ekstraksi tumor
D. Ekstirpasi tumor
E. Diseksi leher supra omohioid
Jawaban: D

NEOPLASMA LEHER

o Seorang laki-laki, berusia 35 tahun datang ke poli THT-KL dengan keluhan utama benjolan
pada leher sebelah kanan. Benjolan sebesar telur ayam, tidak terasa nyeri, lunak, dan mobile.
Benjolan baru diketahui sejak kira-kira 2 th yl. Benjolan kadang-kadang mengecil

o Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke praktek saudara, dengan keluhan benjolan di
leher kanan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya kecil makin lama makin besar. Benjolan terletak
di dekat rahang bawah kanan, berukuran 2x3x1 cm, tidak nyeri, dan mobile.
Riwayat penyakit sebelumnya pasien menderita tumor ganas pada lidah sebelah kanan dan
sudah dilakukan operasi 6 bulan yang lalu. Ukuran tumor lidah pada saat itu adalah 2x1x 0,5
cm.

Diskusi :
 Menegakkan diagnosis tumor leher
 Tatalaksana operatif pada tumor leher
Jawaban :

Soal :
4. Diagnosis pasti tumor leher ditegakkan melalui FNAB coli
Sebab
FNAB memiliki angka ketepatan 70-90%
Jawaban: D

5. Tumor leher yang sering dijumpai pada anak usia dibawah 15 tahun adalah:
1. Kista brankial
2. Kista dukstus tiroglosus
3. Higroma kistik
4. Sialolitiasis
5. Neoplasma ganas
Jawaban: A

6. Pemeriksaan tambahan yang dapat digunakan menegakkan diagnosis pasti tumor leher
adalah:
1. FNAB coli
2. CT scan kepala leher dengan kontras
3. USG leher
4. Biopsi eksisi
5. Core Biopsy
Jawaban: D

7. Peristiwa munculnya tumor pada submandibula beberapa waktu setelah dilakukan operasi
pada tumor ganas lidah disebut :
1. Sinchronous second primary tumor
2. Recurrency of primer tumor
3. Metachronous tumor
4. Tumor metastasis

Jawaban: C

8. Seorang penderita datang dengan keluhan benjolan pada leher kiri dan kanan sejak 4 bulan
yang lalu. Benjolan awalnya di sebelah kiri, makin lama makin besar dan diikuti munculnya
tumor di sebelah kanan. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik dicurigai suatu limfoma of
head and neck. Maka yang penatalaksanaan selanjutnya untuk mengetahui jenis tumornya
adalah:
1. Pemeriksaan FNAB tumor leher
2. Pemeriksaan CT scan kepala dan leher
3. Pemeriksaan MRI
4. Biopsi eksisional
Jawaban: A

9. Which of the following patients is more likely to benefit from elective neck dissection of
levels I to IV?
1. T1 N0 left true vocal fold
2. T2N0 right true vocal fold
3. T2N0 nasopharynx
4. T2N0 right lateral tongue

Jawaban: D

B. Kuesioner tengah pembelajaran


Soal :
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher kanan dirasakan sejak kecil
tapi terasa membesar sejak 1 tahun yang lalu. Tidak ditemukan nyeri dan rasa mengganjal saat menelan.
Benjolan setinggi level III, tidak melekat pada dasarnya. Tidak bergerak saat menjulurkan lidah maupun
menelan. FNAB menunjukkan hasil kista brankialis. Bagaimana penatalaksanaan operatif kasus tersebut:
F. Diseksi leher radikal modifikasi
G. Biopsi eksisi
H. Ekstraksi tumor
I. Ekstirpasi tumor
J. Diseksi leher supra omohioid
Jawaban: D

Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke praktek saudara, dengan keluhan benjolan di leher kanan
sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya kecil makin lama makin besar. Benjolan terletak di dekat rahang bawah
kanan, berukuran 2x3x1 cm, tidak nyeri, dan mobile.
Riwayat penyakit sebelumnya pasien menderita tumor ganas pada lidah sebelah kanan dan sudah
dilakukan operasi 6 bulan yang lalu. Ukuran tumor lidah pada saat itu adalah 2x1x 0,5 cm.
Terapi yang disarankan pada penderita tersebut adalah:
A. Diseksi leher radikal
B. Biopsi eksisi
C. Ekstraksi tumor
D. Ekstirpasi tumor
E. Diseksi leher supra omohioid

Jawaban: E

NEOPLASMA KULIT KEPALA LEHER

A. Kuesioner sebelum pembelajaran (pretest)


1. Faktor apakah yang menyebabkan agresisifitas kanker skuamosa pada kulit kepala dan
leher?
a. riwayat eksposur matahari
b. riwayat radiasi pada kulit sebelumnya
c. riwayat ingesti arsen
d. riwayat kanker skuamosa lain sebelumnya
e. ukuran dan dalamnya tumor
Jawaban: A

2. Area manakah yang sering terjadi rekurensi keganasan pada kulit kapala dan leher?
a. sulkus preaurikuler
b. kantus medialis
c. mentum
d. alar-nasal-labial junction
e. kolumela nasal
Jawaban: D

3. Apakah terapi utama pada melanoma malignam pada kepala dan leher?
a. irradiasi
b. operatif
c. kemoterapi
d. imunoterapi
e. observasi
Jawaban: B

B. Kuesioner tengah pembelajaran


1. Apa yang harus dilakukan apabila ditemukan lesi kecil berpigmen yang mencurigakan pada
anak?
a. observasi
b. diukur dan didokumentasikan
c. dioperasi untuk tujuan diagnostik
d. dioperasi untuk tujuan aestetik
e. kemoterapi
Jawaban:

2. Kapan diseksi leher direkomendasikan pada keganasan kulit kepala dan leher?
a. tidak ada
b. melanoma dengan ketebalan lebih dari 1.2 mm
c. melanoma yang mencapai level II
d. melanoma yang telah mengalami ulserasi
e. selalu dilakukan rutin
Jawaban:

C. Kuesioner Akhir pembelajaran


Seorang laki-laki usia 58 tahun datang dengan keluhan bercak hitam berkoreng pada daerah hidung.
Pasein mengaku keluhan diawali dengan tahi lalat hitam yang makin lama membesar dan terasa gatal.
Pasien mengaku sering tidak sengaja tergaru sehingga timbul luka. Pada pemeriksaan THT tidak
ditemukan kelainan. Bagaimana cara mendiagnosis dan terapi pada kasus ini?

Jawaban:
 Dilakukan biopsi pada daerah lesi untuk menentukan histopatologinya
 Jika positif neoplasma kulit kepala dan leher (melanoma maupun non melanoma) pilihan terapi
adalah eksisi luas
 Jika defek cukup luas bisa dilakukan skin graft atau flap kulit setelah eksisi luas

NEOPLASMA TRAKEOBRONKIAL
A. Kuesioner Sebelum Pembelajaran (pre-test)
1. Jenis neoplasma apakah yang terbanyak ditemukan pada trakeobronkial?
a. SCC dan Adenocarcinoma
b. SCC dan adenoid cystic carcinoma
c. SCC dan mukoepidermoid carcinoma
d. Adenoid cystic carcinoma dan chondrosarkoma
e. Adenoid cystic carcinoma dan mukoepidermoid carcinoma
Jawaban: B

2. Pemeriksaan radiologis apakah yang disarankan dalam mendiagnosis neoplasma


trakeobronkial?
a. Rontgen thorax
b. Soft tissue leher
c. Ct-scan
d. MRI
e. USG
Jawaban: C

3. Pada pasien yang dicurigai menderita neoplasma trakeobronkial didaerah proksimal,


tindakan apakah yang sebaiknya dilakukan pada pasien tersebut?
a. AJH
b. Bronkoskopi fleksibel dengan anestesi lokal
c. Bronkoskopi kaku dengan anestesi umum
d. sitologi sputum selam 3 hari berturut-turut
e. reseksi trakea
Jawaban : C

B. Kuesioner Tengah Pembelajaran


Seorang laki-laki usia 67 tahun mengalami keluhan suara serak disertai stridor dan sesak nafas
yang dirasakan sejak 3 tahun yang lalu dan makin lama makin memberat, kadang disertai
dengan darah. Pasien ini adalah perokok berat selama 35 tahun. Pada pemeriksaan rontgen
toraks tidak ditemukan kelainan yang signifikan. Pada pemeriksaan THT tidak ditemukan
kelainan dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening leher. Tindakan apakah yang
sebaiknya dilakukan pada pasien tersebut untuk menegakkan diagnosis?
Jawaban :
 Bronkoskopi dan biopsi massa (untuk mengetahui histopatologi)
 Ct-scan atau PET CT sentrasi trakeobronkial (untuk mengetahui lokasi tumor)
 Rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi/ tersier (bedah toraks
kardiovaskuler)

LIMFOMA KEPALA LEHER


Penderita datang dengan keluhan benjolan pada leher padat kenyal membesar dengan cepat. Penderita
juga mengeluh timbul benjolan pada ketiak dan lipatan paha.
Diskusi :
Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasien ini?
Jawaban :
Anamnesis yang lengkap, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa laboratorium, CT Scan,
patologi anatomi: FNAB, histopatologi dan imunohistokimia.

1. Kuesioner sebelum pembelajaran(pre test):


a) Apa definisi limfoma kepala leher?
Jawaban :

b) Dimana saja bisa terjadi pembesaran KGB pada LNH?


Jawaban :

c) Apa definisi dari Wegener’s granulomatosis?


Jawaban :

2. Kuesioner tengah pembelajaran :


a) Apakah etiologi dari LNH?
Jawaban :

b) Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan pada LNH?


Jawaban:

c) Bagaimana gejala klinis dari Wegener’s granulomatosis?


Jawaban:

3. Kuesioner akhir pembelajaran :


a) Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan pada Wegener’s granulomatosis?

b) Bagaimana penatalaksanaan dari LNH?


Jawaban :.

c) Bagaimana penatalaksanaan dari Wegener’s granulomatosis?


Jawaban :
OTOLOGI

Sebelum Pembelajaran
1. Jelaskan anatomi dan histologi daun dan liang telinga.
2. Jelaskan etiologi dan faktor risiko perikondritis.
3. Jelaskan patogenesis dan patofisiologi terjadinya perikondritis.
4. Sebutkan pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis perikondritis.
5. Jelaskan penatalaksanaan pada perikondritis.

Jawaban:

Tengah Pembelajaran
1. Perikondritis dapat disebabkan oleh:
a. Proteus mirabilis
b. P. aeruginosa
c. Enterobacter
d. S. aureus
e. Semua jawaban di atas benar

2. Penatalaksanaan pada perikondritis, kecuali:


a. Antibiotika profilaksis
b. Antibiotika tetes telinga
c. Antibiotika antipseudomonas
d. Operasi untuk mengurangi kartilago yang nekrotik
e. Evakuasi seroma atau hematoma

Jawaban:

Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatif


Seorang laki-laki, umur 32 tahun datang dengan keluhan telinga kanan bengkak, terasa gatal,
nyeri dan disertai keluar cairan dari telinga yang dirasakan sejak 3 hari.
a. Apa saja kemungkinan penyakit yang diderita?
b. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan untuk menunjang dalam menegakkan
diagnosis?
1
2. Jelaskan perbedaan antara othematom dan perikondritis.
3. Jelaskan patofisiologi terjadinya othematom dan perikondritis.
4. Jelaskan penatalaksanaan othematom dan perikondritis.

Jawaban:
1. Sebelum pembelajaran
Soal:
1. Bagian paling sempit liang telinga disebut......................
2. Lapisan atau struktur anatomi di bawah kulit liang telinga duapertiga dalam
adalah.............
3. Langkah pertama menghadapi kasus benda asing laing telinga organik dan masih
hidup adalah...............

Jawaban:
1. Isthmus.
2. Periosteum.
3. Benda asing tersebut harus dimatikan terlebih dahulu.

2. Tengah pembelajaran
Soal:
1. Bagian paling sempit liang telinga disebut........
2. Lapisan atau struktur anatomi di bawah kulit liang telinga duapertiga dalam
adalah.........
3. Langkah pertama menghadapi kasus benda asing laing telinga organik dan masih
hidup adalah.........

Jawaban:
1. Isthmus.
2. Periosteum.
3. Benda asing tersebut harus dimatikan terlebih dahulu.

3. Akhir pembelajaran
Soal:
1. Bagian paling sempit liang telinga disebut........
2
2. Lapisan atau struktur anatomi di bawah kulit liang telinga duapertiga dalam
adalah........
3. Langkah pertama menghadapi kasus benda asing laing telinga organik dan masih
hidup adalah........

Jawaban:
1. Isthmus.
2. Periosteum.
3. Benda asing tersebut harus dimatikan terlebih dahulu.

Essay/Ujian lisan

Seorang laki-laki usia 22 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan telinga
kemasukan binatang sejak 4 jam yang lalu ketika sedang berbaring di lantai. Keluhan disertai
nyeri karena binatang masih bergerak dan akhirnya berhenti bergerak 1 jam yang lalu setelah
ditetesi minyak kelapa. Pada pemeriksaan tampak serangga menutupi liang telinga.

Pertanyaan:
Tindakan apa yang perlu dilakukan dalam penatalaksanaan kasus tersebut?

Jawaban :
Langkah awal adalah pemeriksa menentukan jenis benda asing di dalam laing telinga. Bila
benda asingnya adalah serangga, harus dipastikan sudah mati. Selanjutnya pemeriksa
melakukan ekstraksi terhadap benda asing dan melakukan evaluasi struktur anatomi liang
telinga dan membran timpani. Bila dijumpai komplikasi akibat benda asing maupun tindakan,
memberikan terapi yang sesuai.
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke Poliklinik THT-KL dengan keluhan telinga
kanan terasa penuh sejak 4 hari yang lalu setelah mengorek-ngorek telinga
menggunakan cotton bud. Keluhan dapat disertai penurunan pendengaran dan tidak
disertai nyeri. Pada pemeriksaan tampak material kecoklatan menutupi liang telinga.
Konsistensi padat.

Soal:
1. Apa diagnosis kerja yang paling mungkin untuk pasien ini
3
2. Bagaimana penatalaksanaan pasien ini

Jawaban :
1. Serumen prop
2. Pembersihan liang telinga dengan teknik irigasi liang telinga, suction atau
penggunaan pengait serumen. Jika serumen telalu keras dan akan menimbulkan rasa
sakit jika dibersihkan maka dapat digunakan obat tetes untuk melunakkan serumen,
terutama pada anak-anak. Obat tetes yang dapat digunakan seperti cairan ceruminolytic
(carbogliserin), atau hidrogen peroksida selama beberapa hari kemudian serumen dapat
dibersihkan dengan irigasi atau dihisap/suction.

Kuesioner:
1. Sebelum pembelajaran
Soal :
a. Jelaskan patofisiologi terjadinya keratosis obturans liang telinga
b. Jelaskan gejala dan tanda klinis keratosis obturans liang telinga
c. Jelaskan penanganan utama keratosis obturans liang telinga

Jawaban :
a. Keratosis obturans disebabkan oleh migrasi epitel abnormal dari kulit liang telinga,
biasanya berhubungan dengan sinusitis atau bronkiektasis. Kelainan ini ditandai
dengan adanya akumulasi deskuamasi keratin dalam jumlah besar pada osseus
kanalis akustikus eksternus. Pada keadaan lanjut, sebagai respon terhadap iritasi
kronis dan infeksi, epitel skuamosa tipis yang melapisi kanal dapat menjadi
likenifikasi (menebal) dan juga tersumbat oleh debris-debris padat dan stenosis
sekunder.
b. Pasien dengan keratosis obturans mengeluhkan nyeri telinga yanghebat dan
penurunan pendengaran (tuli konduktif), dapat datang dengan keluhan telinga
tersumbat. Liang telinga membengkak dan kulit liang telinga tampak hiperemis,
tampak massa keratin memenuhi liang telinga, kadang terdapat jaringan granulasi.
Membran timpani terlihat menebal.
c. Penatalaksanaan keratosis obsturans meliputi debridement/pembersihan liang telinga
secara berkala. Penambahan terapi antibiotik dan kortikosteroid ototopikal dapat
mengurangi inflamasi jaringan dan munculnya infeksi sekunder.
4
2. Akhir pembelajaran
Sama dengan kuesioner sebelum pembelajaran, sehingga dapat dilakukan
perbandingan nilai sebelum dan sesudah pembelajaran

Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke instalasi rawat jalan dengan keluhan telinga terasa
penuh dan pasien dapat mendengar suara napas dengan jelas pada telinga kiri sejak 4 bulan
sebelumnya. Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 15 kg selama 6 bulan
terakhir akibat penyakit diabetes yang diderita.

Pertanyaan:
1. Sebutkan diagnosis yang paling mungkin pada pasien.
2. Jelaskan patofisiologi penyakit yang menjadi diagnosis kerja pada pasien.
3. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
tersebut, berserta temuan yang diharapkan.
4. Sebutkan terapi untuk diagnosis tersebut.

Jawaban:
1. Diagnosis kerja: Patulous tuba eustakius kanan.
2. Patulous tuba eustakius disebabkan oleh atrofi atau berkurangnya jaringan lunak
penunjang tuba.
3. Pada pemeriksaan membran timpani dengan otoskopi atau mikrootoskopi atau
otoendoskopi didapatkan membran timpani yang tipis dan bergerak ke dalam dan ke
luar sesuai gerakan pernapasan.
4. Terapi pada patulous tuba eustakius terdiri atas nonbedah (medikamentosa) dan
bedah.

4. Sebelum pembelajaran
Soal:
4. Tuba eustakius tersusun atas apa saja.
5. Sebutkan tiga fungsi tuba eustakius.
6. Jelaskan patofisiologi terjadinya patulous tuba eustakius.

Jawaban:
5
4. Tuba eustakius tersusun atas bagian tulang (1/3 proksimal) dan bagian jaringan
lunak otot (2/3 distal).
5. Fungsi drainase, proteksi, dan ventilasi.
6. Normalnya tuba berada pada keadaan tertutup, kecuali saat ada kontraksi otot
levator velli palatini. Pada patulous tuba, saluran tersebut membuka terus akibat
berkurang atau hilangnya jaringan lunak penunjang tuba (khususnya lemak
Otsmann).

