Anda di halaman 1dari 14

BAB III

STUDI KASUS
PENGARUH FAKTOR JATUH DAN MASSA PEMANJAT
KETIKA SUDUT YANG DI BENTUK OLEH ANCOR
TERHADAP FAKTOR KEAMANAN DALAM ARTIFICIAL
CLIMBING

3.1 Faktor Jatuh dan Massa Pemanjat

Dalam situasi vertical, dengan menggunakan tali dinamis, jarak jatuh

tidak pernah menjadi factor penentu (dalam arti secara aspek psikologis),

tetapi perbandingan (rasio) ketinggian saat jatuh dengan panjang tali yang

digunakan pada saat itu (panjang tali yang memisahkan antara pemanjat

dengan belayer). Perbandingan (rasio) itu disebut sebagai fall factor. Dengan

adanya fall factor tersebut, membuat kita dapat memprediksikan kekuatan

benturan yang di sebabkan jatuhnya seorang pemanjat.

Dalam pemanjatan, fall factor tertinggi memiliki nilai 2, karena tidak

mungkin seorang pemanjat jatuh melebihi 2 kali panjang tali yang di

gunakan. Hal tersebut merupakan asumsi dasar yang harus di pahami dan

semua rangkaian elemen yang di gunakan untuk membelay pemanjat, yang

di desain dan di jamin berdasarkan nilai fall factor terbesar tersebut.

 Analisis Jatuh

Diaplikasikan untuk melihat sudut pandang kerasnya jatuh yang dialami,

berdasarkan konsep faktor jatuh (diungkapkan dalam bentuk 0 - 2)

Faktor jatuh (f) = ketinggian saat jatuh

41
panjang tali

Panjang tali
Panjang tali Yang digunakan
Yang digunakan

Gambar 1. Ilustrasi analisis jatuh dengan panjang tali yang berbeda.

Secara konsep faktor jatuh 2 merupakan peristiwa jatuh yang paling

keras dan berbahaya. Kita akan mencoba mengilustrasikan persamaan gaya

impact pada tali terhadap berbagai kasus jatuh yang berbeda atau terhadap

faktor jatuh 0 sampai 2. Ternyata nilai fall factor 2 menghasilkan daya

benturan terbesar pada pemanjat yang jatuh, dan daya benturan ini identik

dengan yang di terima oleh point anchor. Jika di gunakan running belay

maka fall factor akan di reduksi demikian juga dengan daya benturan yang di

terima oleh pemanjat. Namun perlu dicatat, bahwa running belay dapat

menjadi subyek utama yang dapat menggandakan daya benturan bagi

pemanjat. Hal yang belum dapat di jelaskan adalah seberapa besar energi

yang di distribusikan oleh fall factor terhadap pemanjat, belayer dan berbagai

komponen yang digunakan saat jatuh.

Shock Load (Beban kejut) di tentukan oleh 3 Faktor yaitu sifat dasar

42
tali, Fall factor, Massa atau beban objek. Massa/beban objek, (dalam hal ini

adalah anda) Ternyata, hanya sebagian dari factor-faktor ini yang dapat

mereduksi gaya yang timbul saat jatuh, yaitu faktor kelenturan tali. Jadi

system keamanan pemanjatan di tentukan oleh kualitas daya serap beban

(shock absorbing quality) yang di miliki oleh tali dinamis.

Kemampuan tali dinamis dalam menyerap beban kejut melindungi

pemanjat dari efek yang di timbulkan saat jatuh, dan mereduksi adanya

kesalahan pada system yang digunakan. Kenyataannya, tali dinamis

merupakan satu-satunya tali yang memberikan kelebihan tersebut pada saat

di gunakan pada semua system. Tali dinamis di desain bagi pemanjat (80 kg)

untuk menerima beban dalam kasus fall terburuk sekalipun (fall factor 2)

hingga 12 kN, sehingga "waktu istirahat" untuk penggunaannya dapat di

tentukan dengan mengetahui kekuatan maksimumnya.

Lebih panjang tali berarti lebih besar tingkat kelenturannya untuk

menyerap beban kejut yang di sebabkan oleh fall. Hal ini menjelaskan

kenapa jatuh 4 meter dan 20 meter dengan fall factor 2 menghasilkan beban

kejut yang sama, yaitu 19 kN, dengan asumsi tali dinamis yang di gunakan

sesuai dengan standart UIAA. Apa yang terjadi merupakan penambahan

jarak fall sehingga beban kejut dapat berkurang karenanya, yang di

kompensasikan dengan panjang tali yang ada.

