Anda di halaman 1dari 16

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara kerja yang digunakaan dalam melakukan suatu
penelitian (Fathoni, 2011). Pada bab ini akan membahas tentang : 1) Strategi Pencarian
Literatur, 2) Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3) Seleksi Hasil dan Seleksi Studi.
1. Strategi Pencarian Literatur
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi dari hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel atau jurnal
yang relevan dengan topik dilakukan menggunakan database melalui Google Scholar,
Google Cendekia, dan Pubmed Central (PMC)
Pencarian literatur dilakukan dengan menampilkan 3 kata kunci berdasarkan
Medical Subject Heading (MeSH) dan dikombinasikan dengan Boolean operators DAN,
ATAU and TIDAK. Strategi pencarian ditetapkan sebagai (“ Kejadian Hipotermi ”
ATAU “Wagner) DAN (“Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Mandi Rendam Pada Bayi
Baru Lahir ”).
a. Framework yang digunakan
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS framework.
1) Population/problem , populasi atau masalah yang akan di analisis
2) Intervention , suatu tindakan penatalaksanan terhadap kasus perorangan atau
masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan
3) Comparation , penatalaksanaan lain yang digunakan sebagai pembanding
4) Outcome, hasil atau luaran yang diperolah pada penelitian
5) Study design, desain penelitian yang digunakan oleh jurnal yang akan direview
b. Kata kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean operator
(AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau
menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau
jurnal yang digunakan. Kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
“Kejadian Hipotermi ” AND “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Mandi Rendam
Pada Bayi Baru Lahir ”.
c. Database atau Search Engine
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan
dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa
artikel atau jurnal yang relevan dengan topik dilakukan menggunakan database
melalui google cendekia, google scholar dan Pumbed Central (PMC).
2. Seleksi Studi dan penilaian kualitas
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi Google Schoolar dan Wiley
online Library menggunakan kata kunci “Kejadian Hipotermi ” AND “Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Mandi Rendam Pada Bayi Baru Lahir ”, jurnal yang telah
ditemukan kemudian diskrining berdasarkan topik yang sesuai dan tahun penerbitan
jurnal, sehingga didapatkan 10 jurnal yang dilakukan review.
3. Hasil pencarian jurnal
N Author Tah Vol, Judul Metode Hasil Database
(desain, Penelitian
o un ang
sampel,
ka variabel,
instrument,
analisis)
1 Riska Putri 201 Vol Gambaran D. Hasil Scolar
Pratama pengetahua Penelitian penelitian
7 4
Sari n ibu nifas dengan menunjukan
No tentang metode bahwa
hipotermi kuantitatif Gambaran
2
pada bayi di pengetahua
Bidan S.Sampling n ibu nifas
Praktek jenuh tentang
Mandiri hipotermi
Ulik V. pada bayi di
Budiarti Independen Bidan
Gayam, :Tingkat Praktek
Sukoharjo, pengetahua Mandiri
n ibu nifas Ulik
Budiarti
Dependen : Gayam,
hipotermi Sukoharjo
pada bayi adalah
kurang
I. Kuisioner baik.

A.
Univariat
variabel
tunggal
2 Rika 201 Vol hubungan D. Hasil Scolar
Masitoh antara Penelitian Penelitian
7 3
pengetahua observation ini analisis
No n al analitik Spearman’s
ibu tentang dengan Rank
1
hipotermi rancangan diperoleh
dengan cross nilai ρ value
sikap ibu sectional sebesar
dalam 0,000 (ρ <
mencegah S.total 0,05).
hipotermi sampling Nilai
pada korelasi (r)
neonatus di V. sebesar
wilayah Independen 0,806.
kerja : hubungan Simpulan:
puskesmas pengetahua Terdapat
ngoresan n ibu hubungan
kota antara
surakarta Dependen : pengetahua
Sikap ibu n
dalam ibu tentang
mencegah hipotermi
hipotermi dengan
sikap ibu
I. Kuesioner dalam
mencegah
A.uji hipotermi
statistik pada
Spearman’s neonatus di
Rank wilayah
kerja
puskesmas
ngoresan
kota
surakarta