5. Tengah pembelajaran
Soal
1. Tuba eustakius tersusun atas apa saja.
2. Sebutkan tiga fungsi tuba eustakius.
3. Jelaskan patofisiologi terjadinya patulous tuba eustakius.

Jawaban :
1. Tuba eustakius tersusun atas bagian tulang (1/3 proksimal) dan bagian jaringan
lunak otot (2/3 distal).
2. Fungsi drainase, proteksi, dan ventilasi.
3. Normalnya tuba berada pada keadaan tertutup, kecuali saat ada kontraksi otot
levator velli palatini. Pada patulous tuba, saluran tersebut membuka terus akibat
berkurang atau hilangnya jaringan lunak penunjang tuba (khususnya lemak
Otsmann).

6. Akhir pembelajaran
Soal:
4. Tuba eustakius tersusun atas apa saja.
5. Sebutkan tiga fungsi tuba eustakius.
6. Jelaskan patofisiologi terjadinya patulous tuba eustakius.
7. Sebutkan gejala dan tanda klinis patulous tuba eustakius.
8. Jelaskan tindakan bedah pada patulous tuba eustakius.

Jawaban:
4. Tuba Eustakius tersusun atas bagian tulang (1/3 proksimal) dan bagian jaringan
lunak otot (2/3 distal).
6
5. Fungsi drainase, proteksi, dan ventilasi.
6. Normalnya tuba berada pada keadaan tertutup, kecuali saat ada kontraksi otot
levator velli palatini. Pada patulous tuba, saluran tersebut membuka terus akibat
berkurang atau hilangnya jaringan lunak penunjang tuba (khususnya lemak
Otsmann).

Essay/Ujian lisan:

Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke instalasi rawat jalan dengan keluhan telinga terasa
penuh dan pasien dapat mendengar suara napas dengan jelas pada telinga kiri sejak 4 bulan
sebelumnya. Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 15 kg selama 6 bulan
terakhir akibat penyakit diabetes yang diderita.

Pertanyaan:
1. Sebutkan diagnosis yang paling mungkin pada pasien.
2. Jelaskan patofisiologi penyakit yang menjadi diagnosis kerja pada pasien.
3. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
tersebut, berserta temuan yang diharapkan.
4. Sebutkan terapi untuk diagnosis tersebut.

Jawaban:
1. Diagnosis kerja: Patulous tuba eustakius kanan.
2. Patulous tuba eustakius disebabkan oleh atrofi atau berkurangnya jaringan lunak
penunjang tuba.
3. Pada pemeriksaan membran timpani dengan otoskopi atau mikrootoskopi atau
otoendoskopi didapatkan membran timpani yang tipis dan bergerak ke dalam dan ke
luar sesuai gerakan pernapasan.
4. Terapi pada patulous tuba eustakius terdiri atas non-bedah (medikamentosa) dan
pemasangan pipa ventilasi.

Kuesioner:
3. Sebelum pembelajaran
Soal:
7. Jelaskan anatomi dan fisiologi liang telinga.
7
8. Sebutkan faktor predisposisi terjadinya inflamasi telinga luar.
9. Sebutkan gejala dan tanda klinis yang dapat ditemukan pada pasien inflamasi telinga
luar.

Jawaban:
7. Liang telinga terbagi menjadi 1/3 luar (yang biasa disebut liang telinga bagian
kartilago) dan liang telinga 2/3 dalam (yang biasa disebut sebagai liang telinga
bagian tulang). Liang telinga tertutup oleh lapisan kulit, dan pada liang telinga 1/3
luar memiliki adneksa kulit (seperti kelenjar seruman dan folikel rambut). Pada liang
telinga terdapat mekanisme fisiologi self cleansing yaitu migrasi epitel kulit ke arah
luar dan adanya sekresi kelenjar serumen yang selalu menjaga kondisi liang telinga
menjadi asam. Kedua mekanisme tersebut mencegah terjadinya infeksi pada kulit
liang telinga.

8. Faktor predisposisi terjadinya inflamasi liang telinga adalah:


1. Iklim tropis yang hangat dan lembab.
2. Maserasi kulit liang telinga yang memudahkan invasi bakteri patogen.
3. Penurunan pH kulit liang telinga akibat berenang dan pembersihan serumen
berlebih.

9. Keluhan yang sering dirasakan pasien adalah gatal, nyeri (otalgia), gangguan
pendengaran. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan liang telinga sempit akibat
kulit yang edema, hiperemis, dan sekret purulen. Pada anak usia dini, diagnosis
tersebut kadang sulit didapatkan dan menyerupai dengan temuan pada otitis media
atau mastoiditis.

4. Tengah pembelajaran
Soal :
4. Jelaskan anatomi dan fisiologi liang telinga.
5. Sebutkan faktor predisposisi terjadinya inflamasi telinga luar.
6. Sebutkan gejala dan tanda klinis yang dapat ditemukan pada pasien inflamasi telinga
luar.

Jawaban:
8
a. Liang telinga terbagi menjadi 1/3 luar (yang biasa disebut liang telinga bagian
kartilago) dan liang telinga 2/3 dalam (yang biasa disebut sebagai liang telinga
bagian tulang). Liang telinga tertutup oleh lapisan kulit, dan pada liang telinga 1/3
luar memiliki adneksa kulit (seperti kelenjar seruman dan folikel rambut). Pada liang
telinga terdapat mekanisme fisiologi self cleansing yaitu migrasi epitel kulit ke arah
luar dan adanya sekresi kelenjar serumen yang selalu menjaga kondisi liang telinga
menjadi asam. Kedua mekanisme tersebut mencegah terjadinya infeksi pada kulit
liang telinga.

b. Faktor predisposisi terjadinya inflamasi liang telinga adalah:


1. Iklim tropis yang hangat dan lembab.
2. Maserasi kulit liang telinga yang memudahkan invasi bakteri patogen.
3. Penurunan pH kulit liang telinga akibat berenang dan pembersihan serumen
berlebih.

c. Keluhan yang sering dirasakan pasien adalah gatal, nyeri (otalgia), gangguan
pendengaran. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan liang telinga sempit akibat
kulit yang edema, hiperemis, dan sekret purulen. Pada anak usia dini, diagnosis
tersebut kadang sulit didapatkan dan menyeripai dengan temuan pada otitis media
atau mastoiditis.

5. Akhir pembelajaran
Soal :
9. Jelaskan anatomi dan fisiologi liang telinga.
10. Sebutkan faktor predisposisi terjadinya inflamasi telinga luar.
11. Sebutkan Gejala dan tanda klinis yang dapat ditemukan pada pasien inflamasi
telinga luar.
12. Sebutkan / jelaskan terapi pada otitis eksterna.

Jawaban :
7. Liang telinga terbagi menjadi 1/3 luar (yang biasa disebut liang telinga bagian
kartilago) dan liang telinga 2/3 dalam (yang biasa disebut sebagai liang telinga
bagian tulang). Liang telinga tertutup oleh lapisan kulit, dan pada liang telinga 1/3
luar memiliki adneksa kulit (seperti kelenjar seruman dan folikel rambut). Pada liang
9
telinga terdapat mekanisme fisiologi self cleansing yaitu migrasi epitel kulit ke arah
luar dan adanya sekresi kelenjar serumen yang selalu menjaga kondisi liang telinga
menjadi asam. Kedua mekanisme tersebut mencegah terjadinya infeksi pada kulit
liang telinga..
8. Faktor predisposisi terjadinya inflamasi liang telinga adalah:
a. Iklim tropis yang hangat dan lembab.
b. Maserasi kulit liang telinga yang memudahkan invasi bakteri patogen.
c. Penurunan pH kulit liang telinga akibat berenang dan pembersihan serumen
berlebih.
9. Keluhan yang sering dirasakan pasien adalah gatal, nyeri (otalgia), gangguan
pendengaran. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan liang telinga sempit akibat
kulit yang edema, hiperemis, dan sekret purulen. Pada anak usia dini, diagnosis
tersebut kadang sulit didapatkan dan menyeripai dengan temuan pada otitis media
atau mastoiditis.

Kasus 1.
Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa orang tuanya ke Instalasi Gawat Darurat pada
malam hari dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri sejak 2 hari. Pasien menderita
batuk pilek sejak 1 minggu dan demam tinggi 3 hari yang lalu. Keadaan umum pasien saat
datang: kompos mentis, subfebris. Pemeriksaan otoskopi kanan liang telinga lapang,
membran timpani utuh, hiperemis. Sedangkan telinga kiri: terdapat sekret mukoid di liang
telinga kiri dan terdapat perforasi sentral pada membran timpani.

Diskusi :
1. Lengkapkan anamnesis pada pasien ini
2. Lengkapkan pemeriksaan fisik pada pasien ini
3. Apa diagnosis kerja yang paling mungkin untuk pasien ini
4. Jelaskan patogenesisnya
5. Apa komplikasi yang mungkin terjadi
6. Bagaimana penatalaksaan pada pasien ini

10
Jawaban :
1. Perlu ditanyakan apakah keluhan ini timbul pertama kali ataukah berulang-ulang.
Adakah kemungkinan terjadi gangguan dengar pada anak ini. Apakah penderita sering
bernafas melalui mulut.
2. Bagaimana ukuran tonsil, bila mungkin dilihat ukuran adenoid. Bagaimana keadaan
cavum nasi. Adakah tanda-tanda infeksi pada hidung.
3. Diagnosis kerja untuk pasien ini adalah otitis media akut perforata
4. Gangguan fungsi tuba Eustachius merupakan faktor utama awal terjadinya otitis
media. Pada gangguan tersebut fungsi tuba sebagai equalizer, proteksi telinga tengah,
dan fungsi ventilasi tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian kan terjadi
tekanan negatif di telinga tengah, yang menyebabkan transudasi cairan hingga
supurasi.
5. Dapat terjadi komplikasi intrakranial seperti meningitis.
6. Pada pasien ini diberikan antibiotila yang sesuai berdasarkan kuman penyebab
terbanyak infeksi primer (hidung). Stadum Perforasi : di berikan H2O2 3% selama 3-
5 hari dan diberilan antibiotika.

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Sebutkan 3 struktur sebagai landmark saat akan melakukan mastoidektomi


superfisialis.

2. Sebutkan 3 struktur sebagai landmark jika akan melakukan timpanotomi posterior

3. Sebutkan dan jelaskan 2 mekanisme proteksi di telinga tengah

Jawaban :
1. Linea temporalis, Spine of henle dan dinding posterior CAE
2. Nervus fasialis pars mastoidea, Chorda timpani dan incus buttress
3. Proteksi di telinga tengah dilakukan oleh tuba eustachius dan m. Stapedius

11
 Kuesioner Tengah Pembelajaran

Sama dengan kuesioner sebelum pembelajaran, sehingga dapat dilakukan pembandingan


nilai sebelum dan sesudah pembelajaran

Essay/ Ujian Lisan


Soal :
Seorang anak berusia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke poli THT dengan keluhan mulut
mencong ke kanan sejak 3 hari. Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengalami batuk pilek,
demam tinggi dan keluar cairan dari telinga kiri 5 hari yang lalu

a) Sebutkan diagnosis kerja yang palin mungkin pada pasien ini


b) Sebutkan 3 pemeriksaan penunjang yang diperlukan dan jelaskan tujuan pemeriksaan
c) Jelaskan penatalaksanaan yang komprehensif pada pasien ini

Jawaban :
a) Otitis media akut dengan komplikasi paresis n. Fasialis
b) Tes Topografi, audiogram, foto polos stenver – schuller
c) Antibiotika lokal dan sistemik sesuai kuman penyebab terbanyak, kortikostreroid
dosis tinggi, H2O2 3 % untuk drainase sekret

Seorang wanita usia 36 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat akibat demam,
disertai mual dan muntah sejak 1 hari sebelumnya. Keluarga pasien juga mengeluhkan
sejak 1 minggu sebelumnya telinga kanan dikeluhkan nyeri dan telinga berair dan
berbau. Riwayat telinga berair sudah ada sejak kecil, hilang timbul. Pada pemeriksaan
ditemukan sekret mukopurulen pada telinga kanan disertai adanya nistagmus dengan fase
cepat ke kiri.

Pertanyaan:
a. Sebutkan diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut di atas.
b. Jelaskan patofisiologi penyakit yang menjadi diagnosis kerja pada pasien.
c. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
tersebut, berserta temuan yang diharapkan.
d. Sebutkan terapi untuk diagnosis tersebut.
12
Jawaban:
a. Diagnosis kerja: Otitis media supuratif kronis dengan komplikasi labirintitis.
b. Labirintitis disebabkan adanya perluasan infeksi ke telinga dalam yang dapat terjadi
melalui jalur yang telah terbentuk seperti tingkap lonjong dan bundar. Penyebaran
kuman yang memiliki virulensi tinggi tersebut menyebabkan inflamasi di dalam
labirin.
c. Pada pemeriksaan telinga ditemukan adanya sekret yang mukopurulen. Membran
timpani perforasi subtotal. Pada pemeriksaan fungsi pendengaran dapat ditemukan
adanya tuli campur. Pada pemeriksaan fungsi keseimbangan dapat ditemukan
nistagmus spontan disertai adanya paresis kanal pada telinga yang terlibat.
d. Terapi utama adalah pemberian antibiotik intravena untuk mencegah komplikasi
lanjut berupa meningitis. Bila diperlukan tindakan operatif yang dilakukan adalah
timpanomastoidektomi dan/atau labirintektomi.

Kuesioner:

7. Sebelum pembelajaran
Soal:
10. Komplikasi intratemporal pada otitis media terdiri atas...........
11. Secara klinis kecurigaan adanya inflamasi telinga dalam atau labirintitis adalah
ditemukan adanya................
12. Patofisiologi terjadinya inflamasi telinga dalam atau labirintitis adalah...............

Jawaban :
a. (1) mastoiditis, (2) petrositis, (3) labirintitis, dan (4) paresis nervus fasialis.
b. (1) infeksi akut persisten lebih dari 2 minggu, (2) rekurensi gejala infeksi dalam
kurun waktu 2 minggu pengobatan, (3) eksaserbasi akut dan cepat penyakit infeksi
kronik, (4) sekret telinga tengah yang berbau selama pengobatan, (5) hasil kultur
kuman berupa H. Influenzae tipe B atau kuman anaerob, (6) adanya demam pada
kasus perforasi membran timpani dengan atau tanpa kolesteatoma.
c. Obstruksi aditus ad antrum pada saat infeksi telinga tengah, jalur menuju tingkap
oval dan bundar yg terbentuk secara kongenital, atau celah yang terbentuk akibat
fraktur pada trauma dan proses erosi tulang pada infeksi kronik (granulasi,
13
kolesteatoma). Keadaan tersebut menyebabkan kuman dapat menyebar dengan
cepat.

8. Tengah pembelajaran
Soal :
a. Komplikasi intratemporal pada otitis media terdiri atas...............
b. Secara klinis kecurigaan adanya inflamasi telinga dalam atau labirintitis adalah
ditemukan adanya................
c. Patofisiologi terjadinya inflamasi telinga dalam atau labirintitis adalah..............

Jawaban :
a. (1) mastoiditis, (2) petrositis, (3) labirintitis, dan (4) paresis nervus fasialis.
b. (1) infeksi akut persisten lebih dari 2 minggu, (2) rekurensi gejala infeksi dalam
kurun waktu 2 minggu pengobatan, (3) eksaserbasi akut dan cepat penyakit infeksi
kronik, (4) sekret telinga tengah yang berbau selama pengobatan, (5) hasil kultur
kuman berupa H. Influenzae tipe B atau kuman anaerob, (6) adanya demam pada
kasus perforasi membran timpani dengan atau tanpa kolesteatoma..
c. Obstruksi aditus ad antrum pada saat infeksi telinga tengah, jalur menuju tingkap
oval dan bundar yg terbentuk secara kongenital, atau celah yang terbentuk akibat
fraktur pada trauma dan proses erosi tulang pada infeksi kronik (granulasi,
kolesteatoma). Keadaan tersebut menyebabkan kuman dapat menyebar dengan
cepat.

9. Akhir pembelajaran
Soal:
a. Komplikasi intratemporal pada otitis media terdiri atas
b. Secara klinis kecurigaan adanya inflamasi telinga dalam atau labirintitis adalah
ditemukan adanya................
c. Patofisiologi terjadinya inflamasi telinga dalam atau labirintitis adalah..............
d. Gejala dan tanda klinis inflamasi telinga dalam atau labirintitis adalah..............
e. Pengobatan bedah pada inflamasi telinga dalam atau labirintitis adalah..............

Jawaban:
a. (1) mastoiditis, (2) petrositis, (3) labirintitis, dan (4) paresis nervus fasialis.
14
b. (1) infeksi akut persisten lebih dari 2 minggu, (2) rekurensi gejala infeksi dalam
kurun waktu 2 minggu pengobatan, (3) eksaserbasi akut dan cepat penyakit infeksi
kronik, (4) sekret telinga tengah yang berbau selama pengobatan, (5) hasil kultur
kuman berupa H. Influenzae tipe B atau kuman anaerob, (6) adanya demam pada
kasus perforasi membran timpani dengan atau tanpa kolesteatoma..
c. Obstruksi aditus ad antrum pada saat infeksi telinga tengah, jalur menuju tingkap
oval dan bundar yg terbentuk secara kongenital, atau celah yang terbentuk akibat
fraktur pada trauma dan proses erosi tulang pada infeksi kronik (granulasi,
kolesteatoma). Keadaan tersebut menyebabkan kuman dapat menyebar dengan
cepat.
d. Gangguan pendengaran tipe campur dan gangguan keseimbangan akibat paresis
kanal sisi telinga yang terlibat.
e. Bedah:
f. Pada kasus infeksi akut, tindakan terbatas pada miringotomi.
g. Pada kasus otitis media kronik, tindakan bedah berupa timpanomastoidektomi
disertai penutupan fistula labirin bila ditemukan.

