Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES KELOMPOK

Proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi keperawatan komunitas yang


dilakukan bersamaan dengan masyarakat melalui pembentukan peer atau sosial
support berdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat (Sthanhope & Lancaster,
2004; Hitchock, Schuber & Thomas, 1999). Strategi proses kelompok meliputi Self
Help Group (Kelompok Swabantu), Support Group (kelompok pendukung) dan
Peer Group (Kelompok sebaya).

I. SELF HELP GROUP (SHG) Pada Kelompok Lansia di Desa Balongmojo

A. Pengertian
Pengertian self help group merupakan sekumpulan orang yang mempunyai
keinginan untuk berbagi permasalahan, saling membantu terhadap hal yang
dialami atau yang menjadi fokus perhatian bertujuan mengatasi masalah dan
meningkatkan kemampuan kognitif dan emosional sehingga tercapai perasaan
sejahtera.
Mutual help group atau self help group adalah grup komunitas baru dan
supportif yang berhubungan satu sama lain dalam jaringan sosial, memuaskan
oranglain yang membutuhkan yang berada dalam suatu lingkaran dan mereka
belajar bagaimana menghadapi pengalaman baru (Silverman, 1980 dalam Hunt,
2004).
Self help group bisanya berawal dan didirikan oleh orang-orang yang
mempunyai masalah yang sama, memberikan dukungan antar masing-masing
anggota dengan lingkungan yang saling mengerti dan aman.

B. Tujuan self help group


Tujuan self help groupdalam kelompok adalah memberikan support terhadap
sesama anggota dan membuat penyelesaian masalah secara lebih baik dengan
cara berbagi perasaan dan pengalaman, belajar tentang penyakit dan
memberikan asuhan, memberikan kesempatan caregiver untuk berbicara
tentang permasalahan dan memilih apa yang akan dilakukan, saling
mendengarkan satu sama lain, membantu sesama anggota kelompok untuk
berbagi ide-ide dan informasi serta memberikan support, meningkatkan
kepedulian antar sesama anggota sehingga tercapainya perasaan aman dan
sejahtera, mengetahui bahwa mereka tidak sendiri.

C. Prinsip Self help group


Pembentukan self help group harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Tiap anggota kelompok berperan secara aktif untuk berbagi pengetahuan dan
harapan terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi melalui
kelompok.
2. Sesama anggota saling memahami, mengetahui dan membantu berdasarkan
kesetaraan, respek antara satu dengan yang lain dan hubungan timbal balik
3. Self help group merupakan kelompok informal dan dibimbing oleh volunteer
4. Self help group adalah kelompok self supporting. Anggota self help group
berbagi pengetahuan dan harapan terhadap pemecahan masalah serta
menemukan solusi melalui kelompok. Pembiayaan untuk pelaksanaan
kegiatan ditanggung bersama kelompok
5. Kelompok harus menghargai privacy dan kerahasiaan dari anggota
kelompoknya.
6. Pengambilan keputusan dengan melibatkan kelompok dan kelompok harus
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan

D. Karakteristik self help group


Kelompok kecil berjumlah 10 -12 orang, homogen, berpartisipasi penuh,
mempunyai otonomi, kepemimpinan kolektif, keanggotaan sukarela, non politik
dan saling membantu. Anggota bisa membaca dan menulis serta berpartisipasi
penuh dalam kegiatan.

E. Aturan dalam self help group


Aturan dalam self help group adalah sebagai berikut :
1. Kooperatif
2. Menjaga keamanan dan keselamatan kelompok
3. Mengekspresikan perasaan dan keinginan berbagi pengalaman
4. Penggunaan waktu efektif dan efisien
5. Menjaga kerahasiaan
6. Komitmen untuk berubah
7. Mempunyai rasa memiliki, berkontribusi,dapat menerima satu sama lain,
mendengarkan, saling ketergantungan, mempunyai kebebasan, loyalitas, dan
mempunyai kekuatan

F. Pengorganisasian kelompok
1. Leader
Leader dipilih oleh anggota kelompok. Setiap anggota kelompok
bergantian menjadi leader. Tugas leader adalah :
a. Memimpin jalannya diskusi
b. Memilih topik pertemuan sesuai dengan daftar masalah bersama dengan
anggota kelompok
c. Menentukan lama pertemuan (60-120 menit)
d. Mempertahankan suasana yang bersahabat agar anggota dapat
kooperatif, produktif dan berpartisipasi
e. Membimbing diskusi dan menstimulasi anggota kelompok
f. Memberikan kesempatan peserta untuk mengekspresikan masalahnya,
berpartisipasi dan mencegah monopoli saat diskusi
g. Memahami opini yang diberikan anggota kelompok

2. Anggota kelompok
Anggota kelompok bertugas mengikuti jalannya proses pelaksanaan self
help group sesuai dengan yang kesepakatan kelompok dan leader. Anggota
kelompok juga harus berpartisipasi aktif selama proses kegiatan
berlangsung. Memberikan masukan, umpan balik selama proses diskusi, dan
melakukan simulasi.

