PENDAHULUAN
Mengarah kearah alat yang sesuai untuk melakukan pekerjaan dengan akses tali, pada
pembahasan ini akan membahas pemilihan, pemakaian dan pemeriksaan peralatan
pada akses tali
A. Tali Kernmantel
B. Full body harness
C. Ascender.
D. Descender
E. Mobile fall arester.
F. Foot loop.
G. Carabiner.
Tali Kermantel secara karakteristik ada 2 tipe yaitu elastisitas kecil dan tali dengan
elastisitas besar.
warnanya biasanya putih/polos, yang kedua tali ini apabila dipegang dan di tekuk
cukup kaku apalagi kalau kondisinya masih baru.
2. Tali Kernmantel Dinamis
Tali ini mempunyai daya renggang antara 25%-30%, kelenturan tali ini lebih
tinggi dibanding kernmantel statis. Karena kelenturannya tinggi maka
kemungkinan pemantulannya juga tinggi, untuk itu Tali ini biasa dimanfaatkan
untuk kegiatan climbing atau rock climbing dengan tujuan jika pemanjat jatuh
maka pemanjat tidak langsung terhentak. ciri dari Tali kernmantel statis adalah
yang pertama biasanya warnanya mencolok & terang seperti merah terang, biru,
dan ungu, yang kedua jika dipegang dan ditekuk terasa lemas/tidak sekaku
kernmantel statis.
3. Tali Kernmantel Semi Statis
Tali ini mempunya daya renggang diantara tali statis dan dinamis: Tali ini biasa
digunakan untuk kegiatan rescue. Alasan digunakan untuk kegiatan rescue
adalah tali ini memiliki masing-masing sifat dari kernmante statis dan dinamis.
Sedangkan untuk pengangkatan barang dan pelindung jatuh kolektif safeline baiknya
menggunakan jenis tali kernmantle yang statis
Untuk Pekerja akses tali di bidang industri disarankan menggunakan jenis kernmantle
statis atau semi statis dengan dilengkapi absorber pada alat penahan jatuhnya
Selain pemilihan jenis tali kernmantel, pemilihan diameter tali juga harus di perhatikan.
Bila digunakan untuk akses tali diameter akses tali harus disesuaikan dengan alat bantu
nya, karena alat mempunyai batasan minimal dan maksimal diameter. Bila digunakan
untuk pengangkatan barang diameter tali kernmantel juga berpengaruh pada kekuatan
tali tersebut.
Anda adalah, Jika Anda dapat melihat inti tali, baiknya tali tersebut tidak digunakan
lagi,sebabila inti sudah terlihat maka rentan terhadap kerusakan dan membahayakan
Bila inti tali tidak terlihat,cara untuk cek inti tali dengan cara mencubit tali sehingga
membentuk lengkungan, bila ada perubahan bentuk/ inti tali patah atau rusak di dalam
maka seharusnya tali ini tidak di gunakan lagi.
Untuk memeriksa selubung tali Anda, jalankan tali melalui tangan Anda untuk
memeriksa setiap kelainan bentuk. Deformitas ini dapat berupa luka, luka bakar,
kelembutan, tonjolan, dan selubung slip.
Salah satu cara penting untuk memaksimalkan masa pakai tali Anda adalah
penyimpanan yang tepat. Hindari terkena sinar matahari langsung untuk jangka waktu
yang lama. Hindari suhu ekstrim, jauhkan tali dari kelembaban, dan gulung tali Anda
dengan benar, hindari paparan bahan kimia ke tali. Bensin, minyak mobil, dan banyak
bahan kimia lainnya bisa menjadi perusak. Kerusakan yang dilakukan bahan kimia ini ke
tali Anda hampir tidak terdeteksi dan dapat membahayakan keamanan tali Anda secara
fatal.
melalui SK Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Naker No. 45/2008 tentang Pedoman
Kerja di Ketinggian menyebutkan bahwa bekerja di ketinggian harus menggunakan full-
body harness (EN-361).
Safety belt yang hanya melingkar di pinggang pekerja ternyata dirancang untuk tidak
jatuh secara vertikal.
Untuk seat harness yang biasa digunakan pada pamanjat tebing atau pendaki gunung
memang dirancang untuk para penggiat ketinggian yang sudah tahu dan faham dengan
risiko berkegiatan di ketinggian.
Full body harness memang dirancang untuk menahan tekanan jatuh dengan
baik yaitu beban pertama akan diterima oleh kedua pangkal paha yang karena
ketebalannya mempunyai daya absorsi yang cukup lalu disebar ke bagian pinggang dan
webing yang melingkar dada akan memastikan bahwa pekerja selalu akan jatuh dengan
posisi kaki terlebih dahulu dengan kata lain mencegah jatuh dengan kepala terlebih
dahulu yang tentunya sangat berbahaya.