Essay/Ujian lisan:

Seorang wanita usia 36 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat akibat demam,
disertai mual dan muntah sejak 1 hari sebelumnya. Keluarga pasien juga mengeluhkan
sejak 1 minggu sebelumnya telinga kanan dikeluhkan nyeri dan telinga berair dan
berbau. Riwayat telinga berair sudah ada sejak kecil, hilang timbul. Pada pemeriksaan
ditemukan sekret mukopurulen pada telinga kanan disertai adanya nistagmus dengan fase
cepat ke kiri.

Pertanyaan:
a. Sebutkan diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut di atas.
b. Jelaskan patofisiologi penyakit yang menjadi diagnosis kerja pada pasien.
c. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
tersebut, berserta temuan yang diharapkan.
d. Sebutkan terapi untuk diagnosis tersebut.

15
Jawaban:
a. Diagnosis kerja: Otitis media supuratif kronis dengan komplikasi labirintitis.
b. Labirintitis disebabkan adanya perluasan infeksi ke telinga dalam yang dapat terjadi
melalui jalur yang telah terbentuk seperti tingkap lonjong dan bundar. Penyebaran
kuman yang memiliki virulensi tinggi tersebut menyebabkan inflamasi di dalam
labirin.
c. Pada pemeriksaan telinga ditemukan adanya sekret yang mukopurulen. Membran
timpani perforasi subtotal. Pada pemeriksaan fungsi pendengaran dapat ditemukan
adanya tuli campur. Pada pemeriksaan fungsi keseimbangan dapat ditemukan
nistagmus spontan disertai adanya paresis kanal pada telinga yang terlibat.
d. Terapi utama adalah pemberian antibiotik intravena untuk mencegah komplikasi
lanjut berupa meningitis. Bila diperlukan tindakan operatif yang dilakukan adalah
timpanomastoidektomi dan/atau labirintektomi.

Seorang lelaki 25 tahun datang dengan keluhan telinga kanan terasa penuh sejak 6 bulan,
tidak ada keluhan otore dan otalgi. Pendengaran normal. Pada pemeriksaan otoskopi tampak
MAE telinga kanan sempit, penonjolan massa dengan permukaan kulit sama dengan kulit
sekitar

Diskusi
a. Lengkapi anamnesis
b. Lengkapi pemeriksaan fisik
c. Apa diagnosis banding
d. Bagaimana tatalaksana

Jawaban
a. Menanyakan pekerjaan atau hobi, penyelam atau surfer
b. Dilakukan palpasi dengan sonde pada massa
c. Bila keras diagnosis banding adalah Osteoma dan Eksostosis, bila teraba lunak
adalah Stenosis, Adenoma atau tumor jaringan lunak lain
d. Untuk menegakkan diagnosis dikerjakan CT SCAN. Bila diagnosis Adenoma maka
dikerjakan operasi eksisi luas dan rekonstruksi liang telinga. Bila Eksostosis atau
Osteoma maka dikerjakan eksisi dengan pendekatan yang sesuai dengan grade.

16
CONTOH KASUS II

Seorang wanita usia 50 tahun datang dengan keluhan telinga kiri berdenyut sejak 1
tahun. Pada pemeriksaan otoskopi tampak membran timpani intak berwarna merah
kebiruan.

Diskusi
a. Lengkapi anamnesis
b. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
c. Apa diagnosis banding
d. Bagaimana pengobatannya bila diagnosisnya adalah Glomus timpanikum

Jawaban
a. Menanyakan keluhan penurunan pendengaran, ada perdarahan atau tidak.
Bagaimana dengan fungsi fasialis, ada paresis atau tidak. Bagaimana keluhan
sistemik, apakah ada nyeri kepala, jantung berdebar, keringat banyak
b. Audiometri dan CT dan MRI
c. Glomus timpanikum, kolesteatoma kongenital, kista, granuloma kolesterol
d. Modalitas terapi bisa surgikal, radiasi, embolisasi maupun kombinasi. Terapi
surgikal melalui pendekatan transkanal bila tumor klas I, mastoidektomi dengan
extended facial recess bila tumor klas II-IV. Radiasi dan embolisasi untuk
mengurangi vaskularisasi.

Contoh kasus 1.
Seorang wanita usia 55 tahun dating ke klinik THT dengan keluhan daun telinga kanan
terdapat luka yang tidak sembuh sembuh sejak satu tahun, luka semakin melebar disertai
nyeri. Pada pemeriksaan fisik; lesi tertutup krusta, ketika krusta dilepas tampak ulkus.

Diskusi :
1. Lengkapi anamnesis pada pasien ini
2. Lengkapi pemeriksaan fisik pada pasien ini
3. Apa diagnosis kerja yang paling mungkin pada pasien ini
4. Jelaskan patogenesisnya
5. Apa komplikasi yang mungkin terjadi
17
6. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini

Jawaban:
1. Perlu ditanyakan apakah sudah pernah berobat atau belum. Apakah penderita
mempunyai riwayat DM. Apakah sebelumnya ada benjolan berwarna hitam (nevus
pigmentosus). Apakah pekerjaan penderita tersebut, bila seorang petani, paparan
sinar matahari sebagai faktor risiko
2. Bagaimana ukuran lesi dan gambaran lesinya
3. Diagnosis kerja adalah karsinoma sel skuamosa
4. Paparan sinar matahari sebagai faktor risiko
5. Komplikasi metastase ke kelenjar limfe leher meskipun jarang
6. Pada pasien ini dilakukan biopsi untuk pemeriksaan histopatologi dan dilakukan
eksisi dengan tepi bebas tumor. Lesi yang kecil dieksisi dan dilakukan rekonstruksi,
sedangkan lesi yang besar dilakukan aurilektomi total.

Contoh Kasus 2
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan wajah merot ke kiri sejak 1
minggu yang lalu. Riwayat sejak satu tahun terakhir keluar cairan dari telinga sebelah kanan.
Cairan warana kuning kadang disertai darah.. Daun telinga kanan terasa lebih menonjol ke
luar. Demam disangkal. Pada pemeriksaan fisik; parese nervus fasialis kanan, liang telinga
terdapat masa, benjolan pada retroarikula kanan.

Diskusi:
1. Lengkapi anamnesis pada pasien ini
2. Lengkapi pemeriksaan fisik pada pasien ini
3. Apa diagnosis kerja yang paling mungkin pada pasien ini
4. Jelaskan patogenesisnya
5. Apa komplikasi yang mungkin terjadi
6. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini

Jawaban:
1. Apakah ada riwayat otore sebelumnya?. Apakah terasa nyeri, terus-menerus dan
semakin berat? Apakah disertai pusing berputar atau gangguan kesimbangan dan
kurang pendengaran? Apakah sakit ketika membuka mulut?
18
2. Ukuran dan konsistensi benjolan. Warna dan bentuk massa pada liang telinga.
Warna cairan telinga. Derajat parese nervus fasialis. Kelenjar limfe leher
3. Diagnosis kerja adalah tumor ganas telinga tengah. Diagnosis banding kolesteatoma
4. Tumor yang mengivasi ke tulang temporal ditandai dengan parese nervus fasialis
5. Komplikasi metastase ke kelenjar limfe leher, invasi ke labirin, metastase
intrakranial, parese nervii kranialis. Destruksi sendi temporomandibula
6. Pada pasien ini dilakukan biopsi, pemeriksaan CT Scan/ MRI temporal, tes nervus
facialis, tes keseimbangan. Penderita dirujuk ke dokter yang lebih kompeten.

Seorang laki-laki30 tahun datang ke poliklinik THT-KL dengan keluhan mulut mencong
kanan sejak 1 hari lalu. Dua minggu yang lalu pasien mengeluh influenza tetapi sekarang
sudah sembuh tanpa obat. Tanpa adanya keluhan keluar cairan dari telinga serta tanpa adanya
nyeri telinga. Riwayat trauma sebelumnya disangkal. Keluhan mulut mencong ini disertai
matakanan tidak bisa menutup dan air ludah mengalir dari sudut mulut kanan tanpa bisa
ditahan oleh penderita. Pemeriksaan fisik House Brackmann grade III. Audiogram kedua
telinga normal. Riwayat pengobatan sebelumnya disangkal.Riwayat keluarga mengalami hal
serupa disangkal. Riwayat keluarga (ayah) mengalami kelainan kulit berupa vesikel-vesikel
terasa panas, didiagnosa dokter umum sebagai herpes , terletak didaerah sekitar leher sejak
dua hari yang lalu.

Diskusi :
a. Patogenesis terjadinya parese saraf fasialis
b. Tes Topognostik saraf fasialis : tes pengecapan, tes schirmer, refleks stapedius
c. House Brackmann grading sistem parese nervus fasialis
d. Tata laksana parese saraf fasialis Bell’s palsy

Jawaban: curiga kasus Bell’palsy


1. Patogenesis terjadinya parese saraf fasialis
Terdapat lima teori yang kemungkinan menyebabkanterjadinya Bell’ s palsy, yaitu
iskemik vaskular, virus, bakteri,herediter, dan imunologi. Teori virus lebih banyak
dibahassebagai etiologi penyakit ini. Burgess et almengidentifikasigenom virus herpes
simpleks (HSV) di ganglion genikulatumseorang pria usia lanjut yang meninggal enam
minggu setelahmengalami Bell’s palsy.

19
Berdasarkan letak lesi, manifestasi klinis Bell’s palsy dapat berbeda.Bila lesi di
foramen stylomastoid, dapat terjadigangguan komplit yang menyebabkan paralisis semua
ototekspresi wajah. Saat menutup kelopak mata, kedua matamelakukan rotasi ke atas
(Bell’s phenomenon). Selain itu,mata dapat terasa berair karena aliran air mata ke
sakuslakrimalis yang dibantu muskulus orbikularis okuli terganggu.Manifestasi komplit
lainnya ditunjukkan dengan makananyang tersimpan antara gigi dan pipi akibat
gangguan gerakanwajah dan air liur keluar dari sudut mulut.

Lesi di kanalis fasialis (di atas persimpangan dengan korda timpani tetapi di bawah
ganglion genikulatum) akanmenunjuk semua gejala seperti lesi di foramen
stylomastoidditambah pengecapan menghilang pada dua per tiga anterior lidah pada sisi
yang sama.Bila lesi terdapat di saraf yang menuju ke muskulusstapedius dapat terjadi
hiperakusis (sensitivitas nyeri terhadap suara keras). Selain itu, lesi pada ganglion
genikulatumakan menimbulkan lakrimasi dan berkurangnya salivasi sertadapat
melibatkan saraf kedelapan.

2. Tes Topognostik saraf fasialis : tes schirmer,tes pengecapan, dan refleks stapedius

Tes Schirmer
Tes ini menilai fungsi saraf petrosal superficialis mayor yaitu produksi air mata.
Kertas strip ditempatkan pada fornix konjungtiva pada kedua mata. Setelah 5 menit
panjang kedua kertas strip yang basah dibandingkan. Abnormalitas yang signifikan ialah
reduksi unilateral lebih besar dari 30% jumlah total lakrimasi pada kedua mata atau
reduksi lakrimasi total minimal 25 mm setelah 5 menit.

Tes schirmer II merupakan modifikasi dari tes ini dengan penambahan stimulasi
mukosa cavum nasi dengan menghirup uap amonia. Hasil tes ini tidak memberikan
informasi topografi, tetapi menunjukkan evaluasi mekanisme protektif mata.

Tes Stapedius
Refleks kontraksi otot stapedius terjadi ketika telinga kontralateral dirangsang
dengan bunyi yang keras akibatnya akan mengubah compliance telinga tengah. Kejadian
ini dapat diukur melalui audiometri impedans. Jika lesi melibatkan cabang saraf
20
proksimal yang mengarah ke otot stapedius, otot tersebut tidak akan berkontraksi dan
tidak ada perubahan impedans.

Tes Uji Pengecapan


Pemeriksaan pengecapan merupakan suatu indikator yang dapat diandalkan dalam
mendeteksi terganggunya fungsi saraf korda timpani. Hilangnya pengecapan akibat
cedera saraf korda timpani, terbatas pada duapertiga anterior lidah dan berakhir pada
garis tengah.

Caranya dengan menyuruh penderita menjulurkan lidah, kemudian meletakkan pada


lidah penderita bubuk gula, kina, sitrat atau garam begiliran dan diselingi istirahat. Lalu
penderita disuruh menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat., misalnya 1.
untuk rasa manis; 2. untuk rasa pahit; 3. untuk rasa asin; 4. untuk rasa asam.

3. House-Brackmann Facial Nerve Grading System

Grade Characteristics
I. Normal Normal facial function in all areas
II. Mild dysfunction Gross
Slight weakness noticeable on close inspection.
May have very slight synkinesis. At rest, normal
symetry and tone
Motion
Forehead: moderate to good function
Eye : complete closure with minimal effort
Mouth: slight asymetry
III. Moderate dysfunction Gross
Obvious but not disfiguring difference between the
two sides. Noticeable but not severe synkinesis,
contracture or hemyfacial spasm. At rest, normal
symmetry and tone
Motion
Forehead : slight to moderate movement

21
Eye : complete closure with effort
Mouth: slight weak with maximum effort
IV. Moderately severe Gross
dysfunction Obvious weakness and/or disfiguring asymmetry.
At rest, normal symmetry and tone
Motion
Forehead : none
Eye : incomplete closure
Mouth : asymmetric with maximum effort
V. Severe dysfunction Gross
Only barely percepible motion. At rest, asymmetry
Motion
Forehead : none
Eye : incomplete closure
Mouth : slight movement
VI. Total paralysis No movement
(dikutip dari Essential otolaryngology, K.J.Lee)

4. Tata laksana parese saraf fasialis Bell’s palsy

22
10. Sebelum pembelajaran
Soal: Perjalanan Saraf Fasialis

Jawaban :
Perjalanan nervus fasialis dan hubungannya ke susunan saraf pusat dapat dibagi menjadi
3 segmen:
a) Intrakranial
Komponen cabang ftontal dari nukleus fasialis, diinervasi oleh traktus
kortikonuklear dari sisi kanan dan kiri, sebelum saraf fasial meninggalkan batang
otak, serabut motoriknya berbelok melingkari nucleus abducen dan membentuk
"genu intenal". Setelah meninggalkan batang otak, saraf fasial memasuki porus
akustikus internus berjalan bersama dengan saraf vestibulocochlearis.

b) Intratemporal
Segmen meatal (panjang 23-24 mm): Bersama-sarma saraf ke delapan, saraf fasialis
berjalan melalui kanalis auditorius internus ke fundus, melewati bagian
anterosuperior melalui foramen meatal, meninggalkan meatus. Bagian ini
merupakan bagian tersempit didalam fanatis falopii (kanalis fasialis) dan merupakan
bagian yang sering terperangkap bila terjadi inflamasi.
 Segmen labirin (panjang 3-5 mm) : Setelah berjalan pada jarak yang pendek
dibagian anterior, saraf fasialis mempersarafl saraf petrosus terbesar dengan
serabut-serabutnya ke glandula lakrimal dam glandula mukosa nasal. Saraf
fasialis berputar tajam kebawah dan terletak posterior dari ganglion
genikulatum, membentuk genu pertama.
 Segmen timpani (panjang 8-11 mm) : terletak di antara bagian distal ganglion
genikulatum dan berjalan ke arah posterior telinga tengah, kemudian naik ke
arah tingkap lonjung ( fenestra ovalis) dan stapes, lalu turun dan terletak sejajar
dengan kanal semisirkularis horizontal. Segmen timpani ditutupi oleh selubung
tulang yang tipis.
 Segmen mastoid (panjang 10-14 mm) : Di rongga mastoid saraf fasial dibagi
menjadi pars horizontal atau pars timpani yang terletak dikavum timpani dan
pars vertikal atau pars mastoid yang terletak di rongga mastoid. Perubahan

23
posisi dari segmen timpani menjadi segmen mastoid disebut sebagai segmen
piramidal atau genu eksterna. Bagian ini merupakan bagian paling posterior
dari saraf fasial, sehingga mudah terkena trauma pada saat operasi, selanjutnya
segmen ini berjalan ke arah kaudal menuju foramen stilomastoid. Tepat
sebelum keluar dari foramen ini, saraf fasial mempersarafi korda timpani. Pada
pars matoid ini keluar 3 cabang, satu cabang motorik ke m. stapedius satu
cabang sensorik ke lidah sebagai korda timpani dan satu cabang sensorik dari
cabang auricular saraf vagus yang mempersarafi posterior liang telinga.
c) Ekstratemporal
Setelah keluar dari foramen stilomastoid, saraf fasial masuk kedalam glandula parotis
dan membagi diri untuk mensarafi otot-otot wajah.

11. Tengah pembelajaran


Soal:Tipe kerusakan jaringan saraf

Jawaban:
Menurut klasifikasi Sunderland, kerusakan saraf terbagi menjadi 5 kelas yaitu:
1. Cedera tingkat I atau blok konduksi (neuropraksia), terjadi bila konduksi
impuls terhambat, membendung sebagian aliran transpor plasma. Bila penekanan
dihilangkan, maka fungsinya akan segera kembali normal.
2. Cedera tingkat ll (aksonotmesis), terjadi bila aliran transpor aksoplasma total
terhenti selama beberapa hari, sehingga terjadi diskontinuitas akson.
3. Cedera tingkat lll (neurotmesis) terjadi bila tekanan intraneural berlanjut dan
terjadi kerusakan lapisan endoneurium. Pada kerusakan ini akan terjadi
perbaikan tidak lengkap, karena akson memasuki lapisan endoneurium yang
salah sehingga menyebabkan sinkinesis.
4. Cedera tingkat IV, terjadi total kerusakan pada perineum, hanya selubung perineum
yang intak dan pemulihan spontan biasanya jelek.
5. Cedera tingkat V,terjadi kerusakan total secara anatomi saraf. Termasuk epineurium.
Tidak ada spontan pemulihan dari kerusakan tanpa intervensi bedah.