43
3.2 Faktor Keamanan Dalam Pemanjatan Atificial

3.2.1 Ditinjau Dari Tipe Carrenmantel

Berikut jenis-jenis Carrenmantel :

a) Carrenmantel Serat Alam

Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat

rendah dan mudah terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga

membahayakan Climber.

b) Hawser Laid

Terdiri dari serat-serat sintetis halus yang dipilin menjadi tiga

bagian. Kelemahannya adalah kurang tahan terhadap zat kimia, sulit

dibuat simpul, mempunyai kelenturan rendah (40 %) serta berat.

c) Core dan Sheat Rope (Kermantel Rope)

Terdiri dari dua bagian, inti dan jaket dengan kelenturan

mencapai 20 %. Yang terkenal adalah buatan Edelrid, Beal dan

Mammut. Ukuran tali yang umum dipakai bergaris tengah 11 mm,

panjang 45 m. Untuk Pemanjatan yang mudah, snow climbing, atau

untuk menaikkan barang, tali yang dipakai biasa berdiameter 9 mm

atau 7 mm.

Kekuatan = A2 x 22 kg dan A = diameter tali (mm)

Tali karnmantel memiliki sifat-sifat :

 Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut

(cliff). Bila dipakai untuk menurunkan barang, sebaiknya bagian

44
tebing yang bergesekan dengan tali diberi alas (pading). Tabu

untuk menginjak tali jenis ini.

 Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.

 Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya

dijemur di tempat teduh.

Berdasarkan kelenturannya, Karnmantel terbagi 2 yaitu :

• Static, kelenturan 2-5 % pada berat max yang diberikan, kaku,

umumnya berwarna putih atau hijau, dan biasanya digunakan

untuk rappelling atau Singel Rope Technic

• Dynamic, kelenturan 5-20% pada berat max yang diberikan,

lentur, dan berwarna mencolok.

Pada umumnya tali-tali tersebut akan berkurang kekuatannya

bila dibuat simpul. Sebagai contoh, simpul delapan (figure of eight)

akan mengurangi kekuatan tali sampai 10%. Karena sifat tali yang

demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan

benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut,

sehingga tidak mudah rusak dan mudah dibuka bila akan digunakan.

Ada beberapa cara menggulung tali, antara lain :

• Mountaineers coil

• Skein coil

• Royal robin style

45
Aturan umum untuk memilih ukuran diameter Tali Karnmantel :

 Top Roping dan serbaguna : gunakan tali tunggal ukuran diameter 11

mm.

 Sport Climbing : gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm - 10.2

mm Dalam memilih tali kernmantel juga dapat dilakukan dengan

memperhatikan detail tipe tali, yaitu jumlah dan cara pemakaian

tertentu.

Gaya impact sebagai fungsi faktor jatuh untuk massa pemanjat 80 kg

untuk tiga tipe tali (1) PMI (regangan=0.009), (2) Blue Water

(regangan=0.011) dan (3) Goldline (regangan 0.088)

46
Grafik 1. Batas aman 3 tipe tali dengan gaya impact.

Tali jenis Goldline ternyata memiliki tingkat keamanan yang paling

tinggi karena tali jenis ini di setiap rentang faktor jatuh, gaya impact

masih dibawah batas aman.

47
3.2.2 Pengurangan Kekuatan Tali Berdasarkan Jenis Simpul

Marbach and Rocourt, 1980 dan Courbis, 1984 mengungkapkan

bahwa estimasi pengurangan kekuatan tali yang disebabkan oleh

simpul adalah sebagai berikut:

KEKUATAN
SIMPUL BENTUK FALL PENGGUNAAN
STATIS* %
Umum, tali yang
FIGURE-9 70 10
kecil
FIGURE-9
55 8 Rebelay failure
Abnormal
FIGURE-8
55 8 Umum
LOOP
FIGURE-8
40 5 rebelay failure
LOOP
DOUBLE
- 10 rebelay, Y belay
FIGURE-8
DOUBLE
55 10 Sambungan tali
FISHERMAN
FIGURE 8
50 - Sambungan tali
SAMBUNGAN
Simpul pita,
OVERHAND 50 5
simpul stopper
PITA 45 - Simpul pita

OVERHAND Rebelay failure,


45 7!!
simpul "shock
LOOP(abnormal
absorbing"
)