3 Sumiati 202 Vol Pengaruh D. penelitan Berdasarka Scolar


Malik Perawatan quasi n hasil
0 2
Nurhayati Metode experiment analisis
No Kanguru bivariat
(PMK) S. totaling dengan
2
terhadap sampling menggunak
Pencegahan an uji
Hipotermi V. paired t test
pada Bayi Independen menunjukka
Baru Lahir : Pengaruh n nilai
di RSUD Perawatan p<0,001,
Morowali Metode artinya ada
Kanguru perubahan
(PMK) suhu tubuh
bayi sesaat
Dependen : setelah
Pencegahan bayi
Hipotermi diberikan
pada Bayi treatment
Baru Lahir PMK.
I.
observasi

A. uji
paired t test
4 Listyaward 201 Vol Hubungan D. penelitan Hasil cendekia
hani Antara cross analisis
8 2
Pengetahua sectional menunjukka
No n dan Sikap n
Ibu tentang S.total Responden
1
Hipotermi sampling yang
dalam memiliki
Mencegah V. pengetahua
Hipotermi Independen n yang baik
pada Bayi : tentang
Usia 0 Pengetahua hipotermi
sampai 28 n dan Sikap sebanyak
Hari di Ibu tentang 32 orang
Wilayah Hipotermi (68,2%) dan
Kerja 33 orang
Puskesmas Dependen : (71,7%)
Magersari Mencegah memiliki
Kota Hipotermi sikap positif
Magelang pada Bayi dalam
pencegahan
I.kuisioner hipotermi
pada bayi
A. Uji usia 0
statistic sampai 28
Spearman’s hari.
Rank Analisis
Spearman’s
Rank
dihasilkan
nilai ρ value
sebesar
0,001 (ρ <
0,05). Nilai
korelasi (r)
sebesar
0,850.Terda
pat
hubungan
antara
pengetahua
n ibu
tentang
hipotermi
dengan
sikap ibu
dalam
mencegah
hipotermi
pada bayi
5 Pattola 202 Vol Efektivitas D. Hasil Cendekia
Arfan Nur penatalaksa deskriptif penelitian
0 5
naan imd analitik didapatkan
No untuk dengan X2> X2α
mencegah rancangan dengan
1
terjadinya cross hasil 97,34
hipotermi sectional > 3,841
pada bayi contingency berarti H0
baru lahir di ditolak da
upt S. Ha.
puskesmas purposive Kesimpulan
ulaweng sampling penelitian
ini adalah
V. terdapat
Independen hubungan
: Efektivitas antara
penatalaksa penatalaksa
naan imd naan IMD
dan
Dependen : kejadian
mencegah hipotermi
terjadinya pada bayi
hipotermi baru lahir di
pada bayi UPT
baru lahir Puskesmas
Ulaweng
I. kuisioner