12. Akhir pembelajaran


Soal: Pengambilan donor saraf pada nerve grafting untuk saraf fasialis.

24
Jawaban :
Pengambilan graft berasal dari greater auricular nerve, sural nerve dan medial
antebrachial cutaneous nerve yang merupakan potensial donor bagi saraf fasialis.
1. Greater auricular nerve
Diameter saraf tersebut cocok dengan diameter saraf fasialis, dan kerugian pada
pasien hanya pada 2/3 inferior saraf dari aurikula dan mandibular. Dapat ditemukan
dalam platysma dan berjalan diatas m.sternocleidomastoideus dari ERB’s poin
paralele dan 1-2 cm posterior dari vena jugular eksterna.
2. Sural nerve
Letaknya yang terlalu jauh dari wajah tetap mempunyai diameter yang sama
dengan saraf fasialis serta meninggalkan defek minimal. Biasanya defek pada
sensory loss di tepi lateral dari kaki. Terletak posterior dari lateral malleus dan
mempunyai cabang banyakserta panjang saraf dapat melebih panjang donor saraf
yang lain.
3. Medial antebrachial cutaneous nerve
Untuk rekontruksi total saraf fasialis dari cabang utama ke perifer menggunakan
medial antebrachial cutaneous nerve. Biasanya ada lebih dari empat cabang dan
menyediakan panjang yang signifikan dengan panjang saraf fasialis.Dari ganglion
geniculatum ke tepi medial kelenjar parotis.

Contoh Kasus 1:

Seorang wanita umur 22 tahun datang ke poli THT dengan keluhan telinga kiri berdarah
ketika dikorek dengan cotton bud sesudah mandi tadi pagi. Tidak ada gangguan pendengaran.
Pada pemeriksaan tampak laserasi dinding anterior liang telinga. Tampak bekuan darah di
dasar liang telinga.
Diagnosis : Perdarahan e.c trauma liang telinga

Jawaban :

25
Contoh Kasus 2:

Seorang anak lelaki umur 16 tahun datang ke unit gawat darurat dengan telinga kanan rasa
penuh dan pendengaran yang terganggu. Terdapat riwayat telinga kanan tertampar sewaktu
bercanda 2 jam yang lalu.
Sejak itu telinga rasa berdengung, tidak ada rasa pusing ataupun mual.
Pada pemeriksaan fisik telinga kanan tampak ruptur membran timpani dengan tepi yang tidak
rata dengan sedikit bercak darah disekitarnya. Uji Penala: Rine negatif pada telinga kanan
dan Rine positif di telinga kiri. Weber lateralisasi ke telinga kanan
Diagnosis: Trauma membran timpani

Jawaban :

Contoh Kasus 3:

Seorang lelaki diantar ke UGD dengan perdarahan pada telinga kanan disertai hematom
sekitar mata dan pipi kanan. Kesadaran menurun. Terdapat riwayat jatuh dari sepeda motor 3
jam yll disertai pingsan selama 15 menit.
Dari pemeriksaan ditemukan cairan seperti darah mengalir dari liang telinga kanan. Sewaktu
dibersihkan dengan penghisap, tampak mengalir cairan bening dari luka di dinding posterior
liang telinga . Mata kanan tidak dapat menutup sempurna. Muka tertarik ke kiri sewaktu
pasien meringis kesakitan.
CT- scan kepala tampak gambaran fraktur pada tulang temporal kanan dan basis kranium
Diagnosis : fraktur tulang temporal dan basis kranium dengan parese N VII dan kebocoran
cairan serebro spinal
Pasien dirawat dan direncanakan untuk operasi dekompresi fasialis

Jawaban :

Diskusi :
 Anatomi telinga
 Mekanisme trauma telinga
 Rencana tatalaksana

26
A. Kuesioner Sebelum Pembelajaran :
1. Sebutkan 3 keadaan yang dapat menyebabkan ruptur membran timpani
2. Jelaskan tata laksana ruptur ,membran timpani yang disebabkan trauma
3. Sebutkan 3 jenis fraktur tulang temporal
4. Apabila ditemukan kelumpuhan N 7 sesudah trauma apakah indikasi untuk dilakukan
operasi?
5. Pada trauma ledakan ( blast trauma ) organ apa sajakah pada telinga yang dapat
terkena dan apakah akibatnya ?

Jawaban :

B. Kuesioner Tengah pembelajaran :


1. Apabila ditemukanruptur mebran timpani akibat ledakan , tindakan pertama adalah :
a. Membersihkan serumen dan kotoran di liang telinga
b. Memberikan anti biotik tetes telinga dan menutup liang telinga dengan tampon
steril
c. Menghindari pemberian tetes telinga, observasi dan nasihat agar menjaga
telinganya agar tidak kena air dan cairan lain
d. Semua hal diatas benar

2. Apabila setelah terjadi trauma telinga timbul tinitus nada tinggi, maka organ yang
mungkin rusak adalah
a. Daun telinga
b. Membran timpani
c. Kanalis semisirkularis
d. Koklea

Jawaban :

C. Essay/ujian Lisan/Ujian Sumatif :

1. Sebutkan klasifikasi fraktur tulang temporal berdasarkan garis frakturnya ?


2. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan bila berhadapan dengan kasus trauma tulang
temporal dengan kelumpuhan N. 7 ?
27
3. Jelaskan tata laksana perdarahan telinga yang disertai dengan trauma kapitis ?
4. Sebutkan 2 pemeriksaan penunjang untuk menentukan perforasi membran timpani ?
5. Apa indikasi operasi pada trauma membran timpani ?

Jawaban :

The correction of microtia/ atresia should begin with:


A. Skin graft to ear with removal of microtic vestige
B. Correction of the atresia by an otolaryngologist
C. Combined procedure in conjunction with the otologist
D. Autogenous cartilage harvest with framework creation
E. Wait until the child is 18 years of age to decide for himself or herself.
Jawaban :D
 Essay/ujian Lisan/Ujian Sumatif
Seorang anak laki-laki berusia 14 hari dibawa orang tuanya berobat dengan
terdapat lubang pada depan telinga sejak lahir, lubang sering mengeluarkan cairan
berbau, bengkak seperti bisul.
a) Jelaskan diagnosis yang terjadi pada kasus diatas serta tatalaksananya.

Jawaban :
Fistula Preaurikula dengan riwayat infeksi berulang. Tanda dan gejala awal
terjadinya infeksi adalah rasa nyeri, bengkak dan eritema yang menyebabkan
dokter memberikan antibiotik empirik untuk bakteri yang umum pada infeksi
kulit. Keluhan yang dapat terjadi adalah cairan yang keluar melalui fistula. Ketika
pemberian antibiotik tidak memberikan respon pada abses, maka diindikasikan
untuk melakukan aspirasi dengan jarum. Jika infeksi berulang maka dilakukan
tindakan pembedahan

Which of the following statements about complication after otoplasty is false?


a. Telephone ear deformity can result from failure to correct a prominent, laterally
displaced helical root and lobule.
b. Infection is the most common complication.
c. Skin necrosis is a rare complication
d. Worsening pain after postoperative day 3 suggests infection.
28
Jawaban: B

Pasien dengan defek fistula esofagokutas pasca laringektomi total dan diseksi leher
radikal. Pada akhir pembelajaran diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap defek
luka yang terjadi dan dapat menentukan tata laksanan apa yang harus diberikan, edukasi
anjuran perawatan serta pemberian makan dan minum pada pasien, rujukan ke
multidisiplin lain untuk perbaikan gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan
di gunakan.

3. Pemeriksaan tambahan apa yang perlu dilakukan untuk mengetahui apa penyebab
gangguan penyembuhan luka pada seseorang:
a. Rongten torak
b. Pemeriksaan darah tepi, termasuk gula darah, gungs ginjal dan fungsi hati.
c. Pemeriksaan USG doppler
d. Pemeriksaan kultur
Jawab : B

4. Tindakan apa yang diperlukan pada dengan nekrotik


a. Nekrotomi
b. Perawatan luka
c. Jabir lokal
d. Penyuntikkan PRP
Jawab : A

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Penyebab paling banyak pada insiden Penyembuhan luka kronis adalah


perawatan luka yang tidak adekuat
B S Jawab S
2. Faktor pertumbuhan bukan merupakan faktor penting dalam proses
penyembuhan luka
B S Jawab S

29
 Kuisioner Tengah Pembelajaran
1. Jelaskanmengapa factor pertumbuhanberperanpentingdalam
prosespenyembuhanluka?
 Kuisionerakhirpembelajaran
1. Jelaskanfase-fasepenyembuhanluka
2. Jelaskanbagaimanprinsipdanperawatanpenyembuhanluka

Pasien dengan defek pada seluruh area tip dan ala nasi. Untuk menutup defek pasien
digunakan jabir forehead. Karena besarnya jabir yang diperlukan area bekas asal jabir
menjadi defek luka terbuka tanpa kulit yang menutupinya. Pada akhir pembelajaran
diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap defek luka terbuka yang terjadi dan
dapat menentukan tata laksanan apa yang harus diberikan, edukasi anjuran perawatan
serta pemberian makan dan minum pada pasien, rujukan ke multidisiplin lain untuk
perbaikan gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan di gunakan.

5. Pilihan apa yang dapat digunakan untuk menutup defek pada tempat asal jabir
forehead:
e. Jabir lokal.
f. Ditutup saja dengan kasa, dan dibiarkan luka terbuka
g. Tandur kulit
h. Jabir bebas (Free Flap)
Jawab : C

6. Berapa lama perkiraan kasa yang digunakan untuk menekan tandur ke dasar bed
digunakan:
a. 1 hari
b. 3 hari
c. 14 hari
d. 7 hari
Jawab : D

30
 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

3. Persyaratan tandur kulit tumbuh baik adalah tidak menggunakan fikasi ke


dasar bed saat tandur diimpalntasikan.
B S Jawab: S
4. Implan yang paling kecil menimbulkan komplikasi adalah xerologus
B S Jawab: S
 Kuisioner Tengah Pembelajaran
1. Jelaskankomplikasidaripenggunaan biomaterial dan autologous tissue
transplant
 Kuisionerakhirpembelajaran
3. Jelaskanfase-fasepenyembuhanluka
4. Jelaskanbagaimanaprinsipdanperawatanpenyembuhanluka

Seorang laki-laki 38 tahun datang dengan luka keluhan terbuka pada daerah nasal lebih
kurang sejak 3 hari yang lalu akibat kecelakaan mobil terkena pecahan kaca. Tidak ada
perdarahan hidung, pada pemeriksaan fisik tidak di temukan septum deviasi.

1. Flap lokal pilihan terbaik untuk defek daerah nasal yang kompleks pada kasus ini
adalah:
A. Island flaps
B. Flap rotasional
C. Flap interposisi
D. Flap transposisi
E. Cheek advancement flaps

1.Sebutkan jenis-jenis skin flap yang di pakai pada maksilofasial, kecuali :


A. Pivotal flaps.
B. Rotation flaps.
C. Transposition flaps.
D. Interpolation flaps.
E. Sagital flaps
Jawaban : E

31
2. Prosedur skin flap yang harus di perhatikan adalah, kecuali :
A. Perhatikan asal suplai darah jaringan.
B. Keadaan jaringan yang dipindahkan.
C. Lokasi dari donor skin flap.
D. Lokasi dari donor skin graft.
E. Kondisi jaringan yang dipindahkan.
Jawaban : D

3. Prinsip dari prosedur skin flap yang harus diperhatikan adalah, kecuali :
A. Jaringan yang hilang digantikan dengan jenis jaringan yang sama.
B. Rekontruksi.
C. Merancang pola skin flap dan membuat rencana cadangan.
D. Lokasi pengambilan flap ditutup dengan menggunakan skin graft atau flap kulit
lainnya.
E. Lokasi pengambilan flap dibiarkan terbuka
Jawaban : E

Pasien dengan basalioma pada hidung, dahi, dan kedua mata. Telah dilakukan tindakan
eksisi luas. Defek pada wajah pasca operasi meliputi dahi, seluruh hidung, dan kedua
mata. Diperlukan tindakan rekonstruksi untuk menutup defek pada pasien ini. Pada akhir
pembelajaran diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap defek luka yang akan
terjadi dan dapat menentukan tata laksanan apa yang harus diberikan, edukasi anjuran
perawatan serta pemberian makan dan minum pada pasien, rujukan ke multidisiplin lain
untuk perbaikan gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan di gunakan.
7. Yang bukan merupakan kontraindikasi untuk dilakukan freeflap adalah:
a. Diabetes militus
b. Darah hiperkoagulasi
c. Abnormalitasanatomipembuluhdarah padatungkaibawahdapatmenyebabkan
kegagalanpengambilanjabiryangaman.
d. TBC paru
e. Pasiendengantrauma tungkaiyang luas atauriwayat operasi tungkaisebelumnya.

Jawab: D
32
2. Jabir bebas Radial Forearm merupakan jenis jabir bebas yang mengandung:
a. Fascia dan fasciocutaneous
b. Otot dan musculocutaneous
c. Composite free
d. Visceral
e. Fasciocutaneous

Jawab: A
 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Anastomosisarteridilakukansecaraend-to-enddananastomis
B S Jawab: B
 Kuisioner Tengah Pembelajaran

1. Untuk melakukan rekonstruksi mandibula oleh karena Osteosarcoma Mandibula


dapat dilakukan dengan jabir bebas forearm
B S Jawab: S

 Kuisioner akhir pembelajaran

a. The dominant cause of failure following free-tissue transfer for facial reanimation is:
A. Microvascular failure
B. Inadequate neural penetration
C. Inadequate suture inset to atrophied modiolus
D. Incorrect vector of pull

Jawaban : B
A. Kuesioner sebelum pembelajaran(pre test):

1.Manakah yang merupakan kriteria dari hemangioma?


a. Muncul setelah kelahiran
b. Ukuran membesar seiring dengan usia

33
c. Pertumbuhan sel endotelial normal
d. Sedikit hiperplasia endotelial

Jawaban : A

B. Kuesioner tengah pembelajaran :

1. Sel apakah yang paling sensitif terhadap pembekuan dari cryoterapi dengan cairan
nitrogen?
a. Keratinosit
b. Melanosit
c. Saraf
d. Selmerkel
e. Fibroblast

Jawaban : B

C. Kuesioner akhir pembelajaran

1. A 27-year-old pregnant woman presents to an urgent care clinic with a 3-week history of
a rapidly growing red friable papule that easily bleeds on the lateral commissure of the
mouth. As the consulting physician you astutely clinically diagnose:
a. Fibrous papule
b. Basal cell carcinoma
c. Angioma
d. Pyogenic granuloma
e. Sebaceous hyperplasia

Jawaban : D

1. Naso fasial dibentuk oleh pertemuan antara:


a. Garis pertama dari nasion melalui nasal tip, garis kedua dari nasion melalui facial alar
junction
b. Garis pertama dari nasion melalui subnasal, garis kedua dari nasion melalui nasal tip
34
c. Garis pertama dari nasion melalui nasal tip, garis kedua dari glabela melalui pogonion
d. Garis pertama dari glabela melalui nasal tip, gari kedua dari glabela melalui subnasal

Jawaban : C

2. Flap yang melibatkan perpindahan pedikel yang menjembatani jaringan kutaneus disebut:
a. Advancement
b. Interpolasi
c. Rotasi
d. Rhomboid

Jawaban : B

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

5. Penyebab paling banyak pada defek luka kepala leher yang membutuhkan jabir
regional ialah tumor kepala leher yang luas dan kegagalan rekonstruksi tumor
luas.
B S Jawab B
6. Teknik penggunaan jabir regional merupakan faktor penting dalam menentukan
penyembuhan dan penutupan defek luas akibat tumor ganas kepala leher.
B S Jawab S
7. Persyaratan jabir tumbuh baik adalah perbandingan lebar dan panjang jabir
adalah 1:5
B S Jawab: S
8. Jabir regional tidak membawa arteri dan vena tertentu
B S Jawab: S

 Kuisioner Tengah Pembelajaran


1. Jelaskan mengapa kita memerlukan jabir regional dalam menutup luka defek
tumor.

35
Jawaban : defek luka tumor meliputi kutis sub kutis sampai dengan otot yang
tidak dapat ditutup dengan lokal flap. Tidak dapat dilakukan dengan 1 tahap.
Defek yang luas atau menutup daerah vital seperti karotis.