3. Fasilitator
Fasilitator dalam kelompok ini adalah terapis. Tugas fasilitator
mendampingi leader, memberikan motivasi peserta untuk mengungkapkan
pendapat dan pikirannya tentang berbagai macam informasi. Memberikan
penjelasan , masukan dan umpan balik positif jika diperlukan.

G. Waktu pelaksanaan self help group


Waktu pelaksanaan sesuai dengan kesepakatan kelompok. Pertemuan
dilaksanakan seminggu sekali, seminggu dua kali atau dua minggu sekali
disesuaikan dengan kebutuhan kelompok. Alokasi waktu yang diperlukan
selama kegiatan adalah 60-120 menit.

H. Tempat pelaksanaan self help group


Tempat pelaksaanaan terapi ini menggunakan setting komunitas dapat
dilakukan dirumah salah satu keluarga, balai pertemuan, ataupun sarana lainnya
yang tersedia dimasyarakat.
I. Pelaksanaan self help group
Strategi pelaksanaan self help group terbagi menjadi dua tahap yaitu
1. Pembentukan self help group terdiri dari dua kali pertemuan: pertemuan
pertama menjelaskan tentang konsep self help group, pertemuan kedua dan
seterusnya melakukan role play lima langkah kegiatan self help group.
Kelima langkah kegiatan tersebut adalah:
a. Langkah I : Memahami masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah yang oleh
masing-masing peserta. Setiap peserta mengungkapkan masalah yang
dihadapinya. Pertemuan kedua dan seterusnya mendiskusikan kembali
apa ada masalah lain yang dialami oleh peserta. Hasil dari langkah
pertama adalah kelompok memiliki daftar masalah.

b. Langkah II : cara untuk menyelesaikan masalah.


Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi
bagaimana cara mengatasi permasalahan yang terjadi berdasarkan daftar
masalah yang sudah dibuat. Bila penyelesaian masalah tidak ditemukan
kelompok dapat meminta tenaga kesehatan atau orang yang ditunjuk
dan sepakati oleh kelompok untuk memberikan cara penyelesaian
masalah. Pertemuan kedua dan seterusnya kegiatan yang dilakukan
adalah mendiskusikan cara penyelesaian masalah yang lain, apakah ada
tambahan. Jika cara penyelesaian masalah tidak ditemukan dapat konsul
kepada ahlinya. Hasil dari langkah kedua adalah kelompok memiliki
daftar cara penyelesaian masalah.

c. Langkah III : Memilih cara pemecahan masalah


Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara
penyelesaian masalah yang ada dalam daftar penyelesaian masalah dan
memilih cara penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan faktor
pendukung dan penghambat dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Pertemuan ke dua dan seterusnya adalah mendiskusikan apakah ada cara
lain yang dipilih dalam mengatasi masalah. Hasil dari langkah ke tiga ini
adalah daftar cara penyelesaian masalah yang dipilih.

d. Langkah IV : melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah.


Kegiatan yang dilakukan adalah tiap peserta melakukan role play
(bermain peran) cara penyelesaian masalah yang telah dipilih.
Pertemuan ke dua dan selanjutnya melakukan role play cara lain yang
telah dipilih oleh kelompok. Hasil dari langkah ke empat adalah
kelompok memiliki daftar penyelesaian masalah yang sudah dilatih.

e. Langkah V : Pencegahan kekambuhan.


Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara – cara mencegah
kekambuhan, tanda dan tanda kekambuhan dan tindakan yang dilakukan
saat kekambuhan terjadi. Pertemuan kedua dan selanjutkan adalah
mendiskusikan tentang cara lain untuk mencegah kekambuhan dan
tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Hasil dari langkah
kelima adalah daftar cara mencegah kekambuhan dan tindakan yang
dilakukan jika kekambuhan terjadi.