A. Chi
Square
6 Nuli 201 Vol Asuhan D. penelitanObservasi Perpustak
Nuryanti bidan dan dengan asuhan aan
8 14
Zulala perawat metode bidan dan Nasional
No yang tepat Penelitian perawat
menguran kohort menggunak
1
gi risiko prospektif an checklist
kejadian the warm
hipotermi S. chain dari
pada bayi concecutive WHO.
baru lahir sampling Pengukuran
suhu axila
V. dilakukan
Independen pada menit
: Asuhan ke-30,
bidan dan menit ke-
perawat 60, jam ke-
yang tepat 6, jam ke-
12, jam ke-
Dependen : 24. Hasil
kejadian penelitian
hipotermi menunjukan
pada bayi asuhan
baru lahir perawat dan
bidan yang
I. Observasi tepat
menurunka
A. Chi n risiko 1,4
Square kali
kejadian
hipotermi
pada bayi
baru lahir
7 Paula Vivi 201 Vol Pentingnya D. Dari hasil Perpustak
Fridely Melakukan deskriptif penelitian aan
7 2
Pengukuran kuantitatif kejadian Nasional
No Suhu pada hipotermia
Bayi S. acidental yang terjadi
2
Baru Lahir sampling pada
untuk bayi yang
Mengurangi V. dirawat di
Angka Independen RSIA Budi
Kejadian : Kemuliaan
Hipotermi Pentingnya sebanyak
Melakukan 9 bayi (8%)
Pengukuran dan kasus
Suhu pada tidak
Bayi hipotermia
sebanyak
Dependen : 99 bayi
Mengurangi (92%).
Angka didapatkan
Kejadian dari 108
Hipotermi bayi yang
dirawat
I. observasi terdapat 8%
bayi dengan
A. Chi hipotermia
Square
8 Sri Banun 201 Vol hubungan D. cross Terdapat Cendekia
Titi 4 4 tingkat sectional 0,638 > R
Istiqomah No pengetahua tabel 0,439
1 n ibu nifas S. Random dan
paritas i Sampling signifikan
tentang 0,002 <
peranan V. 0,05 yang
perawatan Independen berarti ada
bayi baru : hubungan hubungan
lahir tingkat tingkat
dengan pengetahua pengetahua
kejadian n ibu n ibu nifas
hipotermi paritas I
Dependen : Tentang
kejadian peranan
hipotermi perawatan
bayi baru
I. kuesioner lahir
dengan
A. kejadian
Spearman hipotermi di
Rho RSAB
Muslimat
Jombang
9 Hilmy 201 Vol Pengaruh D. Cendekia
Dzakiyyah 5 11 inisiasi penelitian Hasil
Wildan No menyusu ini penelitian
1 dini menggunak menunjukan
terhadap an bahwa
kejadian Quasi Rata-rata
hipotermia experiment suhu bayi
Pada bayi baru lahir
baru lahir di S. total sebelum
puskesmas sampling dilakukan
sumbersari inisiasi
kabupaten V. menyusu
jember Independen dini sebesar
: Pengaruh 36,539oC,
inisiasi sedangkan
menyusu rata-rata
dini suhu bayi
baru lahir
Dependen : sesudah
hipotermia dilakukan
Pada bayi inisiasi
baru lahir menyusu
dini adalah
I. Kuisioner sebesar
37,255oC.
A. Paired Rata-rata
T-Test kenaikan
suhu,
dengan ini
maka ada
pengaruh
oleh
karena
tindakan
inisiasi
menyusu
dini di
Puskesmas
Sumbersari
Kabupaten
Jember
adalah
sebesar
0,716oC
1 Nancy 201 Vol Hubungan D.observati Hasil Perpustak
Febriana, 9 5 Antara onal analisis aan
0
Susihar No Pengetahua analitik Spearman’s Nasional
2 n Ibu dengan Rank
Tentang rancangan diperoleh
Hipotermi cross nilai ρ value
Dengan sectional sebesar
Sikap Ibu 0,000 (ρ <
Dalam S. total 0,05). Nilai
Mencegah sampling korelasi (r)
Hipotermi V. sebesar
Pada Independen 0,806.
Neonatus : Hubungan Simpulan:
Di Wilayah Antara Terdapat
Kerja Pengetahua hubungan
Puskesmas n Ibu antara
Ngoresan pengetahua
Kota Dependen : n ibu
Surakarta Mencegah tentang
Hipotermi hipotermi
Pada dengan
Neonatus sikap ibu
dalam
I. Kuisioner mencegah
hipotermi
A. uji pada
statistik neonatus
Spearman’s
Rank
PEMBAHASAN

A. Kejadian Hipotermi
Hipotermia adalah suatu kondisi suhu tubuh yang berada di bawah rentang

normal tubuh (Wiknjosastro, 2016). Saifuddin (2016) menjelaskan bahwa hipotermia

adalah suatu kondisi turunnya suhu sampai di bawah 30ºC.