 Kuisioner akhir pembelajaran


8. Jabir pektoralis mayor dapat digunakan untuk menutup permukaan anterior
esophagus
B S Jawab : B
9. Jabir forehead terdapat berbagai sumber arteri besar
B S Jawab : B

36
PLASTIK REKONSTRUKSI

Seorang laki-laki, 25 tahun datang dengan keluhan nyeri pada hidung dan perubahan
bentuk hidung sejak 6 bulan yanglalu akibat setelah tersikut lengan temannya sewaktu
bermain sepak bola Penderita juga mengeluh hidung kanan terasa tersumbat. Tidak ada
perdarahan hidung dan tterdapat cefalgi dan sekret terus menerus. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan deviasi piramid ( bony piramid) dengan tip nasi deviasi kearah contralateral ( s
type)

1. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk menilai adanya sumbatan


hidung sehingga perlu tatalaksana selanjutnya pada pasien kasus ini
a. Foto rongten sinus paranasal
b. Nasoendoskopi
c. Rinomanometri
d. CT-Scan A

2. Tindakan operasi yang diperlukan pada pasien ini bila ditemukan


sumbatan
a. Septoplasti
b. Septorinoplasti
c. Rinoplasti augmentasi
d. Rinopalasti D

Kuesioner Sebelum Pembelajaran


1. Deviasi tip hidung yang mengenai pada area 2 septum dan columella menimbulkan
keluhan sumbatan nafas nafas B S
2. Rinoplasti endonasal approach terdapat insisi intercartilaginous intracartilaginous dan
infracartilaginous sebagai langkah pertama paparan tindakan operasidalam memperbaiki
kartilago alar
B S
3. Kelainan piramid hidnyg berupa saddle nose tanpa gejala perlu dilakukan rinoplasti untuk
alasan estetika
B S

1
4. Rinoplasti ednonasal approach dilakukan pada riwayat fraktur piramid hidung harus
dilakukan dalam 24 jam pertama setelah trauma B S

Jawaban :
1. B
2. B
3. B
4. S

Seorang laki-laki, 25 tahun datang dengan keluhan nyeri pada hidung dan perubahan
bentuk hidung sejak 6 bulan yanglalu akibat setelah tersikut lengan temannya sewaktu
bermain sepak bola Penderita juga mengeluh hidung kanan terasa tersumbat. Tidak ada
perdarahan hidung dan terdapat sefalgi dan sekret terus menerus. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan septum deviasi pada area 2 disertai dengan hipertrofi konka

3. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk menilai adanya sumbatan hidung
sehingga perlu tatalaksana selanjutnya pada pasien kasus ini
a. Foto rongten sinus paranasal
b. Nasoendoskopi
c. Rinomanometri
d. CT-Scan

4. Tindakan operasi yang diperlukan pada pasien ini bila ditemukan sumbatan
a. Septoplasti
b. Septorinoplasti
c. Rinoplasti augmentasi
d. Rinopalasti reduksi

1. Pembagian septum menurut Cottle, dibagi menjadi 5 area. Salah satu indikasi untuk
melakukan tindakan koreksi berupa septoplasti ialah:
a. Deviasi pada area 2 septum yang menimbulkan keluhan sumbatan nafas nafas

b. Septoplasti terdapat tahapan 6 langkah dengan insisi hemitransfiksi sebagai


langkah pertama
2
c. Kelainan septum tanpa gejala perlu dilakukan septorinoplasti untuk alasan
estetika
d. Reposisi sederhana berupa septoplasti dilakukan pada fraktur septum harus
dilakukan dalam 24 jam pertama setelah trauma

Jawaban : A

2. Where are septal fractures most commonly seen?


a. Above the interface with the maxillary crest
b. At the caudal septum
c. At the junction of the cartilage with the perpendicular plate of the ethmoid bone
d. Right where the cartilage interfaces with the maxillary crest

Jawaban : A

Seorang laki-laki, 25 tahun datang dengan keluhan nyeri pada hidung dan perubahan
bentuk hidung sejak 6 bulan yanglalu akibat setelah tersikut lengan temannya sewaktu
bermain sepak bola Penderita juga mengeluh hidung kanan terasa tersumbat. Tidak ada
perdarahan hidung dan tterdapat cefalgi dan sekret terus menerus. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan septum deviasi pada area 2 disertai dengan hipertrofi konka

1. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk menilai adanya sumbatan


hidung sehingga perlu tatalaksana selanjutnya pada pasien kasus ini
a. Foto rongten sinus paranasal
b. Nasoendoskopi
c. Rinomanometri
d. CT-Scan C

2. Tindakan operasi yang diperlukan pada pasien ini bila ditemukan


sumbatan
a. Septoplasti
b. Septorinoplasti
c. Rinoplasti augmentasi
d. Rinopalasti reduksi
3
Kuesioner Sebelum Pembelajaran

5. dislokasi caulda septum dan deviasi tip nasi menimbulkan keluhan sumbatan nafas
nafas B S
6.Septoplasti terdapat tahapan 6 langkah dengan insisi hemitransfiksi sebagai langkah
pertama
B S
7.Kelainan septum tanpa gejala perlu dilakukan septorinoplasti untuk alasan estetika
B S
8. septoplastirinoplasti dilakukan pada fraktur os nasal sebaiknya harus dilakukan dalam
24 jam pertama setelah trauma
B S

Jawaban :
1. B
2. B
3. S
4. S

1. Fracture displacement of which structure as demonstrated by axial computed


tomography best indicates the amount of intrusion of the middle third of the facial
skeleton in patient whose highest fracture is at the LeFort III level?
a. Bony nasal septum
b. Zygomatic arch
c. Pterygoid plates
d. Malar prominence
e. Hard palate

Jawaban: B

2. Bilateral LeFort fractures are treated with miniplates and screws, and the
maxillomandibular fixation is removed in the operating room. One week later the
patient is noted to have a unilateral openbite deformity. Treatment at this time should
be..
4
a. Reapplication of arch bars
b. Occlusal adjustment with selective grinding of the teeth
c. Fabrication of an inclined bite splint to guide the teeth back into occlusion
d. Removal of miniplates and reapplication of maxilomandibular fixation
e. Continued observation for development of a bilateral crossbite deformity
Jawaban: D

1. When using the coronal flap approach to expose the zygomatic arch, the dissection
should:
a. Remain above the deep temporal fascia throughout
b. Be superficial to the temporoparietal fascia
c. Transition deep to the deep temporal fascia onto the temporal fat pad above the
arch
d. Transition deep to the temporalis muscle above the arch

Jawaban : C

2. Which is the single best site at which the accuracy of zygomaticomaxillary (ZMC)
fracture reduction may be assessed?
a. Zygomaticofrontal suture
b. Zygomaticomaxillary suture
c. Zygomaticosphenoid suture
d. D . Zygomaticotemporal suture
e. Infraorbital rim

Jawaban : C

1. Medial orbital wall exposure is accomplished by which of these statements?


a. Best accomplished through a transcutaneous or "Lynch " incision
b. Optimally done through a transcaruncular, transconjunctival approach
c. Best approached from the upper labial sulcus
d. Ideally gained through an eyebrow or "gullwing" incision

Jawaban : B
5
2. A 12-year-old boy sustained a blow to the eye from an elbow while jumping on a
trampoline. There was no loss of consciousness. He is brought to the emergency
department 6 hours after the injury and has had one episode of emesis. Pulse rate is 45
bpm, blood pressure 120/80 mm Hg, and respirations 1 8/minute. Examination reveals
periorbital ecchymosis and restriction of extraocular motion, and CT of the head shows a
fracture of the orbital floor. What is the most appropriate approach to management?
a. Emergent surgical intervention
b . Surgery in 24 to 72 hours
c. Surgery in 4 to 7 days
d. Observation with reassessment in 7 to 1 0 days

Jawaban : A

1. A 19-year-old trauma patient. Which of the following statements is true?

a. This fracture is classified as Le Fort II.


b . This fracture should be managed conservatively.
c. The lamina papyracea requires surgical repair.
d. This cr was acquired as a direct coronal acquisition.
e. The inferior rectus muscle has herniated through an orbital floor blowout.

Jawaban : E

6
1. The majority of mandibular angle fractures are horizontally favorable/unfavorable
based on which of these statements?
a. Unfavorable as the masseter, lateral pterygoid, and temporalis muscles contribute
to
the superior and lateral displacement of the proximal segment.
b. Favorable as the masseter, medial pterygoid, and temporalis muscles contribute to
the superior and medial closure of the proximal segment.
c. Unfavorable as the masseter, medial pterygoid, and temporalis muscles contribute
to the superior and medial displacement of the proximal segment.
d. Favorable as the masseter, medial pterygoid, and temporalis muscles contribute to
the superior and medial closure of the distal segment.
Jawaban : C

2. Which of the following mandible fractures is most appropriately treated with 2 . 0-


mm
mini plates?
a. Comminuted fracture of the mandibular angle
b. Edentulous mandibular body fracture
c. Linear fracture of the right angle and left subcondylar region
d. D . Mandibular nonunion with bone resorption
Jawaban : C

1. The appropriate treatment strategy for management of frontal sinus fractures can be
made from assessing which of these five anatomic parameters?
a. Nasoorbitoethmoid (NOE) complex fracture, orbital fracture, frontal recess,
anteriortable fracture, and posterior table fracture
b. Anterior table fracture, posterior table fracture, nasofrontal recess injury, dural
tear/ cerebrospinal fluid ( CSF) leak, and fracture displacement/comminution
c. Dural tear/CSF leak, NOE complex fracture, nasofrontal recess injury, orbital
rooffracture, and posterior table fracture
d. Through-and-through lacerations, orbital roof injury, frontal recess injury,
anteriortable fracture, and posterior table fracture

Jawaban : B
7
2. Which of the following is one of the most important factors in successful frontal sinus
obliteration?
a. Choosing the correct obliteration material
b. Complete removal of all sinus mucosa
c. Choosing the appropriate plate size for posterior table reconstruction
d. Use of atraumatic technique for elevation of the pericranial flap

Jawaban : B

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Otot orbikularis berjalan horisontal dan ke arah atas sejajar tepi celah bibir. Pada
unilateral otot menempel pada dasar kolumela dan dasar ala nasi.
B S
2. Pada bilateral, otot menepel pada dasar ala nasi tanpa ada otot yang menghubungkan
bagian tengah prolabial.
B S

Jawaban : BB

 Kuesioner Tengah Pembelajaran

1. Saat operasi menurut Millard’s Rule of ten yaitu : Usia 10 minggu, Hb 10 gr% dan
Berat 10 pound
B S

Jawaban : BB
1. Pembentukan palatum dimulai pada akhir gestasi minggu ke lima. Pada tahap ini
terdiri dari 2 bagian yaitu anterior (primary) palate dan bagian posterior (secondary)
palate.
B S

8
2. Komplikasi yang sering dijumpai pada palatoskisis adalah infeksi telinga tengah
berupa OME yang dapat menyebakan gangguan pendengaran dan gangguan wicara.
B S

Jawaban : B

 Kuesioner Tengah Pembelajaran

1. Teknik dasar operasi palatoplasi


a. Tehnik von Langenbeck, Schweckendiek,
b. Tehnik 2-flap,
c. Tehnik 3-flap (V-to-Y),
d. Tehnik Furlow palatoplasti.
e. Semua Benar

2. Faringeal flaps biasanya memakai pedikel basis superior flaps yang terdiri dari
mukosa and otot konstriktor faringeus.
B S

Jawaban : B
The correction of microtia/ atresia should begin with:
A. Skin graft to ear with removal of microtic vestige
B. Correction of the atresia by an otolaryngologist
C. Combined procedure in conjunction with the otologist
D. Autogenous cartilage harvest with framework creation
E. Wait until the child is 18 years of age to decide for himself or herself.
Jawaban :D

 Essay/ujian Lisan/Ujian Sumatif


Seorang anak laki-laki berusia 14 hari dibawa orang tuanya berobat dengan
terdapat lubang pada depan telinga sejak lahir, lubang sering mengeluarkan cairan
berbau, bengkak seperti bisul.
a) Jelaskan diagnosis yang terjadi pada kasus diatas serta tatalaksananya.

9
Jawaban :
Fistula Preaurikula dengan riwayat infeksi berulang. Tanda dan gejala awal
terjadinya infeksi adalah rasa nyeri, bengkak dan eritema yang menyebabkan
dokter memberikan antibiotik empirik untuk bakteri yang umum pada infeksi
kulit. Keluhan yang dapat terjadi adalah cairan yang keluar melalui fistula. Ketika
pemberian antibiotik tidak memberikan respon pada abses, maka diindikasikan
untuk melakukan aspirasi dengan jarum. Jika infeksi berulang maka dilakukan
tindakan pembedahan

Which of the following statements about complication after otoplasty is false?


a. Telephone ear deformity can result from failure to correct a prominent, laterally
displaced helical root and lobule.
b. Infection is the most common complication.
c. Skin necrosis is a rare complication
d. Worsening pain after postoperative day 3 suggests infection.
Jawaban: B

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran


3. Septum orbitalis yang berasal dari rima orbita superior, merupakan refleksi
periosteum tulang frontal
B S

4. Blepharoplasti pada kelopak mata atas dapat memperbaiki alis yang tidak simetris
B S
Jawaban :B dan S

 Kuesioner Tengah Pembelajaran


1. Teknik dasar operasi kelopak mata bawah dapat dilakukan dengan approach:
a. Coronal
b. Subsiliari
c. Transkutaneus

10
2. Indikasi blepharoplasti kelopak mata bawah adalah dermatokalasis dan entropion
B S
Jawaban : B B

 Kuesioner Akhir Pembelajaran


1. Apa yang terjadi bila terdapat hipertrofi dari m. Orbicularis oculi?
Jawab: Penebalan kelopak mata dan kelopak mata menyempit
 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

5. Lima landmark dari aging face adalah rahang, lipatan nasolabial dan lateral perioral,
platisma banding dan submental fullnes di regio leher, ptosis dari orbicularis oculi dan
bantalan lemak malar, dan penuaan dari kulit itu sendiri
B S
6. Pasien dengan posterior hyoid yang rendah adalah kandidat yang baik untuk
dilakukan face lift.
B S

Jawaban : B B

 Kuesioner Tengah Pembelajaran


1. Teknik dari ritidektomi adalah
a. Subkutaneus ritidektomi
b. Subkutaneus ritidektomi dengan SMAS
c. Deep plane ritidektomi
d. V-Y Pushback

2. Komplikasi yang sering terjadi setelah operasi ritidektomi adalah Pixie atau satyr
lobule telinga
B S

Jawaban : B B

11
 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Diseksi dilakukan inferior dari foramen mentum untuk mencegah trauma pada n.
mentalis
B S

2. Panjang insisi pada mentoplasty adalah 2 cm inferior dari lipatan submental.


B S

Jawaban :B B

 Kuesioner Tengah Pembelajaran


1. Teknik dasar operasi mentoplasty adalah chin augmentasi dengan implant alloplast
dan osseous genioplasty
B S

2. Jika kantung implan terlalu kecil dapat menyebabkan, kecuali :


a. Implant dapat berubah bentuk
b. Kontur menjadi irregular
c. Implan tidak menempel
d. Implan berpindah lokasi dari garis tengah

Jawaban : B C

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran


1. Selama diseksi berada di bawah periosteum atau dekat dengan archus zygoma, nervus
fasialis tidak rawan cedera
B S
2. Keuntungan implan silasticdapat di tempatkan dengan mudah dan berada pada posisi
nya
tanpa slip
B S
Jawaban : B S

12
 Kuesioner Tengah Pembelajaran

3. Salah satu implant yang paling banyak digunakan pada malarplasty adalah silastic
B S

4. Komplikasi dari implant malar, kecuali :


e. Malposisi implant
f. Reaksi jaringan atau infeksi
g. Trauma nervus infraorbital
h. Trauma nervus mentalis
Jawaban : B D

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

7. Dislokasi medial pada fraktur zigoma menyebabkan kompresi volume orbita


B S
8. Gejala pada fraktur zigoma hampir selalu melibatkan kombinasi dari periorbital dan
subkonjungtival hematom
B S

Jawaban :B B

 Kuesioner Tengah Pembelajaran


1. Gejala fraktur zigoma:
1.Gangguan sensasi wajah
2.Exopthalmost
3.Subkonjungtival hematom
4.Diplopia

2. Baal pada daerah n. Infraorbitalis hampir selalu ada pada fraktur zigoma
B S

Jawaban :B B

13
 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Epiphora disebabkan karena:


a. sumbatan punctum lakrimalis.
b. Konjungtivitis
c. dinilai dengan force duction test
d. Iritasi mata
2. Dye Dissappearance Test dilakukan untuk :
a. menilai derajat sumbatan sakus lakrimalis
b. menilai fungsi pergerakan bola mata
c. menilai kekeringan bola mata
d. menilai ada tidaknya pengelihatan ganda

Jawaban :A dan A

 Kuesioner Tengah Pembelajaran

1. Teknik dasar operasi DCR


A. External approach
B. Intranasal approach
C. Transnasal approach

2. Tulang lakrimalis merupakan salah satu tulang tertipis


B S
Jawaban :B dan B

 Kuesioner AkhirPembelajaran
1. Dimanakah letak sakus lakrimalis
Jawab: diantara fossa lakrimalis dengan sebagian berada diatas axilla dari concha
media

14
 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

Evaluasi foto dagu secara rutin termasuk foto panoramic dan foto sefalometrik
AP dan lateral.
(B-S)

Jawaban :
B

 Kuesioner Tengah Pembelajaran

Tidak ada satupun analisis yang secara tepat mengidentifikasi setiap deformitas
dan tidak ada prosedur tunggal yang dapat memperbaiki defek dagu.

SEBAB

Dokter bedah harus mengkombinasikan metode untuk mengevaluasi dagu.


Jawaban :
A

 Essay/ujian Lisan/Ujian Sumatif

Sebutkan klasifikasi dari deformitas dagu dan bagaimana cara mengkoreksinya?

Jawaban :
Deformitas dagu terbagi atas deformitas sederhana (simplek) dan deformitas
kompleks
dapat dikoreksi dengan mudah melalui implantasi ataupun kemajuan tulang.
Biasanya membutuhkan osteotomi horizontal untuk koreksi yang adekuat.
Pasien dengan defek fistula esofagokutas pasca laringektomi total dan diseksi leher
radikal. Pada akhir pembelajaran diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap defek
luka yang terjadi dan dapat menentukan tata laksanan apa yang harus diberikan, edukasi
anjuran perawatan serta pemberian makan dan minum pada pasien, rujukan ke

15
multidisiplin lain untuk perbaikan gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan
di gunakan.