2. Implementasi
Implementasi adalah penerapan kegiatan self help group. Implementasi
dilakukan sebagai upaya menjaga keberlangsungan kegiatan self help group
agar dapat mencapai tujuan pelaksanaan self help group itu sendiri.
Kegiatan yang dilakukan adalah: menyusun jadual kegiatan self help group,
menyusun topik setiap pertemuan, menyusun leader setiap pertemuan
(leader yang dipilih merupakan anggota kelompok itu sendiri, dan setiap
anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk menjadi leader),
melaksanakan lima langkah kegiatan self help group yang dimulai dengan
pembukaan, kerja dan penutup, mencatat kemampuan yang dimiliki oleh
kelompok, melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan kelompok.
Materi Rheumatik

1.1. Definisi Rheumatik


Rematik adalah orang yang menderita rheumatism (Encok), arthritis
(radang sendi) ada 3 jenis arthritis yang paling sering diderita adalah
osteoarthritis, arthritis goud, dan rheumatoid artirtis yang menyebabkan
pembengkakan benjolan pada sendi atau radang pada sendi secara serentak
(utomo.2005:60).
Penyakit rematik meliputi cakupan luas dari penyakit yang
dikarakteristikkan oleh kecenderungan untuk mengefek tulang, sendi, dan
jaringan lunak (Soumya, 2011). Penyakit rematik dapat digolongkan kepada 2
bagian, yang pertama diuraikan sebagai penyakit jaringan ikat karena ia
mengefek rangka pendukung (supporting framework) tubuh dan organ-organ
internalnya. Antara penyakit yang dapat digolongkan dalam golongan ini
adalah osteoartritis, gout, dan fibromialgia. Golongan yang kedua pula dikenali
sebagai penyakit autoimun karenaia terjadi apabila sistem imun yang biasanya
memproteksi tubuh dari infeksi danpenyakit, mulai merusakkan jaringan-
jaringan tubuh yang sehat. Antara penyakit yang dapat digolongkan dalam
golongan ini adalah rheumatoid artritis, spondiloartritis, lupus eritematosus
sistemik dan skleroderma. (NIAMS,2008)
Berdasarkan defenisi di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa penyakit
Reumatik adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh peradangan pada
persendian sehingga tulang sendi mengalami destruksi dan deformitas
sertamenyebabkan jaringan ikat akan mengalami degenerasi yang akhirnya
semakin lama akan semakin parah.

1.2. Jenis-jenis Reumatik


Ditinjau dari lokasi patologismaka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu rematik artikular dan rematik Nonartikular.
Rematik artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik
yang berlokasi pada persendian. Diantaranya meliputi arthritis rheumatoid,
osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik nonartikular atau ekstra artikular yaitu
gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya
bursitis, fibrositis dan sciatica (hembing, 2006 dalam Iwayan: 9)
Rematik dapat dikelompokan dalam beberapa golongan yaitu:
1. Osteoartritis.
2. Artritis rematoid.
3. Olimialgia Reumatik.
4. Artritis Gout (Pirai).

1.3. Etiologi
Penyebab dari Reumatik hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya Reumatik antara lain adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan
adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin
meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah
pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur
diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada
laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak
pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal
pada patogenesis osteoartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misal, pada ibu
dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan
anak- anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari
pada ibu dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya
terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya
osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari
pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang
Amerika asli dari pada orang kulit putih.Hal ini mungkin berkaitan
dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi
kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria.
Kegemukanternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi
yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan
atau sterno klavikula).

1.4. Tanda Dan Gejala Reumatik


1. Nyeri pada anggota gerak
2. Kelemahan otot
3. Peradangan dan bengkak pada sendi
4. Kekakuan sendi
5. Kejang dan kontraksi otot
6. Gangguan fungsi
7. Sendi berbunyi (krepitasi)
8. Sendi goyah
9. Timbulnya perubahan bentuk
10. Timbulnya benjolan nodul

1.5. Pencegahan Reumatik


1. Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri, sebaiknya berat
badan diturunkan, sehingga bila kegemukan mengakibatkan beban pada
sendi lutut atau tulang pinggul terlalu berat.
2. Istrahat yang cukup pakailah kaus kaki atau sarung tangan sewaktu tidur
pada malam hari dan kurangi aktivitas berat secara perlahan lahan.
3. Hindari makanan dan segala sesuatu secara berlebihan atau terutama segala
sesuatu yang mencetus reumatik. Kurangi makanan yang kaya akan purin
misalnya: daging, jeroan (seperti kikil), babat, usus, hati, ampela dan,dll.
PERTEMUAN PERTAMA