Hipotermia memberikan berbagai akibat pada seluruh sistem dalam tubuh seperti

diantaranya peningkatan kebutuhan akan oksigen, meningkatnya produksi asam laktat,

kondisi apneu, terjadinya penurunan kemampuan pembekuan darah dan kondisi yang

paling sering adalah hipoglikemia. Pada bayi yang lahir dengan prematur, kondisi

dingin dapat menyebabkan terjadinya penurunan sekresi dan sintesis surfaktan, bahkan

membiarkan bayi dingin dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas (Prawiroharjo,

2017).

Menurut Purwaningsih (2017), Bayi yang telah mengalami hipotermi memiliki

risiko besar untuk terjadi kematian,sehingga ketika terjadi hipotermi maka tindakan

yang harus dilakukan pertama adalah hangatkan bayi dengan penyinaran atau

inkubator. Selanjutnya cara yang mudah dan bisa dilakukan oleh setiap orang yaitu

dengan metode kanguru, yaitu metode dengan memanfaatkanpanas tubuh dari ibu. Bayi

ditelungkupkan di dada ibu sehingga terjadi kontak langsung dengan kulit ibu. Untuk

menjaga kehangatan maka bayi dan ibu harus berada dalam satu pakaian atau bahkan

selimut, sehingga suhu bayi tetap hangat di dekapan ibu.

Bayi yang mengalami hipotermi biasanya akan mengalami hipoglikemia,

sehingga ibu harus memberikan bayinya ASI sedikit-sedikit tetapi sering. Bila bayi

tidak mau menghisap atau reflek hisapnya lemah, maka diberikan infus glukosa

10%sebanyak 60-80 ml/kg per hari.


Berdasarkan hasil penelitian Sumiati Malik (2020 ), dengan analisis bivariat

dengan menggunakan uji paired t test untuk melihat perubahan suhu tubuh bayi

sebelum dan sesudah dilakukan PMK, dari hasil analisis menunjukkan adanya

peningkatan suhu tubuh bayi. Hasil uji paired t test menunjukkan nilai p<0,001, artinya

ada perubahan suhu tubuh bayi sesaat setelah bayi diberikan treatment PMK.

Suhu lingkungan bayi sewaktu didalam kandungan sebesar 36°C-37°C dan segera

setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah.12

Segera setelah bayi dilahirkan suhu bayi baru lahir akan turun. Bayi yang masih basah

bisa kehilangan panas cukup banyak untuk membuat suhu tubuhnya turun sampai

sebanyak 2-4ºC.

Dalam keadaan basah maka bayi akan kehilangan sebagian besar panas tubuhnya

melalui penguapan (evaporasi) dari permukaan kulit yang basah, sentuhan tubuh bayi

dengan benda-banda yang dingin (konduksi), terpapar dengan udara disekitar

lingkungan (konveksi) atau sentuhan dengan benda-benda yang bersuhu lebih rendah

disekitarnya (radiasi). Jika bayi tidak segera diberi penanganan agar dapat

mempertahankan suhu tubuhnya akan mengalami hipotermi

B. Hubungan hipotermi dan Bayi baru lahir


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai

42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Prawiroharjo,

2017).

Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja

mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari

kehidupan kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin (Wiknjosastro, 2016).

Permasalahan yang sering dihadapi ibu setelah melahirkan dimana rendahnya

pengetahuan ibu dalam perawatan bayi baru lahir. Rendahnya pengetahuan ibu ditandai
dengan perilaku ibu yang tidak melakukan atau menjaga bayi baru lahir tetap hangat

sehingga menimbulkan kejadian hipotermi. Perilaku ibu yang selalu bersikap biasa saja

jika bayi mengalami kedinginanmerupakan masalah utama yang dapat mengakibatkan

bayi mengalami hipotermi. Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis

neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, gangguan nafas,

dan minum. Sehingga bayi usia 0 sampai 28 hari yang mengalami hipotermi

mempunyai resiko lebih tinggi dalam mendapatkan penyakit yang lebih berat dan

dimungkinkan kematian (Purwaningsih, 2017).

Hipotermi menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan kematian pada

bayi. Bayi yang terkena hipotermi dan tidak mendapatkan penanganan yang memadai

akan mengalami kerusakan pada bagian organ yang lain sebelum mengalami kematian.