5. Pemeriksaan tambahan apa yang perlu dilakukan untuk mengetahui apa penyebab
gangguan penyembuhan luka pada seseorang:
a. Rongten torak
b. Pemeriksaan darah tepi, termasuk gula darah, gungs ginjal dan fungsi hati.
c. Pemeriksaan USG doppler
d. Pemeriksaan kultur
Jawab : B

6. Tindakan apa yang diperlukan pada dengan nekrotik


a. Nekrotomi
b. Perawatan luka
c. Jabir lokal
d. Penyuntikkan PRP
Jawab : A

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

9. Penyebab paling banyak pada insiden Penyembuhan luka kronis adalah


perawatan luka yang tidak adekuat
B S Jawab S
10. Faktor pertumbuhan bukan merupakan faktor penting dalam proses
penyembuhan luka
B S Jawab S
 Kuisioner Tengah Pembelajaran
1. Jelaskanmengapa factor pertumbuhanberperanpentingdalam
prosespenyembuhanluka?
 Kuisionerakhirpembelajaran
1. Jelaskanfase-fasepenyembuhanluka
2. Jelaskanbagaimanprinsipdanperawatanpenyembuhanluka

16
Pasien dengan defek pada seluruh area tip dan ala nasi. Untuk menutup defek pasien
digunakan jabir forehead. Karena besarnya jabir yang diperlukan area bekas asal jabir
menjadi defek luka terbuka tanpa kulit yang menutupinya. Pada akhir pembelajaran
diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap defek luka terbuka yang terjadi dan
dapat menentukan tata laksanan apa yang harus diberikan, edukasi anjuran perawatan
serta pemberian makan dan minum pada pasien, rujukan ke multidisiplin lain untuk
perbaikan gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan di gunakan.

7. Pilihan apa yang dapat digunakan untuk menutup defek pada tempat asal jabir
forehead:
e. Jabir lokal.
f. Ditutup saja dengan kasa, dan dibiarkan luka terbuka
g. Tandur kulit
h. Jabir bebas (Free Flap)
Jawab : C

8. Berapa lama perkiraan kasa yang digunakan untuk menekan tandur ke dasar bed
digunakan:
a. 1 hari
b. 3 hari
c. 14 hari
d. 7 hari
Jawab : D

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

11. Persyaratan tandur kulit tumbuh baik adalah tidak menggunakan fikasi ke
dasar bed saat tandur diimpalntasikan.
B S Jawab: S
12. Implan yang paling kecil menimbulkan komplikasi adalah xerologus
B S Jawab: S

17
 Kuisioner Tengah Pembelajaran
1. Jelaskankomplikasidaripenggunaan biomaterial dan autologous tissue
transplant
 Kuisionerakhirpembelajaran
3. Jelaskanfase-fasepenyembuhanluka
4. Jelaskanbagaimanaprinsipdanperawatanpenyembuhanluka

Seorang laki-laki 38 tahun datang dengan luka keluhan terbuka pada daerah nasal lebih
kurang sejak 3 hari yang lalu akibat kecelakaan mobil terkena pecahan kaca. Tidak ada
perdarahan hidung, pada pemeriksaan fisik tidak di temukan septum deviasi.
1. Flap lokal pilihan terbaik untuk defek daerah nasal yang kompleks pada kasus ini
adalah:
A. Island flaps
B. Flap rotasional
C. Flap interposisi
D. Flap transposisi
E. Cheek advancement flaps

1.Sebutkan jenis-jenis skin flap yang di pakai pada maksilofasial, kecuali :


A. Pivotal flaps.
B. Rotation flaps.
C. Transposition flaps.
D. Interpolation flaps.
E. Sagital flaps
Jawaban : E

2. Prosedur skin flap yang harus di perhatikan adalah, kecuali :


A. Perhatikan asal suplai darah jaringan.
B. Keadaan jaringan yang dipindahkan.
C. Lokasi dari donor skin flap.
D. Lokasi dari donor skin graft.
E. Kondisi jaringan yang dipindahkan.
Jawaban : D

18
3. Prinsip dari prosedur skin flap yang harus diperhatikan adalah, kecuali :
A. Jaringan yang hilang digantikan dengan jenis jaringan yang sama.
B. Rekontruksi.
C. Merancang pola skin flap dan membuat rencana cadangan.
D. Lokasi pengambilan flap ditutup dengan menggunakan skin graft atau flap kulit
lainnya.
E. Lokasi pengambilan flap dibiarkan terbuka
Jawaban : E

Pasien dengan basalioma pada hidung, dahi, dan kedua mata. Telah dilakukan tindakan
eksisi luas. Defek pada wajah pasca operasi meliputi dahi, seluruh hidung, dan kedua
mata. Diperlukan tindakan rekonstruksi untuk menutup defek pada pasien ini. Pada akhir
pembelajaran diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap defek luka yang akan
terjadi dan dapat menentukan tata laksanan apa yang harus diberikan, edukasi anjuran
perawatan serta pemberian makan dan minum pada pasien, rujukan ke multidisiplin lain
untuk perbaikan gizi, persiapan operasi serta tehnik operasi yang akan di gunakan.
9. Yang bukan merupakan kontraindikasi untuk dilakukan freeflap adalah:
a. Diabetes militus
b. Darah hiperkoagulasi
c. Abnormalitasanatomipembuluhdarah padatungkaibawahdapatmenyebabkan
kegagalanpengambilanjabiryangaman.
d. TBC paru
e. Pasiendengantrauma tungkaiyang luas atauriwayat operasi tungkaisebelumnya.
Jawab: D

2. Jabir bebas Radial Forearm merupakan jenis jabir bebas yang mengandung:
a. Fascia dan fasciocutaneous
b. Otot dan musculocutaneous
c. Composite free
d. Visceral
e. Fasciocutaneous

Jawab: A
19
 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

1. Anastomosisarteridilakukansecaraend-to-enddananastomis
B S Jawab: B
 Kuisioner Tengah Pembelajaran

1. Untuk melakukan rekonstruksi mandibula oleh karena Osteosarcoma Mandibula


dapat dilakukan dengan jabir bebas forearm
B S Jawab: S

 Kuisioner akhir pembelajaran

a. The dominant cause of failure following free-tissue transfer for facial reanimation is:
A. Microvascular failure
B. Inadequate neural penetration
C. Inadequate suture inset to atrophied modiolus
D. Incorrect vector of pull

Jawaban : B
1.Manakah yang merupakan kriteria dari hemangioma?
a. Muncul setelah kelahiran
b. Ukuran membesar seiring dengan usia
c. Pertumbuhan sel endotelial normal
d. Sedikit hiperplasia endotelial

Jawaban : A

B. Kuesioner tengah pembelajaran :

1. Sel apakah yang paling sensitif terhadap pembekuan dari cryoterapi dengan cairan
nitrogen?
a. Keratinosit
b. Melanosit

20
c. Saraf
d. Selmerkel
e. Fibroblast

Jawaban : B

C. Kuesioner akhir pembelajaran

1. A 27-year-old pregnant woman presents to an urgent care clinic with a 3-week history of
a rapidly growing red friable papule that easily bleeds on the lateral commissure of the
mouth. As the consulting physician you astutely clinically diagnose:
a. Fibrous papule
b. Basal cell carcinoma
c. Angioma
d. Pyogenic granuloma
e. Sebaceous hyperplasia
Jawaban : D

1. Naso fasial dibentuk oleh pertemuan antara:


a. Garis pertama dari nasion melalui nasal tip, garis kedua dari nasion melalui facial alar
junction
b. Garis pertama dari nasion melalui subnasal, garis kedua dari nasion melalui nasal tip
c. Garis pertama dari nasion melalui nasal tip, garis kedua dari glabela melalui pogonion
d. Garis pertama dari glabela melalui nasal tip, gari kedua dari glabela melalui subnasal

Jawaban : C

2. Flap yang melibatkan perpindahan pedikel yang menjembatani jaringan kutaneus disebut:
a. Advancement
b. Interpolasi
c. Rotasi
d. Rhomboid

Jawaban : B
21
 Kuesioner Sebelum Pembelajaran

13. Penyebab paling banyak pada defek luka kepala leher yang membutuhkan jabir
regional ialah tumor kepala leher yang luas dan kegagalan rekonstruksi tumor
luas.
B S Jawab B
14. Teknik penggunaan jabir regional merupakan faktor penting dalam menentukan
penyembuhan dan penutupan defek luas akibat tumor ganas kepala leher.
B S Jawab S
15. Persyaratan jabir tumbuh baik adalah perbandingan lebar dan panjang jabir
adalah 1:5
B S Jawab: S
16. Jabir regional tidak membawa arteri dan vena tertentu
B S Jawab: S

 Kuisioner Tengah Pembelajaran


1. Jelaskan mengapa kita memerlukan jabir regional dalam menutup luka defek
tumor.
Jawaban : defek luka tumor meliputi kutis sub kutis sampai dengan otot yang
tidak dapat ditutup dengan lokal flap. Tidak dapat dilakukan dengan 1 tahap.
Defek yang luas atau menutup daerah vital seperti karotis.

 Kuisioner akhir pembelajaran


10. Jabir pektoralis mayor dapat digunakan untuk menutup permukaan anterior
esophagus
B S Jawab : B
11. Jabir forehead terdapat berbagai sumber arteri besar
B S Jawab : B

22
RHINOLOGI

Kuesionersebelumpembelajaran
1. Simptom yang sering dijumpai pada benda asing hidung kecuali
A. Sakit
B. Demam
C. Ingus kuning kental
D. Obstruksi nasi
E. Hiposmia
Jawaban : B

2. Selain lampu kepala maka peralatan lain yang harus disiapkan adalah:
A. pinset
B. suction
C. ekstraktor
D. spekulum
Jawaban :

Kuesioner tengah pembelajaran


1. Seorang petani pada waktu sore hari setelah menanam padi merasa hidung kanan
tersumbat,malam hari hidung terasa semakin tersumba,.terasa gatal.kemudian pergi
kedokter .pada waktu diperiksa rinoskopi anterior tampak massa merah ke
hitaman,lunak dan sulit diangkat, tindakan yang akan saudara lakukan adalah sbb :
A. angkat dgn ekstraktor
B. jepit dg pinset
C. tetesi air tembakau
D. C kemudian A
E. betulsemua
Jawaban : E

1. Seoranganakusia 4 tahun 1iagno


bersamaibunyadengankeluhaninguskentalkeluardarilubanghidungkiri 1
bulaninidisertaihidungtersumbatdanberbau.
Ossuddahberobatkemedislainnyanamuntidakmengalamiperbaikan.
1
Padapemeriksaanrinoskopi anterior tampaksekretkentaldankonka inferior oedem.
Tindakan yang dapatsaudaralakukanadalahsbb :
A. Angkatdenganekstraktor
B. Bersihkansekrethidungdan tampon denganvasokonstriktor
C. Jepitdenganpinset
D. B dan A
E. SemuaBenar
Jawaban :

2. Seoranganakumur 3
tahun2iagnodenganibunyadengankeluhanhidungberdarahdarilubanghidungkananhilangt
imbuldisertaidenganingusdan rasa nyeripadahidungsebelahkanan.
Padapemeriksaanrhinoskopi anterior
dijumpaironggahidungkanansempitdipenuhidengankrustadansekretwarnacoklatkehitam
an. Apakemungkinan diagnosis pasientersebutdiatas?
A. RinitisAkut
B. Angiofibroma Juvenile
C. Rhinitis Alergi
D. Benda asingbatubatre
E. Semuabenar
Jawaban :

Seorang laki-laki, 54 tahun datang ke UGD dengan keluhan mimisan sejak 2 hari yang lalu.
Sebelumnya penderita dirawat di RS daerah tapi perdarahan tidak berhenti. Keluhan disertai
hidung tersumbat dan sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik tampak terpasang tampon anterior,
dari tenggorok tidak didapatkan post nasal bleeding.

Diskusi :
Must to know :
 Etiologi epistaksis
 Perbedaan epistaksis anterior dan posterior.
 Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mengetahui sumber dan etiologi
epistaksis.

2
 KUESIONER SEBELUM PEMBELAJARAN
Soal :
Seorang anak 5 tahun diantar ibunya ke klinik THT dengan mimisan. Penderita sering
mimisan sedikit-sedikit dan berhenti sendiri. Pada pemeriksaan fisik tampak sumber
perdarahan di septum nasi anterior.
Pertanyaan :
1. Pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan pada pasien ini adalah:
a. a. Sfenopalatina
b. a. Etmoidalis posterior
c. a. Palatina minor
d. a. Labialis inferior
e. a. Fasialis

2. Penatalaksanaan yang tepat untuk pasien ini adalah:


a. Pemasangan tampon lidokain
b. Pemasangan tampon adrenalin
c. Pemasangan tampon anterior
d. Pemasangan tampon beloque
e. Pemasangan tampon handscoon

3. Bahan yang digunakan untuk tindakan kauterisasi kimia adalah hidrogen peroksida
(B/S)

4. Penatalaksanaan epistaksis posterior dapat menggunakan balon brighton (B/S)

5. Tindakan submukosa reseksi merupakan salah satu penatalaksanaan operatif pada kasus
epistaksis (B/S)

 KUESIONER TENGAH PEMBELAJARAN

Soal :
Seorang wanita 55 tahun datang ke UGD dengan keluhan mimisan sangat banyak. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan perdarahan aktif dari kavum nasi kanan dan kiri, sumber
perdarahan tidak dapat diidentifikasi.
3
Pertanyaan :
1. Kemungkinan sumber perdarahan pada pasien ini adalah:
a. a. Sfenopalatina
b. a. Etmoidalis anterior
c. a. Palatina minor
d. a. Labialis inferior
e. a. Fasialis

2. Penatalaksanaan yang tepat untuk pasien ini adalah:


a. Pemasangan infus dilanjutkan pemasangan tampon posterior
b. Pemasangan tampon posterior dan pemberian antiperdarahan
c. Pemasangan tampon anterior dan tampon posterior
d. Pemasangan infus dan pemasangan tampon anterior
e. Pemasangan tampon anterior dan pemberian anti perdarahan

Seorang wanita, 35 tahun datang dengan keluhan kedua hidung sering tersumbat sejak 5
bulan yang lalu. Keluhan kadang-kadang disertai hidung beringus dan penciuman yang
berkurang. Keluhan tidak disertai : bersin, gatal hidung, sakit kepala, riwayat trauma
atauapun sakit gigi. Riwayat atopi tidak ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Cavum nasi bilateral: mukosa tenang dengan tampak sekret seropurulen dari osteum sinus
maksilaris, polip tidak ada, konkha inferior dan media hipertrofi Pemeriksaan nasal
endoskopi memperlihatkan selain hal di atas juga: penebalan prosesus uncinatus

Bahan Diskusi :
a. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini ?
b. Apa pemeriksaan penunjang yang sangat diperlukan pada pasien ini?
c. Bagaimana tatalaksana pada pasien ini?
d. Adakah indikasi penanganan operatif pada pasien ini?

Kuesioner awal pembelajaran


1. Yang berperan dalam proses klirens mukosilier di mukosa hidung dan sinus paranasal
adalah sebagai berikut :

4
a. Elemen penunjang vaskuler berupa vena, yang akan menghasilkan jaringan
pembuluh darah yang berkontraktil
b. Elemen persyarafan, yang memungkinkan terjadinya pergerakan silia keluar dari
rongga hidung.
c. Elemen produksi mukus, dengan komposisi utama adalah musin
d. Elemen silia dan mukus yang akan menghasilkan cairan yang fibroelastis.
e. Elemen ion dan biokimia yang dihasilkan akan mengatur komposisi mukus.

Jawaban : e

2. Arteri sfenopalatina merupakan cabang dari :


a. arteri etmoidalis anterior
b. arteri maksilaris interna
c. arteri fasialis
d. arteri lingualis dorsalis
e. arteri carotis interna

Jawaban : b

3. Keluhan yang sering dirasakan oleh pasien rinosinusitis adalah :


a. Gangguan penciuman, gangguan pengecapan, perdarahan hidung
b. Epistkasis, hidung berair, gangguan penciuman
c. Nyeri gigi, hidung tersumbat, gangguan pengecapan
d. sakit daerah tengkuk, nyeri gigi, nyeri daerah dahi
e. gangguan penciuman, hidung tersumbat, nyeri di pipi.

Jawaban : e

4. Pengertian kompleks osteomeatal :


a. Suatu unit fungsional dalam rongga hidung yang dapat menyempitkan drainase sinus
paranasal.
b. Suatu kompleks di dalam sinus paranasal terutama sinus maksilaris, yang
meyebabkan rinosinusitis.

5
c. Suatu rangkaian anatomi dan fisiologi hidung dan sinus paranasal yang dapat
menyebabkan sumbatan di ostium sinus paranasal.
d. Suatu unit struktural di atap dan posterior rongga hidung yang menyebabkan
sumbatan ostium sinus paranasal.
e. Suatu rangkaian unit struktur dan fungsional di sinus paranasal yang menyebabkan
drainage ostium sinus ke rongga hidung menjadi tersumbat.

Jawaban : a

5. Patofisiologi rinosinusitis secara umum adalah :


a. Terjadi karena 2 faktor utama : faktor pejamu dan bakteri itu sendiri
b. suatu rangkaian kegiatan inflamasi akut di ostia sinus paranasal yang saling berkaitan
dan membentuk suatu lingkaran.
c. Terjadi karena 2 faktor : sekresi yang tebal dan kerusakan silia
d. Banyak terjadi pada pemakaian pipa nasogastric dan pipa orofaringeal.
e. Kolonisasi bakteri yang sangat meningkat di hidung dan sinus paranasal sehingga
terjadi edema mukosa disana.

Jawaban : b

6. Perjalanan rinosinusitis :
a. Rinosinusitis diawali oleh inflamasi virus yang pasti berkembang menjadi infeksi
bakterial.
b. Rinosinusitis post viral terjadi apabila gejala-gejala rinosinusitis viral akut terus
persisten setelah 10 hari
c. Rinosinusitis akut bakterialis terjadi karena infeksi bakteri langsung di awal
rinosinusitis dan gejalanya memberat.
d. common cold terjadi karena infeksi bakteri golongan Stafilokokus, Streptokokus dan
Hemofilus influenza.
e. Inflamasi post viral rinosinusitis terjadi karena adanya superinfeksi dengan bakteri.

Jawaban : b

6
7. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis rinosinusitis :
a. Pemeriksaan MRI untuk melihat ekstensi penyakit terutama ke daerah orbita.
b. Pemeriksaan nasoendoskopi untuk memperlihatkan kelainan mukosa hidung dan sinus
paranasal.
c. Pemeriksaan X-Ray sinus paranasal terutama posisi Waters akan memberikan
informasi lebih detail dan jelas.
d. Pemeriksaan CT-Scan memperlihatkan mukosa hidung dan sinus paranasal lebih
jelas.
e. Pemeriksaan MRI lebih baik untuk memperlihatkan gambaran tulang-tulang tipis
yang mengelilingi hidung dan sinus paranasal.