Tujuan Umum: Memahami tentang Rematoid astritis


Tujuan Khusus:
1. Memahami konsep Rematoid astritis
2. Memahami langkah-langkah kegiatan Rematoid astritis

Setting:
Hari/Tanggal : 26 Oktober 2020
Waktu : 09.00-11.00 WIB
Tempat : Balai desa Balongmojo

Alat:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen

Metode:
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Role Play

Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Doa
3. Memperkenalkan diri terapis dan peserta
4. Menanyakan perasaan peserta hari ini
5. Menjelaskan tujuan, waktu dan tempat
b. Kerja
1. Menjelaskan tentang konsep: pengertian, tujuan, prinsip, membuat beberapa
kesepakatan (nama kelompok, anggota kelompok) dan aturan
2. Menjelaskan 5 langkah kegiatan
a. Memahami masalah
b. Cara untuk menyelesaikan masalah
c. Memilih cara pemecahan masalah
d. Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
e. Pencegahan kekambuhan

c. Terminasi
1. Express feeling dan evaluasi pemahaman anggota tentang SHG
2. Rencana Tindak lanjut
3. Kontrak untuk pertemuan berikutnya
4. Doa
5. Mengucap salam

Evaluasi: Format Evaluasi


Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku
kerja masing-masing anggota
PERTEMUAN KEDUA DAN SETERUSNYA
Tujuan umum: Peserta melakukan 5 langkah Rematoid astritis
Tujuan khusus:
a. Identifikasi masalah
b. Mengetahui cara penyelesaian maslah
c. Memilih cara penyelesaian masalah
d. Melakukan cara penyelesaian masalah
e. Mengetahui cara mencegah kambuh

Setting:
Hari/Tanggal : 2 November 2020
Waktu : 09.00-11.00 WIB
Tempat : Balai desa Balongmojo

Alat / bahan:
Flipchart
Buku kerja dan pulpen
Spidol

Metode:
Curah pendapat
Diskusi
Tanya jawab
Role Play

Langkah-langkah:
a. Orientasi
1. Salam
2. Doa
3. Menanyakan perasaan anggota hari ini dan evaluasi rencana tindak lanjut
pertemuan sebelumnya.
4. Menyepakati topic permasalahan, tujuan, waktu dan tempat

b. Kerja
a. Memahami masalah
b. Cara untuk menyelesaikan masalah
c. Memilih cara pemecahan masalah
d. Melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah
e. Pencegahan kekambuhan
f. Memberikan pujian

c. Terminasi
 Express feeling dan evaluasi tentang masalah yang dipilih
 Rencana tindak lanjut
 Kontrak pertemuan selanjutnya
 Doa
 Mengucap salam

Evaluasi: Format Evaluasi


Dokumentasi: Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta ditulis pada buku
kerja masing-masing anggota

FORMAT BUKU SHG (self help group)


Tanggal Memahami Cara Memilih Cara Melakukan Cara Mencegah
Masalah Penyelesaian Penyelesaian Tindakan Kekambuhan
Masalah Masalah

Pencegahan Reumatik
1. Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri, sebaiknya berat
badan diturunkan , sehingga bila kegemukan mengakibatkan beban pada
sendi lutut atau tulang pinggul terlalu berat.
2. Istrahat yang cukup pakailah kaus kaki atau sarung tangan sewaktu tidur
pada malam hari dan kurangi aktivitas berat secara perlahan lahan.
3. Hindari makanan dan segala sesuatu secara berlebihan atau terutama segala
sesuatu yang mencetus reumatik. Kurangi makanan yang kaya akan purin
misalnya : daging, jeroan (seperti kikil), babat, usus, hati, ampela dll
DAFTAR PUSTAKA

Devito, J.A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Eds. 5. Jakarta: Professional Book.
Mansjoer, A. ( 2011). Kapita Selecta Kedokteran. Jilid 1 Edisi 3 Jakarta : EGC
Notoadmodjo, S. (2012). Metode penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineke
Riskesdas. (2016). Hasil Utama Riskesdas 2016 Jawa Timur.
Soumya Raychaudhuri, 2011. Approach to the Patient with Musculoskeletal
Disease. In: Coblyn, J.S., Bermas, B., Weinblatt, M., and Helfgott, S.,
Brigham & Women’s Experts’ Approach to Rheumatology. Jones & Bartlett
Learning.

Anda mungkin juga menyukai