Ketidakstabilan suhu tersebut disebabkan karenaproseskehilangan panastubuh, pusat

pengaturan suhu di hipotalamus belum sempurna, jumlahlemak subkutansedikit, rasio

luas permukaan terhadap berat badan yang besar, responsvasomotortidak stabil

sehingga tidakdapat berkonstriksi secara optimaluntuk memperlambatkehilangan panas,

produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang sedikit, sertaketidakmampuan

untuk menggigil (Kosim, 2016).

Hipotermi sendiri merupakan suatu kondisi saat tubuh mengalami penurunan

suhu yang dikarenakan oleh terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen serta suhu

ruangan yang menurun dan dapat mengancam keadaan bayi. Hipotermi pada bayi usia 0

sampai 28 hari merupakan kondisi saat bayi memiliki suhu tubuh di bawah 36,5ºC

(Saifuddin, 2018).

World Health Organization (WHO) (2018), memperkirakan hampir sekitar 98%

dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga

kematian itu terjadi pada periode neonatal dini dan 42% kematian neonatal disebabkan
infeksi seperti: sepsis, tetanus neonatorum, meningitis, pneumonia, dan diare (WHO,

2018).

Berdasarkan hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun

2018, AKN (Angka Kematian Neonatus) pada tahun 2018 sebesar 19 per 1000

kelahiran hidup. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018), menjelaskan bahwa

hipotermi menjadi salah satu penyebab kematian neonates di Indonesia dengan angka

kejadian 6,8%. Kematian akibat hipotermi berkaitan denganrendahnya pengetahuan dan

sikap dalam perawatan neonates (Riskesdas, (2018).

Menurut penelitian Nuli Nuryanti Zulala (2018 ), IMD (inisiasi menyusui dini )

yang merupakan salah satu bagian dari pencegahan hipotermi merupakan kunci

kesuksesan menyusui yang dipengaruhi oleh pengetahuan, motivasi dan sikap penolong

persalinan serta dukungan suami, keluarga, dan masyarakat. Keberhasilan melakukan

IMD 17,5 kali lebih besar pada ibu yang memperoleh dukungan dari bidan dan tenaga

kesehatan.

Hasil penelitian selanjutnya yang membahas tentang kejadian hipotermi yang

dilakukan pada bulan mei dari total 40 bayi baru lahir terdapat 19 bayi tidak hipotermi

dan 21 bayi yang hipotermi. Pada bulan juni dari 35 bayi baru lahir terdapat 19 bayi

tidak hipotermi dan 16 bayi hipotermi. Pada bulan juli dari 108 bayi baru lahir terdapat

99 bayi tidak hipotermi dan 9 bayi hipotermi. Kesimpulan pengukuran suhu secara

berkala terhadap bayi baru lahir sangat berpengaruh terhadap penurunan angka kejadian

hipotermi sehingga dapat menurunkan pula angka kesakitan dan kematian pada bayi

baru lahir (Paula, 2017).

C. Tingkat pengetahuan ibu

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan panca indera manusia yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga, yaitu proses melihat dan mendengar.

Konsep tentang Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar

menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2017).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca

indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba (Azwar,

2016).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang,

semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap

makin positif terhadap objek tertentu (Budiman, 2017)

Permasalahan yang sering dihadapi ibu setelah melahirkan dimana rendahnya

pengetahuan ibu dalam perawatan bayi baru lahir. Rendahnya pengetahuan ibu ditandai

dengan perilaku ibu yang tidak melakukan atau menjaga bayi baru lahir tetap hangat

sehingga menimbulkan kejadian hipotermi. Perilaku ibu yang selalu bersikap biasa saja

jika bayi mengalami kedinginanmerupakan masalah utama yang dapat mengakibatkan

bayi mengalami hipotermi. Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis

neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, gangguan nafas,

dan minum. Sehingga bayi usia 0 sampai 28 hari yang mengalami hipotermi

mempunyai resiko lebih tinggi dalam mendapatkan penyakit yang lebih berat dan

dimungkinkan kematian (Purwaningsih, 2017).