Jawaban : b

Kuesioner tengah pembelajaran


1. Seorang wanita berusia 25 tahun datang ke poliklinik THT-KL rumah sakit tempat anda
bekerja dengan keluhan hidung tersumbat disertai sakit kepala. Setelah dilakukan
pemeriksaan rinoskopi anterior, anda bermaksud melakukan pemeriksaan nasoendoskopi.
Jelaskan langkah-langkah pemeriksaan nasoendoskopi dengan jelas dan lengkap!

2. Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan hidung kanan tersumbat sejak 2
tahun yang lalu. Setelah menjalanai pemeriksaan yang seksama, pasien didiagnosis dengan
polip antrokoanal kanan, yang mengisi penuh antrum maksila kanan. Pasien direncanakan
ekstirpasi polip antrokoanal dengan panduan endoskopi dan Caldwell Luc. Apa saja indikasi
lain yang memerlukan prosedur Caldwell Luc, selain indikasi seperti pasien di atas?

3. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mungkin berasosiasi/menjadi predisposisi terjadinya


rinosinusitis kronik!

Kuesioner Akhir Pembelajaran


1. Seorang wanita, 25 tahun datang dengan keluhan hidung sering beringus sejak 4 bulan
yang lalu. Keluhan kadang-kadang disertai hidung tersumbat dan badan panas dingin.
Keluhan tidak disertai : bersin, gatal hidung, sakit kepala, riwayat trauma atauapun sakit gigi.
Riwayat atopi tidak ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
7
Cavum nasi bilateral: mukosa tenang dengan tampak sekret mukoid dari osteum sinus
maksilaris, polip tidak ada, konkha inferior dan media hipertrofi Pemeriksaan nasal
endoskopi memperlihatkan selain hal di atas juga: penebalan prosesus uncinatus

Pertanyaan:
a. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini ?
b. Bagaimana tatalaksana pada pasien ini?
c. Kapan dan bagaimana permintaan CT Scan pada pasien ini dilakukan?

2. Komplikasi tersering Rinosinusitis akut adalah :


a. Komplikasi intrakranial : abses subdural
b. Komplikasi orbital : abses subperiosteal
c. Komplikasi ke tulang : osteitis frontalis
d. Komplikasi intrakranial : meningitis
e. Komplikasi ke tulang : Pott’s puffy tumour.

Jawaban: b

3.Pernyataan tentang komplikasi rinosinusitis ke orbita berupa selulitis preseptal :


a. Tidak terdapat gangguan otot-otot ekstraokuler, penglihatan normal dan drainase
abses kadang tidak diperlukan.
b. Terdapat gangguan otot-otot ekstraokuler, penglihatan normal dan drainase abses
kadang tidak diperlukan
c. Terdapat gangguan otot-otot ekstraokuler, penglihatan ganda dan drainase abses
sangat diperlukan
d. Tidak terdapat gangguan otot-otot ekstraokuler tetapi penglihatan ganda dan drainase
abses sangat diperlukan
e. edema, eritema palpebral dan proptosis, penglihatan bisa normal, perlu drainase abses
segera.

Jawaban : a

8
Kuesioner sebelum pembelajaran(pre test):
1. Polip hidung paling sering berasal dari sinus etmoid dan biasanya
multipel.
Sebab
Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitif atau
reaksi alergi pada mukosa hidung.

2. Simptom yang sering dijumpai pada polip hidung adalah :


a. Hidung tersumbat terus menerus
b. Hiposmia / anosmia
c. Bisa menimbulkan komplikasi sinusitis
d. Jawaban a,b,c benar

3. Selain lampu kepala maka peralatan lain yang harus disiapkan adalah:
1. Pinset
2. Suction
3. Senar polip
4. Spekulum

Kuesioner tengah pembelajaran :


1. Seorang laki – laki umur 25 tahun. 1 bulan ini hidung terasa tersumbat makin lama
makin berat. Hidung terasa tersumbat secara terus menerus. Kemudian penderita pergi
ke dokter. Pada waktu dilakukan pemeriksaan rinoskopi anterior tampak masa berwarna
putih keabu – abuan dan lunak. Tindakan yang saudara lakukan adalah :
A. Masa di hidung langsung diekstraksi
B. Rongga hidung diaplikasi dengan vasokonstriktor
C. Dipastikan terlebih dahulu polip atau konka polipoid
D. Bila masa tersebut polip dilakukan polipektomi
E. Jawaban B, C, D benar

Kuesioner akhir pembelajaran :


Seorang laki – laki umur 25 tahun datang ke klinik THT dengan keluhan hidung tersumbat.
Sejak 1 tahun yang lalu hidung mulai terasa tersumbat. Keluhan hidung tersumbat dirasakan
pada hidung kanan maupun hidung kiri. Hidung tersumbat secara terus menerus dan semakin
9
lama semakin bertambah berat. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior: tampak masa berwarna
putih keabu – abuan di kedua rongga hidung, masa tampak memenuhi kedua rongga hidung.

Soal / Pertanyaan sesuai vignette di atas


1. Gejala dan tanda polip hidung.
2. Cara pemeriksaan THT rutin
3. Peralatan yang diperlukan
4. Tehnik operasi

A. CONTOH KASUS

Seorang perempuan, 20 tahun dengan keluhan penurunan fungsi penghidu sejak 6 bulan
yang lalu. Keluhan dirasakan perlahan dan semakin memberat. Pasien merasa tidak dapat
mencium aroma apapun, termasuk saat memasak. Pilek dirasakan sejak 10 tahun yang
lalu. Ingus kental kekuningan mengalir ke depan hidung dan tenggorok. Hidung
tersumbat terus menerus. Riwayat trauma kepala disangkal, riwayat penggunaan obat-
obat. Riwayat demam disangkal.

Diskusi :
Harus diketahui:
 Etiologi gangguan penghidu yang terjadi. Etiologi dapat berupa infeksi atau
inflamasi, trauma, degenerasi, autoimun. Inflamasi dapat terjadi akut/ mendadak
ataupun kronik. Pasca infeksi viral umumnya bersifat mendadak pasca infeksi akut.
Sedangkan polip dan tumor bersifat kronik
 gangguan kondiktif atau sensorineural. Konduktif adalah sesuatu yang menghalangi
udara masuk ke reseptor. Contohnya septum deviasi. Polip nasal dapat
mengakibatkan kerusakan hantaran udara ke reseptor maupun kerusakan ditingkat
reseptor sensorineuralnya dikarenakan proses inflamasi yang terjadi.
 Klasifikasinya dikelompokan dalam anosmia fungsional, malingering, hiposmia,
kaosmia, parosmia
 Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan, nasoendoskopi, pemeriksaan fungsi
kemosensori, pemeriksaan histopatologi dan pencitraan atas indikasinya.
 Penatalaksanaannya dapat berupa terapi medikamentosa maupun pembedahan.

10
Kuesioner pembelajaran awal semester
1. A 52 years-old man complain of fluctuating smell loss and nasal obstruction.
Which of these would be your first line of treatment to prescribe:
a. Zinc supplemen and α lipoic acid
b. Immunotherapy for allergy rhinitis
c. Gabapentin with nasal saline drops
d. Tapered dose of oral steroid, followed by topical nasal steroids
Jawaban : d

2. A patient presents in the office with a history of smell loss that occurs
intermittently and with varying degrees. During the evaluation and testing, you
would expect to find:
a. Absent olfactory bulbs on MRI
b. Frontal contusions on contrast-enhanced CT of the brain
c. Opicified ethmoid sinuses on noncontrast CT of the sinuses
d. Areas of demyelination on contrast-enhaced MRI of the brain
Jawaban : c

3. Our ability to identify specific odor depends on:


a. The one receptor one odor theory
b. Visual collateral input to the entorhinal cortex
c. Intact taste receptors
d. Differential activation of different olfactory receptors
Jawaban : d

Kuesioner Pembelajaran Tengah Semester


4. Which of these cells are responsible for the regenerative capacity of the olfactory
neuroepithelium
a. Basal cells
b. Microvillar supporting cells
c. Olfactory neurons
d. Ensheating cells
Jawaban : a

11
5. Which of the following cell types are not found in normal olfactory
neuroepithelium
a. Olfactory neurons
b. Microvillar sustentacular cells
c. Goblet cells
d. Pseudostratified columnar epithelial cells
Jawaban : c

6. The prevalence of olfactory dysfunction in people older than 20 years is around


which percentage
a. 1%
b. 40%
c. 20%
d. 5%
Jawaban : c

7. A 38-year-old woman present with olfactory loss of one month duration after a
severe upper respiratory tract infection. She is particularly disturbed by a constant
foul odor seemingly occurring from the right side. Which of the following would
you advise the patient to do
a. To undergo a craniotomy and resection of the olfactory bulbs to completely
eliminate the foul smell
b. To start gabapentin to decrease severity of the smell
c. To use saline drops and wait for the smell to diminish over time
d. To undergo endoscopic resection of the right olfactory epithelium
Jawaban : c

Kuesioner Pembelajaran Akhir Semester


8. Female 25 years old, complain smell foul odor since 4 days before admission. She
never had runny nose, nasal blockage and also facial pain. The physical
examination, right nasal cavity within normal limit, left nasal cavity there was
mucopurulent discharge. She had bad oral hygiene. Which is the proper diagnostic
for this case:
a. Dentogenic Sinusitis
12
b. Acute rhinitis
c. Fungal rhinosinusitis
d. Post viral anosmia
Jawaban : a

9. Male 20 years old, complain couldn’t smell anything since 1 month. He had
commoncold 1 month ago, but now he doesn’t had nasal discharge, nasal
congestion and also fever. He had no history of trauma. Which is the proper
diagnostic for this case:
a. Dentogenic Sinusitis
b. Acute rhinitis
c. Fungal rhinosinusitis
d. Post viral anosmia
Jawaban : d

10. According to case no.9, which treatment shouldn’t given:


a. Antibiotics
b. Nasal rinse
c. Topical steroid
d. Olfactory training
Jawaban : a

Kuesioner Awal Pembelajaran


1. Which one of the following statement is the etiology of choanal atresia
A. outgrowth of buccopharyngeal membrane
B. Failure of resorption of bucconasal membrane
C. Ingrowth of vertical and horizontal processes of the palatine bone
D. Failure of buccopharyngeal membrane to rupture
E. Mutation in CHD9
Jawaban : B

2. Bilateral choanal atresia can cause significant airway distress in the newborn because 
of
which of these statements?

13
A. Infants with choanal atresia usually have concomitant cardiac anomalies.
B. Infants are initially obligate nasal breathers.
C. The neonatal larynx is smaller and collapses easily.
D. Neonates have low oxygen reserves.
E. Infants are initially mouth breathers
Jawaban : B

3. In CHARGE syndrome, which ofthe following is the best description?


A. Choanal atresia is associated with more than 65% of cases.
B. It is unilateral in more than two-thirds of the patients.
C. In unilateral cases, it is more common on the right side.
D. A only
E. B and C only
Jawaban : D

Kuesioner Tengah Pembelajaran


4. A patient with choanal atresia, external ear anomalies, congenital heart defects,and an
irregular pupil secondary to an iris defect likely has which ofthe following associated
defects ?
A. CHD7 mutation
B. VACTERL

C. SHH mutation
D. Pallister-Hall syndrome
E. Down Syndrome
Jawaban : A

5. Which one is not the anatomic deformity of choanal atresia?


A. Narrow nasal cavity
B. Complete bony obstruction
C. Membranous obstruction
D. Lateral bony obstruction from pterygoid bone
E. Medial bony obstruction from vomer
Jawaban : B

14
6. What approach is used for revision of failed choanal atresia repairs?
A. Transnasal
B. Transpalatal
C. Endoscopically
D. Transseptal
E. Combined approach
Jawaban : B

Kuesioner Akhir Pembelajaran


7. Which one is not the component of CHARGE syndrome
A. Coloboma
B. Heart Defect
C. Growth retardation
D. Asthma bronchiale
E. Genitourinary anomalies
Jawaban :

8. When the stent removed after surgery?


A. After 3 months
B. After 6 weeks
C. After 6 month
D. After 1 year
E. After 4 weeks
Jawaban : B

9. What is the meaning of “cyclic apnea” in choanal atresia?


A. Apnea occur when awake, disappear at rest
B. Apnea occur at rest, disappear when awake
C. Apnea occur in supine position, disappear in prone position
D. Apnea occur when sitting, disappear when lying down
E. Apnea occur when head tilt, disappear when head down
Jawaban : B

15
10. Which structure have to be avoid when doing choanoplasty
A. Rossenmuller Fossa
B. Torus tubarius
C. Pterigopalatine canal
D. Nasal septum
E. Inferior tubinate
Jawaban : C

11. What is the highest border when doing choanoplasty?


A. Superior part of inferior tubinate
B. Inferior posterior part of middle turbinate
C. Upper part of nasopharynx
D. Inferior medial part of middle turbinate
E. Inferior part of superior turbinate
Jawaban : B

Kuesioner Awal Pembelajaran


1. Obstruksi hidung yang terjadi kurang lebih 3 cm di anterior septum yang perforasi,
terutama berhubungan dengan :
a. krusta
b. perubahan sekitar epitel sehingga terjadi atrofi
c. hasil akhir dari kolaps valve
d. turbulensi intranasal
e. kehilangan penyangga bagian dorsal
Jawaban : d

2. Salah satu pembentuk septum adalah :


a. Kartilago alaris mayor
b. Kartilago quadrangularis
c. Os nasalis
d. Kartilago Lower lateral
e. Krista maksilaris
Jawaban : b

16
3. The angel between the caudal quadrangular cartilage and the distal upper lateral
cateral is:
a. Flow limiting segment
b. Nasal valve
c. Nasal passage
d. Keystone area
e. Inferior turbinate
Jawaban : b

Kuesioner Tengah Pembelajaran


4. What is the deformity of the adjacent structure caused by septal deviation
a. smaller maxillary sinus in ipsilateral
b. bullous concha
c. paradoxal concha
d. lateralised of uncinate processes
e. larger ethmoid bulla
Jawaban : a

5. What is the true statement about “fixed nasal valve obstruction”


a. obstrution occur during expiration
b. obstruction occur during inspiration
c. obstruction evident at rest
d. can be restorated by widening alae with finger and thumb
e. allar collapse during inspiration
Jawaban : c

6. Suplai pembuluh darah pada bagian anterosuperior septum dan dinding lateral
nasal berasal dari :
a.A. Ethmoidalis anterior
b. A. Ethmoidalis posterior
c. A. Palatina desenden
d. A. Sphenopaltina
e. A. Pharyngealis
Jawaban : a
17
7. Serabut simpatis dan parasimpatis terdistribusi ke hidung :
a. melalui ganglion sphenoplatina
b. bersinaps di ganglion sphenoplatina
c. melalui nervus vidianus
d. semua yang di atas
e. a dan c benar
Jawaban : e

Kuesioner Akhir Pembelajaran


8. What is the purpose of preserving the “keystone area” during septoplasty?
a. To maintain appropriate support of the nasal dorsum to prevent postoperative
saddle nose deformity
b. To keep cartilage available for future rhinoplastic procedures
c. To support the lower lateral cartilages
d. To prevent postoperative epistaxis
e. To shape pyramid bone
Jawaban : a

9. During septoplasty, what maneuver should be avoided when addressing the


bonyseptum?
a. Grasp the perpendicular plate with forceps and use a twisting motion to remove the
fragments of bone.
b. Use a double action instrument to make a superior cut in the bony septum,
followed by removal of the deviated portion of the septum.
c. Use an osteotome to fracture the bony septum; then remove the fragments of bone.
d. Use through-cutting instruments to remove the bony septum in a piecemeal
fashion.
e. Removed the inferior bony septum with greater forceps
Jawaban : b

10. Which one is not the indication of septoplasty?


a. Recurrent epistaxis
b. Allergic Rhinitis
c. Headaches
18
d. Obstructive sleep apnea
e. Difficulty to perform sinus procedure
Jawaban : b

11. What is the most important surgical component of the septum


a. Perpendicular plate of ethmoid
b. Vomer bone
c. Quadrangular cartilage
d. Maxillary crest
e. Collumella
Jawaban : c

Kuesioner Sebelum Pembelajaran


1. Kavum nasi dibedakan menjadi septum dan dinding lateral kavum nasi. B S
Jawaban : B (Benar)

2. Aliran darah vena pada hidung dilakukan oleh:


a. Vena angularis
b. Vena etmoidalis
c. Vena fasialis
d. Vena pteridoid
Jawaban : b

3. Menegakkan diagnosis abses septum pada umumnya dilakukan dengan anamnesis dan:
a. Pemeriksaan nasus eksternus
b. Pemeriksaan rinoskopi anterior
c. Pemeriksaan nasus eksternus dan rinoskopi anterior
d. Pemeriksaan nasus eksternus, rinoskopi anterior, dan penunjang radiologi
Jawaban : c

Kuesioner Tengah Pembelajaran


1. Menegakkan diagnosis abses septum pada umumnya dilakukan dengan anamnesis dan:
a. Pemeriksaan nasus eksternus
b. Pemeriksaan rinoskopi anterior
19
c. Pemeriksaan nasus eksternus dan rinoskopi anterior
d. Pemeriksaan nasus eksternus, rinoskopi anterior, dan penunjang radiologi
Jawaban : c

Kuesioner Sebelum Pembelajaran


1. Jenis tumor jinak apa yang tersering ditemukan di hidung dan sinus paranasal?
a. Osteoma
b. Papilloma Inverted
c. Juvenile angiofibroma
d. Adenoma
Jawaban : b

2. Struktur mana yang tersering yang terlibat pada tumor juvenile angiofibroma nasofaring?
a. Ethmoid
b. Fosa Pterigoid
c. Fossa Pterigopalatina
d. Sfenoid
Jawaban :

20
THT KOMUNITAS

Kuesioner Sebelum dan setelah pembelajaran Pembelajaran


1. Untuk mengetahui kejadian Deaf child di Indonesia yang valid, maka cukup
dilakukan berdasarkan:
a. Jumlah kasus deaf child di beberapa Rumah Sakit senter pendidikan
b. Jumlah penderita deaf child yang dilaporkan Dinas Kesehatan Propinsi
c. Dilakukan survei pada seluruh penduduk Indonesia
d. Survei deaf child dari beberapa Propinsi.