48
CLOVE HITCH - 2 mid-rope tie-off

LASSO
- 5 Natural belay
BOWLINE
BOWLINE 50 8 Umum

DOUBLE
50 7!! rebelay, Y belay
BOWLINE
DOUBLE
40 55 rebelay failure
BOWLINE
Mid rope tie off,
BUTTERFLY 45 5
Y belay
ALPINE Mid rope tie off,
- 3
BUTTERFLY Y belay
ALPINE
rebelay failure, Y
- 5
BUTTERFLY
belay
STOPPER langsung
- 3 **
FIGURE 9 mengikat ke
REEF 10 ## 0 pack closure

SINGLE
40 ## - sambungan tali
FISHERMAN
Tabel 1. Pengurangan Kekuatan Tali Berdasarkan Jenis Simpul.

Keterangan :

## Simpul tidak terkunci hingga saat dibebani

!! Nilai bisa menjadi 0 karena performansi tinggi dari simpul

49
3.2.3 Ditinjau Dari Massa Pemanjat

Berdasarkan persamaan, dapat diplot grafik Gaya impact sebagai

fungsi faktor jatuh untuk:

1. PMI (regangan=0.009) untuk tiga massa pemanjat yang berbeda

(1) 120 kg, (2) 80 kg dan (3) 40 kg

Grafik 2. Gaya impact ditinjau dari massa pemanjat dengan tipe tali PMI.

Untuk jenis tali PMI, terdapat pengaruh massa pemanjat.Semakin

ringan massa pemanjat semakin berada di bawah garis aman

untuk rentang faktor jatuh tertentu.

50
2. Blue Water (regangan=0.011) untuk tiga massa pemanjat yang

berbeda (1) 120 kg, (2) 80 kg dan (3) 40 kg

Grafik 3. Gaya impact ditinjau dari massa pemanjat dengan tipe tali Blue Water.

Untuk jenis tali Blue Water, terdapat pengaruh massa

pemanjat.Semakin ringan massa pemanjat semakin berada di

bawah garis aman untuk rentang faktor jatuh tertentu.

51
3. Goldline (regangan=0.088) untuk tiga massa pemanjat yang

berbeda (1) 120 kg, (2) 80 kg dan (3) 40 kg

Grafik 4. Gaya impact ditinjau dari massa pemanjat dengan tipe tali Goldline.

Untuk jenis tali Goldline untuk massa pemanjat 120 kg dapat

dikatakan aman untu rentang faktor jatuh sampai dengan 2.

3.3 Sudut Yang Dibentuk Oleh Ancor Terhadap Faktor Jatuh Dan Massa

Pemanjat

Leading adalah instalasi jalur Pemanjatan yang dilakukan oleh Leader .

Hal yang perlu diperhatikan :

1. Sudut yang dibentuk oleh anchor akan mempengaruhi beban yang

diterimanya, semakin kecil sudut semakin baik (namun jangan terlalu

dekat sebagai antisipasi ketika salah satu anchor jebol). Hindari besar

sudut lebih besar dari 1200

52
Gambar 2. Hal yang perlu dilakukan ketika membentuk sudut oleh anchor.
2. Usahakan kekuatan back up anchor lebih besar dari main anchor, karena

anchor ini dipersiapkan untuk menerima beban ketika main anchor jebol

sehingga ia akan menerima beban yang lebih besar : beban hentakan

(fall) dan beban grafitasi / climber (massa x grafitasi). Perhatikan fall

factor yang timbul ketika terjadi hentakan dan kekuatan anchor

menerima hentakan tersebut. Usahakan fall factor tidak lebih besar dari

2.

FF = Jarak Jatuh / Panjang Tali

FF 1 FF 2

Gambar 3. Perbedaan fall factor 1 dan 2

3. Perhatikan posisi carabiner selalu dalam keadaan terkunci (untuk jenis

screw gate) dan arah gate keluar terbing, selain itu pastikan carabiner

tidak dalam posisi tertekan ke arah dinding. Sangat disarankan

menggunakan carabiner screw gate untuk anchor.

Gambar 4. Posisi salah dan benar carabiner screw untuk anchor.

4. Pada pemasangan anchor usahakan menghindarkan tali dari friksi.

53
Untuk menjaga anchor dari keruntuhan, harus dipasang jauh dari roof

atau batuan yang menggantung, terutama pada batuan yang lapisannya

tipis.

Gambar 5. Posisi anchor yang benar dan salah ketika di batuan.

54

Anda mungkin juga menyukai