• Pastikan full body harness yang Anda gunakan sesuai dengan standar dan regulasi
yang berlaku
• Lakukan pemeriksaan kelengkapan komponen pada full body harness. Pastikan full
body harness yang akan digunakan memiliki komponen yang lengkap, antara lain D-
Ring, webbing/ tali, chest strap, leg strap, dan buckle.
• Lakukan pemeriksaan secara visual pada webbing/ tali full body harness. Pastikan
tidak ada kerusakan atau tanda-tanda seperti koyak, berserabut, berjamur, atau
kerusakan pada jahitan.
• Pastikan webbing/ tali pada full body harness tidak ada yang terpelintir
• Pastikan komponen full body harness seperti buckle dan D-Ring tidak retak, tidak
bengkok, tidak berkarat dan buckle dapat mengunci dengan sempurna
• Lakukan pemeriksaan masa kedaluwarsa full body harness. Cek tag pada full body
harness untuk mengetahui tanggal produksi dan masa kedaluwarsanya. Perihal
masa kedaluwarsa, biasanya menetapkan masa kedaluwarsa selama 5 tahun
terhitung dari full body harness pertama kali digunakan.
• Ketahui batas beban maksimum aman full body harness. Pastikan full body
harness tidak pernah digunakan untuk menahan beban di atas beban maksimum
yang ditetapkan.
• Pastikan full body harness yang digunakan pekerja sudah dinyatakan layak dan
aman oleh pihak yang kompeten melalui pemeriksaan rutin yang dilakukan.
Untuk pemilihan full body harness, baiknya di sesuaikan dengan fungsi dan
kegunaannya. Pemilihan full body harness yang sesuai untuk pekerja yang bekerja di
ketinggian dengan akses tali akan sangat membantu pekerja dalam melakukan kegiatan
.
Yang harus di perhatikan :
Chest Ascender
Hand Ascender
Pemilihan Ascender
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan ascender adalah kebutuhan, jenis tali dan
dimensinya
Pemeriksaan Ascender
• Sebelum di gunakan pastikan alat bekerja secara fungsinya
• Cek secara fisik tidak ada retak pada alat
• Cek secara fisik tidak ada perubahan bentuk (deformation)pada alat
• Cek pastikan tidak ada bagian yang terkena korosi
• Cek bagian gerigi dalam ascender, pastikan gigi masih utuh dan belum ada yg
terkikis
- Pastikan tali di pasang pada Descender tidak tertukar antara tali yang terhubung
dengan angkur, dan tali yang bebas di tali kerja
- Pastikan Descender terhubung pada posisi Ventral (posisi perut) di full body harness
- Turun perlahan dengan menarik tuas pada Descender di tali kerja
Pemeliharaan Descender
Pemeriksaan Descender
• Sebelum di gunakan pastikan alat bekerja secara fungsinya, alat dapat bergerak
keatas atau kebawah bila di gerakan dan menguni pada saat di beri tarikan kejut.
• Cek secara fisik tidak ada retak pada alat
• Cek secara fisik tidak ada perubahan bentuk (deformation)pada alat
• Cek pastikan tidak ada bagian yang terkena korosi
• Cek bagian gerigi dalam ascender, pastikan gigi masih utuh dan belum ada yg
terkikis
• Cek absorber masih dalam keadaaan baik, tidak ada yang cacat atau sudah terbuka
Pada dasarnya, foot loop merupakan alat bantu yang menggunakan bahan
dasar tali yang sudah memiliki standar tersendiri seperti kernmantle statis dan webbing
sling. Tali yang dipergunakan harus sesuai dengan lisensi yang ada diantaranya EN,
ANSI, CE.
a) Bersihkan semua kotoran di permukaan Foot Loop menggunakan spons lembut yang
sudah dicelupkan ke dalam air biasa. Peras spons hingga tidak ada tetesan air, lalu
celupkan ke dalam sabun lembut. Bersihkan kembali permukaan Foot Loop
menggunakan spons tersebut dengan gerakkan bolak-balik sambil menekannya
dengan kuat. Basuh Foot Loop dan lap kering permukaan menggunakan kain lembut
dan bersih.
b) Keringkan Foot Loop, jauhkan dari kondisi ruangan dengan panas berlebih, paparan
zat kimia berbahaya, maupun sinar matahari langsung.