2. Metode survei yang paling valid dan fisibel dilakukan adalah:


a. Simple random smpling
b. Systematic random sampling
c. Stratified random sampling
d. Cluster sampling

3. Data Survei selalu didapatkan pada


a. Data masal lampau
b. Laporan petugas kesehatan Puskesmas
c. Data dari Rumah Sakit Pendidikan
d. Survei Cross sectional.

CONTOH KASUS
Tn M , umur 40 tahun datang ke klinik THT-KL dengan keluhan sering mengalami
bersin-bersin > 5 kali hampir setiap pagi selama kurang lebih 7 tahun disertai hidung
gatal dan keluar ingus cair, jernih dari kedua lubang hidung, Keluhan bertambah hebat
jika penderita terkena debu dan keluhan berkurang setelah minum obat flu yang dibeli
sendiri. Penderita belum pernah berobat ke dokter. Penderita masih dapat melakukan
kegiatan sehari-hari, tetapi dirasakan terganggu dalam pekerjaanya. Tidak ada
gangguan tidur, tidak demam dan tidak batuk. Daya penciuman berkurang saat keluhan
muncul dan membaik setelah minum obat.

1
Riwayat alergi lain seperti asama pada penderita tidak ada. Anak ke dua penderita
menderita sakit yang sama. Riwayat alergi pada orang tua penderita tidak diketahui dan
sudah meninggal. Pada pemeriksaan fisik hidung didapatkan mukosa hidung pucat,
konka edem dan ingus cair. Septum nasi deviasi ringan ke kiri. Telinga dan tenggorok
dalam batas normal. Tes kulit cara prick hasilnya positif ( +++) terhadap alergen
tungau debu rumah ( D farinei dan D pterinosinus), human danders dan kecoa. Apakah
tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya rinitis alergi?

Jawaban :
Rinitis alergi dapat mengenai semua umur dan jenis kelamin. Keluhan / gejala klinik
yang berupa hidung gatal, rinore dan obstruksi hidung mungkin dapat dijumpai semua
pada seorang penderita dengan derajat gangguan yang bervariasi. Untuk mendapat
riwayat manifestasi alergi keluarga dapat ditanya dari orang tua, saudara kandung atau
anak penderita.

Gangguan Dengar Usia Lanjut


Seorang pria berusia 68 tahun datang ke poliklinik THT untuk kontrol memeriksakan
pendengarannya karena sejak kurang lebih 6 bulan istrinya sering mengeluh sering “tidak
nyambung” bila diajak bercakap-cakap dan selalu memasang televisi dengan volume
keras.
Pemeriksaan fisik dan THT : tidak terdapat kelainan

Bagaimana kualitas hidup Bapak tersebut?

Jawaban
Kualitas hidup penderita dapat dinilai dengan pengukuran yang bersifat khusus seperti
Hearing Handicap Inventory in the Elderly (HHIE).

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran


1. Pernyataan yang benar mengenai kualitas hidup adalah:
A. Istilah untuk kapabilitas dan limitasi fisik, emosi dan sosial seseorang
B. Istilah untuk kapabilitas dan limitasi fisik, emosi dan status kesehatan seseorang
C. Istilah yang menggambarkan bagaimana seseorang dapat melaksanakan peran,
tugas maupun aktivitas dengan baik
2
D. Istilah yang menitikberatkan pada nilai fungsi dan status kesehatan seseorang
Jawaban :

2. Pengukuran kualitas hidup generik yang paling banyak diketahui dan luas
penggunaannya adalah:
A. Medical Outcomes Study Short Form 36
B. The University of Washington Qualityof Life scale
C. The Quality of Well-Being index
D. The Health Utilities Index
Jawaban :

3. Berikut ini adalah pernyataan yang benar mengenai SNOT-20:


A. Merupakan pengukuran kualitas hidup yang bersifat generik
B. Merupakan versi pendek dari 31-item Rhinosinusitis Outcome Measure
(RSOM-31)
C. Perubahan skor merefleksikan perubahan secara klinik
D. Merupakan pengukuran untuk sinusitis akut dan kronis
Jawaban :

1. Pemeriksaan yang sering digunakan untuk menilai derajat kekantukan disiang hari
adalah:
A. FACT-HN
B. ESS
C. SNOT-22
D. HHIE
E. Jawaban :

CONTOH KASUS
Anak laki laki usia 3 tahun keluhan belum dapat berkomunikasi dengan baik hanya
terdapat 10-15 kata yang diucapkan kadang kala tanpa arti lebih sedikit dibandingkan
dengan anak sebayanya.
Dari anamnesis didaptkan bahwa anak tersbut mengalami keterlambatan untuk berjalan,
pada usia 2,5 tahun. anak tersebut tidak dapat mengunyah makanan dengan baik. kadang
kala anak tersebut dapat memberikan respon bila dipanggil namanya. pada pemeriksaan
3
pendengaran subyektif anak tidak terlalu memiliki respon yang baik. pada pemeriksaan
secara obyektif berupa pemeriksaan OAE dan BERA menunjukan tidak adanya
gangguan pendengaran.

Diskusi:
Must to know :
 Mengetahui proses nonlingustik seperti postur tubuh, ekspresi wajah kontak mata dan
gerak kepala dan tubuh serta jarak fisik yang tepat
 mengetahu proses paralingustik meliputi afektif emosi, sosial, intonasi dalam
berbahasa
 Mengethui komunikasi verbal dan pemahaman kata -kata termasuk kemampuan
menghasilkan kata dan kalimat dengan kosa kata yang sesuai

CONTOH KASUS
1. Bayi laki- laki umur 1 minggu dirujuk dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak dengan
kecurigaan gangguan pendengaran. Anamnesis diketahui ibu terkena infeksi Rubela
pada kehamilan trimester I. Bayi ditemukan katarak kongenital dan kelainan katup
jantung. Pemeriksaan skrining OAE (OtoAcoustic Emission) ditemukan adanya
gangguan fungsi koklea ditandai dengan adanya gangguan emisi sel rambut luar.
Pemeriksaan AABR (Automated Auditory Brainstem Respons ditemukan sampai
40 dB tidak ada respons pada kedua telinga.

Diskusi
Must to know
 Gangguan pendengaran pada bayi baru lahir dapat terjadi baik pada prenatal,
peri natal dan post natal
 Penyebab terjadinya gangguan pendengaran pada bayi baru lahir disebabkan
oleh berbagai faktor baik genetik maupun non genetik. Infeksi Rubela
merupakan salah satu faktor infeksi yang sering dijumpai di Indonesia
 Adanya katarak kongenital dan kelainan/kebocoran pada katup jantung
merupakan gejala yang disebabkan oleh infeksi Rubela dan dengan adanya
gangguan pendengaran yang dialami merupakan suatu sindrom.

4
 Selain pemeriksaan THT rutin, skrining OAE dan AABR kita penting
melakukan pemeriksaan lainnya yaitu pemeriksaan BOA (Behavioral
Observation Audiometry) , BERA diagnostik sehingga dapat memperkirakan
ambang dengarnya.
 Habilitasi segera harus dilakukan sebelum usia 6 bulan .
Jawaban :

2. Anak wanita usia 2 tahun diantar oleh orang tuanya dengan keluhan tidak menoleh
bila dipanggil dan kemampuan berbicara tidak sama dengan anak seusianya. Pada
saat datang dari anamnesis diketahui anak mempunyai kakak yang juga mengalami
gangguan pendengaran. Pada pemeriksaan BOA anak baru memberi respons pada
pemberian stimulus sampai 80 dB.
Diskusi:
Must to know
 Anak baru diantar orang tua pada usia 2 tahun yang merupakan saat yang sangat
penting dalam perkembangan bicara seorang anak. Kasus ini menunjukkan
kemampuan berbicara anak kurang dibandingkan anak seusia.
 Mempunyai kakak yang juga mengalami gangguan pendengaran menunjukkan
kemungkinan adanya faktor genetik.
 Pada pemeriksaan BOA anak baru memberi respons pada pemberian stimulus
80 dB.
 Selain pemeriksaan THT rutin kita perlu melakukan pemeriksaan
Timpanometri, OAE dan BERA kemudian melakukan habilitasi dengan
pemberian Alat Bantu Dengar. Follow up perlu dilakukan untuk mengetahui
perkembangan bicara anak sehingga apabila sedikit / tidak mendapat manfaat
dengan Alat Bantu Dengar maka dipikirkan untuk menjadi kandidat implan
koklea.
 Memberikan penyuluhan / informasi kepada orang tua tentang pentingnya
pemeriksaan genetik.
Jawaban :

5
 Kuesioner Sebelum Pembelajaran
1.Skrining pendengaran pada semua bayi baru lahir cukup dengan OAE B
S
2.Intervensi gangguan pendengaran pada bayi sebaiknya dilakukan
setelah usia 2 tahun. B S

 Kuesioner Akhir Pembelajaran


1. Salah satu penyebab terjadinya gangguan pendengaran yang sering dijumpai pada
bayi adalah :
A. ADHD
B. Infeksi Rubela
C. Autis
D. Lahir dengan cara sectio caesarea

Jawaban :

2. Anak yang mengalami gangguan pendengaran sejak lahir :


A. Hanya mengalami gangguan untuk mendengar
B. Harus dilakukan habilitasi sebelum usia 6 bulan
C. Terbanyak disebabkan infeksi pada kehamilan trimester III
D. Harus menjalani pemeriksaan genetik

Jawaban :

 Kuesioner Sebelum Pembelajaran


1. Skrining pendengaran pada anak sekolah dilakukan pada semua usia anak sekolah
B S

2. Gangguan pendengaran pada usia sekolah disebabkan oleh tuli konduktif


B S

Jawaban :

6
 Kuesioner Akhir Pembelajaran
1. Faktor risiko terjadinya gangguan pendengaran pada anak sekolah adalah
a. Otitis media berulang
b. Riwayat sering panas, tonsilitis, alergi
c. Ada celah bibir atau palatum
d. Semua benar

Jawaban :

CONTOH KASUS

Anak laki laki 4 tahun dirujuk dari bagian anak dengan kecurigaan gangguan
pendengaran. Dari anamnesis didapatkan anak belum bisa bicara, kadang bicara tidak
jelas, respon terhadap suara dari luar tidak dapat dipastikan, tidak didapatkan faktor
risiko tuli kongenital. Pada pemeriksaan skrining pendengaran tidak didapatkan
gangguan pendengaran (OAE pass/pass), timpanometri tipe A/A, pada pemeriksaan
AABR terdapat respon suara pada kedua telinga. P300 ditemukan gambaran
pemanjangan masa laten dan penurunan amplitudo

Diskusi
Must to know
- Gangguan bicara dapat terjadi karena gangguan pada proses pendengaran, gangguan
kemampuan individu untuk menerima, memproses, menganalisis atau menyimpan
informasi.
- Anamnesis, pemeriksaan fisik THT dan skrining pendengaran penting dilakukan untuk
memastikan adanya gangguan pendengaran
- Pemeriksaan diagnostik P300 penting dilakukan untuk memastikan diagnosis adanya
gangguan kognitif dan perilaku
- Edukasi kepada orang tua tentang gangguan bicara pada anaknya dan penting untuk
dilakukan habilitasi segera.

Jawaban :

7
Anak laki laki umur 4 tahun dibawa orang tuanya dengan keluhan belum bisa bicara
dengan lancar, tidak bisa diam/hiperaktif, tidak mau menoleh bila dipanggil.
Anamnesis didapatkan respon terhadap suara petir, terbangun bila ada suara berisik di
kamar pada saat dia tidur. Tes pendengaran sederhana terdapat respon terhadap suara.

Skrining pendengaran OAE pass/pass, timpanometri tipe A/A, BERA gelombang V


terdeteksi di 20 db. Gambaran gelombang P300 masa laten dan amplitudo dalam batas
normal.

Diskusi :
Must to Know
- Anak belum bisa bicara lancar, hiperaktif, sulit diajari
- Terdapat respon terhadap suara bila anak dalam keadaan tidur/tenang
- Anamnesis tidak mendukung adanya gangguan di respon suara
- Pemeriksaan fisik telinga dan skrining pendengaran dalam batas normal
- Hasil pemeriksaan P300 dalam batas normal

Jawaban:

CONTOH KASUS

Seorang anak pria 15 tahun mengeluhkan benjolan di lutut dengan diagnosis


osteosarkoma mendapat kemoterapi. Setelah pemberian kemoterapi siklus ke 2 pasien
mengeluh telinga berdenging. Sebelumnya keluhan tersebut tidak dirasakan. Pada
pemeriksaan OAE protokol ototoksik terlihat adanya gangguan emisi pada frekuensi
6000 – 8000 Hz. Audiometri nada murni tampak adanya penurunan ambang dengar pada
frekuensi 8000 Hz sampai 60 dB, diawali dengan frekuensi tingi.

Jawaban :
Langkah awal adalah melakukan anamnesis dengan teliti mengenai keluhan pasien serta
mencari tahu apakah terdapat data dasar status pendengaran sebelum diberikan
kemoterapi. Adanya gangguan yang terjadi pada frekuensi tinggi baik pada hasil
pemeriksaan OAE protokol ototoksik dan audiometri nada murni frekuensi tinggi harus
diwaspadai sebagai dampak ototoksik yang memerlukan pemeriksaan secara berkala.
8
Apabila gangguan pendengaran terjadi pada frekuensi lainnya maka perlu diberi
masukan kepada dokter yang memberikan kemoterapi, apakah perlu penggantian jenis
obat. Sebaliknya gangguan pendengaran akibat kemoterapi perlu rehabilitasi dengan
pemberian ABD (alat bantu dengar) ataupun implan koklea.

Diskusi
Must to know
 Obat ototoksik dapat mengakibatkan gangguan pendengaran
 Keluhan yang diakibatkan oleh obat ototoksik selain pada organ pendengaran juga
organ lainnya.
 Dapat menegakkan diagnosis adanya gangguan pendengaran akibat obat ototoksik
 Dapat melakukan monitoring pemakaian obat ototoksik
 Merencanakan penataksanaan gangguan pendengaran akibat obat ototoksik.

CONTOH KASUS
Seorang pekerja pria 38 tahun mengeluhkan terdapat keluhan jantung berdebar-debar dan
sulit melakukan konsentrasi pada pekerjaan serta sulit menangkap pembicaraan teman-
temannya terutama di tempat yang ramai. Tidak terdapat keluhan gangguan pendengaran
sebelumnya, tidak menggunakan alat pelindung telinga. Pajanan bising di tempat kerja
>95 db, sudah bekerja selama 15 tahun.

Diskusi
Must to know
- Bising dan getaran dapat mengakibatkan gangguan pendengaran
- Keluhan yang diakibatkan oleh bising selain pada pendengaran
- Dapat melakukan diagnosis akibat bising
- Merencanakan penataksanaan gangguan pendengaran akibat bising dan
getaran
- Menentukan/ merencanakan lokasi2 yang dapat mengakibatkan gangguan
akibatbising dan getaran

Jawaban :

9
 Kuesioner sebelum pembelajaran
Gangguan pendengaran akibat kerja dapat mengakibatkan gangguan pada organ vaskular
dan dapat mengakibatkan hipertensi
B S

Penggunaan alat pelindung telinga dapat efektif bila menggunakantipe ear plug dan
helmet pada kondisi bising
B S

Jawaban :

 Kuesioner Tengah pembelajaran


1. OAE dapat digunakan sebagai monitor fungsi pendengaranjangka panjang
B S
2. Pemantauan bising lingkungan menghasilkan
1. Titik-titik sumber bising
2. Analisa frekuensi sumber bising
3. Peta kebisingan
4. Bukan salah satu diatas

Jawaban :

Kuesioner Sebelum Pembelajaran


1. Anak laki-laki, 16 tahun datang ke poli THT dengan keluhan suara sengau. Pasien
riwayat operasi celah palatum usia 2 tahun. Apakah pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan untuk menilai langsung penyebab utama suara sengau pada pasien?
A. Nasometri
B. Videofloroskopi
C. Rinofaringolaringoskopi
D. CT scan

Jawaban : C

10
2. Anak perempuan, 15 tahun datang ke poli THT dengan keluhan suara sengau setelah
dilakukan operasi pengangkatan tonsil. Pasien dilakukan tes mengucapkan huruf.
Huruf yang tidak bisa dibaca dengan jelas pada pasien adalah huruf ?
A. B
B. M
C. N
D. NG

Jawaban : A

Kuesioner Tengah Pembelajaran


1. Anak laki-laki, usia 9 tahun dengan suara sengau. Tidur mendengkur. Pemeriksaan
tonsil T1/T1.
Pernyataan yang tidak benar yang berhubungan dengan pasien di atas adalah
A. Suara sengau pasien merupakan jenis hiponasal
B. Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah medikamentosa
C. Operatif merupakan tatalaksana terbaik pada pasien
D. Pemeriksaan radiologi tidak dapat menilai penyebab suara sengau

Jawaban : D

2. Yang tidak termasuk tipe velofaring berdasarkan pemeriksaan


rinofaringolaringoskopi adalah
A. Tipe sirkular
B. Tipe koronal
C. Tipe aksial
D. Tipe sagital

Jawaban : C

Essay/Ujian Lisan/Uji Sumatif


1. Jelaskan langkah langkah pemeriksaan fungsi berbicara dalam kaitannya dengan
kelainan hipernasal dan hiponasal
2. Bagaimana patofisiologis gangguan berbicara yang dikaitkan dengan resonansi
11

Anda mungkin juga menyukai