Sejalan dengan hasil penelitian Riska Putri Pratama Sari (2017 ), menunjukkan

Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi pada bayi di Bidan Praktek Mandiri
Ulik Budiarti Gayam, Sukoharjo, meliputi pengetahuan yang cukup terdapat 14

responden (56 %), yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 9 responden (36 %),

dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 responden (8 %) Hasil penelitian

menunjukan bahwa Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi pada bayi di

Bidan Praktek Mandiri Ulik Budiarti Gayam, Sukoharjo adalah kurang baik

Hasil penelitian dari Listyawardhani (2018 ), Ibu dari bayi usia 0 sampai 28 hari,

sebagian besar memiliki pengetahuan mengenai hipotermi dengan baik yakni terdapat

32 responden (68.2%). Sikap ibu dari bayi usia 0 sampai 28 hari di wilayah kerja

Puskesmas Magersari ini memiliki sikap yang positif dalam pencegahan terhadap

hipotermi yakni terdapat 33 responden (71,7%), Adanya hubungan yang bermakna

antara pengetahuan ibu tentang hipotermi dengan sikap ibu dalam mencegah hipotermi

pada bayi usia 0 sampai 28 hari di wilayah kerja Puskesmas Magersari Kota Magelang.

Terbukti dari hasil uji Spearman Rank dengan diperolehnya nilai dignifikan sebesar

0,001, hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna anta variabel. Adanya

korelasi positif yang ditunjukkan dengan nilai korelasi yaitu 0.850, serta dengan

kekuatan korelasi yang kuat.

Dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik 2

orang (8%), yang berpengetahuan cukup 14 orang (56%), dan yang berpengetahuan

kurang 9 orang (36%). Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam

penelitian ini adalah faktor lingkungan. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang

ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok Hal ini menyebabkan pola hidup yang berebeda dan

terjadi interaksi antar manusia sehingga mempengaruhi pengetahuan.


PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Mandi Rendam Pada Bayi Baru Lahir Terhadap Kejadian

Hipotermi Di BPM Sukatmi, S.ST Grogol Kabupaten Kediri. Semakin baik pengetahuan ibu

tentang hipotermi pada bayi maka akan mempegaruhi angka kejadian pada bayi bisa

berkurang atau tidak dapat terjadi sehingga perlu adanya minat baca yang bahkan mencari

berbagai informasi yang lebih untuk semakin lebih baik.

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut :

1. Bagi pihak rumah sakit sebaiknya memberikan berupa edukasi dini dan

demontrasi pada ibu hamil ataupun ibu nifas tentang kejadian hipotermi dan cara

pencegahannya pada bayi yang baru lahir.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan lebih

jauh lagi serta menggunakan uji yang berbeda sehingga didapatkan hasil yang

lebih signifikan.
REFERENSI
Listyawardhani. (2018 ). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Hipotermi
dalam Mencegah Hipotermi pada Bayi Usia 0 sampai 28 Hari di Wilayah Kerja
Puskesmas Magersari Kota Magelang. Semarang :poltekes kemenkes semarang
Pattola. (2020 ). Efektivitas Penatalaksanaan Imd Untuk Mencegah Terjadinya Hipotermi
Pada Bayi Baru Lahir Di Upt Puskesmas Ulaweng. Jurnal ilmiah kebidanan
Paula. (2017 ). Pentingnya Melakukan Pengukuran Suhu pada Bayi Baru Lahir untuk
Mengurangi Angka Kejadian Hipotermi. Jurnal ilmiah kebidanan
Riska. (2017 ). Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang hipotermi pada bayi. Akademi
Kebidanan Citra Medika Surakarta. Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan
Sumiati malik. (2020 ). Pengaruh Perawatan Metode Kanguru (PMK) terhadap Pencegahan
Hipotermi pada Bayi Baru Lahir. Palu : poltekes palu

Anda mungkin juga menyukai