Penyimpanan
a) Area penyimpanan Foot Loop harus bersih, kering, dan bebas dari paparan gas
berbahaya, panas berlebih, sinar ultraviolet, dan zat kimia korosi.
b) Gantung Foot Loop dalam penyimpanannya
Sebelum kita bicara soal bagaimana teknis dari SRT itu sendiri tentu saja kita
harus tau alat apa saja yang diperlukan pada saat kita akan melakukan SRT. Alat-alat
tersebut mutlak kita bawa sebagai alat bantu dan pengaman kita untuk dapat melakukan
teknik SRT. Alat-alat itu antara lain:
1. Full Body Harness, harness ini adalah harness yang didesain secara khusus untuk
bekerja di ketinggian dengan sistem akses tali yang dilengkapi chest ascender.
2. Ascender, adalah peralatan yang digunakan untuk naik meniti tali, seperti Hand
Jammer, Croll, Gibs, Basic Jammer, Jummar dan lain sebagainya
3. Descender, merupakan peralatan yang digunakan untuk turun tali
4. Chest Croll, berfungsi untuk ascender pada full body harrness
5. Descender, berfungsi untuk alat bantu turun.
6. Mobile Fall Arrester, berfungsi untuk pengaman jatuh saat bergerak
7. Foot Loop digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan hand ascender.
Foot Loop ini dapat dibuat dari tali carmentel statis yang disimpul bowline
8. Setelah kita mengetahui alat-alat apa saja yang diperlukan untuk melakukan SRT,
berikutnya cara melakukan SRT. Sebelum kita melakukan SRT, kita pasang terlebih
dahulu satu set perlengkapan SRT dan personal equipment yang diperlukan untuk
bekerja di ketinggian dengan sistem akses tali. Setelah itu lakukan langkah-langkah
seperti berikut:
E. Carabiner
Secara definisi, carabiner adalah lingkaran tertutup yang dibuat dari bahan
aluminium alloy yang terhubung dengan pin atau screw gate. Sebelum masuk kepada
jenis-jenis carabiner, terlebih dahulu harus dipahami tentang bagian-bgian dari carabiner
itu sendiri. Berikut adalah gambar carabiner utuh:
Bagian-bagian Carabiner
• Gate
• Frame Ujung Atas
• Frame Ujung Bawah
• Spine Frame
Kekuatan Carabiner
Sebelum membahas kekuatan carabiner, harus dipahami terlebih dahulu tipe carabiner
secara umum (Europe Standard):
Tipe Carabiner
Tipe Carabiner
Tipe Carabiner
Untuk melihat kekuatan setiap carabiner (biasanya ada sedikit perbedaan nilai untuk
carabiner yang berbeda), dapat dilihat pada label yang ada pada setiap carabiner
tersebut. Untuk lebih jelas, bisa dilihat pada gambar di bawah ini:
xx pada gambar diatas adalah nilai kekuatan maksimal carabiner pada saat diberi
beban pada arah utama (beban diberikan dari frame ujung atas dan frame ujung
bawah), yy adalah beban maksimal yang bisa ditahan carabiner jika diberikan beban
pada spine frame dan gate sedangkan zz adalah beban yang bisa ditahan carabiner
ketika kondisi gate terbuka. Untuk lebih jelas, coba perhatikan ilustrasi dibawah ini:
Dari ilustrasi di atas, dapat dianalisa bahwa terjadi pengurangan drastis kekuatan
carabiner ketika diberi beban pada saat gate carabiner terbuka. Dari sini dapat
disimpulkan kenapa carabiner akan sangat berbahaya jika dalam kindisi gate yang
terbuka pada saat digunakan sebagai pengaman.
• Selalu jaga kondisi carabiner dari keretakan, penajaman bagian tepi carabiner,
goresan, korosi atau penggunaan yang terlalu berlebihan. Karena retak dengan
ukuran sehelai rambut pun akan mengurangi kekuatan carabiner hingga 50%.
• Periksa setiap gate carabiner, pastikan gate carabiner bisa membuka dengan mudah
dan menutup dengan cepat.
• Pastikan pin yang berperan sebagai as pada gate tidak ada yang bengkok atau
copot.
Jika ada salah satu carabiner yang tidak lulus dari pengujian di atas, jangan digunakan
sebagai pengaman. Jangan gunakan carabiner yang sudah pernah jatuh dari jarak yang
cukup tinggi, apalagi jika mengakibatkan bagian gate carabiner tidak berfungsi dengan
baik. Carabiner yang pernah jatuh, bisa mengakibatkan kerusakan yang cukup signifikan
namun masih terlihat dalam kondisi baik. Jika tidak yakin dengan kondisi carabiner yang
telah pernah jatuh, jangan digunakan.